Transcript for:
Prosedur Titrasi Asam Cuka

Halo anak-anak, jumpa lagi dengan saya Pak Jo. Di video kali ini kita akan belajar melakukan titrasi asam basah. Kita akan mencari tahu apakah kadar asam cukak yang tertera di dalam label itu sudah.

sudah sesuai atau belum peralatan yang kita butuhkan untuk melakukan titrasi asam basah adalah yang pertama ada budet kemudian statif kemudian elemeyer labu ukur corong kemudian pipet ukur 10 ml dan juga pipet filler. Bahan-bahan yang kita butuhkan, yang pertama cukak, yang akan kita cari kadarnya, kemudian akuades, Larutan standar yaitu larutan NaOH yang sudah diketahui konsentrasinya 0,5 molar dan juga ada indikator PP. Langkah pertama kita harus mengencarkan cuka yang ada di dalam botol.

Di sini cuka dari botolnya. Kita encarkan, kita ambil 10 mili cuka. menggunakan pipet ukur kita masukkan ke dalam labu ukur 100 mili kita encerkan kita tambahkan aquades sampai batas menggunakan botol semprot Ketika mengencarkan, pastikan volume akuades yang kita tambahkan tepat sampai batas.

Posisi mata kita itu harus sejajar dengan tepat tanda atau volume 100 mili. Kita gojok. Kemudian kita masukkan ke dalam gelas beker yang sudah kita beri label cuka encer. Nah cuka encer inilah yang akan kita titrasi. Setelah kita melakukan proses pengenceran cukak, langkah selanjutnya adalah proses titrasi.

Larutan basah atau di sini kita menggunakan NaOH 0,5 molar kita masukkan ke dalam buret. Ketika kita memasukkan larutan ke dalam buret, kita ambil terlebih dahulu buretnya supaya tidak terlalu tinggi dan sulit untuk memasukkan larutan. Pastikan posisi buret, keteran buretnya itu sudah terutup, yaitu posisinya horizontal. Kita bisa memasukkan secara langsung atau bisa menggunakan corong.

Kita masukkan larutan NaOH 0,5 molar ke dalam buret. Ketika memasukkan larutan NaOH ke dalam buret, pastikan melebihi tanda batas 0 sampai ujung. Setelah kita masukkan NaOH ke dalam buret, kita pasang kembali dengan posisi seperti ini ya.

Skala tepat berada di depan kita, kemudian keran ada di sebelah kanan. Ruang kosong di bawah keran ini belum terisi NaOH, sehingga kita harus membuka keran sampai dia terisi, atau kita posisikan angka di atas sampai skala ke 0. Kita buka secara perlahan-lahan. Pastikan untuk melihat pengukuran skala harus sejajar dengan mata kita. Langkah selanjutnya adalah kita memasukkan cukak encer ke dalam elemeyer sebanyak 20 mili. Kita gunakan pipet ukur 10 mili sehingga kita harus melakukan pengambilan sebanyak 2 kali.

Langkah yang sama kita masukkan juga 20 mili cukai encer ke dalam elemen mayor kedua serta ketiga. Karena kita akan melakukan titrasi sebanyak 3 kali. Kenapa kita melakukan sebanyak 3 kali? Supaya data yang kita dapatkan lebih reliable.

Setelah kita memasukkan cukak ke dalam LMR, langkah selanjutnya tambahkan 3 tetes indikator PP ke dalam LMR. Indikator PP ditambahkan supaya kita dapat mengetahui titik akhir titrasi, yaitu dengan perubahan warna menjadi merah muda. Langkah selanjutnya adalah tahapan titrasi. Perhatikan, ketika kita melakukan titrasi, pastikan posisi skala pada buret itu menghadap ke kita, kemudian keran buret ada di sebelah kanan.

Cara memegang Elmayer yaitu di lehernya kita pegang seperti ini, kemudian diposisikan di bawah buret. Kalau sekiranya posisi buret terlalu tinggi bisa kita sesuaikan. Tangan kiri kita itu masuk ke dalam keran, tangan kanan memegang leher dari elemeyer, kita buka keran secara berlahan-lahan sampai larutan titran itu menetes secara berlahan. Ketika larutan NaOH menetes secara berlahan-lahan, kita sambil menggoyangkan elemeyer. Posisi tangan kiri standby di kran sambil melihat perubahan warna yang terjadi sampai tercapainya titik akhir titrasi.

Ketika melakukan proses titrasi itu harus dilakukan seorang diri, tidak dengan teman yang lain. Misalnya teman yang lain membantu memegangkan kran, itu tidak bisa atau tidak boleh. Lebih baik sendiri, nanti di LMR selanjutnya bisa bergantian dengan teman yang lain.

Ketika warna sudah mulai berubah seperti ini, menjadi merah muda, kita hentikan proses titrasi. Ketika sudah berubah warna dan ketika digoyangkan tidak hilang, maka ini sudah mencapai titik akhir titrasi. Kemudian kita lihat, kita baca volume NaOH yang kita gunakan. Di sini kurang lebih 21,2 ml. Kemudian kita catat volume NaOH yang digunakan, yaitu 21,2 ml.

Kemudian untuk titrasi yang kedua, Kita perkirakan jumlah volume NaOH yang digunakan kurang lebih tidak akan jauh berbeda dengan yang pertama yaitu 20-an. Buret itu bervolume 50, maka masih ada 30 mili, jadi tidak perlu ditambahkan NaOH lagi. Nanti volume dibacanya dari 21,2. Langkahnya sama, posisi tangan kiri ada memegang keran dari sebelah dalam, tangan kanan memegang leher dari elemeyer.

Kita lakukan proses titrasi yang sama. Pastikan NaOH itu menetes, tidak dibuka kerannya secara deras, tapi hanya menetes. untuk mengantisipasi kelebihan volume NaOH.

Nah, warnanya sudah berubah, maka kita hentikan proses sitrasi. Seperti ini, merah muda. Kita lihat volume yang dibutuhkan yaitu 41,5.

Berarti berapa volume yang digunakan? 41,5 dikurangi 21,2. Itulah volume NAH yang digunakan.

Nah, untuk tahapan yang ketiga, karena NaOH yang di dalam buret itu tinggal sedikit, maka bisa kita tambahkan lagi. Memasukkan NaOH ke dalam buret bisa menggunakan corong, atau langsung saja. Jika sudah mendekati angka 0, pelan-pelan. Pastikan sampai angka 0. Jika berlebih juga tidak masalah. Nanti kita keluarkan lagi.

Kita pasang terlebih dahulu buretnya ke dalam statif. Kemudian kita keluarkan sampai dengan skala 0. Kita lakukan proses titrasi untuk elemeyer yang ketiga dengan langkah yang sama, tapi di sini skalanya dimulai dari 0 lagi. Kita buka perlahan-lahan, keran buletnya, posisi tangan kiri harus selalu stand by dalam keran sambil digoyangkan elemeyernya.

Sudah mulai berubah warna, jadi kita hentikan proses titrasinya. Kita periksa volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi, yaitu sejumlah 20,1 ml. Dari data volume NaOH yang dibutuhkan untuk melakukan titrasi sebanyak 3 kali, maka kita lakukan rata-rata volume NaOH yang dibutuhkan untuk melakukan titrasi cukak encer sebanyak 20 mili. Bagaimana cara menentukan kadar asam cukak?

Kita perhatikan perhitungan berikut ini. Dari 3 kali titrasi, kita dapatkan volume rata-rata NaOH 0,5 molar yang kita dapatkan adalah 20,5 ml. Dari hasil ini, kita gunakan untuk menghitung molaritas cukak encer yang kita titrasi. Caranya, kita ketahui bahwa rumus titrasi adalah mol asam sama dengan mol basah.

Maka volume asam dikalikan konsentrasi asam dikalikan valensi asam sama dengan volume basah dikali konsentrasi basah dikali valensi basah. Kita masukkan volume asam cukah yang kita titrasi adalah 20 ml. Kita cari konsentrasinya. Valensi cukah adalah 1. Sama dengan volume rata-rata basah NaOH 0,5 molar adalah 1. 20,5 ml dikalikan konsentrasinya yaitu 0,5 molar dikalikan valensi NaOH1.

Kita dapatkan konsentrasi asam cukak encer 0,5125 molar. Setelah konsentrasi cukak encer kita dapatkan, kita gunakan untuk mencari tahu molaritas cukak pekat atau molaritas cuk. cukak yang ada di dalam botol karena kita sudah melakukan pengenceran maka kita dapat gunakan rumus pengenceran m1 kali V1 sama dengan m2 kali V2 cukak encer adalah m2 volume pengenceran yang kita lakukan adalah 100 mili volume yang kita ambil dari cukak pekat adalah 10 mili maka kita dapatkan m1 nya 5,1 25 molar Kemudian bagaimana cara menghitung kadar cukak? Kita memiliki rumus hubungan molaritas dengan kadar yaitu molaritas sama dengan masa jenis dikalikan 10 dikalikan kadar dalam persen dibagi masa molar.

Molaritas asam cukak pekat atau yang ada di dalam botol adalah 5,125 molar. Masa jenis cukak 1,05 gram per mili dikali 10. Dikalikan kadar yang akan kita hitung dibagi masa molar dari cuka adalah 60 gram per mol. Kadar asam cuka yang kita dapatkan adalah 29,28%. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan yang tertera di label yaitu sebesar 25%. Demikian video titrasi asam basah menentukan kadar asam cuka.

Sampai jumpa di video pembelajaran selanjutnya.