Transcript for:
Sunnah Wudhu yang Perlu Diketahui

Sunnah-Sunnah Wudhu Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sahabat Muslim Hafizakumullah, banyak sekali kesunnahan dalam berwudhu. Berikut ini adalah sebagian kesunnahan dalam berwudhu sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh para ulama. Satu, Membaca basmalah Membaca basmalah secara khusus disebut oleh Rasulullah dalam sebuah hadith Tawabba'u Bismillah Berwudhullah kalian dengan menyebut nama Allah Hadith Riwayat An-Nasai Kesunahan membaca basmalah dilaksanakan sebelum memulai wudhu. Apabila orang yang berwudhu lupa membacanya di awal, basmalah tetap sunnah dibaca walaupun di tengah-tengah wudhu berlangsung.

  1. Membasuh kedua telapak tangan Sebelum wudhu, sunnah membasuh kedua tangan. Kesunahan ini jika orang yang berwudhu tidak meyakini jika ada najis yang menempel di tangan. Apabila yakin terdapat najis di tangan, hukum membasuh tangan adalah wajib. 3. Bersiwak Bersiwak sunnah menggunakan kayu arok. jenis kayu yang dipakai Rasulullah untuk bersiwak.

Namun, apabila menggunakan benda kasar yang lain semisal sikat kiki, kain kasar, atau benda sejenis, hukumnya sah dan mendapatkan kesunahan bersiwak. 4. Berkumur Berkumur sebanyak tiga kali juga disunahkan bagi orang yang berpuasa walaupun setelah masuk waktu luhur di bulan Ramadan. Namun, orang yang berpuasa tidak diperkenankan terlalu keras dalam melakukan berkumur. 5. Menghisapkan air ke pangkal hidung. Setelah berkumur, sunnah menghisapkan air ke pangkal hidung, kemudian menyemburkan keluar kembali.

Setelah itu, masukkan jari tangan kiri ke lubang hidung untuk mengeluarkan air atau kotoran yang tersisa di dalamnya. 6. Mengucapkan niat Hukum mengucapkan niat melalui mulut adalah sunnah karena bisa membantu memudahkan niat dalam hati. Namun, apabila wudhu dilaksanakan di dalam toilet, hindarkan menyebut nama Allah melalui mulut. Tujuh 7. Menyela jenggot yang tebal. Saat membasuh muka, bagi yang mempunyai jenggot tebal, sunnah menyela-nyela jenggot menggunakan tangan dengan dibasahi air yang baru.

  1. Meletakkan usapan kepala. Ketika mengusap kepala, sunnah meratakan usapan ke seluruh kepala. Abdullah bin Zaid menceritakan sifat budunya Nabi sebagai berikut.

Kemudian Nabi mengusap kepalanya dengan kedua tangan dan memaju mundurkan kedua tangannya. Beliau memulai dengan bagian depan kepalanya menuju ke tengkuk. Kemudian mengembalikan kedua tangannya ke tempat semula. Hadis Riwayat Bukhari Muslim Secara praktis, cara mengusap seluruh kepala sebagai berikut A.

Membasahi kedua tangan dengan air yang mensucikan B. Meletakkan kedua ibu jari di pelipis kanan dan kiri C. Menempelkan kedua telunjuk dan menjelaskan Jalankan keduanya dari arah depan menuju bagian tengkuk belakang kepala. D.

Menjalankan kembali kedua telunjuk ke arah depan jika rambutnya pendek untuk lebih meratakan basahan air di seluruh area kepala. 9. Menyela jari-jari tangan. Cara menyela jari tangan dimulai dari tangan kanan dengan disela tangan kiri dari belakang. Begitu pula sebaliknya, tangan kiri disela dengan jari tangan kanan dari arah belakang. 10. Mengusap telinga.

Setelah mengusap kepala, sunnah mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam dengan air yang baru. Cara mengusapnya, ujung jari dimasukkan ke dalam telinga, ibu jari ditaruh di belakang bagian bawah telinga, ibu jari dijalankan naik ke atas. Di saat bersamaan, ujung jari telunjuk dijalankan sesuai lekukan dalam telinga. 11. Menyela-nyela jari kaki Cara menyela jari kaki kanan dengan jari kelingking tangan kiri dari arah bawah telapak kaki. Begitu.

pula sebaliknya, cari kaki kiri disela dengan tangan kanan. 12. Mendahulukan anggota kanan. At-tayamun. Rasulullah bersabda, Iza tawab doktum fabda'u bimaya minikum. Jika kalian bermudu, maka mulailah dengan bagian kanan kalian.

Hadis riwayat Ibn Majah. Kesunahan mendahulukan anggota bagian kanan dikhususkan pada anggota wudhu yang kurang memungkinkan untuk dibasuh bersamaan. Ada pun bagian yang mudah untuk dibasuh. Secara bersamaan, seperti membasu telapak tangan sebelum bodoh, mengusap sebagian kepala, maka sunnah dilakukan bersamaan.

  1. Mengulangi tiga kali dalam setiap kegiatan, ataflif. 14. Berkesinambungan. Al-Mu'alah Perkesinambungan dalam wudhu berarti membasuh atau mengusap wudhu antara satu rukun dengan rukun berikutnya tidak jeda waktu yang lama. Ukuran jeda lama mengacu perkiraan basuhan yang pertama belum sampai kering pada cuaca normal. lalu sudah disambung dengan rukun berikutnya.

Bagi orang yang da'imul hadath atau hadath tidak berhenti seperti orang istihadah dan sejenisnya, hukum mualah adalah wajib. 15. Dimakruhkan wudhu dengan telanjang. 16. Husu'dalam wudhu, kehusuan dalam wudhu bisa berpengaruh terhadap kehusuan sholat seseorang. 17. Perdoa setelah wudhu.

Ashadu an la ilaha illallah wahdahu la syarikalah. Wa ashadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh. Allahumma ja'alni minat tawabina wa ja'alni minal mutatahhirin. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.

Yang maha asa tidak ada sekutu baginya. bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertawabat dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci, salih.

Doa ini dari hadis riwayat Imam Muslim dan Imam At-Tirmidhi. Sahabat Muslim, hafidhukumullah, demikianlah sebagian dari sunnah-sunnah wudhu yang perlu kita lakukan. Semoga bermanfaat dan dapat menjadikan kita memperoleh. Walih ridu Allah SWT. Amin.

Wallahu a'alam bisowab. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.