Transcript for:
Ceramah Kiai Anwar Zaid di Al-Falah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Miun pangapunten, kula di dawui Gus kalsar kapure Soan, untuk yang kedua kalinya ke Al-Falah Beliau dawuh, nanti jam 10 Sampai yang naik mimbar. Alhamdulillah sekarang pas jam 10 lewat 119 menit waktu alfalah. Karena memang kita menggunakan WIB, waktu insyaallah berubah. Mawaidnya sudah Nasihat-nasihatnya sudah Dari Giyai Haji Dr. Honoris Kausar Zulfa Mustafa Kemudian juga dari Gos Kausar tadi Saya mohon izin untuk sekedar Memberikan semangat dan motivasi Kepada para khatimat Yang mudah-mudahan Menjadi banatin Solihat Ilmunya barokah dan manfaat Mampu Menyelamatkan keluarga dunia akhirat. Kalian memang di alfalah ini bukan anak biologis tapi kalian adalah anak historis, anak sejarah, anak zaman yang mempunyai harapan cemerlang, yang mempunyai masa depan gemilang, dan kalian harus bisa mengukir prestasi dengan tinta emas. Sejarah itu adik-adik santri berasal dari bahasa Arab syajaroh. artinya pohon, tapi karena lesanya orang Indonesia itu susah mau ngomongin syajaroh ya diomong sejarah lesan orang kita kan begitu fardu diwacoperlu rilo dadililo hoirun dadikirun bahkan Romadhon aja ada yang bilang Ramelan ini orang kita syahadatain dibaca sekaten kalimah syahadah dadikalimosodo makanya Jadi sejarah itu aslinya bahasa Arab syajaroh, artinya pohon. Pohon apapun pasti mengalami tiga fase, tiga tahapan. Pertama fase tunas, kedua fase puncak, dan yang ketiga fase tumbang. Tunas, puncak, tumbang. Tukul, metit, ambruk. Kebangkitan. keemasan, kehancuran, perintis, penerus, pewaris. Maka sejarah itu memiliki tiga kekuatan yang masing-masing mewakili zamannya. Ada masa lalu, ada masa kini, dan ada masa depan. Dulu, sekarang, dan nanti. Telah, sedang, dan akan. Maudi, hal, mustaqbal. First time, present time, and next time. Masing-masing ada wakilnya. Masa lalu diwakili oleh generasi tua. Masa kini diwakili oleh generasi dewasa. Masa depan diwakili oleh generasi muda. Maka dalam bahasa sejarah, siapakah orang tua? Orang tua adalah manusia masa lalu yang masih tersisa di masa kini, yang sudah tidak banyak harapan di masa depan. Siapakah orang dewasa? Orang dewasa adalah manusia masa kini yang sudah mulai lupa dengan semangat dan idealisme masa lalunya tapi sudah tumpul jika diajak bicara soal masa depan sedang kalian adalah anak muda siapa anak muda? manusia masa depan yang sudah hadir di masa kini tapi belum banyak beban dan pengalaman di masa lalu masa lalu subhanul yaum Rijalul Ghadr pemuda hari ini pemudi hari ini adalah tokoh di masa depan maka masing-masing punya karakter orang tua suka bernostalgia orang dewasa sibuk dengan realita anak muda akrab dengan idealita maka kakek nenek yang tua kalau didatangi cucunya, suka bercerita. Ayah ibu yang dewasa, kalau anaknya minta sesuatu, alasannya sibuk kerja. Sedangkan anaknya, Anak-anak paling suka kalau ditanya cita-citanya mau jadi apa? Tokoh tua, bentar, bentar, ini ngarangin suai. Tokoh tua sibuk menulis biografi. Tokoh dewasa sibuk berprestasi. Menduduki kursi, mempertahankan posisi. Kalau perlu koalisi dan korupsi. Sedangkan tokoh muda pandai berorasi Rajin demonstrasi Bahkan ada yang ahli cacimaki Ini bahasa sejarah Maka kalau kita bicara soal masa depan Itu kira-kira untuk generasi tua Untuk generasi dewasa Apa untuk generasi muda Kurang semangat. Kalau kita bicara masa depan itu kira-kira untuk generasi tua, untuk generasi dewasa, apa untuk generasi muda? Betul. Masa depan itu bukan untuk generasi tua, bukan untuk generasi dewasa, tapi untuk generasi muda. Maka para sesepuh kita dulu itu luar biasa dalam mendidik anak cucunya. para sesepuh kita punya filsafat hebat orang tua-tua kita dulu itu suka memagari kampungnya dengan pohon bambu Nuan Sewu, Bapak Ibu, Wali Santri mungkin tak sekemutan zaman Sien, di yang sepoh niku remen maghri kampungnya pakai pohon bambu ini pelajaran untuk anak cucu karena dalam rumpun bambu tersimpan tiga kekuatan sejarah yang berjamaah dan terpadu dalam satu komposisi dalam rumpun bambu itu ada bambu tua, ada bambu dewasa, ada bambu muda bambu tua namanya tungga Bambu dewasa namanya pring dan bambu muda namanya bung. Maka dulu bangsa Indonesia ketika menatap masa depan ingin merebut dan meraih kemerdekaan yang diajak berjuang bukan generasi tua, bukan generasi dewasa, tapi generasi muda. Maka yang diseru bukan tunggak, bukan pring, tapi bung. makanya ada lagunya, mari bung rebut kembali, bukan mari pring. Apalagi, mari tunggal rebut kembali. Nggak, tapi mari bung, rebut kembali. Sehingga dulu pada masa pergerakan, bangsa kita itu kaya dengan bung-bung bangsa. Ada bung Karno, ada bung Hatta, ada bung Sahrir, ada bung Tomo, dan ada bung Anwar Zahid. Artinya begini, kalian ini bong. Kalau tadi kausar dawuh generasi ketiga, ini ujian berat. Betul sekali. Dari tunggak ke pring, bong. Itu generasi ketiga. Bong itu kalau pengen sukses. Dia harus menetapi tiga sifat. Kalau bung itu ingin sukses. Maka kalian kalau punya sifat-sifatnya bung yang tiga ini, pasti kalian akan sukses. Kalian akan menjadi solusi, dan kalian akan mampu menjawab tantangan masa depan. Harus mempunyai tiga sifatnya bung. Apa saja? Pertama, bung itu tegak dan runy. kuncing, jejek, turlancik. Kalau ada bung yang bengkong dan tumpul, wess bengkong ketul, itu bukan bung harapan, tapi bung ancaman. Biasanya terus dipotong, terus disayur. Dimasak, masuk perut, dinam, keluar jadi rai gedek. Karena dia bengkong dan tumpul, maka bung itu harus tegak, runcing. Artinya Jujuk lancik Kalian itu harus idealis Dan kritis punya himmatun aliyah cita-cita yang tinggi jangan mudah puas dengan pencapaian jangan mudah puas dengan hasil yang dicapai karena bung berarti kalian harus jadi generasi yang perintis bukan sekedar pewaris yang pelopor bukan pengekor yang penggerak bukan penggerta yang punya karakter bukan yang karaten yang luar biasa Bukan yang biasa di luar, yang ahli dikir, bukan yang suka kentir, yang ahli Quran, bukan yang tukang pacaran. Yang beradab, bukan yang biadab, yang terpelajar, bukan yang kurang ajar. Yang bisa hidup dengan realitas, bukan sekedar membanggakan fasilitas. Ini yang anggil, ini yang gambuk tepuk tangan. Ini yang pertama, kemudian Bung yang kedua, sifatnya apa? Sebentar ya, ini tadi udah bisa difahami yang pertama. Makanya tadi disampaikan, Himmatun Ailiyah, Dawwe Guskausar tadi, Al-Fatihah, alfiah itu baru permulaan untuk langkah-langkah besar kalian selanjutnya sehingga pesan saya jangan pernah merasa sudah khatam alfiah tapi harus dianggap sebagai baru khatam khatam alfiah karena sudah khatam dengan baru khatam itu konotasi dan esensinya berbeda kalau sudah khatam itu kesannya merasa cukup udah nggak butuh tambahan lagi tapi kalau baru khatam masih butuh tambah butuh tambah dan butuh tambah kayak gini sampai yang punya duit sudah 10 juta sama punya duit baru 10 miliar seneng mana? Kedonyan kalau duit sudah 10 juta itu kebanyakan duitku 10 juta, kakean aku waste khatam alvia akhirnya merasa sudah gak butuh tambahan lagi lupa daratan, lupa diri, bangga rumah sana waste mentok, waste ngalim-ngalimah gak pun ten, beda dengan baru aku baru hafal saja belum sampai pada tingkat pemahaman, dan seterusnya, dan seterusnya gitu, sama Bapak Ibu Wali Santri berat ringannya mendidik anak itu tergantung anggapan Panjeningan, Panjeningan punya anak anak sudah dua, sampun kali, ini kok abad. Betul kalau panjang dengan kagungan anak 6B14, enteng ini. Tambah ronglosin mana saya sanggup. Loh iya, saya baru, baru khatam alfiah. Nanti di praktek ini gue mau cokitap, isi so bener temen apa urang. Ini loh, kok tak terangin waktu ini cukup, ini masih 5 menit. Yang kedua, sifatnya bong itu, dia pengen melampaui siapa saja. saja. Jangankan tunggak yang sudah rapuh. Pring yang sudah tinggi menjulang ingin dilampaui. Itu bong. Jadi dia punya cita-cita yang luar biasa. Harus bisa melampaui. Bukan hanya generasi tua. Tunggak tadi. Tapi generasi dewasa pun pring yang sudah tinggi. tinggi menjulang kuduisodisalib makanya kalian harus dinamis sekaligus kreatif ya kerja keras ya kerja cerdas ya kerja ikhlas makanya butuh tiga ilmu secara terpadu yang itu adanya hanya di pondok pesantren. Ilmu dini atau ilmu agami, ilmu profesi, kemudian ilmu kreasi. Dengan ilmu dini manusia jadi takwa, dengan ilmu profesi manusia jadi cerdas, dengan ilmu kreasi manusia jadi produktif. Makanya tadi saya sampaikan ringkes-ringkesnya, ya bekerja keras, ya bekerja cerdas, ya bekerja ikhlas. Kerja keras itu kerja pakai otot, kerja cerdas itu kerja pakai otot. otak, kerja ikhlas itu kerja pakai hati. Orang kalau kerja hanya pakai otot, kerja keras, hasilnya hanya pas. Tapi kalau mau kerja pakai otak, kerja cerdas, hasilnya lebih luas. Apalagi kerja pakai hati, kerja ikhlas, hasilnya tak terbatas. Nah contoh ya, kerja keras itu kerja pakai otot, maaf-maaf, enggak beda kayak binatang, kayak sapi, kayak kuda, itu kerjanya pakai otot, hanya kerja keras saja. Sapi suruh bajak di sawah, kuda suruh narik bendi, hasilnya pas, paling sehari-hari. Rp100.000-200.000 Itu orang kalau hanya kerjanya pakai Otot, kerja keras Tapi kalau mau kerja pakai otak Kerja profesi, kerja cerdas Hasilnya lebih luas, contoh dokter Dokter itu kerjanya pakai otak kerja cerdas, kerja profesi. Kalau kerja keras, ngangkat batu gunung gede-gede, salon-salon, paling sehari hasilnya 200 ribu, 300 ribu. Tapi dokter ngangkat batu kecil, hasilnya bisa 200 juta, karena yang diangkat batu ginjal. Apalagi disempurnakan kerja pakai hati, namanya kerja ikhlas. Janji Allah, hasilnya tak terbatas. Contohnya, Kiai. Enggak usah didawak-dawak kek. Yang kedua, sekarang yang keempat. Ketiga, apa sifatnya Bung? Dia itu punya jaket pelindung yang tebal, bulunya halus, tapi tajam. Itu dalam bahasa Inggris disebut the slumbering. Bung itu kan punya selubung dia, dia punya jaket yang tebal, bulunya halus tapi tajam itu. Untuk pelindung diri, jangan macam-macam pegang ya, kau akan ditusuk-tusuk sama bulu yang kelihatannya halus tapi tajam. Bahasa Inggrisnya the telusupan. Ini artinya apa? Artinya... Eksklusif, tapi bukan dalam rangka sombong, bukan dalam rangka angkuh, eksklusif yang protektif. Eksklusif yang protektif, bukan dalam rangka sombong, bukan dalam rangka angkuh, tapi dalam rangka memahami kekuatan internal, bahwa saya belum teruji dalam sejarah. maka saya harus berproses dengan aman sehingga saya harus terlindung di mana? di pondok pesantren agar proses saya ini bisa berjalan dengan baik saya baru khatam alfiah saya baru selesai fathul mo'in saya masih butuh berproses saya belum siap untuk menampakkan diri makanya saya harus melindungi diri saya dengan jaket tebal itu maka jangan buru-buru keluar Kalian apalagi kalian harus betul-betul dibungkus. Kalian itu pingitan. Langka loh. Cewek di zaman seperti ini hafal alfiah langka. Maka beruntung banget Bapak Ibu. Yang putri-putri penjenengan ini calon bida dari syurga. Beruntung banget di luar sana. Maaf anak-anak seusia kalian. Itu bacaannya Fathul WhatsApp. Raudotul Facebook. Kifayatul Instagram. Hidayatul Twitter. Awil X. Wannihayatul. itu TikTok. Itu benar. Sehingga, tolong perhatikan ini penting, bong itu supaya bisa tumbuh subur, maka pupuk terbaiknya adalah tunggak. Bambu tua, itu adalah pupuk. terbaik bagi Bung agar dia bisa tumbuh subur tinggi menjulang melampaui generasi-generasi sebelumnya maka jangan pernah meninggalkan sesepuh Jangan pernah meninggalkan guru Masyayikh terlebih Demi Allah Tanpa restu doa dan ridho Dari fadilatil mukarram wal mu'azzam Tanpa restu doa dan ridho Dari fadilatil mukarramah Setinggi apapun apapun ilmumu enggak akan pernah manfaat dan barokah Allahumma salli ala Muhammad Saya menggarisbawahi apa yang didawakan oleh Gus Kausar tadi jadi Bung ini tantangannya luar biasa. Bisa enggak dia nanti tumbuh subur? Bisa enggak dia nanti tinggi menjulang? Jangan-jangan gidaan uang penyet. Atau bahkan dikrokoti garangan. Enggak jadi prank. Ini tantangan yang luar biasa. Makan wunsewu, kesuksesan kalian saya yakin tidak lepas dari mujahadahnya orang tua kalian. Saya ucapkan selamat untuk bapak dan ibu wali santri yang putra-putrinya malam ini dikhargai. Hatami, kesuksesan ini adalah kesuksesan penjendangan juga. Ini wajib disyukuri karena merupakan nikmat yang sangat utama. Saya ingat bahwa Imam Mutawalli Ash-Sharawi bahwa nikmat itu ada empat. Kalau Bapak Ibu diberi harta yang melimpah jadi orang kaya raya itu ternyata adnan ni'mat yang paling rendah, si'adul mal. Jadi wang sugeh itu nikmat yang paling asor, nikmat yang paling rendah. Wa a'ilan ni'mat yang paling tinggi adalah al-afiyah, diberi kesehatan, tuhir batin. wa afdolun ni'm solahul abna nikmat yang paling utama adalah mempunyai anak yang solih-solihah seperti kalian ini afdolun ni'm nikmat yang paling utama halo wa'atammun ni'mat yang paling wa'tamamun ni'mat adalah huwa ridho Allah subhanahu wa ta'ala nikmat yang paling sempurna adalah mendapatkan ridho Allah subhanahu wa ta'ala saya kata akan sukses buat Bapak dan Ibu Wali Santri karena gak ada ceritanya anak hebat tanpa ada peran dari orang tua tanpa ada mujahadah dari orang tua kalau tadi adik-adik didahui sama Agus Kaustar, bagaimana perjuangannya Mbah Yayi Jazuli bersama Mbah Yayi Rodya, bagaimana perjuangannya Mbah Yayi Osman maka layak kalau melahirkan generasi-generasi yang luar biasa saya teringat satu dawah dari seorang tabiin, beliau kelompok tabiin, namanya Ahmad bin Munggadir Ini dalam tafsir Bagawi ketika menafsiri Wa kana abuhuma sholihah Dijadikan ibarah catatan juga oleh Ibnu Rajab dalam Jami'ul Ulum wal-Hikam التي حولها فما يزالون في حفظ الله وشطره sesungguhnya Allah memperbaiki dan mensukseskan anak dan cucu-cucu itu birrajuli karena kehebatan orang tuanya karena kehebatan kakeknya sehingga anaknya cucu-cucunya jadi hebat Makanya kalau gus-gus pelosok ini alim, saya sama sekali gak ngumun, belas. Belas gak ngumun. Justru saya yang ngumun itu kalau gus-gus pelosok gak alim, aneh. jadi kalau Gus Kausar, wah ini viral, seranggumun blast seranggumun blast, orang-orang yang ngakoni penikmat, pewaris yang hebat, yang bayai huda, bayai jazuli Gus Kausar tapi perjuangannya juga luar biasa gitu loh. mulanya enggak ada ceritanya kalau ada anak hebat diselidiki diteliti nanti orang tuanya mbah-mbahnya buyut-buyutnya minimal ahli Riyadah. Allahumma salli ala Muhammad. artinya pinter saja enggak cukup untuk menjadi ulama itu pinter saja enggak cukup. andaikan standar ulama itu yang paling pintar yang paling layak mendapatkan gelar ulama adalah Fadhilatil Mukarram, Sheikh Gugl kalau target, standar ulama itu hanya pintar, tidak cukup maka bukan hanya menelahu ilmun syamilun kompetensi di bidang ilmu pengetahuan saja tapi juga harus arifun bima sholihi man haulah lalu Pak Ngapunten, gini ya Kitab Fathul Qarif, takrib di tangan Mbah Yayy Wahab Hasbullah, itu bisa menyelesaikan persoalan Irian Barat. Pada waktu Irian Barat, dulu namanya Irian Barat, sekarang jadi Papua itu. Diduduki dan dijajah kembali oleh Belanda. Padahal Indonesia sudah merdeka. Irian Barat itu diduduki dan dijajah kembali oleh Belanda. Presiden Soekarno-Sowan, Gembahiai Wahab Hasbullah, beliau matur. Jadi, Papua Barat diduduki kembali dijajah oleh Belanda. Mbah Yai Wahab dawa, oh ini saya nggasap, ini saya nonton, ini saya nggasap. Pak Karno kan tidak mengerti nggasap. Yang paham nggasap kan saya paham, saya praktek. Nah karena gasap di Ponto itu sudah jadi tradisi, maka sekalian dirangkul jadi budaya. Loh saya ketika ditanya, bah gimana hukum yang gasap bagi santri di pondok? Kak jawab gini, gasap kan gane santri pondok, khusus santri pondok yuk, bukan di luar pondok. Kui podok karo, telek cecek, seng nyemplung, nonggone banyu, seng lueh, toko rongkula. Asal gak taghoyero ahadu awsofihi, minto'min, awlawnin, awrihin, bimutanad, jisintah, tutubih, labas. yang penting telat ceceknya jangan sampai sakarong nong gasapnya membendina ini berarti telat ceceknya sakarong ini tak gaya akhirnya ini yang kuliah nong gasap seneng ya untuk dalil ini kemarin Pak Setan Pondok Al-Badrul Falah kan saya sampaikan Bung Santri diulang kia ini Pabab takrimul gosob Al-gosobu minal kabairi Al-gosobu utawingasob Iku minal kabairi Tetap setengah setengah-setengah jumlahnya, jauh-jauh, dosa besar. Jadi, mengasapkan dosa besar. Santri ini mantap, mantap, mantap. Kaya ini selesai mengajar, kemudian sandalnya hilang. Mengasapkan, ya, santri paling mantap, mantap. Tetapi, mergapondok ini, kumbharokai. Ya, santri mengasapkan sandalnya kaya ini, mulai dua pabrik sandal. pak karno tidak paham, tidak bisa menjawab akhirnya tanya ke mba yahyu wahab lalu saat ini berikut langkah yang harus saya lakukan mba wahab ajak mereka berunding ajak belanda berunding pak karno tanya, apakah dengan berunding masalah bisa selesai? mba wahab, tidak mungkin bisa selesai memutus pak karno tidak mungkin bisa selesai kalau dikongkong berunding lalu saya berkata Kalau tidak mungkin bisa selesai, kenapa harus berunding? Ngeten, Pak Presiden. Agama itu ada tobakot. Ada eskalasi. Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Udah, pokoknya ajak mereka berunding. Akhirnya Pak Karno ngutus delegasi yang dipimpin oleh Subandrio mengadakan perundingan dengan Belanda. Ringkes cerita, perundingan itu gagal, tidak membuahkan harga. berhasil Pak Karno matur dan bahaya Wahab Yai nun pangapunten perundingan boten berhasil dawe Mbah Wahab lakulah ampun matur tidak mungkin berhasil Hai lalajeng sekarang pripon bahwa abdawoh akhzahu kohron ambil dengan paksa kemudian Pak Karno menyiapkan pasukan trikora yang dengan gagah berani Hai Menyerang Belanda yang menduduki Papua Barat dan Belanda berhasil diusir Papua Barat kembali ke pangkuan Indonesia. Setelah peristiwa itu selesai, Pak Karno sewanten. begini mbak ye Wahab Matur suwonyai taktik yang jenengan luar biasa dengan diajak berunding akhirnya parlemen Belanda itu pecah kongsi jadi dua sehingga amunisi senjata yang di dikirim Belanda ke Papua Barat, sangat minim. Belanda kekurangan senjata, berhasil kita lumpuhkan, kita usir dari bumi Papua, Papua bisa kita rebut kembali. Resep yang jendengannya, aku nopong, Mbah Yai. Dawe Mbah Yai Wahab, Fathul Qorib. Loh, Fathul Qorib di tangan Mbah Yai Wahab, bisa menyelesaikan masalah Papua Barat. Loh, Nek, di tanganmu. Ayo coba. Loh, itu baru Fathul Qorib. Belanda kekurangan senjata, itu kan kitab yang menerangkan cara menempatkan posisi kaki di malam pertama coba Bahyanya kholil Bangkalan itu ahli nahur. Itu terkenal ahli nahur. Nah ini cerita pas di daerah Bangkalan itu lagi panen raya semongko. Juragan-juragan semongko itu pada sumpah. semongkonya yang di sawah yang lagi panen itu dicolongi sama maling pokoknya itu semuanya yang panen dicolongi maling akhirnya juragan-juragan semongkonya ini soan ke Mbah Yai Kholil ketika itu Mbah Yai Kholil lagi ngajar santri junior kitab jurumiah pas nerangno bab fi'el fail Mbak Yai Kholil mulang, Koma Zaidun, bareng, tiru ini, sekali lagi, dimana nih, kalian Mbak Yai Kholil, Koma, Wosngatuk, Sopo, Zaidun, Zaid, pas, kira-kira ada 15 juragan-juragan, semua itu soan, wadul, Mbak Yai Nwonsewu, nyelak saat-saat, ini kira-kira, tapi di sini saya berbicara semuanya dikira sama lainnya sepuluh tahun saya dikira saya berbicara, saya berbicara, pada maghrib, kalau berisya, itu pas mariasar pada maghrib, kalau berisya, berbicara pada maghrib, berbicara pada isya, saya berbicara, saya berbicara, saya berbicara, saya berbicara, ayo, tori, kau apa yang berbicara ini saya berbicara, saya berbicara, Juragan-juragan Semongko ini sangat mantap. Jadi, Mbakda Maghrib dan Mbakda Ishak, Wiri dan Liannya, pendek sekali. Ganti, koma zedum, koma zedum, koma zedum, koma zedum, koma zedum, koma zedum, koma zedum, koma zedum. Besok siang, pagi, besok pagi, mereka ke sawah. Ternyata di sawahnya juragan-juragan Semongko itu. Walaupun orang-orang itu mengaduk semongko, mereka bisa melakukan, mereka bisa duduk, mengaduk menjadi patung. Alhamdulillahirrahmanirrahim Semoga apa yang disampaikan Kya Haji Anwar Zaid Bermanfaat bagi kita semua dan menambahkan iman Serta ketakuan kita kepada Allah SWT Amin amin ya rabbal alamin Dan video yang barusan anda saksikan adalah video ceramah Giyaja Anwar Zaid dalam Ma'uido Hasanah Giyaja Anwar Zaid di Pondok Santren Putri Al-Falaploso pada hari Minggu 9 Februari 2025. Dan sedikit poin penting yang saya petik dari ceramah beliau kali ini ialah sejarah itu berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaroh, artinya pohon. Tapi karena lisanya orang Indonesia itu susah mau ngomong Syajaroh, akhirnya dipermudah menjadi sejarah. Seperti Fardu, dibaca perlu, Ridho, jadi Lilo, Khairun, menjadi Kirun, dan sebagainya. Pohon apapun pasti mengalami tiga fase atau tiga tahapan. Yang pertama adalah fase tunas, yang kedua adalah fase puncak, dan ketiga adalah fase tumbang. Maka, sejarah itu memiliki tiga kekuatan yang masing-masing mewakili zamannya. Ada masa lalu, ada masa kini, dan ada masa depan. Masa lalu diwakili generasi tua, masa kini diwakili oleh generasi dewasa, dan masa depan diwakili oleh generasi muda. Maka, para sesepuh kita dahulu itu luar biasa dalam mendidik anak cucunya. Para sesepuh kita punya filsafat hebat. Orang tua zaman dahulu itu suka memagari kampungnya dengan pohon bambu. Ini pelajaran untuk anak-anak cucu kita. Karena di dalam rumpun bambu, tersimpan tiga kekuatan sejarah yang berjamaah. dan terbadu dalam satu komposisi yang telah dijelaskan kaya Anwar Zaid di depan tadi dan masih banyak petuah-petuah yang disampaikan kaya Haji Anwar Zaid di depan tadi yang tidak cukup saya rangkum dalam video ini, semoga bermanfaat dan mohon maaf apabila ada kesalahan di khilafan, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh semoga bermanfaat