Sejarah dan Perkembangan Bahasa Melayu

Sep 3, 2024

Penggunaan Bahasa Melayu di Nusantara

Sejarah Awal

  • Bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa pergaulan sejak abad ke-14.
  • Awal perdagangan di Melaka menjadi titik awal perkembangan kesusastraan Melayu.
  • Upu lima bersaudara menjelajahi kepulauan Nusantara.

Perkembangan Riau

  • Riau menjadi pusat ekonomi dan ilmu pengetahuan di bawah pemerintahan Raja Haji.
  • Riau ramai dikunjungi pedagang dan pelajar.
  • Raja Haji memiliki kemampuan diplomasi yang kuat.

Pertempuran dan Kolonialisasi

  • Tahun 1782: Pertempuran antara VOC dan pasukan Riau yang dipimpin oleh Raja Haji.
  • Raja Haji tewas dalam pertempuran di tahun 1784, mengakibatkan Riau kehilangan kemerdekaan.
  • Kontrak politik dengan Hindia Belanda mengatur pemerintahan Riau.
  • Pusat pemerintahan dipindahkan ke Pulau Penyengat.

Raja Ali Haji

  • Lahir di Pulau Penyengat pada tahun 188.
  • Menerima pendidikan tinggi dan aktif dalam diplomasi.
  • Karya pertama: "Gindang 12" berisi petuah kehidupan berdasarkan Al-Qur'an.

Perubahan Sosial dan Politik

  • Perjanjian Inggris dan Belanda pada tahun 1824 membagi kekuasaan di Kepulauan Riau.
  • Kecemasan terhadap penggunaan bahasa Melayu yang berkurang akibat westernisasi.

Upaya Pelestarian Bahasa Melayu

  • Raja Ali Haji mengusulkan pentingnya pendidikan untuk semua lapisan masyarakat.
  • "Butstan Alkatibin": buku tentang tata bahasa Melayu dan pelajaran dasar.
  • Mendirikan perpustakan dan percetakan untuk menyebarkan karya sastra.

Organisasi Sastrawan

  • Tahun 1900: Terbentuk organisasi "Rusi" yang bergerak di bidang budaya dan kesusastraan.
  • Mendirikan percetakan untuk menyebarkan karya Raja Ali Haji.

Sumpah Pemuda 1928

  • Tiga putusan penting:
    • Mengaku bertumpah darah satu tanah air Indonesia.
    • Berbangsa satu bangsa Indonesia.
    • Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Perkembangan Bahasa Indonesia

  • Bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu, mengalami perubahan dalam arti dan ejaan.
  • Ejaan Van of Wison (1896-1947) dan Ejaan Suandi (1947-1971).
  • Ejaan disempurnakan pada tahun 1972 dan digunakan hingga kini.