Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Hai semua, di video kali ini kita membahas terkait apa sih itu farmakologi jadi teman-teman di bidang kesehatan ya baik itu farmasi, apoteker, dokter kemudian keperawatan, kebidanan juga tentunya akan mempelajari terkait dengan farmakologi Intro Apa itu farmakologi? Farmakologi berasal dari kata parmakon dan logos, yang artinya kalau logos adalah ilmu, parmakon itu adalah obat. Jadi farmakologi itu adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari semua hal terkait dengan obat.
Apakah berkaitan dengan aspek sifat kimianya obat, fisika, kemudian kaitannya obat dengan fisiologis tubuh. bagaimana nasib obat di dalam tubuh, bagaimana absorpsi obat, distribusi obat, kemudian metabolismenya di hati dan ekskresi atau eliminasi obat, baik itu melalui ginjal atau melalui pernafasan. Kemudian, farmakologi juga tentunya membahas terkait kadar suatu obat di dalam tubuh yang dapat memberikan efek terapetik.
Dan tentunya selain efek terapetik, obat juga nanti pada saat penggunaan yang tidak sesuai juga akan mengakibatkan efek toksik. Jika kita lihat sejarah farmakologi, itu bisa kita bagi menjadi dua periode. Yang pertama adalah periode kuno, mulai dari sebelum tahun 1700-an. Kemudian periode modern, yaitu pada abad 18-19 dan hingga sekarang ini, teman-teman dapat lihat bahwa pada periode kuno dulu, farmakologi itu meliputi suatu observasi yang dilakukan secara empiris, berdasarkan pengalaman, berdasarkan pengamatan, suatu penggunaan obat. Jadi kalau di Indonesia sendiri kita banyak mengetahui bahwa masyarakat mengenal bahwa secara turun-temurun dari nenek moyang, suatu tanaman ini memiliki efek tertentu, efek pengobatan tertentu.
Nah itu juga sudah ada sejak zaman dulu ya pada periode kuno sebelum tahun 1700. Kemudian juga dibuktikan adanya catatan pengobatan ya, yang terkenal itu di Cina dan Mesir. Secara lebih detail dapat kita lihat sejarah farmakologi ini dilihat dari periode kuno sampai periode modern. Yang pertama, bernurut Claudius Galen, seorang ilmuwan, dia menyebutkan bahwa adanya hubungan antara teori dan pengalaman empirik yang berkontribusi seimbang dalam penggunaan obat.
Kemudian menurut Theoprastus von Hohenheim, di sini statementnya sangat menarik ya, bahwa banyak masyarakat yang takut berobat karena takut minum obat. Banyak anemo masyarakat yang menilai bahwa obat pasti akan ada efek samping, atau obat itu racun. Nah, menurut Theoprastus von, dia menyatakan bahwa semua hal, semua benda itu ada racunnya. Nothing is without poison. Tapi yang membedakannya itu adalah dosis.
Jika kita menggunakan suatu senyawa kimia dengan dosis yang tepat, maka dia bukanlah suatu racun. Oke, berikutnya menurut Johan Jacob, dia adalah orang yang pertama yang memverifikasi atau menggunakan eksperimen suatu penelitian yang dia lakukan menggunakan hewan. Jadi ini sudah bagus juga perkembangan dari farmakologinya. Kemudian dari periode modern yaitu abad 18, Menurut Rudolf Bunken, dia menderikan perkembangan farmakologinya, dia menderikan The First Institute of Pharmacology.
Yang pertama di Tartu, Estonia pada tahun 1847, kemudian juga sudah ada pada tahun 1838 sampai 1921 itu, adanya Jurnal Farmakologi pertama. Dan ini terus berkembang sampai... Sampai di mana farmakologi itu awalnya dari tanaman, bisa dari tanaman, bisa dari hewan, kemudian diekstrak, diambil nyawanya, dipreparasi, teman-teman bisa lihat perkembangan penemuan obat ya. Kemudian nanti dari ekstrak tanaman tersebut ternyata ditemukan berbagai macam struktur kimia obat yang bisa dijadikan dengan obat di mana tanaman.
Ini popi itu bisa mengandung morfin, kodein, narkotin, dan papaverin. Nah di perkembangan modern ini akhirnya di ekstrak menjadi satu jenis obat sehingga mempunyai khasiat yang spesifik. Perkembangan farmakologi berikutnya itu setelah tadi adanya sampai abad 19 ya. Nah ini sampai akhir abad 19, obat-obatan berasal dari produk alam berupa tanaman baik kering ataupun segar, biasanya itu dikeringkan atau dirandam dalam alkohol, sehingga didapatkan senyawa ekstrak ya, ekstrak dari suatu tanaman yang mengandung senyawa kimia obat, nah itulah yang disebut dengan obat.
Kemudian obat itu disintesis lebih spesifik, isolasi dari tanaman, dan kemudian berkembang dilakukannya banyak uji-uji preklinik ya. baik pada hewan, pada secara in vitro, bisa secara in vivo, kemudian dilakukan uji klinik kepada manusia, dilakukan uji toksisitas, sehingga nantinya diproduksi secara besar dan dapat dipasarkan. Teman-teman dapat melihat pada bagian ini terkait dengan perkembangan ilmu farmakologi yang awalnya merupakan observasi empiris, kemudian adanya...
Farmakologi eksperimental ya, melakukan pengujian terhadap hewan, terhadap jaringan. Kemudian nanti farmakologi secara biokimiawi, adanya farmakologi molekuler, tingkat molekul. Kemudian ini juga dimanfaatkan, farmakologi biokimiawi, farmakologi molekuler. Kemudian juga ada namanya farmakologi klinik, yang artinya sekarang itu adalah pengobatan yang rasional, bagaimana. efek obat langsung kepada manusia itu dapat dilakukan secara saintifik.
Muncul juga perkembangan farmakoterapi yang artinya bagaimana penggunaan obat untuk pengobatan pada manusia atau pada makhluk hidup. Kemudian adanya farmakoepidemiologi, bagaimana perkembangan efek suatu obat pada suatu kelompok, pada suatu populasi. Ada juga lagi farmakologi sosial, ada farmakoekonomi, farmakogenetik. Jadi sangat banyak sekali ya perkembangan saat ini.
Kemudian juga ada yang namanya farmakovigilans. Karena perkembangan farmakologi tersebut sehingga muncul banyak cabang-cabang ilmu terkait dengan farmakologi. Nanti teman-teman akan juga belajar terkait dengan farmakokinetika obat, farmakodinamika obat, farmakologi molekuler, farmakoterapi.
Farmakologi klinik, topsikologi, farmakoepidemiologi, dan sampai nanti adanya farmakogenomik, farmakoekonomi. Baiklah, selanjutnya kita akan bahas terkait dengan apa itu obat. Obat itu merupakan semua zat, baik kimiawi, hewani, maupun abadi, yang dalam dosis yang layak dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit dan gejalanya.
Jadi berdasarkan dari definisi obat, kita dapat ambil kesimpulan bahwa tujuan pengobatan itu tentunya bisa untuk menetapkan diagnosis, kemudian adanya upaya preventif terhadap suatu penyakit berupa upaya pencegahan, kuratif obat dapat digunakan untuk pengobatan, rehabilitatif untuk pemulihan, dan promotif upaya untuk meningkatkan kesehatan. Kemudian teman-teman orang kesehatan perlu mengetahui bahwa obat yang tersedia itu bentuk sediannya apa saja dan bisa diberikan dalam bentuk atau rute seperti apa? Jadi yang pertama, bisa dalam bentuk liquid preparation atau dia dalam bentuk larutan ya. Jadi ada obat yang bisa diberikan dalam bentuk larutan, bisa berupa sirup, kemudian ada yang berupa tetes hidung, ada yang berupa tetes mata, kemudian ada juga yang berupa serbuk ya.
Serbuk yang nantinya bisa menjadi tablet, bisa menjadi kapsul, bisa menjadi tablet ever fashion, bisa menjadi kuete tablet, jadi suatu tablet yang dilapisi ya. Biasanya tujuannya suatu obat itu dilapisi, ada obat atau senyawa kimia yang nggak tahan terhadap pH lambung. Makanya dia perlu dilapisi, sehingga obat itu akan terlindungi dari asam lambung. Kemudian ada obat yang dia disalut untuk dilepas lebih lama, jadi obatnya bisa digunakan lebih lama tanpa frekuensi yang berulang.
Kemudian ini kira-kira pelepasan obat ya, kalau kita lihat. Ada kapsul, ada kuotit tablet itu tentunya. dia dilepaskan akan lebih lama.
Misalnya kalau kita ibaratkan kapsul, yang paling cepat ya, di sini sudah dilepaskan, dilihat waktunya, kemudian kalau kuatit tablet itu karena dia dilapisi, maka dia akan, waktunya pelepasannya akan lebih lama, karena memang targetnya tidak dilepaskan di lambung, tetapi misalnya di usus. Kalau kapsul with kuatit drug pellets, nah ini, seperti ini gambaran pelepasannya, jadi continue ya, dilepaskan dalam jangka waktu yang lebih lama ya. Kemudian metrik tablet, teman-teman bisa lihat di sini.
Kemudian selain sediaan larutan berupa sirup ya, tablet. Umumnya digunakan per oral, juga ada sediaan yang digunakan secara intravena. Ampul ini sebutan ampul, kemudian nanti bisa diinjeksikan ke intravena atau nanti bisa lewat infus atau yang dalam bentuk nebulizer, inhalasi, atau bentuk sediaan obat secara supositoria yang dimasukkan melalui dubur atau tabet vagina yang dimasukkan pada vagina.
Nah ini biasanya kalau untuk supositoria dan vagina itu, dia sangat sensitif terhadap suhu ya. Kalau suhunya lebih dari 35 derajat Celcius, maka obat akan melted, akan meleleh sehingga standar obat tidak terpenuhi. Biasanya obat-obat supositoria dan vagina itu harus disimpan dalam refrigerator atau dalam lemari es ya. Kemudian teman-teman bisa lihat juga bentuk sediaan topikal obat yang diberikan di permukaan tubuh, bukan dimasukkan secara oral atau diinjeksikan.
Jadi ada yang berbentuk pasta, ada yang berbentuk salep, dan ada yang berbentuk powder. Artinya targetnya itu adalah diberikan di permukaan tubuh. Suatu obat bisa digunakan. oleh orang banyak atau bisa dipasarkan dan diindustrialisasi, dibuat, diproduksi di pabrik, itu butuh perjalanan yang panjang.
Jadi tadi teman-teman sudah mengetahui bahwa suatu obat itu, suatu obat atau senyawa obat yang ditemukan dari suatu tanaman, diekstrak dari tanaman atau dari hewan, itu kemudian dilakukan dulu uji preklinik. Uji preklinik pada hewan, pada... Bisa secara in vitro, bisa secara in vivo.
Kemudian setelah itu jika terbukti efektif secara in vitro atau in vivo, baru dilanjutkan uji klinis atau disebut juga dengan clinical trial. Ada yang fase 1, diujikan pada sekelompok populasi, biasanya dalam jumlah yang kecil, jika terbukti efektif dan ditemukan aspek-aspek farmakokinetiknya. terkait dengan durasi obat, efek toksikologi suatu obat, maka dilanjutkan ke clinical trial fase kedua untuk menentukan safety, efikasi, dan dosis suatu obat tersebut. Dan kemudian jika sudah lolos untuk clinical trial fase kedua, maka akan dilanjutkan ke fase ketiga dengan kelompok pasien yang lebih besar. Dan jika telah memenuhi syarat sampai uji fase ketiga, maka suatu obat baru mendapatkan lolos izin untuk diindustrialisasi, disebut dengan clinical trial fase 4, disebarkan ke masyarakat.
Nah pada saat ini juga perlu dimonitoring apakah muncul efek samping terhadap obat yang digunakan. Hal terkait dengan perkembangan obat tadi, uji rilis suatu obat bisa digunakan, sama halnya dengan vaksin yang sekarang ini sangat viral dibicarakan, terkait dengan vaksin COVID-19. Jadi semuanya juga, vaksin-vaksin yang digunakan juga mengikuti.
semua tahap ya, jadi dari tahap preklinik, fase 1, fase 2, fase 3, fase 4, dan nanti dilihat post marketingnya, apakah muncul efek samping atau tidak terhadap vaksin yang digunakan. Berikut juga adalah gambarannya ya, jadi adanya uji preklinik, fase 1, fase 2, fase 3, dan nanti manufacturing di produksi secara... Secara besar dipabrik kemudian didistribusikan kepada masyarakat dan nanti dilihat efek sampingnya. Baglas yang dapat saya sampaikan untuk video kali ini dan berikut adalah referensi yang saya gunakan. Terima kasih dan Assalamualaikum Wr.
Wb.