Transcript for:
Kuliah Tamu Gen Z dan Pancasila

Terima kasih. Terima kasih. Hai habis buat masa yang orang berbunuh di dalam itu kan jadi kerap itu mana sih Hai tempatnya menjilai tempat tadi video-video Iya kita boros gak sih? Tapi kan itu harusnya lama Suwen, aku pulang Terima kasih. Assalamualaikum selamat pagi Pak Asyari Pak Asyari sambun di zoom ya Pak Sambun sambun Alhamdulillah baik mantap teman-teman Pak Asyari Kalau ini Pak kalau sudah siap kita mulai Atau mau mengkondisikan dulu Pak Asyari ini Pak Mubarok sudah WA saya gitu ya Sambun masuk beliau katanya Guys sebentar Siap Mas Ari Teman-teman mahasiswa yang sudah Join ya silahkan diaktifkan Kameranya Dilihat backgroundnya agar suasana perkulihan juga terasa lebih ini ya lebih banyak partisipannya gitu ya karena acara sebentar lagi akan kita mulai sekali lagi saya minta untuk mengaktifkan kameranya layar satu masih banyak yang belum silakan teman-teman dan yang kabari teman-teman kelas yang lain ya yang tidak bisa join sudah ada link youtube nya Jadi diarahkan Untuk mengikuti melalui via Youtube ya streaming Youtube Karena memang kapasitas zoom ini 500 ya jadi Untuk mengikuti kelas kuliah tamu Pada pagi hari ini juga masih bisa Dikuti melalui Streaming Youtube ya Monggo Mas Wahyu ya Sudah aktif tadi saya lihat ya terima kasih nih Malah saya apresiasi sekali nanti ya Silahkan kita tunggu yang lainnya Monggo ya oke Mas Wahyu mantap pertahankan itu masih jadi contoh buat yang lainnya ini ya mau menyesuaikan backgroundnya Pak ini yang kelas-kelas saya mana ini yang dari hukum ya dari ipa dari munikah komunikasi Nah tolong ini ya jadi saya minta sekali lagi sebelum kita memulai kelas ini kuliah ini saya minta teman-teman untuk mengaktifkan kameranya ya silahkan di layar dua lumayan banyak ya Oh ya link YouTube belum dikirim oleh desainnya ya Oke saya salin saja silakan dilihat di kolom chat ya Oke ya itu yang bertanya link YouTube ya link YouTube sudah ada di kolom chat silahkan dikirim ke teman-temannya yang lain ya layar 2 layar 3 sudah rame ya yang mengaktifkan kamera Terima kasih ya layar 4 juga rame Terima kasih layar 5 lumayan layar 6 terusnya belum ini ya nih Untuk presensi, sesuai dengan instruksi broadcast dari kuliah tamu hari ini. teman-teman mahasiswa untuk menghubungi dosen ini ya dosen pengampunya dan juga diminta untuk menunjukkan bukti kehadiran ya begitu ya jadi nanti silakan PJ-PJ setiap kelas mengkoordinir gitu untuk pengumpulannya bisa dalam bentuk link drive kepada dosen pengampu gitu ya dan diakses di link SIDIA pertemuan 3 silahkan Jadi koordinasi dengan dosennya Oke sudah 500 Mbak Amina MC sudah ada ya Mana Mbak Amina? Ya Pak sudah Oke kita tunggu Pak Ashari terlebih dahulu Mbak Amina ya Nanti kalau beliau sudah mengonfirmasi bisa untuk memulai kita awali ya Oke mas Kita mulai atau belum Pak Asari? Boleh Oke boleh Baik Mbak Mina MC Untuk dimulai kegiatan pada Pagi hari ini silahkan Pak Mina Terima kasih kepada Pak Rian Yang telah Pertelahkan saya Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. Salam om swastiastu, namo buddhaya, salam kebajikan, dan salam Pancasila. Yang terhormat Bapak Muhammad Ashari S.H.I.M.M. selaku narasumber kita pada hari ini. Yang kami hormati Bapak Riyanda Usmi SPD-MPD selaku koordinator MKWK PKN UNESA serta seluruh mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang telah hadir dalam kuliah tamu hari ini yang berbahagia. Puji syukur kehadiran Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya, kita dapat berkumpul secara virtual dalam acara kuliah tamu Pancasila dan keluarga negaraan dengan tema menjadi Gen Z yang berkarakter Pancasilais, Smart and Good Citizen. Acara ini bertujuan untuk memperkaya wawasan dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebelum melanjutkan acara, pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Oleh karena itu, perkenalkan. Saya, Binti Aminatul Hidayah, sebagai Master of Ceremony dalam rangkaian acara pada pagi hari ini. Karena itu, izinkan saya untuk membacakan susunan acara pada pagi hari ini. Acara pertama, Pembukaan. Yang kedua, Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars Unesa. Yang ketiga, Inti Acara, yakni Pemaparan. materi oleh narasumber, yang keempat sesi tanya jawab, dan yang kelima penutup dan dokumentasi. Baiklah, sebelum memulai acara, marilah kita buka acara ini dengan membaca doa bersama-sama agar kegiatan ini berjalan lancar dan penuh manfaat. Berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Berdoa mulai. doa tak akan pernah usai hadirin yang berbahagia selanjutnya marilah kita bersama-sama menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Unesa kepada seluruh peserta dimohon berdiri dengan sikap sempurna Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih pada peserta, dipersilahkan duduk kembali. Memasuki acara selanjutnya, yakni penyampaian materi kepada yang terhormat pemateri kita, Bapak Muhammad Asheri SHIMM, yang akan dimoderatori oleh Bapak Trianda Usmi SPD MPD. Untuk itu, kepada Bapak Trianda. Dipersilahkan Baik terima kasih Mbak Mina Suara saya sudah jelas Mbak Mina? Sudah Bapak Mohon izin Pak Asari Saya berikan pengantar terlebih dahulu Ya Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Selamat pagi Salam sejahtera untuk kita semuanya Salam sehat Salam bahagia, dimanapun teman-teman berada, baik di kampus ataupun di rumahnya masing-masing ya. Semoga teman-teman dalam keadaan yang sehat dan berbahagia. Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa pada pagi hari yang cerah ini. Kita bisa mengadakan dan bisa menghadiri. Kegiatan kuliah tamu atau kuliah wajib kurikulum nasional Pancasila dan kewarganegaraan Alhamdulillah pada pagi hari ini juga di tengah-tengah kita Telah hadir narasumber yang luar biasa Muda, enerjik dan insyaallah solih Tentu di Kesempatan berbahagia ini juga terlebih dahulu sebelum nanti pemateri kita menyampaikan materi kuliah tamunya. Tentu akan saya perkenalkan siapa beliau. Dan materi dalam mata kuliah MKWK, kuliah tamu ini tentu sangat relevan untuk kita ikuti. Karena jika kita berbicara generasi Z itu adalah kita. Tapi sebelum itu saya akan tetap share terlebih dahulu kurikulum VT dari narasumber kita. Mudah-mudahan sudah terlihat. Beliau adalah Bapak Muhammad Ashari SHIMM. Boleh dipanggil Mas Ari ini. Laki-laki agama beliau Islam. Ini nomor HP kalau mau dicatat. Teman-teman mahasiswa silahkan Beliau menempuh pendidikan formal Studi Stratai I Di Universitas Islam Negeri Senanampal, Surabaya Beliau juga menempuh Melanjukan studi S2 Magister S2 Ini alumni kita Universitas Negeri Surabaya Di keterangan ini Luar biasa sekali Rewired pekerjaan beliau Dari 2014 ini kita lihat hingga sekarang, 2014 beliau menjadi Direktur Utama PT. Bakti Nusa Pahala. 2015 beliau menjabat komisaris PT Insan Utama, jasa travel KBI Umroh dan Haji. 2017 beliau menjabat tenaga ahli konsultan pendamping wilayah Provinsi Jawa Timur, PT Surya Abadi. Tahun 2015 beliau komisaris PT Sang Bima Sakti. Kemudian di tahun 2021 beliau menjadi koordinator Provinsi Tenaga Pedamping Profesional Jawa Timur. Nah yang baru-baru ini. Dan baru dilantik lebih kurang 6 bulan, 4 bulan yang lalu di tahun 2024. Beliau menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur. Kalau saya lihat di media sosial beliau, beliau ini ditempatkan di Komisi C Pak Ari. Komisi C Aset Keuangan Pendapatan Daerah. Dan ini relate juga kalau mahasiswa berpahari ini Pak Ari. Mereka menyuarakan aspirasi-aspirasi ini efisiensi-efisiensi. Nah cocok ini dengan beliau hari ini. Kita bisa nanti bertanya bagaimana terkait dengan dinamika efisiensi keuangan negara kita di hari ini. Jadi teman-teman mahasiswa silakan nanti dimanfaatkan sebaik mungkin forum kuliah tamu pada pagi hari ini. Kita lihat juga beliau memiliki pengalaman organisasi yang juga luar biasa. Beliau pengurus pemuda kantaruna, jadi juga aktif di pemudaan di tingkat Jawa Timur 2010. Kemudian beliau juga aktif di pengurus LBHPW Ansu NU Jawa Timur tahun 2017. Kalau saya lihat di media sosial beliau, beliau juga ini menjadi sekretaris DPW, Partai Kebangkitan Bangsa, Pak Ari. Ada beberapa karya ilmiah yang beliau terbitkan. Kita lihat di sini ada membuat buku, Keluarga Sehat, Keluarga Bahagia, Responsive Gender tahun 2011. Ini sekilas tentang narasumber kita pada pagi hari ini. Nanti seterusnya kita akan bisa berkenalan dengan beliau. Untuk materi hari ini memang sengaja kita siapkan untuk teman-teman mahasiswa. Jadi menjadi generasi Z. Yang Pancasilaism, smart, dan good citizen Jadi Gen Z itu Zoom Boomers ya Ini teman-teman semua Bukan Baby Boomers, tapi Zoomers gitu ya Ini yang lahir di tahun 1997 ya kan 1997 sampai 2012 ya 12 kalau tidak salah Nah itu sekarang rentang usia ya paling ini 20, 21, 22, 23 tahun ya Itu di umur teman-teman Teman-teman Gen Z ini adalah generasi pertama yang hidup dengan dunia digital. Itu adalah karakteristik dari generasi Z itu. Jadi sejak kecil itu sudah terbiasa dengan digital, teknologi digital sehingga disebut juga digital native. Ada sisi baik, ada sisi buruk. Sisi baik teman-teman yang berdampingan hidup dengan digital ini, sisi baiknya tentu mampu mengelola teknologi. Mampu menjadi pribadi yang kreatif. Melayu IT. Banyak keterampilan-keterampilan digital yang dikuasai. Editing dan sebagainya. Kanva yang tidak ada di generasi-generasi sebelumnya. Namun di generasi Gen Z ini teman-teman sangat mumpuni sekali di bidang IT. Namun sih buruknya juga ada. Ketika kita hidup dengan IT. Tidak jarang Gen Z itu. Sangat bergantung sekali kepada IT. Sehingga dalam beberapa aktivitas perkuliahan. Bahkan sampai membuat karya tulis. Sebagainya itu meminta bantuan AI. Teknologi yang dipakai. Jadi Gen Z ini unik, menarik. Kreatif dan memiliki daya inovasi tinggi. Tapi juga ada mungkin hari ini katanya. Ini nanti bisa kita diskusikan. Apakah Gen Z itu memang gen generasi yang memiliki kelemahan. kelemahan mental ketahanan mentalnya kurang, apakah benar? nanti kita coba diskusi dengan narasumber kita jadi yang Pancasila itu teman-teman mahasiswa harapannya menjadi pribadi, Genzi ini menjadi pribadi yang menerapkan Pancasila tapi tidak hanya menerapkan, kalau berbicara Pancasila itu jadi punya pengetahuan Pancasila yang baik, pemahaman yang baik mahasiswa ini punya Keterampilan untuk menerapkan dan juga menjadi watak keseharian Yang smart dan good citizen tidak hanya berbicara intelektual matematisnya bagus Tapi juga cerdas secara politik, sosial, ekonomi yang mengikuti dinamika negara kita ini, kebangsaan kita ini aktif, kritis, partisipatif itu saya kira pengantar Gensi yang dimaksud dengan Pancasila smart and good citizen itu warga negara yang baik itu warga negara yang aktif berpartisipasi dan juga solutif, kontributif tidak hanya kritis tapi juga solutif dan kontributif baik, saya kira itu untuk pengantar kuliah tamu pada pagi hari ini selebihnya Kita dengarkan dengan baik Dengan seksama penyampaian materi oleh Pak Ashari Silahkan nanti teman-teman Ikuti dengan baik, disimak Materi beliau dan di akhir forum Nanti kita akan diskusi, tanya-jawab Yang saya harapkan nanti banyak yang mau bertanya Ini banyak hal-hal Isu sosial politik yang menarik Untuk hari sekarang ini Silahkan Pak Ashari mengunggah waktu dan layar Saya persilahkan Terima kasih Mas Rian Dan segera ya, saya ya Mas Aman Pak Ari. Aman. Jelas sekali. Saya doakan yang ikut Zoom ini sehat walafiat selalu. Amin. Amin. Selalu diberikan kekuatan dan mudah-mudahan nanti ada ilmu yang manfaat pada saat kita berdiskusi kali ini. Mas Riyanda cakep sekali dengan hari ini. Alhamdulillah Pak Ari. Kayaknya udah sarapan ini ya. Insya Allah. Sudah Pak Ari. Makan bergisi gratis tadi Pak Ari. Iya. Makan bergisi gratis. Oh, sudah mulai ya. Terima kasih sahabat-sahabat, kawan-kawan, teman-teman saya semua. Ini adik-adik saya semua ini karena saya baru tahun yang lalu di Wisuda, register di UNESA. Saya juga mohon doa, nanti-nanti lagi meneruskan dokter. Amin, amin. Kita lihat ini karena pemerintah ini. kebetulan saya di pemerintahannya agak sedikit perlu fokus kayaknya ya dari waktu yang longgar nanti untuk ngurusin S3 ada dari saya semua yang sangat saya banggakan saya cintai generasi penerus bangsa saya mulai, Assalamualaikum Wr. Wb Waalaikumsalam Waalaikumsalam Wr. Wb Selamat pagi, selamat sejahtera, bahagia selalu untuk kita semua. Disyukur Alhamdulillah, salawat serta salam kita dihadirat Rasulullah serta para wali, para pahlawan yang sampai hari ini kita masih bisa menghirup udara segar, bisa kuliah, bisa mencari ilmu. Ini kenikmatan yang luar biasa karena negara yang lain belum tentu kayak gini. mungkin di Palestina ini hari ini sudah perang misalnya kan di negara-negara yang lain banyak pengusuran, banyak kacauan tapi Alhamdulillah kita masih dengan ketenangan dan bisa fokus untuk melakukan kajian-kajian berdiskusi tentang Pancasila Mas Riyanda dan teman-teman ada di sebuah sekalian saya sebenarnya mohon maaf Nanti insya Allah satu jam ya, karena saya harus ikutin rapat berikutnya. Lain waktu kita akan sambung, tetapi ada waktu satu jam lah. Nanti kita maksimalkan dengan baik, agar kiranya apa yang nanti kita diskusikan bisa menambah kemanfaatan sekaligus menambah ideologisasi kita untuk membangun negara, untuk membangun bangsa, bagaimana agar kiranya kita menjadi manusia, kader bangsa. yang bisa bermanfaat untuk negara republik yang kita cintai ini. Teman-teman sekalian, tahun 2020 ini belum saya update ya, tapi ini monumental sekali. 2020 itu di data BPS ada kurang lebih 270 juta penduduk, 270 juta penduduk Indonesia. Dan hebatnya 64 juta adalah pemuda. Nah artinya bahwa ada kurang lebih 40-an persen yang pemuda dan 88 persen di antara mereka, di antara pemuda itu adalah yang punya handphone. Jadi klasifikasi ya, penduduk sekian orang 270, lalu diambillah 64 juta. Dan 64 juta itu 88% atau 90% ya hampir 90 ya itu menggunakan handphone. Lalu kemudian dari 88% yang punya handphone ini yang menggunakan media sosial. yang menggunakan internet, yang dia aktif di berbagai macam media, itu 80%. Artinya bahwa pemuda sekarang dari 88 itu, 80% dia menggunakan internet. Termasuk saya yakin sahabat-sahabat, adik-adikku semua yang di sini tentu menggunakan handphone, menggunakan internet. Karena belum tentu loh, orang punya handphone itu lalu main internet, belum tentu. Kadang saya juga begitu, sehari karena lupa kan, nggak ngecek Facebook, nggak ngecek Twitter, karena dari survei yang kita terima, bahwa dari 88 persen itu semua pakai input dan menggunakan internet. Teman-teman sekalian, mungkin ini sebetulnya berapa mas, rianda rata-rata? Mas, rata-rata sebetulnya berapa ini? Dua. Dua ya? Kalau dua, kalau dua, kira-kira ya kelahiran tahun 2000-an lah ya. Kalau 2012, 2015, saya kira yang ngikutin kuliah ini langsung masuk ke golongan, golongan bukan lagi milenial, tapi sudah gen Z. Nah, kalau saya, Sudah milenial Karena kelahiran saya di tahun 80-an Sudah masuk milenial Nah yang Gen Z ini yang Semestinya harus pula Dihadapi baik tantangan Potensinya sekaligus Langkah apa yang harus Dilakukan ketika Kita sudah masuk dalam Gen Z itu Pertanyaannya adalah siapakah Gen Z itu Besaiki Eh, mohon maaf. Saya pakai bahasa campuran ya. Sekarang coba dievaluasi masing-masing termasuk saya ini. Tangi turu, bangun tidur, atau mau tidur yang dicari apa? Kalau yang dicari itu handphone, maka Anda masuk golongan Gen Z. Pak, pertanyaannya, sekarang itu enggak Gen Z? Aja, bangun tidur, mau tidur, yang dicari handphone. Kemudian, Lebih seneng baca lewat berita screenshot, sorry, berita bisa screenshot, bisa WA, bisa pakai apa namanya, gadget atau pakai TV, atau pakai YouTube. Atau lebih buruk lupa, kalau kemana-mana lupa bawa dompet atau bawa handphone. Nah kan. Apa namanya, ini semua menjadi evaluasi untuk kita. Saya ini tergolong yang mana sih? Nah, kalau kemana-mana bawa handphone, atau mungkin bahkan dari sekian ini, ada yang punya penyakit ini. Penyakit apa? Kalau ke kamar mandi bawa handphone. Sampai segitunya ini. Untuk yang ketawa-ketawa itu, Pak Iza apa itu kayaknya, juga ke kamar mandi pakai handphone itu ya. Lalu... Ada juga yang tipologinya gak bisa diem, bawaannya itu pengen ngecek HP aja. Gak ada WA masuk, gak ada ini, mungkin lihat status orang. Pokoknya pengennya itu pengen ngecek handphone aja. Nah kemudian sensitif, ada getar itu, ada bunyi handphone. Oh handphone saya, padahal handphonenya temennya. Sangat sensitif. Ada getaran, ada bunyi, itu bagian dari karakteristik kita di zaman. Nah, pertanyaan berikutnya adalah yang 80% saat itu, saya sampaikan 81% itu yang pakai, menggunakan handphone untuk media sosial, punya akun sosial yang lain. Ada banyak kan, ada X atau Twitter, kemudian ada Instagram. Saya kira teman-teman familiar lah Soal media sosial itu Kemudian sering mengekspresikan dirinya Lewat status Gak tau itu maunya Dilihat, maunya cari Muka, maunya Menyombongkan diri, membanggakan Atau maunya Berbagi kesedihan Nah ini semua menjadi karakteristik ya Karena ya nanti itu Bagian dari Kita pilih apakah nanti itu menjadi tantangan atau potensi atau bahkan menjadi penyakit bagi gen Z. Itu nanti akan kita bedah setelah penjelasan ini. Lalu juga ada lagi yang mungkin sebagian besar kita juga cari wifi gratis. Kalau nggak ke work shop, misalnya begitu. Atau ke cafe, atau ke kampus, ke perpus, yang itu gratis. Menandakan bahwa kita kalau nggak ada wifi nggak enak nih. Kalau nggak ada ini nggak enak. Karena apa? Satu, keterbatasan. Mungkin pembiayaan ya, sehingga cari tumpangan atau cari... agar kita bisa ke internet, banyak cara ya, termasuk catering temennya. Bagi dong. Itu bagian dari semacam keinginan yang tidak bisa ditunda atau mungkin bahasalah kecanduan soal internet, sehingga itu menjadi karakteristik di gen Z ini. Kemudian kaitan dengan informasi. Dia seringkali cari informasi, nggak ke tetangganya, nggak ketemunya, tapi lewat... medsos dulu, kayak tadi Mas Riyada kenal sama saya WAWan tapi dia cari dulu di media saya, ya disini disini, gitu kan, ya itulah karakteristik di Gen Z ini, sehingga ketika kita sebelum kenal sama orang di tracking dulu di medsosnya ini memang menguntungkan sekaligus menjadi tantangan yang kita hadapi sehingga perilaku-perilaku yang hari ini berlaku seperti yang Saya sebutkan di awal mulai bangun Sampai mau tidur Sampai tidur lagi Sampai bahkan kemar mandi Semua pakai kepala namanya membawa handphone Bahkan kalau gak bawa itu kayak stress gitu Kayak kehidupan itu udah berhenti Nah itu kan menjadi penyakit Yang menjadi apa ya Perlu solusi yang perlu kita bedah Di pertemuan kali ini Teman-teman sekalian Kaitan dengan tantangan Yang dihadapi oleh KTZ adalah pertama dia ini kadang sering depresi Kenapa depresi depresi karena merah nah ini kemudian seringkali orang berkenalan bermasyarakat itu belum dilakukan karena cukup dengan dengan informasi yang diterima di gadget atau di handphone yang dimilikinya. Kemudian yang kedua, tantangannya lagi adalah perubahan ekonominya sangat cepat. Nah kalau sangat cepat, mereka seringkali menghadapinya itu juga cepat, tanpa harus berpikir bagaimana soal kebenaran. Bagaimana soal kevalitan. Nah inilah kemudian menjadi bagian tantangan yang dihadapi oleh Gen Z. Nah selanjutnya adalah soal keamanan digital. Mohon maaf Mas Riana dan teman-teman sekalian. Ini kan kita harus belajar pinter-pinter untuk mescreening sekaligus menjadikan media sosial itu benar-benar memanfaat untuk kita dalam hal kebaikan ya. Bisa jadi kemudian isu keamanan, suprivasi, kaitan dengan penyalahgunaan handphone. Contoh, merekam hal-hal yang gak baik. Kemudian mendownload hal-hal yang mungkin itu bisa mengganggu psikologi kita. Nah, ini kayak begini-begini. Ini kan kalau gak di-screening, atau gak diberikan mewasan kebangsaan, Pancasilais, keagamaan, tentu problem-problem tantangan. tentang sekuritas dari informasi, ini sangat menjadi bagian yang perlu dihadapi dengan benar-benar agar tidak mengganggu aktivitas ke depan yang berbau atau mengarah ke negatif. Kemudian yang terakhir soal tantangan adalah kemungkinan kemampuan menangkap proses menyimpan informasi ini menurun. Karena apa? Yang ditangani, yang di... apa namanya, pegang yang dipercaya hanya handphone. Keterangan seseorang itu kadang menjadi salah keliru ketika handphone ini menjadi bagian penting informasi yang dipegang benar-benar. Padahal juga belum tentu. Nah, menangkap, menyimpan informasi inilah yang kemudian perlu berimbangnya. Nah, tantangan-tantangan kedepan ini saya kira perlu dihadapi dengan bijaksana, dengan tentu Menambah wawasan, berdiskusi seperti ini. bagian penting untuk bagaimana kita menghadapi tantangan Genset kali ini. Termasuk kadang itu cenderung sulit menghargai proses. Mertidak hati lah, cepat lah, mau dimasak mie misalnya, wah nggak mau, maunya gufud, nah gitu-gitu. Nah proses-proses beginilah yang kadang Genset ini kurang menghargai, padahal tentu proses ini sangat penting untuk kematangan sekaligus. Menjadikan kita lebih dewasa dalam mengarungi kehidupan di zaman-zaman berikutnya. Termasuk ada penggunaan bahasa-bahasa yang berbeda dengan periode atau umur atau zaman sebelumnya. Kalau saya tak terhari-hari ini yang tinggalin aja, itu kayaknya keren ya. Tapi untuk di zaman saya milenial, tinggalin aja itu kayak apa ya, kayak nggak menghargai gitu. You mau pancasilis, takgar tinggalin aja. Nah kayak gitu-gitu ini perlu semacam penyamaan pandangan bahwa Gen Z ini hadir tidak kemudian langsung. Ini stand, tetapi ada proses panjang. Di zaman dulu ada pra-kemerdekaan, ada merdeka, ada mengisi kemerdeka. Sampai hari ini ada milenial sampai Gen Z. Nah ini proses-proses kehidupan ini yang tentunya bisa. Kita raih, kita jadikan pengalaman Sekaligus pengetahuan Untuk menghadapi tantangan-tantangan kehidupan yang selanjutnya Kemudian Tantangan yang paling akhir adalah Kemampuan memencah masalah ini menurun Problem itu kan tidak harus Diselesaikan melalui Apa namanya Handphone atau dunia maya Kadang lewat dunia maya Tidak selesai Perlulah pemencah masalah Secara verbal Nah, pemencar-pemencar masalah beginilah yang kadang karena kita terbiasa pakai handphone, dianggap, ya sudah lah, kita kan udah WA, kita kan udah menyapa, padahal itu belum selesai. Kalau nggak dihadapi dengan betul, maka problem tantangan itu nggak akan selesai. Nah, seringkali, Gen Z, ini mentang-mentang kehidupan teknologi ya, itu dikira udah janjian sama orang itu udah pakai WA aja, batalin. Ya, mohon maaf ya, gue batalin ya. Nah, udah aku WA. Nah, contoh-contoh begitu itu ya. kadang bertentangan dengan kehidupan dahulu kala sekaligus nilai-nilai perjuangan Pancasila dan nilai agama yang mungkin sama-sama kita yakini di dalam kehidupan ini. Teman-teman sekalian, yang perlu saya sampaikan berikutnya adalah soal dinamika. Dinamika Gen Z ini tentu banyak sekali, terlalu banyak paparan dan alat bantu teknologi, kemudian... Mengandung lagi banyak informasi Dan mudah mendapatkan yang diinginkan Sekarang aja Anda mau apa aja bisa Karena apa? Mudah mendapatkan informasi yang diinginkan Mau cari air minum Apa aja bisa Mau cari ballpoint Apa aja ada Mau cari peda motor misalnya Handphone misalnya Apapun lah yang keinginan teman-teman sekalian Sangat mudah sekali Dan inilah kemudian menjadi tantangan dan dinamika bagaimana kemudian kita menjadi sosok gen atau pemuda yang kurang fokus dalam analisa mendalami. Nah ini tentu menjadi tantangan sekaligus dinamika bagi gen Z dan saya kira ini perlu berdiskusi nanti ya kaitan dengan materi-materi yang saya sampaikan ini dengan teks dan konteks dual yang ada di dalam kehidupan teman-teman sekalian. Kemudian tidak siap menghadapi masalah. Tidak cukup pengetahuan, namun ingin segera. Sehingga menimbulkan banyak masalah emosi atau relasi dan sebagainya. Maksud kita adalah bahwa menghadapi masalah itu dicuekin aja selesai. Nah begitu juga, kadang masalah itu memang, mohon maaf ya, masalah itu ada tiga kalau versi banyak orang di luar sana ya, di luar konteks intelektual. Ada yang masalah itu dibiarkan selesai-selesai sendiri. Ada yang masalah harus segera cepat diselesaikan. Ada yang dikomunikasikan, diselesaikan, untuk segera selesai dengan tempo tertentu. Jadi cepat, tempo tertentu, yang kedua dibiarkan selesai-selesai sendiri. Nah, masalah-masalah begini kan harus cukup pengetahuan. Nah, bagi Ken Z, ingin segera menyelesaikan masalah, kemudian... ingin menyelesaikan tugas nah inilah kemudian sangat minim sekali Sehingga ini perlu pendampingan sekaligus perlu solusi-solusi untuk dinamika yang dihapus oleh gen Z. Termasuk informasi yang diterima itu sangat minim sekali karena hanya cover-nya saja, tidak mendalami. Nah ini kan perlu pendalaman kaitan informasi. Ini bahaya sekali kalau informasi itu hanya diterima cover-nya saja, tidak mendalami masalah utuh yang dihadapi di setiap masalah yang ada. Teman-teman sekalian, Mas Riyadah yang saya banggakan, saya cintai. Gen Z ini harus berkarakter Pancasila. Kenapa? Kita ini harus bersyukur bahwa hidup di Indonesia itu hidup yang paling nyaman. Negara yang paling nikmat. Negara yang diberikan oleh Allah Tuhan Yang Maha Kuasa dengan segala kelebihannya, dengan segala kekayaannya sampai hari ini damai. Ya meskipun... Saya kemarin hari apa ya, sekarang ini hari Rabu, hari Senin, didemo oleh mahasiswa di kantor DPRD Provinsi, sekian ratus, bahkan ribuan ya teman-teman di kantor itu, untuk berdemo, intinya cuma satu bahwa mereka kepingin negara ini bisa lebih baik lagi. Nah kayak begini saya senang, karena Pak, dari Gen Z kita ini sudah melakukan ekspresi. berbentuk demonstrasi karena yang diyakininya bahwa lewat demonstrasi itu bisa kemudian menambah kekuatan dan power untuk menata kehidupan di masa-masa yang akan datang. Pemuda Indonesia didominasi oleh pemuda. Penduduk Indonesia didominasi oleh pemuda. Hampir 65 juta lho, atau sekitar kurang lebih. Kalau misalnya pemuda tadi ya saya sampaikan di awal, 64. 65 juta itu semua 80%nya pakai handphone coba dari peta ini yang teman-teman bisa lihat untuk post Gen Z setelah lahir tahun 2013 dari 270 juta jiwa penuduk Indonesia itu sebesar 10% Gen Z 97-2012 persen. Kemudian milenial. Nah, milenial ini, teman saya, 25 persen. Masih banyak Anda sekalian itu. Nah, mungkin Bapak, Ibu, jenengan, adanya sekalian, itu di lahiran 11 persen loh. Konco ini semakin titik. Nah, ini kan menurut data statistik. Semakin hari, semakin bulan, semakin tahun, semakin kesini, tentu gen-gen ini akan kemudian tumbuh menyesuaikan kehidupan. Dulu minimal di zaman saya tidak segencar ini internet. Kalaupun ada informasi atau internet, kita harus ke kantor desa dulu atau ke kantor pemda. Sekarang kan enggak itu. Di warung kopi ada, di jalan ada, bahkan di handphonenya udah paketan lebih murah-murah sekarang ini kan. Nah ini kan semakin cepat lanjut informasi, semakin cepat ilmu pengetahuan, dan kita semestinya harus menjadi bagian filter bagaimana menilai mana yang negatif, mana yang tidak positif. Terima kasih sekalian bagaimana kemudian kita menyikapi terhadap Pancasila. Berharap pemuda itu peduli sebagai agen perubahan. Pemuda harus bertanggung jawab membuat perubahan. Karena apa? Selain merubah diri kita, juga berkewajiban untuk merubah negara dengan sebaik-baiknya. Sekurang-kurangnya itu pada lingkungan kita lah, sekitar keluarga, kalaupun misalnya di kelas, kalau hal-hal yang kurang baik bisa ditata kembali, kalau itu terlalu negatif, ini juga diberikan pendampingan. Kita ini pemuda, ini menjadi agen perubahan. Namanya agen, itu ya semuanya masuk. sehingga kita bisa memperbaikinya selaku pemuda untuk benar-benar negara ini menjadi negara yang benar-benar kita capai sesuai dengan cita-cita harapan kita semua teman-teman sekalian empat visi pilar Indonesia ini sudah tercantum dalam undang-undang 45 kemudian yang pertama saya sampaikan pembangunan manusia ini SDM kaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi Yang kedua, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Yang ketiga, pemerataan pembangunan. yang adalah pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan. Mungkin hari ini yang di pemantapan nomor 4 ya, pemantapan ketahanan nasional, tata kelola pemerintahan, saya mungkin ada di sini. Tapi teman-teman, mungkin berarti di nomor 1. Mungkin teman-teman ada di nomor 2. Nah kita sama-sama pemuda. Saya kira visi Indonesia ini kita sama-sama wujudkan agar kiranya hari ini dan masa depan kita bisa sama-sama untuk bermanfaat bagi semuanya. Teman-teman, yang paling akhir kita akan menghadapi era sosialitas ini saya kira lebih panjang lagi ya nanti khusus ini, tapi itu pasti akan kita hadapi oleh karenanya ada potensi dan tantangan. Potensi kita yang bisa kita raih, yang mungkin peluang besar adalah menciptakan pertumbuhan dan perkembangan negara, kemudian memicu pertumbuhan ekonomi negara, menaikkan PDM atau PDB atau kemudian minimal itu menjadi bagian untuk potensi lingkungan yang berada lingkungan pada kita berada tapi, hanya apa kita menghadapi loh, di tengah kita jumlah pengangguran meningkat apalagi efisiensi tadi mas dari Anda Sebenarnya Pak, hari ini ya, peta alasinya, kita tunggu terlebih dahulu ya, teman-teman. Mas, halo Mas. Ya, mohon maaf, pakai handphone akhirnya. Yang ada error di GD. di laptop. Siap-siap Mas Harim. Saya kira panjang sekali yang saya sampaikan risikonya bahwa Pancasila adalah dasar negara kita selaku pemuda, tentu kita mengikuti sekaligus menikmati hasil perjuangan hasil pemikiran, hasil tenaga para founding kita yang telah merunguskan dalam bentuk Pancasila. Saya kira itu teman-teman sekalian, saya terima kasih banyak sudah diberikan kesempatan untuk berdiskusi, untuk menyampaikan sedikit ilmu yang mungkin barangkali bisa nanti dimanfaatkan atau mungkin barangkali bisa disempurnakan. Saya senang sekali hari ini bisa bertemu dengan adik-adikmu sekalian. Terima kasih. Kalau saat ini ada hal-hal yang perlu diskusikan, kami siap untuk mendiskusikan. Semoga nanti ada hal-hal baru secara konteksual di masing-masing lingkungan sehingga ada rungusan-rungusan. setelah pertemuan kali ini. Terima kasih Mas Riyadah, terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih Pak Ari atas penyampaian materinya tentang Gensi yang berkarakter Pancasila, smart dan good citizen. Ini berhubung beliau tadi di awal menyampaikan ada agenda rapat dari Pura. Insya Allah besok pelantikan Pak Ari ya, gubernur ya, pakil gubernur. Iya, tapi di Jakarta, Mas. Oh, di Jakarta. Baru-baru Jakarta, terus ke sini, ke Jawa Timur. Jadi, tanpa mengurangi waktu ya, agar efektif teman-teman bisa berdiskusi dengan beliau. Jadi kita buka tanya-jawab dulu ya, Pak Ari ya, lebih kurang. Sudah ada, Pak Ari. Tanpa saya ini, ada yang resent. Sudah ada dua ini ya. Oke, kita langsung saja. Hai mentara tiga ya nanti jika ada waktu dan Pak hari masih bisa ya terbuka ini jam 4 ini sebab ada tiga dan sampai 4 ini dulu Nanti kalau ada waktu kita tambah ya ini teman-teman yang bertanya ini juga bisa menjadi apa namanya nih menjadi perwakilan itu ya dari teman-teman masuk lainnya Ada Mbak Iza, ada Mbak Hoiro, Hieronymus, ada Mbak Alenia. Ada empat orang. Pak Ari, kita tampung dulu atau satu-satu, Pak Ari? Langsung aja, tampung semua. Semuanya ya, semuanya bertanggung jawab. Baik, mogok Mbak Iza ini ya. Silahkan Mbak Iza. Baik, Bapak. Terima kasih atas kesempatan dan waktunya. Perkenalkan, saya Iza Tundi Salih Tiarohma. dari Prodi PPKN Angkatan 2024. Di sini saya izin bertanya, Bapak. Di tengah-tengah kemajuan teknologi yang semakin maju, ada istilahnya yang namanya personal branding. Di mana setiap individu yang memiliki kemampuan, bakat, prestasi, ataupun akademik itu dipost di berbagai media. Sehingga mereka itu menunjukkan bahwasannya. Oh ini loh ternyata... prestasi saya, kemudian kemampuan saya nah, di sisi lain kemudian di media sosial, itu teman-teman ataupun anak-anak yang lain jika melihat postingan tersebut, itu merasa insecure merasa dirinya tidak bisa seperti itu, sehingga mungkin dirinya tidak memiliki motivasi untuk berkembang, jadi bagaimana cara mengatasi sikap Yang baik ketika teman kita itu upload berbagai prestasi di media sosialnya. Supaya kita juga ikut memiliki motivasi yang sama. Juga ikut berkembang dengan yang sama gitu Pak. Terima kasih. Oke lanjut. Oke baik terima kasih. Baik saya sudah selesai mencatat. Berikutnya Mbak Fairu Anissa. Sebutkan prodinya ya. Terima kasih Bapak Rienda. Izin bertanya kepada Bapak Azhari. Perkenalkan nama saya Khoirwanisa dari Prodi PGSD 2024. Di sini saya izin bertanya. Dalam kehidupan digital, kan banyak sekali generasi Z yang lebih memilih mencari informasi dari media sosial ketimbang dari sumber yang kredibel. Yang dimana itu seringkali menyebabkan penyebaran hoax dan disinformasi. Jika kebenaran dapat dengan mudah dimanipulasi oleh algoritma dan kepentingan tertentu, maka pertanyaan saya bagaimana mungkin mereka bisa menjunjung tinggi sila kelima tentang keadilan sosial yang didasarkan pada informasi yang tidak selalu objektif. Seperti itu Bapak, terima kasih. Oke, terima kasih. Berikutnya, yang ketiga ini ada Mas ya. Mas Hieronymus Nangabupu, oke kami persilakan. Oke baik, terima kasih kesempatan yang diberikan kepada saya. Ijin bertanya Pak berkaitan dengan materi yang sudah dipaparkan tadi. Mungkin kedua teman saya itu melihat permasalahan itu dari faktor internal dari generasi Z. Saya mencoba untuk melihat dari paradigma faktor eksternal yang disebabkan kenapa generasi Z itu tidak bisa berkembang. Mari kita berkaca pada saat ini. di mana banyak tagar yang menyatakan kabur saja dahulu. Artinya di sini kita bisa melihat adanya permasalahan di sistem birokrasi. Pertanyaan saya, bagaimana generasi muda ini atau generasi Z mampu berkembang, mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi berkait dengan permasalahan disampaikan oleh teman-teman saya, rekan saya sebelumnya, sedangkan sistem birokrasi tersebut tidak mampu menyediakan layanan publik yang baik, tidak mampu memberikan... dan sosialisasi yang baik, dan bahkan kita bisa melihat angka pengangguran dan lain sebagainya. Nah bagaimana cara mengatasinya? Apakah hal tersebut, dari masalah tersebut kita bisa melihat bahwa apakah sistem birokrasi kita saat ini sudah berjalan dengan baik dan benar? Itu saja pertanyaan dari saya. Terima kasih. Oke. Baik. Luar biasa ini Pak Ari yang lagi bombing juga. Kabur aja dulu ya Pak. Iya, iya. Pak Ari. Oke, terima kasih Mas Hieronimus Nanggabubu. Berikutnya, terakhir dulu ya sementara ya, Mbak Alenia. Empat orang dulu ya. Silahkan Mbak Alenia. Baik, Bapak Riyanda, terima kasih atas kesempatannya. Perkenalkan, saya Alenia Rahmadini dari Prodi S1 Ilmu Hukum. Terkait pendidikan Pancasila dan juga keluarga negaraan ini merupakan suatu pendidikan yang memang sudah ada sejak zaman sekolah dasar hingga bahkan terus sampai kuliah. Tetapi banyak generasi muda Genzi utamanya, itu yang hanya paham terkait, oh Pancasila itu begini tanpa paham esensi atau substansi betul dari Pancasila itu. Sehingga banyak sekali hal-hal yang dilakukan oleh generasi muda atau Genzi itu tidak sesuai dengan Pancasila. Nah, padahal Indonesia sendiri itu memiliki visi besar yaitu Indonesia Emas 2045. Sebagai wujud dari satu abad Indonesia telah... merdeka. Pertanyaan saya adalah Pak, apakah Indonesia Mas 2045 ini benar-benar bisa terwujud ketika mentalitas dari generasi mudanya sendiri saja tidak paham terkait ideologi Pancasila ditambah peran pemerintah yang sepertinya tidak begitu ikut andil, maksudnya adalah abai dibuktikan dengan seperti adanya demonstrasi yang besar-besaran di beberapa daerah, lalu juga tagar terkait Indonesia gelap dan juga lain sebagainya, seperti itu. Terima kasih Bapak. Oke, luar biasa ini Pak Ari ya. Luar biasa. Petis sekali ini ya. Emang masih banyak ngampu Pancasila dan Keluarga Negaraan ini. Pak Ari, keempatnya dicatat tadi atau saya coba review? Review, review, Mas. Oke, baik. Yang pertama ada dari Mbak Iza ini ya, dari PPKN. Jadi ketika ada teman-temannya ini, sesama mahasiswa, sesama sebahaya itu, mempost dirinya yang prestasi yang luar biasa, yang... personal branding, namun di sisi lain ada anak yang itu kurang berprestasi justru malah insecure. Bagaimana menyikapi dinamika ini? Begitu Pak Ari? Mungkin satu dulu Pak Ari gitu ya? Mbak Iza, jadi putus apa tadi? PPKN. Pertama soal personal branding. Nah, personal branding, lalu ada insecure, mungkin nggak pede. atau kurang percaya diri, kemampuan. Saya kira ini sangat konteksual ya. Jangankan masyarakat mungkin di keluarga kita, memang diciptakan, kadang kakaknya lebih kemampuannya, sorry, kakak adik, kemampuannya lebih daripada adiknya, lebih unggul daripada kakaknya. Ini aja di keluarga. Kemudian kita... Naik lagi ke soal lingkungan. Di lingkungan juga sama. Kadang orang itu loh ya, ini gak pernah kuliah misalnya gitu. Ini dulu bolos, tapi kok sekarang dia lebih sukses ya. Nah, ini lingkungan kita. Belum lagi lebih lebar. Di mana? Di media sosial. Kita membanggakan diri, bahwa saya ini loh bisa begini, saya udah mendapatkan penghargaan ini. Semua memang ditunjukkan oleh... oleh si Doi untuk bagaimana membranding dirinya. Tapi begini yang jelas, bahwa tantangan yang kita hadapi di Genset kali ini adalah bagaimana kita bisa, tarakutin, menjual diri agar kemampuan diri kita bisa terbaca dan bisa menjadi bagian untuk memberikan kontribusi buat masyarakat. Misalnya begini, Mbak Iza itu dia Sangat konsen, sekaligus senang gemar kepada merias. Merias-merias kalau ada pelantin, misalnya ada acara-acara, dia senang sekali. Maka itulah, tanah kutip, promosi jual branding kita bahwa kalau mau memakai jasanya perias, maka Mbak Iza adalah bagian dari yang bisa dimiliki oleh. oleh masyarakat kita, atau dimiliki oleh Mbak Isa itu. Nah, maka solusi di antara itu adalah pertama, jangan menutup diri, membuka diri terlebih baik. Karena Pak ini menyikapi sikap psikologi penyakit yang namanya ketidakpercayaan diri, atau minder. Itu Mbak Isa bisa ya? Kenapa loh? Aku diri ini kok nggak bisa? Maka bukalah diri bahwa, oh iya ya. Mbak Isa bisa, saya mestinya harus bisa. Caranya bagaimana? Ya minta belajar ke Mbak Isa. Atau minta tutorial, mencari tutorial yang lain di media sosial, YouTube, atau lain sebagainya. Atau bisa lewat offline. Nah, intinya bahwa jangan menutup diri karena informasi, kemudian ilmu pengetahuan, dan teknologi itu semakin hari semakin cepat. Kalau Anda masih tidak membuka diri, maka yang akan terjadi adalah minder, tidak percaya diri, bahkan mungkin depresi. Nah ini bahaya, oleh karena dengan membuka diri itu, insya Allah keterbukaan, solusi, aktivitas, bahkan penyakit minder akan hilang. Kemudian yang perlu dipegang lagi oleh mungkin sebagian besar yang diwakili Mbak Iza adalah pakai ungkapan everyone. Semua orang harus Happy Karena dengan happy itu, maka aktivitas, kemudian kreativitas, inovasi bisa tumbuh, berkembang. Karena kita happy, makanya dengan cara apapun orang mencari kehappiness atau kesenangan, itu adalah bagian mengekspresikan diri untuk menghindari hal-hal yang kemudian bisa negatif. Maka dari itu, menurut saya, untuk pertemuan kali ini bagi Gen Z, Sahabat-sahabat Alisa Genzak, tentukan kegembiraan Anda apa sejak ini. Jangan-jangan Anda tidak punya kegemaran. Anda gemar apa? Ini penting untuk menancapkan sekarang, kemudian untuk memproyeksikan langkah masa depan. Ini masih panjang masa depan. Ini masih terus berlanjut masa depan. Maka tentukan kegembiraan apa. Kalau sudah gembira, Pak Insya Allah jalan itu akan menjadi enak, lempeng. Dan pasti ada solusi jalan untuk mencapai kegembiraan, kegembaran yang Anda miliki semua. Selanjutnya, Mas Riana, saya juga mencatat ini soal tidak objektif. Bagaimana Gensi bisa menjunjung sila lima, atau mungkin ya kelima sila itu lah Pak Mas Riana. Di tengah berita-berita atau informasi yang dis-objektif atau tidak objektif. Memang, bahasa apa tadi yang saya? Ini Mbak Anissa. Mbak Anissa ya. Mbak Anissa. Gensi itu peran gitu, mengambil sikap. Pak Ari, kalau berita-berita itu bohong semua. Ini Gensi ini gimana gitu ya, beritanya benar. Ya, memang kecepatan informasi kemudian tidak ada yang kemudian faktual validasi, tidak ada lembaga yang memvalidasi itu sehingga kita... dipaksa untuk menilai apa yang kita hadapi. Nah, pertanyaannya adalah, bagaimana kita objektif? Lawang gimana mau objektif? Sekarang aja banyak editan-editan itu kan. Contoh misalnya, kapan hari ada viral tentang pengajian Gus Niftan. Padahal itu editan misalnya. Atau memang benar adanya begitu. Ini kan... kehidupan tantangan yang harus kita hadapi. Pertanyaan adalah bagaimana cara menyikapinya? Pertama, selaku mahasiswa ini kalau di pemerintahan ada namanya Dinas Informasi dan Komunikasi, Infokom. Nah, ini untuk apa? Untuk memproteksi sekaligus men-screening. Apakah informasi ini layak untuk ditayangkan atau tidak? Karena kalau enggak... Derasnya informasi akan membuat kita semakin kacau ini. Yang ketiga, kalau saat ini ada ketidaknyamanan atau ketidakobjektifan dalam penulisan berita, di TV, di Youtube. Nah, negara sudah menghadirkan namanya Dewan Pers. Kalau siapa yang nulis keliru apa itu bisa mengesana. Prinsipnya memang derasnya informasi lewat teknologi, lewat Youtube. lewat WhatsApp, lewat media sosial yang kita hadapi, memang tidak kemudian itu menjadi salah pemerintahnya atau mungkin salah yang punya YouTube, bukan. Tetapi diri kita harus bisa kemudian menjadi bagian untuk menilai secara objektif dengan data-data yang kita kumpulkan. Intinya, jangan mudah-mudah untuk percaya. atas informasi yang sampai kepada kita. Harus divalidasi, harus diverifikasi, bahkan kalau perlu ke kantornya, kalau perlu ke sumburnya untuk menentukan apakah benar informasi itu yang kemudian kita jadikan rujukan dalam melakukan langkah-langkah kehidupan ini. Kemudian Mas Imas. Imus apa Imas? Ironi Mas tadi. Mas Imas ya. Apa tadi Mas? Soal fitur. Ini menyoal faktor eksternal di luar diri Genzi, Mas Ari. Bagaimana Genzi ini mampu beradaptasi dengan teknologi, sementara sistem prokrasi dinilai oleh masing-masing ini tidak mampu memberikan layanan yang baik, tidak mampu memberikan pekerjaan yang, lapangan pekerjaan, sehingga ada aspek agar itu kabur aja dulu. Oke, oke. Ya, monggo, Mas Ari. Ya, ini kabur aja dulu ini juga apa ya? Senang sekaligus menangis. Senangnya karena... Teman-teman ini, mahasiswa, terutama yang kemarin demo itu, bahwa problem yang sekarang dihadapi oleh negara, oh kabur aja deh, aku pengen lebih baik. Itu aku senangnya. Tapi sedihnya, ketika ada perubahan begini, jangan kabur dong. Akhirnya kita sama perbaiki. Ini teman-teman pada kabur kemana sih? Kalau ngopi ya oke lah, kita ngopi-ngopi kan. Nah ini menjadi dua sisi yang harus dicerna agar kabur aja itu mengharilagiin. Tapi menurut saya ini mahasiswa harus, pemerintah-pemerintah terutama, teman-teman saya di UNESA harus benar-benar menyeleksi ya, kabur itu kabur dengan situasi begini atau kabur yang untuk memperbaiki. Maka menurut saya, saya kebetulan senior Anda semua, senior mantan, bukan mantan ya, tapi lulusan dari UNESA itu yang kebetulan di DPR Provinsi terus-menerus meminta. kemudian mengontrol pemerintahan provinsi agar keringat tempat-tempat untuk mengkritisi agar hal-hal yang perlu diperbaiki kita suarakan, kita coba ikut serta dalam memperbaiki sehingga masyarakat merasa tenang masyarakat tidak merasa kabur aja dulu tapi pemerintah saya kira mulai hari ini berbenah terutama rupiah Jawa Timur ya mulai berbenah, apalagi insya Allah besok ada pelantikan gubernur baru saya kira ini visi baru baru, kemudian menjadi optimisme bangkit Jawa Timur, dan ini menjadi kehendak sekaligus aspirasi semua masyarakat Jawa Timur lebih baik. Yang terakhir, salah apa Mas tadi? Ya, Mbak Alenia Indonesia, Mas, ketika genzinya ini dinilai kurang memahami Pancasila dengan baik, dan pemerintah yang dinilai ini belum mengambil peran, mengambil keterlibatan yang lebih. Mbak Lina ya? Ale Nia ya? Mbak Nia ya? Mbak Nia, terutama Mbak Nia ya, teman-teman sekalian. Jangan pesimis. Jangan pesimis. Kita ini pemuda yang divasitas oleh negara, yang dunia kita udah semakin maju, semakin terbuka. Yang terpenting adalah siapkan diri Anda. Untuk menghadapi masa depan yang mungkin tantangannya lebih dahsyat lagi. Sekarang tantangannya mungkin informasi, kemudian seli berseliweran, derasnya informasi, mana yang benar, mana enggak. Mungkin suatu saat, itu tidak hanya itu. Tapi tiba-tiba disekui, ini loh yang benar, tanpa ada verifikasi. Coba, nah ini kan menjadi bagian kita untuk menjadi solusi bangsa, untuk menjadi bagian dari verifikator screening. agar para pemuda ini bisa hadir sekaligus menghadirkan dirinya untuk ikut serta memperbaiki bangsa dan negara. Dengan cara apa? Jangan pesimis, optimis lah bahwa negara ini baik-baik saja kok. Dengan cara apa? Perbaiki diri Anda, kualitasnya ditambah, lalu kemudian membuka diri dengan situasi apapun, lalu tentukan langkah kegembiraan Anda. untuk menuju puncak cita-cita yang mungkin sudah teman-teman, ada adik-adik sekalian, camkan sejak awal, terutama sejak dini menjadi mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang kita banggakan. Kita semua bangga, UNESA milik kita, kita bangga, UNESA menjadi bagian penting keberadaan para agen perubahan. Saya bangga hari ini bisa ketemu dengan teman-teman, dan mudah-mudahan pertemuan ini... mungkin menjadi evaluasi sekaligus muhajabah diri untuk menentukan langkah-langkah ke depan lebih baik dan lebih sejahtera lagi. Terima kasih Mas Diyanda. Mas Ari, kita cukup apa ada tiga lagi nih? Termin lagi? Ini? Mas, satu lagi ya Mas? Satu lagi ya? Satu lagi berarti, mohon maaf, yang kita bisa berikan ruang ini Mas Aliful atau Titip ke Mas Aliful pertanyaannya Ya Bapak Terima kasih atas waktu yang telah diberikan Perkenalkan nama saya Irfan Aliful Muna Dari Prodi Teknologi Pendidikan Angkatan 2024 Bapak, seperti yang kita ketahui terkait genzi sendiri yang dihadapkan pada tantangan kesehatan mental yang diakibatkan oleh penggunaan teknologi yang berbelebihan, entah itu HP, komputer, dsb. Itu kita seringkali merasa tertekan oleh tekanan media sosial seperti itu. Standar kecantikan atau standar TikTok yang tidak realistis, kemudian perbandingan yang konstan dengan orang lain, ketergantungan pada media sosial yang dapat... Menyebabkan isolasi sosial dan masalah Kesehatan mental lainnya Lantas bagaimana kita sebagai Gen Z Supaya tidak kedistraksi oleh hal-hal Seperti itu atau mungkin apa yang harus kita Lakukan supaya tidak menimbulkan Depresi maupun memengaruhi kesehatan Mental kami, sekian, terima kasih Mas Ari Mas Ari Langsung ya Oke siap mas, kalau langsung oke Mas Al Irfan Aliful, ini di teknologi pendidikan. Derahnya informasi, kemudian ketidakjelasan penggunaan media, lalu sungguh betapa cepatnya arus informasi yang menghinggap ke kita melalui handphone, media sosial. Ini membuat kita kekhawatiran Ini pertanyaan Mas Mas Aliful ya Menjadi depresi apa Saya kira tadi sudah saya sampaikan di awal Kaitan dengan pencernaan Informasi Penerimaan informasi Saya kira Teman-teman sekalian bisa menggunakan dua hal Yang pertama Tidak bisa kita hindari Informasi deras, maka kita harus membuka diri Membuka diri dengan informasi apapun. Yang kedua, kita harus verifikasi. Kalau nggak begitu, ditelan mentah-mentah informasi ini. Oleh karena dua hal ini menjadi penting sebagai gen Z untuk menanggulangi depresi, kurangnya penyelesaian secara konteksual. Maka dua hal ini. Yang pertama, membuka diri saja. Oh. Ternyata dunia sekarang, Indonesia sekarang, isu terkini adalah Indonesia gelap. Lagi viral hari ini adalah tentang viral kabur aja dulu. Bisa begitu ya? Ini membuka aja diri, ada apa sih kabur aja dulu? Ada apa sih Indonesia gelap ini? Kenapa kok bisa begini ya? Buka aja diri. Jangan kemudian langsung, enggak itu keliru itu. Yang benar kita masih cerah, enggak begitu juga. Oke, ada sisi yang kita perbaiki. Ada sisi yang kemudian kita teruskan, ini bagian dari dinamika dalam proses untuk demokratisasi kehidupan berbangsa dan pendegara. Kemudian yang kedua, kita dihadapkan pada derasnya informasi, cara-cara adalah kita harusnya memverifikasi, memvalidasi informasi itu. Jangan-jangan ini isu segera terorang, jangan-jangan ini memang kenyataannya terjadi di lapangan, jangan-jangan ini hanya... sekedar kita, yes we were nah ini harus perlu verifikasi perlu ilmu pengetahuan untuk memvalidasi itu semua oleh karanya optimisme kita harus selalu kita bangun menjadi bagian penting pemuda untuk memperbaiki bangsa ini ketika kita pandai memverifikasi ketika kita sudah cakep untuk memvalidasi, saya kira langkah yang kita tentukan adalah langkah yang tepat, langkah yang benar untuk perbaikan diri kita maupun untuk negara yang kita cintai. Saya kira cukup, Mas. Baik, terima kasih Mas Ari yang telah memberikan tanggapan, jawaban dari lima penanya mahasiswa kami, mahasiswa UNESA. Karena Pak Ari juga akan ada kejadian lanjut, teman-teman mahasiswa, jadi untuk diskusi mudah-mudahan nanti di kapan hari, di lain waktu, kita bisa kembali mengadakan ruang-ruang diskusi. ruang-ruang dialog seperti ini, tidak hanya di masak-masak ini, atau ada acara-acara pro dia dan sebagainya, mudah-mudahan nanti bisa bersilaturahim dan berdiskusi kembali untuk yang tadi Mbak dan Mas yang bertanya. Baik, Pak Ari, dengan tadi Pak Ari telah menyampaikan materi dan disertai diikuti dengan diskusi tanah jawab, maka sampai ya, kita pada acara inti ini, sampai akhir pada acara inti ini, maka sebelum saya kembalikan kepada MC dan kita tutup, kita... kuliah tamu pada pagi hari ini yang sudah siang ya, maka terlebih dahulu saya coba rangkum beberapa statement atau poin-poin penting yang di sampaikan dan diingatkan Pak Ari kepada kita semua yang juga saya rangkum dari slide terakhir beliau itu ada poin pentingnya untuk teman-teman mahasiswa yang kita hari ini hidup di era society 5.0 dan menuju Indonesia emas tadi ya 2045 Gen Z ini tidak hanya membutuhkan literasi dasar kemampuan dasar namun juga harus di Ikuti atau memiliki kompetensi lain yaitu mampu berpikir kritis, bernalar kreatif, komunikatif, olaboratif, dan memiliki kemampuan problem solving, menjadi seorang problem solver. Gen Z yang berkarakter Pancasila itu adalah Gen Z yang memiliki karakter yang mencerminkan Pancasila itu sendiri. Apa itu? Yaitu rasa ingin tahu, inisiatif, kegigihan, mudah berprestasi, mudah beradaptasi, memiliki jiwa kepemimpinan, dan... kepedulian sosial dan budaya. Serta tadi Pak Ari di akhir itu selalu mengajak kita harus membuka diri, harus meningkatkan kemampuan diri, skill diri. Dan yang terakhir, bila mengingat kepada kita, agar optimis optimis Indonesia ini akan maju, akan emas. Kalau di kolom chat ini ada Indonesia menyalah. Kalau isu-isu hari ini Indonesia gelap. bukan meninggalkan Indonesia gelap itu, tapi ayo kita nyalakan bersama. Nyalakan lampu, nyalakan lilin bersama. Agar Indonesia kembali terang. Indonesia menyala. Lebih kurang begitu, Pak Ari. Terima kasih sekali. Sekali lagi kami sampaikan untuk waktunya dan juga materi yang diberikan kepada mahasiswa kami. Mudah-mudahan mahasiswa mendapatkan imun yang bermanfaat dan bisa menerapkan apa-apa yang telah disampaikan oleh Pak Ari tadi. Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih. Oke, Pak Ari. Siap. Mohon maaf kalau ada kurang tepatnya. Ya, Pak Ari. Sama-sama. Baik, kalau begitu saya kembalikan kepada MC kita, Mbak Mina, untuk menutup dan mengakhiri kegiatan kuliah tamu pada pagi hari ini. Saya akhiri juga, selaku moderator, jika ada salah dan kurang, kami mohon maaf. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Silakan, Mbak Mina. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, kita telah sampai di penghujung acara. Terima kasih kepada Bapak Muhammad Azhari atas ilmu wawasan yang sangat bermanfaat. Terima kasih juga kepada Bapak Rian Dhan yang telah memandu acara ini dengan baik, serta seluruh peserta yang berpartisipasi aktif dalam kuliah tamu ini. Sebagai penutup, mari kita lakukan sesi dokumentasi. Mohon untuk semua peserta, tinggalkan kamera. Ya, yuk kita. komentasi dulu Mbak Mina bisa ya screenshot ya Oke semua layar ini berarti banyak kebanyakan ya layar yang aktif saja Mbak Mina silakan yang kedua untuk layar yang kedua yang ketiga Sudah ya Mbak Mina ya? Terima kasih. Dengan demikian berakhirlah acara hari ini. Semoga mendapat ilmu yang bermanfaat bisa menjadi bekal untuk kita menjadi generasi yang berkarakter Pancasilais cerdas dan menjadi warga negara yang baik. Tidak ada kading yang tak retak. Tidak ada salah yang tak termaafkan. Mohon maaf atas segala kesalahan. Sekian, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam Waalaikumsalam