Para ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allah SWT Alhamdulillah pada kesempatan kali ini kita diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk sama-sama belajar dan topik yang akan kita bahas adalah tentang belajar dari kisah perjuangan Hajar bersama Ismail dalam menghadapi, yaitu bertawakal dalam menghadapi permasalahan karena kita tahu bahwasannya kehidupan di atas muka bumi ini Mengkonsekuensikan adanya ujian Siapa yang hidup dia pasti diuji Dan bahkan Allah memang menciptakan kehidupan dan kematian untuk diuji Ya, kata Allah SWT يَا أَيُّكُمْ أَحْسَنُوا عَمَلًا Yang menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji kalian Setiap yang bernyawa pasti diuji كُلُّ نَفْسٍ ذَا إِقَطُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَهُ وَإِلَيْنَ تُرْجَعُونَ Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian Dan kami menguji kalian dengan kesulitan Dengan kemudahan Dan kepada kamilah kalian akan dikembalikan Untuk Allah minta pertanggung jawaban Tentang bagaimana kalian menghadapi ujian tersebut Jadi sudah hal yang pasti Bahwasanya kita akan diuji Dengan berbagai macam ujian-ujian Baik harta Maupun kekurangan harta, kehilangan jiwa orang-orang yang dicintai, kemudian juga kadang-kadang dorong, terganggu kesehatan, sakit, dan banyak hal yang menjadikan seorang bersedih dengan ujian-ujian tersebut. Nah bagaimana sikap kita ketika menghadapi permasalahan, problematika kehidupan, menghadapi ujian-ujian yang Allah berikan, maka sikap yang paling utama adalah bertawakal kepada Allah SWT karena kalau kita bertawakal artinya kita menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya dan itu yang diajarkan oleh Nabi kita Nabi Muhammad SAW dalam segala gerak-gerik perjalanan kehidupan beliau beliau senantiasa bertawakal kepada Allah SWT bahkan beliau berkata Ya Hayu Ya Qayyum Bi Rahmatika Astaghif Fa Aslih Li Sha'ni Kullah Wa La Taqilni Ila Nafsi Torfata'in Ya Allah dengan rahmatmu lah Aku mohon pertolonganmu Fa Aslih Li Sha'ni Kullah Perbaikilah segala urusanku Wa La Taqilni Ila Nafsi Torfata'in Dan janganlah kau biarkan aku bertawakal kepada diriku Meskipun sekejap mata Yaitu jadikanlah diriku senantiasa menyerahkan Urusan hanya kepada engkau Lihatlah Nabi SAW mengajarkan kita untuk bertawakal Dalam segala hal Makanya, terdapati Nabi SAW keluar rumah bertawakal Bismillahirrahmanirrahim Sampai mau tidur Rasulullah SAW bertawakal Ya Allah, dengan engkau lah aku meletakkan lambungku Dengan engkau lah aku mengangkat lambungku Tawakal kepada Allah Ya dalam doa tidur yang lain Aku serahkan urusanku kepada engkau ya Allah Ya, dan demikianlah Dan kita semakin dituntut lebih bertawakal lagi ketika kita menghadapi ujian dari Allah SWT Yang itu pasti menerpa siapa saja tanpa pandang bulu Nah, kita pada kesempatan kali ini akan belajar dari sikap tawakal yang tinggi yang dicontohkan oleh ibu kita yaitu Hajar Ibu Nda Hajar yang sangat mulia yang mengajarkan bagaimana bertawakal kepada Allah SWT yang tawakal yang benar Yang kisah ini Allah singgung dalam Al-Quran Itu tentang sa'i antara sofa dan marwah Kata Allah SWT Inna sofa wal marwata min syairillah Sungguhnya bersa'i dari sofa ke marwah Adalah salah satu dari syiar-syiar Allah SWT Bagaimana disyariatkannya Sa'i tersebut Tidak lain karena kisah hajar yang bergeder Sofa ke marwah, marwah ke sofa yang Nabi SAW ketika menceritakan kisah ini Nabi SAW berkata, وَذَلِكَ سَأْيٌّ نَاسِ الْيَوْمِ Dan itulah kenapa orang sekarang bersa'i dari sofa dan marwah Kisahnya ma'ruf, kita akan sampaikan secara singkat Sebagai menjeritkan oleh Ibn Abbas RA dalam Sohya al-Bukhari Tentang kisah Hajar sampai akhirnya melakukan sa'i Nabi mengatakan, أَوَّلُ النَّاسِ Ittaqadha mintakan Umm Ismail atau Hajar Yang pertama kali mengambil mintak, mintak itu adalah kain yang diikat di pinggang adalah Hajar di Tuafiyah Asaroha ala Saharoh dia ingin pergi, maka dia biarkan kain yang terjulur di depan dia untuk menutupi bekas kakinya agar tidak dikejar oleh Saharoh kenapa Hajar mengejar, dikejar oleh Saharoh sebagaimana ma'ruf disebutkan bahwasannya Saharoh cemburu kepada Hajar Ya, ketika Nabi Ibrahim AS menikah dengan Sa'aroh puluhan tahun dan akhirnya tidak punya anak, kemudian Sa'aroh punya pembantu Hajar yang merupakan hadiah dari seorang Raja Mesir, Fa'akhdamaha Hajar yang Hajar adalah pembantu yang dihadiahkan Raja Mesir kepada Sa'aroh kemudian Sa'aroh kasihan melihat suaminya yang menikah sudah lama tidak punya anak maka dia seorang wanita solehah, maka dia berikanlah pembantunya kepada suaminya dengan harapan punya anak dari Hajar dan subhanallah ternyata benar Ibrahim menikahi Hajar dan akhirnya punya anak Ismail dan ketika Ibrahim punya anak Ismail melalui Hajar akhirnya Sarah pun cemburu, cemburu pada madunya padahal dia yang menyuruh suaminya untuk berbuat baik kepada suaminya dengan menikahkan, memberi pembantunya kepada suaminya namun ketika madunya memiliki sesuatu yang dia tidak miliki maka beliau pun cemburu Sarf adalah wanita yang sangat soleh Namun kondisi Menjadikan beliau cemburu Akhirnya dalam riwayat Dismin oleh Ibn Hajar dan yang lainnya bahwasannya beliau Sampai marahnya bersumpah untuk Melukai atau Melukai Hajar 3 di bagian tempat Tubuhnya, akhirnya disitulah Allah merintahkan Hajar untuk pergi Ditemani oleh Ibrahim Ditemani oleh Ibrahim Itunya Ini hanya sebab Allah punya kehendak lain, menghendaki agar Ismail tinggal di Hijaz, di Mekah, di Jazirah Arab. Ya tapi demikianlah skenario yang Allah buat, di mana Hajar akhirnya harus pergi sambil mengambil mintak, mengambil ikatan kain di pinggangnya, sehingga bekas kain tadi menutup jejak kakinya.
Kemudian dia pun pergi. Mungkin dia sudah pergi Jawa, akhirnya Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah untuk mengantar. Hajar, inilah mulai ujian dihadapi oleh Hajar. Berangkatlah Ibrahim menemani Hajar dari negeri Syam ke Mekah. Jaraknya kira-kira sampai 1200 kilo, cukup jauh sampai 1200 kilowan.
Maka dia pun pergi mengantar Hajar. Tentu dengan penuh kesedihan ya, sambil membawa putranya yang masih kecil Ismail. Kemudian sampailah, tiba di kota Mekah, maka Ibrahim pun meletakkan anak istrinya di sebuah lembah yang tidak ada apa-apa di situ, lembah yang gersang, tidak ada tertumbuhan. Kemudian Nabi Ibrahim AS memberikan bekal, cuma dua kantong, satu kantong isinya korma, satu kantong isinya...
air putih ya kemudian Ibrahim balik balik belakang menuju ke negeri Syam hanya demikian ya, sudah perjalanan jauh kemudian dia harus balik, ketika dia balik maka dikejar lah oleh istrinya Hajar tentu Hajar heran ya melihat kondisi suaminya yang dia tahu bagaimana sayangnya suaminya seorang nabi yang mulia, bagaimana mungkin seorang suami meninggalkan istrinya di tempat yang seperti ini Maka kemudian dia berkata kepada suaminya, Ya Ibrahim, Apakah engkau meninggalkan kami, meninggalkan istrimu dan putramu yang masih kecil, putra satu-satunya? Di lembah yang seperti ini, tidak ada manusia sama, tidak ada apa-apa, tidak ada air minum, tidak ada buah-buahan, tidak ada makanan, tidak ada hewan, tidak ada apa-apa di sini, tidak ada sesuatu pun. Ibrahim alaihissalam tidak menjawab, dia terus melangkakan kakinya.
Hajar terus mengejar Ibrahim. Ibrahim menghadap ke utara, tidak balik muka dan jalan terus. Hajar mengulangi lagi, Ya Ibrahim, ataturukuna bihadal wadi, alladhi laisa fihi insun wala shai'i, Wahai Ibrahim, kau tinggalkan kamikah disini?
Suatu lembah yang tidak ada apa-apa disini, tidak ada... manusia dan tidak ada apapun, Ibrahim tidak peduli sampai Hajar mengulangi berulang-ulang sampai terakhir baru Hajar kemudian bertanya dengan pertanyaan yang lebih jelas kata Hajar Allah amaraqa bihada Wahai Ibrahim, apakah Allah yang merintahkan kau melakukan ini? Kata Ibrahim, na'am Jadi perkaranya bukan Ibrahim bawa Hajar jauh-jauh untuk menyenangkan hati Sarah Bukan, perkaranya karena ini diperintah oleh Allah SWT.
Sarah cemburu kepada Hajar, salah satu sebab aja Allah punya rencana lain agar di Mekah kemudian jadi tempat pusat agama sedunia ini sekedar skenario Allah SWT yang jelas Allah yang perintah makanya Hajar ketika lihat suaminya melakukan tindakan yang tidak wajar bagaimana meninggalkan anak istrinya di tempat yang gersang seperti ini, maka Hajar berkata Allah amara kabihata apakah Allah yang merintahkan engkau na'am, kata Ibrahim, iya baru Hajar kemudian berkata, perhatikan ini kata-kata kunci yang menyelamatkan banyak orang dari permasalahan, jika dia bertakwa kepada Allah, kata Hajar إِذَا لَا يُضَيِّعُونَ Kalau Allah perintahkan engkau meletakkan kami di sini, kalau gitu Allah tidak akan menyanyikan kami. Allah tidak akan meninggalkan kami. Maka setelah itu dia langsung balik. Dia tahu tidak mungkin dia raih-raih suaminya tinggal barang sejam, dua jam, tidak ada. Ini perintah Allah.
Dia tahu bagaimana sikap suaminya yang taat kepada Allah. Abangun Allah perintahkan pasti jalan. Siapa yang ragu Ibrahim sangat sayang kepada Hajar? Dia ada yang ragu. Siapa yang ragu Ibrahim sangat sayang kepada puteranya yang sangat dia cintai, Ismail.
Putera satu-satunya. Yang dia nantikan kelahirannya puluhan tahun. Kelahirannya puluhan tahun, kemudian begitu lahir harus ditaruh di tempat yang jauh. Dibuang, kalau bahasa kita dibuang di tempat yang sangat jauh.
Kalau bukan perintah Allah, tentu dia tidak akan melakukannya. Tapi ini perintah Allah SWT. Ya, maka Hajar pun balik. Sudah, dia tidak bisa berbuat apa-apa, perintah Allah. Ibrahim jalan terus-jalan terus Sampai ketika dia tiba di suatu saniyah Saniyah itu tempat yang agak tinggi Haithulaya raunahu Tadkala Hajar tidak melihat dia lagi Maka dia balik Menghadap selatan Menghadap ke arah tempat yang akan dibangunkan Kaabah Kemudian dia mengangkat kedua tangannya Suma yadu'u biha'ulai al-kalimat Kemudian dia berdoa dengan doa-doa Yang Allah abadikan dalam surat Ibrahim dan seterusnya dia berdoa ya Rabb jadikanlah negeri-negeri yang aman dan jauhkanlah aku dan keturunanku dari menyembah berhala ya Rabbku sungguhnya berhala-berhala telah menyesatkan banyak manusia barang siapa yang ikut kepada aku maka dia bagian dariku dan barang siapa yang membangkang kepada aku sungguhnya engkau maha pengampun lagi maha penyayang Rabku, sungguhnya aku meletakkan anakku disini di sebuah lembah yang tidak ada tertumbuhan untuk menegakkan sholat فَاجَلْ أَفِدَتَ مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ jadikanlah hati-hati manusia condong kepada mereka وَارْزُكُهُمْ مِنَ السَّمَرَاتِ لَا اللَّهُمْ يَشْكُرُونَ berilah mereka berbuah-buahan agar mereka bersyukur sampai Nabi Ibrahim berkata doa, ya Rabbku jadikanlah aku dan keturunanku sebagai penegak sholat, kemudian Ibrahim pergi meninggalkan lokasi tersebut apa yang terjadi dengan Hajar dan Ismail Tidak mungkin dia mau telepon suaminya, tidak mungkin dia mau kontak suaminya, apalagi jarak jauh ya, dari Mekah ke negeri Syam 1200-1300 kilo.
Tidak ada sarana transportasi, sarana komunikasi, tidak seperti sekarang. Maka ketika Hajar ditinggal, maka dia pun makan dari korma yang merupakan bekal yang ditinggalkan oleh Ibrahim AS. Dia minum dari air yang ditinggalkan bekal, sampai akhirnya airnya habis. Kormanya habis.
Dari korma tersebut, dia menyusui anaknya. Ketika kormanya habis, air habis, maka air susu pun berhenti. Ketika air susu berhenti, maka dia tidak bisa lagi menyusui putranya.
Ketika putranya tidak mendapatkan asupan air susu ibu, maka dia pun menggeliat kesakitan. Menangis. Menggeliat Ismail.
Menggeliat, menggeliat. Hajar tidak kuasa melihat puteranya. Bagaimana seorang ibu melihat anaknya nangis dan tidak bisa berbual apa-apa.
Tidak ada makanan. Mau disuapin apa? Tidak ada. Isinya pasir meluluk semuanya. Semuanya tanah pasir.
Gersang. Mau kasih apa? Tidak ada apa-apa.
Tapi dia tidak putus asa. Dia punya kata kunci, إِذَا لَا يُضَيِّئُونَ Allah tidak akan tinggalkan kita kalau kita bertakwa kepada Allah. Maka Hajar pun berusaha, ikhtiar, kalau bahasa kita ikhtiar.
Maka dia pun pergi ke tempat terdekat agak tinggi yaitu bukit sofa. Maka dia naik di atas bukit sofa tersebut, melihat ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang. Apakah ada orang dia bisa minta tolong?
Ternyata tidak ada. Maka kemudian dia pun turun, ketika sampai di daerah yang agak landai, dia angkat sedikit roknya supaya dia bisa berlari. Kemudian dia sampai ke Bukit Marwah, sampai di Marwah dia lihat ke atas, ke kanan, ke belakang, ke kiri.
Lihat manusia tidak ada sama sekali. Kemudian dia pun turun lagi, terus sampai ke sofa. Ketika lewat tempat landai dia berlari, kemudian naik di sofa. Berlangkai sofa, Marwah, sofa, Marwah, sampai ketiga yang ketujuh di Marwah.
Maka tiba-tiba dia mendengar suara. maka dia pun berusaha mendengar dia mengatakan dengar suara itu, kamu diam dia berusaha konsentrasi diam ada suara dia bilang kau sudah mendengarkan suaramu kepada aku kalau kau punya pertolongan, tolonglah kami tiba-tiba Malaika Jibril datang Malaika Jibril datang ke arah Ismail yang sedang menggeliat, menangis maka maka Malaik Kajiril pun mukul dengan tumitnya atau dengan sayapnya ke tanah, maka keluarlah air zamzam, keluarlah air air yufur, keluar air ketika Hajar melihat air tersebut, dia khawatir ya, ini airnya nggak tahu keluar sampai kapan khawatir meluber habis, keluar ke tanah kemudian habis, ya dia nggak bisa minum akhirnya mulailah dia فَجَعَلَ تُحَوِّظُهُ maka dia pun membendung, membuat bendungan air tersebut supaya tidak meluber dia buat bendungan, buat bendungan sampai air tersebut berhenti Nabi SAW ketika menceritakan ini, Nabi komentar Nabi SAW berkata رَحِمَ اللَّهُ مُرَأَ رَحِمَ اللَّهُ أُمَّا إِسْمَعِيلُ Semoga Allah merahmati umuh Ismail, seandainya dia biarkan zam-zam akan menjadi sungai atau mata air yang mengalir. Kemudian Ismail hidup dan tumbuh berkembang sampai akhirnya menjadi seorang nabi kemudian berda'wah di Hijaz.
Sampaikan di sini cuma sepenggal kisah ini saja, karena kisah Ismail dan Ibrahim panjang lebar. Kita ingin saya pada titik bagaimana, lihatlah Hajar ketika menghadapi permasalahan yang sangat pelik. Permasalahan bukan permasalahan yang ringan.
Ditinggal oleh suami dengan jarak 1200 kilo, 1300 kilo, tidak ada kontak. Kemudian di tengah-tengah suasana tidak ada manusia sama sekali. Di suatu tempat yang kering, tidak ada makanan, tidak ada minuman, tidak ada buah-buahan.
Anaknya menangis-nangis. Tetapi, dia yakin bahwasannya Allah tidak akan meninggalkannya maka yang kita lihat bagaimana ikhtiarnya hajar dia naik ke atas bukit dan dia berusaha, dia tidak pasrah ya Allah, engkau Tuhanku aku sudah disini, aku nurut sama suami gimana lagi Allah, enggak dia berusaha, dia ikhtiar jadi ini namanya tawakal yang benar, tawakal adalah menyerahkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala, menyerahkan hati kepada Allah tapi sambil ikhtiar maka dia pergi ke bukit sofa, dan bukan cuma sekitar dua kali, sampai tujuh kali Sampai tujuh kali. Sampai tujuh kali.
Ketika sudah yang ketujuh, ya mungkin anaknya semakin nangis, semakin teriak, ya Ismail. Dia sampai tidak berani melihat anaknya. Disimpan, dia tidak berani melihat anaknya.
Karena takut, hatinya tidak kuat melihat tangisan anaknya. Kita tidak tahu apa. yang berkecamuk dalam hati hajar.
Tapi dia yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkannya. Kalau bicara tentang sebab, semua sebab sudah tertutup. Semua pintu sudah tertutup.
Namun pintu langit tidak pernah tertutup. Maka tetap berusaha, tetap ikhtiar. menggantungkan hatinya kepada Allah subhanahu wa ta'ala akhirnya datang pertolongan akhirnya datang pertolongan nah inilah bolak-baliknya hajar sampai tujuh kali kata Nabi SAW itulah kenapa orang-orang bersai sekarang nah ini kita ingat pelajaran kalau kita sedang melakukan umrah atau haji kita bersai kita ingat bahwasannya ya Allah tempat memohon pertolongan, Allah tempat bertawakkal dan tawakkal yang benar adalah bagaimana seorang berikhtiar Seorang yang berikhtiar Dan inilah tawakal yang dijaarkan oleh syariat Dan terlalu banyak dalil akan hal ini Baik dalam Al-Quran maupun dalam sunnah-sunnah Nabi SAW Yang namanya tawakal adalah menggambungkan antara Menggantungkan hati kepada Allah dengan ikhtiar Di antara dalil akan hal ini misalnya dalam Al-Quran Allah sebutkan tentang kisah Mariam Bagaimana Mariam bertawakal Ketika dia menghadapi kondisi yang sangat sulit Mariam, kita tahu dia adalah anaknya Imran Dan dia seorang wanita yang solehah Dan dia telah mengabdikan dirinya untuk beribadah kepada Allah SWT Maka dia mengambil tempat yang jauh untuk bisa beribadah Fokus ibadah kepada Allah SWT Tau-tau dia diuji dengan Allah mengutus Jibril AS Kemudian meniupkan ruh dalam rahim Mariam sehingga dia menjadi wanita yang mengandung dan ini sangat berat, bagaimana dia yang dikenal oleh masyarakat ketika itu Bani Israel mengenal dia sebagai wanita yang soleha dan dia menjauhkan diri, mengasingkan diri untuk beribadah ternyata pulang-pulang perutnya besar tentu orang-orang akan menuduh dia dengan tuduhan yang tidak baik dengan mengatakan kamu ini ternyata selama ini katanya ibadah ternyata berzina, apa kata dunia ya Ini ujian yang berat bagi seorang yang soleha, yang dikenal sebagai soleha, ternyata dia hamil.
Dan tidak mungkin dia bisa jelaskan, percuma dia menjelaskan. Orang tidak akan terima. Maka ketika dalam kondisi sakit, setelah dia mengandung selama 9 bulan, ketika waktu melahirkan, kata Allah, فَأَجَعَلْ مَخَاضُ إِلَى جِذِئِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُكَبْلَهَذَ وَكُنْتُ نَسْيَا مَنْسِيَا Saking berat yang dia hadapi, dia mengatakan, Seandainya saya mati sebelum ini Sebelum mengandung sebelum ini Seandainya saya itu dilupakan Tidak ada yang kenal, tidak ada yang tahu saya terlupakan Sekarang kondisinya berat Dia dikenal sebagai wanita yang soleh Ternyata mengandung, tidak ada bapaknya Sulit menjelaskan kepada masyarakat Tapi dia ketika melahirkan Disebutkan Maryam dalam kondisi haus Dalam kondisi lapar, dalam kondisi kesakitan maka dia pun pergi ke jizrin na'khlah ke batang pohon korma kemudian ada suara dari bawah dia mengatakan, malaikatnya mengatakan Nabi Isa ngomong dari dalam perutnya jangan kau bersedih wahai Mariam sungguhnya Allah telah Rabbmu telah menjadikan ada air yang mengalir di bawahmu untuk kau minum ya karena dia haus Kemudian dia lapar dan memelahirkan kata Allah atau kata sang anak وَهُزِي إِلَيْكِ بِيِّذٍ نَخْلَةٍ تُسَاقِتْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًا Maka andainya kau goyang itu pohon batang korma, nisya akan jatuh rutab-rutab Ini yang jadi perhatian kita bagaimana Allah mengajarkan kepada Maryam untuk berikhtiar Kalau tawakal jangan tanya, Maryam seorang alih ibadah Tawakalnya jelas, maksudnya dia serahkan hatinya kepada Allah. Tapi Allah meskipun akan menyolong dia, tapi Allah menyuruh dia untuk apa?
Untuk berusaha, diantaranya dengan berusaha menggoyang pohon korma. Dan kita tahu kalau dia berusaha menggoyang pohon korma, tidak akan bisa goyang pohon korma besar, dan dia dalam kondisi sakit, mau melahirkan, gimana mau goyang pohon? Kita laki-laki saja mau goyang pohon, nggak bisa. Kalau goyang dari atas, ataupun dari bawah, nggak mungkin. Mariam terduduk di situ, bagaimana cara dia menggoyang pohon?
Tapi Allah suruh goyang. Supaya apa? Supaya belajar bahwasannya namanya akibat itu butuh sebab, butuh ikhtiar.
Allah telah menurunkan sunnatullah, jadi ada sebab dan akibat. Maka akhirnya dia goyang, maka turunlah, jatuhlah, rotop-rotop dan dimakan oleh Maryam. intinya Allah menyuruh Maryam untuk berikhtiar demikian juga seperti kisah yang Allah sebutkan tentang Nabi Yaakub ketika menyuruh anak-anaknya untuk mencari Yusuf yang hilang dia mengatakan kata Yaakub Putera-puteraku kalau kalian masuk kota Mesir Jangan masuk dari satu pintu Tapi dari berbagai macam pintu Ini ikhtiar Karena kalau kalian masuk satu pintu Dengan tubuh besar-besar Pakaian yang berbeda dari penduduk situ Kalian akan terkena ain Atau kalian akan diganggu oleh orang jahat Maka masuklah kalian dari pintu yang macam-macam Tapi apa kata Yaakob? Ini sekedar ikhtiar, usaha Tapi saya tidak bisa membantu kalian sama sekali. Alayhi tawakaltu hukum cuman milik Allah.
Inil hukmu illa lillah. Hukum keputusan hanya milik Allah. Alayhi tawakaltu kubertawakal.
Wa alayhi faliatawakal mutawakil. Orang bertawakal hanya bertawakal kepada Allah. Tapi ikhtiar tetap dikerjakan. Ikhtiar tetap dikerjakan.
Inilah ikhwan yang dirahmati Allah SWT. Ikhtiar dengan menggantungkan hati kepada Allah. Ini sangat dibutuhkan ketika kita menghadapi permasalahan.
dua-duanya kita kumpulkan bagaimana kita menyandarkan hati dan bagaimana kita berikhtiar ada dua kelompok yang salah dalam hal ini kelompok yang hanya menyandarkan hatinya kepada Allah SWT tidak berikhtiar atau sebaliknya kelompok yang hanya berikhtiar berusaha tidak menyandarkan hatinya kepada Allah, dua-duanya kelompok yang salah Hanya menyentuhkan hati kepada Allah, tenang aja, tidak bisa. Ada hukum, namanya hukum sebab akibat. Yang Allah bikin hukum tersebut.
Seorang berusaha menjalankan hukum tersebut. Bukan dia hanya menyentuhkan hati, kemudian dia tenang. Ada masalah dihadapi.
Kalau kita lagi nggak punya ekonomi lagi, kita kerja. Jangan kita bilang, saya di masjid aja, nanti datang rezeki. Nggak, itu salah.
Itu namanya kamu tidak berikhtiar. Ikhtiar itu kamu berusaha sambil hati disandarkan kepada Allah. Itu ikhtiar yang benar.
Makanya, Nabi SAW mengatakan, لو أنكم تتوكلون على الله حق توكل إلى رزقكم كما يرزق طير Kalau kalian bertawakal dengan benar-benar bertawakal, maka Allah akan rezeki kepada kalian sebagaimana Allah berizeki kepada burung. Lihatlah burung. takdu himason wa taruhu betona burung terpergi di pagi hari dalam kondisi perut kosong balik dalam kondisi perut kenyang jadi burung yang hanya mungkin punya insting dan tidak berakal seperti manusia tapi dia bertawakal Dia bertawakkal dan dia berusaha. Dan dia berusaha. Dia berusaha terbang ke sana kemari cari makan, tapi hatinya bersandar kepada Allah SWT.
Makanya di antara hadis Nabi SAW ini pernah mengatakan, ada orang-orang mau surga, ya dukhulul jannah, akwamun af'idatuhum, mitlu af'idatil tayr. Kata Nabi SAW, sungguh masuk surga, ada sekelompok orang yang hati mereka seperti hati burung. Di antara tafsirannya, yaitu mereka bertawakal seperti burung bertawakal. Tapi lihat bagaimana tawakalnya burung. Tawakalnya burung cuma diam di pohon, tidak kemana-mana.
Jadi burung santai, nanti datang makanan sendiri, enggak, dia terbang. Dari pagi-pagi sudah terbang. Kadang kita subuh-subuh keluar dari masjid, dia sudah banyak burung berkicau satu dengan yang lainnya.
Sudah aktif. Mungkin dia sudah sholat malam. Kita baru bangun, mau jalan ke masjid, ngantuk-ngantuk. Burungnya sudah semangat. Subuh sudah, kemudian dia terbang dengan jarak yang jauh, bisa puluhan kilo untuk mencari nafkah buat anak-anaknya.
Dia tidak berakal seperti manusia, tapi instingnya mengajarkan untuk bertawakal, sendarkan hati kepada Allah dengan usaha. Usaha, hewan-hewan saja bertawakal. dengan ikhtiar.
Nah, diantara kesalahan, sebagian kelompok manusia hanya menyalurkan hati kepada Allah, tidak berusaha. Tidak berusaha. Ini diantara hal yang kita tidak disuruh demikian.
Kita disuruh menggabungkan berikhtiar dengan menyalurkan hati kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Contoh seperti kasus COVID yang kita lihat sekarang ini. Sebagian orang menganggap gak usah pedulikan Covid bahkan sebenarnya mereka mengatakan, mana Covid?
kita ke situ, kita ke Covid kita mau ke Corona, Subhanallah ini tidak ini kalau dibilang seperti ini, Islam mengajarkan demikian orang akan menang Islam dengan pandangan yang buruk, seakan-akan tidak mengaku adanya sunnatullah tidak mengaku adanya sebab akibat yang Allah bikin, ada hukum sebab akibat sama seperti mana singa, tidak perlu takut takut sama singa itu wajar tapi ingat hati kepada Allah SWT sampai saya pernah dengar wawancara wanita-wanita ISIS ditanya oleh sebagian orang, kenapa tidak takut sama corona kata wanita ISIS tersebut, enggak, corona enggak ada Nggak ada, hanya kena orang kafir aja Orang Islam, nggak Akhirnya ada yang bilang, itu orang Islam banyak yang kena juga Oh itu munafik yang kena Jadi dia punya seteran otak sendiri Sehingga Hanya Menyandarkan kepada Allah Dan tidak demikian Bukan demikian ya Bukan demikian cara Bertawakal Jadi seorang berikhtiar, Rasulullah mengajarkan ikhtiar Kalau ada penyakit menular maka jangan ke situ لا يرد الممسئل الممرض Janganlah onta yang sehat dibawa pada onta yang sakit Ini namanya usaha Kalau ada suatu kampung jangan ke situ Yang sudah itu jangan keluar Rasulullah ngajarin social distance Rasulullah ngajarin tentang lockdown Semuanya diajarin Islam, agama yang sangat logis Islam, agama yang sangat logis Artinya seorang berikhtiar Serahkan kepada Allah Jadi jangan hanya serahkan hati kepada Allah Tanpa berikhtiar Nabi SAW adalah seidul mutawakilin Orang yang paling bertawakal Tapi beliau berikhtiar, dalam segala hal beliau berikhtiar Lihat bagaimana dalam waktu beliau berhijrah. Ikhtiar tidak? Ikhtiarnya luar biasa.
Nabi SAW sampai sembunyi di Jabal Thur. Sampai tiga hari tiga malam. Ikhtiar.
Sampai agak menjauh. Harusnya ke Madinah itu ke arah utara. Dia malah ke selatan dulu selama tiga hari.
Sampai beliau menyewa penunjuk jalan yang kafir. Abdullah bin Uraikid. Sampai beliau melewati jalan pesisir pantai. Beliau juga tidak tahu jalannya. Harus ada penunjuk jalan.
Semuanya ikhtiar. Semua ikhtiar. Bukan cuma diam kemudian sampai ke Mekah kata sebagian orang. Allahu Akbar sampai ke Mekah.
Salat di Mekah sebagainya. Nabi SAW berusaha. Lihat bagaimana kalau perang, perang Uhud. Lihat bagaimana ikhtiar Nabi SAW.
Nabi punya mata-mata. Nabi ada yang kirim berita kepada Nabi ya bahwasannya orang musyrikin akan menyerang Nabi SAW kemudian musyawarah ini kan ikhtiar semua musyawarah jangan aja santai aja mau disini enggak tenang aja ada Allah enggak Nabi musyawarah dengan para sahabat gimana kita mau keluar atau di kota Madinah bertahan kemudian Nabi SAW pakai baju perang bahkan baju perang dua dirain tidak biasanya pakai satu dera satu baju lapis perang dua lapis perang Nabi pakai helm ya Nabi pasang strategi SAW bagaimana caranya ini semua ikhtiar Ya dalam perang hondak ketika Nabi tahu musuh 10.000 orang Pasukan kaum simen cuma 2.000 Secara kalau hadapan-hadapan gak logis Makanya bikin hondak Hondak dengan panjang sekitar 4 km Apa namanya Lebar lubang sekitar 4 meter Dalamnya sekitar 4 meter Dengan panjang berkilo-kilo Supaya apa? Supaya kuda tidak bisa lewat kuda musuh Ini semua ikhtiar Kalau sekarang orang mau punya anak, gimana maksudnya? Tenang, kalau Allah mau kasih anak, saya tidak nikah pun bisa.
Gimana caranya? Kalau mau punya anak, ya nikah, berhubungan, nanti bisa punya anak dengan izin Allah. Yang nikah aja pada nggak punya anak, apalagi kemudian, ah tenang, kita tawakal sama Allah. Nggak, Allah punya sebab dan akibat. Allah punya sebab hukum, sebab akibat.
Sampai semen lama mengatakan, lihat hukum, sebab akibat ketika Allah berbicara tentang ashabul kahfi. Kata Allah SWT, وَتَحْسَحْبُهُمْ أَيْكَرْضًا وَهُمْ رُكُودًا وَنُقَلِّبُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ Kau lihat mereka, kau sangka mereka, ashabul kahfi yang tidur 309 tahun, kau sangka mereka dalam kondisi terjaga, padahal mereka tidur. وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ Kami bolak-balikan.
badan mereka karena kalau mereka dibiarkan tidak bergerak-gerak, tidur pulas, khawatir darah mereka tergumpal, khawatir mereka tertutup dengan tanah tapi kalau mereka bolak-balik, enggak padahal Allah mampu buat mereka selamat tanpa harus bolak-balik tapi ada hukum sebab akibat yang Allah jalankan dibolak-balik Demikian juga, وَتَرَى الشَّمْسَ وَإِذَا تَقْرِدُوا ذَا تَشِمَالُ Jadi Allah masukkan matahari cahaya matri ke dalam mereka, sebagian cahaya matahari, sebab Allah menjelaskan untuk menjaga kelembaban, untuk menjaga macam-macam. Jadi intinya sebab akibat berjalan. Tadi Allah suruh Maryam untuk menggoyangkan, Yaakub menyuruh anak-anaknya untuk ikhtiar. Nah jadi ada sekelompok yang mereka hanya...
bersandar kepada Allah lupa untuk ikhtiar ini tapi ini sekelompok kecil kelompok kecil kebanyakan tidak demikian ya kesalahan yang kedua, kelompok yang justru sebaliknya benar-benar fokus kepada ikhtiar dalam bahasa kita sebab lupa untuk bertawakal kepada Allah dan ini lebih banyak daripada yang pertama semuanya hanya terpaku kepada usaha ya kalau bukan ke dokter ini tidak bisa sembuh, kalau bukan karena obat ini tidak bisa sembuh kalau tidak begini maka tidak akan selamat, selalu begitu lupa, kalau bukan karena sifulan saya tidak bisa kerja, kalau bukan karena bos saya tidak dapat rizki, dia lupa kepada Allah bosnya Allah yang menghargai semua, yang memudahkan dia untuk bisa sembuh, bisa menghadapi permasalahan bisa bertemu dengan orang baik, bisa bekerja di perusahaan tersebut, bisa ketemu dengan bos yang baik, bisa ketemu dengan tanda yang baik itu semua Allah yang bikin Tapi sebagian orang justru fokusnya kepada materi. Dia lupa dengan sebab untuk bergantung kepada Allah SWT. Untuk bergantung kepada Allah SWT.
Seperti kita cerita tentang masalah Corona. Corona ini. Sebagian orang fokus kepada pengobatan secara mati Benar itu bagus namanya ikhtiar Tapi jangan lupa sandarkan diri kepada Allah SWT Kita menghadapi Corona dengan berikhtiar tapi hati kepada Allah Tidak ada yang mengangkat penyakit ini kecuali Allah SWT, tidak ada yang bisa menjaga aku, kecuali Allah SWT tidak ada yang bisa menyelamatkan aku kecuali Allah SWT, itu harus ada jadi hati terus connecting kepada Allah SWT kalaupun terkena, kulla yusibana illa makatabu Allahulana, kalau terkena ya sudah ini sudah takdir Allah SWT, ada hikmah dibalikin tapi hati senantiasa kepada Allah SWT ini ada pun cuma terfokus pada materi sebab materi maka ini kesalahan nah, ikhwan dan akhwat yang terhormati kita kembali hajar ketika ada permasalahan yang pelik maka hajar bertawakal ikhtiar sambil mengendungkan hati dengan berkata Allah tidak akan meninggalkan kami nah bagaimana kita bisa menghadirkan perasaan dalam diri kita Allah tidak akan meninggalkan kita ini tidak gampang Tidak gampang seorang menggantungkan hatinya kepada Allah dalam permasalahan.
Makanya, perkara kedua yang harus diperhatikan, agar kita benar-benar bertawakal kepada Allah, mau tidak mau kita harus bertakwa. Karena tawakal berbanding lurus dengan ketakuan. Orang tidak bertakwa, sulit dia untuk bertawakal.
Sulit. Dia tidak bisa menipu hatinya. Hati ini tidak bisa kita kontrol. Sulit. Saya mau gantungkan, tapi tetap saja gemetar, tetap saja ketakutan, tetap saja waswasi.
Kenapa? Dia tidak bisa menipu hatinya. hatinya sudah mau diapain oleh karenanya seorang kalau ingin bisa menghadapi permasalahan agar tawakalnya tinggi, maka dia harus mendekatkan diri kepada Allah SWT kalau mendekatkan diri kepada Allah maka Allah akan mudahkan urusannya.
Maka, contoh yang saya sering sampaikan juga, bagaimana Allah memberikan contoh suatu permasalahan yang paling pelik yang dihadapi oleh seorang dalam kehidupan, itu permasalahan cerai. Allah sampai turunkan suatu permasalahan, surat khusus tentang masalah cerai وَمَنْ يَتَّقِي لَهَا يَجْعَلَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُكُ مِنْ حَيْثُ لَا يَهْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَلَ اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِهُ أَمْرِكُ وَدَجَعَلُ إِسْكُ لِشَيْءٍ قَدْرًا Kata Allah SWT, wahai orang beriman, wahai nabi, wahai orang beriman Jika kalian menceraikan istri kalian, maka ceraikanlah sesuai dengan aturannya وَاتَّقُوا اللَّهَ رَبَّكُمْ Bertakwalah kepada Allah dalam menceraikan Jangan usir istri-istri kalian dan jangan mereka juga keluar rumah mereka Kecuali mereka melakukan perbuatan yang keji inilah aturan-aturan Allah barangsiapa yang melampauinya maka dia telah mendalami dirinya kemudian kata Allah SWT kalau kalian tahan mereka kerujuk-kerujuk dengan yang baik kalau kalian cerai kan maka dengan cerai kan yang baik demikianlah nasihat yang Allah berikan ذَلِكَمْ يُؤَذُ بِهِ bagi siapa? مَنْ كَانَ يُؤْمِنَ بِلَهِ وَيَوْمِ الْأَخِرِ yang beriman kepada Allah di hari akhir وَمَا يَتَّقِ اللَّهِ جَاءَ لَهُ مَخْرَجًا barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan memberikan solusi وَيَرْزُكُهُ مِنْ حَيْثُ لَيَهْتَسِبْ Dan Allah akan memberikan dia rizik yang tidak sangka-sangka. وَمَنْ يَتَوَكَّرَ اللَّهِ فَهُوَاسِ Biar saya bertawakal, maka cukuplah Allah baginya. Lihat di sini Allah gandengan dengan taqwa, antara taqwa dengan tawakal.
Tidak mungkin orang bertawakal, kalau taqwanya tidak benar. Tidak mungkin, dia pasti seuldon sama Allah. Dia mungkin bertawakal, dia dosa-dosanya, dia melakukan, tidak bisa dia susah bertawakal.
Orang bertawakal dia harus serahkan kepada Allah dengan bertakwa. Kalau tidak bertakwa tidak bisa, sulit. Sulit, dia hanya ngomong saya bertawakal tapi sulit.
Jadi lihatlah Allah berikan contoh dalam surat. Atau bagaimana kondisi yang paling berat Di hadapi oleh seorang laki maupun wanita Ketika terjadi percayaan dalam rumah tangga Ini kondisi lebih berat daripada yang lainnya Orang bertengkar sama tetangga, bertengkar sama kakak dan adik Bertengkar mungkin sama yang lain Tapi kalau sudah sama isi kemudian siap bercerai sementara sudah bangun rumah tangga puluhan tahun, ada anak-anak, mungkin sebagian ada yang melakukan percerian sampai puluhan, sudah punya cucu, dan terjadi cerai padahal sudah punya cucu ini adalah perkara yang sangat berat nah bagaimana menghadapi masalah ini Allah cuma suruh bilang wa taqallaha rabbakum bertaqwa wa mayitawakallahi fahu hasil wa mayitakilai ja'alahu makhraj siapa yang bertakwa Allah akan solusi Dan Allah berikan izin yang tidak sangka-sangka. وَمَا يَتَوَكَّرَ اللَّهِ فَهُوَ سَبْحَى الْمُنِّي وَمَا يَتَوَكَّرَ اللَّهِ Siapa yang bertawakal, maka Allah cukup baginya.
Lihatlah kondisi sekarang, kebanyakan orang bercerai, tidak ada solusi. Pertikaian yang berkelanjutan antara bukas suami, bukas istri Jadi korban anak-anak Kesian betapa banyak janda-janda yang akibat perceraian yang tidak diperdulikan Betapa banyak suami yang sudah mencerai kan akhirnya kehidupan kacau Anak-anak yang tinggal kacau semua Aib terbongkar kemana-mana Kenapa? Karena keduanya ketika menghadapkan masalah tidak bertakwa Allah sudah jelaskan, ini perkara paling pelik Kalau kamu bertakwa, pasti ada solusinya, pasti Bukan cuma itu, Allah kasih rizki dari arah yang kau tidak sangka-sangka.
Allah bilang, di dalam kasus percerian, Allah mengatakan, siapa bertawakal Allah cukup baginya. Nah kalau kasus yang begitu berat seperti percerian, seorang bertawakal, seorang kemudian bertakwa akan diberi solusi, bagaimana dengan kasus-kasus yang lain? Dikarenanya, ikhwan dan ahwad yang matilah subhanahu wa ta'ala, ini pelajaran penting bagi kita. Kita akan mendahului banyak problematika dalam kehidupan kita.
Sekarang kita ada sedang corona, covid, kemudian juga mungkin sebagian ekonominya lagi jatuh banyak. Ya banyak pengusaha-pengusaha yang pusing zaman sekarang. Teman-teman yang punya restoran yang banyak juga gimana.
Dia tidak pusing pikir dirinya, dia kadang pikir pegawainya. Itu maksudnya, Ustadz gimana pegawai-pegawai? Saya harus berpikir keras. Muka sih mereka bisa gaji setengah bulan aja sudah luar biasa.
Bagaimana kalau kita nggak gaji? Kasian mereka punya anak-anak, punya istri. Berat ya.
Ujian berat. Ini ujian koran. Belum ujian-ujian lain.
Orang diuji dengan keluarganya, diuji dengan ekonominya, diuji dengan kesehatannya. Tapi solusi yang paling penting adalah bagaimana kita bertawakal kepada Allah SWT. Kita bertakwa dan bertawakal. Nggak mungkin Anda bisa bertawakal kecuali Anda meningkatkan ketakuan.
Maka dalam menghidap permasalahan apapun, yang pertama adalah serahkan kepada Allah. Segera berwudhu, kemudian sholat, angkat tangan minta kepada Allah SWT. Serahkan urusan kepada Allah.
Jangan gantungkan hati kita kepada sebab apapun. Sebab kita lakukan, ingat. Kita melakukan ikhtiar. Tapi jangan sekali-sekali gantungkan hati kita kepada sebab tersebut. Kita sakit, boleh kita telepon dokter, boleh.
Tapi enggak, hati hanya kepada Allah SWT. Obat oke, kita berusaha cari obat yang terbaik. Hati kepada Allah SWT. Tidak ada yang beri kesembuhan kecuali Allah SWT.
Tidak ada yang menyelamatkan kecuali hanya Allah SWT. Itu harus kita tanamkan. Ini kita ada masalah, tidak ada yang bisa mengeluarkan kita dari permasalahan dengan cara yang baik kecuali dengan Allah SWT. Hari-hari ini.
Banyak ya, saya ditelepon oleh beberapa akhwat yang kehilangan suami mereka. Kasihan ya. Saya cuma bilang kepada mereka, bertakwa kepada Allah. Kan ada solusi.
Ditinggal oleh suami, dalam kondisi sulit, anak-anak banyak misalnya. Tidak ada simpanan misalnya. Saya bilang bertakwa kepada Allah.
Nggak ada solusi. Mau harap siapa? Bertakwa kepada Allah. Mulai dari bertakwa, bertawakal kepada Allah. Nanti Allah kasih jalan.
Cepat atau lambat. Jadi dimulai dari takwa, takwa dan bersalah. Lihatlah umu Ismail Hajar.
Bagaimana Hajar sendirian, tidak ada siapapun, tidak ada tumbuhan, tidak ada manusia, tidak ada yang bisa dihubungi. Di tengah lembah yang gersang, orang terdekat saja jauh, Ibrahim jauh darinya. Tapi apakah tidak ada solusinya? Ada solusi.
Allah kirim solusi dari arah yang tidak diduga-duga ini adalah pelajaran yang kita ambil dan ini bukan hanya sekedar teori butuh praktek terakhir saya ingin sampaikan kepada rekan-rekan sekalian, bagaimana sih cara menemukan kita tawakal kepada Allah dan ini bukan suatu ilmu yang teoritis doang tapi dia harus praktek secara sederhana agar kita senantiasa bertawakal kepada Allah yaitu pertama adalah adalah berusaha selalu mengingat Allah. Orang yang selalu ingat Allah dalam segala hal, dia akan mudah bertawakal. Dia akan mudah bertawakal, selalu ingat Allah SWT.
Contoh paling mudah untuk menerapkan bagaimana selalu ingat Allah, berusaha untuk berdoa dalam segala kegiatan kita. keluar rumah berdoa, masuk rumah berdoa masuk pasar berdoa masuk masjid berdoa keluar masjid berdoa, masuk WC berdoa keluar toilet berdoa mau berhubungan dengan suami atau istri berdoa mau makan berdoa, habis makan berdoa Demikian, ketika sakit kita berdoa, kita terjaga di tengah malam kita berzikir kepada Allah SWT Jangan lupa zikir pagi petang Kalau anda senantiasa berzikir dan berdoa berarti anda bertawakal Karena ketika kita berdoa berarti apa? Kita menyerahkan urusan kepada Allah SWT Minimal ikhwan dan akhwat kalau kita lupa dengan doa doa tersebut, minimal kita bilang Bismillah Itu apa? Ya Allah aku serahkan ini dengan nama engkau aku melakukannya Lalu kita bilang Bismillah, berarti secara tidak langsung kita menyerahkan urusan kepada Allah SWT Inilah rekan-rekan hati Allah SWT sedikit yang disampaikan pada kesempatan kali ini Kita ini masih kurang takwa, masih kurang tawakal Tawakal kita masih rendah Kita masih sering terpukau dengan sebab-sebab duniawi Lupa mengantungkan hati kepada Rabbul Alamin Banyak masalah yang tidak tuntas Karena kita kurang takwa, kurang tawakal Kita mencari solusi hanya hanya sebab-sebab duniawi, lupa bahwa solusi akhirat lebih hebat daripada solusi duniawi.
Semoga dengan sedikit yang disampaikan ini, kita sama-sama bisa belajar bertawakal kepada Allah. Demikian apa yang saya sampaikan. Kulangin saya mohon maaf, bila kita berkali-kali.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.