Gue punya satu pertanyaan besar. Apakah lo bisa membaca pikiran orang lain? Bisa nggak?
Oke, nggak bisa nih. Nah, kan lo nggak bisa baca pikiran orang lain nih. Sekarang pertanyaan kedua.
Kalau lo nggak bisa baca pikiran orang lain, kira-kira orang di sekitar lo ada nggak yang punya kemampuan buat baca pikiran? Ada? Kalau ada, tolong DM ke gue buat nanti gue daftarin ke James Randy Challenge biar dikasih hadiah 1 juta dolar. alias 16 miliar rupiah karena dia punya kemampuan paranormal yang luar biasa. Nah, kalau nggak ada, ya bagus.
Artinya lo ada di video yang tepat. Jadi gini, kan semua orang di sekitar lo nggak ada yang bisa baca pikiran nih. Artinya, mereka semua juga nggak ada yang bisa baca pikiran lo. Dan itu artinya, kalau lo berurusan sama orang lain, ya lo harus bisa berkomunikasi dengan baik. Kalau nggak, ya gimana?
Kebayang nggak sih lo lagi rapat atau diskusi kelompok gitu? Terus gak ada yang berkomunikasi. Semua cuma mikir masing-masing aja gitu. Gak bakal ada yang mengerti kan, mikiran yang lain.
Kan gak ada yang bisa baca pikiran disitu. Atau misalnya nih, lo minta tolong orang sesuatu gitu. Minta tolong ini bisa jadi ya, lo minta dia mengerjakan sesuatu, atau bisa juga minta tolong dia berhenti melakukan sesuatu yang bikin lo gak nyaman.
Nah tapi nih, lo malah diem aja. Atau ya mungkin lo sesekali ngelempar kode gitu. Yang lo minta tolong bakal ngerti gak? Emang dia bisa baca pikiran lo? Atau emang bahasa kode lo ada kamusnya?
Enggak kan? Nah, di dunia modern yang segala sesuatu saling terhubung ini, mulai dari kecil sampai dewasa, kita selalu berurusan sama orang lain. Baik ini terkait pendidikan, pekerjaan, pertemanan, atau bahkan percintaan.
Dan satu-satunya cara untuk bisa memiliki relasi yang baik dengan orang lain terkait hal-hal tersebut, ya adalah dengan cara memiliki pola komunikasi yang baik. Ingat ya, komunikasi yang baik. Jadi, bukan dengan komunikasi yang kurang baik, Apalagi dengan tidak berkomunikasi.
Loh, emang komunikasi nggak semuanya baik? Ya enggak. Tonton terus video ini, dan gue akan jelasin soal gimana cara komunikasi yang baik dan gimana caranya supaya lo bisa mempelajari hal tersebut.
Sebagai manusia, kita tuh butuh berkomunikasi dengan orang lain dan pola komunikasi yang kita gunakan untuk ngobrol sehari-hari tuh beragam. Mungkin sekarang di kepala lo muncul pertanyaan. Terus, buat apa gue belajar soal pola komunikasi emangnya?
Jawaban simpelnya adalah, ketika lo paham nih, pola komunikasi serta kapan harus digunakan, lo bisa meningkatkan kualitas hubungan lo dengan orang lain. Peningkatan kualitas ini nanti ngaruh juga ke berbagai tempat. Mulai dari untuk membangun lingkungan kerja yang terbuka dan nyaman, atau misalkan kalau lo ntar jadi bos jadi anak-anak buah, lo juga bisa nyaman komunikasi sama lo, sampai sepersonal membangun hubungan romantis sama pasangan lo. Atau colon pasangan kalau misalkan lo sekarang jom lo ya. Lo mungkin sering denger cerita ada bos yang kerja yang marah mulu karena anak buahnya selalu aja salah terus buat ngertiin apa yang dia maksud.
Atau ada pasangan yang berantem terus karena satu sama lain nggak bisa saling ngertiin. Ya itulah akibatnya kalau pola komunikasinya nggak baik. Jadi penting kan punya komunikasi yang baik dalam hidup? Ya penting. Nah, berikut ini gue akan jelasin soal pola komunikasi itu ada apa aja.
Mana yang sebaiknya lo pakai dan mana yang sebaiknya lo hindari. Yang pertama, Pola komunikasi yang pasif. Orang yang menerapkan pola komunikasi ini susah untuk mengekspresikan diri mereka dan cenderung mengalah ke orang lain.
Jadi, nggak jarang juga, karena mereka nggak bisa ngasih tau apa yang ada di kepala mereka serta emosi yang mereka rasakan malah memunculkan miskom dan emosi negatif yang biasanya kependam. Namun, di saat yang bersamaan, mereka juga termasuk orang yang menghindari konfrontasi atau slag sama orang lain. Orang dengan pola komunikasi pasif itu biasanya juga susah buat kontak mata. Susah bilang nggak.
Serta termasuk juga ke tipe yang, ikut aja deh. Nah, punya pola komunikasi pasif sangat rentan membuat hidup lo ambiar. Karena lo jadi keseret kesana kemarin untuk hal-hal yang sebetulnya lo gak suka dan lo gak mau. Kenapa? Ya karena di satu sisi nih, orang tuh gak tau bahwa yang mereka minta lakukan ke lo itu lo gak suka.
Di sisi lain, orang juga gak tau lo tuh sukanya apa, maunya apa. Dan inget, orang lain itu gak bisa baca pikiran lo. Jadi, kalau lo gak mau hidup lo ambiar, tapi sekarang pola komunikasi lo pasif, Yuk, mulai belajar buat ngendiu. Yang kedua, pola komunikasi agresif.
Kalau tadi kita bahas soal pola komunikasi yang susah ngomong, pola berikutnya adalah kebalikannya, yaitu pola komunikasi yang agresif. Orang yang menerapkan pola komunikasi agresif ini biasanya memiliki keinginan untuk mendominasi segalanya. Biasanya sih, suaranya keras, kontak matanya intens kayak mau melotot gitu tuh. Dan biasanya, mau mengontrol orang lain dengan cara intimidasi, kritik tajam, menyalahkan, dan lain-lain. Nggak usah gue jelasin panjang, tapi gue yakin lo pasti pernah ketemu sama yang tipe kayak gini.
Di saat bersamaan, memang kadang-kadang mereka dipandang sebagai sosok leader yang baik dan tegas. Tapi, tidak selalu. Kalau bentuk omongan pola agresif ini punya pemikiran bahwa gue bener dan lo salah. Atau suka bilang bahwa cara gue atau nggak sama sekali. Serta jarang bisa mendengarkan pendapat orang di sekelilingnya dengan baik.
Nah, buat lo yang ngerasa punya pola komunikasi agresif kayak gini. Coba deh, gue mau nanya sesuatu sama lo. Apa iya lo gak pernah salah?
Apa iya lo orang paling pintar sedunia? Gue rasa sih kemungkinan besar sih enggak ya. Nah, kalau lo bukan orang paling pintar sedunia dan lo pernah salah, ya gimana lo bisa berkembang kalau lo nggak bisa dengerin orang lain? Ingat, Lionel Messi aja masih latihan tiap minggu dan punya pelatih, padahal udah jadi pemain bola paling jago sedunia. Masa sih lo mau bilang lo nggak butuh dengerin orang lain?
Jangan kayak gini terus ya. Kasian potensi lo kalau lo gagal berkembang karena lo susah untuk dengerin orang lain. Yuk, belajar pola komunikasi yang bener yuk. Yang ketiga, berikutnya nih, adalah kombinasi keduanya. Udah pasif-agresif pula, alias namanya, yaitu komunikasi pasif-agresif.
Disebut begitu karena pola komunikasi ini bentuknya sih kelihatan pasif, tapi makna kata-katanya biasanya agresif. Orang dengan pola komunikasi ini cenderung lebih ke ngomong pelan-pelan biar nggak kedengeran, susah mengkomunikasikan pendapat mereka dengan jelas, dan apa yang dia pikirkan dan rasakan beda dengan hal yang ditampilkan. Kalau orang yang pasif-agresif, bisa aja dia sebenarnya marah, tapi makanya sambil senyum. Sebenarnya juga mereka... yang pasif agresif paham apa yang mereka mau dan butuhkan.
Tapi nggak bisa aja gitu untuk mengkomunikasikannya dengan jelas. Kalau bentuk omongan biasanya tuh suka ngomong gini nih, ya, yaudah, nggak apa-apa, gitu aja. Tapi kalau ditugur bukan salah gue ya.
Atau, oke deh, tapi ngomongnya suara kecil. Terus sarkas. Atau, ya oke dari mananya. Atau yang paling sering nih, kalau ditanya, kamu nggak apa-apa?
Terus dia jawabnya, nggak, aku nggak apa-apa. Tapi nadanya judes. Nah, Orang yang pasif-agresif ini suka banget ngomong pake kode.
Maunya menyampaikan apa, tapi ngomongnya pake apa gitu. Atau bahkan kadang-kadang nggak ngomong, tapi cuma bersikap gimana gitu. Gini ya, buat kalian yang pola komunikasinya pasif-agresif, menurut gue, kalian tuh cuma boleh melakukan ini dengan satu syarat. Syaratnya apa? Syaratnya adalah kalian harus punya kamus bahasa kode versi kalian.
Terus bagiin tuh ke orang-orang sekitar kalian. Biar mereka bisa ngerti pas kalian ngode sesuatu itu maksudnya apa. Kenapa? Ya balik ke awal tadi, orang tuh nggak bisa baca pikiran kalian. Dan sebelum kamus kode kalian selesai, orang tuh juga nggak akan bisa ngertiin kode kalian.
Nah, jadi buat lo semua yang pasif-agresif, tapi belum selesai bikin kamus kodenya, ganti pola komunikasi jadi lebih baik yuk. Nah, terakhir, pola komunikasi asertif. Ini, kalau menurut kata para ahli ini, ini adalah pola komunikasi paling ideal dan win-win solution.
Namanya pola komunikasi asertif. Nah, apa sih yang bikin pola komunikasi asertif ini jadi spesial? Karena komunikasi asertif ini menggabungkan aspek-aspek positif dari pola komunikasi pasif, agresif, dan pasif-agresif menjadi sebuah pola komunikasi yang super powerful banget.
Asertif ini menekankan kepada komunikasi yang terbuka, tapi tidak memaksa. Jadi, mereka tahu apa yang mereka inginkan, dan paham juga cara menyampaikan ke orang lain sambil mempertimbangkan perasaan orang lain juga. Nah, gimana cara mengembanginnya? Sebenarnya caranya ada banyak, tapi gue mau kasih tau cara... paling dekat dan efektif yaitu dengan ikut webinarnya 1% dengan judul komunikasi asertif, nyatakan perasaanmu dengan jujur nah, webinar ini nanti bakal diisi sama mbak Hani Kumala dan Evan disitu lo gak hanya belajar lebih baik soal komunikasi asertif, tapi lo akan dibantu sebagaimana caranya buat jadi sosok yang asertif, selain dapet sesi pemaparan dan ngobrol langsung sama ahlinya lo juga bisa dapet assessment, worksheet e-certificate, dan juga discount mentoring kalau daftar webinar ini jadi, tunggu apa lagi?
Klik info lengkapnya di deskripsi video ya. Nah, kalau lo nonton video ini setelah webinarnya udah lewat, gue juga rekomendasi lo buat ikut mentoring karena lo bisa dapet pemahaman lebih baik dari komunikasi asertif setelah ngobrol sama mentor-mentor 1%. Oke tenang, video ini bukan cuma promosi.
Bila tadi, caranya ada banyak. Jadi selain daripada ikut webinar tadi, yang which is menurut gue tuh efektif banget, tapi kalau lo mau mulai dari hal-hal kecil, dari diri lo sendiri, lo mau melakukan sendiri, nggak apa-apa, ada beberapa tips yang bisa gue kasih buat lo untuk melatih komunikasi asertif lo. Pertama, Istilahnya adalah I-statement. Nah, ini adalah tips paling kuat dan nyata. I-statement adalah pengekspresian kalimat dari sudut pandang gue untuk hal-hal yang sifatnya adalah pendapat dan bukan fakta.
Jadi misalnya gini nih, misalnya lo nggak sengaja datang telat janjian ketemu sama temen. Nah, menurut lo nih, respon mana yang lebih baik dari temen lo? Yang pertama, temen lo ngomong gini nih, lat banget sih lo gara-gara lo kita jadi ngaret nih.
Atau, gue tuh kesel kalau lo datangnya telat. Karena menurut gue, lo seperti gak menghargai waktu gue. Nah, yang mana yang lebih enak didengar? Yang kedua kan.
Kenapa? Karena itu kan jelas, itu emosinya dia. Dia gak suka.
Dia marah gitu kan. Dan dia memposisikannya dengan benar. Dia memposisikan itu memang sebagai perasaan dia, bukan sebagai fakta. Bukan sebagai sebuah tuduhan buat lo. Dia mengekspresikan ketidaksukaannya.
Beda kan? Kalau yang pertama tuh kan kesannya lo ngejudge banget kan? Lo merasa diserang. Tapi kalau yang B, nah lo jadi paham nih.
Oh, ternyata dia nggak suka karena kalau misalkan kita melakukan ini, dia merasa seperti itu. Yaudah gitu. Lo lebih bisa menerima kan? Sama, kalau lo ngomong ke orang juga seperti itu.
Ketika lo menyampaikan opini lo dan perasaan lo sebagai opini dan perasaan, bukan sebagai sebuah tuduhan atau seolah-olah fakta, itu akan jauh lebih baik dan jauh lebih bisa diterima sama orang lain. Oke? Yang kedua, menjaga kontak mata.
Katanya nih, kata orang Barat nih, mata tuh adalah jendela jiwa. Jadi iya, kontak mata tuh sekuat itu. Tatapan mata adalah salah satu ekspresi paling jujur yang bisa dilakukan oleh orang lain.
Bahkan nih, ada orang yang bilang bahwa kontak mata yang baik bisa bikin orang jatuh cinta seketika. Yang ketiga, berani bilang enggak. Ini salah satu komponen paling penting nih. Komponen utama asertif adalah lo bisa mengungkapkan apa yang lo pikirkan dan rasakan dengan jelas.
Termasuk ngomong enggak. Emang sih, untuk bisa ngomong enggak butuh proses dan gak langsung simsalabim. Tapi itu bisa dilatih kok pelan-pelan.
Sesimpel misalnya kalau ada orang kartu kredit nelpon buat promosi pada lalu kejar deadline, yaudah bilang aja enggak. Yang keempat, jelaskan apa yang lo mau rasakan dengan rasa percaya diri. Asertif itu sulit dilakukan kalau lo nggak percaya dengan diri lo sendiri.
Poin-poin sebelum ini sebenarnya melatih kepercayaan diri juga kok. Jadi selama lo pelan-pelan mempraktekan poin-poin sebelumnya dengan penuh percaya diri, lama-lama lo akan pede juga. Dan kalau lo butuh dorongan untuk ngebangun rasa percaya diri lo, lo bisa nonton video ini yang udah pernah kita bikin semua sebelumnya. Atau bisa juga yaudah mentoring aja lah, bisa dibantuin supaya jadi percaya diri ya.
Oke, udah paham kan jenis-jenis komunikasi dan mana yang paling baik? Gue harap setelah nonton video ini atau ikut webinar online atau mentoring, lo bisa mulai menerapkannya di keseharian lo. Karena kayak yang tadi gue bilang, asertif ini will be a solution buat lo berkomunikasi dengan orang lain.
Pasalannya sih dipelajari, salahnya sih menurut gue nggak ada ya. Benernya banyak. Akhir kata, gue kembali mau mengingatkan bahwa orang tuh nggak bisa baca pikiran lo. Jadi, yuk kita berkomunikasi dengan baik dengan cara komunikasi asertif. Gue Rizky dari 1%, gue tunggu ya di webinar.
Bye!