Metode Jigsaw dalam Pembelajaran Kooperatif

Pendahuluan

• Kesulitan guru dalam menyampaikan materi banyak dalam waktu singkat.
• Peserta didik sering kali bersikap pasif dalam pembelajaran.
• Metode Jigsaw sebagai solusi alternatif.

Deskripsi Metode Jigsaw

• Ditemukan oleh Eli Aronson pada tahun 1971.
• Pembelajaran kooperatif di mana setiap peserta didik menguasai bagian materi dan mengajarkannya kepada kelompok.
• Setiap peserta didik diibaratkan sebagai potongan puzzle yang membentuk suatu kesatuan.

Tahapan Penerapan Metode Jigsaw

1. Pembagian Grup

   • Kelas dibagi menjadi beberapa grup (3-6 peserta didik).
   • Contoh: 30 peserta didik dibagi menjadi 6 grup dengan 5 peserta didik per grup.

2. Pembagian Bahan Pembelajaran

   • Bahan pembelajaran dibagi menjadi bagian-bagian kecil sesuai jumlah anggota grup.
   • Contoh untuk mengajarkan Pancasila berdasarkan jumlah sila.

3. Sesi Belajar Mandiri

   • Setiap peserta didik menguasai materi secara mandiri.
   • Tentukan waktu untuk sesi ini.

4. Sesi Diskusi Grup Ahli

   • Pertemukan peserta didik dengan anggota kelompok lain yang memiliki bagian pembelajaran sama (grup ahli).
   • Diskusikan hasil pembelajaran dan strategi penyampaian.
   • Tentukan waktu untuk sesi ini.

5. Sesi Group Jigsaw

   • Kembalikan anggota ke grup Jigsaw untuk berbagi hasil belajar.
   • Anggota lain membuat catatan dan memberikan pertanyaan.
   • Tentukan waktu untuk sesi ini.

6. Asesmen Formatif

   • Berikan asesmen di akhir sesi untuk mengevaluasi pemahaman materi.
   • Asesmen bisa berupa soal atau peta konsep.

Pertanyaan Umum

• Jika jumlah peserta didik tidak rata, tanggung jawab materi sulit bisa dibagi kepada dua peserta di grup yang lebih besar.

Penyempurnaan Metode Jigsaw

• Robert Slavin (1986) menambahkan cara penilaian.
• Nilai asesmen sebelumnya dinilai individu, kini dirata-rata untuk nilai grup.
• Peningkatan antusiasme peserta didik dalam memahami dan menyampaikan materi.

Penutup

• Selamat mencoba penerapan metode Jigsaw di kelas!