Kaos bola eksklusif merchandise starting 11. Order sekarang, klik link di deskripsi. Mimpinya mewujudkan mimpi kalau hanya mengawang-awang saja dalam lamunan, tanpa adanya pergerakan. Yang ada, mimpi itu hanya jadi sebuah hayalan. Kalian pasti nggak mau kan? Mimpi timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 hanya jadi hayalan belaka.
Mimpi timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026 kini tinggal sejengkal. Tinggal empat laga lagi. Ya, empat laga lagi.
Setiap laganya harus dipersiapkan secara matang, gak boleh setengah-setengah. Karena jika terpeleset di satu laga saja, hmm bisa pupus seketika mimpi itu. Pergerakan nyata kini telah dilakukan PSSI, termasuk dengan cara menambah amunisi baru. Trio Enjoy, yakni Emil Audero, diperoleh. Dean James dan Joy Pelupesi akan bergabung di squad Garuda.
Dengan beberapa penambahan pemain tersebut, lantas bagaimana Patrick Luyverd meramunya? Sebelum kita bahas, jangan lupa subscribe dan nyalakan loncengnya agar tak ketinggalan video terbaru dari Starting Eleven. Dengan menggunakan pola 4-2-3-1 seperti apa yang pernah diterapkan Kluivert di Adana Demir Spor maupun tim Naskurasaw, maka komposisinya akan menjadi seperti berikut ini. Di posisi keeper akan terjadi persaingan sengit antara pemain dan pemain.
main yang baru dinaturalisasi yakni Emil Audero Mulyadi dengan Martin Pas. Pertanyaannya, sudah punya Martin Pas yang handal, kenapa harus menaturalisasi Emil? Persaingan dan backup adalah alasan PSSI menaturalisasi Emil. Persaingan yang sehat di posisi keeper akan menciptakan performa terbaik.
Toh, rencana bergabungnya pemain keturunan Mataram tersebut sebelumnya juga telah dikonsultasikan dulu dengan Martin Pas. Alih-alih minder atau kecewa, Pas justru mengaku antusias karena bisa bersaing untuk membuktikan yang terbaik. Naturalisasi keeper baru ini juga sebuah tindakan backup. Pas ini adalah selesai. salah satu pemain yang sudah mengantongi satu kartu kuning di babak kualifikasi Piala Dunia 2026. Apabila ia dapat satu kartu kuning lagi di lagam melawan Australia, ia akan absen di lagam melawan Bahrain.
Belum lagi kalau riwayat cedera paskambuh lagi. Nah disinilah kedatangan Emil Audeiro akan sangat menolong. Lalu siapa yang akan jadi keeper utama? Jawabannya mungkin hanya Clifford dan Short Wood. yang tahu.
Sebab keduanya mirip secara postur dan punya masing-masing kelebihan. Keduanya juga jago dalam duel satu lawan satu maupun bola atas. Kenyelamatan gemilang Emil saat hadapi Mantova dan saat menjadi man of the match melawan Cosenza jadi bukti keunggulannya.
Martin Pas, selain sudah terbukti jago menjaga gawang tim Nas Garuda selama ini, di level klub ia juga sama jagonya. Di musim terbaru, baru MLS, FC Dallas diantaranya meraih kemenangan melawan Houston. Di posisi back, empat back sejejar kemungkinan masih akan ditempati oleh Kevin Diggs di back kanan, duet Miss Hilgers dan Jai Itses di back tengah, lalu Calvin Verdon di back kiri.
Namun, kuartet tersebut kini bisa terancam ketika pelapisnya melimpah dan tak kalah gacor. Misal saja di back tengah, ada Elkan Bagot dan Justin Hubner yang makin menggila di klubnya masing-masing. Justin Hubner bersama Wolves U21 kini selalu jadi starter dan bahkan di persiapan dipercaya menjadi kapten.
Kesulitannya sudah terbukti ketika Wolves U21 mampu menumbangkan tim seperti Manchester City U21, maupun Tottenham Hotspur U21. Elkan Bagot juga sama jagonya dengan Hubner. Ia selalu tampil sebagai starter di Blackpool. Performa apiknya pasca sembuh dari cedera bahkan sempat dipuji setinggi langit oleh pelatihnya Steve Bruce. Yang lebih membanggakan lagi sejak Bagot comeback, Blackpool tak pernah kalah hingga ke-3.
hingga akhir Februari. Dengan adanya pelopis sehebat mereka, Kluivert harusnya tak usah khawatir jika Jai Itses absen maupun Miss Hilgers performanya menurun seperti saat dikritik. Alex Pastur, FYI aja nih, Jai Itses itu termasuk dalam rombongan pemain yang sudah terkena satu kartu kuning.
Artinya jika melawan Australia kena kartu kuning lagi, maka Bang Jai bakal absen di laga melawan Australia. Ya, disinilah keberadaan pelapis yang berkualitas diperlukan Cleaver. Oh ya, jangan lupakan juga Rizky Rido. Meski performanya menurun bersama Persija, ia juga bisa jadi salah satu opsi pelapis pilihan Cleaver. Kalau di back sayap kanan, tempat utama harusnya masih jadi milik Kevin Diggs.
Pemain yang dijuluki Penal Diggs itu performanya di Copenhagen makin gacor. Aksi menawannya bahkan mampu meloloskan timnya ke 16 besar UEFA Conference League. Kevin Diggs jangan dianggap hanya hebat ketika jadi Al Gojo penalti saja.
Lihat juga asis-asisnya yang memanjakan striker, baktren Alexander Arnold. Sebagai pelapis ada Sandy Walsh yang tak kalah jago. Rekrutan baru Yokohama Marinos ini juga siap mengancam Kevin Diggs.
Performa debutnya di Liga Jepang bahkan dipuji habis oleh pelatihnya Steve Holland. Selain Walsh, masih ada juga pemain Port FC Asnawi Mangkoalam yang bisa jadi opsi kedalaman squad jika diperlukan. Nah yang jadi pertanyaan sekarang adalah di back kiri, kenapa sih sudah ada Calvin Verdon, kok masih saja menaturalisasi back kiri lain seperti Dean James?
Perlu diketahui football lovers, Verdon itu sama halnya seperti Martin Pass dan... Dan Jai Itses, pemain NEC Nijmegen itu sudah mengantongi satu kartu kuning. Jika kena kartu kuning lagi saat bentrok melawan Australia, ia akan absen di lagam melawan Bahrain.
Disinilah keberadaan Dean James jadi penting. Bicara soal kualitas, Dean James hampir mirip dengan Verdon. Tipe back sayap gesit dan rajin naik turun membantu serangan.
Di era devisi musim ini, ia menjadi tulang punggung timnya Go Ahead Eagles. Dari 17 laga yang dilakoni, 5 kali clean sheet telah ia torehkan hingga akhir Februari. Selain Dean James, jangan lupakan juga ada pelapis lain seperti Shaini Patinama maupun Pratama Arhan. Pratama Arhan Jangan dianggap sepele loh, senjata lemparan ke dalamnya sering bertuah di Liga Thailand.
Dari back kiri beranjak ke posisi gelandang tengah atau double pivot. Posisi ini juga makin melimpah kedalamannya ketika kedatangan Joey Pelupesi. Duet pemain Lommel SK itu dengan Tom Haye kemungkinan akan diplot sebagai starter oleh Kluivert di posisi ini.
Joey Pelupesi memang sudah berumur 31 tahun, namun pengalamannya sangat dibutuhkan. Dengan tersendatnya proses naturalisasi Jero Redwald, Pelupesi akan jadi pilihan. jangka pendek Timnas di posisi gelandang bertahan.
Yang perlu diketahui juga, pemain berdarah Maluku itu juga merupakan mantan anak asu Kluivert ketika membela FC22 pada tahun 2011 silam. Jadi ya, Kluivert pasti sudah hafal banget gaya bermainnya. Sebagai gelandang bertahan bertipe petarung, Pelu Pesip punya beberapa keunggulan.
Dilansir dari Sport Corner, tingkat sapuan perlaganya hampir mencapai persen. Begitupun tingkat tackle perlaganya mencapai persen. Angka itu cukup jadi modal baginya yang akan menyandang sebagai pemain tukang pukul timnas Garuda. Tak hanya sebagai tukang pukul, umpan-umpannya pun juga bisa diandalkan. Lihat saja ketika ia menciptakan asis di laga melawan Kas Yuban.
Lantas siapa pelapis dari duo Pelu Pesi dan Haye? Tenang, Kluivert masih banyak opsi. Ada Ivarieno.
yang perlahan makin konsisten di Yong Utrecht. Tak hanya Jenner, Nathan Chow Aon maupun si preman Justin Hoepner juga bisa ditempatkan di posisi tersebut bila diperlukan. Selain posisi double pivot, ada satu posisi penting di format 4-2-3-1 Kluivert, yaitu gelandang serang yang diberi keleluasaan untuk bergerak di belakang striker.
Posisi tersebut kemungkinan akan menjadi milik Marcelino Ferdinand. Kecakapan pemain Oxford United di posisi tersebut sudah terbukti saat ia mencetak brace ke gawang Arab Saudi. Namun jika performa Lino kurang menggigit, Patrick Kluivert bisa memilih opsi Egy Maulana Fikri di posisi tersebut. Performa Egy bersama Dewa United musim ini sangat memukau. Ditempatkan oleh pelatih Ian Alderi.
di posisi belakang striker, pemain berjuluk Kelok 9 itu sudah mencatatkan 10 gol dan 4 asis hingga akhir Februari. Kalaupun Patrick Kluivert butuh opsi lain, ia juga bisa mendorong Tom Haye di posisi belakang striker. Di posisi tersebut, sebagai gantinya Eva Riener bisa ditaruh di posisi double pivot berduet dengan Pelu Pesci. The Professor cukup punya kemampuan jika mengemban peran tersebut. Ia punya atribut kreativitas, kualitas umpan serta tendangan roket jarak jauhnya yang dahsyat.
Lanjut ke posisi sayap serang, di sayap serang kiri satu tempat akan menjadi milik Ragnar Oratmangon. Namun saat melawan Australia, siapa yang akan menempatinya? Sebab pemain FC Fidender itu akan absen karena akumulasi kartu. Ya, disinilah kedatangan Dean James menjadi penting.
Menurut beberapa sumber seperti OK Zone maupun bola sport, antara Dean James atau Calvin Verdon kemungkinan akan menempati posisi tersebut. Keduanya cukup punya alasan ditempatkan di posisi tersebut kalau melihat segi produktivitasnya. Musim ini Dean James di Go Ahead Eagles sudah mengemas 1 gol dan 2 asis, sedangkan Calvin Verdon di NEC Nijmegen dengan 1 gol dan 1 asis. Artinya, salah satu dari keduanya patut dicoba di posisi tersebut saat melawan The Sokerus. Bayangkan betapa mengerikannya jika duo back-air divisi yang bertenaga badak itu mengobrak.
berakabrik pertahanan lawan dari sisi kiri. Lalu bagaimana di sayap kanan? Posisi tersebut akan menjadi milik pemain PSI Zwolle, Eliano Reinders.
Adik Dijani Reinders itu musim ini banyak dimainkan di sektor kanan. Soal kemampuan, gak usah diragukan lagi. Lihat saja ketika...
ketika pemain PSV sekelas Ivan Perisic saja kewalahan menghadapi Eliano. Eh, tapi kan Eliano lebih berposisi sebagai back kanan, bukan sayap kanan. Tenang, pemain 24 tahun itu cukup baik kok, jika jadi pemain sayap.
Sebelum ditempatkan di posisi back kanan, Eliano ini dulunya di PSI Volley juga posisinya adalah sayap serang. Menurut catatan Transfermark, Eliano di posisi tersebut sudah torehkan total 4 gol dan 5 asis. Namun jika Kluivert punya pemikiran lain, bisa jadi posisi Eliano ini ditukar dengan Kevin Diggs.
Kita tahu Kevin Diggs lebih produktif musim ini dari segi serangan. Cocok nggak? Bayangkan saja, dari segi serangan ini, Di sisi kiri sudah mengerikan dengan kombinasi Calvin Verdon dan Dean James. Di sisi kanan akan ada kombinasi Kevin Diggs dan Eliano Reinders. Sudah begitu, masih ada pelapis yang bisa sewaktu-waktu dibutuhkan Kluivert untuk membuat perbedaan.
Tipe pemain sayap cepat yang bertipe cut inside seperti Egy Maulana Fikri maupun Sadil Ramdhani bisa jadi opsi pelapis. Keduanya mampu menawarkan aroma serangan yang berbeda. lewat tusukan-tusukannya membelah pertahanan lawan. Sudah kuat di posisi sayap serang, harus kuat juga dong di posisi ujung tombak.
Satu tempat di posisi striker akan jadi milik oleh Romani. Sebagai salah satu striker top dunia, Kluivert tak mau menanggung malu jika ia tak mampu. mampu memoles striker asuhannya jadi gacor. Tipe striker seperti Ole Rummeny dengan tinggi badan meter serta tubuh yang ideal sudah memenuhi standar striker yang diinginkan Kluivert. Bermain di Champions League, BNC Inggris bersama Oxford United, pemain 24 tahun tersebut sudah banyak dipuji, termasuk oleh pelatihnya sendiri, Gary Rowett.
Meski belum catak gol dan asis, namun beberapa peluang berbahayanya mampu menjadi ancaman nyata bagi lawan. Namun, jika Romney masih mandul saja bagaimana? Sebagai alternatif, masih ada striker macam Ramadan Sananta yang kini makin tajam bersama Persis Solo. Secara berikutnya, Dari postur, ia juga gak kalah jauh dengan Romani. Sananta bahkan sudah menyebut sendiri tak takut bersaing dengan Romani di posisi ini.
Kalaupun tidak dengan Romani maupun Sananta, Kluivert bisa memasang El Clemer Rafael Strijk sebagai striker palsu. Meski performanya masih menurun bersama Brisbane Roar, El Clemer tetaplah El Clemer. Ia bisa tiba-tiba mengejutkan seperti saat ia mencetak gol melawan Bahrain. Atau bisa jadi kalau masih di posisi mengejar ketertinggalan atas lawan?
Di satu, Romani diduetkan bersama Strike maupun Sananta.