Transcript for:
Peran Perbankan dalam Pembangunan Ekonomi

Intro Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di segala bidang, pemerintah membutuhkan dukungan dari perbankan sebagai salah satu sektor yang mampu menggerakkan perekonomian. Nah seiring dengan pesatnya perkembangan sektor perbankan, bank umum maupun bank pembangunan, daerah harus tetap berinovasi dan berkompetisi agar memiliki daya saing baik di tingkat nasional maupun di tingkat global. Nah berbagai produk dan jasa yang dikeluarkan oleh perbankan berpotensi menjadi instrumen pembiayaan pembangunan yang membutuhkan pendanaan tentu saja dalam jumlah besar.

Pertanyaannya bagaimana perkembangan perbankan saat ini di Indonesia dan sejauh mana kontribusinya terhadap pembangunan dan perekonomian terutama pembangunan daerah akan kita bahas dalam Insight kali ini. Bersama saya Desi Anda. Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mendorong perbankan untuk lebih efisien, sehingga dapat lebih berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Efisiensi perbankan dapat dilakukan dengan menerapkan strategi alokasi yang lebih baik pada segmen yang membutuhkan pembiayaan dan prospek yang lebih baik. Selain itu, OJK juga meminta bank-bank BUMN menjalin kerjasama dengan Bank Pembangunan Daerah atau BPD. Jalinan kerjasama antara BPD dan bank lainnya diharapkan bisa meningkatkan penetrasi keuangan di daerah.

Hal ini disebabkan perasaan BPD di berbagai daerah sangat besar dalam membantu masyarakat. Kerjasama antar sesama BPD dan dengan Bank BUMN meliputi peningkatan kemampuan bisnis dan pelayanan, penguatan ketahanan kelembagaan hingga kontribusi pembangunan daerah. Data Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan OJK mencatat aset bank pembangunan daerah hingga Juni 2017 sebesar Rp616,8 triliun atau hanya 8,78 persen dari total aset perbankan nasional yang sebesar Rp7.025 triliun. Pada 26 Mei 2015, Presiden Joko Widodo meluncurkan Program Transformasi Bank Pembangunan Daerah.

Program Transformasi BPD merupakan inisiatif strategis yang tidak hanya meningkatkan kinerja, ketahanan, dan daya saing kelompok BPD, tetapi juga akan berdampak besar bagi pembangunan ekonomi daerah, serta memperkuat ketahanan industri perbankan nasional. Ya, industri perbankan alas-alas satu sektor yang mengalami pertumbuhan seiring dengan pesatnya pembangunan dan upaya meningkatkan laju perekonomian. Nah, hal ini terlihat dari pertumbuhan dan persebaran kredit perbankan yang terus meningkat setiap tahun.

Nah, bagaimana pertumbuhan ini? industri perbankan, dan sejauh mana kontribusinya terhadap pembangunan, khususnya pembangunan daerah. Kita akan bahas bersama Afi Liani, ekonom perhimpunan Bank Nasional Pembangunan. Mbak Afi, apa kabar?

Baik, Mbak Desi. Cantik sekali. Iya, menjelang ini ya Ini masih dalam semangat ini Binekat Ika kita ya, berdeka Dan 17 Agustus, tapi Mbak Afi Saya lihat ini Ada kan yang namanya Bank Nasional, Bank Umum Istilahnya dengan branch-nya Atau cabangnya di seluruh Indonesia ya Tapi ada juga kan yang namanya Bank Pembangunan Daerah Nah ini supaya, padahal kan bank itu Sebenarnya kan satu ya Sebagai mediasi untuk Atau supaya ada dana yang bisa nanti dikelola untuk tujuannya kalau bisa, ya pertumbuhan, pembangunan, dan perputaran roda ekonomi. Nah mungkin Mbak Afi bisa mapping sedikit mengenai bank umum yang ada di Indonesia ini, serta bank pembangunan daerah apakah sudah sesuai dengan masing-masing tujuan? Jadi sebenarnya bank umum itu ada dua, bank umum itu daerah, kemudian ada bank umum seperti biasa.

Nah bank umum pembangunan daerah itu didirikan. adalah setiap provinsi itu biasanya memiliki satu bank pembangunan daerah ya. Biasanya kalau ada provinsi baru, dia bikin baru gitu ya.

Nah, sebenarnya tujuannya adalah bukan hanya menerima Bpd saja, tetapi juga bagaimana kontribusi terhadap pembangunannya ya. Tetapi kalau kita lihat, kebanyakan profil dari mereka itu, satu, masih banyak hanya menerima dana Bpd. Jadi belum mendapatkan dana retail dari sebenarnya masyarakat yang ada di sana.

Kebanyakan PNS saja gitu ya. Kemudian yang kedua, dana Bpd. Bpd itu biasanya kan akhir tahun habis.

Sehingga kalau mereka memberikan kredit itu sangat terbatas. Oleh karena itu memang... Dalam model ke depan, menurut saya harusnya yang namanya BPD itu banyak memberikan kontribusi pada pembangunan daerah, terutama adalah pada sektor UMKM yang mana memang dana itu sangat cukup untuk itu.

Nah sekarang ini kan UMKM banyak ditangani oleh bank umum lain, tetapi sebenarnya BPD lebih mudah untuk menjalin hal ini karena mereka punya binaan. Setiap dinas, ada dinas perdagangan, ada dinas perindustrian, ada dinas UMKM, itu kan sebenarnya punya binaan masing-masing. Nah, Harusnya sebagai pembina, mereka ini bisa membuat continuity daripada usaha dan bisa menaikkan kelas. Nah itu salah satu pembangunan. Ini penting, kenaikan kelas.

Karena pada akhirnya kan bank itu sendiri harus sustainable. Mereka juga harus ada semacam profit oriented dan dikelola secara profesional. Nah kembali ke bank pembangunan daerah, khususnya bank yang saatnya kan di Jakarta, ada bank Dki dan lain sebagainya. Nah bagaimana supaya kesannya ini bukan hanya sesuatu wadah yang akhirnya hanya untuk mengelola gaji PNS atau... Pinjamannya untuk PNS ya.

Aspek pembangunannya ini kan tidak terasa kan kalau begitu. Ini hanya istilahnya ya hanya untuk mengatur keuangan atau kas daerah saja. Ini adakah strategi atau struktur nanti yang ke depannya itu nanti bisa diubah sehingga bank itu memang bisa bersaing satu sama lain. Memang kesannya sekarang hanya sebagai kas daerah ya.

Karena kas daerah itu semuanya menggunakan BPD bahkan kalau membayar-mbayar apa lewat BPD. Tapi sebenarnya bagaimana kontribusi terhadap entah itu berbentuk pinjaman. atau sebenarnya pembinaan karena mereka juga biasanya dari profit itu punya CSR yang digunakan untuk pembinaan ya. Nah ini yang memang perlu ditingkatkan. Sekarang sih mungkin sudah sebagian dari BPD sudah melakukan itu, tapi belum semua.

Mungkin hanya 2 atau 3 BPD yang sudah lebih maju mungkin punya DKI dan mungkin di Jawa Barat ya, BJB itu yang memang sekarang sudah kelihatan sekali signifikan. Dan aktivitas perekonomian juga lebih banyak. Nah menurut saya kan gini, ada daerah yang mungkin...

BPD-nya kecil, tapi mereka butuh anggaran yang lebih besar. Oleh karena itu, memang Bpd ini menurut saya harus bersatu. Misalnya dulu kita ada usulkan APEX namanya.

APEX itu adalah sebagai satu institusi, mungkin bisa mengambil bank BUMN besar, atau bank swasta besar juga boleh. Jadi kalau ada kelebihan, bisa ditampung di sini. Kalau ada yang kekurangan, bisa mendapatkan dari sini. Sehingga Bpd yang tidak seperti dua tadi, itu bisa juga kontribusinya menjadi besar. Kalau sekarang, sangat tergantung pada logistik.

ruang gerak Bpd masing-masing nah ini yang mungkin perlu dirubah dan mungkin Selia juga, ini khususnya apalagi kalau sudah dekat pilkada dan lain biasanya itu bank-bank ini menjadi bank ini lah ada aspek-aspek yang sebenarnya bukan good government, jadi politik begitu ya politiknya, ini kedepannya supaya pertama untuk mengurangi, dan kedua juga supaya penggunaan ini jauh lebih efektif, ini kan ada kaitannya dengan ya kemampuan dari daerah itu sendiri mengelola bisnisnya Saat ini saya lihat sudah ada perubahan Dimana sekarang OJK Itu meminta bahwa yang harus menjadi Direksi adalah orang-orang profesional Dan saya lihat adalah Kebanyakan sekarang dari bank BUMN atau bank swasta itu sekarang sudah mulai menjadi bankers di sana. Itu adalah perubahan yang signifikan. Mungkin yang ke depan harus dirubah adalah komisaris.

Saat ini kan komisaris juga banyak dari... Ini oversightnya yang penting. Tapi biasanya kan kalau BUMN kan ada kaitannya dengan politik itu sangat terat.

Betul, nah itu yang mungkin perlu diperbaiki ya. Karena menurut saya identik dengan politik apalagi menjelang pilkada ini memang selalu dilihat ya. So far OJK sudah mulai merubah pola pengawasan khususnya untuk Bpd yang selama ini...

ini banyak mendapat masukan juga mengenai pola pengeluaran, khususnya dalam entarsi SR, atau pengeluaran pengeluaran promosi lain, yang dalam tanda kutip dianggap itu tidak sesuai. Tapi sekarang saya rasa sudah jauh lebih baik, khusus untuk corporate governance, sudah lebih baik dan mereka sudah mendapatkan banyak award-award. Contohnya mungkin ada best practices di mana bank itu memang melakukan tugasnya untuk membangun daerahnya dengan misalnya menawarkan juga produk-produk yang jauh lebih relevan dengan kondisi perekonomian daerahnya sendiri. Kalau saya lihat salah satu bank BJB itu yang mulai berkembang sudah seperti swasta bahwa mereka... Nah sekarang ada direktur yang khusus menangani UMKM, itu benar-benar mereka sudah mulai meng-grooming Umkm yang ada di Jawa Barat dan sekitarnya.

Karena Jawa Barat kan cukup luas ya. Dan itu produk-produk itu sudah menyerupai bank-bank umum lain gitu ya, yang berkompetitif menurut saya gitu. Nah ini adalah salah satu contoh ya. Nah kalau bank DKI mungkin dari sisi pembayaran pajak dan lain-lain, pelayanan publiknya juga sudah lebih baik gitu.

Jadi artinya kalau DKI dilihat dari pelayanan publiknya, dia sudah banyak kontribusi yang dari bank BJB. ini produk-produk yang berkaitan dengan UMKM nya juga sudah mulai tumbuh nah ini mungkin perlu dicontoh oleh Bpd lain kan jumlahnya sekitar 27 sekarang, nah ini kan baru 2 yang kelihatan, mungkin yang lainnya juga perlu mengangkat apa sih yang mereka kontribusikan tapi menurut Mbak Afi, apa sebenarnya kendala terbesar? Dalam meningkatkan kelas dari bank-bank ini, ini kan banyak aspeknya.

Kalau perbankan itu ya contohnya adalah dari sistem pengelolaan itu sendiri, HRD-nya atau Sdm dan juga profesionalitas dan pemahaman terhadap bisnis ini kan harus ada. Pertama gini, yang saya lihat mereka ini kan keterbatasan dalam penyetoran modal pastinya ya. Karena sekarang ini kan selalu dikaitkan dengan resiko.

Begitu bank itu punya resiko tinggi dalam pemberian kreditnya, itu cenderung mereka harus top up terhadap modal. penyerahan modal dari Bpd itu kan nggak mudah. Mereka harus persetujuan DPRD. Belum tentu itu menjadi concernnya mereka Jadi itu seringkali menjadi hambatan mereka Makanya sih saya lebih usul BPD juga bisa go public Nah dua BPD yang tadi saya ceritakan itu adalah Termasuk yang sudah go public Sehingga mereka lebih governance Di dalam pengelolaannya Jadi mereka tidak bisa main-main lagi Karena publik menyorot mereka Makanya mereka kinerja lebih bagus Dan apalagi kalau ada kompetisi Orang kan tinggal pilih saja Kira-kira mana yang mereka anggap Lebih layak dan lebih trustworthy dan lain sebagainya.

Kita istirahat sebentar Mbak Afi, tapi kita akan lanjutkan khususnya bagaimana apakah kontribusi yang kita inginkan dari suatu bank daerah itu terhadap pertumbuhan dan perkembangan daerahnya setelah yang berikut ini. Kita akan lanjutkan pembahasan mengenai kontribusi perbankan khususnya dalam mengembangkan perekonomian daerah. Tetaplah bersama Insight.

Terima kasih Anda masih bersama Iya, kita lanjutkan pembahasan mengenai kontribusi perbankan dalam pembangunan masih bersama Afi Liani, ekonom perhimpunan Bank Nasional Pembangunan. Kita sudah tadi mendengarkan penjelasan Mbak Afi mengenai bank umum. dan juga susus BPD. Nah kalau kita lihat tadi kan disebutkan bahwa uang yang ada di BPD itu biasanya kan dari Bpd.

Sehingga kalau akhir tahun yang mau tidak mau ya harus dihabiskan. Sehingga kesulitan untuk mendapatkan kredit untuk istilahnya membangun usahanya itu sendiri. Khususnya di daerahnya. Ini bagaimana cara menarik ya para dana dari pihak ketiga sehingga bisa membangunkan kredit yang nanti bisa dihasilkan.

disalurkan untuk pertumbuhan perekonomian daerah itu. Pastinya adalah PNS di daerah itu pasti biasanya diwajibkan pembayaran gajinya melalui bank tersebut ya. Nah kan masalahnya cuma berapa sisa yang ditinggalkan oleh para PNS. Berarti kan harus mengkri... baru agar bisa mendapatkan sumber dana lain selain PNS begitu.

Nah ini yang mungkin harus meng-create berbagai produk-produk yang menarik agar seperti bank-bank umum lain gitu ya, supaya lebih banyak dana retail karena dana retail itu sangat dibutuhkan ya. Contohnya seperti apa saja? Misalnya kita ambil dari dana-dana Umkm yang sebenarnya kalau mereka belum bayar kredit kan uangnya disimpan di situ ya.

Berarti mereka harus menggunakan cash management. Jadi orang kalau minjem di situ harus taruh dana di sana misalnya ya. Nah itu kan ada. Ada perusahaan besar, ada perusahaan menengah, kecil kan. Nah selama ini kan identik kalau perusahaan besar itu kayaknya belum identik dengan BPD kan gitu.

Nah bagaimana sekarang BPD bisa juga bersaing produk-produknya sehingga juga perusahaan-perusahaan besar sebagian juga menampalkan dananya di BPD. BPD. Saya rasa itu. Jadi image selama ini adalah kasir itu yang mungkin perlu dirubah ya.

Terutama yang belum go public. Kalau yang sudah go public sekarang sudah dianggapnya seperti bank umum biasa. Tapi kan kuncinya kan harus ada produk-produk yang menarik dan juga ini harus istilahnya balik modal lah.

Tidak non-performing lah ujung-ujungnya. Apalagi kalau fokus itu terhadap UMKM. Kur kan mereka juga sebenarnya sebagian yang ingin menjadi agen kur kan dibolehkan juga.

Nah menurut saya kan ini bunganya murah juga kan kur itu. Nah mereka sebenarnya bisa menjadi penyalur kur yang baik. Nah oleh karena itu tadi sebenarnya dia paling captive market.

Kenapa? Karena setiap dinas itu punya binaan-binaan yang sebenarnya itu keunggulan dari BPD. Nah sayangnya ini belum digarap semuanya. Belum dimaksimalkan.

Sehingga ini digarap oleh bank lain yang juga dapat kur gitu loh. Karena di kur ada beberapa bank yang dapatkan. Nah khususnya untuk BPD kan idealnya ini kredit untuk menjadikan modal kerja. Sehingga para Umkm ini bisa mereka membangun sebuah usaha. dan kemudian juga istilahnya menciptakan lapangan kerja sehingga membuat perkutaran ekonomi itu lebih bagus.

Bukan hanya mungkin untuk hanya kredit konsumsi saja. Karena ini kan ada kaitannya dengan kebutuhan akses terhadap permodalan ini yang biasanya kan cukup sulit yang dimiliki oleh UMKM. Nah seberapa besar ini potensinya bisa masuk ke kembang? Saya lihat potensinya besar karena sekarang ini saya lihat masih banyak, bahkan kalau riset-riset menunjukkan itu di daerah itu, Orang yang menyimpan uang di bank itu masih kecil. Jadi sebenarnya pemerintah daerah bisa bekerjasama dengan BPD atau BPD kerjasama dengan pemerintah daerah untuk mensosialisasi.

Sosialisasi kan menempatkan uang di bank itu aman. Jadi, contoh ya, saya ke suatu daerah di Pekalongan, padahal itu perkotaan. Itu harus membayar, harus bawa cash. Mereka ternyata nggak punya uang di bank.

Artinya bahwa ternyata sosialisasinya sampai ke daerah-daerah yang mana mereka itu kan punya desa-desa besar ya. Itu belum paham. Nah, sekarang ini kan ada era di mana pemerintah cashless kan, di mana nggak boleh lagi nanti dana subsidi atau dana apapun itu melalui cash. nanti semuanya pakai debit card. Nah, menurut saya ini adalah salah satu cara di mana mereka bisa ambil bagian untuk bisa menjadi...

pemberi dana melalui debit card. Karena itu BPD harus disertakan menurut saya. Jangan hanya satu bank besar saja yang menyalurkan, tapi Bpd menurut saya harus dilibatkan oleh pemerintah.

Tapi kan kuncinya harus ada pemahamanan dan juga harus dikelola oleh orang-orang yang paham perbankan, paham bisnis, dan juga profesional. Ini bagaimana untuk membangun SDM ini? Sehingga mau tidak mau bisa bersaing dengan bank-bank. yang lain yang memang tujuannya untuk bisnis. Menurut saya sih sekarang ya untuk Bpd memang sebagian yang sudah TBK itu cenderung orangnya sudah profesional semua.

Artinya mereka mengambil dari bank-bank umum yang sudah bagus-bagus dan mereka berani meng-hire dengan harga yang tinggi ya. Mungkin sebagian bank-bank BPD yang belum ya, artinya masih menggunakan orang lokal yang belum tentu sesuai dengan kualifikasinya. Nah ini yang mungkin sekarang sudah mulai diwajibkan untuk sertifikasi. Nah dengan adanya sertifikasi yang diwajibkan oleh OJK, itu akan merubah pola atau kalau mereka tidak kompeten tidak boleh lagi menjadi bankers.

Nah ini langkah baik sih. Harus KPI-nya juga harus jelas. Betul, saya rasa bank termasuk salah satu sektor atau lembaga yang sangat ketat di dalam kualifikasi Sdm. Jadi saya rasa itu sudah bisa dieliminir lah saat ini. Ya, yang menariknya kan juga misalnya kalau kita memberikan akses terhadap modal khususnya untuk UMKM.

Nah ini adalah yang istilahnya yang know your customer itu sangat penting. sangat penting ya untuk mencegah non-performing loan. Tapi di lain pihak, kita kan ada harus membantu ya supaya istilahnya tidak terlalu ribet lah untuk mendapatkan kredit.

Menyederhanakan ya. Jadi akan layanannya memang bisa betul-betul diakses dan dimudahin bagaimana caranya. Memang ini BPD harus hati-hati. Sekarang ini ada fintech namanya, financial technology yang akan mengambil ahli loh kredit-kredit kecil ya yang nggak ribet.

Jadi kita tinggal mengajukan nanti mereka yang menilai sendiri. Mereka bisa. kriteria orang.

Betul Jadi tidak perlu lagi mengisi formulir yang panjang-panjang. Nah saya takutnya Bpd ini kalau tidak siap dengan perubahan saat ini, itu akan diambil oleh sebagian oleh financial technology yang sekarang sudah berkembang. Karena itu mungkin saya lihat mereka harus cepat bekerja sama juga dengan fintech.

Karena dengan cara fintech ini, mereka itu bisa jadi satu. Sehingga mereka bisa mengikuti pola. Karena pasar sekarang itu 70% adalah usianya milenial.

Dimana usia milenial. millennial ini sudah mengenal gadget sebagai berbagai hal, baik membeli maupun cari kredit kan gitu ya. Oleh karena itu saya takut kalau ini masih tradisional terus, padahal pasarnya sudah berubah, ini akan ketinggalan dan makin ketinggalan jauh sehingga...

mereka akan kinerjanya makin menurun. Sehingga mereka tidak bisa mendapatkan kredit ya. Memang sesuai dengan tujuan mereka untuk membangun daerah mereka. Yang ada adalah nanti misalnya kalau pinjaman di antara 20, 50, 100 juta ya akhirnya melalui fintech.

Betul, betul. Sekarang sudah mulai. Karena dibolehkan fintech itu sampai 2 miliar pinjamannya.

Dan yang penting adalah izin OJK. Artinya ini sudah dilegalkan, tidak lagi tidak legal gitu ya. Dan aman dan sudah ada garantinya lah. Iya, betul.

harus cepat aja kerjasama dengan fintech, tidak perlu bikin sendiri, karena bikin sendiri itu butuh waktu yang lama, dan teknologi itu kan berkembangnya cepat. Jadi kalau kita baru punya, ternyata teknologi sudah berubah, akhirnya investasinya terlalu mahal. Tapi apakah ada pemahaman terhadap ini, dari segi juga perkembangan teknologi?

Anda sendiri melihat sejauh mana kesiapannya, karena sekarang kan semua online, kita tidak harus bicara fintech lah, harus punya ATM, kalau tidak kan istilahnya sekarang orang tidak. Sejauh ini sih kalau ATM, mereka sudah bekerjasama dengan bank-bank umum besar, untuk punya ATM. Cuman sekarang trend udah berubah lagi Begitu mereka sudah bekerja sama dengan ITM Ternyata trendnya sekarang dengan mobile phone Itu ternyata transaksinya paling tinggi ITM tuh sekarang sudah mulai menurun transaksinya Internet banking Oh justru ITM sudah ini?

Udah turun sekarang Internet banking justru lebih tinggi Internet banking sekarang flat Sekarang yang paling tinggi itu adalah phone banking Itu hampir usia milenial itu menggunakan phone banking Nah ini menurut saya Kalau kita tidak cepat berubah Maka dalam 5-10 tahun ke depan Itu akan berat untuk bersaing dengan bank umum lain Dan mau tidak mau Ini ya semua orang sudah harus mengadopsi teknologi, kalau tidak mungkin ya ketinggalan lah istilahnya. Baik kredit maupun dana. Kita istirahat sebentar, tapi kita akan lanjutkan setelah yang berikut ini, pembahasan mengenai tantangan bagi sektor perbankan dalam menghadapi persaingan di era pasar bebas dan juga perkembangan teknologi.

Tetaplah bersama. ternyata perannya itu kurang memuaskan masih kecil, kalau tidak salah hanya kontribusinya terhadap growth di nasional itu 26% ya, sementara jumlah BPD sekarang cukup banyak ya ada 26, mau 27 tapi ya kita bicara mengenai teknologi dan lain sebagainya hanya 15 BPD yang online, ini kan mengkhawatirkan ya karena kita kan banyak sekali reformasi perbankan, bukan saja di Indonesia, tapi di Indonesia di seluruh dunia contohnya misalnya yang harus automatic exchange of information harus terbuka bank dituntut untuk supaya jauh lebih transparan profesional dan lain sebagainya nah ini bagaimana ya ke depannya cara supaya BPD ini bisa naik kelas menjadi bank umum dan bisa dikelola jadi gini, tahun 2020 ini sudah tidak lama lagi kita mencapai yang namanya liberalisasi perbankan liberalisasi perbankan ini biasanya sudah borderless kan antara antar negara begitu ya, walaupun sekarang ada qualified Asian bank segala macam ya. Nah, oleh karena itu kalau bank itu tidak bisa bersaing, itu 2020 akan berat untuk bisa survive ya. Nah, BPD ini termasuk bank umum, tetapi memang mereka karena berdasarkan provinsi, tadi didasarkan pada Bpd, Pak Bpd kan.

Nah, oleh karena itu menurut saya sih kalau mereka memang mau tetap survive, bagaimana tadi yang saya katakan Apex Bank itu bisa dilakukan, bisa menunjuk salah satu bank yang besar gitu ya, supaya mereka ini bisa menjadi kuat gitu. Karena ada link, linkage antara mereka. Mereka harus ada inisiatornya. Nah itu dia, menurut saya sih kan ada asosiasinya ya. Asosiasi Bank Pembangunan Dana ini ada.

Nah mereka lah sebenarnya yang bisa untuk menyatukan ya. Mereka ini sekarang sih udah diskusi-diskusi, cuman dalam keputusan berinvestasinya yang mereka masih belum punya satu visi yang sama. Nah kemudian yang kedua, selain punya APEX, yang kedua juga mereka ini sebenarnya bisa saling memberikan informasi.

Karena menurut saya debitur atau kreditur di satu BPD, itu sebenarnya bisa membutuhkan barang. barang-barang atau setengah jadi daripada BPD lain yang debiturnya gitu loh. Nah ini bisa saling mengisi dan saling memperkuat. Bisa menginformasikan satu BPD dengan BPD yang lain. Itu juga membuat kelebihan mereka terhadap debitur atau kreditnya, barang mereka itu membantu mereka untuk menginformasikan dan melingkit satu dengan yang lainnya.

Nah ini merupakan suatu hal keuntungan yang dimiliki oleh BPD yang belum dieksplor lebih lanjut. Iya ini tinggal diimplementasi, harus menyatukan visi karena jangan-jangan dari satu daerah, ke daerah yang lain, kan mereka memiliki visi dan pemahaman yang berbeda-beda ya terhadap objektif dari pembangunan daerah itu sendiri salah satu yang sangat penting juga adalah misalnya pembangunan daerah dalam bentuk infrastruktur dan lain sebagainya biasanya kan ada pemerintah ada private, public partnership dan lain sebagainya, nah idealnya pembangunan daerah kan ikut ya dalam mengelola pendanaan khusus untuk infrastruktur, nah ini bagaimana? sejauh ini karena mereka sangat terbatas dananya, sejauh ini mereka ikut tetapi pada turunan infrastruktur yang besar. Jadi misalnya mereka mendanai, kan kalau infrastruktur itu besar ya, mungkin ada semen, besi, dan lain-lain.

Nah mereka mendanai di bawahnya. Nah menurut saya sih sekarang kontribusinya sudah ada, cuman memang perlu ditingkatkan lagi karena keterbatasan dana itu. Nah kalau mereka makin bisa mendapatkan sumber dana, itu otomatis dia akan bisa meningkatkan. Nah sejauh ini yang sudah bisa mendapatkan sumber dana hanya yang TBK. Jadi kayak Bank DKI, Bank Bjb.

Yang sudah jalan lah. Mereka bisa mengeluarkan obligasi dan obligasinya itu. Itu laku begitu ya, karena mereka dilihat kinerjanya sudah bagus. Nah, cuma yang belum TBK ini masih sulit untuk mendapatkan sumber dana lain dari obligasi karena mereka belum punya rating yang dianggap memenuhi syarat. Jadi menurut saya ini berat bagi mereka di 20-an bank-bank ini kalau hanya tergantung pada itu.

Nah, oleh karena itu mungkin syaratnya bisa TBK, menjadi TBK, atau mereka bergabung menjadi beberapa BPD untuk menjadi satu, satu holding misalnya. Nah, ini juga... menurut saya bisa mengurangi beban mereka dan mereka juga bisa lebih efisien dalam beroperasi. Jadi sekarang tuh eranya bukan lagi bersaing, eranya tuh berkolaborasi.

Apalagi dengan informasi yang terbuka, exchange of information dan semuanya online. Mau tidak mau kan juga semuanya harus jauh lebih terbuka dan berkolaborasi. Nah ini masalah non-performing loan itu biasanya kan selalu menghantu ya.

Kalau ini kan kita nggak tahu ini jangan-jangan bisnisnya nanti tidak berhasil dan lain sebagainya. Sebagainya. Kan sebenarnya ada KUR ya, KUR itu sebenarnya 70% kan dijamin oleh Askerindo atau asuransi begitu ya.

Hanya 30% aja yang merupakan resiko dari bank. Nah menurut saya ini kan juga sudah ada bantuan pemerintah yang meringankan non-performing loan daripada mereka. Hanya saja mereka jangan sampai menyalurkannya itu tidak prudent gitu.

Karena gara-gara ini kan ditanggung oleh pemerintah. Nah biasanya begitu mbak. Problemnya itu adalah karena dianggap tanggung pemerintah yaudah gitu. Nah menurut saya sebenarnya bisa meng-create bagaimana membentuk misalnya kalau di daerah itu sekarang sedang ada kluster.

Kluster itu one village, one product. Jadi satu desa itu satu produk. Jadi punya kegugulan masing-masing.

Betul, ini kan program pemerintah. Yang sebenarnya skala ekonominya kan cukup besar. Nah itu sebenarnya dengan pembinaan saja kerjasama dengan pemerintah.

punya pemerintah gitu ya, itu bagian di sini yang membiayai itu menurut saya udah keunggulan lagi dari BPD menurut saya. Jadi sebenarnya banyak sekali keunggulan yang belum dieksplor oleh BPD. Terakhir mungkin biasanya kan kalau ada perubahan, ada resistensi dan juga mungkin ini lah ya, tujuannya kan seperti saya katakan tadi, gampang sekali untuk dipakai untuk kepentingan politik, kepentingan partai dan lain sebagainya. Dan apalagi kalau misalnya pemilihan direksinya dan lain sebagainya juga juga ada macam-macamnya lah. Ini bagaimana?

Sekarang sudah ada yang 5 kali diajukan, nggak lulus-lulus gitu, karena itu tadi. Karena kan sekarang harus ada standar-standar yang harus dicapai. Ini ke depannya bagaimana ya supaya mengurangi? Jadi mungkin menurut saya regulasi di Ojk memang harus diperketat, dimana kan sudah tahu bahwa mana-mana sih bank yang khususnya di Bpd itu yang masih ada unsur politiknya, mungkin bisa ditolak.

Karena kalau udah ditolak OJK, tidak bisa Pemda ikut campur. Jadi menurut saya mungkin dari sisi direksi, maupun juga komisarisnya, itu juga harus benar-benar... benar-benar OJK itu benar-benar proper. Betul, harus lebih ketat. Dan itu kemudian yang kedua adalah dari pemeriksanya mungkin harus lebih apalagi kalau menjelang pilkada itu pemeriksanya harus lebih melotot lagi supaya ini bisa mengurangi permainan mereka dan good corporate governance-nya lebih ditingkatkan.

Sekarang ini terakhir ada dana desa. Dana desa itu juga masuk di BPD. Itu juga besar.

60 triliun setahun, kurang lebih. Itu juga menurut saya bisa dilakukan pendampingan-pendampingan dan juga itu akan memperbesar sebenarnya sumber dana, karena kalau udah bicara desa kan berarti aksesnya lebih dalam lagi. Karena saya rasa ini bisa dimanfaatkan oleh BPD untuk mengakses. Sekali lagi kan kuncinya kan capacity building, harus ada fasilitator, harus ada latihan, training, dan lain sebagainya.

Sehingga ini semua bisa ditingkatkan ya, baik dari segi SDM, teknologi, maupun produk-produk yang ditawarkan. Karena kuncinya harus bersaing kalau tidak. Bersaing dengan berkolaborasi. Baik, Mbak. Terima kasih banyak.

Sama-sama. Dan setelah yang berikutnya. Berikut ini kita akan melanjutkan pembahasan mengenai kontribusi perbankan dalam perekonomian dengan pelaku perbankan dari salah satu bank daerah yang telah bertransformasi menjadi bank umum nasional.

Tetaplah bersama Insight. Intro Ya salah satu kunci dari pembangunan daerah itu adalah memastikan bahwa bank-bank daerahnya juga dikelola dengan baik, dengan profesional, dengan efisien sehingga bisa memberikan dampak yang baik. yang positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan perekonomian sebuah daerah. Nah, kali ini kita akan berbincang bersama Direktur Utama dari Bank BJB, yang merupakan bank daerah tapi sudah naik kelas menjadi bank...

dan tentu saja kita ingin tahu bagaimana strategi dalam mengembangkan sebuah bank daerah sehingga betul bisa berkontribusi terhadap pembangunan daerah itu sendiri. Halo Pak Irfan, apa kabar? Senang sekali berjumpa dengan Anda.

Terima kasih. Sekali lagi, selamat sudah menjadi dokter sekarang ya, dokter Ahmad Irfan, karena telah dipromosi oleh UNPAD. Nah ini disertasi yang Anda tulis.

adalah model strategi bersaing ini tentu saja sangat penting karena di Indonesia ini kan banyak sekali bank-bank berjamur sehingga kompetisi merupakan salah satu kunci dari bersaing ini bagaimana bisa cerita sedikit mengenai model strateginya itu model saya sederhana The Irfan Model kalau The Ahmad Irfan Model itu model strategi yang saya lakukan sebelumnya penelitian itu The Irfan Irfan model ini yaitu melihat potensi, daya saing, strategi bersaing Bank Pembangunan seluruh Indonesia untuk menerapkan model ini. Dengan tujuh variable. dan satu variable independent. Dari hasil uji penelitian terdahulu, ternyata hanya satu yang berpengaruh nyata. Di situ sebenarnya disertasi dengan model yang terbentuk.

Sudah selesai. Namun, saya sebagai Direktur Utama Bank BJB tidak puas. Ingin mencari model yang terbaik untuk Bank Pembangunan Indonesia.

secara keseluruhan. BJB asetnya sudah 100 triliun lebih. Itu masuk nomor 14 bank terbesar untuk Indonesia dari 118 bank yang ada di Indonesia.

Setelah kita lihat, BJB ini harus sama. Karena wacana pemerintah kepengen membentuk Bank Pembangunan Indonesia kembali atau Bank Imprasuktur kita bisa sebagai Kemas dengan Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia. Karena apabila digabung Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia, asetnya luar biasa.

Nomor 4 terbesar di Indonesia dan nomor 15 terbesar di Asia. Tapi sebelum Pak Irfan, saya ingin ketahui ya, karena kan untuk tadi memang sudah berubah dari Bank Daerah, BJB menjadi Bank Nasional, tapi kan ada tahap. 8 tahapan tertentu yang memang dilewati dan saat ini ya tidak semua kan bank daerah bisa naik kelas untuk menjadi bank nasional.

Apa pada saat itu yang dilihat yang membedakan atau bagi sebuah perusahaan khususnya bank daerah supaya bisa naik kelas istilahnya yang menjadi kunci dalam evolusi itu sendiri karena untuk menjadi bank yang sifatnya umum atau nasional ini kan kriterianya kan saja sudah sudah berbeda ya baik dalam pengelolaannya. dalam karnya dan lain sebagainya. Nah ini apa yang Pak Irfan lihat? Ini sebenarnya banyak kendala.

Tapi kalau saya cerita kembali kepada disertasi saya, sebenarnya itu yang kita tetapkan di dalam membangun fondasi Bank BJB ini. Bank BJB kita bangun fondasi waktu pertama saya naik di Desember 2014. Kita tetapkan 4 platform perbaikan. fondasi dan ekspansi kredit.

Platform pertama yaitu perbaikan sumber daya manusianya. Kedua IT-nya kita perbaiki. Jadi ada arsitektur kebijakan IT.

Terus ketiga yang kita bangun lagi kredit prosesnya. Dan keempat yang kita lakukan lagi service excellence yang membedakan BJB dengan bank yang lainnya. Nah sebenarnya itu ada di dalam penelitian saya. Di tujuh 7 variable independent dan 1 variable dependent. Contohnya, apalagi adopsi teknologi.

Ini harus diberlakukan pada setiap bank pembangunan daerah, mutlak harus dilakukan. Untuk semua bank sekarang? Untuk semua bank.

Teknologi itu menjadi bagian yang mutlak dalam perberangkan. Kita kurang daya saingnya terhadap bank-bank asing maupun bank umum nasional lainnya. Itu teknologi yang ini. Jadi pokok pikiran kan sudah ada di platform bank Bjb. Yang kedua sumber daya manusianya.

Leadership yang strong, kemampuan leadership yang baik tidak akan bisa membawa bank ini menjadi besar atau merubah imajenya dari bank daerah menjadi bank nasional. Leadership itu yang kita indikan yang strong. harus diikuti dengan pengelolaan sumber daya usaha.

Nah dalam hal ini pengelolaan sumber daya manusia. Sehingga dengan kualitas, meningkatkan kualitas manusianya, berarti leadership yang kuat tadi akan menambah daya saing dari perusahaan daerah. Sekarang how-nya itu bagaimana?

Karena biasanya kan dalam perubahan apapun ya, perubahan yang dilakukan, biasanya awal-awalnya itu resistensi. Apalagi dengan ada perubahan direksinya atau leadership yang berubah. Tapi juga mungkin membuat SDM itu jauh lebih kompetitif, lebih profesional, lebih produktif.

Ini pasti ada proses di mana yang cukup menantang ya Pak Irfan. Iya. Jadi proses itu kalau saya cerita panjang.

Mungkin disingkat saja kira-kira. Kita rubah budaya kerjanya. Kita rubah lingkungan kerjanya. Itu internal kita. Terus kita bawa mereka.

cara berpikir Dengan kompetitor yang ada di kita, sehingga merobat mindset-nya. Saya menggerakkan teman-teman sekalian dengan bahasa yang sangat sederhana. Yaitu kalau saya tanya apa kabar, jawabannya harus sukses luar biasa.

Sukses luar biasa bukan 100%, tapi 130%. Nah itu dulu saya rubah. Itu mindset ya?

Mindset saya. Budayanya. Budayanya kita rubah di situ.

Tapi apa sebenarnya yang terjadi dalam ini kan masih istilahnya ya, macam slogan-slogan dalam. dan lain sebagainya. Apakah memang betul-betul diterjemahkan menjadi semacam ada peningkatan dalam produktivitas misalnya lebih merasa bahwa sense of belongingnya lebih kuat. Ada itu shift itu yang terasa terjadi dengan perubahan-perubahan yang mungkin kedengarannya kecil ya. Tapi ternyata memang benar.

Dalam satu setengah tahun posisi Juni 2016, kemarin mereka sudah mencapai 100 tahun. 30% ternyata alam bawah sadar dari mereka yang confident kita tingkatkan kita bawa ke arah yang positif, mindsetnya sukses terus saya tambah lagi bisnis dari kita untuk kita kembali kepada Terus bagaimana saya menciptakan konsep supaya quality growth, pertumbuhan yang berkualitas. Di situ saya menciptakan model pesawat terbang seperti model pesawat terbang. Model penelitian saya juga. Tapi saya namakan ini The Ahmad Irfan Model.

Di mana saya bangun front end, middle end, dan back end. Di front end, kita ini kan bisnis unit. Di middle end, ini yang ngering.

Kredit list. Dan saya kirinya ada AKBL. Jadi ada tiga pilar bisnis supaya kita dapat menyaring bisnis itu berkualitas. Jadi keputusan bisnis unit, kredit list harus dikawal.

oleh AKBL. Ini devisinya. Terus gimana? Kalau dia udah batuk-batuk, kan bisnis pasti kan, satu keranjang apel ada satu apel bosok, wajar. Ya kan?

Kita ciptakan lagi early warning signal yang dilakukan, yaitu di ekornya, back end, itu P2K. Penyelamatan dan penyelesaian kredit. Ketika kredit ini menunjukkan simptom dan early warning signal dibikin word list, kita lakbis. bisa lakukan penyelamatan, berarti kita bisa lakukan R3.

Restructuring, scheduling, reconditioning. Tapi, dengan konsep tiga, PIA. Saya selalu ngomong PIA. Prospect, itikat, agunan. Nah itu kalau prospect positif, itikat positif, agunan positif, kita selamatkan.

Namun, ekstrim. Ketika prospect negatif, itikat negatif, agunan negatif. negatif. Agunan mau dijual juga sudah tidak ada nilainya negatif di bawah dari pokok kredit.

Berarti kita lakukan kerjasama dengan pengacara swasta, pengacara negara, jaksaan, kita juga kerjasama dengan balai lelang, dan sebagainya. Untuk mempercepat performa kredit kita. Dan managing risknya juga jauh lebih bagus.

Tapi ini kembali ke dalam, karena paling susah kan itu adalah masa-masa transisi atau transformasi. Kalau sudah dicapai kan biasanya maintenance-nya sehingga tidak terjadi semacam comfort zone kembali sehingga penyakit-penyakit itu kan bisa saja kembali. Tapi ketika lakukan transformasi ini yang paling sulit yang menjadikan obstacle, itu apa sebenarnya antara komponen apakah itu SDM, teknologi, dan juga kredit risk?

Dan apalagi sekarang istilahnya perekonomian Indonesia juga kan tidak mendukung. Dan mungkin investasi juga dalam pemberian pinjaman kan juga bukan berarti itu sesuatu yang mudah untuk dijadikan profit. Apa sebenarnya yang paling sulit dalam proses ini semua?

Yang paling sulit ya manusianya. Manusianya justru. Merubah manusia ini sulit. Kalau produk kita bisa inovasi.

Dengan budaya organisasi, lingkungan bisnis produk itu bisa. kita indikan dengan inovatif. Sehingga itu mampu bersaing.

Dan teknologi mungkin capital investment-nya. Capital investment, kan. Cuman yang paling sulit memang manusianya. Ya, ada tentangan pada saat itu banyak. Apa yang dilakukan?

Semacam tangan besi? Atau reward dan punishment? Leadership style-nya? Kita jalanin semua itu. Tapi yang paling penting kita menjadi role modelnya.

Contoh yang... baik untuk mereka dan kita terapkan ini benar-benar untuk keberhasilan bank BJB. Jadi itu yang kita ingin.

Jadi tidak berpikir ego sentral lagi, tapi sudah berpikir bank wedge secara keseluruhan. Itu yang kita bawa. Satu lagi yang saya tertarik mengenai teknologi, karena kadang-kadang justru aspek human-nya itu kan semakin menghilang dalam dunia perbankan.

Orang kan tidak perlu ngantre ke bank dan lain sebagainya, semua sudah bisa dilakukan lewat smartphone dan lain sebagainya. Ini bagaimana dalam kerangka bank yang memang walaupun sekarang bank nasional, tapi kan semangat roh pembangunan daerahnya kan masih kental ya dalam menjalankannya. Ini bagaimana khusus untuk melayani seluruh pelosok Indonesia? Indonesia, yang kita harus bicara di kota-kota besar sudah tidak, orang teknologi sudah langsung, sudah canggih.

Tapi khususnya di daerah-daerah yang memang di situ masih ketinggalan. Jadi teknologi ini sangat membantu dalam hal kerja. Tapi bank masih orientasinya kepada manusia.

Jadi ini berimbang. Teknologi mempercepat. cepat tapi ketelitian dan sebagainya itu ada di manusianya ya marketing semuanya itu yang kita hadapin manusia ya kan pasti teknologi yang mendukung percepatan delivery yang dia minta sesuai kebutuhan si nasabah itu sangat-sangat mendukung tapi manusianya juga harus mengikuti mengikuti mau tidak mau sehingga dalam lima tahun kedepan mungkin mak manusia manusia pada SDM pada bank itu ya masih sangat dibutuhkan walaupun teknologi mendukung untuk itu walaupun mungkin harus ya ada semacam peningkatan dari segi profesionalisme harus lebih tanggap terhadap teknologi dan lain sebagainya Nah satu lagi saya tertarik ini kan dengan sudah istilahnya merupakan Bank Nasional berarti kan ada bisnis model yang tidak berubah dan ini dengan iklim yang sedarnya beberapa tahun ini, perekonomian dunia dan perekonomian Indonesia kan kita istilahnya kan tidak bagus lah bisa dikatakan stagnan. Bagaimana strategi, cara strategi utama untuk melakukan ekspansi bisnis apalagi kompetisi juga semakin sulit.

Kan sekarang berkompetisi bukan hanya dengan bank daerah tapi dengan bank-bank besar lainnya, bank nasional. Ini apa kuncinya Pak Irfan? Kuncinya kita harus... harus inovatif.

Jadi produk kita harus inovatif, lebih unggul dari yang lainnya. Gimana cara kita membuat produk yang inovatif? Produk itu ada masanya. Kalau dalam teori, masanya kan kurva S. Kalau kita lakukan riset produk kita pada saat pick the budget, nanti produk kita sudah jadi hantu karena orang sudah banyak kecewa.

Satu yang kecewa akan membawa 20, 20 x 20 x 20 berapa? Apalagi dengan sosmed kalau sudah jadi viral bisa jutaan. Sudah jutaan.

Sudah habis biasanya. Jadi kita harus mencari di mana, pada saat dia setengah naik, 3 per 4 nya itu. Kita harus membentuk, ini teori saya, lonceng itu bertentang kembali membentuk kurva es yang baru. Itulah produk. yang inovatif yang kita lakukan saat ini di Bank Beji.

Inovasi ini perlu dilakukan dalam jangka waktu berapa? Setiap saat. Pada saat dia mau peak, kita ukur. Itu biasanya berapa lama sebelum dia peak? Kadang-kadang satu tahun, kadang-kadang belum sampai satu tahun.

Contohnya mungkin dari salah satu produk yang dilakukan inovasi? Sumpahnya kredit KGB kita. Tadinya cuma 12 tahun.

Ya karena ansuran ini, kompetitor kita sudah memperbesar, kita jadikan 15 tahun. Terus variatif produk dari kredit. itu yaitu anuitas kita jadikan fit itu kan itu itu kan salah satu ini apa inovasi yang kita buat atau macam-macam program yang kita bikin untuk mendukung percepatan visi dan misi kita itu dengan macam-macam program Nah itu produk yang inovatif kedua apa efisiensi Karena kita harus efisiensi dan kita tetap terus melakukan ekspansi bisnisnya, tapi ekspansi bisnis yang berkualitas. Si pembangunan daerah itu sendiri, ya pada akhirnya kan sebuah bank itu idealnya merupakan intermediary supaya uang yang kita depositokan di situ atau kita simpan itu memang digunakan akhirnya secara produktif mungkin yang bisa menunjang, membantu dalam pembangunan, khususnya pembangunan daerah. Ini untuk supaya tetap ada misi ini dan apa-apa saja kira-kira yang dilakukan dan dalam bentuk produk-produk apa saja.

Sehingga bukan, saya lihat kan bank kan banyak sekali untuk kredit konsumen. mulai sepeda motor, jadi istilahnya dari segi pembangunannya kan tidak terlalu kelihatan. Ya kita sebagai agen development. Kita punya misi regional champion untuk daerah kita.

Jadi semua produk yang kita indikan harus ada kolaborasinya dengan daerah. Jadi corporate credit kita bangun, kita buka infrastruktur untuk jalan tol Jawa Barat. Dampak multiplayer efeknya ke perekonomian masyarakat setempat.

Jadi ini bagian dari private-public partnership juga ya? Iya. Kemudian yang kedua kita meningkatkan UMKM yang ada di daerah Bekerja sama dengan OPD-OPD, KADIN, IC dan sebagainya Untuk menggerakkan perekonomian daerah dan menggerakkan sektor mikro ini Jadi itu yang gini Dan kredit kepada PNS juga bukan hanya serta-merta Kalau orang beranggapan itu kredit konsumtif.

Karena PNS sudah berubah paradigmanya. Ini saya lagi survei, riset, bahwa ketika PNS itu mau minjem duit, dia pasti ada side income untuk mengembalikannya. PNS yang paling kecil saya contohkan saja untuk beli motor. Untuk apa?

Untuk mojek. Terus dia beli warung. Jadi bisa dijadikan modal yang bisa. Dia beli warung. Untuk apa?

Untuk istrinya berjualan. Terus kemudian dia belikan rumah. Untuk apa? Untuk kos-kosan yang di Bandung.

Dia belikan... Modal, belanja ke modal untuk apa? Untuk ternak lili, ternak kambing, ada kambing ketawa, kambing apa? Domba ya?

Ayam, ternak ayam ketawa, dan sebagainya, dan sebagainya. Ini udah kita ini... Nanti kami akan lakukan penelitian lagi bahwa PNS itu juga untuk produktif.

Jarang sekali PNS yang digunakan untuk poya-poya. Dia bayarnya pakai apa. Dan dari segi NPL dan lain sebagainya mereka juga. juga bagus ya.

Bagus. Ternyata bagus. Nah itu core business kita. Dan ini ke depan juga akan demikian. Model semacam ini akan diteruskan atau apakah ada ambisi-ambisi lain karena sudah menjadi bank nasional?

Ya. Karena itu sudah menjadi core business kita. Dan core business ini dilirik oleh pesaing kita.

Dengan menjual produk-produk yang lebih produktif. Itu tadi. tadi, corporate, mungkin infrastruktur. Proyek belanja negara, belanja daerah yang kita inikan. Terus kemudian dari UMKM, kita tingkatkan untuk sektor ketahanan pangan dengan program pesat kita.

Pemberdayaan masyarakat ekonomi terpadu. Sehingga kita dampingin UMKM ini, ini bukan hibak. Ini dana begulir yang harus kembali lagi.

Nah biasanya kalau... peminjaman dalam skala kecil atau kan mereka enggan ke bank karena nanti harus ada isi formulir New York Customer ini ada lebih jauh dipermudah akses terhadap kita didik mereka untuk membuat kan biasanya bank itu lihat visible, bankable untuk membuat mereka visible dan bankable kita didik mereka kita dampingin mereka ada pengusaha ketika kita kumpulin kita klasifikasi Ternyata dia ada yang bisa kita langsung beri modal, ada yang mesti di-hire lagi, dia belajar dulu karena ini duit ini akan dikembalikan. Ada lagi dia yang tidak punya talenta bisnis, ya kenapa harus kita paksakan. Pak Irfan, saya tertarik karena Anda di satu sisi ini dari sisi akademiknya intelektualnya kan cukup kental ya, apalagi sekarang sudah mendapatkan gelar doktor.

Tapi di sisi lainnya ini leadershipnya harus kalau mau tidak mau kan harus hands on, harus ada semacam. tangan kepemimpin makanan yang jelas. Ini bagaimana selama pengalaman Anda mengarungi industri perbankan ini?

Menyatukan dan akhirnya mendapatkan suatu yang melahirkan berbagai macam inovasi dan kreativitas. Apa pendapat Anda sebagai seorang Stylist Pemerintahan dengan semuanya ini? Banyak sekali sebenarnya, tapi saya tertarik dengan kepemimpinan inspiratif. Bagaimana kita memotivasi dan memotivasi.

karyawan-karyawan kita termasuk direksi kita untuk menghasilkan tujuan daripada perusahaan ini. Sebagai contoh tujuan perusahaan, visi kita yaitu menjadi 10 bank terbesar yang bekerja baik. Visi adalah mimpi. Namun kemarin setelah kita benerin dalam 2 tahun, visi kita sudah 1,57 NPL-nya kan. Visi separuh.

baru visi kita sudah tercapai. Nah ini tentunya dengan soliditas, kekompakan, teamwork kita yang bekerja. Karena bagi saya direksi itu hanya apalah gitu, kalau tidak didukung dan disupport oleh rekan-rekan sekalian yang di bawah ini.

Gimana cara membangkitkan semangat rekan-rekan ini, makanya saya ini kan lebih apa... kepemimpinan yang inspiratif. Tapi tantangannya ketika melakukan transformasi, tadi disebutkan Sdm, mengembangkannya dan mengubah mindset-nya ke depannya dengan adanya visi ini. Kira-kira tantangan yang terbesar, apakah masih kualitas Sdm, padahal kan sekarang kita sudah mulai diperbaiki, atau sesuatu yang lain, misalnya inovasi, ataupun mau tidak mau harus betul-betul kompetitif dengan iklim bisnis yang semakin sulit. Inovasi tetap kita akan lakukan Sumber daya manusia juga Itu harus kita lakukan berkelanjutan Inovasi berkelanjutan Sumber daya manusia berkelanjutan Efisiensi juga Kita ini kan berkelanjutan Sehingga produk-produk kita Yang hasilkan unggul Karena harganya lebih murah Itu kan efisiensi Yang kita lakukan Jadi tiga kegiatan ini harus dilakukan secara simultan Dan ini tidak Tidak boleh putus.

Yang namanya menciptakan kader bangsa, kader karyawan kita untuk menjadi bank Kgb lebih baik ke depan, itu harus kita persiapkan. Pak Irfan tetap optimis ya ke depan ini bisa? Iya Allah Pak Irfan.

Karena kita sudah tahu kondisi-kondisi. Jadi saya juga lagi coba ini memikirkan mungkin satu buku yang kita ini kan, Manover Business di saat persaingan tidak pasti. itu tadi kuncinya produk harus inovatif kita tetap ekspansi namun SDM kita ini terima kasih banyak dan sukses congratulations selamatlah menjadi dokter ini ya demikian bincang kita bersama direktur utama BJB langsung dari Bandung ternyata Ternyata bila sebuah bank daerah dikelola dengan baik dan efisien dan profesional juga bisa naik kelas menjadi bank nasional. Dan juga ini berarti kontribusinya terhadap pembangunan nasional akan jauh lebih meningkat. Demikian insight kali ini.

Jangan lupa saksikan insight besok bersama saya Desi Anda. Sampai jumpa dan bye-bye.