Transcript for:
Persiapan Menyambut Bulan Ramadan

Allahumma salli wa sallim wa barik ala nabiyina muhammadin wa ala adihi wa ashabihi wa man tabiahum bi ihsanin ila yawmiddin amma ba'ad kemuslimin dan musliman ikhwat al-iman wa ikhwat al-islam Rahimani wa rahimakumullah wa azzaniallahu iyakum jami'an Yang pertama marilah kita bersyukur kepada Allah SWT di kesempatan sore hari ini meskipun Allah guyur dengan dengan hujan, Masya Allah, Bapak Ibu, dan jemaah sekalian, diberikan oleh Allah SWT, semangat, dan tidak lain, yang menyebabkan kita, bisa hadir, pada kesempatan sore hari ini adalah, Iman kita Dan semangat kita Di dalam Tolabul ilmi Yang mudah-mudahan Allah SWT akan menjadikan Amal yang kita lakukan ini Sebagai pemberat timbangan kelak di Yawmul Qiyamah Amin Ya Rabbul Alamin Kemudian salawat dan salam Semoga senantiasa terlimpah tercurah Kepada Nabi kita Muhammad SAW pada keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa istiqamah mengikuti sunnah-sunnah beliau hingga hari kiamat gelap. Bapak Ibu Ikhwata'l-iman wa Ikhwata'l-Islam, jemaah sekalian dirahmati oleh Allah SWT, Kudarullah, Guru kita, Al-Ustaz Mirah Mandiri Baharun, izin pada kesempatan sore hari ini sehingga kami mengatikan beliau, dan tentunya pembahasan kita tidak sama dengan dengan yang beliau sampaikan pembahasan kita pada sempatan sore hari ini adalah persiapan menjelang bulan puasa yang kita beri judul dengan kurang persiapan bisa gagal di tengah jalan terima kasih sekalian dirahmati oleh Allah SWT Setiap bulan Ramadan, kita akan menyaksikan berbondong-bondong kaum muslimin menyambut dengan gegap gempita, riang gembira. Begitu ramai masjid-masjid, setiap kali... Di awal bulan Ramadan Namun Jemaah sekalian dirahmati oleh Allah SWT Tidak jarang pula Atau bahkan seringnya Keramaian tersebut Semangat kaum muslimin tersebut Tidak bertahan lama Hal ini bisa kita jumpai dari Sof Salat rawahnya Ya Satu pekan pertama, kita lihat sof-sof sholat taraweh sepertinya tidak terlalu banyak berubah. Kecuali ya, dikit-dikit lah maju. Namun seiring bertambahnya hari, bertambah pekan, kepekan kedua, bahkan menjelang puncaknya Ramadan. Justru malah semakin maju sofnya ya. Padahal inti dan hari-hari yang paling utama dari bulan Ramadan itu bukan di awal-awalnya. Sebagaimana disampaikan oleh para ulama. Ya, karena apa yang dilakukan oleh Nabi SAW di 10 hari terakhir itu lebih luar biasa dibandingkan di awal-awal. Dan fenomena yang ada di tengah masyarakat kita ini justru malah kebalikannya ya. Di awal-awal semangat, luar biasa, masjid penuh. Ini baik Bapak Ibu, ini sesuatu yang baik. Cuma jangan berhenti di pekan pertama. Harusnya semakin bertambah, semakin meningkat seiring bertambahnya hari menuju 10 hari terakhir. Oleh karena itu, jemaah sekalian dan rahmatillah Allah subhanahu wa ta'ala. Apa yang menyebabkan fenomena ini terus setiap tahun terjadi. Bisa gak kira-kira kita ini berupaya, berusaha, nyetop gitu ya. Kebiasaan kaum muslimin hilang di tengah Ramadan. Kebiasaan sebagian kaum muslimin yang kemudian berhenti di tengah jalan ibaratnya Bapak Ibu Cuma sekalian dirahmati oleh Allah SWT Maka sebagaimana aktivitas-aktivitas kita yang lain Apalagi aktivitas yang membutuhkan fisik Persiapan sebelum melakukan aktivitas itu sangatlah penting. Bapak ibu tentunya sebelum kesini persiapan apa? Hujan. Apa yang dipersiapkan? Mantol, jas hujan. Atau pakai kendaraan yang memang lebih proper ketika hujan. Seperti mobil misalnya. Bagaimana dengan kita yang berangkat dengan hanya bermodalkan motor tanpa jas hujan? Pasti berhenti di tengah jalan. Ngapain pak? Ngiyup ya Kalau hujannya berhenti lanjut Kalau enggak ya tetap disitu pak ya Bapak Ibu jamaah sekalian dirahmati oleh Allah SWT. Maka persiapan itu sangat penting. Bahkan untuk hal-hal sepele. Seperti kita mau berangkat kajian. Itu juga perlu persiapan. Apalagi menyebut bulan Ramadan yang satu bulan. Ini tanpa persiapan sangat riskan akan berhenti di tengah jalan. Akan melempam di tengah jalan. Dan akhirnya ya terulang lagi setiap tahun. Jamaah sekalian dirahmati oleh Allah SWT. Alhamdulillah. Apakah ada jaminan kita yang sudah semangat ngaji ini juga akan? Ya, istiqomah sepanjang Ramadan belum tentu. Maka ada hal-hal yang perlu kita persiapkan. Supaya kita tidak melempam. atau tidak berhenti di tengah jalan ketika kita bertemu dengan bulan Ramadhan. Setidaknya ada tiga yang perlu kita persiapkan berdasarkan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dan apa yang dipahami oleh para ulama. Persiapan yang pertama adalah persiapan fisik dan tentunya kita semuanya pasti sudah tahu diantara yang diajarkan oleh Nabi SAW untuk persiapan fisik menjelang bulan Ramadan Adalah beliau memperbanyak puasa sunnah di bulan Syaban Bahkan disebutkan oleh Ibn Da'aisha R.A Bulan yang paling banyak Nabi berpuasa setelah bulan Ramadhan adalah bulan Syaban Apa diantara faidahnya jemaah sekalian? Disampaikan oleh para ulema, faidahnya adalah melatih fisik supaya siap ketika sudah memasuki bulan Ramadan. Kan kita juga punya aktivitas sehari-hari, Bapak Ibu. Ada yang kerja, mungkin ibu-ibu yang urus anak-anaknya, atau ibu-ibu juga ada kegiatan di rumah. Bapak menyesuaikan ritme pekerjaannya, itu kalau sudah dilatih dari sebelum bulan puasa. Ketemu bulan puasa insya Allah nyaman buat Beraktifitas Tapi sebelum bulan Ramadan Gak ngapa-ngapain, gak latihan Berpuasa, kemudian tidak Ada persiapan Fisik Bisa jadi bisa Pak puasa Di hari pertama, tapi jeglek Pak ya Lemus Kemudian berbagai macam keluhan-keluhan Yang lain yang menyebabkan Aktifitas hariannya jadi terganggu Coba kalau di bulan Syaban Dia sudah memulai untuk Berpuasa Melatih fisiknya Agar siap menghadapi bulan Ramadan Dengan puasa-puasa sunnah Ketika bertemu ya sudah biasa saja Sudah nyaman Ya mau berangkat kerja Mau panas terik di siang hari Itu sudah terbiasa Nah ini yang pertama Kemudian yang kedua Jemaah sekalian dirahmati oleh Allah SWT Yang perlu kita persiapkan Menjelang bulan Ramadhan agar kita bisa istiqamah Sampai selesai di bulan Ramadhan adalah persiapan Al-ilmu Ilmu Kenapa jangan sekalian dirahmati oleh Allah SWT? Kita perlu persiapan ilmu Karena dikatakan Ilmu itu dilakukan sebelum berkata dan beramal bahkan disebutkan oleh salah seorang ulama al-ilmu imamul amal ilmu itu imamnya amal sehingga amal itu akan mengikuti imamnya kalau kemudian kita tidak memiliki ilmu amal kita mau berimam kepada siapa sebagaimana orang mau sholat dia butuh imam kalau tidak dirinya sendiri jadi imam, pasti dia butuh imam bagaimana dengan orang yang sholat Tanpa imam. Kalau sholat berjemaah tanpa adanya imam. Maka tidak jadi sholat jemaah. Maka seperti amal kita di bulan Ramadan. Itu butuh ilmu. Untuk menjadi imam ya. Bagaimana berpuasa. yang benar sesuai tuntunan Rasulullah s.a.w apa yang membatalkan apa yang tidak membatalkan apa yang boleh, apa yang tidak boleh apa yang kemudian bisa menambah pahala, apa yang bisa mengurangi pahala semuanya harus kita ketahui tentunya tidak kita bahas pada kesempatan kali ini karena waktunya sangat singkat insyaallah di majelis-majelis yang lain dan di majelis-majelis asatidah yang lain sudah Disampaikan, bahkan buku-buku Yang Menjelaskan hal tersebut banyak sekali Kalau tidak punya buku cetak Banyak sekarang pdf-pdf yang bisa Kita manfaatkan untuk membakali diri kita Dengan ilmu Tinggal kita hanya mau atau tidak Namun dari sekian pembahasan tentang Ilmu untuk persiapan Menjelang puasa ini ada beberapa poin Yang perlu kita Sangat tekankan Yang pertama adalah Berilmu Tentang keutamaan bulan Ramadan Ya, sebagaimana kita sebutkan di awal tadi Bahwasannya Allah subhanahu wa ta'ala itu melihat amal seorang hamba bukan di awalnya Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Innama al-a'malu bil khuatim Sesungguhnya amal itu dilihat oleh Allah subhanahu wa ta'ala di akhirnya Begitu pula dengan bulan Ramadan begitu pula dengan bulan Ramadan maka siapa yang termasuk orang-orang yang menang Ketika bertemu dengan bulan Ramadan itu bukan yang paling ramai di depan. Bukan yang paling gaspol di depan, bukan. Tapi siapa yang bertahan sampai akhir Ramadan. Itulah orang-orang yang menang. Cuma masyarakat kita punya kebiasaan ketika lebaran mengucapkan apa Pak? Minal a'idina wal fa'izin. Mudah-mudahan termasuk orang yang a'id, orang-orang yang kembali. Kembali suci katanya. Wal fa'izin dan orang-orang yang kembali. orang yang menang orang-orang yang sukses bagaimana mau menang pak? seminggu sudah hilang dari masjid biasanya yang mengucapkan seperti itu biasanya malah yang hilang dari masjid makanya masyarakat kita juga harus kita fahamkan pak ya bu setiap lebaran jadikan mengucapkan itu jadikan tahu artinya enggak minal aidin wal faizin Selesai Ramadannya. Sampai akhir Ramadan kita benar-benar. Memanfaatkan untuk beramal soleh. Dan melakukan ketatan. Nah itu baru cocok. Jangan sekalian dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala Maka jangan sekalian dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala Ulama sepakat Akhir Ramadan Akhir Ramadan Khoirun min awalihi Akhir bulan Ramadan itu lebih afdal Lebih utama dibandingkan dengan awal bulan Ramadan Karena apa jemaah sekalian? Karena adanya Laylatul Qadar Karena adanya Laylatul Qadar inilah Rasulullah SAW, kemudian beliau sampai mengencahkan yang dimaknai oleh para ulama beliau tidak ya mencampuri istrinya beliau konsentrasi untuk ibadah di 10 hari terakhir tidak sebagaimana di awal-awal bulan ramadhan Oleh karena itu jamaah sekalian dirahmati oleh Allah SWT Fenomena yang ada di tengah masyarakat kita ini harus kita balik Jadi bapak ibu yang jadi takmir, jadi marbut masjid ini punya tugas Gimana caranya jamaah itu justru 10 hari terakhir mereka sangat tertarik untuk hadir di masjid bukan tertarik ke pasar ke pasar cari kue, cari baju, dan seterusnya Sebenarnya itu juga tidak masalah Kalau dilakukan siang hari Masalahnya karena siang hari sudah capek Malamnya jadi tidak berangkat terawih Malamnya jadi tidak tilawah Al-Quran Malamnya jadi tidak mau i'tikaf Alasannya apa? Capek Nah Ini penting sekali Kalau masjid-masjid kemudian bikin program Yang kemudian Memberikan semangat kepada masyarakat Untuk hadir Pak ayo kita Semarakan 10 hari terakhir Yang mau mau tilawah Al-Quran, yang mau tadarusan di masjid, yang mau sholat sunnah di masjid, kita sediakan burjo misalnya gitu ya. Kita sediakan takjilan, tambahan misalnya. Kita sediakan bakmi, panas misalnya. Berarti ya Pak, takmir cari donasi, biar apa? Sediakan itu, sediakan angkringan. Tapi harus baca Quran dulu Pak. Boleh pulang jam 10 misalnya gitu Pak ya. Sehingga masjid-masjid itu menarik untuk dihadiri Pak. Coba masjid-masjid kita. Selesai terawih diamain Dimatiin lampunya Sebenarnya menghalangi kaum muslimin Untuk berlama-lama di masjid Siapa? Kadang-kadang malah takmirnya Oleh karena itu, di 10 hari terakhir ini pesan saya kepada siapapun, bapak-bapak atau ibu-ibu yang menjadi bagian dari masjid, tolong diusulkan pak. Masjid bikin terang-benderang 10 hari terakhir, biar orang-orang semangat untuk hadir. di masjid, syukur-syukur mereka ada sesuatu yang bikin mereka datang ya, tidak masalah pak mengundang mereka dengan sesuatu dari makanan atau sejenis itu yang pentingkan mereka apa? memakmurkan masjid dengan etika Meskipun hanya sejam dua jam Syukur-syukur malam harinya Ada sholat tahajud berjamaah Kemudian pagi harinya Baru pulang Ini Masya Allah Cuma untuk memulai Tentunya dengan sesuatu yang lebih ringan Jemaah sekarang dirahmati oleh Allah SWT Dan Alhamdulillah Atas izin Allah SWT Mesir-mesir di sekitar kami Di daerah Pogong sana sudah menerapkannya Sehingga karena masjidnya hidup, jamaah dari luar pun tertarik untuk datang. Bukan cuma masyarakat setempat. Sehingga di 10 hari terakhir masjidnya enggak sepi pak, justru semakin rame. Apalagi kalau malam ganjil. Alhamdulillah kayaknya malam ganjil tahun ini bareng pak ya. Kalau tidak bareng kan agak gimana ya. Insya Allah, insya Allah ya. Bareng-bareng. Sampai jumpa. Ini yang pertama. Kita harus mengilmui bahwa 10 hari terakhir itu lebih utama dibandingkan dengan hari-hari pertama. Sehingga apa? Semakin bertambah hari, Ramadan itu semakin meningkat ibadahnya. Bukan semakin melempeng. Bukan semakin hilang dari peredaran. Idealnya demikian. Maka dari itu, Bapak Ibu Jemaah Sekalian dirahmati oleh Allah SWT Kalau kita tidak mengetahui hal ini, tidak mengilmui hal ini Yang terjadi setiap tahun adalah sama Ramadan hanya bisa dirasakan Semaraknya, ramainya hanya di awal-awal saja. Dan nanti berakhir di ujung, di malam Eid. Apakah bulan Ramadan ini hanya seperti itu Bapak Ibu? Hanya seperempat? Hanya separuh, hanya sepertiga? Tidak. Bulan Ramadan itu satu bulan utuh. Dan kita diperintahkan untuk memperbanyak ibadah itu satu bulan utuh. Sehingga tidak kemudian satu minggu, dua minggu sudah berakhir. Ini yang pertama. Kemudian mengilmui bahwasannya bulan Ramadan ini waktunya sangat terbatas. Sebagaimana Allah katakan dalam Al-Quran Ayyaman ma'ududat Beberapa hari yang ditentukan Allah subhanahu wa ta'ala menyebutnya dengan beberapa hari Padahal kalau kita hitung-hitung ya, satu bulan itu lama pak Kenapa demikian, Mas Galni Rahmatiyah, walau Allah subhanahu wa ta'ala menunjukkan begitu cepatnya bulan Ramadan? Coba ibu-ibu bisa merasakan sendiri ya. Kayaknya baru kemarin masuk bulan Ramadan, tau-tau sudah sepekan. Tahu-tahu sudah, dua pekan, tahu-tahu sudah mau masuk sepuluh hari terakhir, tahu-tahu sudah mau lebaran. Coba setiap tahun kita bisa merasakannya Pak ya. Kok cepat sekali ya Ramadan ya. Padahal bisa jadi ada sebagian engkau muslimin, mereka... santai-santai ketika bertemu dengan bulan Ramadan, tidak ngapa-ngapain padahal Allah subhanahu wa ta'ala menyebutkan bulan Ramadan ini dengan ayam ma'adudat beberapa hari yang ditentukan untuk memotivasi kita agar semangat memanfaatkannya, jangan sampai kemudian oh kok sudah selesai karena terbatas inilah harusnya kita bersenangat kita tidak tahu Bapak Ibu sama sekalian ya Ramadan tahun ini Ramadan ya apakah Ramadan yang masih bisa berlanjut ke tahun berikutnya atau Ramadan terakhir jadi kemarin orang-orang yang duduk di sebelah kita ya bermejelis dengan kita ya Itu masih ada Tapi sekarang sudah tidak ada Dan bisa jadi besok kita juga demikian Bisa jadi kita yang sudah tidak ada Oleh karena itu jemaah sekalian rahmatnya Oleh Allah SWT Manfaatkan sebaik mungkin Kesempatan ketika bertemu Dengan bulan Ramadan Jangan sampai bertemu dengan bulan Ramadan Hanya sekedar bertemu Tidak dimanfaatkan Untuk memperbanyak amal ibadah Dan ketaatan kepada Allah SWT Alhamdulillah Dan waktu-waktu yang kita hadapi selama bulan Ramadan ini Sebentar dibandingkan dengan waktu-waktu Dan di bulan-bulan yang lain Dan pahala yang kita dapatkan di bulan Ramadan ini Sangat luar biasa banyak Jika kita mau benar-benar memanfaatkannya Jemaah segalanya dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala Maka waktu yang singkat ini jangan sampai berlalu begitu saja Sehingga akhirnya kita menyesal Dan penyesalan itu hanya ada di akhir Sebagaimana penyesalan orang-orang Yang sudah meninggal dunia yang Allah kabarkan di dalam Al-Quran Mereka meminta untuk dikembalikan ke dunia Untuk beramal kembali Bukankah kita masih hidup Bapak Ibu? Bukankah kita masih bernafas? Ya Allah sudah memberikan gambaran penyesalan orang yang meninggal dunia Mereka minta supaya dikembalikan ke dunia oleh Allah SWT Contohnya seperti di surat Ya Al-Munafiqun Ya Mereka meminta kepada Allah subhanahu wa ta'ala untuk ditunda kematiannya. فَأَصَّدَّقَ وَأَكُمْ مِنَ الصَّلِحِينَ Saya atau aku akan bersedekah dan aku pasti akan jadi orang soleh. Gambaran yang Allah gambarkan di surat Al-Munafiqun. فَأَصَّدَّقَ وَأَكُمْ مِنَ الصَّلِحِينَ Saya akan sedekah dan saya pasti akan jadi orang soleh. Tapi bagaimana jaman segalian Kalau sudah mati, apakah bisa Dikembalikan kita? Tidak bisa Kita belum meninggal Kita masih hidup Kita masih diberikan kesempatan Oleh karena itu manfaatkan waktu Yang cuma beberapa Berapa hari tersebut sebaik mungkin. Kemudian jemaah sekalian dirahmati oleh Allah SWT. Maka penderitaan kita. Kesusahan kita yang ada di dunia ini. Untuk beramal di bulan Ramadan ini tidak seberapa dengan penderitaan. Yang bisa jadi akan dialami oleh orang-orang yang mengabaikannya di akhirat. Bisa jadi jemaah sekalian. Kita merasa berat. Di dunia untuk melakukannya. Panas. Perih. Perutnya lemah. lemes, dan seterusnya. Tapi jangan sampai perih, lemes, kemudian penderitaan-penderitaan ini berlanjut sampai akhirat karena kita tidak memanfaatkan bulan Ramadan. Bisa jadi ada sebagian orang di dunia sengsara, melarat. Namun karena di dunia dia beramal dengan sepenuh hatinya, memanfaatkan waktu. Di waktu-waktu dimana Allah subhanahu wa ta'ala melipat gendakan pahala Dia bisa jadi sengsara di dunia Melarat di dunia, namun tidak di akhirat Namun lebih sedih lagi manakala di dunia sudah melarat, di akhirat melarat lagi Karena sudah dikasih waktu namun dia tidak mau memanfaatkannya Jemaah segalanya dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala Kemudian Ilmu yang ketiga yang hendaknya kita miliki sebelum kita bertemu dengan bulan Ramadan adalah ilmu yang berkaitan dengan dalil-dalil tentang keutamaan bulan Ramadan puasa di dalamnya dan bagaimana Allah subhanahu wa ta'ala melipat gandakan pahalanya Bapak Ibu jangan sekalian dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala kalau kita lihat orang-orang setiap pagi bikin jalan macet itu mau kemana Pak? kerja ya mau kerja pagi-pagi macet terus mungkin belum sarapan bahkan mungkin beberapa kondisi udaranya sangat dingin kenapa banyak orang kemudian mau-maunya pagi-pagi berangkat dingin-dingin bahkan hujan untuk berangkat kerja karena tahu nanti akan gajian Iya karena tau Nanti akan gajian Kalau dalam urusan dunia Orang-orang begitu semangat Untuk bekerja Sampai apapun rintangan dia terjang Karena dia akan mendapatkan gajian Harusnya untuk urusan akhirat Lebih utama lagi Untuk urusan akhirat Yang kekal Yang abadi Harusnya lebih kita utamakan lagi Maka orang bisa semangat sepanjang bulan Ramadan karena dia tahu Dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT Ada pun orang yang santai-santai kemudian dia tidak ngapa-ngapain selama bulan Ramadan Emang gak ngerti banget Karena memang tidak, tidak, dia tidak tahu Oleh karena itu, jemaah segalanya dirahmati oleh Allah SWT Bagi kita yang sudah tahu keutamaan bulan Ramadan Maka selayaknya bagi kita untuk bersemangat untuk Memanfaatkan sebaik mungkin bulan Ramadan Maka dengan mengetahui dalil-dalil Baik dari Al-Quran Quran maupun sunnah tentang keutamaan bulan Ramadan ini bisa menjadi penyemangat seseorang untuk ya istiqamah dari awal sampai akhir bulan Ramadan, karena keutamaan yang diharapkan di sisi Allah subhanahu wa ta'ala Sebagai contoh misalnya Di 10 hari terakhir Terdapat satu malam Yang Allah melipat gendakan pahalanya Khairun min alfi syahr Lebih baik daripada Seribu bulan Allah Ta'ala berfirman Ya Inna anzalnahu Fi laylatil qadr Sebenarnya kami menurunkan Al-Quran Pada malam Laylatul Qadr Ya Wama adraka ma laylatul qadr Apa itu malam Laylatul Qadr? Laylatul Qadr Laylatul Qadr adalah malam Dimana seorang yang beramal di dalamnya Allah akan berikan pahala Lebih baik daripada amal Yang dilakukan seribu bulan Bayangkan Bapak Ibu Kita membaca Mus'haf Al-Quran yang mungkin Cuma beberapa baris Di malam yang bertempatan dengan malam Laylatul Qadr, Allah berikan pahala Lebih baik dibandingkan dengan seribu bulan, bayangin kita baca Quran terus serama seribu bulan berdiri beberapa rokaat untuk sholat sunnah lebih baik daripada berdiri serama seribu bulan pahalanya kalau kita tahu keutamaan ini kenapa kemudian kita tidur kenapa kemudian kita malah jalan-jalan malah kemudian meramaikan mal dan pasar Padahal kita tahu keutamaan tersebut. Oleh karena itu, jemaah segala dirahmati oleh Allah SWT mengetahui dalil-dalil tentang keutamaan bulan Ramadan dan dilipat gandakan amal selama bulan Ramadan itu sangat penting. Untuk mengingatkan kita agar memanfaatkan bulan Ramadan sebaik mungkin. Terus bagaimana caranya? Tentunya mengikuti majelis-majelis ta'lim, majelis-majelis ilmu yang membahasnya. Makanya suatu kebiasaan yang sangat baik di masjid-masjid kemudian mengadakan tarhib Ramadan. Namun tentunya isinya harus benar-benar berkualitas, jangan cuma... Ya, sesuatu yang cuma buat, ya, ya, mohon maaf ya, sebagian majelis itu cuma isinya bikin orang tertawa, cuma apa namanya, becanda, dan seterusnya. Majelisnya adalah majelis yang membahas al-qur'an. Al-Quran dan Sunnah Sehingga masyarakat menjadi paham Keutamaan bulan Ramadan Sehingga masyarakat tidak menjadikan bulan Ramadan Itu sama dengan bulan yang lain Tidak menjadikan bulan Ramadan Itu sama dengan bulan Bulan Ramadan yang mulia, bulan yang harus dimuliakan jangan dianggap sama dengan bulan yang lain kemudian, yang terakhir adalah kita harus mengilmi bahwa yang membuat kita mampu beramal selama bulan Ramadan itu bukan karena kita sehat bukan karena kita kuat yang mampu membuat kita beramal di bulan ramadhan adalah siapa mas? siapa? ya, siapa yang membuat kita mampu beramal di bulan ramadhan? Allah subhanahu wa ta'ala santu barakallahu fiqh yang membuat kita mampu beramal selama bulan ramadhan adalah Allah coba lihat pak Banyak orang bertemu dengan bulan Ramadan, tapi gak ngapa-ngapain. Ada gak? Banyak. Ada orang bertemu dengan bulan Ramadan. Siang hari, mohon maaf, depan rumah jegang, sambil ngopi, makan apa? Ada? Ada. Padahal sehat? Sehat. Padahal kuat? Kuat. Tapi kenapa gak puasa? Karena memang Allah bikin dia gak mampu berpuasa. Al-ra'idu jamah sekalian rahmatullah subhanahu wa ta'ala Meminta kepada Allah, memohon pertolongan kepada Allah dengan berdoa Sebelum bertemu dengan bulan Ramadan, itu sangat penting Kenapa jamah sekalian tanpa pertolongan Allah kita tidak bisa apa-apa selama bulan Ramadan Jadi bertemu dengan bulan Ramadan saja, itu bukan sesuatu yang istimewa kalau kita tidak ngapa-ngapain, kalau kita tidak beramal di dalamnya. Coba berapa ribu, berapa juta orang ketemu bulan Ramadan nggak ngapa-ngapain, itu banyak sekali. Tapi siapa yang bertemu dengan bulan Ramadan kemudian Allah berikan taufik untuk beramal dari awal sampai akhir itulah orang yang istimewa. Dan itu tidak mungkin terjadi kecuali atas pertolongan dari Allah SWT. makanya para sahabat mereka tidak hanya berdoa kepada Allah ketika dekat-dekat bulan Ramadan saja bahkan dirayatkan mereka berdoa kepada Allah supaya dipertemukan dengan bulan Ramadan 6 bulan sebelum bertemu dengan bulan Ramadan bayangin pak, sekarang sudah berapa bulan pak? berapa bulan lagi ketemu Ramadan? bukan berapa bulan lagi berapa hari pak ini ya? sekarang tanggal berapa ya? tanggal 23 pak, 6 hari lagi pak ya? 6 atau 7 hari lagi Sudah berdoa belum pak? Sudah berdoa belum bu? Ayo berdoa Di antara doa yang diajarkan Dan diamalkan oleh para sahabat Ya Adalah doa berikut ya Allahumma sallimni ramadhan Ya Allah serahkanlah Atau datangkanlah untukku Ramadan Antarkanlah diriku menuju bulan Ramadan dan antarkanlah Ramadan kepada diriku jadi doanya berisi apa? meminta kepada Allah agar dirinya diantar ketemu bulan Ramadan dan meminta kepada Allah agar bulan Ramadan diantar kepada dirinya dan terimalah amal-amalku selama bulan Ramadan berarti jemaah sekalian dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala tidak hanya bertemu dengan bulan Ramadan Tapi kita juga meminta kepada Allah bisa beramal dan diterima amalnya selama bulan Ramadan Perbanyak doa Bapak Ibu Rahmatillah Allah SWT Karena sekali lagi tidak ada yang mampu membuat kita untuk beramal sepanjang bulan Ramadan Kecuali atas taufik dari Allah SWT Betapa banyak orang yang kemudian sangat sehat, sangat kuat, sangat bugar. Mereka bisa lari berkilo-kilometer. Namun tidak untuk ke masjid. Namun betapa banyak orang yang, mohon maaf, punggungnya sudah bungkuk osteoporosis. Bahkan buta, tapi berangkat sholat jamanah. Kalau pakai akal. kan harusnya orang yang rajin jogging, rajin sepedaan, rajin naik gunung, yang rajin olahraga ini yang paling terdepan di softnya di masjid mereka yang paling kuat, mereka yang paling sehat tapi kenyataannya gak seperti itu Bahkan yang terdepan itu yang mohon maaf sudah bungkuk punggungnya Ya mungkin sudah batuk-batuk Ya mungkin sudah sangat apa namanya lemah ya Bahkan harus pakai kursi Siapa yang mengantarkan ke masjid orang-orang ini, Bapak Ibu? Apakah kakinya yang kuat? Apakah tubuhnya yang sehat? Bukan! Tapi karena Allah menggerakkan hati orang ini untuk datang ke masjid. Kalau fisik yang menjadi tolak ukur orang rajin ibadah, orang semangat untuk beribadah, contohnya sholat jamaah, harusnya orang-orang yang rajin olahraga itulah yang paling terdepan untuk berangkat sholat jamaah. Kenyataannya tidak. Berarti apa? Ibadah itu butuh taufik dari Allah. Butuh pertolongan dari Allah SWT. Bukan semata-mata karena kita kuat. Bukan semata-mata karena kita sehat. Bukan. Jangan sekali dirahmati oleh Allah SWT. Begitu pula kita datang pada kesempatan sore hari ini Ini siapa yang membuat jadangan datang di sore hari ini? Allah subhanahu wa ta'ala Kan jadangan bisa milih di rumah ya Tonton TV atau main sama anak Atau tidur-tiduran Atau melakukan yang lain Hujan-hujan, basah, dingin, capek, macet Belum nanti kehujanan jadi sakit dan seterusnya Tapi kenapa kemudian memilih untuk hadir? Karena memang Allah berkenankan kita hadir. Allah berikan niat taufik kepada hati kita untuk mudah menaiki kendaraan kita dan hadir pada kesempatan sore hari ini. Makanya Bapak Ibu Rahmatullah... Kita harus benar-benar meminta kepada Allah supaya dipertemukan dengan bulan Ramadan. Dan persiapan terakhir, jemaah sekalian dirahmati oleh Allah SWT. Persiapan yang paling penting diantara persiapan yang lain. Yaitu persiapan hati. Persiapan hati. Kenapa maasyirah muslimin sebagaimana Nabi SAW katakan ala wa inna fil jasadi mudhah ketahuilah bahwasannya dalam jasad seseorang itu terdapat segumpal daging ketika baik segumpal daging tersebut maka baiklah seluruh tubuhnya ketika rusak segumpal daging ini maka rusaklah seluruh tubuhnya Dan ketahuilah apa yang membuat Apa yang merupakan segumbal daging tersebut Yaitu hati atau jantung kita Oleh karena itu, masyarakat muslimin, para ulama mengatakan bahwasannya Hati itu adalah raja bagi tubuh kita Kalau rajanya beres, anggotanya, rakyatnya, bawahannya juga beres Hati adalah atasan bagi tubuh kita Dia yang memenyuruh, memerindahkan anggota tubuh kita kalau yang nyuruh rusak ya rusak nanti anggotanya kalau yang nyuruh baik maka baiklah seluruh tubuhnya Maka jemaah sekalian dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Kenapa kita perlu persiapan hati sebelum menjelang bulan Ramadan? Bisa jadi kita sehat secara fisik. Bisa jadi kita kuat secara fisik. Bisa jadi kita ilmunya sudah banyak. Ilmunya sudah mumpuni. Fikihnya sudah ngelotok. Tapi kalau hatinya kotor. Hatinya tidak sehat. maka tidak akan tertarik untuk beribadah. Sebagaimana tubuh ketika sakit akan sangat tidak nyaman dibawa untuk aktivitas. Coba Bapak, hujan-hujan, badan gereges, panas dingin, mau berangkat kajian, harus pakai mantol, kan rasanya aras akal. Arasan, kata orang Jawa, Pak. Begah, gitu ya. Tapi kalau sehat, ya berangkat saja. Diterjang saja. Maka sama, Pak. Kenapa orang ketika mendengarkan azan jadi arasan-arasan, Pak? Allahu Akbar, Allahu Akbar. Berangkat ke masjid kok rasanya berat, ya? Itu bukan karena kita nggak sehat, Pak. Karena ada sesuatu yang membuat kita berat. Apa, Pak? Ibu-ibu? Hati. Hatinya yang berat untuk berangkat. Kenapa? Bisa jadi hatinya memang sedang sakit. Oleh karena itu, Bapak Ibu Jamaskanirahmatillahualadzim disebutkan oleh Nabi SAW dalam hadis riwayatkan oleh sahabat Ibn Umar RA Meskipun sebagian ulama menilai hadis ini daif, namun maknanya benar Maknanya bisa diambil faidahnya Yaitu sabda Nabi SAW, dalam hadisul wa'id Imam al-Bayhaqi, beliau mengatakan, Sesungguhnya hati ini itu bisa berkarat. Sebagaimana besi bisa berkarat jika terkena air. Ya, gila kemudian ada di antara sahabat yang bertanya Ya Rasulullah wa majalak wa Wahai Rasulullah gimana cara membersihinya? Kalau hati itu bisa berkarat, gimana cara menghilangkannya? Gimana cara bersihinya? Kala Nabi S.A.W. mengatakan, كَثْرَةُ ذِكْرِ الْمَوْتِ وَتِلَوَةِ الْقُرْآنِ Dengan memperbanyak mengingat kematian dan tilawah Al-Qur'an. Bapak ibu jangan segalanya dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala Ada dua Pembersih hati Yang disebutkan oleh Nabi s.a.w. dalam hadis ini Yang pertama adalah Kathratu zikril maud Memperbanyak Mengingat kematian. Kok bisa? Memperbanyak mengingat kematian. Kok bisa membersihkan hati? Coba kita lihat. Kalam para ulama. Kau para ulama terkait dengan masalah ini. Bismillahirrahmanirrahim. Disebutkan oleh Al-Imam Al-Qurtubi dalam kitabnya At-Tadhkirah Bi-Ahwalil Mawta Beliau menjitir atau mengutip Perkataan Al-Imam Ad-Daqaq Rahimahullah Ta'ala Al-Imam Ad-Daqaq Rahimahullah mengatakan Siapa yang dia banyak-banyak mengingat mati. Dia akan diberikan tiga kemuliaan. Yang pertama, Ta'jilut taubah. Orang yang banyak mengingat mati pasti akan segera bertaubat. Cepat-cepat taubat. Kenapa jemaah segalian, orang yang banyak mengatmati kok cepat-cepat tobatnya, karena dia gak tau Kapan dia akan langsung dicabut nyawanya oleh Allah SWT dan kapan saja kita bisa dicabut nyawanya oleh Allah Bahkan kondisi sekarang pun bisa jadi Jadi kita bisa dicabut nyawanya oleh Allah SWT. Makanya dia akan selantiasa bersegera untuk taubat. Dan taubat sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat adalah cara untuk membersihkan hati. Dari berbagai macam kotoran. Dalam hadis yang lain. Nabi SAW mengatakan. Ketika salah seorang di antara kalian. Melakukan dosa. Khotiatan dengan satu dosa. Maka dititikan dalam hatinya. Dengan satu titik hitam. ketika dia bertobat dan beristighfar maka akan dicukil akan dihilangkan titik hitam tersebut dari hatinya jadi kalau ada orang berbuat dosa langsung Langsung tobat, langsung istighfar. Langsung dicungkil itu kotoran dari hatinya oleh Allah SWT. Namun jika dia malah mengulangi dosanya. Zidah akan ditambahkan titik-titik hitam. Menjadi hitam legam Itulah yang dikatakan oleh Allah dalam Al-Quran Ar-ran Sebagaimana Allah sebutkan dalam surat Al-Mutafifin Kal-label Rana ala qulubihim ma kanu yaksibun Nah ini nih Jadi tobat ini adalah cara untuk membersihkan hati Manya memperbanyak mengingat mati Otomatis akan membuat orang jadi semangat tobat Yang pertama Yang kedua kata Imam Ad-Dakab Wakana atul Orang yang memperbanyak ingat mati Hatinya akan puas Dengan pemberian Allah Gak akan ambisius Dengan yang namanya dunia Dunia ya secukupnya Bahkan Bapak Ibu Jemaah sekalian Dirahmati oleh Allah SWT Potret keluarga Nabi SAW Makanan-makanan Yang ada di keluarga Nabi SAW Itu apa? Disebutkan dalam salah satu riwayat Ya Di keluarga Nabi SAW, makanan yang paling sering tersedia adalah kurma dan air. Kurma dan air. Di rumah jenengan apa, Pak? Kurma dan air juga ada ya, alhamdulillah. Tapi nasi ada kan? Ya ada. Daging bisa jadi ada ya beberapa hari ya. Tempe? Ada. Tapi di keluarga Nabi, kurma dan air paling sering. Kapan Nabi SAW makan daging? Kalau ada tamu. Nabi makan daging itu kalau ada tamu. Masya Allah, Masya Allah. Kita makan daging kemana Pak? Bahkan mungkin makanan kita lebih mewah daripada makanan keluarga Nabi SAW. Beliau seorang Nabi, pemimpin negara. Kalau seandainya beliau minta kepada para sahabat, tolong saya masakin gulai, tolong saya masakin tongseng, tolong saya bikinkan sate, ibaratnya begitu ya. Para sahabat pasti apa? Sama'an wa ta'atan pak, sam'ina wa ta'atan, siap wahai nabi, kami buatkan, tapi nabi gak begitu. Beliau mengajarkan, yang namanya kebutuhan makan ya cukup untuk tidak lapar. Cukup untuk kemudian kita tidak lemes ketika ibadah. Bayangin sebagian kita pak, sampai yang namanya kulineran kemana-mana gitu ya. Menghabiskan waktu sampai waktu sholat dan seterusnya ketabrak, hanya untuk kulineran. Bukan tidak boleh, Bapak Ibu, Jaman Segalian ya. Tapi apa yang dicontohkan oleh Nabi SAW ini menunjukkan betapa sederhananya beliau di dalam masalah makanan. Tidak kemudian begitu memikirkan masalah makanan. Makanya Pak, karena apa? Di dalam hati beliau Sudah puas, sudah cukup itu Bahkan disebutkan dalam satu riwayat Tapi salallahu alaihi wasalam pernah bertanya kepada Ibu Nda Aisyah Ada makanan gak hari ini? Kata Ibu Nda Aisyah, gak ada, cuma ada tepung wahai Nabi Oh kalau gitu tak puasa saja Bayangin, bapak-bapak mau berangkat kerja Nanya sama ibunya, ada sarapan? Gak ada, adanya beras doang Bisa jadi ada? Ya Ya Perang apa namanya? Perang badar kecil-kecilan di dalam rumah ya. Kenapa gak disediakan makanan Coba bayangin Rasulullah Gak ada makanan Nabi mengatakan apa Oh kalau gitu tak puas aja Enteng sekali pak enteng sekali Coba kalau itu diri kita pak bisa gak kira-kira Karena Nabi puas Dengan yang diberikan oleh Allah SWT Dan orang yang memperbanyak mengatmati Dia akan puas dengan pemberian Allah Kenapa lebih dari apa yang dia butuhkan Akan ditinggal mati pak Apa ada ceritanya orang ngumpulin harta Rumah mewah kendaraan mewah Dikuk masukin Masukin kuburan bareng dirinya? Enggak ada. Seandainya dimasukin, apa manfaatnya? Enggak ada manfaatnya. Karena karena itu saja mas kalian, orang yang banyak mengingat mati, dia akan puas dengan pemberian Allah. Sudah cukup. Dan yang ketiga, Orang yang banyak mengingat mati, akan semangat beribadah. Kenapa Bapak Ibu? Karena yang akan bermanfaat untuk dirinya ketika sudah mati adalah amalnya. Nabi SAW mengatakan, يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَفٌ Yang akan mengikuti mayid itu ada tiga. Cuma tiga Pak. Dua akan kembali Satu yang tetap bersama dirinya Yang mengikuti mayid itu adalah Keluarganya Hartanya dan amalnya. Kemudian. Keluarga dan hartanya akan pulang lagi Pak. Istrinya. Atau suaminya. Atau anaknya. Pasti akan pulang Pak. Kapan-kapan ini dikuburan terus. Ya gak mungkin. Hartanya. Mobil yang dibawa. Atau apa yang dibawa ke kuburan. Pasti akan dibawa pulang. Dan tersisa amalnya. Namun kenyataannya apa Bapak Ibu? Sekarang banyak orang yang mati-matian mencari sesuatu yang tidak dibawa mati. Mati-matian mencari sesuatu yang tidak menemani di dalam alam kuburnya. Apa? Harta, tahta, jebatan. Dan seterusnya Yang justru akan memberatkan dia ketika sudah mati Padahal yang akan menemani kita Apakah jabatan kita Anak-anak kita, harta kita Rumah kita, mobil kita, bukan amal kita Yang akan menemani kita Kata Nabi SAW Maka memperbanyak mengingat kematian ini manfaatnya luar biasa Kemudian yang terakhir, yang kedua Cara untuk membersihkan hati adalah Dengan memperbanyak tilawah Al-Quran Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibn Al-Qayyim Rahimahullah Ta'ala Dalam kitabnya Zadul Ma'ad Beliau mengatakan Maka Al-Quran adalah obat yang sempurna Dari semua penyakit-penyakit hati dan penyakit fisik Begitu pula penyakit-penyakit dunia maupun penyakit-penyakit akhirat Maka memperbanyak tilawah Al-Quran Tentunya tilawah Al-Quran yang benar Bukan cuma sekedar dibaca, kita berusaha untuk mentadaburinya Berusaha untuk memahaminya, mempelajarinya Membaca Al-Qurannya juga tartil Bukan hanya Mohon maaf baca Quran seperti angin Tapi tartil Sebagaimana Allah perintahkan Dan bacalah Al-Quran dengan tartil Maka itu adalah obat Terutama obat bagi hati Hati kita Makanya kalau kita habis baca Quran rasanya gimana Pak? Ayam, adem, tendram rasanya Dan inilah persiapan yang paling penting Persiapan persiapan hati karena persiapan yang pertama persiapan fisik dengan latihan puasa melatih fisik supaya kuat berpuasa berikutnya yang kedua persiapan ilmu ini tidak akan bermanfaat kalau hati kita bermasalah kalau hati kita ternyata justru malah yang sakit hati kita karena Tangan kita, tubuh kita, mulut kita, lisan kita, telinga kita, dan anggota tubuh kita yang lainnya bisa nikmat ibadah, nikmat sholat taraweh, nikmat tilawah al-Quran, nikmat berpuasa, dan nikmat ibadah-ibadah yang lainnya sepanjang bulan Ramadan. Manakala hati kita sehat Manakala hati kita bersih Karena dialah yang akan Memerintahkan anggota tubuh yang lainnya Demikian Bapak Ibu Jemaah sekalian Mudah-mudahan bermanfaat Mudah-mudahan Allah berikan taufik kepada kita Tidak hanya bertemu dengan bulan Ramadan Namun Allah berikan taufik Supaya kita mengisi bulan Ramadan dengan amal Dan ketaatan Dari awal sampai berakhir bulan Ramadan Amin Ada tanya jawab? Semoga jika ada tanya jawab