Transcript for:
Pembebasan dari Belenggu Nafsu

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahi Rabbil Alamin Wabihi nasta'inu ala umri dunia wa't-din Allahumma shai'inu wa salim wa barik ala habibina wa syafi'ina sayyidina wa maulana Muhammadin wa ala alihi wa ashabihi wa mantabiahum bihsanin ila yaumiddin Amma Ba'du Bismillah Mari kita lanjutkan lagi Belajar kita, ngaji kita Malam hari ini kita masih di tema kebebasan, cuma ini dari dunia akhlak tasawuf. Jadi malam hari ini kita ngaji beneran ya, nanti materinya dari beberapa kitab. Baik, tema malam hari ini adalah Bebas dari Belenggu Nafsu Jadi mungkin ini penting ya untuk teman-teman kita semua Apalagi yang muda-muda Karena era hari ini kan Gudaan di sekeliling kita banyak yang kadang-kadang tabrakan dengan ideal yang ada di kepala kita maunya kita A tapi yang terjadi Z maunya kita jadi orang baik tapi kadang-kadang dusau, kadang-kadang maksiat dan lain sebagainya, terus kita gelisah, terus kita menyesal terus kita menyalahkan diri sendiri dan lain sebagainya tapi setelah menyesal, besok diulangi lagi terus kita menyesal lagi istighfar lagi, tobat lagi Kadang sampai nangis-nangis, tapi terus besok ya diulang lagi. Itu namanya kita sedang terbelenggu. Jadi kita ingin bebas, tapi kok tidak bisa ya?

Sama kayak waktu dulu kita dijajah Belanda, dijajah Jepang, itu kan kita ya ingin bebas. Tapi kok tidak bisa ya? Kita tahu itu jelek, kita tahu itu harus dilawan. Tapi kok tidak kuat ya?

Kok tidak bisa ya? Itu namanya kondisi terbelenggu. Nah, malam hari ini kita belajar tentang kondisi diri kita yang terbelenggu oleh hawa nafsu.

Kita akan belajar dari berikut. beliau Sheikh Ibnul Jawzi. Awas keliru ya, ada nama yang mirip.

Ada Sheikh Ibn Qayyim Al-Jawzi. Kalau ini Sheikh Ibnul Jawzi. Dua orang yang berbeda.

Sheikh Ibnul Jawzi jauh lebih sepuh, jauh lebih awal. Beliau ini dari sekitar abad 12 era Abbasiyah, beliau kelahiran 1114 Masehi, nanti meninggalnya 1201. Beliau ulama, sunni, as'ari, kalau fikirnya hambali. Ahli di hampir semua bidang kajian Islam, ya tafsir, ya hadis, ya fiqh, ya kalam, ya tasawuf, kabeh berarti ya.

Beliau kuasai semua hampir bidang keilmuan Islam. Gurunya banyak ulama, belajar dari banyak ulama. Meskipun beliau bukan dari kalangan orang luar biasa, beliau sejak umur tiga tahun beliau sudah yatim piatu. Diasuh oleh bibinya. Tapi hal ini tidak menyurutkan minat beliau untuk belajar, jadi orang pintar.

Dan akhirnya jadi ulama besar. Tadi saya cek gelar-gelar yang diberikan pada beliau, itu antara lain. Tidak usah kaget ya, gelarnya banyak sekali.

Meskipun di situ tidak ada profesor, dokter, PhD, dan lain sebagainya. Tapi gelar beliau itu ada Ustadzul A'imah, gurunya para imam. Luar biasa, ada Bahrul Ulum, Lautan Ilmu, ada Sayyidul Khufat, ada Fahri Sulma'ani Wal Al-Fat, pahlawannya makna-makna dan lafat-lafat, Syaihul Islam, Qutuatul Anam, teladannya manusia, Sultanul Mutakallimin. Dan mungkin masih ada beberapa gelar yang lain saking pintarnya beliau.

Ada yang bilang jumlah tulisan beliau sampai angka 700. Cuma ada yang bilang 700 ini sekalian jilid-jilidnya, aslinya 500. Ada yang bilang yang asli karya beliau sebenarnya ya 300. Tapi macam-macam ya, kita ambil 300 pun sudah. luar biasa. Orang seumur hidupnya nulis sampai 300 kitab itu enggak kita bayangkan ya.

Itu santai-santainya kapan, tiktokannya kapan, youtube-nya kapan. Hidupnya pasti dipersembahkan hanya untuk ilmu. Itu dasarnya beliau. Saya ingat ada cerita yang menarik tentang beliau ini, karena beliau ini orang pintar. ketika ada dua kelompok umat Islam mendatangi beliau bareng.

Ini dua kelompok yang berlawanan. Kelompok pertama dari kalangan Sunni As'ariyah, kelompok kedua dari kalangan Syiah. Dua-duanya tanya pada beliau, Wahai Sheikh, ini pertanyaannya berat, ini resikonya berat kalau salah jawab.

Dua kelompok ini tanya, siapa yang lebih mulia diantara dua sahabat ini? Abu Bakar atau Ali? Jawabannya yang abad itu, ayo jawab salah satu, dipenung yang satunya mesti.

Nah, jawabannya saya benar-benar jauh sih ya Pak. Jawabannya pintar, diplomatis. Jawabannya beliau, yang lebih mulia adalah orang yang anaknya menjadi istrinya.

Jawaban ini simple ya, tapi kalau dua-duanya puas akhirnya. Kenapa? Abu Bakar juga kan orang yang anaknya menjadi istrinya.

Anaknya Abu Bakar, Aisyah menjadi istrinya Nabi. Jadi orang asal yang menganggap, oh ini mesti Abu Bakar yang dimaksud. Yang si Ah juga begitu.

Oh berarti ini Ali yang dimaksud. Kenapa? Karena orang yang anaknya menjadi istrinya, anaknya Nabi kan Fatimah.

Menjadi istrinya ahli, jadi orang yang anaknya menjadi istrinya. Jadi masing-masing menafsirkan nyanya berbeda. Jadi cuma tinggal bilang orang yang anaknya menjadi istrinya, dialah yang lebih mulia.

Dua-duanya kena. Itu orang pintar. Itu menyelesaikan masalah tanpa masalah.

Baik, itu gambaran beliau, ya meskipun beliau juga mengalami masa-masa pahit. Beliau jaya dipercaya oleh Sultan di era Khalifah al-Mustadi, kalau tidak salah. Tapi pengganti beliau agak keras, beliau sempat diasingkan.

Sekitar lima tahun setelah diasingkan kemudian dipanggil kembali dan dua tahun setelahnya beliau meninggal. Jadi itu gambaran profil beliau. Baik, malam hari ini kita belajar tentang menaklukkan Hawa Nafsu, menaklukkan belenggu. nafsu dari beberapa kitab beliau yang paling banyak nanti kita ambil dari kitab beliau yang judulnya Namul Hawa Namul Hawa itu mencelah hawan Nafsu, meskipun nanti kita ambil juga dari beberapa referensi kitab beliau yang lain, tapi utamanya dari situ kitab Mullah Hawa itu isinya sebenarnya satu ketika ada orang yang menghadap ke beliau yang sedang stres patah hati karena cinta sehingga hidupnya tidak karu-karuan terus menghadap pada Saifri Lujawusi terus minta wasiat, minta, nasihat-nasehat. Dari situ akhirnya lahirlah kitab itu.

Meskipun ini malam hari ini kita ambil juga dari beberapa referensi yang lain. Baik, bismillah ya kita mulai. Gimana caranya menaklukkan hawa nafsu?

Yang pertama, kita awali dari... Self-awareness dulu, kita sadari dulu diri kita untuk tahu posisinya nafsu itu di mana dan bagaimana. Ya, sebagaimana para ulama, para sufi, Ibnul Jauzi juga meyakini bahwa manusia itu hakikatnya ya rukhaninya.

Jadi sederhana kita sering bilang manusia itu jasmani rukhani. Nah yang inti dari manusia itu rukhaninya. Jadi kita itu hakikatnya makhluk rukhani.

yang diberi casing jasad seperti ini. Berarti esensi kita itu ada di balik yang fisik ini. Dan bentuknya apa?

Esensi di balik fisik yang rohani tadi, namanya kita menyebut jiwa atau nafas. Jadi ini nanti dibedakan ya nafas yang jiwa dengan nafas yang sahwani atau sahwa atau kita menambah kalau di Indonesia dikasih kata-kata hawa, hawa nafsu, sahwat. Jadi karena kalau di Indonesia sahwat itu ya bahasa Indonesia itu nafsu. Tapi di sini nafas artinya jiwa.

Jadi esensi kita itu ada di nafas, ada di jiwa. fisik ini hanya casing kalau kata Imam Ghazali fisik ini kholok, ciptaan yang sifatnya ijbari jadi casing itu pokoknya diberi paketan jadi beda dengan nafas jiwa kalau jiwa itu isinya banyak paket potensi bisa ini, bisa itu mau jahat bisa, mau baik bisa itu ada di jiwa tapi kalau fisik ini paket, paket jadi kita tidak bisa nafas Nawar oleh Allah diberi semacam ini maka kata Imam Ghazali kholak itu sifatnya ijbari ijbari itu dalam tanda petik ya paksaan jadi sudah kita dikasih itu sudah kulit kita seperti ini profil wajah kita begini rambut kita begini itu ijbari karena dia kita ndak bisa nawar maka jeleknya atau buruknya kholak buruknya jasad itu bukan aib jadi bodi seming itu kenapa negatif? karena dia mencelah sesuatu yang orang tidak bisa nawar saya jelek itu kan ya paketan Kamu mencelah saya, mencelah yang bikin saya. Jadi itu bukan naib. Maka kalian jangan malu.

Kalau fisikmu merasa kok tidak sejakep bintang-bintang film, tidak sejakep yang didrakor-drakor, tidak apa-apa. Itu paket ijbari. Malulah. Anggaplah itu naib kalau aspek nafasmu, jiwamu yang negatif.

Karena itu pilihanmu. Jadi, jangan alasan, Pak, saya jahat itu jangan-jangan memang sudah paketan dari Allah, enggak begitu. Allah memberi kita paket lengkap, kamu baik bisa, jahat bisa.

Kamu jujur bisa, bohong bisa. Boleh bohong, rasakan efeknya. Kamu dicela orang, kamu dibenci masyarakat, dan lain sebagainya.

Jadi mari kita pahami dua. Maka ikhtiar kita yang paling banyak, ayo membereskan sisi dalam diri. diri kita, jiwa kita.

Meskipun jangan-jangan kita lebih sibuk dengan sisi luar casingnya. Ini tidak apa-apa casing kita rawat baik-baik karena casing ini yang mewadahi jiwa kita. Kalau casingnya remuk, casingnya sakit-sakitan, jiwanya tidak bisa, potensi-potensi tadi tidak bisa diaktualkan.

Kalian sakit parah, tidak bisa kalau mau, pak saya mau melakukan kebaikan ini kebaikan itu ya tidak kuat karena dia casingnya baik menurut Sheikh Ibn Jawzi jiwa kita itu unsurnya tiga yang pertama akli yang kedua godobi yang ketiga sahwani Jadi akal, daya rasional. Kemudian wadobi. Wadobi itu amarah.

Jadi hasrat, ambisi, keinginan. Yang ketiga, sahwaniya. Sahwaniya itu sahwat, dorongan.

Nah, ini sebagaimana para ulama yang lain, beliau. Menyebut bahwa daya jiwa itu harus kita kendalikan. Jangan dibiarkan jalan sendiri.

Kenapa? Karena dia bisa positif, bisa negatif. Di dimensi jiwa kita tadi loh.

Jangan kita biarkan saja oleh Allah, kita diberi pilihan untuk meleh. Awas keliru menghidupkannya. Akal itu bisa positif, bisa negatif.

Positifnya akal apa? Kita pakai untuk berpikir, mencari pengetahuan, mencari hikmah, menemukan pola hidup terbaik dengan akal kita. Tapi ada juga yang akalnya menuju kebodohan, menuju kegelapan, menuju ketidaktahuan. Kalau ini negatif.

Kemudian keinginan, ambisi. Silahkan saja. Wong manusia kalau tidak punya ambisi, dunia ini hambar. Kalian kan sering menyalahkan keinginan, menyalahkan cita-cita.

Saya tidak usah punya banyak cita-cita. Keinginan sumber penderitaan, kan kamu sering begitu. Tapi kalau orang tidak punya keinginan, dunia ini mandat.

Kalian berangkat ke sini itu kan dasarnya juga keinginan kan? Kalian kuliah ya karena keinginan. Kalian kawin ya karena keinginan. Kalian bercita-cita kemarin demo ya karena keinginan. Kalau tidak punya keinginan sama sekali, mati dunia ini.

Jadi, ini yang namanya nafas amarah atau istilah beliau, yusun wadubiyun. Nah, keutamaannya yang amarah ini, istilah beliau adalah syajjah berani. Beranilah bercita-cita.

Ada orang yang tidak berani, namanya pengecut. tidak berani berkeinginan tidak berani bercita-cita meskipun jangan berlebihan berlebihan namanya nekat jadi berani itu sudah tengah-tengah sudah pas berani itu Itu kan berarti orang penuh perhitungan. Siap, saya merasa bisa.

Ayolah, itu berani namanya. Tapi kalau tidak mengukur kekuatan diri, nekat saja itu namanya. Bukan berani, tapi bablas, nekat.

Ada orang yang ingin saja tidak berani. Padahal mungkin mampu, itu namanya pengecut. Loh ini kan harus dikendalikan. Kalian harus mengukur kekuatanmu, kemudian niat, ayolah.

Ada banyak hal yang sebenarnya kalian bisa lakukan, dan bebas. Tapi sampai hari ini belum jalan. Kenapa? Saja'ahnya kurang.

Terlalu banyak pertimbangan ketakutan ini, ketakutan itu. Saya ingin si Pak, sholat tahajud yang tekun, tapi nanti kalau jam tidur saya berkurang, jangan-jangan nanti saya sakit ini, sakit itu. Sajaan.

yang kurang berarti saya ingin juga tekun rajin kayak teman-teman itu tapi kan tidak mesti sukseskan tekun itu kadang-kadang juga hasilnya tidak sesuai harapan jadi kamu mikir aneh-aneh akhirnya tidak jalan padahal sebenarnya kamu bisa. Itu berarti sajakahnya kurang. Boleh kamu cek nanti ya, ada berapa banyak rencanamu yang sampai hari ini tidak jalan. Padahal kalian sudah merencana sejak dulu semester 1. Mungkin dulu sebelum kamu kuliah misalnya, awal-awal kayak sekarang banyak mahasiswa baru itu, dipikirannya idealisme banyak sekali.

Besok ya kalau bisa saya, serajin ke purpose lah disampaikan. kalau senang kemis puasalah di sambil nanti kalau sering-sering bikin tulisan kalau kos-kosannya di dekat masjid nanti tiap hari ke masjid terus bisa itu bayangan bukan mono begitu dilakukan enggak ada yang jalan sama sekali itu kalau bahasa ini namanya kurang saja hanya kamu berani memulai untuk hal-hal baik yang sebenarnya sudah kamu niatkan maka ini harus hidup nafas bagian kedua ini meskipun jangan berlebihan meskipun jangan tidak dikontrol. Yang ketiga ada nafas sahwaniyah. Kalau ini berhubungan dengan Makan, minum, kawin, dan yang sejenis itu, syahwat.

Mencari nikmat, mencari enak, itu syahwat namanya. Lo ini harus dituruti, harus dipenuhi, meskipun sama seperti tadi. Jangan berlebihan, jangan kekurangan. Pasnya nafsu sahwaniyah namanya iffah. Iffah itu menjaga diri, menjaga kehormatan diri, itu iffah.

Penuhi secukupnya, kalian akan terhormat. Kalau tidak kalian penuhi, hidupmu zengsara. Kalau terlalu kamu umbar, kamu lepas kendali, hidupmu kacau, tidak teratur. Penuhi saja secukupnya, makan. Bahkan rumusnya Rasulullah kan sebelum kekenyangan kamu berhenti.

Kalau lapar baru makan. Terlalu banyak makan, terlalu seraka, mentang-mentang. Makan bersama terus kamu lost. Mumpung peras manan pak Muter sampai 4 kali misalnya Lu itu kan orang Lihat kamu kehilangan ifa Kehilangan kehormatan Kamu diketawain orang Kamu dipandang rendah orang Terlalu ngumbar Apalah nafsu Kawin, nafsu itu kan juga Orang melihatnya kehilangan kehormatanmu Alah tiap hari kok mikir Sek terus guyonan itu Terus kan orang terus melihatmu Jadi negatif yang disebut ifa, penuhi saja secukupnya, jadi bekal kekuatanmu untuk menempuh hidup yang lebih baik jangan tidak dipenuhi akan mengganggu ini sebenarnya agak dekat dengan Teorinya kalmak sampai level tertentu ya, karena manusia itu ya di aspek materi, ekonomi itu dipenuhi kebutuhan dasarnya.

Kalau ini belum terpenuhi, kamu tidak tenang untuk melakukan yang lebih tinggi dari itu. pelutmu lapar, diajak belajar diajak diskusi, puyeng yang terbayang angringan sama kafe tapi kalau sudah kenyang sudah nyaman, kamu bisa belajar lebih anteng itulah syahwaniya jadi ini tiga komponen jiwa kita Komponen tadi, tiga tadi punya tiga daya. Kalau ini kekuatannya.

Kalau yang awal tadi, yang agel tadi, namanya daya dan namanya fuat. Fuat itu orang sering menyebut hati nurani paling dalam, tapi sebenarnya ini hubungannya dengan kepala. Daya rasional, jadi daya jiwa yang mampu menerima informasi kemudian mengolahnya dengan akal.

Daya berfikir. Kemudian sotr, sotr itu dada. Ini simbolnya dada maksudnya hati berhubungan dengan rasa.

Kemudian hawa, hawa itu daya yang tadi ya, yang ketiga sahwaniyah tadi berhubungan dengan perut dan kemaluan. Ini simbol dari kesenangan, makan, minum, hasrat seksual. Jadi akal punya fuat, kemudian yang amarah tadi ada sodir dan yang sahwaniyah ada hawa.

Kepala, dada. Perut ke bawah, ini dulu pernah kita bahas detail ya ketika Imam Ghazali di Kimia Usa Adha. Yang bawah dipenuhi terus naik, ini berhubungan dengan emosi, emosi hidup yang nyaman, kemudian paling tinggi natikohnya, akalnya. Jadi emosinya beres, syahwatnya terpenuhi.

pikirannya jernih, itulah nanti hidup yang bahagia. Inilah diri kita, daya jiwa kita. Sayangnya dari tiga bagian ini yang paling merepotkan kita biasanya yang bawah, Hawa Nafsu.

Gimana sih cara mengendalikannya? Nah malam hari ini kita membahas itu. Yuk kita lanjutkan ya bahas intinya. Apa sih Hawan of Shu itu?

Hawa itu apa sih? Beliau mendefinisikan nafsu itu begini loh. Ini dari Ramul Hawa tadi ya. Ketahuilah bahwa nafsu merupakan kecondongan wat.

tak kepada sesuatu yang disenangi. Kecondongan ini diciptakan manusia demi kepentingan hidupnya. Jadi ini kecondongan jiwa kita. Kenapa kok kita condong ke sini atau condong ke situ? Biasanya untuk kepentingan hidup kita.

Kenapa kita senang makan? Kenapa kita senang minum? Kenapa kita senang seks misalnya? Itu ada dorongan dari jiwa kita untuk menuju ke sana.

Demi apa? Kelestarian hidup kita. Jadi, Pak, kok Allah ngasih itu ya Pak? Kalau kita tidak dikasih itu, kita nanti kalau dikasih isinya yang utama-utama terus, tidak ada tentang makan, tidak ada tentang minum, tidak ada tentang seks, hidup kita selesai.

Ini penting untuk mempertahankan hidup dan menemukan kebahagiaan hidup. Jadi jika manusia tidak punya kecondongan untuk makan, dia tidak akan makan. Kalau tidak makan, ya habis.

Kita akan innalilahi. Meskipun tidak harus kemudian. Saya pernah kajian tentang agama dan sain. Itu kan ada satu buku yang hubungannya tentang Islam dan sain.

Saya lupa itu buku dari mana itu. Buku ini cerita bahwa di negara tertentu ada buku sain yang isinya itu unik. Karena semuanya... semuanya dibuat tergantung. Jadi misalnya begini, makhluk hidup itu kalau tidak makan seminggu, dia akan mati.

Terus ditambah kata-kata, Insya Allah. Menarik ya. Iya semuanya ya tergantung Allah.

Tapi kan harus kita pedoman bahwa kita perlu makan. Pak Ashabulkafi itu 300 tahun di gua. Masih hidup segera.

Itu kan mucizat. Kejadian luar biasa. Tidak bisa dijadikan pedoman untuk hidup kita yang biasa. Jadi tidak harus kemudian semuanya diberi insya Allah.

Jadi meskipun semuanya kuasanya Allah, tapi kan ada sunnatullah yang harus kita pedomani dalam hidup. Makan, minum, termasuk menikah. Jadi itulah hakikatnya nafsu. Jadi jiwa kita condong ke situ untuk mempertahankan hidup kita. Termasuk tadi ada amarah, amarah itu berguna untuk menolak hal-hal yang mungkin menyakiti kita.

Maka kata beliau, tidak seharusnya kita mencelah nafsu secara mutlak. Yang dicela apa? Nafsu yang berlebihan, melampaui batas. Jadi melampaui batas kemaslahatan dan menolak kemudhorotan. Jadi sekedar maslahat dan menolak mudhorot ini saja yang kita cari, jangan berlebihan.

Makan itu yuk, untuk bekal kita mencapai ideal yang lebih tinggi. Minum juga begitu, menikah juga begitu. Jangan finalnya hidup saya, ya makan pak misalnya. Eman-eman kita, tujuan hidup kan tidak itu. Nah, yang dicelah yang berlebih-lebihan seperti tadi.

Baik, nah meskipun banyak orang dibelenggu oleh hawa nafsunya, berarti hidupnya diliputi oleh nafsu saja, yang dipikir perut ke bawah saja. Jadi yang difikir nyari enak saja, kita lihat nanti apa sih jeleknya ini, kemudian gimana cara membebaskannya. Kenapa sih kok kita tidak boleh hanya fokus pada hawa nafsu, hati-hati karena hawa nafsu itu kalau meliputi diri kita, membelenggu diri kita. akan melahirkan dua fitnah kata Syai Ibn Jauzi yang pertama namanya subhat yang kedua namanya syahwat subhat itu hal yang tidak jelas samar-samar yang membuat kita ragu-ragu jadi ini kodaannya nafsu sudah Membuat kita bingung, membuat kita tidak mantap, membuat kita tidak yakin. Ini permainannya nafsu.

Yang kedua syahwat. Syahwat itu dorongan insting atau fitroh yang membuat kita cenderung. Yang kalau kita melenceng tidak terkendali, dia menghancurkan kita.

Jadi gara-gara syahwat ini, hidup kita, jiwa kita bisa hancur. Nanti di kitabnya, saya Iblis Jauhsi menyebut setidaknya ada 17 macam syahwat yang kalau tidak kita kendalikan bisa menghancurkan jiwa kita. Ini kita cek ya, semoga tidak ada sama sekali dalam diri kita, semoga.

Yang pertama birahi, usia-usia kalian ini biasanya sering terkoda di sini, kawin merasa belum mampu, tidak kawin kok tiap hari dipameri gitu-gitu, pikiranmu kan itu, salamu dewa yang kamu buka itu-itu terus. Ini bisa menghancurkan jiwa kamu kepikiran tiap hari, pikiranmu penuh dengan gambar yang begitu-begitu misalnya, itu birahi namanya. Yang kedua, rakus, tamak.

Enak dan tidak mau berhenti, ingin terus-terusan. Jadi sudah nikmat, ingin nambah lagi, ingin nambah lagi, tidak mau berhenti. Ini rakus namanya. Tidak tahu kapan ngerem. Yang ketiga, kekuasaan.

Nah, ini contohnya banyak. Jadi, kalau sudah masuk ke situ, tidak mau berhenti, ingin terus. Hati-hati godaan semacam ini menghancurkan jiwa.

Jadi merusak. Kalau jiwa kita sudah hancur, gelap dia, tidak peka lagi mana hitam, mana putih, mana baik, mana buruk. Jadi birahi, kerakusan, kekuasaan. Kalau tidak kita kendalikan akan menghancurkan hidup kita.

Yang keempat, bakhil, pelit, egois. Tidak mau berbagi kesenangan, kebahagiaan, kegembiraan. Semua mau diborong sendiri, nyari enaknya sendiri dan keluarganya.

Itu bakhil, kok ketawa kalian. Karena ini contohnya. Terus, yang kelima, boros.

Tabzir. Menyianyikan apa saja. Mungkin di kita yang sering kita boroskan, orang kita bukan orang kaya, biasanya yang kita boroskan waktu.

Jadi penggunaan waktu kita itu tidak efektif. Ini merusak jiwa. Jadi waktu berlalu dan kita merasa bukan apa-apa, itu menyakitkan bagi jiwa kita.

Cirinya kita sering kaget, loh sudah seminggu, ah besok sudah kuliah kok cepat libur ya. Itu kemungkinan waktunya tidak kamu manfaatkan secara optimal jadi kamu kaget. Tabwir, dusta bohong, itu akan merusak.

Mungkin tidak ada orang yang tahu tapi ketika kalian bohong kan kalian sendiri tahu bahwa itu kebohongan. Jadi diam-diam kalian sedang merusak dirimu sendiri. Dengki. Tidak senang melihat temannya senang.

Susah kalau melihat orang lain berhasil. Itu dengki. Ini penyakit yang paling merusak. Makanya kalau di surat Al-Falq kita diminta berdoa secara khusus.

Dari orang-orang yang khasud ketika dia khasad itu karena orang dengki itu dia rela dirinya hancur. Asal orang yang dia benci juga hancur. Mending benci.

Orang benci itu masih mikir dirinya saya harus enak. Kenapa dia yang enak? Dia dihancurkan saja biar saya yang enak. Itu masih mending. Tapi kalau sudah dengki.

Saya berkorban tidak apa-apa, saya keluar banyak tidak apa-apa, asal dia kalah, asal dia hancur. Itu namanya deng. Dendam juga begitu.

Dendam merusak jiwa kita. Dendam itu kan kita marah sekali sama orang, tapi belum ada kesempatan, belum ada timing, belum ada momen untuk kita membalas kemarahan kita. Kita simpen, kita pendam dalam diri kita. Dendam ini kita ingin menghancurkan orang, tapi... yang kita racuni diri kita sendiri karena kemarahan itu kita simpan terus dalam diri kita marah juga begitu marah ini dibanyak bahkan para filosof juga wanti-wanti kita hati-hati dengan kemarahan kalau sedang marah mending cooling down, minggir jangan dilanjutkan biasanya salah ngambil keputusan Sombong, kalau ini tidak perlu dijelaskan, ini penyakit yang sulit kita deteksi tapi kadang-kadang muncul.

Penyakitnya orang baik, penyakitnya orang sukses itu sombong. Dan sombong itu tidak harus meleleh siapa, siapa saja bisa sombong. Ada yang menyombongkan kepandainya, ada juga orang yang menyombongkan ketidakpandainya.

Wespodo sombong lagi Ngomong keras, keliru dan bangga Kadang-kadang banyak yang begitu juga Ucup Ucup ini agak unik ya Sebenarnya dekat dengan sombong Merasa tinggi, merasa besar Nunggu dipuji orang Siapa yang lebih hebat dari saya sekarang di Indonesia itu ucup namanya Jadi baik Ria suka pamer Hari ini kan peradaban kita peradaban pamer, apa wajib dipamerkan, kita sedang ngapain saja dipamerkan. Sekali ngaji gini mungkin yang posting berapa saya enggak tahu. Ngaji baru sekali tapi postingannya sudah 11 kali, ngajinya baru 40 menit. Nanti kalau ditukar mbok, mbok jangan banyak-banyak pamer. Ini bukan pamer ini, ini harus bini mah ini.

Kayaknya, padahal pas ngaji ya ngantuk, ya pulangnya ya kapok-kapok itu. Tapi ya tetap pokoknya. Baik. Yo hati-hati, dijaga sendiri-sendiri hatinya.

Nah ini menarik yang nomor 13. Ini istilah dari beliau. Fudzulul fikir. Ini mungkin kalau bahasa Inggrisnya overthinking mungkin ya. Nah sekarang kalian bisa pakai bahasa Arabnya. Fudulul fikr, itu membuat orang tidak sehat jiwanya, keterlaluan, kokehan mikir, stres karpedewi, padahal tidak ada apa-apa, terlalu bulat mikirnya akhirnya dia sedih sendiri, sumpah sendiri, cuma tidak ada apa-apa.

Sekedar gelasnya kesenggol misalnya jatuh, kamu mikirnya panjang, aduh betapa. malunya saya, mesti sampai besok teman-teman ingat semua, saya mikirnya ruwet, padahal biasa tinggal diambil, diseseke, biar tidak dianuh orang, kan selesai, tapi kita sering bikin ruwet sendiri, itu fudzulul fikir Nilai jatuh semester kemarin pak, nilai saya banyak E nya pak, ya sudah diperbaiki kan selesai kan begitu, tapi kamu mikir terus nanti, kok E ya, kok E ya, iya waktunya E sudah. Kalau kamu pikir berulang-ulang, tetap eh.

Diulang kan, gitu saja selesai. Nanti diambil semester depan. Kita sering futulul fikir.

Overthinking. Putus itu bertahun-tahun, tidak move on, move on. Bung yo, kenyataannya sudah ditinggal. Kamu pikir berulang-ulang pun tetap ditinggal.

Move on lah, jangan stuck di situ. Nanti ada nasihat beliau bagi yang patah hati. Iya, karena Bambul Hawa arahnya ke situ. Kalau waktunya nyampe.

Yang keempat belas, terlalu sedih. Sedih manusiawi, tapi terlalu sedih negatif. Janganlah ya, terlalu sedih. Senang juga begitu. Kalau kamu sukses, senanglah.

Tapi ada titiknya. Fa'idha farokta fansok. Lanjutkan berkarya lagi.

Lanjutkan berkontribusi lagi. Males. Jangan dikira males itu menggembirakan. Begitu kamu sadar dirimu males, kamu akan gelisah sendiri.

Begitu kamu kaget teman-temanmu kok maju semua. Aku sendiri yang belum maju. Kamu akan stres. Males menggembirakan. menghancurkan jiwamu.

Dan pesimis, himahdhania. Jadi, pikirannya selalu yang jelek-jelek, yang bawah-bawah. Ini merusak kita.

Jadi, perhatikan ya, 17 hal ini teman-teman, kalau ingin memelihara jiwa kita. Ini 17 yang merusak kita. Bagaimana Pak caranya bebas dari 17 ini?

Ada beberapa tips dari beliau ya. Yang pertama, ini mirip kalau dalam dunia tasawuf. Membebaskan diri dari hawa nafsu, yang pertama adalah tahliyah. Tahliyah itu pembersihan diri. Pembersihan diri istilah beliau nahan nafas anil hawa amma tahwa minal makharim.

Jadi mencegah jiwa dari hawa nafsu, dari apa yang disukai, dari perkara-perkara yang haram. Jadi ayo pertama-tama kita bersih-bersih dulu. Kalau masih ada dendamnya, singkirkan dendam itu. Kalau masih ada malesnya, buang males itu.

Ada sombongnya, buang dulu sombongnya. Ada ujubnya, buang dulu ujub itu. Ada riaknya.

buang dulu. Ini namanya takhliyah. Jadi bersih-bersih dulu, jangan dicampur.

Maksudnya tiba-tiba melakukan kebaikan, melakukan apa? Kalau dalamnya masih kacau, kebaikan yang teman-teman lakukan hanya akan jadi makanan hawa nafsu. Pak, saya akan tutupi kejelekan tadi dengan sedekah misalnya. Tapi kalau jiwa kita masih ujuk, masih sombong, ya sedekah tadi hanya jadi kendaraan kesombongan kita.

Pak, saya akan membantu orang lain. Membantu orang itu kalau kita masih ada iri, dengki, mungkin bagian dari pelampiasan iri, dengki kita. Maka yang lebih penting pertama-tama bersih-bersihnya. Namanya tahliyah. Ini rute pertama yang harus kita tempuh.

Kalau teman-teman ada waktu muhasabah, coba cek ya, yang negatif dari kita apa kita bersihkan. Kalau mikir sendiri tidak bisa, tanya teman. Aku itu jelekku apa ya? Meskipun ya luar biasa kalau ada orang tidak sadar jeleknya apa itu. Orang lain, wah kamu cerewet, wah kamu sombong sekali, kamu itu mungkin kalau ada teman dekat boleh ditanya.

Kalau teman juga susah, musuh. Kata Imam Ghazali, gunanya punya musuh itu antara lain bisa menunjukkan di mana kejelekanmu. Jadi kalau kamu punya musuh, coba kamu cek postingan-postingan musuhmu tentang dirimu. Itu biasanya lebih terus terang.

Kalau teman mungkin ngomongnya masih basah-basih, masih ditutup-tutupi. Begitu musuhmu terang-terangan sudah bilangnya. Jadi bahagialah kalian yang masih punya haters.

Karena dia yang akan menunjukkan jelekmu di mana saja. Tanpa kamu bayar dia dengan ikhlas. Ngasih tahu jelekmu di mana. Dan ini untungnya di situ.

Kita manfaatkan untuk takholi. Bersih-bersih diri. Jangan-jangan saya memang begitu. Oh ternyata di mata orang lain saya itu menyakitkan.

Saya itu pemarah. Nah itu kita bersihkan dulu. Namanya takholi. Kalau sudah taholi, lanjut ke langkah kedua.

Jadi taholi tadi bentuk masalahnya tahliyah. Bentuk kedua yaitu tahliyah. Kalau ini pakai ha. Kalau tadi tahliyah pakai ho.

Kalau ini tahliyah pakai ha. Yang tadi taholi, yang ini tahali. Kalau ini baru kita isi dengan perbuatan baik. Jadi setelah tadi dibersihkan baru diisi.

Man ahabba tasfiyatil akhwal falyajtahid fitasfiyatil akmal. Barang siapa yang suka kesucian dirinya. maka dia harus sungguh-sungguh menyucikan amal-amalnya jadi kita isi dengan amal baik sebanyak mungkin kalau versinya Syekh Ibnul Jauzi rutenya takhliyah itu ini mendaki makom-makom ini Yang pertama, mujahadatun nafas. Memerangi nafsu yang jelek-jelek.

Setelah itu kita tobat. Setelah itu kita sabar dalam menjalankan kebaikan. Setelah itu kita mukhasabah mengevaluasi apa yang masih kurang, apa yang keliru dari yang sudah jaya jalankan selama ini. Setelah itu tafakur, merenungi diri.

merancang apa yang harus aku lakukan, apa yang jangan aku lakukan kemudian kita hiasi kebaikan itu dengan khawf rasa takut pada Allah sekaligus rojak harapan pada Allah puncaknya mahabah ini saya jelaskan cepat ya karena masing-masing nanti ada pembahasannya sendiri-sendiri tapi tidak malam hari ini Karena panjang, saya jelaskan satu-satu. Malam hari ini kita fokus melawan hawa nafsunya dulu. Kapan-kapan kita belajar. Taubat sudah pernah kita bahas, sabar sudah, mukhasabah sudah, tafakur pada saatnya, khawf dan rojak sudah, mahabah sudah sering.

Kalian cari satu-satu di temanya ngaji filsafat. Kalau saya jelaskan nanti ngulang. Inilah rute tahliah. Rutenya tahali.

Tapi syaratnya taholi dulu. Bersih-bersih diri. Saya lanjutkan.

Nah, proses ketiga. Istilah beliau kalau sudah tahliah. Sekarang tahkik ubudiyah Kalau tadi kan hubungan kita dengan Allah Kita bersihkan diri kita isi dengan kebaikan-kebaikan Sekarang kita tahkik Tahkik itu kita aktualkan Diri kita yang sudah baik Kita aktualkan dalam kehidupan sehari-hari Ini namanya tahkik Ubudiyah jadi inilah nanti yang istilahnya Syekh Ibnul Jawzi disebut abid inilah seorang hamba yang sejati yang hidupnya didedikasikan untuk ibadah kepada Allah saja Ketika dia melakukan ibadah kepada Allah itu sebagai buahnya, otomatis dia jadi orang baik.

Ketika dia jadi orang baik, dia bisa berkontribusi positif pada lingkungan dan masyarakatnya. Jadi abid itu jangan dikira orang yang ibadah saja terus di masjid saja isinya, enggak begitu. Abed itu orang yang memang fokusnya kehambaan, tapi dengan fokus kehambaan itu justru memuncak kemanusiaannya.

Jadi tidak kok lupa dengan kehidupan kemanusiaannya, makanya banyak para sufi itu yang dulu sekaligus pejuang. Banyak para sufi yang juga pahlawan, membebaskan diri dari penjajahan. Bukan berarti terus mereka tidak peduli agamanya atau kemudian meninggalkan dunianya. Tidak, dua-duanya jalan.

Menjadi manusia itu yang paling ideal adalah sekaligus menjadi hamba. Menjadi hamba yang paling ideal, ya menjadi manusia. Jadi ini satu paket sebenarnya.

Itu kalau istilahnya saya beli jauh si tahkik. kubudiyah jadi dualisasi atau realisasi dari jiwa yang sudah bersih, sudah cuci dalam penghambaan kepada Tuhan jadi ini rutenya, saya belum menjelaskan tipsnya ya takliah gimana, takhaliah gimana tapi diawali dari bersih-bersih Kemudian diisi dengan perbuatan baik Kemudian dibiaskan, diaktualkan dalam kehidupan sehari-hari Inilah bukti bahwa kita sudah bebas dari jeratan hawa nafsu Oke, baik Kita lanjutkan sekarang tipsnya dari beliau Caranya bagaimana kita lepas dari jerat hawa nafsu Nah ini sekarang kita mulai ya mempengaruhi diri kita sekarang Untuk tidak terbelenggu lagi oleh hawa nafsu Yang pertama, ini hubungannya dengan mindset kita Mari kita sadari bahwa Manusia itu tidak diciptakan hanya untuk melampiaskan nafsu belaka. Ini rumus pertama, ini kesadaran pertama. Jadi daya-daya nafsu tadi hakikatnya hanya bekal, hanya kekuatan untuk menuju target. hidup yang lebih tinggi jadi sederhananya yang nomor satu saya berujauh sih mau beliang jangan berhenti di nafsu jangan berhenti di perut ke bawah Kalau kita berhenti di situ, nanti ada ideal hidup yang lebih tinggi yang tidak terpenuhi.

Mari kita sadari ini. Kok tiba-tiba pikiran kita mikirin makan saja, mikirin ekonomi, mikirin kawin saja. Kita ingat, eh emangnya hidup hanya untuk kawin? Emangnya hidup hanya untuk makan? Tidak kan?

Ya, oh iya tidak. Ini biar kita tidak terbelenggu. Bukan berarti terus kalau begitu tidak makan, tidak kawin, tidak begitu.

penuhi secukupnya, jangan berhenti di situ jadi ini nasihat yang pertama kita sadari hidup tidak sekedar melampiaskan nafsu yang kedua, ini masih mindset mari kita sadari, kita fikirkan akibatnya Kok kita merasa terbelenggu oleh nafsu, entah nafsu apa saja, emosi, dendam tadi loh yang 17 tadi. Untuk biar tidak terbelenggu bebas, ayo kita fikirkan sekarang efeknya. Kalau saya sering bohong, efeknya apa ya? Mungkin tidak dipercaya orang.

Kalau saya tidak dipercaya orang, sulit nanti saya dapat kerjaan. Kalau tidak dapat kerjaan, lebih mengenaskan hidupku loh. Ini namanya mikir efek. Kalau saya dendam terus sama orang, nanti saya tidak konsentrasi ini, tidak konsentrasi itu. Mikir orang itu saja, padahal dia tidak mikir saya.

Kemudian waktuku habis tersita untuk menjatuhkan dia. Sementara teman-temanku yang lain berkembang, maju, sukses, berhasil, aku stuck di situ. Ah kalau begitu jangan dendam lah.

Ini namanya mikir efek atau akibat ketika kita terbelenggu oleh nafsu. Jadi jangan tertipu oleh nikmatnya sekarang tapi efeknya besok. Kalau kita terjebak di 17 tadi, apakah birahi, ketamaan, kekuasaan, dan lain sebagainya. Mikir besok, jangan hanya mikir sekarang.

Nah itu bisa mengendalikan kita dari penjara hawa nafsu. Kemudian kalau tadi memikirkan ya kalau ini membayangkan mirip sebenarnya cuma membayangkan dampaknya Kalau dampak itu jauh mungkin lebih luas mungkin sampai nanti kalau nanti ditiru anak cucuku gimana Kalau nanti keluarga ku tahu gimana kalau ini lebih luas namanya dampak Kalau teman-temanku semua tahu gimana Bung kita ini semua saling terkait Misalnya saya melakukan korupsi, terus anakku sekolah ditanya teman-temannya, Bapakmu korupsi ya, itu betapa malunya dia. Nanti kemudian teman kuliahku dulu menyapa, ini temanku dulu loh, tapi kok sekarang koruptor ya, temannya juga ikut malu. Ini namanya mikir luas, mikir dampak. Jadi tidak sekedar...

kenikmatan, kesenangan hari ini ini salah satu cara untuk kita membebaskan diri dari jerat hawa nafsu kemudian membayangkan komentarnya orang itu kan apalagi hari ini kamu bisa dikeroyok netizen se-Indonesia kalau ketahuan kamu negatif kamu jelek Iya ya nanti kalau semua orang ngomong jelek apa saya kuat ya Kalau terbongkar ternyata saya curang, saya bohong Kuat enggak ya saya dikomentari orang kemana-mana Dilirik orang, disinisi orang Ini membuat kita enggak bisa terkendali dari jeratan hawa nafsu Jadi membayangkan penilaian komentarnya orang Kemudian yang nomor lima, menyadari bahwa nafsu itu sebenarnya kurang bernilai. Nah kalau ini perlu ilmu, makanya penting terus kita belajar. Karena kadang-kadang dorongan jiwa yang negatif tadi, yang 17 tadi itu tidak kita sadari. Tapi begitu kita sadar, oh iya ya, ternyata kayak gini ini namanya paham.

kamer namanya Ria ndak penting sih sebenarnya ngapain aku capek-capek nah Wong Yo yo yo Teman-teman yang sudah suka padaku, tidak terlalu butuh pamerku. Yang tidak suka padaku, saya pameri apapun, dia tetap tidak suka. Tadi ngapain sih aku capek-capek kayak gini?

Nah ini namanya mikir. Jadi sadar bahwa ini kurang bernilai. Semua hal yang negatif ini mesti kurang bernilai.

Nah ini coba ya kita balik mindset kita. Kemudian mari kita fikirkan juga. Betapa hebatnya orang yang menang melawan hawa nafsu, betapa hinanya orang yang kalah oleh nafsunya. Jadi kita kan bangga misalnya Sopowes yang menang melawan Nabi Yusuf.

Nabi Yusuf itu sudah diundang ke kamar Yudhanya Yopingin. Walakut hamadzbihi wa hamabihah. Sama-sama punya ham, punya keinginan.

Laulaan roa burhana robbi. Tapi dia sadar, tidak boleh ini. Masih ingat peringatannya Tuhan. Jadi sukses tidak tergoda. Meskipun ketika mau balik lari keluar terus ditarik bajunya sehingga robek di belakang.

Saya tidak bayangkan kalau kasusnya kalian mengalami momen begitu. Itu bisa kejadian beneran, malah mau video mungkin ya. Yo, Nabi Yusuf selamat. Dan kita kagum melihat yang seperti itu.

Orang yang mampu menalukan hawa nafsunya itu mengagumkan. Mungkin teman-teman sering melihat ya ada kasus apa gitu terus. Orang yang jadi korbannya dengan jiwa besar.

Baiklah enggak apa-apa saya tahu memang enggak ada manusia yang sempurna. Saya maafkan dia. Ini kan orang yang dia bisa bales, bisa menghukum, tapi dia memaafkan.

Kita melihatnya mulia sekali orang itu, mau memaafkan. Mari kita ingat-ingat ini, ternyata menaklukkan hawa nafsu itu mengagumkan. Orang melihatnya mulia. Nah, jadi ketika kita mau masuk ke ranah nafsu tadi, kita tersadarkan oleh ini, Anda ini tantangan, saya bisa menaklukkannya atau tidak.

Kalau saya bisa menaklukkannya, aku akan mulia. Kalau kalah, aku akan terhina. Nah ini cara menyiasati mindset kita.

Karena apapun yang kita lakukan itu kan dorongan dari nalar atau mindset kita. Baik, jadi jangan kalah oleh perspektif yang negatif. Mari selalu mikir yang... mulia yang positif karena kadang-kadang itu ya pikiran kita sendiri yang mengarahkan ke nafsu makanya disini mindset kita oleh Syai Ibn Jauhsi ingin dibalik mari kita sadari hal-hal yang baik yang positif ini yang terakhir tips untuk menalukan hawa nafsu ya tentu saja orang yang bisa menalukan hawa nafsunya itu Terpuji di dunia dan sukses mendapat pahala di akhirat.

Kalau ini kita sering lupa kadang-kadang. Kadang-kadang gayanya orang sekarang, saya tidak butuh pahala. Pahala saya sudah banyak, sudah ada yang sumpungnya sampai ke situ.

Tapi jadi melepaskan diri dari jerat awal nafsu, kalau kita perhatikan ini sebenarnya... Kepentingannya adalah kepentingan kita. Tidak ada orang, wah agama itu Allah itu bikin susah saja. Yang enak-enak kok dilarangkan.

Kan kalian sering begitu. Tapi kalau awal nafsu tadi tidak kalian kendalikan semacam ini, justru kalian nanti yang jatuh. Jiwamu hancur. Kemanusiaanmu bubar.

Jadi ini sebenarnya bukan kepentingan agama, bukan kepentingan Allah, kepentinganmu. Oleh Allah ditegaskan, diarahkan padamu biar kamu bahagia dalam hidupmu, ya dunia, ya akhirat. Kalau melihat rumus yang semacam ini.

Baik. Sudah dapat setengah. Ini masih teknisnya ya, belum filosofi-filosofinya dari beliau.

Paling tidak. Teman-teman sudah tahu ya bagaimana caranya untuk mengatasi jerat nafsu. Ternyata 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 itu kuncinya di mindset cara kita berpikir, menggunakan akal kita dengan benar. Ini yang orang menyebutnya hikmah.

Maka jangan mau kalau ada orang ngomong, tidak usah pakai akal, tidak usah mikir. Ini justru menata cara berpikir kita. Karena akal kita itu powernya luar biasa.

Tapi kan akal kita bisa salah, Pak. Bisa. Apa sih dari manusia yang sempurna? Hati juga bisa gelap. Kalau urusan bisa-bisaan semua bisa.

Tapi akal punya potensi besar untuk menemukan kebaikan dan kebenaran. Dia anugerah paling istimewa yang diberikan oleh Allah pada manusia. Baik, makanya nanti kan ada yang ayat itu yang bilang bahwa nanti penduduk neraka itu di antara ratapannya dalam mereka menyesal bahwa di dunia dulu. mereka tidak berpikir.

Wa kolu lau kunna nasma'u au nakilu ma kunna fi ashabi sair. Jadi penuduk neraka besok menyesal sekali, seandainya kami dulu mau mendengarkan dan mau berpikir, pasti kami tidak masuk neraka. Cuma karena akalnya jarang dipakai. Akhirnya ya salah ambil keputusan dan masuk neraka.

Maka menurut J. Ibnul Jawzi di kitabnya ada beberapa alat pembebas dari hawa nafsu yang penting. Yang pertama adalah akal. Akal buddhi ya, yang sehat.

Jadi, kalian tetap harus mau mikir. Kalau kalian tidak mau mikir, kalian tidak bisa tafakkur, kalian tidak bisa mukhasabah, kalian tidak bisa memahami kitab suci. Kekuatan pikiran itu luar biasa, makanya beliau menjelaskan begini, akal itu merupakan sebuah dorongan layaknya cahaya yang dihunjamkan ke dalam hati yang kemudian digunakan untuk menemukan sesuatu sehingga mengetahui mana yang rasional, mana yang tidak.

Ini kalau berdasarkan kalimat ini, sebenarnya 17 hal yang merusak jiwa kita tadi, itu kalau difikir-fikir sesuatu yang tidak rasional. Kayak tadi loh, kita... dendam pada orang ternyata yang kita hancurkan diri kita sendiri kita bohong ternyata merusak hidup kita sendiri kita overthinking kita over sedih, kita over senang itu kan kita tidak mikir bahwa over itu merusak jadi Akal punya daya itu.

Nah, cahaya rasio bisa mengecil, bisa membesar. Jika cahaya tersebut menguat, maka akan bisa mengekang. Yaitu dengan cara menyimpulkan berbagai akibat yang akan terjadi.

Di mana nafsu sering mendahului. Maka di antara jalan untuk kita tidak terjebak. 17 hal negatif hawa nafsu tadi ayo berpikir dulu sebelum melakukan atau memutuskan sesuatu ini powerfulnya agar meskipun kalau di Imam Ghazali disebut tapi kan rajanya itu hati ya cuma hati itu bisa terbolak-balik dengan rujukan referensi dari informasinya akar Makanya Zaid Ibn Jauzi di kitabnya mengutip sabdanya Rasulullah di satu hadis, sesungguhnya setiap perjalanan itu memerlukan kendaraan yang kokoh dan arah yang jelas.

Orang yang paling kokoh kendaraannya dan paling mengetahui arah yang jelas adalah orang yang paling bagus akalnya. Disinilah pentingnya kalian belajar berpikir yang benar menggunakan akal budi yang benar. Karena dia kekuatan paling hebat kita sebagai manusia. Beliau melanjutkan begini, tidak sepatutnya nafsu membimbing akal, karena nafsu itu musuhnya akal.

Kalau nafsu membimbing akal, maka dapat menurunkan derajat akal. Tidak boleh nafsu dijadikan penguasa, sementara akal menjadi yang dikuasai. Tidak boleh nafsu menjadi pengendali sementara akal menjadi yang dikendalikan.

Tidak boleh nafsu menjadi yang diikuti sementara akal menjadi pengikut. Barang siapa bersabar menghadapi nafsu, nisdaya dia memetik hasil yang manis. Jadi, Trendsetter-nya harus akal. Jangan sampai akal follower. Kenapa?

Akal itu kalau disetir oleh nafsu bahaya. Dia kuat. Karena dia kuat kalau dia hanya menjustifikasi nafsu.

Nanti yang jelek-jelek kalian terjemahkan jadi baik. Jelas-jelas salah itu loh, kalian masih bisa bilang, ala pak manusia itu biasa, mahalul hoto wanisyan, jadi tempatnya salah dan alpa, jadi kalau saya salah biasa pak, itu akalmu mengikuti nafsumu. Normal lah pak, manusia. Fila pak saya laki-laki, dia perempuan. Jadi ya.

Ini akalmu mengikuti nafsu-mu. Maka akalmu jangan ditaruh di belakang nafsu. Dia yang harus nonton nafsu.

Bukan nafsu yang nonton akal. Yang bisa ngerem itu akal. Jadi menurut beliau jangan terbalik.

Selama ini kita disetir oleh nafsu kita. Dosa tapi merasa benar. Keliru tapi merasa mulia. Salah tapi ngayal. Nah itu berarti apa?

Nafsunya nyetir akal. Nanti kalau ditanya alasan, ya bisa saya jawab. Jadi pokoknya tidak bisa salah, pokoknya agak pinter dan cari alasan, apa saja bisa.

Ya, kok lama tidak ngaji? Ah, ngajikan tidak wajib, belajar bisa di mana saja. Kalau tidak, tidak ada alasan.

Oke ya, kamu kuliah sudah sampai sekian tahun, akhirnya D.U. apa, tidak menyesal? Ah, tidak apa, kuliah tidak segalanya, Bapak. Bapak, ini adalah alasan.

Kenapa? Akalmu. Jadi kamu selalu mencari pembenaran terhadap kesalahan-kesalahanmu. Inilah mengapa nanti misalnya kalau di Imam Huzali, kalau kondisi ini terus-menerus pada akhirnya hatimu akan gelap.

Kalian tidak akan bisa lagi membedakan mana baik, mana buruk. Karena kamu sendiri sudah mengacaukannya sejak awal. Yang baik tidak kamu akui sebagai baik, yang buruk kamu akui sebagai baik juga. Akhirnya kamu tidak pekah. Jadi salah, maksiat, dosa.

Karena kamu carikan argumen, carikan alasan, kamu anggap biasa. Jadilah kebiasaan hidupmu. Akhirnya ya rasanya biasa saja sudah.

Wajar saja Pak yang seperti ini. Padahal itu hakikatnya keliru. Tapi kepekaanmu hilang. Nah ini problem. Makanya ayo kita jernihkan terus.

Akal budi kita sehingga bisa mengendalikan diri kita. Lanjut, nah itu pembebas pertama. Pembebas kedua menurut beliau yaitu untuk kita bisa bebas dari hawa nafsu, kita harus siap menyangkal dan membiasakan. Menyangkal itu Yang buruk, ya kita tolak. Yang tidak baik, ya kita tolak.

Jadi jangan diterima dengan alasan apapun. Ini namanya kita siap menyangkal. Yang kedua, membiasakan yang baik-baik meskipun berat.

Itu namanya pembiasaan. Mungkin tidak enak, memang jiwa kita itu inginnya enak terus, nikmat terus. Tapi kan tidak selalu kita bisa begitu.

Maka... Mari kita awali melakukan kebaikan meskipun tidak enak. Lama-lama kalau sudah terbiasa, yang semula berat akan jadi ringan. Bahkan kata Syai Ibnul Jawzi, orang bijak itu akan menjaga diri mereka dengan cara melawan hawa nafsu meskipun terhadap sesuatu yang dibolehkan. Hal itu dilakukan agar pelatihan diri melawan hawa nafsu secara mutlak dapat berhasil.

Puasa misalnya, wajibnya kan hanya Ramadan. Di luar Ramadan kalian boleh makan sepuasnya, tapi orang bijak, ah saya nambah puasa yang lain, itu dalam rangka sebenarnya kan boleh, tapi kamu milih puasa, kenapa? Melatih jiwamu. Ada banyak hal yang boleh-boleh saja, tapi... Untuk jiwa kita, kita latihan Kita memantang untuk diri kita sendiri Sebenarnya yang seperti ini boleh sih Pak Tapi untuk saya, saya batasi Nah, ini namanya penyangkalan dan pembiasaan Kita harus merancang sendiri ini Untuk melatih jiwa kita terbiasa dalam kebaikan Dan terbiasa menyangkal yang buruk Nah, kalau jiwa kita terkondisi Tidak mungkin hawa nafsu bisa membelenggu kita.

Lanjut, yang ketiga pembebas dari hawa nafsu yaitu apa? Menyibukkan diri dalam kebaikan. Mungkin kita susah menyingkirkan negatif-negatif tadi dalam diri kita.

Sambil kita bersih-bersih, kita sibukkan. Biar tidak sempat sombong, biar tidak sempat dendam, biar tidak sempat marah diri kita. Kita bikin sibuk dengan yang baik-baik. Ini strategi yang ketiga.

Kata beliau, jika hati tidak digunakan untuk tujuan penciptaannya berubah berpikir, menarik kemaslahatan agama dan dunia, serta menjauhi kerusakan, maka dia jadi kosong dan mutiaranya tertutupi. Kalau sudah begitu, ketika ditambahi dengan perbuatan yang menambah kegelapan, seperti minum homer, banyak tidur, banyak lalai, maka dia seperti besi yang tertutupi karat, sehingga karat merusakkannya. Jadi, hati kita.

Itu kalau tidak kita isi dengan yang baik-baik dia akan terisi dengan yang negatif-negatif. Dan lama-lama dia akan berkarat. Sudah tidak peka lagi dengan kebaikan.

Jadi ayo kita sibukkan diri kita dengan kebaikan. Mungkin teman-teman kesulitan. Pak sulit sekali saya menghapus rasa dengki, rasa dendam.

Sulit sekali menghapus overthinking. Sudahlah berhenti overthinking dengan cara apa? Laksa. Lakukan kebaikan-kebaikan yang mungkin kamu lakukan.

Sibukkan dirimu dengan kebaikan yang terjangkau. Mungkin sekedar menemani temanmu kemana atau melakukan membantu adikmu apa. Itu bolehlah.

Lakukan kebaikan yang mungkin di sekitarmu. Biar kamu sibuk. Apalagi yang overthinking, over sedih, over senang. Tadi kan kadang-kadang mengganggu sekali. Caranya apa?

Cari kesibukan yang positif Jangan yang negatif nanti nambah masalah Sudah banyak masalah, masalah lagi Sibukkan dirimu Jadi makanya kalau pas sedang stress, sedang suntuk, sedang overthinking Ngopo lah kamu nyapu-nyapu bersih-bersih kamar Kamarmu sudah bersih ya kamarmu temenmu Kamar isa kosmo lah kamu pokoknya Kamu boleh, minggu ini semua kamar saya bersihkan, tenang saja gitu ya, biar kamu capek dalam kebaikan Nah, coba saja kamu gitu, nanti ada kebahagiaan sendiri boleh dicoba Yang kecil-kecil juga enggak apa-apa, ada temanmu, tak buang ini sampahmu ya, itu boleh Apalah gitu yang menyenangkan Nah, ini dalam rangka apa? Menyibukkan hatimu dengan kebaikan Daripada dia lalai, dia terlain dan nanti lama-lama dia bisa berkarat. Oke, ini pembebas yang ketiga. Pembebas yang keempat, menjaga pandangan. Ini yang agak berat ya untuk kita hari ini.

Menjaga pandangan itu saya memaknanya tidak sekedar matanya tidak jelalatan kemana-mana, tapi juga untuk hal-hal yang kita tidak perlu tahu, ya kita tidak harus tahu. Ini namanya menjaga pandangan. Informasi-informasi yang tidak seharusnya kita tahu, ya mending tidak tahu saja.

Daripada nanti kita sibuk, kita gelisah, depresi, gara-gara itu padahal itu bukan urusan kita. Jadi kata beliau, banyak orang yang berlatih sungguh-sungguh beribadah pada Allah, terus rusak agamanya gara-gara tidak menjaga pandangan. Ketahuilah semoga Allah memberi taufik padamu, sesungguhnya pandangan adalah pembawa berita bagi hati. Pandangan menyampaikan berita hal-hal yang dilihatnya, mengukir rupa-rupanya ke dalam diri, lalu pikiran berputar-putar di sana sehingga menyubuhkan dirinya dari berpikir tentang hal-hal yang bermanfaat untuk akhirat.

Kadang-kadang ada yang berpikir, hal tidak penting masuk ke kepala kita jadi informasi atau kita lihat misalnya terus, jadi pikiran kita terus. Padahal seandainya kita tidak tahu, ya tidak apa-apa sebenarnya tidak masalah. Tapi kita terlanjur tahu, terus jadi beban pikiran.

Makanya kalian kalau baca berita, kadang-kadang ada banyak berita yang kamu skip saja. Tidak penting. Eman-eman membebani kepalamu.

Sama seperti pandangan, yang tidak harus dilihat, jangan dilihat. Nanti malah jadi masalah. Apalagi melihat yang tidak seharusnya dilihat. Kenapa? Karena akan tersisa di kepalamu.

Coba ya misalnya kalian melihat video artis ini, padahal sudah lama tahun berapa, tadi kan masih ada di kepalamu. Setiap kali artis itu muncul, terus komenmu, saya sudah lihat loh, ngesering. Itu kan berarti dia nempel di kepalamu, terus menerus. Itu yang dimaksud menjaga pandangan. Akhirnya banyak hal tidak penting, banyak hal tidak ada gunanya di kepalamu.

Itu makanya kalau kalian kuliah tidak ada yang masuk. Kenapa? Sudah penuh isi ini. Macem-macem sudah. Kamu hafal benar arti siapa saja yang janda, arti siapa saja yang mau cerai.

Arti siapa saja yang mau cerai. Arti siapa saja yang mau cerai. Arti siapa saja yang mau cerai.

Arti siapa saja yang mau cerai. Arti siapa saja yang mau cerai. Arti siapa saja yang mau cerai. Arti siapa saja yang mau cerai.

Arti siapa saja yang mau cerai. Arti siapa saja yang mau cerai. Arti siapa saja yang mau cerai. Di kepalamu. Nah, ayo latihan menjaga pandangan.

Lanjut. Beliau ngasih tips begini untuk menjaga pandangan. Jika kamu terlanjur mengalami seperti itu, Maka pengobatannya adalah dengan menjaga pandangan setelah itu. Dan memutus keinginan-keinginan dengan cara menutup pintu pandangan.

Jika sudah demikian, maka pengobatan akan berakhir. Pengobatan terhadap penyakit yang sudah ada dalam hati mudah. Jadi kalau sudah terlanjur seperti tadi Pak.

Ini terlanjur isinya kacau Pak. Caranya gimana? Sekarang ditutup dulu sumber yang masuknya.

Analogi beliau menarik. Hal itu karena ada aliran banjir. Kalau ada banjir kemudian alirannya tertutup. Kan yang tersisa genangannya saja.

Kalau tersisa genangannya maka banjir mudah mengering. Tapi kalau alirannya tidak kalian tutup, akan masuk terus. Jadi solusinya kamu tutup dulu yang kemarin terbuka, jadi jalannya masuk macam-macam.

Kalau sudah ditutup, yang di dalam yang tadi sudah terlanjur masuk kan gampang bersih-bersihnya. Tapi kalau membanjir terus, ya banjir terus sudah, tidak bisa bersih-bersih. Tidak ada pengobatan terhadap penyakit di hati yang lebih kuat daripada memutus sebab-sebabnya. Kemudian, mencegah berpikir tentangnya karena takut sisaan Allah. Ketika kamu mengamalkan pengobatan ini, maka dekatlah harapan keselamatanmu.

Dan jika kamu membiarkan hasrat, Maka hasrat ini akan naik ke tingkat pekat. Kemudian pekat menggerakkan anggota-anggota tubuh. Dari mata masuk ke pikiran.

mendorong keinginan karena pikiran terus memunculkan keinginan. Kalau sudah ingin biasanya naik level, jadi tekat. Kalau sudah tekat biasanya akan kamu jalankan. Kalau tadi yang masuk hal-hal yang jelek, yang negatif, dia akan mendorong ke tindakan-tindakan yang negatif, bahkan lebih negatif lagi.

Sering saya bilang kita itu tergantung apa yang masuk ke kepala kita. Kalau yang masuk ke kepala kita hal-hal yang negatif, maka kita akan melihat dunia ini secara negatif. Kalau zaman saya dulu ada istilah pikirannya ngeres. Pikiran ngeres itu kan karena sering diisi begitu-begitu, yang saru-saru, maka melihat apa-apa, bayangannya saru-saru terus.

Jangan kan lihat manusia, mungkin lihat boneka, lihat kambing, lihat apa, itu pikirannya yang ngeres. Pokoknya ngeres isi pikirannya. Jadi, itu kenapa? Yang kamu masukkan di kepalamu. Lihat kucing kawin, kambing kawin, itu pikiranmu mengelantur kemana-mana.

Ini namanya pikiran ngeres. Ya sama dengan kalau pikiranmu kamu kondisikan isinya yang ganas-ganas, ya mungkin... Cara berfikirmu jadi ganas. Setiap hari kamu nonton orang jotosan misalnya, your referensi di kepalamu tentang jotosan semua. Nanti ada apa-apa sedikit, pukul aja sudah, sikat aja sudah.

Itu karena apa? Ada. Ada rujukan di kepala kita. Mungkin kalian mau alasan. Kok saya selama ini cuma baca saja kok.

Saya tidak pernah komen. Saya cuma lihat saja kok. Iya baca saja, lihat saja. Itu masuk ke kepalamu kan. Jadi referensi rujukan di kepalamu.

Jangan-jangan pada saatnya itu keluar. Kamu cuma baca orang isinya makian-makian semua. Kan banyak itu di medsos itu orang gegeran isi ini maki-maki.

Dasar apa. Nah mungkin kamu tidak maki saat itu. Tapi referensi kata-kata makian itu sekarang ada di kepalamu.

Pada saatnya kamu lepas kontrol marah. Membanjir itu kata-kata makian. Orang terus heran. Kamu mau ngekalem loh. Dan misalnya.

Misalnya kenapa bisa begitu? Karena referensinya lengkap di kepalamu. Jadi jangan dikira, oh saya itu silent reader. Saya cuma baca, tidak pernah komen.

Iya, diam-diam ngumpul semua informasinya di kepalamu. Jadi menurut saya menundukkan pandangan itu hari ini konotasinya bisa luas. Tidak sekedar tidak melihat lawan jenis atau tidak melihat yang bukan mukrim dan lain sebagainya.

Termasuk tidak memasukkan informasi-informasi yang tidak penting, tidak ada gunanya merusak ke dalam diri kita. Baik, kita lanjutkan ya. Oke, sekarang masuk ke tema utamanya gamul hawa. Baru intinya sekarang. Belenggu nafsu yang paling berat untuk diatasi itu cinta.

Nah, beliau tidak menyalahkan orang jatuh cinta. Orang jatuh cinta itu manusiawi. Beliau nanti membagi dua cinta, itu ada cinta yang terjelah, ada yang tidak terjelah.

Tidak terjelah itu ya kita suka dengan orang, cinta dengan seseorang, kemudian kita ekspresi. Kasihkan kita ungkapkan itu di jalur yang seharusnya dengan mempertimbangkan nilai-nilai dan norma-norma. Tapi ada yang jenis tercelah. Jenis tercelah itu kita mengumbar, tidak mengendalikan hasrat dan keinginan kita di luar kewajaran norma-norma. Beliau punya rumus begini, cegahlah api itu jangan sampai membakar.

Aku tidak mengatakan padamu padamkanlah. Aku juga tidak menyarankan padamu cegahlah air itu jangan sampai menenggelamkan. Akan tetapi aku sarankan padamu untuk berenang. Jadi maksud beliau, kalau kita sedang jatuh cinta, itu kan ada nyala, ada api dalam diri kita. Tidak apa-apa manusiawi.

Manusia punya sahwaniyah tadi, punya otobiah tadi, juga punya nathikoh yang awal tadi. Jatuh cintalah, tapi jangan terbakar oleh cinta. Tenggelam dalam cinta tidak apa-apa, tapi bisalah berenang.

Ketika kamu bisa berenang, kamu bisa menguasai arusnya. Kalau tidak bisa, ya kamu wasalam, selesai. Dibagar oleh cinta, ditelan oleh cinta, akhirnya kamu tidak bisa ngontrol dirimu, apapun kamu lakukan, alasannya demi cinta.

Ini cinta yang negatif. yang tercelah. Makanya dulu kita belajar filsafat cinta misalnya ketika kita masuk ke tokohnya Erich Fromm beliau bilang jangan hanya jatuh cinta, jangan hanya falling in love tapi juga tegaklah dalam cinta. Standing for love. Falling in love itu manusiawi natural.

Setiap orang jatuh cinta. Tapi menegakkan cinta itu tidak banyak orang bisa. Kita yang harus belajar melakukannya.

Jangan terbakar oleh cinta, jangan jatuh oleh cinta. Jangan tenggelam dalam cinta, tapi kita tegakkan, kita ekspresikan cinta di jalan yang sesuai norma, sesuai nilai yang kita yakini. Sehingga cinta yang bagi banyak orang mulia itu tidak kehilangan kemuliaannya.

Jangan sampai nanti orang tidak percaya lagi, jangan sampai orang putus asa dengan cinta. Alah. Cinta-cinta, paling akhirnya yang ngamar nanti.

Nah misalnya itu orang sudah tidak percaya lagi dengan cinta. Karena kelakuanmu Dewi. Jadi kamu sendiri yang merendahkan, menjatuhkan nilai cintamu. Ini yang diwanti-wanti benar nanti di hampir separuh kitab Nama Mulhawa itu bahas ini. Bahkan beliau nanti di belakang nyinggung-nyinggung Laila Majnun dan banyak cerita-cerita cinta.

Yang menurut beliau tidak seharusnya begitu. itu cinta itu menghidupkan, membebaskan, tidak menjatuhkan, tidak menenggelamkan atau membakar kita. Baik, tentang cinta kita sudah sangat banyak sering cerita. Ini yang menarik yang tadi saya bilang ya, patah hati. Ini kadang-kadang lebih membahayakan.

Orang patah hati lebih sering lepas kendali. Jadi lebih sering keluar jalur ketika sudah patah hati. Sering saya bilang ya cinta dan patah hati itu energinya luar biasa. Orang patah hati itu bisa secara sekaligus marah, kecewa, dendam, apalagi dengki, apalagi overthinking, sangat sedih, sangat stres, itu kan ngumpul di situ semua orang patah hati.

Dan patah hati itu tidak hanya urusan pasangan pacar atau pasangan suami istri. Dalam banyak hal kita sering patah hati. Belenggu nafsu yang paling berat untuk dipatahkan itu patah hati. Orang patah hati itu ngontrolnya sangat sulit.

Maka beliau mengajukan beberapa tips, saran untuk mengatasi patah hati. Agak banyak, tidak apa-apa ya. Yang pertama, menjauh. Yow, bahasa lain kalau hari ini kamu healing-healing jalan-jalan kemana, jangan di situ terus.

Kalau disitu terus kamu tiap hari ketemu, nanti kamu tambah sumpah dia sudah punya gantinya. Ayo, sudah lah kamu ngalah. Minggir-minggir kamu jalan kemana, healing kemana, senangkan dirimu. Jadi bepergianlah.

Hindari sumber-sumber yang menyakitkan hatimu terus-menerus. Karena kesedihan yang terus-menerus tidak ada akhirnya menghancurkan jiwa. Healinglah. Jalan-jalan kalau tidak punya biaya, jalan kaki saja saat kesel. Jadi, hindari tempat-tempat momen-momen orang-orang yang mengingatkanmu pada kesedihan.

Ini tips konkret dari beliau. Pak, gimana Pak? Wang kita satu kampus, Pak.

Satu kelas, Pak. Ya, kamu cepat-cepat lulus saja biar enggak. tidak lama-lama bareng-bareng ya jadi itu tip pertama Yang kedua, kayak tadi ya, sibukkan diri. Jangan diam saja, jangan di kamar saja, jangan ngelamun terus, cari kesibukan.

Kata beliau, ketika hati sudah disibukkan dengan kesibukan selain dirinya, maka perlahan-lahan cinta dan rindu itu akan tergerus. Dan pasti sedikit-sedikit akan bisa melupakannya. Jadi cari kesibukan kamu gampang-gampangin lah itu ya kayak tadi lah nyapu-nyapu sak kos-kosan atau nyuci-nyuci bajunya semua temanmu apa-apa gitu, pokoknya sibuk lah, sibuk lah, baca-baca apa atau cari yang baik-baik kalau udah ada ya pokoknya saya bertekad Setiap tiga hari khatam, yang baik-baik gitu lah, cuma kamu nagar ropolah gitu sekiranya suwibuk kamu itu pokoknya. Dalam rangka apa kalau bahasa psikologinya, mendistraksi dirimu biar fokusnya enggak ke situ terus. Bikin projek-projek untukmu sendiri.

Saya ingin latihan inilah, latihan itulah. Bisa ini, bisa itulah. Pokoknya terus kamu push dirimu sendiri.

Tekan dirimu. Biar kamu tidak perhatianmu ke situ terus. Jadi cari kesibukan. Yang ketiga.

Menegaskan, kalau ini agak mindset ya, kepastian ditinggal orang yang dicintai, apapun dan siapapun itu. Kalau ini pikiranmu kamu pengaruhi bahwa, iya saya berpisah. dengan yang dicintai, tapi apa sih di dunia ini yang tidak berpisah?

Dengan siapapun ya berpisah. Hubungan jenis apapun ya nanti pada akhirnya berpisah. Jadi perpisahan tidak harus ditangisi sampai sekitar.

gitu, biasa saja hidup ini, sunat Tuhan ada pertemuan, pasti ada perpisahan berapa lama sih hidup ini pokoknya kamu bujuk-bujuk dirimu begitu, jadi untuk menyadari bahwa perpisahan bukan berarti kehancuran bukan berarti selesai cerita hidupmu, masih panjang ceritamu, jadi biasa saja dalam sejarah hidup kita, ada pertemuan ada perpisahan, mungkin dulu kita ditinggal simbah-simbah kita kemudian sekarang ditinggal biasa Biasa saja. Nah ini pikiran yang kita pengaruhi. Kemudian ini juga untuk jiwa kita ya. Mari kita sadari kebutaan kita. Kok kita sampai sesedih itu sih?

Kok kita sampai sedepresi itu sih? Wang dia kan... manusia juga. Banyak kekurangannya kok. Nah ini kita sadari kebutaan kita selama ini.

Aku kok begini ya. Kok seistimewa itu dia bagiku. Padahal, kata Ibnu. Uzi begini, sesungguhnya manusia itu penuh najis dan kotoran.

Sementara orang yang dimabuk cinta melihat kekasihnya dalam keadaan sempurna. Dia itu ya manusia biasa, ya bisa kebelet, ya bisa sumpek, ya bisa apa, mules, ya bisa, biasa saja. Tapi di kepala kita seolah-olah orang yang kita cinta itu begitu sempurnanya. Ya karena selama ini mungkin kita hanya hanya lihat profilnya yang fotonya berfilter-filter itu. Karena cinta, dia tidak bisa melihat aib kekasihnya.

Sebab hakikat segala sesuatu dapat disingkap dengan timbangan yang adil. Sementara yang menjadi penguasa atas dirinya adalah hawa nafsu yang lolib. Itu akan menutupi seluruh celah, sehingga akhirnya orang yang dilanda cinta.

Terima kasih. Melihat kekasihnya yang jelek menjadi jelita. Kalau sudah buta, kalau sudah jatuh cinta kan gitu. Tidak ada yang paling cantik, paling hebat, paling jago kecuali engkau.

Nah, kebutaan semacam ini kata saya Ibnu Jauh sih kadang-kadang menjebak kita. Jadi kalau patah hati rasanya kayak sehancur itu padahal apa iya sih? Jangan-jangan ditinggal dia itu manfaat dan masalahat dan barokah yang luar biasa untuk hidup kita. Cuma kita tidak sadar saja.

Kita hanya melihat satu titik, kita yang ditinggal, kita yang berpisah. Nah, ini pelajaran untuk jiwa kita. Kita lanjutkan.

Nah, terus. merenungi akibat, kemungkinan akibat dan resiko yang akan ditimbulkan jika kita memaksakan untuk tetap bersama pilihan kita. Iya ya saya sekarang berpisah, sekarang dia dengan orang lain. Kalau saya masih maksa harus sama dia, ya nanti jadinya saya yang menghancurkan hubungannya dengan orang lain. Saya jadi penjahatnya nanti atau sebaliknya nanti jangan-jangan dia malah tidak bahagia.

Bisa sih saya rebut dia lalu. lagi wong dukun juga banyak tapi ya apa dia akan bahagia jadi, nah ini kita mikirnya panjang jangan berpikir pendek ada banyak resiko mungkin ada akibat-akibat kalau kita memaksakan kehendak, memaksakan keinginan Kemudian kalau ini standar ya mari kita sadari mungkin ini ujian dari Allah. Jadi kesedihan memicu kita intropeksi muhasabah. Mungkin aku pernah salah apa, mungkin aku kurang apa-apa yang harus aku perbaiki dengan diriku.

Kalau masih sulit, boleh dilanjutkan. Kita renungi hal-hal yang sia-sia selama bersama. Mungkin waktu yang sia-sia, mungkin hal-hal penting yang terlewatkan. Iya, ya kemarin aku terlalu...

Terlalu fokus ke dia. Sehingga kuliahku keteteran. Oh aku terlalu membela dia. Sudahlah tidak mengulangi kesalahan dua kali.

Ini merenungkan. Kita renung ya. Kita pengaruhi diri kita. Terus. Kalau masih sulit, kita juga tegaskan dalam diri kita bahwa saya sedih terus-terusan begini juga tidak baik tentunya.

Untuk diriku, untuk siapa saja yang berhubungan dengan aku. Aku harus bangkit. Aku harus tegak lagi, berjuang lagi. Dan yang terakhir kata beliau, jalan paling cepat untuk move on itu apa? Menikahlah.

Ya sederhananya cari gantinya sudah. Jangan mikir yang lama, sudah lah ayo gerak ke depan. Move on lah. Jadi jangan stuck, berhenti di situ.

Kalau urusannya hawa nafsu yang tadi, ya menikah saja. Kalau ada yang mau. Ya kalau kalian siap.

Oke, itu beberapa upaya. Beliau mengakhiri begini. Jika pada akhirnya setelah kita berusaha sekuat tenaga untuk melupakan semuanya, tetapi masih saja terasa menyiksa, maka tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan selain pasrah dan berdoa. Biarkan Allah yang mengatur hasil terbaik.

Ini ada tips doa dari Syahib Nul Jawzi. Ilahi Qutba'altu Ma'atabtu Fahfidhli Ma'alato Qotali Bikifdhihi Ya Allah, aku telah melakukan semua yang aku mampu, selebihnya jagalah aku. aku dari apa yang aku tidak mampu menjaganya. Nah itu kalau sudah puncak-puncaknya kamu patah hati, stres, sudah melakukan segalanya masih sulit mengatasinya, pasrahkan pada Allah, sampaikan pada Allah, ya Allah semua yang aku bisa lakukan sudah aku lakukan, sisanya aku pasrahkan padamu.

Ilahi Qutba'altu Ma'atoktu Fahfidli Ma'alato Qotali Bikifri Baik, ini doanya, kok semuanya nulis? Ini baru patah hati semuanya ya. Oke.

Beliau juga ngasih tips, kalau berat hati kita, ada beberapa cara untuk meringankan hati. Biar tidak terlalu berat, tidak terlalu terbebani, tidak terlalu depresi. Ini kayak tombol hati ya, tapi lebih banyak, tidak hanya lima. Yang pertama membaca Al-Qur'an. Mocok Al-Qur'an sama maknanya.

Jadi sambil dipahami maknanya, artinya biar pikiran kita tidak terlalu mikir ke dia. Yang kedua fikir. Banyak-banyak mengingat Allah sambil duduk, sambil berbaring, sambil berdiri.

Banyak-banyak pikir, pokoknya Allah saja yang kita bunyikan dalam diri kita. Setiap kali kegelisahan itu muncul, Allah kita hadirkan. Itu namanya pikir. Selanjutnya, menjenguk orang sakit.

Melihat saudara-saudara kita yang kesulitan dengan penyakitnya, mungkin lebih meringankan kita. Alhamdulillah saya masih dianugerai kesehatan meskipun seberat ini bebanku. Menyenguh orang sakit kita bisa berbagi rasa juga meringankan beban kita.

Kemudian mengiring jenazah juga begitu ya, seperti orang sakit tadi kita sadar, ngapain aku sesedih ini, sesetres ini, berapa panjang umurku, semua orang pada akhirnya akan meninggal. Aku kok sibuk menghabiskan waktu hanya untuk sedih dan depresi. Saatnya sekarang siap-siap untuk yang pasti yaitu kematian. Kemudian lanjutnya tadi berpikir tentang kematian, menyadari kematian.

Kemudian sholat, sholat yang sungguh-sungguh ya, sholat yang khusyuk, yang dengan hati, bukan sholat yang formalitas, itu menenangkan. Cuma sholat ini bagi kita yang menganggap sholat itu hanya beban, ya mungkin begitu sholat, Allah sudah ada. Mesti gitu ya, sholatnya sulit jadi penenang hati. Sholat yang sungguh-sungguh, yang lahir dan batin kita ikut sholat.

Kepasrahan kita yang sejati, itu kan manifestasinya antara lain dalam sholat. Terus menyedikitkan makan. Jadi, yuk intinya banyak puasa.

Biar sadar betapa kita itu memang makhluk yang lemah. Sehingga tidak pantas kok maksa-maksa keinginan kita. Tanpa pertolongannya Allah siapa kita. Dan yang terakhir, jangan banyak-banyak ketemu orang karena kadang-kadang orang lain itu.

Itu jadi sumber mungkin dia komentar yang jelek, mungkin dia mempengaruhi kita dengan hal yang negatif dan lain sebagainya. Kadang malah nambah beban. Maka kita persedikit pertemuan dengan manusia, kita perbanyak kedekatan dengan Allah.

Ini akan jadi peringan hati kita. Baik, itu tipsnya. Semoga setelah ini bagi yang sedang patah hati karena apapun, paling tidak ada jalannya.

Tidak buntu, tidak sedih, paling tidak kita tahu caranya mendekat pada Allah. Oke saya ada beberapa quotes dari beliau, ada banyak sebenarnya menarik semua Tapi saya ambilkan beberapa ya, nanti saya baca cepat saja karena sudah mau jam 10 Bahan renungan teman-teman Ini ngaji kitab kuning beberapa ya inna masyakkotat to'ati tadhabu wayabko sawabuha wa inna lanthatal ma'asi tadhabu wayabko ikobuha Sesungguhnya keletihan karena melakukan ketaatan pada akhirnya juga akan hilang dan yang tersisa adalah pahalanya. Dan kenikmatan melakukan maksiat juga akan hilang. Dan yang tersisa adalah hukumannya.

Selelah apapun kalian melakukan kebaikan, lelahmu juga pada saatnya juga akan pulih. Capeknya hilang, tapi sekarang yang sisa adalah pahalanya, kebaikan buahnya. Tapi kemaksiatan, senikmat apapun kamu rasakan, ya nikmatnya pada saatnya juga akan hilang.

Tapi kalau itu kemaksiatan, yang tersisa adalah hukuman dan efeknya. Kalian siap-siap merasakan itu. Lanjut, wah ini terpotong sebentar, kalimatnya terpotong ya, Shofih wasamih, Shofih itu lapangkan dada, wasamih dan maafkanlah, Wata'ilam, maafkanlah, lapangkanlah dada jangan pendendam, jangan susah memaafkan orang lain biarlah urusan makhluk diurusi oleh kholiknya, kita dendam itu kan sebenarnya ingin mengambil jatahnya Tuhan menghukum orang, jadi biarlah itu urusannya Allah saja, kita dan mereka itu adalah sama-sama orang yang sedang berjalan, pergi ya kita ini sama-sama akan meninggalkan dunia, maka ayo sibuk dengan diri kita if alil khairu mahmastaswurtahu lakukan kebaikan meskipun hal-hal yang kamu anggap sepele, fa'inna kalatadri ayuhasanatin tutkhilukal jannah Engkau tidak tahu kebaikan yang mana yang memasukkanmu ke dalam surga.

Tidak usah sibuk mikir jeleknya orang, salahnya orang. Maafkan saja lapang dada pada semuanya. Biarkan urusannya Allah. mereka itu jangan ngurusi mereka karena kita dan mereka sama sama-sama nanti akan meninggalkan dunia ini lakukan kebaikan sekecil apapun, seremeh apapun karena kita tidak tahu kebaikan mana yang membawa kita ke surga itu coachnya dari beliau Ini untuk anak-anak muda.

Wa inni ro'aytu kholkon kashiron warrohum as-shabab wa nasu faqdal akroni wa alhamahum tulal amali Aku melihat banyak sekali anak-anak muda yang tertipu. Mereka lupa banyak orang-orang sebaya dia, dekat dengan dia, yang juga diambil oleh Allah, sudah meninggal. Wa alhamahum tulal amal. Dan dia tertipu.

oleh angan-angan yang panjang. Jadi banyak anak-anak muda yang tertipu dianggapnya usianya masih panjang. Saya masih muda pak, tenang saja.

Waktu saya masih panjang. Dia lupa banyak yang seusia anak-anak muda itu yang Dipanggil duluan oleh Allah. Tidak ada yang tahu pasti. Kapan usia kita.

Sementara mereka sibuk saja dengan tulul amal. Sibuk berangan-angan. Sibuk melamun.

Menghabiskan waktu males-malesan. Dianggapnya waktunya masih panjang. Ini sindiran untuk kalian.

Bagi yang merasa tersindir. Terakhir. Teruslah bersama Allah dan jangan pedulikan apapun.

selain dia tengadahkan tanganmu kepadanya di kegelapan malam lalu berdoa wahai Tuhan dunia ini tidak indah kecuali mengingatmu akhirat pun tidak akan indah kecuali dengan ampunanmu Dan surga pun tidak akan indah kecuali dengan melihat wajahmu. Itu kalimat-kalimatnya puitis. Baik, ya nanti kalian ulang lagi, baca lagi, direnungi lagi.

Bagi saya ini kalimat-kalimat yang penting untuk kalian, juga materi yang mungkin penting untuk teman-teman yang muda, yang hari ini banyak patah hati, banyak depresi, dan lain sebagainya. Ini ada satu kalimat, kalimat ini ditulis di atas makam beliau, yang dipesankan sendiri oleh beliau, yang cerita ini cucu beliau sendiri. Jadi beliau minta nanti di makam beliau diberi tulisan ini.

ana doifun wajaza uddoifi ihsanu ladaihi wahai zat yang berlimpah ampunan kepada hambanya yang penuh dosa telah datang padamu si pendosa ini yang mengharapkan ampunan dari kejahatan yang ada dalam dirinya terus kalimat terakhirnya menarik ana doifun aku hanya tamu dan balasan bagi tamu tidak lain hanyalah kebaikan dari yang menerimanya jadi ya Allah ini kan ditulis di magam beliau ya Allah ini tamu loh, tamu kan harus dihormati. Tamu kan harus diberi yang baik-baik. Dan yang diinginkan seorang tamu tidak lain adalah kebaikan pada dirinya.

Nah mungkin kalau para malaikat lihat ini kemudian, wah iya tenang saja kamu orang baik. Beliau kan ulama besar yang luar biasa. Ini sebenarnya juga pelajaran untuk kita.

Bahwa bagaimanapun pada akhirnya... kita nanti akan menghadap pada Allah kita tidak tahu jatah kita masing-masing sampai kapan tapi pasti kita akan ke sana apa kau anggap? aku menciptakan kalian itu main-main saja dan kalian tidak akan kembali lagi padaku kita semua nanti akan kembali dan beliau sangat serius serius mengingatkan kita tentang itu.

Baik, saya kira itu ya teman-teman. Untuk malam hari ini, ini materi pengajian tentang bagaimana menaklukkan hawa nafsu. Semoga sedikit banyak ada manfaatnya untuk perbaikan hidup kita. Saya akhiri sekian, kurang lebihnya mohon maaf. Wallahu'afiq, wallahu'aklamu'bisawab, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.