Definisi: Strategi politik yang menggunakan sentimen identitas (suku, agama, ras, golongan) sebagai alat untuk mendapatkan dukungan politik.
Dasar Manusia: Manusia sebagai makhluk sosial cenderung berkelompok, sehingga politisi mengasosiasikan diri dengan identitas tertentu untuk menarik dukungan.
Tujuan: Memperoleh dukungan dari anggota kelompok identitas tersebut dalam pemilihan dan isu politik lainnya.
Contoh dan Perkembangan Politik Identitas
Pemilu 2014: Terjadi istilah "Cebong" dan "Kampret" yang menandakan polarisasi.
Pilkada DKI 2017: Meningkatkan polaritas di masyarakat.
Contoh di Negara Lain: Di Amerika Serikat, politik identitas semakin kompleks dengan banyak kelompok berdasarkan ras, gender, dan agama.
Dampak negatif dari Politik Identitas
Keterbelahan Masyarakat: Berdasarkan penelitian Litbang Kompas, 79,1% responden merasakan adanya keterbelahan semenjak Pemilu 2019.
Pengaruh Influencer: 36,3% responden menganggap influencer dan provokator memperkeruh suasana.
Stabilitas Bangsa Terancam: Jika dibiarkan, politik identitas dapat mengoyak stabilitas bangsa dan menciptakan ketidakpercayaan antar kelompok.
Langkah Mengurangi Politik Identitas
Kesepakatan untuk Tidak Menggunakan Politik Identitas: Elit dan masyarakat harus sepakat untuk menghindari politik identitas dalam kontestasi politik.
Membangun Kesadaran Kolektif: Masyarakat perlu disadarkan akan bahaya politik identitas yang dapat memecah belah bangsa.
Kecerdasan Politik: Masyarakat harus cerdas dan tidak terbawa arus dalam permainan politik identitas.
Penerapan Budaya Kritis: Masyarakat harus kritis terhadap narasi yang beredar dan tidak terpengaruh oleh emosi yang dipancing.
Evaluasi Politisi Berdasarkan Program: Menilai politisi tidak hanya dari identitas tetapi juga dari program dan rekam jejak mereka.
Kesimpulan
Penting untuk menjaga persatuan dan kebanggaan sebagai warga Indonesia, terlepas dari pilihan politik yang berbeda.
Menghindari politik identitas adalah kunci untuk memperkuat demokrasi dan stabilitas bangsa.