Sayyidina wa maulana Muhammadin wa ala alihi wa sahbihi ajma'in abab aduh. Alhamdulillah, dengan izin Allah SWT kita bisa bertemu kembali setelah libur Ramadan dan Shawwal. InsyaAllah tidak, sebenarnya tidak mudah memulai kembali pengajian yang sudah diliburkan.
Jadi kita akan sedikit mengejar beberapa bahannya. yang sedianya disampaikan di bulan Syawal, yaitu diberi judul Tertib Turunnya Al-Qur'an, Tertib Turunnya Al-Qur'an hingga Islamnya Bunda Khadijah. Ini ada tiga bagian sebenarnya. Idealnya disampaikan dalam tiga kali pertemuan, namun kita coba selesaikan dalam satu kali pertemuan. Di kitab Ar-Rudul Unuf, yaitu syarah dari kitab As-Siratu Nabawiyah Ibn Hisham, dimulai dari halaman 446 itu, Bunda Khadijah ketika wahyu sudah turun, itu mencoba mencari tahu sebenarnya, siapa yang mendatangi Nabi ini.
Sallallahu alaihi wa sallam. ثُمَّ قَامَتْ فَجَمَعَتْ عَلَيْهَا ثِيَابَهَا Beliau mengumpulkan pakaiannya untuk perjalanan jauh. ثُمَّنْ طَلَقَتْ إِلَىٰ وَرَقَهْ بِالنَّوْفَلِ bin Asadin.
Kemudian beliau menemui orang yang bernama Warakah bin Naufal, وَهُوَ إِبْنُ عَمِّهَا Dia ini anak dari pamannya. وَكَانَا وَرَقَهْ Kenapa Warakah yang didatangi? قَدْ تَنَصَّرَ Orang yang, ada yang mengatakan Nasrani, ada yang dinasranikan oleh para pendeta. dan menulis Al-Qutub dan mendengar dari orang-orang Taurat dan Injil. Dan dia ini, Waraka bin Nawfal ini, biasa membaca kitab-kitab, kitab-kitab suci.
Dan biasa mendengarkan pengajaran-pengajaran min ahli taurah, dari orang-orang ahli taurat, yaitu orang-orang Yahudi, wal-injil, yaitu orang-orang Nasrad. Jadi pilihan Bunda Khadijah waktu itu tidak banyak. Yang mendapatkan wahyu suaminya sendiri, Nabi Muhammad SAW. Tapi waktu itu belum ada orang lain. Belum ada yang masuk Islam.
Makanya Bunda Khadijah ingin mencari tahu sebenarnya siapa yang mendatangi Muhammad, suaminya ini. Kita mengetahuinya sebagai Jibril, yang malaikat Jibril. Tapi kan kita juga tahunya kan setelah seribu tahun lebih, setelah kita masuk Islam.
Seandainya kita hidup di zaman itu, kita juga tidak tahu siapa yang menemui Nabi itu. Dan belum tentu kita juga beriman kepada Allah dan Rasulnya. Kan orang-orang musyrik banyak yang pinter-pinter tapi tidak mau beriman.
Beriman itu bukan masalah pintar, tapi masalah hidayah. Banyak orang yang lebih pintar, tapi tidak percaya. Sahabat Nabi, ada yang orang-orang biasa saja, tapi bisa menerima. Ini pelajaran bagi kita bahwa hidayah itu Allah yang berikan. Dan kita harus menjaganya.
Karena banyak orang yang sudah dapat hidayah, terus murtad, keluar dari Islam. Banyak itu rumah-rumah tangga begitu. Setelah menikah, tau-tau yang satunya murtad. Atau anaknya. Jadi begitu kondisi.
Jadi kalau sebagian orang ada yang mempersalahkan, kenapa Bunda Khodeja nyarinya warokoh? Saya balik tanya, harusnya nyari siapa? Gak ada orang lain.
Kenapa gak ke Abu Bakar? Abu Bakar belum masuk Islam. Kenapa gak ke Umar, Usman, Ali?
Semuanya belum ada yang masuk Islam. Waktu itu, Baru nabi Karena nanti judulnya itu kan Islamu Khadijah Tabin Takhuwa'ilidin Masuk Islamnya Khadijah Jadi peristiwa ini sebelum Khadijah masuk Islam Dia yakin bahwa suaminya Gak akan mungkin bohong Karena sudah bertahun-tahun menikah 15 tahun kan Setia 25 tahun menikah 40 tahun dapat wahyu Berarti 15 tahun pernikahan Sudah tau lah 15 tahun kan suami istri pasti kenal. Eh tapi belum tentu juga ya, bisa jadi ada yang belum kenal benar gitu. Tapi untuk bunda Khadijah sudah tahu siapa Muhammad.
Orang yang jujur perkataannya, ahlaknya baik. Jadi tidak mungkin dia bohong, kecil kemungkinannya, nol. Tapi dia masih ingin mencari tahu kira-kira kalau di dalam agama yang lain peristiwa ini apa sih. Itulah kemudian. fa'akhbarut hu kemudian Bunda Khadijah menceritakan kepada Warokoh, diteritakan sama dia.
Jadi orang pertama yang tahu cerita tentang Rasulullah berdapat wahyu itu, orang kedua, orang pertama kan Bunda Khadijah. Orang kedua Warokoh. Bima akhbaroha, apa-apa yang sudah disampaikan oleh Nabi, bihi Rasulullah SAW.
Annahu ro'ah wa samia, apa yang dia dengar, apa yang dia dengar. Apa yang dia lihat, apa yang dia dengar. Setelah diceritakan, Sebagaimana Rasulullah menceritakannya kepada Bunda Khadijah Jadi ceritakan persis sama Faqala waraka bin na'ufal Waraka bin na'ufal berkata Kuddusun, kuddusun Kuddus itu diterjemahkan oleh Ibn Hisham, dia jelaskan Kuddus itu artinya malaikat Oh ini malaikat ini, pasti Makhluk suci, kuddus Al-kuds Al-kuds, berarti masjid yang suci Al-kuds Kalau ada orang dari kuddus Jawa Tengah itu Aslinya itu, waktu dibangun, ada yang mengatakan bahwa itu asal katanya dari Quds, Al-Quds, masjid. Masjid Al-Aqsa, ini masjid Al-Aqsa, Al-Quds. Bukan Qudus rokok, bukan itu datang kemudian.
Jadi aslinya kota Qudus itu adalah asal katanya Quds, yaitu suci. Tapi kemudian dipakai oleh... Saudara-saudara kita dari Nasrani kan jadinya kudus. Roh kudus.
Karena ada istilah roh kudus. Aslinya bahasa Arab itu kudz. Pakai kof bukan ka.
Bukan kaf. Kudz. Jadi setelah dijelaskan karena dia rajin baca Taurat, rajin baca Injil, kan di dalamnya ada kisah tentang kenabian. Bagaimana nabi-nabi itu ketemu malaikat itu kan diceritakan. Jadi ketika, karena orang itu rajin baca, Maka cepat dia mengerti.
Kita juga gitu, karena rajin ngaji, cepat ngerti. Tapi kalau kita jarang-jarang ngaji, ya susah ngertinya. Hah? Hah?
Gitu. Ngomongnya itu. Responnya itu bukan, oh iya, oh iya.
Oh iya, saya sudah baca. Itu responnya harusnya begitu. Bukan, hah?
Jangan. Respon kita adalah respon orang yang terdidik. Jadi kata dia, kudusun, kudusun. Ini orang, ini malaikat suci, malaikat suci. Walladhi nafsu warakah biyadihi.
Demi yang jiwa warakah ada di tangannya. Lain kunti sodaktani. Kalau kau berbicara jujur, wahai Khadijah. Ya Khadijah itu.
Lakot ja'ahun namusul akbar. Baka yang mendatangi. Ja'ahu. Ja'ahu. Mendatangi dia.
Dianya hunya ini. Muzakkar. Artinya Rasulullah.
Yang mendatangi Rasulullah itu. Annamus al-akbar. Makhluk yang mulia. Itu ungkapan orang dulu kalau bercerita tentang Jibril. Karena malaikat Jibril ini kan sudah ada sejak awal dunia.
Sejak diciptakannya dunia kan Allah sudah menciptakan malaikat. Sudah. Jadi Jibril itu sudah sering ke bumi.
Mendatangi dari zaman Nabi Adam, Adam, Nabi Idris, Nuh, Hud, Soleh. Semua kenal dengan Jibril. Tapi istilahnya beda-beda.
Ungkapannya orang Jawa itu kan pangeran Kalau orang Sumatera pangeran, apa hubungannya pangeran? Pangeran itu artinya Allah, pangeran Kalau kita yang gak tau kan pangeran Ungkapan saja berbeda Jadi kata Waraka bin Nawfal Alladhi ya'ti Musa Persis sama dengan yang pernah mendatangi, membawa sesuatu mendatangi Nabi Musa AS. Jadi sudah benar itu. Khadijah setelah mendapat kisah bahwa Nabi didatangi sama Jibril, mendatangi Warokoh yang lebih banyak bacaannya.
Ternyata betul Warokoh mengerti siapa yang menemui ini. Ini malaikat ini. Bahasa dia namus akbar.
Ini juga pernah menemui Nabi Musa. Pernah menemui Nabi Isa Semua nabi. Jadi Jibril itu kenal dengan semua nabi yang diciptakan Allah SWT. Jadi sampai di sini jelas kenapa Khadijah mencari warokoh. Karena orangnya pintar.
Setelah itu, وَإِنَّهُ لَنَبِيُّ Kata dia. Dan dia ini, Muhammad ini, akan jadi nabi. حَذِهِ الْأُمَّةِ Kepada seluruh manusia.
Seluruh manusia. Jadi pintarnya bukan main, tahu nih. Kalau didatangi Jibril, didatangi malaikat pasti akan menjadi orang hebat.
Akan menjadi nabi. فَقُولِ اللَّهُ فَلْيَثْبُدُ Kata dia. Nanti temu, kau datangi dia, balik ke rumahnya, karena rumahnya beda. Datangi Muhammad, kasih tahu.
Hendaklah dia teguh pendirian. Langsung memberikan pesan. Bahwa menjadi nabi itu banyak tantangannya, banyak ujiannya.
Maka harus kuat, tegar. Kayak kita lah kalau memberi nasihat kepada anak-anak itu kan. Apalagi mereka yang sudah mau keluar dari rumah itu kan. Baik itu kuliah atau mondok atau dia menikah rumah sendiri.
Pasti kita pesannya itu sabar. Sabar ya nak, sabar ya duk, sabar ya le. Sabar.
Karena sebagus-bagus nasihat itu sabar. Sabar. Karena ada masalah gak bisa cepat diselesaikannya. Iya kan?
Ada masalah yang butuh waktu. Yang sudah menikah puluhan tahun saja, masih punya masalah. Gimana cara menyelesaikannya?
Bukan pinter-pinteran. Bukan ngotot-ngototan. Tapi sabar-sabaran. Kalau gak sabar orang itu, gak akan dia langsung.
Jadi kalau orang nanya apa rahasianya itu yang menikah sekian lama, sekian tahun harmonis. Cuma satu kuncinya, sabar aja. Yang lain tambahan.
Kalau gak sabar gak bakal langgeng. Kalau ada kekurangan, butuh kesabaran. Punya kelebihan, butuh kesabaran.
Kenapa? Kita lebih. Partner kita gak ngejer tuh. Harus sabar.
Jadi Masya Allah, nasihat dari warokah ini pas gitu ya. Fal yathbut, teguh, sabar. Faraja'at Khadijah itu, kemudian Khadijah pulang ila Rasulullah SAW kepada Nabi. Fa'akhbaradhu biqawli warokata binnaufalin.
Dan dia memberitahu tadi. Jadi jujur istrinya, gak diem-diem. Tadi kau pasti sirahat. Kan Rasulullah waktu pulang habis ketemu Jibril itu kan berketar tuh badannya. Makanya dia nyender kan pembahasan kita sebelum Ramadan, kalau masih ingat, dua bulan yang lalu.
Nyender kepada Bunda Khadijah itu kan, butuh orang yang percaya kepada dia. Kita kalau lagi shock itu kan, jangan ketemu sama orang yang skeptis. Ketemu sama orang yang support. Makanya penting support system. Jadi reaksi kita kepada orang yang kita cintai itu, kalau ada sesuatu yang berat itu, pertama kita kasih.
Tenang dulu Coba dengerin Saya suka Karena istri saya senang dengerin Saya juga senang dengerin Nasihat-nasihat Dokter Aisyah Dahlan Menarik itu Gak pakai air panjang-panjang dia Tapi dia pakai Penjelasan yang enak gitu Kan kayak misalnya gitu Kalau suami baru pulang Contohnya sering banget itu Suami baru pulang Jangan dicerocosin Dengan macam-macam masalah Nanti aja itu Kata dia begitu Sama begitu juga. Kasih tahu dari sudut pandang. Nah begitu pentingnya.
Jadi sang istri ketika pulang kasih tahu dari mana. Karena kan suami itu enggak suka. Istrinya kemana enggak tahu itu enggak suka.
Maka ketika bunda Khadijah balik ke rumah, langsung fa'akhbarot hu. Menjelaskan masalah khobarnya itu. Menjelaskan kepada Nabi Muhammad.
Dengan menjelaskan biqawli. Perkataan dengan perkataan Warokoh bin Nufal Jadi Rasulullah tenang Kan bisa jadi ketika ditinggalkan sama Khadijah itu Kan bisa jadi Rasulullah bangun Mana istri saya Tadi ada disini Jadi keterbukaan itu penting Dalam hal yang seperti itu Dia meningkatkan trust Keyakinan kita Tapi kalau ada misteri-misteri itu Malah justru buruk, jadi harus terbuka. Ketika dikasih tahu bahwa, oh iya saya bertemu dengan warokoh, memberitahu kepada masalah yang kau dapat hadapi, ya Rasulullah tidak ada sanggahan. Ya benar, bagus, biasa saja. Tapi kesimpulannya itu, Masya Allah.
Dijelaskan kan, bahwa benar ini. Ya Rasulullah juga sudah tahu bahwa ini Jibril kan. Karena waktu ditinggalkan sama Jibril dari Gua Hiro itu kan, Ya Muhammad, antar Rasulullah wa ana Jibril. Gitu kan.
Sudah memperkenalkan diri. Tapi yang bisa mendengar itu hanya Nabi Muhammad. Sallallahu alaihi wasallam.
Istrinya baru dikasih tahu. Nah istrinya mencari tahu dan benar kembalinya. Betul.
Kalau menurut warakoh kata dia itu memang malaikat yang suci. Ternyata ada kilas balik kisahnya ini. فَلَمَّا قَدَ رَسُولُ اللَّهُ صَلَىٰ سَلَامُ جِوَارَهُ وَانْصَرَفَ صَنَعَكَ مَا يَسْنَعُ Bada'abil ka'bati fatofa bi'atah Tentu betul, ketika ditinggalkan oleh Bunda Khadijah tadi Rasulullah bangun dan baru ingat bahwa Rasulullah ketika sendirian lupa bahwa ketika turun dari Gua Hira ada kebiasaan Nabi apa kalau turun dari Gua Hira? Tawaf dulu kan?
Tapi hari itu karena ketemu Jibril langsung ke rumah, lupa tawaf langsung ke rumah, langsung kementeran ditenangkan sama istrinya tertidur Istrinya pergi mencari tahu, dia bangun, wah dia ingat. Wah belum tawaf ini. Jadi Rasulullah itu ketika ingat, yang diingat pertama itu ibadah.
Tawaf itu ibadah. Kalau kita sekarang ke Masjidil Haram, tawaf itu pengganti sholat sunnah, sholat tahiyyat masjid. Karena di Mekah itu, di Masjidil Haram, jika kita masuk kan, Tawaf itu merupakan pengganti sholat tahiyyatul masjid.
Jadi ibadah. Hebat ya Rasulullah itu. Baru saja tergoncang badannya, tertidur sebentar. Pas bangun yang diingat itu apa?
Kalau kita pasti habis capek itu yang dibangun. Laper makan. Langsung buktinya bangun-bangun kan langsung ke dapur kan, buka.
Mana ini? Oh minum makan. Kalau Nabi ketika bangun apa yang diingat? Bada'a bil ka'bati fattofa biha. Fattofa, tawaf.
Langsung ganti pakaian, mungkin basuh muka, belum ada wudhu waktu itu. Karena Rasulullah baru jadi Nabi, syariat, sholat belum ada. Kalau sholat belum disyariatkan, berarti wudhu belum diperintahkan. Jadi Rasulullah ya cuci-cuci muka mungkin. Langsung tawaf.
Ternyata ketika tawaf itu, ini saya bayangkan ceritanya, ini rumah Nabi, buahiro, ada kaabah. Rasulullah turun biasanya kaabah dulu, tapi langsung ke rumah, ketemu Khadijah, menjelaskan, tertidur kan, ditenangin sama Khadijah kan, lus-lus, tertidur. Ditinggal Khadijah ke Warokoh, ketika ditinggal ke Warokoh, Rasulullah bangun, ingat, belum kesana, maka Rasulullah tawaf. Wawaf tujuh kali kan Itu tawaf tujuh kali dari zaman Nabi Ibrahim itu. Bunda Khadijah udah pulang tuh.
Jadi sempat pulang dulu. Eh sebentar, sebelum pulang nih ke Kaabah. Ternyata warokoh langsung ke Kaabah.
Hebatnya warokoh itu juga langsung ke Kaabah. Tahu sifat orang baik. Zaman itu tawaf. Di zaman jahiliah, orang yang bertauhid.
Tidak menyembah berhala, itu tawaf itu sirinya. Karena orang musyrik, tawafnya itu main-main. Sambil siul-siul, ngobrol-ngobrol.
Bahkan mohon maaf nih kalau haji jahiliah itu tidak pakai busana. Jadi sudah kayak apa ya sih? Sudah kayak main-main lah.
Nah, baris berikutnya ini. adalah menggambarkan ketika Rasulullah bertemu Waroko pas selesai tawaf. فَلَكِيَهُ وَرَقَةُ إِبْنُ نَوْفَالٍ وَهُوَ يَتُوفُ بِالْقَعْبَةِ Ternyata Waroko mendatangi Rasulullah ketika, wahua itu kan huwanya ini menuju Rasulullah. وَيَتُوفُ Jadi Rasulullah pas tawaf itu, pas selesai itu, didatangi sama Waroko. Waroko langsung berkata kepada Nabi, padahal Waroko ini buta orangnya, buta.
Berarti untuk dari rumah ke Kaabah itu pasti butuh usaha. Kalau kita buta kan susah jalan. Kalau kita punya mata, bisa melihat, gampang jalannya insya Allah.
Tapi kalau orang buta, ya mungkin dia berarti ini niat nih, niat nih berangkatnya. Niat berangkat. Dia berkata kepada Rasulullah, Ya ibna akhi, akhbirni bima ro'aita wa sami'ta.
Wahai anak saudaraku, itu panggilan dekat saja, tidak ada hubungannya, tidak benar-benar resmi keluarga bukan. Bicara dekat saja. Kenapa dekat?
Kenapa seperti saudara? Seperti anak, seperti keponakan? Karena Waroko itu kan keluarga Khadijah.
Khadijah itu kan istri Nabi. Kan sudah beristri waktu menjadi Nabi. Jadi orang dekat. Ya Rasulullah tahu Waroko.
Kata Waroko, tolong dong ceritain sebagaimana yang kau lihat dan kau dengar. Ya Rasulullah juga sudah tahu kan bahwa tapi Khadijah tadi sudah ketemu dengan Waroko kan? Sekarang malah ketemu di sini.
Mungkin agak kaget sedikit, tapi enggak kaget banget. Karena Waroko bertanya tentang sesuatu yang memang sudah ditanyakan sama Bunda Khadijah. Apa kisahnya?
Fakbarahu Rasulullah SAW, fakalallahu Waroko. Diceritakan persis ternyata ceritanya sama dengan Bunda Khadijah. Mungkin Waroko itu mendatangi Nabi itu supaya langsung double check. Memastikan lagi, benar gak ya ceritanya seperti yang diceritakan. Faakbaruhu Rasulullah SAW, setelah dicelesaikan, setelah diceritakan.
Faqolallahu warakbaru berkata. Waladinafsi biyajihi. Sesungguhnya demi yang jiwaku ada di tangan, demi Allah.
Innaka la nabiyuhadihil ummah. Walakot ja'aka. Walakot ja'akan na musal akbar aladija'a musa. Kata dia, yang menemui engkau itu.
Malaikat yang agung, maksudnya Jibril. Dan dulu pernah menemui Musa, pernah mendatangi Musa. Kemudian dia langsung memberikan empat nasihat. Empat nasihat. Kata dia, وَلَتُكَذِّبَنَّهُ وَلَتُؤْذَيَنَّهُ وَلَتُخْرِجَنَّهُ وَلَتُقَاتِلَنَّهُ Empat.
Satu. Engkau pasti akan didustakan. Yang kedua, engkau pasti dia niaya. Nomor tiga, engkau pasti diusir.
Nomor empat, engkau pasti akan dibunuh. Tapi saya kasih keterangan, dicoba dibunuh. Karena orang gak berhasil kan membunuh Nabi.
Walaupun kita tahu waktu Rasulullah mau hijrah, mungkin pernah dengar kisah hijrah kan, sebelum Rasulullah hijrah itu rumah Rasulullah sudah dikepung. Dikepung dengan tujuh orang yang mewakili. tujuh suku, tujuh kabilah diketuai sama Abu Jahal yang paling kesel sama Nabi itu Abu Jahal nah tujuh orang ini ceritanya mendobrak masuk terus membunuh Rasulullah bareng-bareng supaya suku Nabi kabilah Banu Hashim tidak berani nyerang, karena waktu itu ada diskusi kalau cuma satu yang membunuh nanti jadi perang, kalau cuma dua Banu Hashim masih berani, tapi kalau tujuh Banu Hashim tidak akan berani Maka Rasulullah rumahnya dikepung Jadi benar kan Walatukadhibanahu Didustakan Kan benar didustakan Rasulullah berapa kali da'wah itu diketawain Dicemoh Walatukdayanahu Rasulullah juga pernah dianiaya Lagi sholat Ditarik itu ininya Gamisnya Sampai hampir jatuh Nabi Kemudian diusir jelas Akhirnya hijrahkan Nabi Tapi yang keempat Membunuh Tidak berhasil Di Mekah gak berhasil, di Badar gak berhasil, perang Badar gak berhasil, di Perang Uhud nyaris.
Luka-luka Nabi waktu di Perang Uhud. Perang Hodak gak berhasil, waktu Mekah Rasulullah malah menang. Nah pertanyaannya adalah, dari mana warokoh kok bisa tahu apa dia Nabi?
Bukan. Dia bukan orang-orang spesial, tapi dia punya kelebihan. Yaitu dia rajin baca tadi Taurat dan Injil.
Taurat dan Injil itu bercerita tentang bagaimana kisah Nabi-Nabi. Nabi kan ada yang didustakan. Nabi kan ada yang dianiaya. Banyak Nabi yang dianiaya. Coba baca semua cerita Nabi itu.
Pasti ada penganiayaan pada Nabi. Bahkan Nabi itu kalau nggak diganggu, nggak kerja sebenarnya. Karena dia berdakwalah, dia diganggu kan.
Coba kalau kita diem-diem aja di rumah. Nggak ada masalah. Ada juga sih masalah, tapi masalah lain. Masalah kesendirian.
Coba kalau kita berdakwah, pasti ada respon kan? Ibu-ibu misalnya ngaji, ngajak temannya, ayo ngaji yuk. Rajin amat tuh. Ayo ngaji, ngaji.
Pasti ada respon. Responnya gak selalu positif kan? Gak selalu positif. Nah itulah ujian kecil kita.
Kalau Nabi itu sampai di fitnah, sampai dibunuh, sampai diusir. Kalau kita paling cuma diomongin aja. Paling disindir-sindir. Paling di grup WA diketawain. Kecil lah resikonya.
Gak seberapa dibandingkan Rasulullah. Saya letakkan foto-foto itu di situ. Itu foto patung-patung yang suka disembah di zaman jahiliyah.
Macem-macem itu. Ada yang laki, ada yang perempuan, ada yang setengah orang, setengah binatang, gak tahu. Mungkin mereka dapat patung-patung ini kan dari luar. Aslinya orang Arab itu kan bertauhid.
Di zaman Nabi Ibrahim, Nabi Ismail kan bertauhid. Tapi gara-gara ada satu pedagang yang ketika berdagang ke Syam, Beli patung. Beli patung. Kenapa dia beli patung?
Karena di sana disembah. Dia tanya, kenapa patung ini disembah? Kata orang sana, kalau disembah nanti dagangannya laris. Wah menarik juga kata dia.
Dibawa pulang. Itulah asal-muasal orang Arab akhirnya nyembah patung. Gara-gara iseng satu orang.
Jadi janganlah kita itu suka membawa satu kebatilan. Karena nanti seluruh orang ngikut. Dosanya ditanggung.
Makanya yang bagus-bagus ajalah. Ngomong yang bagus, sikap yang bagus. Karena kalau bagus itu, kita dapat pahalanya kalau orang ikut.
Tapi kalau kita jelek, ngomong jelek, berlaku jelek, orang ikut, kita dapat dosanya. Makanya kata Nabi, Man yu'minu billahi wal yaumil akhir Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir Fal yakul khairan Hendaklah dia berkata baik Aulias mut Atau diam Jadi kuncinya itu berkata baik Kalau ada yang ngikutin, dapat pahala Tapi kalau gak bisa berkata baik Ada emosi tuh, kayak memarah-memarah gitu Berhenti aja, mending diam Kenapa diam? Karena diam itu aman kita Jadi apa tadi?
Empat nasihat dari warokoh. Siap-siap didustakan, siap-siap dianiaya, siap-siap diusir, dan siap-siap dibunuh. Kan pertanyaannya, dari mana dia tahu? Karena dia rajin baca Taurat, rajin baca Injil.
Itu dua kitab suci belum masih ada yang asli. Belum seperti sekarang yang sudah mulai dihilangkan. Kan berita tentang Rasulullah hilang. Di Taurat dan Injil itu kan ada tentang Nabi. Nabi Muhammad.
Tapi dibuang sama mereka. Karena mereka takut nanti umatnya ngikut Islam semua. Jadi dibuang.
Kemudian Waroko berkata, Seandainya saya masih ada, saya sampai kepada masa di hari itu dimana engkau didustakan, dimana engkau di... Kan Rasulullah waktu mendapatkan wahyu kan belum ada perintah dakwah. Belum ada perintah dakwah.
Jadi selama belum berdakwah, belum ada gangguan. Tapi kalau sudah berdakwah, pasti ada gangguan. Nah kata dia, وَلَا إِنْ أَنَا أَدْرَكْتُ ذَلِكَ الْيَوْمِ Kalau saya sampai masih hidup, karena warukah sudah tua.
Kalau saya masih hidup dan usia saya sampai kepada hari itu, hari itu maksudnya hari di mana engkau didustakan. Hari di mana engkau dianyanya. hari dimana engkau di Usir hari di mana engkau akan dibunuh.
La ansurannallahu, la ansurannallaha nasran ya'lamuh. Pasti saya akan bantu engkau dengan pertolongan yang Allah tahu aku mampu. Jadi warokoh ini bukan tipikal orang yang pembelajar saja kan.
Ada orang yang rajin baca, tapi gak bisa tindakan. Tapi warokoh ini baca pinter. cerdas, bisa melihat, menghubungkan fenomena, sekaligus juga orang pemberani.
Karena dia menyatakan, wahai Muhammad nanti kalau kau sudah dakwah, kalau sudah mulai ada banyak ancaman, gangguan dan sebagainya, saya akan bantu engkau. Tapi kita semua tahu bahwa Rokok meninggal dunia. Sebelum tahun ketiga ya, ke nabian. Rasulullah itu, tiga tahun pertama itu dakwahnya tertutup.
Baru ketika tahun ketiga, turun surah Al-Hijrah yang 94 itu. Fasda' bimatu maru'a arid anil mushri Baru Rasulullah diperintahkan dakwah secara terbuka, barulah empat hal yang disebut waroko itu terjadi. Tapi waroko meninggal sebelum itu. Sebagai bentuk kasih sayang, waroko thumma adena ro' sahuh, ditarik kepalanya Muhammad Rasulullah. Ditarik kepalanya, didekatkan.
Orang Arab itu kalau menghormati seseorang, mencium kepalaannya atau memegang, mengusap-usap kepalaannya. Kalau orang Indonesia diusap-usap kepalanya, marah dia. Marah dia.
Kita tuh, apaan itu kan? Coba ibu-ibu, megang kepala ibu-ibu, marah ibu-ibu juga. Eh, apa gitu kan? Karena kita tidak terbiasa dengan penghormatan dengan cara itu.
Tapi kalau ketemu orang Arab, dipegang kepalanya. Orang Arab yang benar ya, yang benar. Itu maksud dia memberikan, apa kayak kita memberikan penghormatan. ثُمَّ أَدْنَا رَسَاهُ Kemudian kepala Nabi didekakan, منه kepada dia. فَقَبَّلَهُ Diciumnya itu kepala, kening.
Sering kan lihat kalau di Arab itu orang mencium kening. Kalau kita cium kening itu suami istri biasanya. Orang-orang biasa gak mungkin.
فَتَقَبَّلَ يَفُوخُهُ Mencium keningnya. Setelah itu berpisah Itulah terakhir kali warokoh bertemu dengan Nabi, memberitahu prediksinya, dan kemudian menghormatinya dengan cara khas orang Arab. Setelah itu Rasulullah pulang ke rumah. Nah dari situlah Nabi SAW sedikit banyak sudah tahu konsekuensi dakwah. Makanya berat ngajak orang berdakwah itu.
Karena orang berdakwah itu pasti banyak gangguannya. Kala Ibn Ishaq. Lanjutkan lagi.
Sekali waktu, ini kan sudah jalan nih, berjalan. Bunda Khadijah belum masuk Islam. Enggak langsung masuk Islam. Jadi ada beberapa saat Bunda Khadijah itu belum masuk Islam.
Dan Rasulullah enggak maksa juga. Rasulullah enggak maksa. Enggak datang-datang terus tiba-tiba harus masuk Islam.
Enggak. Natural aja. Rasulullah belum ada siapa-siapa waktu itu yang masuk Islam.
Belum ada satu. Nah sekali waktu, An-Nahu Had-Datha An-Khadijata Radiyallahu Anha Qalat Li-Rasulillah Sekali waktu, Bunda Khadijah ingin menguji ceritanya, menguji. Bukan menguji Nabi, tapi menguji kebenaran, wahyulah.
Berkata kepada Nabi, Fa-Itha Ja'aka Fa-Ahbaro Nibih Kalau Jibril datang, kasih tahu aku. Kalau Cipri datang, kasih tau aku. Ya mungkin dia lagi masak, lagi apa, beres-beres di rumah. Atau lagi bisnis. Kan Bunda Khadijah itu bisnisnya dari rumah.
Bunda Khadijah punya tiga perusahaan. Dulu pernah dibahas, tiga perusahaan ngurus dari rumah. Jadi Bunda Khadijah punya penghasilan.
Tiga, satu dari orang tuanya, dua dari mantan suaminya. Sebelum Nabi kan pernah nikah dua kali. Dua-duanya meninggal, cerai mati Baru suami ketiganya itulah Rasulullah. Nah ketika dalam kesibukan seperti itu, dan Rasulullah juga mungkin sedang di rumah, karena Jibril itu beberapa kali datang, tapi Rasulullah ceritangannya setelah Jibril pergi.
Maka dia penasaran. Tolong, fa'idha ja'aka. Kalau dia datang kepadamu, fa'akhbirni.
Segera beritahukan kepadaku, bihi tentang dia, tentang kedatangannya. Nah betul ternyata tidak lama setelah itu Fajahahu Jibril, datang Jibril Kamakan ayasna Sebagaimana biasanya Fakallah Rasulullah s.a.w. Rasulullah langsung ingat Pesan istrinya kan Langsung teriak kepada Khadijah yang lagi Dalam rumah tapi berbeda tempat Satu di depan, satu di belakang, satu di samping Ya Khadijah Ya Khadijah Orang Arab kalau manggil ya Woy Tapi enggak lah itu sop Ya Khadijah, ya Khadijah. Hata Jibril, kodja'ani, kata dia. Ini Jibril sudah datang kepadaku. Bergegas Khadijah datang.
Lagi di ruangan sana datang, mendatangi suaminya. Apa kira-kira yang mau dilakukan sama? Sedangkan Khadijah tidak bisa melihat Jibril. Yang bisa melihat Jibril hanya Rasulullah. Tapi Jibril bisa melihat manusia, baik Rasulullah maupun orang lain.
Kebayang. Jibril bisa melihat Nabi dan orang sekitarnya. Tapi orang sekitar Nabi gak bisa lihat Jibril.
Rasulullah bisa lihat Jibril. Ngerti sekarang? Kita lihat.
Kira-kira mau ngapain Khadijah? Mau salaman sama Khadijah Jibril? Kira-kira apa bu? Kira-kira apa?
Hanya makan. Malaikan gak makan. Apa kira-kira ya?
Kalau sudah baca Sirona Bawiyah Ibn Hisham, tahu ini, udah curi stat apa kira-kira, ibu kalau suaminya Muhammad s.a.w. terus suatu hari dia datang bilang saya jadi Nabi, ibu kira-kira mau ngapain? Gak tahu, seneng aja. Ibu-ibu sini belum pernah bermimpi jadi istrinya Nabi kan? Belum pernah.
Jadi makanya gak kebayang Ustaz, kami belum pernah jadi istrinya Nabi. Kira-kira aja, kira-kira aja apa yang ingin dilakukan sama Khadijah itu kira-kira. Apa ya yang buat penasaran dia itu apa?
Kalau mau tahu ayat kan pasti ujung-ujungnya dikasih tahu. Enggak perlu nanya. Kan Rasulullah itu tidak ada satu ayat pun yang diturun dengan Allah melalui perantara Jibril kecuali diberitahu kepada umatnya. Enggak ada yang disembunyikan. Eh ini kayaknya buat saya sendiri aja.
Enggak ada. Semua disampaikan. Kan di dalam Al-Quran disebutkan itu. Apa? Rasulullah itu tidak ada hawa dafsunya kalau urusan dengan ayat.
Semuanya disampaikan. Semua perkataan Nabi itu ayat. Kalau lagi berbicara tentang Al-Quran, gak ada yang ditahan sama Nabi. Jadi bukan hanya tentang Al-Quran pastinya. Apa ya?
Istri solehah itu kebayang gak ngapain gitu. Apa yang dia khawatirkan dengan suaminya? Nah, gitu saya kasih kunci.
Sosoknya, oke. Penasaran kan sosoknya kayak apa. Ada lagi?
Kalau perkataan ini pasti dikasih tahu nanti. Pasti dikasih tahu, gak usah nanya. Terus aja masak, nanti lama-lama pasti dikasih tahu sama Nabi. Karena Rasulullah itu berkewajiban menyampaikan seluruh wahyu. Pasti bukan masalah itu.
Apa yuk? Gimana? Ya gimana bentuknya gitu?
Oh posisinya? Oke, oke. Di mana posisinya?
Emang terus mau diapain? Kasih tempat duduk. Jibril gak duduk dia.
Oh iya, sudah dikasih tahu rokok. Merespon, support, dukungan, oke. Oke, bagus pak.
Belum ada yang kena ini. Terlalu pagi dikasih. pertanyaan. Oke lah kita buka aja ya biar gak penasaran.
Qalad hal tarahu kata Khadijah. Apakah kau masih melihatnya? Jibril itu masih ada?
Naam kata Nabi ada nih. Qala patahas sarot wa alqad khimaroha. Apa yang dilakukan sama Khadijah?
Dibuka kerudungnya. Berarti Khadijah berkerudung waktu itu. Padahal belum ada perintah untuk menutupi kepala.
Berarti Khadijah ini Perempuan bagus, perempuan solehah. Sekalipun ayat tentang hijab belum turun. Hebat Bunda Khadijah. Makanya jangan ada orang yang mengatakan Bunda Khadijah begini begitu. Belum ngaji itu.
Iya, dibuka sama dia khimarnya. Coba kita pikir, jangan lihat situ. Jangan lihat dulu. Kenapa buka jilbab?
Ngetes siapa? Ngetes Muhammad, gak ada masalah. Muhammad sering lihat dia gak pakai jilbab. Kenapa Jibril perlu dites? Nah itu dia.
Kalau diajak berpikir pasti dapat jawabannya. Karena kepengen ngetes ini Nabi atau bukan. Karena kalau jin, jin suka melihat perempuan gak pakai.
Dapat kan? Dapat. Dibuka sama dia. Wa Rasulullah s.a.w. Jalisun fi hijriha. Waktu itu Rasulullah s.a.w. lagi duduk, nempel dengan Khadijah.
Jadi Khadijah pas datang itu langsung merapat kepada suaminya. Tumma qalat lahu, hal tarahu. Sekarang masih kelihatan enggak?
Dia lari ke dekat suaminya, buka kerudungnya, nempel suaminya. Ada enggak? Ada enggak Jibril?
kata dia. Jawaban Nabi Qala, la, pergi dia. Jibril tadi ada. Ada kata Nabi.
Ada gak dia? Ada. Lari dia mendekati Nabi. Buka jilbabnya.
Terus dia tanya, Jebel masih ada gak? Gak ada kata Nabi. Pergi tadi, gara-gara kau buka Kira-kira yang kalau aurat dibuka tapi mengalihkan pandangannya atau pergi dari situ bahaya apa enggak? Tapi kalau tetap melotot, paham?
Paham enggak? Paham. Dasarnya bunda Khadijah ini banyak masih sisi kehidupan Khadijah yang kita belum tahu.
Sekalipun ibu-ibu belum tentu tahu. Kalau enggak ngaji ya enggak tahu. Hebat itu cara membuktikannya.
Setelah itu dia pakai lagi, dirapikan lagi tentu saja. Qolat ya ibna'am. Wahai anak pamanku.
Itu panggilan mesra ya. Uthbut wa abyshir. Teguh dan gembiralah. Fallahi demi Allah.
Innahu sesungguhnya. Jibril tadi. Lamalakun.
Lamalakun. Pastilah, benerlah. Seorang malaikat.
wa ma hadha bi syaitan pasti dia bukan syaitan kalau menurut hadis yang lebih panjang lagi Khadijah tutup lagi, Jibril datang lagi memberitahu kepada Nabi untuk jangan gitu lah istilahnya jangan gitu lah Jibril walaupun malaikat tidak punya hawa nafsu tapi untuk menjaga Apa istilahnya kesucian itu, kesucian itu. Walaupun Jibril sebenarnya gak perlu kan sama Khadijah. Karena dia malaikat.
Malaikat itu kan gak perlu manusia. Tapi untuk menjaga supaya semua ini dalam keadaan suci. Maka Jibril tidak berkenan bertemu.
Menunggu Khadijah pergi dari situ. Sekalipun Khadijah tidak bisa melihat. Makanya jadi kaedah fikih bahwa ketika orang itu membuka aurat.
Bukan masalah, ah gak ada siapa-siapa. Bukan ngomong begitu. Loh, kamu kok buka aurat?
Ah gak ada siapa-siapa. Iya, kau gak bisa lihat. Tapi yang melihat kan banyak.
Makanya masalah aurat itu dalam Islam itu penting. Sekali. Penting sekali. Makanya ada ayat yang menyuruh untuk menundukkan pandangan.
Kecuali misalnya untuk pengajaran, kesehatan, pendidikan. Boleh. Darurat. Misalnya ada motor kecelakaan di jalan kan, ibu-ibu jatuh terus terbuka pakaiannya. Nah maka kalau laki-laki datang, segera langsung tutup.
Laki yang benar itu langsung ditutupkan pakaiannya, baru ditolong. Jangan ditinggal juga, tapi jangan kemudian dibiarkan terus. Lanjut. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ini bagian kedua, bagian pertama tadi sudah, ini bagian kedua.
Kemudian mulailah turun kepada Rasulullah SAW, ditanzil, turunnya Al-Quran, di syahri Ramadan. Jadi Ramadan lah, pertama-pertama awal, Quran itu turun di bulan Ramadan. Ingat ibu-ibu bahwa Ramadan di sini, Ramadan yang belum...
Disyariatkan puasa Belum Kenapa? Karena Ramadan itu baru turun ayatnya Kutiba alaikumusiam Kama kutiba ala alladhinamim qabalikum Kapan turunnya itu? Tahun kedua hijriah Tahun kedua hijriah itu tahun Rasulullah hijrah ke Madinah Dua tahun Sedangkan ayat ini Ayat-ayat awal itu baru turun Rasulullah masih di Mekah Jadi selama di kota Mekah 13 tahun Setelah jadi nabi, tidak ada perintah untuk berpuasa di bulan Ramadan.
Tidak ada. Jadi Rasulullah sudah sering ketemu Ramadan. Ramadan-Ramadan 13 kali paling tidak ketemu Ramadan. Kan 13 tahun kan?
13 kali ketemu Ramadan. Tidak puasa Ramadan sekalipun. Baru setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, tahun kedua, bukan tahun pertama, tahun kedua, baru turun surah Qutiba alaikumusya.
Jadi Rasulullah itu, berpuasanya dari tahun ke-2 sampai wafatnya tahun ke-10. Berarti Rasulullah itu berpuasa Ramadan, puasa wajib Ramadan itu hanya 8 kali. Hanya 8 kali.
Jadi jangan ditanya, Rasulullah kok gak puasa Ramadan sih? Di Mekah? Ya itu pertanyaan yang gak perlu.
Kalau sudah ngaji pasti tahu jawabannya. Karena tidak perlu Rasulullah, karena tidak diwajibkan. Terus Rasulullah puasanya apa kan?
كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ Sebagaimana sudah diwajibkan kepada umat sebelummu. Nah Rasulullah sebelum turunnya surah perintah berpuasa Ramadan itu, Rasulullah hanya puasa tiga hari setiap bulan. Tiga hari saja. Jadi ada puasa Nabi, ada.
Mengikuti Nabi mana? Dari Nabi Musa. Eh, Nabi Musa. Bukan. Iya, ada yang mengatakan dari Nabi Musa, ada yang mengatakan dari Nabi Nuh.
Nabi Nuh itu salah satu bentuk syukurnya, selamat ketika air banjir, itu adalah puasa tiga kali setiap bulan. Kalau Nabi Musa puasa tiga kali setiap hari itu, setiap bulan itu adalah karena diselamatkan Allah dari kejaran Fir'aun. Jadi Rasulullah pun berpuasa tiga hari, tiga hari, tiga hari setiap bulannya.
Bikau li'an zawajal syahrul ramadhanal ladhi umzila fihil qur'an. Itu surah Al-Baqarah 185. Qala al-As-Suhayli, kemudian dijelaskan oleh Imam As-Suhayli, Annal Qur'ana unsila fi syahri Ramadan. Betul bahwa Qur'an ini turun pertama kali di bulan Ramadan.
Lebih tepatnya lagi, Wafi laylatil qadri. Di malam laylatul qadar. Min Ramadan.
Wahadha yahmilu ta'wilain. Ada dua ta'wilnya. Ada dua penafsirannya.
Yang pertama, Ahaduhuma An yakuna arada ba'dan nuzuli wa awwalahu Yang pertama itu yang dimaksud Allah SWT adalah permulaannya saja di bulan Ramadan Setelah itu turun di bulan-bulan yang lain Itu maksudnya yang pertama Karena kalau turunnya hanya di bulan Ramadan saja Berarti 11 bulan kosong Gak mungkin Masa Rasulullah berdawanya hanya 1 bulan per tahun kan gak mungkin Sedangkan tantangan itu setiap tahun Bahkan ada ayat-ayat yang turun di luar bulan Ramadan. Jadi, kalaupun ada tadi kalimatnya, syahrul Ramadan alladhi unzila fihil Quran, di dalam Al-Quran 185, bulan Ramadan alala dimana kami turunkan Al-Quran, maksudnya pertama kali diturunkan. Setelah itu, ya turun terus. Turun.
Karena Quran itu turun sesuai dengan keperluan manusia. Ya tentu yang menilainya Allah SWT. Seperti misalnya di bulan Syawal, di bulan Syawal ada perang hondak turun surah Al-Ahzab.
Itu berarti surah Al-Ahzab turunnya bukan di bulan Ramadan. Bulan haji, banyak kan ayat tentang haji turun ketika Rasulullah berhaji. Rasulullah dalam usianya hanya sekali berhaji.
Maka itu tidak turun di bulan Ramadan, turunnya di Zulhijjah. Jadi jelas ya dalilnya bahwa Ada anggapan pertama bahwa disebutkan itu maksudnya pertama kali turunnya saja. Karena apa?
لِأَنَّ الْقُرْآنَ نَزَلَ فِي أَكْثَرُ مِنْ عِشْرِي نَسَانَةً Karena Al-Quran itu turun lebih daripada 20 tahun. Lebih tepatnya 23 tahun. Jadi Al-Quran itu turun selama 23 tahun.
13 tahun ketika di Mekah, tambah 10 tahun ketika di Madinah. Baru selesai. Fi Ramadan wa ghairihi Baik yang di bulan Ramadan Maupun yang di luar bulan Ramadan Nah itu tafsir yang pertama Harus kita tahu Yang kedua Makola Ibnu Abbas Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas Ibnu Abbas ini Anak dari Al-Abbas Al-Abbas itu paman nabi Berarti keponakan Wathani makola Ibnu Abbas Annahu nazala jumlatan wahidatan Ilassama'i tunya Jadi kata Ibnu Abbas Ini saya belum kasih judul ini mas XXX.
Biasanya saya kalau belum tahu judulnya apa ya, saya silang-silang dulu aja. Nanti kalau sudah tahu judulnya, baru saya tulis. Yang lain kan ada judulnya tuh.
Ada kan, ada judulnya. Saya baru enggak yang ini. Loh ini enggak ada judulnya.
Alhamdulillah ada judul lagi, hilang sebentar. Saya tangguhkan, tapi saya enggak isi. Mungkin ini tafsir, kalau mau dikasih judul ya, tafsir, tafsiron, dua.
Dua tafsir tentang Surah Al-Baqarah 285 Tulis sendiri kalau perlu, nanti saya koreksi Saya itu kadang-kadang suka Kalau lagi ngetik itu, lagi banyak pikiran yang lain Akhirnya lupa, mau ngapain gitu Saya foto biar Nanti dikoreksi, maaf Yang kedua, wa thani, tafsir yang kedua Maqala Ibn Abbas tadi Dia turun jumlatan wahidatan. Jadi Al-Quran itu, kata Ibn Abbas, dulu pernah Rasulullah memberitahu kepada kami. Bahwa Quran itu sudah lengkap.
Di sisi Allah sudah lengkap. Sudah lengkap. Diturunkan satu paket.
Tapi gak langsung ke bumi. Berhenti di situratul muntaha. Maaf. Berhenti di langitnya bumi.
Berhenti di situ. Lengkap sudah. Nah turunnya itu di bulan Ramadan.
Baru setelah itu turun sedikit-sedikit. Katanya begini. Anahu nazala jumlatan wahidatan ila sama'id dunya. Turun ke langit dunia itu. Satu paket itu dilengkap.
Faja'ala fi baitil izzah. Namanya baitul izzah. Ada sidratul buntaha, ada baitul izzah. Baitul izzah itu di langit dunia. Tempat yang dimana Allah meletakkan Al-Quran.
Yang belum dijamah siapapun. Lengkap. Thumma nazalat minhu. Setelah itu turun dari langit dunia itu.
ke dunia ya, kepada Nabi Muhammad SAW. Al-ayatu ba'dal-ayati. Satu ayat demi satu ayat.
Wa suratu ba'da surati. Satu surat demi satu surat. Fi ajwi batis sa'ilin. Menjawab permasalahan.
Kan ada yang Rasulullah bertoa kepada Allah, Ya Allah, jelaskan kepada kami tentang harta rampasan. Maka turun surah Al-Anfal. Ya Allah. Jelaskan kepada kami Sosok Yahudi Karakter mereka Turun surah Al-Ma'idah Ya Allah jelaskan kepada kami tentang Laylatul Qadar Maka turun surah Al-Qadar Jadi ajwibah Berupa jawaban Dari pertanyaan dan permohonan Wa nawazilati al-hadith Al-hadithah.
Oh enggak ada ini. Al-hadithah. Enggak pakai tasjid di tha'nya itu.
Maaf, dua salah langsung satu halaman. Kebanyakan sudah. Al-hadithah.
Jadi turun ayat demi ayat, surat demi surat, menjawab pertanyaan, serta untuk menjawab fenomen alam atau satu kejadian. Dan semuanya itu menunjukkan bahwa Allah SWT Sudah tahu nanti sempurnanya seperti apa. Sempurnanya seperti apa. Ila'an tuwafiyah s.a.w. Sampai wafatnya Nabi Muhammad s.a.w. Jadi rentang waktu Quran itu sudah diatur sama Allah.
Turun segini, nanti turun sedikit demi sedikit sampai Rasulullah meninggal. Gak ada tu'al Quran. Wah kelebihan nih.
Rasulullah sudah meninggal tapi Quran belum selesai. Gak ada. Makanya dalilnya ila'an tuwafiyah s.a.w. tuwufiyah, sallallahu alaihi wasallam.
Sampir usulah mati, meninggal dunia, Al-Quran sudah selesai. Wahadha ta'wilu ashbahubidhahir Ini ada keserupaannya wa as-sohha fi naqli. Dan lebih tepat bisa dicerna oleh akal. Wallahu'alam. Tapi yang paling tahu tentu Allah SWT.
Jadi ibu-ibu bisa ditanya nanti sama orang, Quran itu turunnya Bertahap apa sekaligus? Bisa jawab dua-duanya. Bisa bertahap, bisa sekaligus. Kalau yang bertahap tadi ada dalilnya dari Imam Suhaili yang sekaligus dari Ibn Abbas.
Yang pertama itu dari Ibn Umar. Bisa dua-duanya. Apa enggak bentrok?
Enggak. Karena Quran itu turun ke langit bumi, setelah itu turun ke bumi, sampai selesai semuanya, ada yang mentakwilnya. Turun dari Allah itu ya sesuai dengan ketetapan Allah.
Enggak pakai berhenti dulu. Dua-duanya benar. Maka setelah itu turunlah wahyu itu secara berurutan. Kepada Nabi. Ingat ya, kepada Rasulullah.
Bukan kepada orang lain. Jangan sampai nanti kita percaya ada orang yang dapat wahyu. Orang nama Wahyu ada, tapi gak dapet Wahyu dia. Namanya aja Wahyu. Karena ada suka itu orang ngaku-ngaku kan.
Saya dapet, kemarin itu saya dengar ada teman-teman yang men-share video, ada orang namanya siapa gitu, Khan atau siapa dari Pakistan. Ngaku-ngaku sebagai nabi. Kaget saya, dia muter-muter, anu katanya apa, Tanah Abang. Ngapain nabi keliling-keliling Tanah Abang? Ya mungkin cari-cari ibu-ibu kalinya.
Adik-adik ibu kurang duit mau belanja kan dibayarin biar jadi pengikut. Ada-ada aja. Ini orang gak ngaji. Kalau dia ngaji dia tahu tuh gak ada lagi. Mau dia sepinter apa, sehebat apa, secakep apa, gak ada urusan.
Gak ada lagi. ثُمَّ تَتَمُلْ وَحْيُّ إِلَىٰ رَسُولِ اللَّهِ Kepada Nabi saja. Gak ada. Gak ada orang bilang, misalnya percayalah saya masih punya ayat-ayat yang gak turun kepada Rasulullah. Kafir.
Kok bisa mengklaim begitu? Sehebat apa dia? Kok bisa dapat wahyu? Rasulullah aja getaran bergemetar-gemetar itu dapat wahyu. Ada orang kelihatan Pokoknya gak usah dibahas lah Wah wah Iya kan lucu aja dibahas Pokoknya ibu-ibu semua disini aman Gak ada kan pengikutnya Saddiq Khan atau apa siapa namanya itu Saya juga gak ingin ingat namanya Gak ada kan, gak ada yang suka ke Ketanabang gitu Ketanabang iya, tapi gak ketemu Alhamdulillah, kalau ketemu jangan ikut-ikut Karena ada pengikutnya Itu videonya, gak usah dicari-cari Gak usah dicari-cari Pokoknya ada orang dari Pakistan ngaku-ngaku sebagai orang mendapat wahyu, mendapat petunjuk, memberitahu nanti tahun sekian.
Saya sudah sering banget ketemu orang yang meramal nanti tahun sekian, nanti kiamat. Pas hari tahun itu datang, dia gak ada. Mungkin maksudnya kiamat itu dia yang kena kiamat. Herannya masih ada yang percaya di Indonesia. Ada orang percaya, wah sampai dia jual rumah, jual apa.
Karena gurunya bilang, besok kiamat, udah jual saja kesini murah-murah, gak ada harga. Harganya lagi besok. Ditipu.
Ya ditipu kan. Itu penipuan kan. Kita jual tanah. Meyakini besok kiamat. Padahal kata Nabi tak ada satupun orang yang tahu kapan kiamat.
Termasuk Nabi. Nabi ditanya tentang kiamat. Kata Nabi yang udah tanya dan ditanya gak ada yang tahu.
Gak lebih tahu kata Nabi. Dan ditanya itu kan mata sah. Kapan waktunya kiamat. Kata Nabi tak ada.
Aku gak tahu. Dan kata Nabi yang nanya maupun yang ditanya, tidak ada yang tahu. Tidak lebih tahu.
وَهُوَ مُؤْمِنٌ بِاللَّهِ مُصَدِّقٌ بِمَجَّعَهُ مِنْهُ Jadi wahyu turun kepada Nabi dan Rasulullah beriman kepadanya. Kepada Allah dan membenarkannya. Jadi kalau ada orang tidak membenarkan Al-Quran ini kehilangan keimanan. Jarang baca masih bisa diampuni. Enggak pernah baca berat itu.
Tapi kalau sampai gak beriman, gak percaya, itu bahaya. Lepas itu. Kalau males masih bisa diperbaiki. Tapi kalau sudah tidak percaya, susah gimana memperbaikinya.
Gimana? Kita duduk di sini kan karena percaya kepada Allah dan Rasulnya. Pada Al-Quran dan Hadith.
maka Rasulullah s.a.w. menerima tugas dengan sepenuh hatinya jadi kalau kita dikasih tahu sama Allah dalam Al-Quran terima sepenuh hati walaupun merasa belum ngerti benar gitu ya tapi terima karena Al-Quran itu kan butuh keimanan butuh intelektualitas juga untuk memahaminya Ada ayat yang mudah menjawabnya, menerimanya. Tapi ada juga yang sulit, harus ngaji berkali-kali gitu. Terutama tentang waris, tentang perang, tentang perbudakan.
Itu perlu berkali-kali tuh. Gak bisa sekali jadi, kecuali orang hebat. Tapi yang jelas Rasulullah SAW menerima sepenuh hati.
Gak pernah Rasulullah SAW sekalipun mengeluh. Mengeluhkan tentang tugas yang gak pernah. Nyerah, gak pernah. Sedih, pernah.
Sedih ketika orang gak mau nerima. Ya wajahlah sedih. Kan kita juga begitu kan.
Ngajak orang gak ada yang sedih. Tapi kan gak berhenti kita. Gak boleh berhenti. Ngaji itu ibaratnya sekalipun tinggal ibu sendiri yang ngaji. Yang lain udah mundur.
Tetap ngaji. Siapapun yang duduk disini. Selama kebaikan disampaikan.
Ngaji. Jadi jangan terpengaruh. Pas sampai disitu ngeliat. Wah sepi.
Balik. Justru kalau sepi masuk. Sudah rame belum? Emang kalau rame baru ngaji Kalau sepi gak ngaji Lucu juga Ada dia bukan disini Di tempat lain gitu Suka nanya gitu Ya udah rame Dia bilang gak rame kalau gak sama kamu Nah akhirnya dia datang Jadi begitu Dan Rasulullah itu mengemban tugas Hamala Yuhammilu.
Hamil. Ibu-ibu itu sering disebut hamil. Kalau punya anak kan, hamil itu membawa. Kata kerjanya sama, hamil.
Bahasa Arab hamil itu. Taham malah mengemban, membawa. Kalau ibu-ibu disebut hamil, karena membawa anaknya kan. Hamil kan gak bisa.
Ibunya di sini, anaknya di mana, gak bisa. Harus nempel kan. Itulah kenapa orang Arab menyebutnya, dia membawa bayinya.
Makanya di Al-Quran dihargai dengan tinggi ketika Allah mengatakan, apa namanya, sakit di atas sakit. Wahnan ala Wahnin Gak ada Sakit yang lain yang Penggambaran seperti orang Melahirkan, gak ada Saking tingginya, pemulihaan Allah Subhanallah Dan mengembantu Kesekuat-kuatnya Sekuat-kuatnya, yaitu bersabar Tak peduli dengan tanggapan-tanggapan manusia. Ala di situ maksudnya bukan untuk, tapi sekalipun.
Ala. Ala ridha'i libad. Enggak nyari-nyari kepuasan orang lain. Jadi ketika kita berdakwah itu bukan supaya dia senang, supaya dia gabung.
Enggak. Dakwah itu sampaikan saja, maka sebaik-baiknya tentu saja. Sampaikan sebaik-baiknya, masalah dia senang atau bukan itu urusan kita.
Gak bisa kita mengajak orang senang, kita gak bisa. Gak usah juga mengerjakan itu, karena gak mungkin. Gak mungkin kita membuat orang lain semuanya senang kepada kita, gak bisa. Yang penting tugas sudah disampaikan dengan sebaik-baiknya, contoh yang bagus, lebih baik lagi, apa istilahnya itu, mencontohkan yang baik, nah sudah. Ala rida'il libad, tidak mencari-cari pengakuan dari hamba-hamba yang lain.
Siapa yang kita cari? Allah saja. Allah s.w.t. wa sahatihim ridail ibad wa sahatihim Jadi maupun persepsi-persepsi mereka.
wa nubuwah Sedangkan kenabian itu afqalun wa mu'natun Berat dan ada beban. Karena kalau tidak ada bebannya, pasti mudah. Sedangkan Nabi didesain untuk mengemban tugas yang berat. Itu Nabi. Sehingga umatnya tidak berat.
Kalau Nabinya ringan, umatnya yang berat. Kalau Nabinya berat, maka umatnya insyaAllah ringan. Yang ringan itu saja kita masih kadang-kadang merasa berat.
Tidak dapat memikul beban dakwah ini. Dan tidak ada yang mampu bertahan untuk mengerjakannya. Ahlul quwati wal azmi.
Kecuali mereka-mereka yang Allah beri kekuatan dan berikan tekat. Azmi. Makanya para nabi itu kadang-kadang disebut sebagiannya ulul azmi. Azmi.
Maksudnya tekat. Orang yang punya tekat. Orang yang punya tekat itu dia disiplin.
Kan ada orang, itu kan ada yang olahraganya angin-anginan. Kalau lagi rame olahraga ikut. Lagi terang ikut.
Tapi kalau hujan, gak berangkat dia Tapi kalau yang azmi, yang punya tekat Mau dia hujan, mau apakah Tetap olahraga, gak bisa di luar, di dalam Pokoknya jam segitu, sekian lama Olahraga, kenapa? Karena tujuan olahraga itu mencari sehat Dan sehat itu menjadikan kita hamba Allah yang kuat Kalau kuat, Allah senang Kalau kuat, kita bisa ibadah Bisa tahan lama, memiliki kekuatan Itu yang disukai Allah SWT Sebagaimana para nabi itulah Ahlul kuah wal azm. Minar rusuli bi'aunillahi ta'ala wa taufiqihi. Dan mendapatkan naungan, pertolongan, petunjuk dari Allah SWT. Para nabi saja masih perlu petunjuk bagaimana manusia.
Manusia biasa. Ini panjang, saya sudah katakan panjang. Jadi akan panjang.
Kemudian Ibn Ishaq mengatakan, lima yalqawna minan nasi wama yaruddu alaihim mimma ja'ubihi an'anillahi subhanahu wa ta'ala. Sulit sekali bertahan kalau tidak punya tekat, gak ikhlas. Orang itu kalau gak ikhlas itu gampang mundur, gampang capek, gampang ngeluh.
Tipikal orang yang ikhlas itu dia tahan bantik selama. Tahan. dari gangguan perbuatan manusia.
Karena manusia suka meremehkan. Kalau kita gak kuat diremehkan, direndahkan orang, gak bakal lama kita. Kita harus punya tekat.
وَمَا يَرُدُّ عَلَيْهِمْ Dan ditolak oleh manusia. Sering Rasulullah ditolak manusia. Tapi tetap saja Rasulullah.
وَهْيُّ يَنْدَتَنْ مِمَّا جَعُوبِهِ عَنِ اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى maka tetap disampaikan, jadi Rasulullah itu gak pernah baper, wah ini Nggak diterima, yaudah besok nggak usah didatangi. Nggak Rasulullah tuh, yang nerima didatangi. Nggak nerima, datangin lagi, datangin lagi.
Sampai dia nerima atau dia berpaling. Memang wahyu itu spesial. Dia harus disampaikan, suka nggak suka. فَمَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلِى السَّلَامِ عَلَى أَمْرِ اللَّهِ تَعَالَى Rasulullah tetap melangkah Tetap melaksanakan perintah Allah Sekalipun perbuatan buruk dari kaumnya itu Baik yang menentang Maupun yang menganiaya Tetap saja Berangkat terus Makanya setiap pagi Rasulullah itu Berpisah dengan Khadijah Kan Rasulullah kan Kalau berangkat itu Dilepas sama istri Dilepas sama istri Kadang-kadang Rasulullah pulang Sedih Ditanya sama istrinya Udah lah jangan sedih Besok kita Besok sampaikan lagi Kadang-kadang Rasulullah gembira Kenapa? Abu Bakar masuk Islam Wah senangnya bukan main.
Makanya kalau ada yang masuk Islam zaman itu, senangnya bukan main, nolak pun cuma satu. Karena banyak orang nolak. Jadi kalau kita kadang-kadang baru sekali dua kali ditolak orang, udah putus asa.
Rasulullah berkali-kali itu. Tiga tahun itu ngajak orang, lebih banyak yang nolak daripada yang nerima. Baru dapet bonus ketika Rasulullah hijrah ke Madinah.
Satu kota masuk Islam. Kebayangkan senangnya Nabi. Begitu deskripsi di dalam. Siroh Nabawiyah, bahwa Rasulullah itu gak kenal putus asa. Maka kita juga kalau ada masalah-masalah apa itu, hadapi terus.
Terutama kalau menyangkut dengan suami, istri, ada masalah-masalah yang kurang, beresin. Jangan mengandalkan orang. Apalagi pihak ketiga, jangan. Beresin sendiri. Perbaiki terus.
Minta sama Allah. Terus. Selama kita tidak menyerah, Allah pun tidak menyerah.
Kemarin itu ada peristiwa yang agak mengakhirkan saya. Kita itu dari kecil, ketika anak-anak masih kecil, itu cukup terbantu dengan ada seorang yang memang kami percayai dia suka antar jemput. Sejak dari masih dia lajang sampai dia punya keluarga, sampai anaknya tiga, orangnya rajin banget, orangnya itu jarang mengeluh.
Pokoknya kita cocok lah sama dia. Jadi dari dia punya beca, sampai dia punya motor, itu ikut kita. Tapi dia tinggal di rumah, jadi dia punya rumah sendiri. Hampir seluruh anak-anak kami itu pasti ada masa-masa di mana dia antarkan ke sekolah.
Sampai anak-anak itu bisa jalan sendiri. Nah kemarin itu, tiba-tiba istri saya bilang, Bi, itu sebulan namanya ini, sudah cerai kata dia. Oh kaget saya, kapan? 6 bulan kata dia sudah. Kok gitu dia gak lapor kita ya?
Dalam hati saya kan sudah cukup deket gitu kan. Pokoknya bilang itu. Mungkin kalau bilang sebelumnya mungkin kita bisa bantu gitu ya.
Gimana caranya supaya gak putus lah gitu. Gimana prosesnya? Gak diceritain tapi singkatnya.
Ya karena istrinya tiba-tiba minta cerai. Sesederhana itu. Ya sudah saya pulangin pak. Ada fight-nya gitu.
Tapi saya mikir juga, mungkin dia sudah fight, kita nggak tahu aja. Iya kan? Jadi bulan Desember berarti kan, 6 bulan yang lalu, kita bulan Desember. Desember lah.
November, Desember. Jadi istri dia minta cerai, ya sudah kata dia. Bawa balik ke rumah orang tuanya di kampung. Serahkan balik-balik baik-baik. Cerai, anak dia urusin.
Orang baik ini yang kami tahu. anak-anaknya dibiayai terus saja walaupun pas-pasan hidupnya ya kita kadang-kadang carikanlah bonus-bonus dia itu dari, kan dia tergolong mustahik ya pokoknya kita pastikan dia dapatlah dari mana, dari mana dapatlah kalau kurang-kurang apa rumah sakit dan sebagainya itu tapi kaget saja, kaget saja jadi dunia itu kadang-kadang kita gak tahu persisnya apa yang terjadi semalam itu jadi pikiran saya gitu karena kepikiran gitu Tapi saya salut juga itu Allah punya buat dia setenang itu Setenang itu Itu saja Entah dari mana tadi cerita ini Oh ini karena Nabi itu dia gak pernah nyerah ya Gak pernah nyerah Terus saja Itu mungkin dari situ saya kepikiran Nah sekarang bab yang terakhir Tapi sudah setengah sepuluh nih Gak apa-apa lah ya 10 menitan lagi lah insyaAllah. Bagaimana Bunda Khadijah menerima Islam? Judul di kitabnya itu Islamu Khadijata binti Khuwaylidin.
Wa amanat bihi Khadijatu binti Khuwaylidin. Wa soddakot bima ja'a minhu. Sederhana ini penjelasannya.
Khadijah binti Khuwaylid itu beriman kepada Allah SWT tanpa ada hambatan. Mudah prosesnya. Dan langsung membenarkan, karena memang sudah lama berinteraksi dengan Nabi. Kalau orang itu kan mengenal Rasulullah dulu, baru tahu bahwa, baru mengenal bahwa dia adalah Nabi, Rasulnya Allah. Kalau Bunda Khadijah, sudah tahu siapa dia.
Tinggal lagi menerima kenyataan bahwa dia dipilih Allah untuk menjadi seorang Rasul. Buat orang yang tidak kenal Nabi, mungkin dua kali proses kan, kenal dulu, baru kenal Islamnya kan. Kalau benar Khadijah sudah kenal orangnya.
Tinggal Islamnya saja ini. Kalau dari proses kita bahas dari awal tadi, kita sudah tahu pasti dia masuk Islam. Tinggal nunggu waktu saja. Karena dia sudah mengambil kesimpulan, melakukan tindakan untuk memastikan bahwa ini suaminya ini aman. Yang menemani, yang mendatangi suaminya ini bukan setan.
Benar gitu. Kan usaha itu kan. Usaha sudah maksimal lah untuk seorang istri untuk memastikan bahwa suaminya ini dalam lingkungan yang baik, yang benar. Usaha.
Jadi, masing-masing kita itu, baik suami maupun istri itu, memang harus berupaya agar saat pasangan kita itu ada di lingkungan yang baik, bersama orang yang baik. Selalu dalam kebaikan. Walaupun tidak mungkin sempurna, tapi begitu.
Saling, saling. Kalau tidak, ibaratnya kita cuma menunggu datangnya masalah. Sekalipun sudah sama-sama dewasa, tapi dalam banyak hal kita harus saling jaga.
Makanya sekedar kadang-kadang sebelum kajian siang, saya tanya. Atau bikin-bikin joke yang lucu-lucu, ketawa. Kadang-kadang baru ketemu lagi nanti sore, malam. Harus ada upaya kita untuk menjaga.
Kalau bukan kita yang jaga, nanti yang jaga orang lain. Parah juga nanti. Makanya kita harus bermohon kepada Allah SWT supaya kita sama-sama dijaga.
فَخَفَّفَ اللَّهُ بِذَلِكَ عَنْ نَبِيِّهِ Maka dengan itu Allah mudahkan. فَخَفَّفَ Khaffaf. Bahasa Arab yang artinya ringan. Maka diringankan oleh Allah SWT, Islamnya khadijah. Termasuk juga diantaranya Allah jadikan Khadijah itu meringankan juga urusan Nabi.
Jadi Allah memuji bunda Khadijah itu gak tanggung-tanggung. Karena orang biasanya suami itu dikasih kekuatan untuk menopang keluarga. Tapi dalam hal ini Allah memposisikan bahwa Khadijah ini yang meringankan tugas Nabi.
Jadi perannya besar. لا يسمع شيئا مما يكره Tidak pernah Nabi itu, kalau mendengar sesuatu yang tidak disukainya, apa yang paling tidak disukai Nabi? Orang menolak dakwah. Tidak suka Nabi. Tapi Rasulullah bisa memahami, setiap orang punya pilihan.
Tinggal Rasulullah ulang lagi. من ردين عليه Atau orang yang mendustakan. وَتَكْذِيبِنْ لَهُ Atau membohonginya atau menjauhinya. Faya'zunu thalika illa farraja'Allah wa'anhu bihi iza raja'a ilaiha. Maka Allah jadikan ketika Rasulullah pulang ke rumahnya, ketemu dengan istrinya, farraja'Allah menjadi sesuatu yang menghapuskan kesedihan.
Makanya tidak salah kalau peran istri itu menghapuskan kesedihan suami. Karena konteksnya begini, zaman dulu, Yang paling sering keluar rumah itu suami, karena harus kerja dan sebagainya. Sedangkan istri itu hakikatnya, base-nya itu di rumah.
Jadi yang paling sering ketemu masalah itu suami dulu. Makanya kalau suami pulang itu, farrojallahu anhu, punya tanggung jawab untuk meringankan bebannya. Tapi sekarang dunia berubah. Istri kerja juga.
Sehingga yang punya masalah di ruar ini suami istri. Ketika pulang sama-sama capek. Repot kan? Yang satu butuh.
Perhatian yang satu juga butuh perhatian akhirnya. Saling minta diperhatikan. Itulah kenapa suka ada orang lain yang memperhatikan. Makanya ketika pulang kita harus punya ekstra energi. Jangan dihabisin semua.
Karena di rumah itu kita nanti perlu saling memperhatikan. Tapi di dalam posisi ini Allah menyebutkan Bunda Khadijah itu sebagai yang Allah jadikan. yang menghapuskan kesulitan Nabi itu ketika roja'a kembali ke rumah. Jadi Bunda Khadijah itu sekalipun bisnisnya banyak, tapi dia jadi yang menyambut di rumah. Ibu-ibu mungkin suaminya nanti pulang agak surian misalnya.
Atau sekarang suaminya di rumah kalau misalnya sudah pensiun. Atau yang mengantar ke sini. Apapun itu.
Pahami posisi ketika pulang, ilmu-ilmu seperti ini dipakai. Salah satu yang paling disukai, jangankan orang biasa, laki-laki biasa. Nabi saja perlu mendapat perhatian dari istrinya. Karena tidak semua nabi itu istrinya solehah juga. Iya nabi siapa?
Nabi Lut. Nabi Lut itu istrinya. Bukan hanya tidak solehah, tapi menyimpang.
Lebih senang sama perempuan-perempuan. Dalam konteks ini, hubungan yang tidak boleh. Kalau ibu-ibu kan temannya perempuan semua kan, karena pengajian, gak apa-apa.
Jangan sampai senangnya itu sampai melewati batas itu gak boleh. Nanti jangan sampai mengulangi masalah fitnah istri Nabi Lut alaihissalam. Karena akhirnya kan termasuk yang dihujani Allah dengan batu-batuan itu di kampung halamannya, itu termasuk istri Nabi Lut mati di situ dia. Sedihnya bukan main. Makanya kata Allah, berpalinglah engkau, tinggalkanlah tempat itu, jangan menoleh ke belakang.
Karena kalau noleh pasti sedih. Kebayang gak? Noleh kampung lagi dihajar habis-habisan sama Allah, ada istri di situ. Atau kalau dibalik ada suami di situ.
Pasti sedih. Makanya kalau kisah nabi-nabi itu dibahas lagi itu, Luar biasa Tuthabbituhu Jadi peran bunda wadidah tadi apa? Farroja menghapus Kesalahan, melapus kesedihan Yang kedua Tuthabbituhu Menguatkan, jadi bukan hanya menghapus Yang buruk-buruk, tapi menguatkan Karena Rasulullah itu besok harus berangkat lagi Dan gak pernah Rasulullah, ah hari ini gak usah berangkat ya Kemarin kesel banget Nah gak pernah tuh Kalau kita kan kadang-kadang kalau kesel kan besoknya gak mau berangkat Rasul banget aku, besok gak usah berangkat deh. Rasulullah tetap berangkat. Sekalipun hari kemarin itu gak ada yang nerima, besok tetap berangkat da'wah lagi.
Siapa yang mendorong Nabi untuk terus semangat? Bunda? Jadi sebenarnya Rasulullah kalau dipikir-pikir lebih senang di rumah. Iya kan? Daripada keluar.
Tapi karena tugas, tetap harus keluar. Maka istri harus mendorong itu. Tuthabbitu, kalau sekarang mungkin istri mendorong suami keluar ya cari nafkah diantaranya.
Karena ada juga laki-laki yang males kan. Apalagi kalau istrinya, saya mendengar ada kisah-kisah gak enak juga itu. Tadinya suaminya kesulitan nafkah.
Dia minta kesedihan istrinya bekerja untuk... Sebenarnya istrinya bisa boleh menolak. Karena tidak wajib dalam Islam untuk cari nafkah.
Tapi karena istrinya kasihan sama suaminya, ikutlah kerja dia. Ternyata ketika kerja dua-duanya yang maju suami istrinya. Harusnya sang suami ini malu ini.
Malu harusnya dia. Tapi malah, eh udah laki yang di rumah kata dia. Saya kenal gitu.
Malu juga. Saya bukan siapa-siapanya. Malu. Gapain gak?
Kan harusnya kan membantu. Begitu suaminya sudah jalan laki kan. Menik lagi Secara psikologis pun, suami itu lebih senang memberi daripada minta. Kalau benar, lebih senang ngasih daripada minta.
Ya kalaupun dia ambil sesuatu, ya untuk kebutuhan minimum. Minimum-minimum. Berarti kita juga punya tanggung jawab mendidih anak-anak laki-laki. Untuk punya mentalitas oam.
Mental memberi nafkah. Tapi mendidih juga anak-anak putri untuk ketika darurat, dia bisa bantu suaminya. Tapi jangan jadi tumpuan nantinya.
Bang, abang yang berangkat. Tadi kan aku udah bantu. Keluar medannya dikit. Butet, kayak butet.
Karena kalau enggak tuh suami, asik-asikan dia rumah. Kalau dia yang tipikal anak manja kan dulunya. Hah, istrinya.
Ada juga istrinya yang memang hasilnya banyak pula gitu kan. Ada di rumah aja dia. Betah dia di rumah kan, tidak boleh.
الرِّجَالُ قَوَّامُنَ عَلَى النِّسَةِ Laki-laki adalah penopang, adalah pemberi nafkah, bagi النِّسَة. نِسَة di situ maksudnya bukan perempuan, tapi rumah tangga. Ada juga menafsirkan النِّسَة maksudnya, yang memimpin rumah tangganya perempuan, tapi yang menafkainya iso. وَتُخَفِّفُ عَلَيْهِ Dan meringankan beban.
Tiga jadi fungsi Bunda Hodica Yang beliau mainkan Ketika Rasulullah awal-awal berda'wah, satu yang menghapuskan kesedihan, dua yang menyemangati agar berangkat, tiga meringankan beban. Jadi Bunda Khadijah itu sebelum masuk Islam pun sudah terlibat dalam da'wah itu. Walaupun dia sendiri belum bersyahadah, tapi sudah membantu suaminya.
Luar biasa. membenarkan, ya tentu gak mungkinlah istrinya bertentangan dengan suaminya, kan gak lucu. Sekaligus melindunginya.
Karena ada juga di antara keluarga-keluarga Rasulullah SAW itu yang suka ganggu. Seperti Abu Lahab, istrinya Umu Jamil. Wah, luar biasa.
Istrinya Abu Lahab itu namanya Umu Jamil. Jamil itu cakep. Itu kalau lagi nyerang Nabi, yang maju Bunda Khadijah.
Berarti Bunda Khadijah ini bukan perempuan yang lemah, bukan. Tekadnya kuat. Dia tahu kapan dia harus menyediakan bahunya untuk disenderi Nabi, tapi dia juga tahu kapan dia harus. Menyender ke Nabi.
Dahsyat. Kalau kita selalu film-film atau pecerita-cerita itu kan, selalu istri nempelok ke suaminya. Padahal ada saatnya itu istri muncul. Menginspirasi keberanian. Ini buktinya.
وَتُخَفِّفُ عَلَيْهِ وَتُصَدِّقُهُ وَتُحَوِّنُ عَلَيْهِ أَمْرَ النَّاسِ Jadi ada masalah apa Kadang istri juga Tampil galak. Boleh. Untuk melindungi suaminya. Siapa lagi yang akan menjaga kehormatan suaminya? Kalau bukan istrinya sendiri.
Jadi di dalam dakwah itu, Rasulullah dan Bunda Khadijah ini saling bantu itu. Walaupun yang lebih banyak keluar ini Nabi. Rahimahullah ta'ala. Sehingga Allah rahmati itu. Sampai...
Qala Rasulullah SAW Sampai kemudian bunda Khadijah itu masuk Islam. Begitu masuk Islam Jibril turun dan berkata kepada Nabi SAW Kemudian Nabi menyampaikan kepada bunda Khadijah Umirtu Rasulullah waktu datang kepada Khadijah itu sampai senyum Luar biasa, belum pernah Rasulullah senyumnya selebar itu kepada istri. Umirtu Aku diperintahkan. An'ubashiro Memberi kabar gembira.
Khadijatah bintah. Khadijatah. Aku disuruh, diperintahkan memberi kabar gembira kepada Khadijah, kepadamu. Bibaitin. Bibaitimin khasobin.
Bahwa kau sudah dibuatkan Allah rumah di surga. Dari khasob permata. Ceritanya ini fantastis. Lebih dahsyatnya lagi karena itu hari pertama. Pertama Bunda Khadijah masuk Islam Berarti Allah mencatat kebaikannya sebelum masuk Islam.
Itu sudah dicatat. Tinggal tunggu sahnya saja. Karena kalau dia kafir sampai meninggal tidak dapat ini.
Tapi begitu dia masuk Islam, langsung dikatakan. Jadi perannya bersama Rasulullah SAW itu, sebelum mengucapkan syahadah, itu sudah cukup ketika dicatat untuk dapat rumah di surga. Gak ada wanita dibegitukan sama Allah SWT.
Gak ada. Cuma mimpi aja kita bisa begitu. Tapi baguslah kita tahu cerita ini karena inspiratif buat kita.
Ketika ditanya, kenapa? Kok saya dapat rumah? Padahal belum mati.
Orang kan dapat rumah di surga kan mati dulu. Iya kan? Tapi ini sudah dibuatkan Allah duluan rumahnya.
Udah di DP, udah dipasang rumahnya, udah dikasih patokan. Penghuni surga sudah tahu itu rumahnya Khadijah. Khadijah masih di dunia.
Masih jalan. Masih bersama Nabi. Tapi sudah ditek atas jasanya kepada dakwah. Membersamai Nabi dalam 3, 4, 5 hal.
Ya, itu sudah dapat rumah di sana. Ketika ditanya, kenapa saya bisa dapat rumah? Sebagus itu.
Jawabannya, لَا صَخَبُنْ فِهِ وَلَا نَصَبُنْ Karena di rumahnya Nabi itu. Ketika membersamai Nabi itu Gak pernah ada keributan di rumah itu Dan tidak pernah ada keluhan di rumah itu Jadi kalau yang mau tahu Rumahnya Khadijah itu kayak apa ya Ustadz kayak apa rumahnya Bunda Khadijah itu Gak pernah ribut dan gak pernah ngeluh Pantes aja dapat rumah di surga Karena kita biasanya Seneng ribut dan seneng ngeluh Bener apa bener Udah lah Jadi kalau ibu-ibu bisa nahan itu, bisa saja dapat rumah di surga. Kira-kira rumah di surga itu lebih bagus daripada di dunia? Di rumah ini, yang di dunia ini bakal kita tinggalkan. Iya, jadi warisan, betul.
Kalau yang di surga, di surga gak ada waris sama waris lagi. Full punya kita. Kalau di rumah sini masih harus bayar PBB, bayar listrik, bayar air.
Iya kan? Bayar keamanan. Iya. Di surga nanti bayar gitu gak?
Gak ada. Saya tutup. An Aisyah.
Hebatnya Imam As-Suhaili. Babnya itu dia tutup dengan kisah. Ketika Rasulullah sudah lama ditinggal wafat oleh Khadijah.
Dan sudah nikah dengan Aisyah. Pinter-pinternya ulama itu. Masukin kisahnya disitu.
Saya kalau ngeliat ini senyam-senyum. Walaupun sudah berkali-kali saya baca. Imam Suhaili, anak Aisyah, langsung dari Aisyah, istri Nabi.
Qalat, maghirtu. Maghirtu. Kata Aisyah, tak pernah aku cemburu.
Ala ahadin, kepada siapapun. Maghirtu. Secemburu aku ala khadijah.
Kata-kata Aisyah. Pada Aisyah itu, paling muda. Satu-satunya yang diinginkan Nabi dalam keadaan perawan. Yang paling pinter.
yang paling kesit, yang badannya paling langsing, yang pernah diajak balapan sama Nabi. Satu-satunya yang mandi bareng sama Rasulullah. Kalau saya bayangkan ada Musnad Aisyah di rumah itu, kita semua yang Rasulullah bersama Aisyah itu, ada satu buku panjangnya.
Tapi yang sehebat itu masih mengatakan, Maghirtu ala Ahadid, Maghirtu ala Khadijah. Belum pernah aku, secemburu aku melihat Khadijah. Kenapa? Karena Rasulullah SAW itu senang sekali menceritakan tentang Khadijah. Bukan maksudnya membandingkan dengan istri-istrinya.
Lagi di rumah Aisyah ngomong begitu, lagi di rumah Hafsah ngomong begitu. Lagi di rumah istri-istrinya yang lain, selalu yang dibicarakan khadijah. Maka istri-istri nabi yang lain setelah Khadijah itu harus tahan mental.
Kalau pecemburu gak jadi istri nabi. Aisyah aja sampai titik dia gak kuat. Sampai dia mengatakan halakat koblaan.
kan perempuan itu sudah tidak sopan bahasanya kan perempuan itu sudah mati sebelum kau menikahi aku berat ya ternyata jadi istri nabi itu berat maka jadi istri orang soleh itu juga pasti berat jadi apresiasi kita itu kepada sesama manusia itu penting bahkan disebutkan قَبْلَ عَنْ يَتَزَوَّجَنِ رُسُولُ اللَّهِ بِثَلَثَةِ سِنِينَ Dia sudah meninggal dunia 3 tahun sebelum kau menikahi aku Tapi kisah Amaro'anyu basyurha Bibaiti min kosobin filjannah Itu yang paling membuat aku iri Jadi orang selama ini keliru Irinya bukan karena Khadijah lebih cantik Bukan Bukan karena Khadijah lebih kaya Bukan, walaupun benar Walaupun benar Khadijah itu di zamannya paling cantik Dan di zamannya perempuan paling mandiri Paling kaya Kalau sekarang ada perempuan cantik, kaya Pasti milih-milih itu nikah. Dia milih Rasulullah, belum punya apa-apa. Baru bisnis saja. Tapi apa, tiga hal kan, kalau ngomong jujur, ahlaknya baik, dan baik sama keluarga.
Cuma tiga itu saja yang membuat Bunda Khadijah berani ngambil resiko nikah sama orang yang masih muda. Jadi kata Aisyah, yang bikin aku Yang membuat aku cemburu adalah ketika bagi dan Nabi mengatakan, aku pernah disuruh Jibril menyampaikan kepada Khadijah bahwa dia dapat rumah di surga. Gak ada istri Nabi yang lain yang ada. Jibril datang kepada Aisyah, gak ada. Jibril datang menyuruh Nabi mengatakan ini kepada Hafsah, gak ada.
Jibril datang menyampaikan pesan Allah kepada, gak ada. Cuma khadijah saja. Lalu saya klik-klik, gak ada lagi.
Udah terakhir. Itulah penutupnya. Jadi pesan terakhir, jangan gampang cemburu.
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. kepada hadirin yang ingin bertanya dipersilakan untuk mengangkat tangan mohon agar bertanya dengan singkat, padat, dan sesuai dengan tema kita hari ini ya apakah ada silakan panitia jika ini rolling mikrofonnya maaf gak halo assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ustaz waalaikumsalam mau bertanya tentang Ibn Dhawadijah itu kan Punya bisnis, itu bisnisnya sebelum dan sesudah menikah apakah tetap dijalankan? Kemudian apakah beliau punya karyawan?
Kalau punya karyawan, karyawannya itu laki-laki atau perempuan? Karena kan setahu saya ya, perempuan kan tidak wajib mencari nakah. Sebentar pun, ini kan pebisnis yang sukses. Nah bagaimana itu Ustadz, apakah karyawannya ada yang laki-laki atau perempuan?
Kalau ada karyawan perempuan, apakah ini berarti boleh seorang perempuan itu bekerja setelah menikah? Gitu aja, terima kasih. Assalamualaikum. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Ibu ingatkan kalau ada yang saya belum jawab ya, karena tadi ada beberapa poin-poinnya itu saya nggak hafal, nggak nyatet. Jadi apakah boleh perempuan bekerja? Boleh. Setelah menikah?
Boleh. Asal dapat ridha dari suaminya. Kemudian boleh gak dia punya bisnis yang menghasilkan? Boleh.
Untuk apa dananya? Apa penghasilannya kalau suaminya sudah meningkat? Jaga-jaga kalau suaminya kurang? Boleh, jaga-jaga.
Investasi? Boleh. Untuk anak-anak? Boleh. Silahkan, bagus itu.
Asal tidak mengorbankan dari rumah tangga. Dan usahakan sedapat mungkin bisnisnya itu. tetap di lingkungan yang aman. Kalau Bunda Khadijah di rumah, rumahnya gede, rumahnya besar Rasulullah. Jadi ada tempat yang memang bisa bisnis.
Dan di situ laki dan perempuan, tapi memang dipisah sama beliau. Beliau itu sudah bagus sebelum saat, belum ada syariatnya, mungkin karena memegang prinsip-prinsip Nabi Ibrahim, menjaga pandangan. Jadi ada karyawan Bunda Khadijah yang laki-laki ada.
Tapi dibatasi geraknya. Enggak ikut masuk, enggak sebelah-sebelahan, bercanda-bercandaan, cubitan. Enggak.
Karena yang ditakutkan itu. Dia bisa. Kenapa? Yang penting itu tegas. Masalahnya perempuan kadang-kadang enggak tegas dan memang cari-cari jangan-jangan.
Bahayanya itu di situ. Kalau dia bisa tegas, yang karawan laki-laki di luar, yang owner, boleh dong nyuruh-nyuruh begitu. Kalau dia enggak suka, silahkan cari tempat lain. Bahkan Bunda Khadijah ini ketika laki-laki yang kerja untuk dia sudah meninggal dunia, anak-anaknya itu menjadi anak angkat semua.
Makanya Bunda Khadijah itu punya darul yatama, punya semacam tempat anak-anak yatim. Jadi sekalipun suaminya itu yang tadinya kerja untuk Bunda Khadijah itu sudah meninggal, tetap dapat sangon itu di zaman itu. Luar biasa Bunda Khadijah itu terkenal sebagai wanita yang orang banyak bergantung kepadanya.
Pebisnis-pebisnis, orang-orang kecil lah itu kan. Bunda Khadijah sekali bisnis itu ke luar negeri dia, ke Syam, ke Yaman. Makanya Rasulullah pernah diuji kan waktu itu.
Dengan perjalanan, salah satu perjalanan kan, untuk melihat karakternya. Jadi boleh. Tapi asal tadi, jangan sampai melanggar ridhonya suami.
Kalau suaminya bilang, jangan, jangan kerjanya, sudah. Kamu di rumah saja, misalnya. Ya di rumah saja.
Kalau masih bisa bagi waktu, bagus. Tapi kalau memang kata dia enggak usah, ya sudah, stop. Tapi kita perhatikan juga, suami yang boleh begitu itu biasanya yang memang sudah mapan. Tapi kalau suaminya masih important-important, pasti dia.
Butuh juga bantuan kan? Gak apa-apa Membantu boleh, asal jangan Asal jangan proporsinya lebih banyak yang perempuan Itu berarti sudah mengambil alih Untuk perempuan yang soleha Gak masalah dia, dia penghasilannya Lebih besar, tapi dia tetap taat sama suaminya Yang jadi masalah ini, kadang-kadang Perempuan, kalau penghasilannya lebih tinggi Dari suami, dia jadi besar kepala Akhirnya dia ijah-injah suaminya Itu berarti kertakan rumah tangga Untuk apa penghasilannya yang besar kalau rumah tangganya Betak Jadi tetap harus diukur. Makanya Bunda Khadijah itu kan bisnisnya tiga. Tiga perusahaan. Dari suami, suami, dan ayahnya.
Tapi tidak pernah sekalipun kita temukan dia membentak Nabi. Tidak pernah. Yang ada malah justru mensupport, membantu.
Tidak pernah dia mengatakan duit saya lebih banyak dari duit kamu. Tidak pernah. Serius ini memperhatikan.
Jadi boleh, boleh seperti itu Tadi jaga, jaga ininya Yang gak boleh itu kan ikhtilat, jelas Kalau ikhtilat kan gak boleh, bercampur baur gak boleh Jadi sekalipun kita punya pegawai laki Perempuan tetap harus kita pisah Karena kita bertanggung jawab atas Semua orang yang kerja di bawah kita Kalau dia bekerja di bawah kita Terus kemudian dia melakukan dosa disitu Karena lingkungan kerjanya Berarti kita tanggung jawab Kalau ada yang nginep, berarti kita siapkan kamar-kamar yang terpisah. Jangan mereka nginep bareng. Bahaya.
Tanggung jawab kita. Jadi semua aturan-aturan Islam tetap ditegakkan. Maka boleh dia berbisnis. Kembali. Asal kemudian ini tidak mengorbankan rumah tangga.
Peran dia sebagai suami, istri, sebagai ibu. Tapi kalau dari bisnis itu anak-anak bisa bekerja. Jadi punya pengalaman yang putri-putri jadi juga mahir berbisnis.
Bagus kan berarti mempersiapkan anak kita yang putri ketika menikah nanti tidak full tergantung kepada suaminya. Bagus itu. Tapi didik anaknya supaya taat. Itu yang berat itu.
Mampu menghasilkan tapi tetap patuh. Bagus itu. Jadi anak kita, ya kita kan gak pernah tahu saya mengatakan kepada anak saya.
Semua anak perempuan, empat orang anak saya perempuan. Semua saya didik untuk jadi anak-anak yang mendiri. Saya bilang kita gak pernah tahu, kamu nikah sama suami, suamimu kaya misalnya gitu kan.
Gak tahu cuma tiga hari meninggal. Mana kita tahu? Terus kamu gak punya pekerjaan, anak-anak mau diapain?
Kalau misalnya sudah punya anak, sekian tahun meninggal. Mengandalkan suami berikutnya, mendiri. Maka saya support mereka untuk punya... Tapi tetap diajarkan sama ibunya bahwa tetap ketaatan sama suami.
Itu yang berat itu di situ. Keseimbangannya saja. Ada gak yang belum saya jawab tadi dari pertanyaan ini? Saya lupa, takutnya ada yang miss.
Sudah semua ya? Sudah Ustadz. Sudah semua, baiklah.
Alhamdulillah. Silahkan. Baik, pertanyaan berikutnya.
Assalamualaikum Wr. Wb Ustadz, jizakumullahu khairu untuk ilmunya, saya izin bertanya terkait yang waktu turunnya Al-Quran itu Ustadz, kan disampaikan kalau turunnya itu di bulan Ramadan dan di malam Laylatul Qadar nah sementara di Indonesia ini juga sering ada perayaan Nuzulul Quran itu Ustadz, nah kalau Nuzulul Quran kan memang waktunya itu malam 17 Ramadan ya Ustadz nah itu bagaimana ya Ustadz kaitannya gitu Apakah Nuzulul Quran itu waktu turunnya wahyu di Gua Hiro yang pertama kali itu? Kemudian kalau yang di Malayamulaylatul Qadar itu waktu turunnya ke Al-Quran utuh ke Baitul Izzah itu?
Atau bagaimana Ustaz? Ya udah bener itu Ya jadi Lelah tul kondar itu yang kebaik tul nizah Tinggal kita ambil mana Salah satunya turun seutuhnya Atau turun langsung lain lagi kan Tapi dua-duanya ada dalilnya Terus kemudian yang Nuzulul Quran yang tanggal 17 Kalau tanggal 17 Ramadan itu Peringatan tentang waktu Pertama kali Quran Yang surah Al-alak itu turun Di gua hiro kepada Nabi sebagai lima ayat pertama. Itu saja yang diperhatikan. Jadi, nuzul Quran tidak sama dengan Laylatul Qadar.
Laylatul Qadar itu tanggalnya tidak pernah diketahui. Tapi ada batasan-batasannya kata Nabi. Carilah di sepuluh malam terakhir. Kalau 17 kan bukan sepuluh malam terakhir. Jelas dari situ kan.
Terus carilah di malam-malam gajil. Berarti 21, 23, 25, 27, 29. Kalau kau tidak bisa mencarinya di tanggal-tanggal ini, carilah di 27. 25 dan 27. Itu nuzul Qur'an. Jadi, eh, itu Laylatul Qadar. Walaupun ada pendapat-pendapat ulama, Laylatul Qadar bisa datang lebih awal. Sebelum 10 malam terakhir.
Ada dalilnya yang, kata Nabi, carilah di seluruh hari malam, seluruh malamnya. Itu kalau mau aman kan, sisir aja dari malam pertama. Nggak mungkin nggak ketemu itu. Cuma masalahnya siapa yang kuat. Kita terawih aja kadang-kadang udah pegel-pegel gitu kan.
Nah, gimana harus terbangun di malam hari, setiap hari. Walaupun bisa jadi ada. Saya yakin bisa ada. Itu yang paling aman. Baik, ada lagi?
Munggu, silakan. Panitia. Punten takut ada yang miss tadi yang Layla Tulkadar itu.
Yang di Bayi Tulizah tadi ya? Iya. Kenapa tiap tahun Laylatul Qadarnya berbeda? Karena Laylatul Qadarnya yang ditakdirkan Allah waktu turunkan itu, waktu itu bulan Ramadan belum puasa. Berarti tidak ada kaitan.
Jadi gini, Laylatul Qadar itu bisa berdiri sendiri, bisa berkaitan dengan malam yang dicari orang. Nah ketika sudah dicari-cari, Tanggalnya Allah rahasiakan untuk memotivasi semua orang menghidupkan malam Ramadan. Tapi untuk yang Laylatul Qadar yang turun itu, ya satu itu saja.
Berarti kalau maksudnya ketika selanjutnya kita sekarang, Laylatul Qadar itu bukan yang di tanggal yang waktu itu turun Qurannya. Hanya waktu itu saja. Sekali waktu. Kan Al-Quran turun di bulan Ramadan kan, di tahun ke-1 ke-Nabian.
atau hijrah minus 13 tahun karena Rasulullah baru hijrah 13 tahun setelah kenapian, gak ada yang puasa di situ, gak ada yang mencari-cari Laylatul Qadar jadi Laylatul Qadarnya hanya menandakan turunnya waktu itu kebetulan Laylatul Qadar, bukan kebetulan di takdir Allah Laylatul Qadar setelah tahun kedua hijriah Ramadan, Ramadan, Ramadan, Ramadan sampai sekarang kita cari-cari Laylatul Qadar tidak sama dengan Laylatul Qadar yang waktu itu turun, cuma momentum saja, sama kayak misalnya Ehm Ibu lahir di hari misalnya, di bulan Muharram, di tanggal 1 Muharram. 1 Muharram itu kan bergerak tanggalnya kan. Bisa bulan apa saja kalau bulan Hijriah, apa namanya, Miladiah kan. Nah, itu beda-beda kan. Tapi hari yang kita lahir itu ya sekali itu saja.
Selebihnya kan harinya bergeser-geser. Tadi ada satu lagi. Ya, silahkan. Ini sebelah.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Assalamualaikum Ini pertanyaan mengenai Bunda Hadijah Ustadz dari sikap beliau yang seperti ini mungkin adakah buat kami-kami yang hidup di masa kini, amalan apa yang bisa kita bisa seperti beliau dengan menerima Rasulullah, mungkin suami-suami kita tidak, bukan Nabi tapi dengan sifat suami-suami kami yang manusia bagaimana kami bisa istiqomah seperti beliau, itu saja Ustadz terima kasih ini saja tadi, beberapa hal tadi disini ya Nifarroja, tuthabbitu, tukhaffifu, tusaddiqu, tuhawinu. Nah itu aja sikapnya kepada suaminya. Walaupun kita tahu bahwa tadi benar, suaminya kan bukan nabi kan, dan ibu juga bukan hodija kan, aman lah. Ternyata tenang.
Sama aja gitu. Saya ibu juga membayangkan suaminya mendekati Nabi, saya juga membayangkan istri saya mendekati Khadijah, sama. Tapi kan pada akhirnya kita semua ini pasti punya kekurangan. Makanya farraja Allah tadi, sering-seringlah kita itu menjadi pelipur kesedihan.
Jadi ada kan adabnya kata Nabi, ketika orang lagi sedih jangan tampilkan kebahagiaan. Ketika orang lagi meninggal dunia jangan ceritakan tentang kelahiran. Ketika orang sedang, sama sebaliknya, ketika orang sedang berbahagia, jangan sedih. Walaupun kita lagi sedih.
Kenapa? Merusak suasana kan. Dia lagi sedih, kita langsung, wah, saya kadang-kadang suka kasihan. Orang lagi tak sihat, soalnya ketawa-tawa. Ini kan lagi berkabung, ketawa kamu ngapain?
Kalau lagi ada yang lucu, jauh-jauh lah gitu. Iya kan? Jadi gitu. Jadi bagaimana menjadi yang melipur kesedihan itu. Itu penting.
Kali suami pulang punya banyak kesedihan, kita bilang, cemen lo. Balik lagi dia keluar, keluar lagi, bawa hidupin lagi mobilnya, pergi dia. Dicarilah perempuan yang ngerti dia. Siapa yang salah? Salah semua.
Tapi, mbak, iya. Dia lagi miring-miring gitu, kita harusnya sini, mas. Itu kan apa kayak gitu siapin apa yang dia senangkan.
Suami kan beda-beda kan senangnya Tuh harusnya diapin apa Ada yang senang teh, kopi, segala macam Secang apa-apa, terserah lah Siapin, intinya kita tahu Makanya perlu mengenal tadi, ta'aruf itu kan Apa yang dia sukai Kalau perut sudah berisi Sudah kenyang, lelahnya sudah hilang Pasti dia mudah Menerima kritikan Kita dikritik itu kan ada caranya Itu satu, yang kedua Ya Jadi kuatkan, menguatkan Jadi istri itu dia berperan menguatkan suaminya Suami itu kadang-kadang dia rapuh juga Sekalipun dia kuat gitu di luar Tapi di rumah dia Kalau dia sudah percaya kepada istrinya Dia akan tunjukkan sisi kerapuhan itu Karena dia tahu istrinya gak akan menceritakan Tapi kalau di luar dia pasti tutupi Laki-laki itu begitu Jadi kalau dia lagi kayak anak-anak gitu di rumah Kata ini kola Aisadahlat Kata dia kalau suami Saya masih ingat-ingat Kalau suami pulang terus kelihatan kekanak-kanaannya Jangan di apa istilahnya Jangan di Jangan dicelah gitu Jangan dicelah karena Dia itu gak bisa jadi anak-anak di kantornya Dia gak bisa jadi pura-pura Kayak anak-anak di temen-temennya Bakal kena bakal diledekin dia Jadi jadilah rumah yang bisa menutup menutup auratnya. Jadi aurat itu bukan hanya fisik. Termasuk disitu. Jadi ketika dia lagi kayak anak-anak itu kita bilang, lah kamu kayak anak-anak.
Akhirnya dia gak insecure gitu. Jadi gak nyaman dia di rumah. Itu.
To have faith, meringankan. Beban, tantangan, terutama kalau dia da'i. Apalagi misalnya punya tanggung jawab, dia jadi pemimpin di kantornya.
Tampil sebagai ibu pemimpin, itu kan ibu direct. Tur itu kita kasih tampil. Itu kan harus ada wibawa itu.
Dia senang kalau dia terjaga begitu. Lihat banget. Kalau disuruh bareng, diajak bareng datang.
Kalau gak usah lah ini. Dia mungkin merasa gak pantas juga bawa istrinya. Ya udah tinggal. Jangan curiga-curiga terus. Kenapa aku gak dibawa?
Ada apa? Kalau orang baik dia akan dikeliru. Kalau kita curiga ya sama nanti. Timbal balik dia.
TUSAT DIKU membenarkan. Sekalipun kita tahu ini kayaknya agak-agak kurang gitu ya. Tapi benarkan dulu aja. Iya saya support mas.
Support. Oh iya? Iya support. Tapi mungkin gak kita perlu perhatikan ini, ini, ini.
Oh iya, iya benar-benar. Yang penting pertama kalimat itu support. Support. Jadi orang itu sudah yakin. Terus to how win.
Apa itu? Melindungi urusan dari gangguan-gangguan. Jadi jadilah Protektor disitu Ada perempuan datang Jeng, bapak saya lihat tadi lagi di cafe Sama perempuan lain Langsung panas Naik ke atas itu Asing gak kerasa tuh sakit panasnya Harusnya bagaimana? Ya santai aja dulu Ini motif orang ini ngomong apa Gak semua perempuan itu teman sama perempuan Kadang-kadang jahat juga dia Saya sering lihat di gerbong perempuan Saya ketinggalan kereta kan, daripada saya nggak naik, saya masuk gerbong perempuan, jalan menuju gerbong kedua.
Gerbong kedua kan sudah gabung Pas saya lihat di situ, ini anak-anak muda gak ngasih duduk kepada ibu-ibu. Pantesan ibu-ibu yang tua-tua ke sana, ke gerbong kami kan. Kami yang kasih tempat duduk.
Berarti kejam juga perempuan-perempuan muda itu. Itu pikir saya masuk di gerbong. Kan kalau naik kereta, gerbong paling akhir sama gerbong paling depan itu khusus perempuan. Asumsi saya ketika masuk di sana, yang duduk itu perempuan-perempuan tua semua.
Yang berdiri perempuan muda kebalik ternyata. Apa? Yang perempuan tua kan gak dapat duduk.
Akhirnya digeser ke tempat sana. Liatin kita gitu. Berdirilah kita.
Dengan asumsi ya wajar lah. Masa kita gak kasih kan ibu kita juga perempuan kan. Tapi pas kita ngeliat kelompok-kelompok.
Duh. Harusnya kan dia lebih tepat dapet di situ kan. Sehingga perempuan muda ke kita. Tapi kita gak mau berdiri.
Kamu masih muda gitu. Dunia itu kacau. Intinya begitu.
Intinya tuhawinu. Jadilah kita itu pelindung. Melindungi suami kita. Ketika ada orang fitnah-fitnah, enggak, suami saya itu baik kok. Ntar dulu, keselnya itu umpetin dulu.
Buktikan sendiri, karena kalau dari orang lain, kalau bagus kadang-kadang terlalu bagus, kadang kalau jelek terlalu jelek. Jadi kita tenang, ada orang ngomong baik, nah ini mah, ujungnya boleh minjem duit enggak? Kalau jelek banget, wah ini jangan-jangan mau ngodok dombang. Kita berantem, ternyata dia nungguin sisanya.
Ngerti? Tenang. Itu lima ya tadi ya. Lima hal itu.
Jadilah kita itu, apa tadi? Menghapus lara, pelipur duka. Kemudian menguatkannya. Kemudian meringankannya.
Kemudian membenarkannya. Dan kemudian, ya tadi, melindungi dari... dari fitnah-fitnah.
Udah kalau seperti itu sudah lima-limanya itu ada semua itu di dalam Arudul Unuf kitab ini. Maka mudah-mudahan tadi dapat yang dapet rumah di surga. Memang perjuannya berat. Seolah lima hal itu. Ini file kan saya sudah kirim ya ke panitian.
Nanti tolong boleh di-share di grup atau dikasih kepada yang minta. Tolong dibaca-baca ulang. Untuk persiapan kita nanti pengajian berikutnya.
Ada lagi? Masih ada. Satu lagi mungkin ya. Boleh, boleh.
Assalamualaikum Pak Ustadz. Waalaikumsalam. Mungkin saya tadi kelewat ya.
Momentumnya apa waktu Ibu Unda Hadijah bersahadat? Ya itu aja Pak Ustadz, makasih. Jadi kalau kita lihat di sini, di halaman 453. Jadi Bunda Khadijah nyaris tanpa momentum dia.
Jadi tipikal wanita yang agak unik juga, pemikir menurut saya. Karena waktu Rasulullah datang membawa berita bahwa dia didatangi Jibril, dia langsung cek kemana tadi? Warokoh bin Nawfal kan? Balik lagi, menceritakan, menganalisis. Setelah selesai semuanya, buat dia aman semua, sampai dia menguji kan?
Wahai Muhammad, ya Rasulullah, kalau Jibril datang kasih tau saya yang dia buka itu. Setelah semua itu menurut dia, oke selesai. Jadi kalau kita membayangkan ada momentum besar kayak Abu Bakar ada momentumnya, Bilal ada ketika dia mau mati dibebaskan dan sebagainya. Kan ada momentum-momentum kan. Bunda Khadijah itu saya mau beriman dan gitu aja.
Gak ada momen-momen yang apa istilahnya yang... apa mendebarkan atau apa, gak ada apa gara-gara Rasulullah pulang bawa hadiah gitu gak ada, gak ada gitu-gitu anceng, apa lah ya begitu saja kalau disebutkan di dalam hadisnya itu wa'a manat bihi bunda khadijah segera beriman kepada Nabi dan wa sadaqat bima ja'amin hu dan langsung membenarkan saja sudah, begitu saja seolah-olah gak ada, gak ada apa-apa tiba-tiba dia datang, ya Rasulullah saya masih islam oh iya Rasulullah juga tenang aja, maksudnya yakin betul, yang satu yakin bahkan sampai gitu kepada prosesnya, yang satunya lagi sudah menyambut gitu, misalnya tinggal nunggu saja. Rasulullah tuh gak pernah ada ragu, jangan-jangan gimana kalau dia gak masuk Islam gitu kan.
Rasulullah gak khawatir gitu, dan istrinya pun yakin kepada suaminya tuh benar gitu. Jadi sama-sama trust gitu, sama-sama meyakini. So istrinya yakin suaminya benar. Suaminya tinggal nunggu saja Gak perlu dia gak pernah tuh tiap hari Wahai Khadijah kamu kalau gak masuk Islam Nanti kafir, gak ada ngomong-ngomong begitu Walaupun benar ya kalau gak masuk Islam Kan kafir, tapi gak perlu ngomong-ngomong Begitu, inilah Idealnya rumah tangga Nabi ini Dengan Bunda Khadijah Begitu saja, sesederhana itu Baik terima kasih Ustadz Untuk pertanyaan lain boleh disampaikan nanti di dalam WhatsApp group kita ya. Sudah masuk WhatsApp group semua?
Yang belum masuk. Nanti bisa minta ke Panitia supaya di-invite ya dalam group. Baik, tadi menarik ya closing tentang profil Buddha Khadijah. Bahwa beliau itu seorang yang kalau menurut Ustadz itu cerdas ya.
Karena ketika menerima suatu berita itu beliau mau verifikasinya dulu. ke orang-orang yang memang sudah dipercaya kemudian dilakukan validasi kalau istilah sekarang itu ada metodologi ilmiah, jadi sebetulnya Bunda Khadijah sudah menjalankan itu sebelum kita punya label menyebut tindakan tersebut. Baik, kepada tadi para penanya, terima kasih atas partisipasinya. Semoga menjadi bagian dari amal jariah dan menambah pemahaman bagi kita semua. Dan dengan berakhirnya tanya-jawab, sampailah kita di penghujung acara.
Mari kita tutup acara ini dengan berdoa yang dipimpin langsung oleh Ustadz. Mohon kusilakan Ustadz. Baiklah, Alhamdulillah kita sudah menyelesaikan sejatinya ada tiga kajian ini ya, saya bikin jadi satu. Ada tiga bagian, jadi Alhamdulillah dalam sekali duduk kita seperti ngaji Ramadan, Shawwal, dan Zulkodah sekalian. Jadi tiga, walaupun mungkin tadi ada beberapa yang saya buru-buru menjelaskannya, tapi insyaAllah tidak terlalu, tetap-tetap terbahas.
Kita sempurnakan pertemuan ini dengan berdoa kepada Allah SWT. Dengan doa yang ikhlas, insyaAllah mudah-mudahan mengiringi langkah kita setelah pengajian ini untuk menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur, hamba Allah yang mensyukuri apa yang Allah sudah takdirkan pada kita. Terutama karena pembahasan tadi berarti berupa suami, suami yang insyaAllah soleh.
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Hamdan Naimin.
Hamdan Syakirin. Hamdan Tayyiban. Mubarakan kathiran.
Hamdayi wa finiamahu yukafi mazidah. Ya Rabbana lakal hamdukama yambaghi lijalalikal karimu adimi sultanik. Wasalatu wassalamu ala asrafil anbiya wal mursalin. Wa ala alihi wa ashabihi ajma'in. Allahumma ghafir lilamuslimina wal muslimat.
Wal mu'minin awal mu'minat. Al-ahya'i minhum wal amwat. Inna kassami unqari ibu mujibu da'amatnya qaddiwayal hajat Allahumma ghafir lana wali walidina warhamhum kama rabbauna sigara Rabbana latuzik kulubana ba'dai sadeitana wahab lana miladunka rahmainaka antal wahab Rabbana zolamna anfusana wa ilam takfir lana wa tarhamna lana kunana minal khasirin Allahumma a'ina la zikrika wa syukrika wa husni ibadatik Allahumma ina na'udhu bika min jahdil bala' wa darkis syaka wa su'il qada wa shamata til a'da Allahumma a'izal islama wal muslimin wa ahlikil kafarata wal mushrikin wa damir a'da'a ka'a'da'a din Allahumma suri ikhwanana al-mujahidina fi filistin, Allahumma suri ikhwanana al-mujahidina wal murabitina fi al-aqsa Allahumma suri ikhwanana al-mujahidina wal mustada'afina fi ghazah Allahumma a'izal islama wal muslimin wa ahlikil kafarata wal mushrikin wa salallahu ala sayyidina Muhammadin nabil ummi wa ala alihi wa sahbihi wa baraka wasalam