Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirrahmanirrahim min rayan faq hadirin Allah mulia kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala atas nikmat yang berikan kepada kita nikmat yang tidak bisa kita hitung gak bisa kita sebutkan satu demi satu dan diantara nikmat tersebut adalah kesempatan untuk bertakarruf kesempatan untuk mendekat kesempatan untuk menghamba Dan yang semakin spesial lagi ya, Allah kasih tofi kita di bulan Ramadan. Di bulan Ramadan 1444 Hijriah ini, Allah kasih kesempatan kita untuk mendekat kepadanya, untuk beribadah kepadanya, untuk menambah pundi-pundi pahala kita, untuk menggugurkan dosa-dosa kita. Dan khususnya di awal Ramadan, karena awal Ramadan sangat penting hadirin sekalian.
Ketika Allah memberikan Taufiq kepada kita untuk bisa bertakarruf, bisa mendekat di bulan dimana setiap malamnya ada pembebasan dari siksa peneraka maka hadirin Allah mudahkan ini adalah kenikmatan yang begitu luar biasa kenikmatan yang tidak Allah berikan kepada setiap orang Dunia itu Allah berikan kepada orang yang Allah ridhoi dan orang yang Allah tidak ridhoi. Tapi akses, mendekat, lalu beribadah, bertakarruk, mendekatkan, lalu sujud, ruku. Khususnya di waktu yang sangat istimewa.
Allah gak akan berikan kepada... Setiap orang, hanya orang yang Allah ridhoi, Allah inginkan kebaikan untuk dirinya, itu yang akan dimudahkan. Nabi S.A.W. bersabda dalam masalah belajar, Barang siapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan buat dia paham dan mengamalkan agamanya.
Sehingga agamanya menjadi karakter bagi dia. Lihat, barang siapa yang Allah inginkan kebaikan? Tidak semua orang. Barang siapa yang Allah inginkan kebaikan?
Yufaqihu fiddin. Maka Allah akan buat dia paham dan mengamalkan agamanya. Sehingga agamanya menjadi karakter bagi dia.
Jadi Allah kasih dunia kepada orang yang Allah inginkan kebaikan dan orang yang Allah gak inginkan kebaikan. Orang yang Allah ridhoi dengan orang yang Allah gak ridhoi. Tapi kalau sudah dipahamkan tentang agama dan diberikan kemudahan untuk beramal. Sehingga agamanya menjadi karakter, maka itu adalah bukti Allah inginkan kebaikan buat diri kita.
Maka ini yang harus direnungkan terus dan direspon dengan syukur. Dengan syukur hadirin. Jika kalian bersyukur, aku akan tambah.
Dan syukur adalah syukur kepada Allah SWT. Lalu syukur kepada manusia. Lai syukurullah ma lai syukurun nas Gak bersyukur sama Allah Orang yang gak bersyukur sama manusia Oleh karena itu, hadirin yang semoga Allah muliakan Semoga Allah memberikan taufik kepada kita Untuk pandai bersyukur Khususnya di awal Ramadan Karena kalau kita pandai bersyukur Di awal Ramadan Allah akan Sambah Maka kita akan bagus nanti di pertengahan Dan nanti di akhir Dan akhirnya kita tutup Ramadan ini dengan Husnul Khotimah Atau penutupan yang baik Semoga Allah memberikan kita taufik untuk melakukan itu Amin Sebagai mana salawat dan salam Semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Alihi salatu wassalam Serta para keluarga Para sahabat dan orang-orang yang istiqomah Berjalan di bawah namun Sula beliau sampai hari kiamat kelak Amin Hadirin Allah muliakan. Kembali bersama Al-Imam Yahya bin Sharaf bin Muji Ibu Zakaria atau yang biasa dikenal dengan nama Al-Imam An-Nawi rahimahullahu ta'ala Kembali bersama Riyadus Salihin, salah satu karya emas beliau Rahimahullahu ta'ala, semoga Allah rahmati beliau Rahmati orang tua beliau, keluarga beliau, berahmati guru-guru beliau dan rahmati ulama-ulama kita dan seluruh kaum muslim ini manapun berada Hadirin ya Allah muliakan Kita masih berada di dalam bab Birul Wadidain dan kita masih membahas ayat-ayat yang disampaikan oleh Al-Imam An-An-Nawawi Rahimahullah Ta'ala dan kita masih berada di surat Luqman ayat 14 Dan ini adalah ayat terakhir yang Limam An-Nawawi sampaikan Rahimahullah Sebelum kita masuk ke hadith-hadith yang berkaitan dengan Dengan Birun Walidah Sekali lagi Allah berfirman Dan kami wasiatkan Dan perintahkan kepada manusia Untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya Akhirnya Ayah ibunya dan ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah di atas kelemahan. Lemah yang semakin bertambah dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bercukurlah kepada aku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada akulah tempat kamu kembali. Hadirin Allah muliakan. Allah sekali lagi subhanahu wa ta'ala wa jalla fi'ula mewasiatkan kita untuk berbakti kepada orang tua berbuat baik kepada orang tua biwa lidehi dan yang menarik setelah Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua lalu Allah memberikan salah satu alasan dan yang Allah tekankan adalah menyebutkan jasa ibu Menyebutkan jasa ibu Menyebutkan jasa wanita Dalam ayat ini Allah tidak Secara Nas atau secara Tekstual Menyebutkan jasa ayah Tapi Allah menyebutkan jasa ibu Ibu nya melahirkan Atau ibu nya mengandung dirinya Ibu nya mengandungnya Kelemahan di atas kelemahan.
Mulai dari kelemahan perimeter pertama atau fase pertama lalu fase kedua, fase ketiga, lalu kelemahan dan rasa sakit ketika kontraksi sampai akhirnya kita lahir. Wafi saluhu fi amain lalu disabeh Selama dua tahun atau setelah dua tahun Anishkulni Lalu Allah SWT mengingatkan kita Bersyukurlah kepadaku Wawalideik Lalu kembali Allah sebutkan dua sosok tersebut Dan kedua orang tuamu Ayahmu dan ibumu Ilayil musir Hanya kepadaku engkau kembali Hanya kepadaku engkau dikembalikan Sekali lagi, mengandungnya ibu kita gak bisa dipisahkan dari ayah kita. Lalu fase menyusui, sekali lagi juga tidak bisa dipisahkan dari ayah yang baik, ayah yang bijak. Karena kita sudah bahas tentang bab nafkah, bahwa suaminya harus mensupport dan memberikan nafkah istrinya ketika istrinya... Menyusui Namun sekali lagi jelas dalam ayat ini Secara penekanan Dan secara nas Allah SWT Menyebutkan dan menekankan Wanita atau seorang ibu Ibu Mengandung dirinya Dengan kondisi berat Dengan kondisi susah Kondisi letih, dan mungkin sampai detik ini walaupun kita sudah dewasa, sudah berusia, bahkan mungkin kita sudah punya anak juga, seringkali kondisi utuh ibu kita.
pada saat mengandung kita, itu tetap menjadi misteri bagi kita. Nggak semua rasa sakit beliau ceritakan, kalau memang beliau suka bercerita tentang masalah ini. Atau suka menceritakan kondisi dulu. Tapi apakah semuanya?
Seringkali tidak. Ada banyak rasa sakit yang belum sembunyikan. Ada banyak rasa sakit yang menjadi rahasia beliau saja.
Tidak beliau sampaikan. Tidak kepada kita, tidak kepada ayah kita. Hanya beliau yang merasakan. Hanya beliau yang menjalani.
Hadirin Allah muliakan, hamalatuhu umuhu wah dan ala wahan. Ibu mengandung dirinya dalam kondisi sulit di atas kesulitan. Hadirin Allah muliakan.
Ini menunjukkan sekali lagi betapa dimuliakannya wanita secara umum dan betapa dimuliakannya ibu secara khusus. Bayangkan, disebutkan Robul Alamin. Disebutkan Robul Alamin. Hadirin coba kita bayangkanlah.
Kita itu disebutkan sama guru kita, senangnya minta ampun. Beliau cerita tentang aku, senang banget kita. Senang banget.
Dan itu wajar. Kita disebutkan oleh bos kita di kantor, kita senangnya minta ampun. Gue tadi jalan sama bos, bos lo itu, kenalkan ya. Dia tuh cerita, lo tuh performnya bagus lah.
Wih senang kita deh. Disebutkan sama bos kita. Disebutkan sama atasan kita. Jangan kan atasan, pun disebutkan sama rekan kita aja.
Padahal satu level di kantor. Gitu lah. Eh, gue ketemu temen-temen lo tuh kemarin.
Ternyata temen-temen lo tuh temen SMA gue semua ya. Oh, mereka tuh sepakat. Muji lo gitu.
Oh, seneng kita. Seneng. Gitu berharap masuk ke dalam sabda nabi Tilka ajiro bushrol mu'min Seorang mu'min ketika dipuji oleh manusia Yang mereka tidak berharap Mereka tidak berharap Mereka tidak menginginkan Tapi dipuji maka itu kabar gembira Kira Allah segerakan sebelum Allah akan kasih surga di hari kiamat kelak. Orang itu senang di ini. Kalau bagaimana yang mengangkatnya, yang menyebutkan jasanya, yang mengingat perjuangannya, yang menyampaikan kerja kerasnya adalah rohnya subhanahu wa ta'ala.
Penciptanya subhanahu wa ta'ala. Bagaimana yang memuji-muji dan mengingat jeripayanya adalah pemilik surga, Subhanahu wa ta'ala. Wanita kyaumidin, pemilik dan rajanya hari kiamat. Bukankah ini sebuah reward yang luar biasa? Maka, apakah tepat?
Bahwa agama Islam itu mendeskriptikan wanita, mana anda mendeskriptikan hadirat? Ini diangkat. Ayah gak disebutkan dalam ayat ini. Ayah gak disebutkan.
وَوَصَيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ Kami wasiatkan, kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Orang tua, ayah harus disikapi dengan baik. Tapi yang disebutkan dan diangkat jasanya, yang diangkat perjuangannya, Ibu Hamalat hu umbuhu.
Wahnan ala wahan. Hufi soluhu fi amain. Ini semua kerjaannya Ibu Effortnya Ibu Ibu yang ngalamin langsung.
Ibu yang berjuang langsung. Tadi itu disebutkan oleh Allah SWT. Ini kan luar biasa ya. Pendalilan secara mafrum sekali lagi.
Secara tersirat bagaimana Allah mengangkat wanita. Dan bagaimana memberikan pesan kepada kita laki-laki untuk menghargai istri kita. menghargai wanita secara umum dan para ibu secara umum dan ibu kita secara khusus anda berani merendahkan sosok yang diangkat oleh robbul alamin subhanahu wa ta'ala anda berani merupakan jasa seseorang yang jasa itu diangkat oleh robbul alamin subhanahu wa ta'ala anda berani meramehkan Sebuah pencapaian, yang pencapaian itu diangkat oleh Rabu'l-Alamin subhanahu wa ta'ala.
Ada orang yang menghargai perjuangan wanita ketika hamil, ketika mengandung. Anda itu siapa? Rabu'l-Alamin itu menyebutkannya di dalam kitab suci. Rabu'l-Alamin berfirman tentang proses itu, proses kehamilan.
Wahnan ala wahad, dan benar-benar, dan gak diremehkan sama sekali. Diangkat, wahnan ala wahad. Kalau gak mengatakan, biasa itu, semua wanita juga hamil. Gak ada yang perlu dibahas lah. Biasa, ya wanita ya hamil.
Sakit-sakit kecil, kayak dikigit semut. Kan gitu ya bahasa kita kalau dulu meremehkan. Gak ada apa kita dengan semut.
Kaya digigit semut, semua kaya digigit semut, disuntik kaya digigit semut, cabut gigi susu kaya gigit semut. Subhanahu. Dan jelanja semut tuh luar biasa, lihat sekali.
Jadi sunat kaya digigit semut, sunat tuh gigit semut, subhanallah gigit semut sunat. Tapi semua gigit semut ya. Tapi sekarang udah gak ada lagi.
Masya Allah, udah berdamai nih kan semua. Jadi hadirin Allah muliakan. Nggak, Allah nggak remehkan.
Biasa itu perempuan. Perempuan ya jadi perempuan ya hamil lah. Nggak ada yang perlu dibanggakan lah. Semua juga demikian. Jangan hiperbola lah.
Jangan manja lah, woy para ibu jangan manja lah, Allah gak berfirman demikian Lihat bagaimana firman Allah SWT Hamalatuhu ummuhu, wahnan ala wahna Diangkat benar-benar, eh jangan ada yang meremehkan, ini berat Dan lihat bagaimana para ulama menerangkan gitu Masyakka, juhat, syidda Yang ulama hadir sekali ya Menjelaskan firman Allah itu kepada kita Ini berat loh kata para ulama Ini sulit Dan lihat kata siapa Laki-laki itu kerjanya merendahkan wanita Menganggap remeh wanita. Ya, kalau laki-laki itu nggak beriman. Kalau nggak bertakwa. Tapi kalau laki-laki itu beriman.
Kan para ulama menjelaskan. Dan ada yang menjelaskan tentang bagaimana jasa-jasa ibu itu laki-laki. Ini menunjukkan bagaimana wanita itu dimuliakan.
Wanita itu dihargai. Dan jerih payahnya gak dilupakan. Disebutkan.
Dan ini lebih berharga. Disebutkan di dalam kitab suci. Yang dijaga langsung oleh Allah Ta'ala.
Kita dapat piagam. Mungkin lima tahun kemudian rusak piagam. Kita dikasih sertifikat, setelah berapa tahun dimakan raya, sertifikatnya hilang. Pas banjir, kerendam, udah hilang.
Tapi di dalam Al-Quranul Karim. Di dalam Al-Quranul Karim. Allah yang langsung menjaganya Bukankah Allah berfirman hadirin sekalian dalam Surah Al-Hijrat 9 Inna nahnu nazalna zikra Dan sunyil kami yang menurunkan Al-Quran Wa inna lahu lahafidhun Dan kami yang Langsung menjaganya. Pasti kami jaga. Sampai detik ini kita baca ayat tersebut.
Nggak ada yang dirubah sama sekali. Kali karena itu hadirin. Ini hal penting untuk kita renungkan.
Pentingnya kita memuliakan wanita. Memuliakan para ibu, para bumil, para ibu menyusui secara umum dan ibu kita secara khusus. Dan itu harus kita tanamkan. Karena banyaknya KDRT, banyaknya penganiayaan kepada wanita, pelecehan kepada wanita, banyaknya pemukulan kepada wanita.
Karena value ini nggak ditanamkan di dalam hati. Dan kita lupa mendidik anak-anak kita, khususnya anak laki-laki, bahwa salah satu tugasnya dalam kehidupan adalah menjaga wanita, menyayangi, memuliakan. Dan setiap kita harus ingat bagaimana perjuangan mereka. Robnya saja, Subhanahu wa ta'ala menyebutkan itu. Itu berat.
Dan bagaimana ketika kita mengerjakan sesuatu hal yang berat, lalu ada seseorang yang jago dan terbukti sukses dalam mengerjakan hal tersebut. Ini jago banget lah ya. Terus ketika melihat kita berjuang babak belur, kesulitan, mungkin lagi terjatuh, lalu melakukan kesalahan, terus sosok itu mengatakan, jangan, tolong sabar, jangan nyerah. Saya tahu itu berat, berat.
Yang kamu kerjakan itu berat memang. Tapi insya Allah kamu bisa. Tanya pada orang, gimana perasaan kita pada saat itu? Lalu bandingkan dengan nasihat misalnya, ah gitu aja, itu mah gampang, itu kecil, itu ringan. Mana kalimat yang lebih menancap dalam diri kita atau menimbulkan sesuatu positif dalam diri kita?
kita akan mengatakan yang pertama dan kita merasa oh iya ternyata bukan aku aja yang merasa berat ya ternyata bukan aku aja yang merasa ini tuh susahnya minta pun dia aja udah jago begitu mengatakan ini berat berarti wajar berarti aku harus berjuang tapi kalau kalimat yang kedua kita akan mikir ini mudah Berarti aku bodoh banget ya. Aku tuh kayaknya lemah, emang gak berbakat, dan segala macam. Karena aku merasa setengah mati, orang bilang itu mudahnya minta ampun.
Saya bilang, enggak, enggak, enggak. Ini jelas gak mudah. Gak mudah.
Saya tahu itu. Saya pernah ngelewatin itu. Susah. Tenang aja, kamu harus bisa.
Itu perasaan di dalam hati itu beda. Nah ini bagaimana kalau Robul Alamin, Allah SWT mengatakan, wahlan ala wahan. Berat itu, berat. Gimana perasaannya bagi seorang wanita mendapatkan kalimat seperti itu dari Al-Qadir yang maha berkuasa. Yang kalau mengingat sosa tinggal mengatakan kun Faya kun Terjadi maka terjadilah Baiklah kamu ingin sesuatu Allah bilang kun Terjadi maka terjadilah Rafful alamin Yang punya kemampuan itu mengatakan Wahnan ala wahan Sekali lagi ini Sebuah Sebuah spirit bagi Wanita Sebuah semangat bagi para bumil dan ibu yang menyusui dan ini pesan tersirat bagi para laki-laki untuk menghargai dan memuliakan wanita menghargai dan memuliakan para ibu secara umum dan ibunya secara khusus Allah Ta'ala bisa semoga bermanfaat dan semoga kita tahu bagaimana memuliakan sosok yang dimuliakan oleh Allah SWT dan menghargai sosok-sosok yang dihargai oleh Allah SWT dan semoga Allah memberikan tafih kepada kita untuk beramal di bulan Ramadan ini dan semoga kita bisa menjalani Ramadan ini dengan maksimal dan penuh keberkahan Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih.