Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Export note
Try for free
Sejarah dan Perkembangan Perfilman Indonesia
Oct 13, 2024
Sejarah Perfilman di Indonesia
Awal Mula Perfilman di Indonesia
Tahun 1900, hadir film bisu di Batavia.
Pertunjukan besar pertama di Manege, Tanah Abang.
Hanya ditonton oleh kaum Eropa.
Menjelang 1920-an, kebijakan kelas penonton.
Kelas-kelas: Eropa, Cina, pribumi, dan Islam.
Perkembangan Perfilman
Tahun 1920-an, film hanya milik kaum Eropa.
Banyak film impor dari Perancis dan Amerika.
Kejenuhan masyarakat Eropa, muncul bioskop keliling.
Tahun 1926, film "Lutung Kasarung".
Dibiayai Bupati Bandung, awal film cerita dengan aktor pribumi.
Pengaruh Budaya dan Politik
Tahun 1930-an, Wong bersaudara dan Tei Teng Chun (keturunan Cina) mulai membuat film.
Film bicara mulai hadir.
Tahun 1937, film "Terang Bulan", hasil kerjasama dengan Krugers dan Wong bersaudara.
Masa Kolonial Jepang
Tahun 1942, Jepang menutup perusahaan film lokal.
Didirikan Jawa Eiga Kosha, berubah menjadi Nippon Eiga Sha.
Periode Kemerdekaan
17 Agustus 1945, Republik Indonesia berdiri, perfilman kembali bergeliat.
Usmar Ismail mendirikan Perfini.
Film "Darah dan Doa" dianggap sebagai film Indonesia pertama, 1950.
Dekade 1960-1980
Kebangkitan perfilman nasional, meski ada pengaruh politik kuat.
"Tiga Dara" oleh Perfini dan film berwarna pertama "Holiday in Bali".
Pembentukan Dewan Film Nasional tahun 1981.
Festival Film Indonesia (FFI) rutin digelar.
Masa Suram dan Kebangkitan Kembali
1990-an, film Indonesia mengalami kemunduran.
"Petualangan Sherina" dan "Ada Apa Dengan Cinta?" memicu kebangkitan.
Diproduksi Riri Riza dan Mira Lesmana.
Era Modern
Produksi film meningkat signifikan sejak 2004.
Tantangan dalam pengelolaan industri perfilman dan pengemasan regulasi.
Muncul komunitas dan festival film di berbagai daerah.
Kesimpulan
Film Indonesia terus berkembang, meskipun menghadapi banyak tantangan.
Pentingnya regulasi dan dukungan pemerintah untuk kemajuan industri perfilman nasional.
📄
Full transcript