Transcript for:
Wisata Budaya dan Pertanian Desa Cipta Gelar

jadi G masyarakat desa Cipta gelar ini memiliki kepercayaan terhadap padi jadi padi itu spesial buat mereka dan mereka memiliki budayanya sendiri untuk memperlakukan padi nah masyarakat desa Cipta gelar ini percaya kalau padi adalah suatu hal yang sangat istimewa bahkan harus dihormati dan dianggap suci bagi masyarakat yo geng tekan tombol subscribe geng Halo geng welcome back to kamar [Musik] jeri geng geng kita udah lama banget nih geng ya enggak ngebahas mengenai sesuatu yang unik dari Indonesia karena belakangan ini banyak banget kasus-kasus yang terjadi di muka bumi ini termasuk di Indonesia jadi sejauh ini kita ngebahas soal kontroversi terus gitu nah tapi hari ini gua pengen ngebahas sebuah topik yang sangat inspiratif dan juga positif banget gitu Ini terlepas dari segala hal kurang mengenakkan yang terjadi di negara kita tapi kita enggak boleh melupakan juga kalau sebenarnya Indonesia ini menjadi salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam yang kalau semua sumber daya tersebut bisa dikelola dengan baik oleh orang-orang yang jujur gitu ya ya gue yakin 100% mungkin Indonesia akan setara dengan ya negara-negara maju lainnya misalkan kayak Singapura Arab dan Amerika bahkan gitu ya ya cuma sayangnya dalam pengelola annya ya banyak praktik-praktik kecurangan atau korupsi gitu terus geng Indonesia sendiri secara geografis itu sangat strategis ditambah dengan kekayaan alam yang melimpah nah mengingat Spesialnya letak daripada Tanah Air ini geng hari ini gua pengen ngebahas sebuah desa nih yang berada di wilayah Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Sukabumi yang bernama Desa Cipta gelar Nah apa nih Yang menarik dari desa yang satu ini kok sampai-sampai gua harus ngebahas di sini dan jujur gua senang banget membahas tentang Desa ini desa ini dikatakan memiliki sumber daya pertanian yang begitu Makmur sampai-sampai hasil panen mereka itu diklaim bisa menjadi cadangan pangan untuk 95 tahun ke depan jadi anak cucu mereka dijamin enggak bakal kelaparan dan masyarakat mereka selalu tercukupi kebutuhan pangannya sampai hampir 100 tahun nanti Bagaimana bisa nih masyarakat adat Cipta gelar ini mengelola hasil panen mereka tersebut sampai mereka bisa memiliki cadangan pangan sebesar itu Langsung aja kita bahas secara lengkap cerita dari Desa Cipta gelar ini di sisi lain [Musik] [Musik] [Musik] Oke Sebelum kita mulai ke ceritanya jangan lupa buat check out genlabs watermelon Bubble Gum linknya udah ada di kolom deskripsi dan Cobain kesegarannya Eh iya kemarin ada yang sedikit salah menanggapi informasi gitu ya jadi genlabs ini bukan minuman geng tapi e adalah cairan untuk Ya gitulah pokoknya kalian kalau mau tahu cek aja langsung di link tokpadnya ada di deskripsi nanti baca keterangannya jadi ini bukan minuman jadi kemarin tuh ada beberapa orang yang nge-chat gua Bang minuman lo itu bisa beli di mana Bang gitu nah ini bukan minuman geng Oke Dan kalau kalian udah beli jangan lupa buat tag gua atau ngasih review-nya langsung di tokpad sekarang kita mulai nih pembahasan tentang Desa Cipta gelar Nah jadi geng desa yang terletak di Kabupaten Sukabumi ini yang bernama Desa Cipta gelar ini merupakan sebuah desa yang sangat indah dan Mungkin kalian sudah membayangkan seolah-olah Desa ini adalah desa yang masyarakatnya terisolasi karena kehidupannya kan bertani terus juga benar-benar tradisional gitu dan peradabannya enggak maju mungkin itu yang kalian pikirkan gitu ya tapi intinya kehidupan di sana itu sangat-sangat kontras dengan kehidupan perkotaan seperti Jakarta walaupun tidak terisolasi dan justru menurut gue nih ya kemampuan masyarakat desa di sana dalam bertahan hidup itu keren banget geng karena mereka bisa memanfaatkan segala sesuatu yang bersumber dari alam sebaik mungkin yang mana semuanya jauh dari teknologi canggih yang sebagian besar dari kita sudah bisa dengan mudah digunakan di kehidupan sehari-hari inilah yang terjadi di Desa Cipta gelar geng yang mana ada salah satu hal yang sangat menarik dari Desa ini yaitu kemampuan untuk memiliki cadangan makanan yang cukup untuk 95 tahun ke depan kalau kita lihat dari foto dan video yang memperlihatkan ya kondisi dari Desa Cipta gelar ini kita bisa lihat kalau desa tersebut terletak di pegunungan yang dikelilingi oleh persawahan sehingga bisa dipastikan kalau lingkungan Desa ini sangat subur dan masyarakatnya juga Makmur ibaratnya nih ya mereka itu jadi petani nanam sendiri untuk makan sendiri jadi enggak untuk cari Cuan di sana tuh Cuan ya enggak terlalu berfungsi mungkin yang berfungsi itu adalah pangan gitu nah jadi sebenarnya enggak heran kalau mereka ini memiliki cadangan makanan untuk 95 tahun ke depan karena terlihat dari ladang mereka sawah mereka sangat subur tapi gua menemukan sebuah laporan dari lima orang mahasiswa Universitas Gajah Mada yang sempat melakukan riset langsung ke desa Cipta gelar yang mana Di dalam laporan mereka tersebut dijelaskan dalam pembangunan desa tersebut secara m sendiri masyarakat desa Cipta gelar ini menggunakan ilmu pengetahuan lokal kepercayaan pandangan hidup dan adat istiadat yang memiliki nilai serta warisan dari para leluhur mereka mereka ini memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia dan melimpah di lingkungan mereka itu untuk dipergunakan sebaik mungkin demi memenuhi kebutuhan dan aktivitas mereka sehari-hari dan dikatakan juga kalau Desa ini bisa mandiri karena adanya upaya masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan mereka karena mereka memiliki Kay akinan yang disebut dengan Lewung tutupan Nah mungkin di sini ada teman-teman yang keturunan Sunda yang paham artinya apa boleh tinggalkan komentar di bawah terus geng bagi masyarakat Cipta gelar hutan Mereka itu memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan mereka sehingga mereka itu wajib untuk memelihara hutan tersebut sebaik mungkin nah begitu juga dengan sumber daya alam mereka yang lain seperti dari perkebunan persawahan Karena itulah yang menjadi nyawa mereka geng Jadi mereka itu enggak bergantung kepada maaf nih ya enggak bergantung kepada aturan pemerintah banget gitu Yang kalau misalkan nih pemerintah bilang harga cabe naik semuanya pada panik gitu nah mereka tuh enggak berlaku itu mereka benar-benar menanam sendiri untuk kehidupan anak cucu mereka sendiri sumber pangan masyarakat desa ini berasal dari karbohidrat alami yaitu sebesar 89,6% dalam bentuk beras lalu 51,4% dalam bentuk jagung dan 66,7% dalam bentuk singkong dan 60% dalam bentuk ubi jalan dan 70,8% untuk talas jadi masyarakat Cipta gelar ini rata-rata bekerja sebagai petani di sana Nah Enggak ada tuh istilahnya yang kayak anak-anaknya malu untuk jadi petani bercita-cita tuh yang beda gitu jadi dokter jadi polisi misalkan nah di sana tuh ya ada yang pendidikannya tinggi tetap ada gitu tapi kebanyakan Memang mereka biasanya jadi petani dan mereka cukup bahagia dengan kehidupan sesederhana itu geng dan yang menjadi petani di sana juga bukan cuma laki-laki aja bahkan ada perempuan yang sudah menikah juga bekerja sebagai petani ada sebanyak 90,2% laki-laki yang bekerja sebagai petani sementara perempuannya sebesar 41,5% jadi setengahnya itu perempuan sementara sisanya mereka itu bekerja ya macam-macam gitu geng ada yang bekerja non Tani ada juga yang menjadi pedagang ada juga yang menyediakan jasa kalau para perempuan atau istri-istri mereka di sana itu 4,6%-nya memang bekerja sebagai pedagang atau membuka jasa Nah karena sebagian besar masyarakat Cipta gelar itu bekerja sebagai petani sehingga sumber pangan utama mereka itu merupakan hasil dari pertanian mereka sendiri nah lalu kemudian barulah lauk-lauk yang lain seperti sayuran dan juga hewan-hewan untuk mereka makan itu mereka beli dari pihak lain Nah jadi misalkan kayak mereka butuh ikan biasanya mereka bakal beli dari luar Desa mereka tapi kalau untuk sayuran padi beras Wah jangan tanya deh itu itu stoknya banyak banget nah sebelumnya nih geng gua udah Sebutkan kan kalau Desa Cipta gelar ini bisa mandiri karena menganut kepercayaan tertentu terus mereka masih menjunjung tinggi adat istiadat serta ilmu pengetahuan lokal yang sudah mereka percaya selama turun temurun Jadi mereka ini enggak pernah meninggalkan adat istiadat yang diturunkan oleh leluhur mereka jadi dilestarikan terus geng makanya hidup mereka setenang itu Jadi mereka enggak ngejar yang namanya kemewahan enggak perlu stres dengan hal yang modern cukup dengan kehidupan tradisional mereka Nah selanjutnya nih geng gua bakal menjelaskan mengenai Sistem adat diciipta gelar yang juga berkaitan dengan pengelolaan sumber daya pangan desa tersebut yang sampai dikatakan ya bisa cukup sampai 95 tahun ke depan Nah sekarang kita masuk ke dalam pembahasan sistem adat yang berkontribusi dalam pengelolaan sumber daya pangan dicipta gelar [Musik] jadi geng Desa Cipta gelar itu adalah salah satu pemukiman atau kampung adat yang masuk ke dalam kesatuan adat Banten kidul informasi lain menyebutkan ya kalau Cipta gelar Ini adalah sebuah nama pemukiman adat yang dijadikan sebagai pusat pemerintahan bagi kesepuhan adat Banten kidul bahkan dikatakan kalau Desa Cipta gelar ini masih memiliki hubungan dengan kerajaan Sunda milik Prabu Siliwangi nah sejarahnya kurang lebih kayak gitu dan lokasinya memang berada di daerah yang jauh dari lingkungan kota tepatnya berada di pedalaman Gunung Halimun salak di bagian selatan dari Pegunungan Kendeng di Jawa Barat Desa Cipta gelar ini secara administrasi berada di desa sirna resmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Nah karena menjadi sebuah Kampung Adat pastinya ada sebuah budaya yang dilakukan secara turun-temurun dan tetap dijaga oleh masyarakat sana di lingkungan sosial mereka yang wajib dijalankan oleh setiap orang yang tinggal di desa tersebut contohnya nih ya misalkan kayak suku badui gitu nah mereka ini masih menjalankan budaya mereka sampai sekarang bahkan aturan adat istiadat seperti itu Harus dipatuhi oleh para pengunjung yang nonbadui sekalipun yang datang ke sana Jadi benar-benar harus ngikutin aturan gitu hal ini juga sama geng dengan yang terjadi di Desa Cipta gelar ini di desa ini ada seorang tetua adat atau yang biasa disebut dengan Abah yang diangkat berdasarkan keturunan Nah jadi benar-benar kayak zaman dulu geng kayak raja-raja gitulah Yang tahtanya itu bisa di diwariskan secara turun-temurun kepada anak-anaknya nah terus masyarakat di sana geng masih memegang kuat adat dan tradisi yang sudah dijalankan selama kurang lebih 640 tahun jadi ini desa tua banget nah itu artinya mereka itu sudah melalui ya Beberapa generasi dan yang jelas memang udah lama banget adat dan tradisi tersebut dijalankan makanya enggak heran kalau adat istiadat di sana sangat mengakar dengan sangat kuat di tengah-tengah masyarakat Nah pasti kalian penasaran nih Apa sih adat istiadat yang mereka jalankan Selama ratusan tahun ini Jadi G masyarakat desa Cipta gelar ini memiliki kepercayaan terhadap padi jadi padi itu spesial buat mereka dan mereka memiliki budayanya sendiri untuk memperlakukan padi nah masyarakat desa Cipta gelar ini percaya kalau padi adalah suatu hal yang sangat istimewa bahkan harus dihormati dan dianggap suci bagi masyarakat Ya mungkin kalian akan berpikir gila nih masyarakat di sana menuhankan tumbuhan gitu padi ya tapi begitulah adatnya geng dan memang bisa terbukti ya padi bisa jadi beras dan beras bisa menjadi penghidupan dan itu semua bisa terjadi karena padi dianggap oleh mereka sebuah bagian dari kehidupan masyarakat mereka jadi Padi ini adalah sesuatu yang memberi mereka kehidupan dan menganggap kalau padi itu layaknya manusia yang memiliki roh dan jiwa serta hidup dan memiliki bagian tubuh yang penting karena kepercayaan itulah masyarakat Cipta gelar ini memperlakukan padi ya tumbuhan padi yang ada di sawah itu sangat berhati-hati seperti merawat anak mereka sendiri ya karena mereka tahu sumber hidup mereka dari situ dan salah satu perlakuan khusus yang diberikan oleh masyarakat Cipta gelar kepada padi adalah dengan memberikan rumah khusus untuk padi-padi mereka yang sudah dibangun yang mana rumah-rumah tersebut adalah lumbung jadi tempat menyimpan padi yang sudah panen nah terus geng untuk menanam padi bisa dilakukan di dua tempat yaitu di lahan kering atau ladang atau biasa juga disebut dengan Huma nah serta bisa juga ditanam di lahan yang basah atau sawah kalau di desa Cipta gelar masyarakatnya itu melakukan cocok tanam untuk padi di kedua tipe lahan tersebut jadi di lahan kering juga di lahan basah juga dan di antara kedua lahan tersebut sebenarnya masyarakat Cipta gelar lebih dahulu menanam padi di ladang atau Huma yang mana ini merupakan lahan kering gitu Ya nah tapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait pangan di desa tersebut akhirnya masyarakat Cipta gelar mulai melakukan cocok tanam padi di sawah alias di lahan yang basah terus geng semenjak masyarakat di sana itu sudah mengenal dan melakukan cocok tanam padi di sawah mereka itu enggak sepenuhnya berpindah atau meninggalkan Huma Huma itu ladang yang kering tadi tapi justru masyarakat Cipta gelar jadi menerapkan menanam padi di kedua tipe lahan tersebut baik di lahan yang kering maupun di lahan yang basah dan menurut mereka padi yang ada di sawah itu sebenarnya sangat bergantung dengan padi yang ditanam di lahan kering jadi apapun yang berkaitan dengan dengan aktivitas padi yang ada di sawah itu harus diawali dengan padi yang ada di Huma atau lahan kering terlebih dahulu aktivitas menanam padi itu baru dimulai dengan apa yang disebut ngasek ini koreksi gua kalau salah dalam penyebutan nah ini adalah ketika masyarakat menanam padi di Huma atau di lahan kering baru kemudian mereka melanjutkan dengan apa yang disebut tandur Nah itu adalah sebutan untuk menanam padi di sawah atau di lahan basah terus enggak cuma proses menanamnya aja a geng tapi urutan tersebut juga berlaku ketika musim panen yang mana itu berarti panen pertama harus di Huma terlebih dahulu atau di lahan kering terlebih dahulu baru kemudian di lahan basah atau di sawah Jadi enggak boleh tuh kebalik ketika musim panen atau masyarakat Cipta gelar biasanya menyebut dengan ngunjal seluruh hasil panennya itu baik yang dari lahan kering atau Huma maupun sawah lahan basah akan dibawa ke pemukiman untuk dikumpulkan di sana masyarakat Cipta gelar ini percaya ya kalau padi yang mereka tanam di lahan kering atau Huma adalah padi yang dirawat oleh ibu bumi atau Dewi padi Nah ada kepercayaan semacam itu geng Hal ini dikarenakan Huma itu adalah lahan kering yang enggak dialiri oleh air sama sekali nah jadi itu kan biasanya bakal terlihat mustahil gitu kan Tapi menurut mereka setelah Huma atau lahan kering itu ditanami dengan benih padi benih padi tersebut dibiarkan begitu aja geng agar tumbuh dengan sendirinya dan enggak disiram sama sekali ataupun ya selama proses tumbuh padi itu enggak kena air gitu Nah makanya masyarakat Cipta gelar percaya kalau padi tersebut dirawat oleh ibu bumi sampai akhirnya padi itu siap panen walaupun enggak mereka rawat pakai air berbeda dengan padi yang mereka tanam di sawah atau di lahan basah yang pertumbuhan padinya masih ada campur tangan dari manusia jadi enggak bisa dibiarin gitu aja harus benar-benar diliiatin diairin gitu Oleh karena itu padi yang tumbuh di Huma itu sangat disakral oleh masyarakat Cipta gelar dan diutamakan Penanganannya karena dianggap suci yang melibatkan kekuatan yang dimiliki oleh ibu bumi atau Dewi Sri tadi menurut kepercayaan mereka terus lokasi untuk menanam padi di Huma atau lahan kering ini sering berpindah-pindah setiap tahunnya nah Hal ini dikarenakan kondisi kesuburan dari Huma itu sendiri yang terus-menerus berkurang setelah ditanami padi nah ketika datang masa panen atau ngunjal padi yang sudah dipanen akan dibawa ke pemukiman lalu disimpan di dalam lumbung atau yang mereka sebut dengan kata luit jadi ada tiga jenis luit di desa tersebut yaitu ada luwid jimat yaitu lumbung kesepuhan ada luwit rurukan atau lumbung adat dan luwit warga nah dikatakan nih kalau jumlah dari luwit rurukan dan luwid warga itu terus bertambah setiap tahunnya tapi rata-rata setiap kepala keluarga itu memiliki dua luwit dengan kapasitas kurang lebih 2 ton padi Wah gila ini satu kepala keluarga sudah punya 2 ton Buset buat makan berapa tahun tuh geng terus geng di cipta gelar sendiri ada salah satu aturan adat yang wajib ditaati yaitu ritual yang disebut dengan ngadiuken nah ngadiuken ini adalah ritual meletakkan padi di dalam luit yang diambil dari Huma maupun dari sawah dan ngadiuken ini adalah ritual sakral dalam prosesi budaya padi milik masyarakat Cipta gelar Nah kalau ada masyarakat yang tidak menanam padi Huma atau tidak menghasilkan padi Huma di lahan kering yang jumlahnya mencukup i nah dilarang untuk menggelar ritual ngadiuken ini Hal itu menyebabkan hasil produksi dari padi Huma sangat dianggap penting geng bagi masyarakat Cipta gelar nah meskipun ya hasil yang diperoleh dari panen ketika menanam padi di Huma atau lahan kering hanya berjumlah satu ikat aja tapi ritual ngadiuken ini sudah harus dilaksanakan selain ritual ngadiuken ada lagi tradisi yang dijalankan oleh masyarakat Cipta gelar yaitu upacara Seren Taun upacara Seren Taun ini sendiri berasal dari kata Seren dan taun yang digabungkan jadi satu yang dalam bahasa Sunda Seren itu berarti menyerahkan dan tahun itu berarti tahun jadi menyerahkan tahun artinya ya dengan kata lain ini merupakan upacara serah terima dari panen tahun lalu untuk tahun depan dan upacara Ini sudah berlangsung sejak 655 tahun yang lalu geng dan ditunjukkan untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil alam atau panen yang mereka terima nah serenahun ini juga sebagai sebuah upacara yang dimaksudkan untuk melepas tahun yang sudah dilalui dan menerima tahun yang akan datang atau tahun baru lalu geng ada sebuah informasi yang datang dari media detik Jabar yang ditulis pada Tahun 2022 mengenai Desa Cipta gelar ini geng yang mana tim dari detik Jabar berhasil melakukan wawancara dengan Abah Ugi sugriana Rakasiwi yang menjadi ketua adat di cipta gelar dan merupakan generasi ke-10 yang mewarisi status sebagai ketua adat dari ayahnya yang bernama Abah uncup Sucipta atau dikenal dengan dengan nama Abah Anom si Abah Ugi ini anaknya Abah Anom dan dia sendiri sudah menjadi ketua adat di cipta gelar sejak tahun 2007 Abah Ugi ini mengatakan kalau masyarakat Cipta gelar itu hanya menanam padi satu kali dalam setahun nah beda nih dengan petani-petani modern petani modern tuh ya setahun mungkin bisa berkali-kali panennya atau justru 6 bulan sekali gitu Nah tapi di cipta gelar mereka sangat menghargai yang namanya ya sistem alam enggak pakai kimia enggak pakai pestisida enggak pakai pupuk yang aneh-aneh Nah makanya mereka hanya menanam padi 1 tahun sekali tetapi stoknya melimpah hasilnya melimpah cukup untuk stok beberapa tahun di desa mereka semua hasil panen padi tersebut yaitu untuk kehidupan mereka sehari-hari enggak mereka jual gitu kalaupun ada sisa biasanya mereka akan simpan untuk di tahun berikutnya jadi enggak ada satupun padi mereka yang diperjual belikan saking dihargainya Nah jadi kita enggak bisa tuh datang ke desa tersebut untuk membeli padi dari mereka tapi kita boleh makan di sana Jadi kalau kita datang ke sana kita disuguhi tuh makanannya dan Pak padinya dikatakan super enak karena ya ditanam dengan cara tradisional dan hal ini memang sudah diterapkan oleh masyarakat adat Cipta gelar sejak zaman nenek moyang mereka dulu Nah untuk menanam padinya sendiri mereka memiliki waktu tertentu yang sesuai dengan rasi bintang dan dikenal oleh masyarakat dengan sebutan kidang dan Kerti Nah jadi walaupun mereka enggak pakai kimia atau alat yang canggih tapi mereka tuh punya patokan yaitu patokannya tadi adalah rasi bintang tersebut dan mereka biasanya nyebutnya tadi kidang atau Kerti jadi masyarakat Cipta gelar enggak bisa sembarangan untuk menanam padi geng mereka bisa melihat rasi bintang itu pada malam hari kalau kidangnya sudah di atas kepala berarti mereka sudah bisa menanam padi tapi kalau Kerti yaitu ketika kidangnya tidak kelihatan itu artinya hama sudah mulai bermunculan sehingga mereka itu harus panen segera sebelum kidangnya enggak kelihatan lagi terus geng selain dua upacara yang sempat gua Sebutkan sebelumnya ada beberapa upacara lainnya yang dilakukan oleh masyarakat Cipta gelar yaitu upacara sapang jadian Pare yaitu syukuran penanaman padi pada waktu 1u minggu saat benih padi yang ditanam mulai tumbuh Nah kemudian ada lagi Pare nyiram yaitu syukuran ketika benih padi mulai tumbuh subur Lalu ada lagi yang disebut dengan mapak Pare bekah atau syukuran saat padi siap dipanen nah terus ada lagi mipit Pare yaitu syukuran setelah menanam padi kemudian ada lagi nganyaran atau syukuran besar bagi simbol pertama kali menikmati hasil panen pada tahun tersebut di mana ketika upacara itu dilaksanakan ibu-ibu yang memasak nasi dilarang berbicara satu sama lain Dan dianjurkan ketika memasak ini sambil menyirih atau mengunyah sirih geng Wah gila ya kuat banget adat istiadatnya terus enggak cuma upacara dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat Cipta gelar aja mereka juga memiliki satu dapur bersama kebayang engak tuh keren banget ya itu sekampung punya tempat masak atau satu dapur bareng-bareng dan di dapur tersebut enggak pernah ada yang berhenti memasak jadi setiap hari itu Desa dipenuhi dengan makanan anak-anak mereka sehat-sehat dan mereka juga enggak pakai kompor jadi benar-benar pai kayu bakar cara tradisional untuk memasak nah nantinya seluruh orang di desa itu juga akan makan di dapur bersama itu sehingga mereka itu enggak makan di rumah atau enggak masak di rumah jadi setiap hari makanannya ada terus di dapur bersama itu dan hal ini bukanlah tentang memasak atau makan aja geng tapi juga menjadi simbol dari kehidupan yang terus berjalan dan hubungan yang harmonis dengan alam bahkan kayu yang mereka pakai untuk memasak juga enggak diambil dengan asal-asalan masyarakat Cipta gelar memastikan ketika mereka mengambil kayu itu tidak merusak ekosistem yang ada nah meskipun namanya Desa kalian Jangan menganggap remeh Desa Cipta gelar ini geng karena gara-gara Desa ini ada sebuah stasiun radio yang diberi nama radio Suara Cipta gelar yang dibangun pada tahun 2005 dan menjadi sarana komunikasi yang penting bagi masyarakat adat yang ada di sana Jadi ya kemajuan teknologi juga masuk di sana saluran radio ini juga sudah mendapatkan lisensi dari diskominfo Kabupaten Sukabumi dan sudah resmi menjadi radio komersial di daerah tersebut terus Selain itu mereka juga udah punya alat elektronik walaupun mereka hidupnya tradisional Jadi mereka udah punya Media TV lokal yang bernama chiga TV yang sudah ada sejak tahun 2008 chiga TV itu banyak menayangkan dokumenter mengenai keseharian masyarakat desa terus memutar lagu-lagu serta edukasi mengenai lingkungan jadi tayangan tv-nya aja tuh positif Enggak ada tuh sinetron-sinetron yang settingan-settingan tuh enggak ada di sana tuh semuanya positif terus kemudian kerennya ya di desa ini mereka itu mengandalkan sinar matahari dan air untuk dijadikan sebagai sumber energi listrik Nah jadi masyarakatnya itu udah pintar geng enggak ketinggalan zaman gitu Dan salah satu energi ini menjadi sumber daya bagi masyarakat untuk bisa mendapatkan wi-fi dari hasil kerja sama masyarakat Cipta gelar dengan beberapa desa yang berada di sekitarnya Nah jadi kalau kalian pikir Desa ini enggak terjangkau listrik enggak terjangkau internet karena berada di daerah yang jauh dari perkotaan dan masih menggunakan obor atau lampu minyak ya kenyataannya enggak gitu geng mereka ini hanya mempertahankan gaya hidup yang sederhana sesuai dengan adat tetapi mereka juga mengikuti perkembangan zaman bahkan yang lebih kerennya mereka itu menghasilkan listrik mereka sendiri tanpa mengandalkan listrik dari PLN nah masyarakat Cipta gelar ini benar-benar memanfaatkan semua yang tersedia di alam untuk menunjang kebutuhan mereka sehari-hari dan tentu merawat sumber daya tersebut sebaik mungkin agar tetap terpelihara agar kehidupan mereka terus [Musik] berlanjut Nah itu dia geng pembahasan kita hari ini mengenai indahnya Desa Cipta gelar yang menakjubkan dan unik kehebatan mereka dalam mengelola sumber daya alam yang benar-benar membuat kita tercengang Coba ya ilmu atau cara yang dilakukan oleh masyarakat Cipta gelar ini bisa diterapkan di daerah lain pasti Indonesia enggak akan lagi mengimpor beras karena semua masyarakatnya bisa tercukupi kebutuhan pangan ya dari hasil menanam sendiri nah gimana Menurut kalian geng tentang cerita dari Desa Cipta gelar ini Apa pelajaran yang mungkin bisa kita ambil dari sini coba tinggalkan komentar di bawah