Terima kasih. Suatu hari di tengah hutan, sebuah hajatan besar diadakan untuk merayakan terpilihnya harimau sebagai raja hutan. Semua hewan meminta monyet menghibur karena monyet pandai menari. Di atas batang pohon yang tumbang, monyet berdiri.
Kemudian monyet meliuk-liukan badannya dan menghibur semua hewan dengan tarian. Semua hewan menikmati tiap gerak tubuhnya. Monyet menuai banyak pujian.
Tapi Unta hanya terdiam. Dalam hati, mulai menyala iri dan meledak dengki bagai meriam. Unta merasa bisa menirukan tarian monyet lebih baik. Unta juga sangat ingin dipuji oleh semua hewan.
Unta ingin namanya naik. Tanpa disuruh, Unta maju dan menirukan gaya menari monyet. Namun, tubuh yang besar, leher yang panjang, dan kaki yang berat, membuat Unta sulit menari.
Yang ia pikir mudah, ternyata susah. Area hajatan pun kena acak. Semua hewan bersorak-sorak hingga mendecak.
Bahkan harimau pun kena tabrak. Harimau marah dan mengaum. Semua hewan merasa jengkel pada unta yang merasa anggun. Mereka pun mengusir unta dan membuangnya kepada gurun.
Hingga kini, unta hidup di gurun yang panas menguras pori, dengan wajah yang selalu terlihat sedih karena ulahnya sendiri. Kisah barusan secara tidak langsung menceritakan kalau awalnya, unta tidak hidup di padang pasir. Dahulu kala, mereka hidup di hutan yang sejuk, bersama dengan hewan-hewan hutan yang lain. Image unta yang melekat dalam benak kebanyakan manusia adalah hewan lamban yang sangat teradaptasi untuk bisa hidup di panasnya padang pasir atau gurun berbatu.
Mereka bisa tinggal di habitat ekstrim yang panas karena memiliki punuk yang mampu menyimpan air, sehingga mampu bertahan tanpa air untuk waktu yang cukup lama. Namun, apakah benar demikian? Bagaimana kalau ternyata adaptasi unta bukanlah dikhususkan untuk hidup di padang gurun? Bagaimana kalau ternyata punuk unta tidak berisi air?
Dan bagaimana kalau ternyata hubungan unta dengan manusia lebih erat dari yang kita kira? Dalam video kali ini, kita akan cerita lebih banyak tentang unta. Sebelum kita lanjut, Saya ingin berterima kasih kepada teman-teman yang sudah support Alam Semenit lewat donasi di Saweria.
Taufiki, Sarwono, Rahmat Aji, Dora The Destroyer, David Beckham, Midway Cyclist, Johnny Silverdick, salah satu subscriber, LP, Adkibe underscore 51, BTXHC, Tiara, Rendila Boykun, dan Nuril. Pada musim panas tahun 2006, Prof. Natalia Rybsinsky Seorang paleobiologis melakukan penggalian di lingkar arktik di tundra Kanada yang terpencil. Begitu mencapai situs penggalian, ia menemukan sesuatu di atas tanah. Benda tersebut seperti bongkahan batu yang berwarna kecoklatan.
Untuk mata awam, benda tersebut terlihat seperti potongan batu biasa. Tapi Natalia tahu kalau itu bukan batu biasa. Natalia mengambil potongan batu itu untuk diteliti.
Pada awalnya, Natalia mengira kalau batu itu adalah fosil kayu, bagian dari tanaman prasejarah. Namun, Natalia penasaran. Di kemah, Natalia kembali meneliti. Dengan pencahayaan yang baik dan bantuan lensa pembesar, detail yang didapat menjadi lebih banyak. Biasanya, fosil kayu memiliki tree ring atau lingkar pohon yang biasa digunakan untuk menentukan usia dari pohon prasejarah.
Namun, potongan batu yang ia temukan lebih mirip tulang daripada kayu. Naluri Natalia pun mengatakan kalau itu memang tulang prasejarah. Lalu Natalia kembali menggali dan menggali di situs yang sama selama 4 tahun, dan menemukan banyak potongan dari tulang yang sama. Untuk waktu yang lama, Natalia menghabiskan beberapa tahun menyusun potongan tersebut seperti puzzle. Natalia menghadapi jalan buntu.
Hingga teknologi 3D scanner akhirnya muncul, dan terkuaklah misteri yang menyelimuti potongan-potongan tulang itu. Yang Natalia temukan adalah sebuah tulang tibia, bagian dari kaki salah satu mamalia berkuku terbelah, seperti sapi atau domba. Tapi tidak mungkin, karena tulang ini terlalu besar, dan Natalia pun kembali menemui kebuntuan. Kebuntuan ini membuat Natalia bertanya kepada koleganya. Dan beberapa koleganya menjawab, kalau kamu menemukan tulang tersebut di lingkar artik, ada kemungkinan besar iklim dingin mampu mengawetkan kolagen yang menjadi penyusun dasar tulang.
Dan Natalia pun memotong sebagian kecil dari tulang tersebut. Kemudian, Natalia mencium aroma kolagen yang khas. Kolagen bersama fosfor dan kalsium membentuk 95% bagian dari metriks tulang. Biasanya, kolagen akan hancur di daerah dengan iklim sedang atau panas.
Namun iklim arktik yang seperti freezer membantu mengawetkan tulang tersebut dengan baik. Dua tahun kemudian, teknologi kolagen fingerprinting muncul. Dengan teknologi ini, manusia mengetahui kalau ternyata spesies yang berbeda memiliki struktur kolagen yang sedikit berbeda.
Dan teknologi ini dapat membantu ilmuwan dan peneliti untuk mencari tahu tentang tulang prasejarah yang mereka temukan. Teknologi ini dapat membandingkan tulang-tulang tersebut dengan spesies yang sudah diketahui. Dan siapa tahu, mungkin ada kecocokan. Jadi Natalia mengirimkan sampel dari potongan tulang tersebut untuk diteliti. Potongan tulang tersebut diproses dan dibandingkan dengan 37 spesies mamalia modern yang ada di dalam database.
Dan ada kecocokan. Ternyata, potongan-potongan tulang berusia 3,5 juta tahun yang digali Natalia dari lingkar arktik tersebut adalah milik seekor unta. Apakah Natalia puas? Tentu tidak. Natalia kembali mengirimkan sisa-sisa potongan tulang tersebut.
Namun, hasil analisa tetap sama, yaitu unta. Tapi berdasarkan ukuran tulang yang ditemukan, jika memang itu tulang unta, berarti unta ini berukuran 30% lebih besar dari unta modern, dengan tinggi hampir 3 meter. Dan beratnya sekitar 1 ton atau 1000 kilogram. Natalia telah menemukan Giant Arctic Camel atau Unta Arktik Raksasa. Sekarang, ketika kita mendengar kata unta, yang terlintas di dunia kita adalah salah satunya ini.
Unta bakteria di Asia Timur dan Tengah. Memiliki punuk yang besar di punggungnya untuk menyimpan air sebagai bekal perjalanan mereka di padang gurun yang panas. Dengan kaki yang besar dan lebar untuk membantunya berjalan di atas bukit pasir.
Ini adalah image yang terlanjur melekat di kepala banyak orang, akibat dari banyaknya film, lukisan, dan literatur yang menggambarkan mereka sering nongkrong di tempat berpasir dan panas, seperti Timur Tengah dan Sahara. Jadi, bagaimana mungkin salah satu dari hewan berpunuk ini berakhir di lingkar arktik, jauh di Kutub Utara? Nah, para ilmuwan sebenarnya sudah lama tahu, bahkan sebelum Natalia menemukan fosil tibia tersebut, unta sebenarnya asli Amerika. Maksud saya bukan keluarga negaraannya, tapi secara geografis mereka dulu tersebar luas di area yang sekarang adalah benua Amerika.
Sekitar 40 juta tahun yang lalu, unta hanya dapat ditemukan di Amerika Utara. Dan berdasarkan dari banyak fosil yang ditemukan, ada sekitar 20 spesies yang berbeda, mungkin lebih. Mereka memiliki ukuran tubuh yang berbeda.
Sebagian besar tidak berpunuk seperti unta modern. Beberapa memiliki leher yang sangat panjang seperti jerapah. Beberapa bermoncong panjang seperti buaya.
Dan yang paling primitif, yang diduga jikal bakal unta, berukuran hampir seperti kelinci. Kayaknya lucu ya, punya peliharaan kelinci yang mirip unta. Namun kemudian semua berubah sekitar 3-7 juta tahun yang lalu, ketika zaman es dimulai. Migrasi hewan besar-besaran pun dimulai.
Salah satu leluhur unta pergi ke Amerika Selatan, di mana mereka berevolusi menjadi guanaco, vicuna, lama, dan alpaka. Dan leluhur yang lain menyeberangi jembatan darat Bering ke Asia dan Afrika, di mana mereka menjadi Unta Dromedary yang berpunuk satu, dan Unta Bactria yang berpunuk dua. Dan kemudian di akhir zaman S, Unta Amerika Utara akhirnya punah. Semua ini sudah diketahui oleh para ilmuwan. Tapi ini masih belum sepenuhnya menjelaskan bagaimana Natalia menemukan sisa tulang mereka jauh di kutub utara, yang bersuhu terbalik dari Sahara.
Berdasarkan hipotesis dari para ahli paleoklimatologi, jutaan tahun yang lalu, bumi yang dulu tidak seperti bumi yang sekarang. Aktivitas lempeng bumi membuat beberapa daratan pecah dan bergeser. Beberapa pulau dan benua mungkin memiliki perubahan. Mari kita kembali perhatikan fitur tubuh unta.
Bulu mata yang panjang, bibir tebal, kaki lebar, dan punuk yang besar. Bagaimana jika fitur tubuh yang mencirikan unta, yang membuat mereka sangat cocok dengan habitat padang gurun, juga bisa mereka gunakan untuk membantu mereka melewati musim dingin di arktik? Bagaimana jika bulu mata unta, selain untuk melindungi mata dari pasir, juga bisa melindungi mata mereka dari salju?
Bagaimana jika bibir tebal yang mampu memakan kaktus yang tajam, awalnya juga mereka gunakan untuk mengelupas kulit pohon yang tidak kalah tajam? Bagaimana jika kaki yang lebar yang sangat cocok untuk berjalan di atas pasir, awalnya mereka gunakan di atas salju, seperti sepasang sepatu salju? Bagaimana jika punuk itu bukan mengandung air, melainkan mengandung lemak, untuk membantu unta melewati musim dingin yang berlangsung selama 6 bulan itu, di mana makanan sangat langka.
Dan bagaimana jika setelah migrasi massal menyeberang area bearing, fitur tubuh yang melindungi mereka dari iklim dingin itu ternyata masih kompetibel dan masih bisa digunakan untuk mengatasi lingkungan gurun yang panas. Kita ambil contoh punuk. Punuk unta berisi lemak, bukan air, yang ternyata sangat berguna di iklim yang lebih panas.
Karena semua lemak ada di satu tempat, seperti ransel, yang membantu menghilangkan panas tubuh lebih mudah. Unta adalah hewan yang hebat, karena dapat bertahan di habitat padang gurun yang luar biasa panas. Dan dari bukti fosil dan fitur tubuh, membuktikan bahwa mamalia backpacker ini bukan hanya tahan panas, mereka tahan dingin juga.
Tapi apa yang sebenarnya ada di dalam backpack mereka? Sebagai mamalia yang hidup di padang gurun, pastinya mereka butuh banyak air. Karena secara logika, air adalah sesuatu yang mereka butuhkan untuk bertahan di panasnya habitat gersang tersebut. Dan mungkin banyak yang kecewa kalau punuk unta ternyata bukan air isinya, melainkan lemak.
Lemak yang ternyata sangat vital perannya sebagai persediaan makanan saat mereka menempuh perjalanan jauh. Setiap unuk unta dapat menyimpan hingga 36 kg lemak yang dapat membantu unta bertahan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan tanpa makanan. Dan adaptasi semacam ini juga sangat-sangat penting 3,5 juta tahun yang lalu, selama pertengahan zaman es ketika nenek moyang unta modern menjelajahi tundra artik di lingkar kutub utara.
Saat migrasi massal pada zaman es, banyak mamalia yang tidak kuat melawan dinginnya cuaca pada saat itu. Namun, unta berhasil bertahan hidup dengan mengembangkan sistem makanan darurat ini. Punuk berisi lemak ini membantu unta bermigrasi melintasi selat bering ke wilayah Asia dan Afrika. Oke, make sense kalau lemak memang bisa membantu menghangatkan tubuh. Tapi di habitat padang gurun yang panas, harusnya nggak butuh lemak dong?
Jadi, punuk unta memang seharusnya berisi air. Tunggu dulu, punuk unta berada di punggung mereka bukan tanpa alasan. Ini justru berguna untuk menjaga kesejukan tubuh dalam iklim panas, karena panas tubuh dapat keluar lebih cepat dari bagian tubuh lainnya, sehingga membantu mereka mempertahankan suhu tubuh yang lebih rendah. Coba bandingkan dengan mamalia lain, seperti kamu misalnya, yang menyimpan lemak di seluruh bagian tubuh.
Jika kamu berjalan di gurun pasir yang panas, pasti kamu akan gampang kegerahan, yang mengakibatkan keluarnya keringat sebagai pertanda kalau suhu di dalam. dalam tubuh overheating. Sementara, air sangat dibutuhkan untuk bisa bertahan. Jadi memiliki kumpulan lemak di satu titik pada tubuh akan sangat membantu menjaga suhu tubuh dibandingkan lemak yang tersebar merata di seluruh permukaan tubuh.
Dan punuk yang penuh gizi ini akan menjadi letoy ketika unta terlalu lama berpuasa, karena tubuh mereka akan mengkonsumsi sedikit demi sedikit kandungan lemak di dalam punuk. Punuk akan menjadi lembek dan jatuh lemas ke sisi kiri atau sisi kanan dari punggung unta. Sekarang kita sudah tahu isi punuk unta bukan air, tapi ini memunculkan pertanyaan lain. Bagaimana unta bisa tetap terhidrasi di iklim kering seperti itu?
Jawabannya ada pada sel darah mereka. Unta memiliki sel darah yang unik, yang mengalir ke seluruh tubuh mereka. Sel darah ini sangat elastis, sehingga mampu menampung banyak air.
Unta dapat minum hingga 145 liter air dalam waktu sekitar 10 menit, dan mengembangkan sel darah mereka hingga 240% dari ukuran asli dalam prosesnya. Dan unta memiliki banyak pembuluh kapiler di seluruh tubuhnya, sehingga ketika mereka minum, minum, dan minum, tubuh mereka seperti membengkak. Jadi, mau itu panas gurun yang keras, berminggu-minggu tanpa makanan dan air, atau iklim kutub utara yang dingin, selama unta memiliki punuk yang ikonik, mereka akan selamat. Kapan manusia pertama kali mencinakkan unta masih diperdebatkan? Hipotesis yang populer mengatakan bahwa domestikasi unta dromedari yang pertama mungkin berada di semenanjung Arab Selatan sekitar 3000 hingga 1000 tahun sebelum masehi dan unta bakteria di Asia Tengah sekitar 2500 tahun sebelum masehi.
Unta dromedari, yang juga dikenal sebagai unta Arab, adalah unta yang paling populer. Sekitar 90% unta di dunia adalah dromedari. Sementara ada dua jenis unta bakteria, liar dan peliharaan. Unta bakteria liar jauh lebih ramping dengan punuk lebih kecil dan lebih sedikit rambut dibandingkan unta bakteria peliharaan. Unta dromedari memiliki satu punuk, dan unta bakteria memiliki dua.
Bagaimana supaya nggak ketukar namanya? Gampang. Perhatikan bentuk punuknya aja. Jika bentuk punuknya D, berarti itu adalah dromedari.
Jika B, berarti bakteria. Hingga hari ini, banyak manusia bergantung pada unta untuk transportasi melintasi lingkungan yang gersang. Setiap hari mereka dapat dengan mudah membawa 90 kg beban sejauh 32 km, tanpa makan atau minum di tengah perjalanan.
Manusia juga telah menggunakan unta untuk keperluan militer. Kavaleri unta, mehari, meharis, meharis, Eeeh... Mearis adalah sebutan umum untuk angkatan bersenjata yang menggunakan unta sebagai alat transportasi.
Terkadang, mereka bertarung dari punggung unta dengan mengusung tombak, busur, atau senapan. Kavaleri unta adalah elemen umum dalam perang gurun sepanjang sejarah di Timur Tengah. Mereka digunakan karena tingkat kemampuan beradaptasi mereka yang tinggi, serta dapat bergerak lebih leluasa dan bertahan hidup lebih lama di lingkungan yang gersang daripada kavaleri kuda konvensional.
Menurut Herodotus, bau unta membuat kuda khawatir dan bingung, membuat unta menjadi senjata anti-kavaleri kuda yang efektif saat digunakan oleh Persia dalam pertempuran Timbra. Namun domestikasi unta juga membawa dampak buruk pada lingkungan. Pada abad ke-19 di Australia, pemukim Inggris generasi pertama berniat untuk menjelajahi pedalaman benua Australia yang luas.
Tapi iklim Australia yang panas dan kering terlalu keras bahkan untuk kuda yang paling tangguh sekalipun. Jadi, mereka mendatangkan hewan peliharaan yang lain, yang lebih sesuai, yaitu unta. Ribuan unta didatangkan ke Australia untuk bekerja sebagai hewan angkut dalam ekspedisi dan jalur perdagangan.
Mereka terus melintasi benua sampai awal abad ke-20, ketika kecepatan dan tenaga mereka tersaingi oleh kendaraan bermotor. Layanan mereka tidak lagi diperlukan, dan unta-unta tersebut dilepaskan begitu saja di gurun pasir yang gersang, yang seluas 8,6 juta kilometer persegi. Ini dilakukan untuk menghemat biaya, karena mengembalikan mereka menggunakan kapal laut seperti buang-buang uang saja. Namun bukannya sengsara, ternyata unta-unta itu mampu bertahan hidup. Bahkan mereka berkembang biak.
Hari ini, populasi unta liar di Australia berjumlah lebih dari 1 juta. Dan ini mengancam kesinambungan alam. Karena unta-unta tersebut bukanlah endemik Australia.
Mereka memakan hasil panen, bersaing dengan mamalia di sekitar, memakan rumput ternak, dan merusak situs bersejarah. Bahkan merusak pagar pembatas untuk mencari minum. Kontrol populasi pun mulai dilakukan.
Populasi unta liar di Australia mulai dimanfaatkan. Selain transportasi, manusia juga memanfaatkan wall, susu, daging, kulit, dan bahkan kotoran unta yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Ada satu kasus yang pernah tercatat, di mana suku Turkana di Kenya akan memakan lemak unta untuk bertahan hidup.
Mereka cukup membelah bagian atas punuk unta, keluarkan lemaknya, makan, lalu tutup kembali bagian punuk yang baru dibelah. Sadis? Bagi sebagian orang mungkin, tapi ini merupakan hal yang lumrah di sana. Dan jangan khawatir, unta tersebut akan pulih sepenuhnya.
Dan praktik ini mulai menimbulkan rumor seputar lemak unta yang disinyalir sebagai superfood. Ternyata setelah diteliti, penuh unta syarat dengan asam lemak, vitamin, dan mineral. Desert Farms, sebuah perusahaan yang menjual lemak unta, mengatakan bahwa setiap satu sendok makan lemak unta mengandung 40% kebutuhan vitamin B12 harian. Pada tahun 2018, muncul video tentang seorang tokoh Indonesia yang meminum yurin dan susu unta secara mentah. Beliau menyebutkan kalau keduanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh dengan dasar sabda atau hadis dari Nabi Muhammad.
Video ini menjadi viral dan menjadi bahan perdebatan. Ada yang pro dan ada yang kontra. Para cendikiawan Islam dari negara muslim dan non-muslim turut berpendapat.
Ulama Muhammad Najib Qasmi menyatakan bahwa Nabi Muhammad tidak memerintahkan orang untuk minum air seni unta, tetapi untuk menerapkannya secara eksternal, karena kata Azmadu sebenarnya memiliki arti menerapkan pada lapisan tertentu. Sementara, para ilmuwan menolak klaim tersebut, dan menghubungkan konsumsi urine unta dengan penyebaran penyakit yang dikenal sebagai MERS, atau Middle East Respiratory Syndrome, yang juga dikenal sebagai flu unta. MERS dilaporkan di 27 negara sejak tahun 2012, dengan sekitar 80% kasus dilaporkan terjadi di Kerajaan Arab Saudi.
Kasus teridentifikasi pertama terjadi pada Juni tahun 2012 di Jeddah, Arab Saudi. Dan sebagian besar kasus terjadi di Jazirah Arab. Wabah yang lebih besar terjadi di Korea Selatan pada tahun 2015. Dan kembali terjadi lagi di Arab Saudi pada tahun 2018. Pada Januari 2021, lebih dari 2.500 kasus telah dilaporkan, termasuk 45 kasus pada tahun sebelumnya.
Sekitar 35% dari mereka yang didiagnosis dengan penyakit tersebut dilaporkan meninggal. Hingga kini belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk penyakit ini. Dan WHO merekomendasikan bahwa orang-orang yang telah kontak dengan unta harus mencuci tangan mereka dan menghindari menyentuh unta yang sedang sakit. WHO juga merekomendasikan agar produk makanan berbahan dasar unta dimasak dengan benar.
Menurut Kepala Komite Fikih Medis, Dr. Ahmad Faidi Muhammad Zaini, minum air kencing unta adalah praktik yang didasarkan pada pengobatan tradisional Arab. Ini bukan sunah tasriah, tapi kebiasaan masyarakat Arab kuno. Dan jika metode yang diklaim sebagai pengobatan lebih banyak ruginya daripada manfaatnya, maka itu dianggap haram dari perspektif Islam.
Lain lagi menurut pendapat Muhammad Hijab dari Muslim Central, yang berpendapat kalau sebenarnya sah saja Nabi Muhammad menyarankan demikian. Jika ditafsirkan dari hadis yang meriwayatkan, delapan orang yang disarankan meminum susu dan urine unta sebelumnya mendadak sakit setelah perjalanan dari luar Arab. Dan karena sedang berada di daerah terpencil di mana pengobatan sulit didapatkan, maka Nabi Muhammad menyarankan satu-satunya pengobatan darurat pada saat itu.
Situasional Dan jika, hanya jika, Nabi Muhammad hidup di zaman sekarang, mungkin beliau akan menyarankan mereka untuk pergi ke dokter, seperti yang disarankan oleh Al-Quran, yaitu mencari kesehatan kepada orang-orang yang benar-benar berkompeten. Yurin pada dasarnya mengandung senyawa yang dibuang oleh tubuh karena memang tidak diinginkan. Jika kamu meminum yurin, maka ginjal kamu harus bekerja lebih keras untuk menyaring sisa-sisa yang kamu masukkan kembali ke dalam tubuh. Ini justru membuat kamu merasa lebih haus dan juga dapat menyebabkan gagal ginjal karena ginjal kamu bekerja terlalu keras. Jadi, kalau kamu bukan Bear Grylls, sebaiknya hindari minum yurin.
Hai langsung keluar simakot rangka-rangka hai hai Arab Saudi adalah salah satu negara yang paling sulit di dunia untuk dikunjungi. Namun dengan Raja barunya, Muhammad bin Salman, Arab Saudi mulai membuka diri pada dunia. Sekarang semakin banyak pengunjung asing termasuk Pers yang diizinkan untuk masuk ke negara itu. Salah satu atraksi untuk memancing pengunjung asing dan Pers adalah Festival Unta Raja Abdul Aziz yang selalu diadakan di Ar-Rumayyah, tidak jauh dari ibu kota Riyad.
Unta memiliki tempat yang sangat istimewa di hati orang Arab. Mereka telah digunakan selama berabad-abad sebagai transportasi, makanan, bahkan sebagai mata uang. Perayaan tahunan Unta selama sebulan penuh ini adalah kesempatan untuk melihat dan dilihat oleh para elit negara. Tidak main-main, ini adalah festival Unta yang mewah, megah, dan meriah, dengan hiasan karpet merah untuk beberapa tamu yang sangat istimewa.
Raja-raja Arab kerap menghadiri festival ini dan ini menggambarkan banyak tentang bagaimana perasaan Arab Saudi tentang identitas dan budayanya. Arab Saudi sedang menghadapi perubahan besar. Mereka beradaptasi dari sebuah negara konservatif yang tertutup menjadi negara terbuka yang rencananya akan dimaksimalkan hingga tahun 2030. Perubahan ini disambut banyak keraguan.
Dan cara yang terbaik untuk menghadapi perubahan ini adalah dengan menunjukkan dunia tentang budaya, identitas, serta selebrasi yang melibatkan hewan favorit bangsa Arab ini. Sesuatu yang memiliki daya tarik terbesar di festival ini adalah balap unta. Selama sebulan, sekitar 8.000 ekor unta akan berlomba memperebutkan hadiah jutaan dolar. Balap unta dalam budaya Arab telah ada sejak abad ke-7 dan merupakan hiburan yang sangat populer. Balap unta ini dulu diadakan pada acara khusus sebagai selebrasi dan kini semakin populer karena hadiah besar yang ditawarkan.
Karena hal ini, Unta pun dikembang biakan, dilatih, dan dipersiapkan secara khusus untuk keperluan balapan. Beberapa pemimpin dan pejabat tinggi negara memiliki Unta balap mereka sendiri yang sangat berharga. Mirip pacuan kuda? Iya, tapi...
Tapi, enggak juga. Dalam pacuan kuda, jarak maksimal yang harus dipacu adalah 2,4 km. Sementara, balap unta berlangsung di trek 8 km yang berpasir di tengah gurun yang panas. Dan jika pacuan kuda memiliki joki yang mengendalikan kuda, unta-unta ini dikendalikan oleh robot. Hal ini dilakukan karena keberadaan joki akan membuat unta berlari lebih lambat dan ini berbahaya untuk kaki mereka.
Robot pengendali ini mewakili joki. Dilengkapi dengan speaker atau pengeras suara yang memungkinkan pemiliknya meneriakan perintah kepada unta-unta melalui walkie-talkie saat mereka berkendara di sampingnya. Beberapa pemilik unta tetap mengiringi unta mereka, memantau performa mereka dari dalam mobil.
Robot berspeaker ini bahkan memiliki pecut yang dikendalikan dari jarak jauh untuk memacu unta mereka menuju kemenangan. Dan balapan unta ini secara tidak langsung juga menjadi bombom truck 4x4. Karena tidak ada pengemudi yang memperhatikan jalan.
Mereka terlalu sibuk berkonsentrasi pada penampilan unta mereka dan robot yang membantu mengontrol mereka. Sangat menegangkan. Namun bagi Arab lain di festival ini, unta tercepat tidak lebih baik dari unta terindah. Ini adalah kontes kecantikan unta.
Juri dalam kontes kecantikan ini secara turun-temurun memiliki standar tentang kecantikan hakiki dari seekor unta. Ini bukan tugas yang mudah. Juri festival kecantikan unta harus memeriksa dan menilai kecantikan sekitar 1.300 unta per hari.
Tahun ini, kontes kecantikan ini diguncang oleh isu skandal, yaitu skandal botoks. Beberapa hari sebelum kompetisi, selusin unta terpaksa didiskualifikasi setelah diketahui menerima suntikan botoks di bibir, hidung, dan rahang mereka. Juri melakukan tugasnya dengan sangat baik untuk mendeteksi tanda-tanda kecurangan, seperti pengaplikasian kosmetik pada unta.
Karena bibir adalah faktor utama dari penilaian, mengecek bibir adalah wajib. Juri akan memberikan snek kepada untai yang diperiksanya untuk melihat seberapa alami gerakan bibir mereka saat mereka mengunyah. Pemenang akan menerima hadiah berupa uang jutaan dolar dan diserahkan langsung oleh raja pada malam penutupan.
Semua unta pemenang akan dikenal oleh beberapa pemimpin dan pejabat negara-negara tertangga. Dan bukan tidak mungkin, unta juara itu akan ditawar dengan harga yang fantastis. Di malam-malam terakhir, pesta budaya dari beberapa negara memeriahkan gurun pasir yang disulap menjadi arena event yang besar ini.
Festival Unta ini menjadi sebuah pernyataan. Meskipun Arab Saudi sudah mulai membuka diri terhadap dunia, Arab Saudi akan tetap setia pada budayanya. Unta mungkin bukan lagi sumber utama transportasi atau makanan. Tapi bagi bangsa Arab, mereka adalah kebanggaan nasional dan lambang solidaritas regional.
Kita sudah masuk ke bagian penutup, tapi sebelum itu ada satu yang ingin saya tunjukkan. Saya menemukan beberapa postingan Instagram kalau yang dikeluarkan unta itu adalah lambungnya. Ini salah. Yang kamu lihat adalah organ tubuh unta yang bernama dula.
Ini adalah organ ditenggorokan unta jantan dromedary, semacam balon tiup merah yang dikeluarkan jantan dari mulutnya pada musim kawin untuk menarik betina atau untuk menegaskan kekuasaan dan dominasi. Semakin besar bentuk dula, suara yang akan dihasilkan menjadi semakin berat. Dan bagi para unta, itu sangat seksi luar biasa. Unta adalah hewan yang sangat luar biasa.
Mamalia penjelajah dunia ini memang populer di Sahara. Tapi sebelum berakhir di sana, Unta telah menempuh perjalanan yang sangat-sangat panjang dan lama. Unta memang tidak pandai menari, tapi mereka ahli berat.
beradaptasi. Unta mengingatkan kita bahwa kisah bumi kita adalah kisah yang dinamis, membutuhkan kesediaan kita untuk menyesuaikan, menafsirkan, memikirkan, dan membayangkan kembali tentang apa yang sudah diceritakan. Karena bumi yang dulu bukanlah bumi yang sekarang. Dan terkadang hanya butuh satu pecahan tulang untuk melihat jauh ke belakang. Terima kasih telah menonton sampai menit ini.
Saya sangat-sangat menghargai segala support yang teman-teman berikan kepada Alam Semenit. Jika ingin tahu lebih banyak tentang subjek pembahasan dalam video ini, cek deskripsi video. Di sana teman-teman bisa menemukan segala jurnal, literat,