Transcript for:
Perjalanan Kiai Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah

Ladang bakti terbesar Kiai Dahlan adalah di Persyarikatan Muhammadiyah. Sebagai gerakan reformasi dan pembaruan pemikiran Islam, Muhammadiyah sejak awal bertujuan untuk memajukan pengetahuan dan memurnikan praktik beragam kaum muslim di Indonesia. Muhammadiyah adalah bentuk respon Qiyai Dahlan atas situasi yang tidak menguntungkan yang dialami kaum muslim Indonesia.

Dunia Islam tengah goyah. Imperium Turki Usmani mulai rapuh. Sementara berbagai negeri muslim termasuk Indonesia dijajah oleh bangsa barat melahirkan kemiskinan, ketertinggalan, dan kebodohan.

Pada tahun 1912, Kiai Dahlan bersama para koleganya di Kauman Menderikan Muhammadiyah. Nama organisasi ini mengandung usaha untuk mengikuti keteladanan Nabi terakhir, Muhammad SAW. Dalam anggaran... Pada dasar Muhammadiyah di awal pendiriannya itu dijelaskan bahwa sasaran yang hendak dicapai Muhammadiyah ialah menyebarkan pengajaran agama Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi putra, khususnya di Yogyakarta serta memajukan pengetahuan. agama anggotanya.

Dari sebuah lembaga induk ini lahirlah lembaga lainnya yang menjadi tempat penyaluran aspirasi para anggotanya. Antara lain, Aisyah pada tahun 1919 dan Patvaindar Muhammadiyah yang kemudian menjadi Hisbulwatan pada tahun 1921. Kiai Ahmad Dahlan tutup usia pada tahun 1923 pada usia 54 tahun. Ia dimakamkan di kampung Karakajian, Yogyakarta. Meninggalnya Kiai Dahlan bukanlah akhir dari organisasi yang ia dirikan. Walau telah lama wafat, legasi Kiai Dahlan masih terus hidup bahkan kian maju.

Angka-angka berjumlah besar, dengan jangkauan geografis yang luas, kini lekat. dengan institusi pendidikan dan sosial yang dikelola oleh Muhammadiyah, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, Pondok Pesantren, Universitas, hingga klinik dan rumah sakit. yang menjadi aduan dan kemudian menjadi pemandu langkah itu mungkin seperti tadi bisa dibaca di kalau dari suatu Armaun ya lalu kemudian itu bisa dirangkai lalu kemudian dari kesaksian dokter Sutomo kemudian dari asas PKU mungkin orang-orang Muadha sekarang Saya belum memperoleh komentar ya, karena saya yang pertama kali melontarkan dan saya yang pertama kali menemukan. Asas PKU itu begini, Muhammadiyah mendirikan panti asuhan, mendirikan rumah sakit, mendirikan sekolah, mendirikan organisasi itu bukan. Membantu orang yang memerlukan bukan dengan maksud untuk mengubah mereka yang tidak Islam menjadi Islam.

yang Islam tapi bukan Muhammadiyah menjadi Muhammadiyah. Bukan, sama sekali bukan. Semua, semuanya dilakukan demi kemanusiaan.

Sebuah organisasi pada awal mula berdiri dan kemudian bisa membesar, satu, ada orang yang mendukung. Yang mendukung itu adalah orang yang paling dekat. Orang yang paling dekat apa? Tentu keluarga.

Dan kedua adalah dengan keikhlasan. Karena kalau tidak di awal, tidak didasari dengan keikhlasan atau ketulusan untuk membuat doa. organisasi begitu para pendiri para keluarga meninggal maka akan habis yang terjadi adalah rebutan apa yang diminta tapi karena ada ketulusan keikhlasan walaupun dibangun dari keluarga dekat keluarga inti dan keluarga jauh maka tidak kemudian jadi rebutan ahli waris gitu tapi kalau tidak ada tentang keikhlasan dan ketulusan dugaan saya akan terjadi perebutan para ahli waris Inilah warisan Ahmad Dahlan bahwa membuat organisasi Membuat gerakan harus ikhlas sekalipun itu dimulai dengan saudara-saudaranya sendiri atau keluarga sendiri.

Apa yang diwariskan Kiamadahan bahwa membuat dulu di awal membuat sekolah di halamannya sendiri, lalu kemudian di rumahnya sendiri, lalu di masjid, lalu kemudian di halaman keraton, kemudian membuat panti yatim, ya diawali oleh Kiai Suja, lalu kemudian membuat rumah sakit waktu-waktu itu panti klinik. Saat ini... sudah sesuai dan bahkan sekarang bergembang luar biasa.

Tadi seperti saya katakan, seandainya tidak ada warisan keikhlasan yang diwariskan ke Ahmad Dahlan kepada Muhammadiyah, maka amal usaha yang sekarang ada, baik itu rumah sakit, sekolah ataupun panti asuhan dan panti yatim, itu akan menjadi hak milik para keluarga yang disebut ahli waris. Tapi karena diserahkan kepada organisasi, bahwa Rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, ataupun panti asuhan, ataupun panti yatim, itu adalah milik organisasi persyarikatan. Karena itu, sebetulnya, kalau boleh dikatakan, warisan Ahmad Dahlan adalah memperkaya persyarikatan, bukan memperkaya diri sendiri. Kini sudah hampir seabad Kiai Dahlan wafat, namun masyarakat dari berbagai lapisan masih terus mengenangnya.

Ia terutama sekali diingat sebagai pendiri persyarikatan Muhammadiyah. Pemerintah Republik Indonesia mengapresiasi kiprahnya dengan menganugerahinya gelar pahlawan nasional. Anak-anak muda yang kreatif bahkan mencoba memahami Kiai Dahlan dengan cara merekanya sendiri, termasuk dengan membuat kaos bergambar Kiai Dahlan ataupun kutipan kata-katanya yang inspiratif. Bagi mereka dan tentunya juga bagi banyak orang lainnya, Kiai Dahlan bukan lagi tokoh kauman, melainkan sudah menjelma menjadi tokoh dunia.

Dari siapa mereka bisa belajar menjadi sholat sekaligus maju dan modern? Yang bisa kita ambil dari beliau adalah keikhlasan, ketulusan membuat sesuatu. Berbuat sesuatu dengan tulus ikhlas tanpa adanya pamrih yang diharapkan dari pujian orang.

Yang ada bahkan cibiran. Dicipir, nah... Karena ikhlas dan segala macam maka ada ketabahan Orang itu butuh tabah dalam masalah istiqomah Selain ikhlas tabah maka harus ada cara bagaimana orang itu menerima menerima yang disampaikan dakwahnya itu loh dakwahnya itu konteksual karena pada saat itu masyarakat belum banyak yang ngerti tentang Islam maka mengajarnya yang gampang-gampang Islam yang dasar-dasar karena waktu itu masyarakat banyak yang penyakitan kurang sehat maka buat tempat kesehatan balai pengobatan rumah sakit karena banyak masyarakat yang masih bodoh maka buatlah sekolahan ini pemikiran sangat konteksual sekali Karena itu berpikir, berpindah, sekarang harus kita lihat adalah dalam konteks yang sangat konteksual.

Yang konteksual, yang ketiga adalah jangan menyerah terhadap tantangan yang dihadapi. Itulah yang menurut saya warisan Ahmad Dahlan. Jadi pemikiran yang tangguh, yang ikhlas dan jangan menyerah terhadap keadaan.