Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pengantar
- Definisi Filsafat: Berasal dari bahasa Yunani
philosophia
; philos
berarti cinta dan sophos
berarti kebijaksanaan.
- Filosofia merujuk pada mencintai kebijaksanaan, keadilan, dan kebenaran.
- Tujuan Filsafat: Mencari kebijaksanaan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia.
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
- Permenungan Mendalam: Pancasila dihasilkan dari permenungan mendalam tokoh kenegaraan Indonesia untuk merumuskan dasar negara.
- Memenuhi Ciri-ciri Berpikir Kefilsafatan:
- Koherensi: Tiap bagian Pancasila saling berhubungan dan melengkapi seperti tubuh manusia.
- Menyeluruh: Mewadahi semua kehidupan dan dinamika masyarakat Indonesia yang beragam.
- Berdasar: Memiliki landasan mendalam yang menyentuh aspek fundamental kehidupan manusia.
- Spekulatif: Berbasis perenungan logis serta pengamatan nyata masyarakat Indonesia.
Hakikat dari Setiap Sila Pancasila
-
Sila Ketuhanan:
- Keyakinan bahwa Tuhan adalah prinsip utama dalam kehidupan.
- Menekankan kebebasan individu dengan tanggung jawab kepada Tuhan.
-
Sila Kemanusiaan:
- Menyatakan manusia sebagai makhluk monopuralis (terdiri dari jiwa dan raga).
- Menekankan keberadaan sebagai makhluk sosial dan individu yang otonom.
-
Sila Persatuan:
- Membangun semangat kebangsaan yang meliputi tanah air riil, formal, dan mental.
- Mengedepankan persatuan dalam perbedaan.
-
Sila Kerakyatan:
- Berlandaskan prinsip musyawarah untuk mufakat.
- Menyerap berbagai pendapat untuk mencapai keputusan bersama.
-
Sila Keadilan:
- Terdiri dari keadilan distributif, legal, dan komutatif.
- Mengatur hubungan antara negara dan warga negara serta antar sesama warga negara.
Kesimpulan dan Penutup
- Sistem filsafat Pancasila berupaya untuk bisa diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Membutuhkan aturan lebih lanjut untuk menerapkan nilai-nilainya.
Catatan Akhir: Pertemuan kali ini diakhiri, materi akan dilanjutkan pada sesi berikutnya.