selamat pagi Bapak Ibu semuanya Oke yang semangat ya ini habis makan saya deg-degan takutnya ngantuk tidur nanti tadi disampaikan oleh Pak Kristof bahwa saya ada materi Terus tadi saya nanya Sintia, Pak Valen, bahwa materi saya satu jam habis itu dipotong ada presentasi dari beberapa sponsor. Di hotel yang luar biasa ini, hotel masih baru, yang rencana... Ananya targetnya sharing saja.
Saya pengen ke Manado. Eh ternyata ditodong untuk sharing. Eh habis ditodong ternyata ruangannya serius banget ini.
Jadi saya jujur baru bikin slide Bapak Ibu. Baru bikin slide khusus untuk teman-teman Sulawesi Utara. Oke, tanpa panjang rebar karena waktu saya terbatas Jadi, saya kasih judul buka laundry langsung laris Kenapa? Yang biar menarik aja, biar bapak ibu dateng gitu loh ya Oke, kalau nanti gak dikasih judul yang keren gak dateng Saya akan perkenalan dulu, ini... Profil saya, jadi saya dulu pernah kerja di Indosat dan Indosat M2.
Jadi dari 2001, 2013 saya resign. Jadi ada sekitar 12 tahunan saya di Indosat, di IT. Support, di planning, di customer service.
Berapa bagian sudah kita coba. Nah, terus saya owner beberapa bisnis, termasuk Apik Group. Di Apik Group itu ada Apik Laundry. Terus ada turunannya, saya punya ada 12 laundry. Merk yang berbeda-beda, target marketnya berbeda-beda.
Jadi saya punya Resikwangi Laundry, targetnya menengah ke bawah. Apik Laundry, targetnya menengah ke atas dengan harga jual Rp17.000 per kilo. Saya ada Tasaka Laundry, khusus laundry pesantren. Macem-macem, jadi kita ada bisnis model yang berbeda-beda karena target market kami berbeda-beda.
Entah nanti suatu saat ada franchise, nanti dulu. Karena tim direksi maupun bari manajemen nanti punya konsep. Terus yang terakhir saya punya restriksi. Supermarket Laundry, jadi seperti kayak Pak Christo, inspirasinya Pak Christo.
Jadi saya buka resik supermarket laundry di Jakarta, sama di Palembang. Nanti kita lihatin seperti apa. Dan sekarang saya diamanai menjadi ketua umum asosiasi laundry dua periode. Tahun ini saya harusnya sudah langsung.
Karena sudah cukup 2 periode aja pelayanan di asli. Habis ini kita support di belakang. Oke next.
Nah ini adalah Apik Management. Bapak Ibu Apik Management sudah mendampingi 220 mitra. Sejak Agustus 2020. Nah ini adalah klien-klien kami. Sejak pandemi akhirnya kita mencetak satu produk namanya Apik Management.
Jadi khusus untuk konsultan, untuk konsultan maupun untuk konsep bisnis laundry untuk awal dan sebagainya. Lontri-lontri di seluruh Indonesia seperti itu. Mauih banyak loko yang belum kita tantumkan. Sesuai target marketnya, makanya kami di sini sebagai APEC Management bukan bertanya budget Anda berapa, tapi konsepnya mau seperti apa, target omsetnya berapa. Pertama pertanyaan saya adalah, bagaimana kondisi bisnis Bapak Ibu sekarang?
Apakah lagi berkembang, bertumbuh, atau lagi sedih? Ini lagi omsetnya lagi merangka-rangka, aduh sedih banget nih. Lontri semakin banyak, Pak Lontri semakin banyak. menjamur bagaimana kita menghadapi kompetisinya.
Setiap kita opening harus rame. Wajib rame. Kalau nggak rame ada yang salah dengan trainer kita di sana. Atau project manager harus saya jewer ini kalau nggak jalan ini.
Jadi konsepnya seperti ini. Oke Semarang, ini yang di Solo. Semua menumpuk seperti ini.
Harga jualnya kalau di Solo mungkin Rp6.000. Ini udah harga jualnya Rp8.000. Dan kita rame. Karena apa? Karena tampilannya.
Jadi di Solo kita lihat dulu tampilan kompetitornya seperti apa. apa? Laundry-nya kayak gimana? Kita mau tampil beda apa enggak? Selanjutnya, ini adalah laundry yang di Jakarta Selatan.
Harga jual dulu Rp7.000, setelah lebaran harganya sudah Rp10.000 per kilo. Target marketnya langsung berubah. Pada waktu Rp7.000 per kilo yang datang, mohon maaf, yang jalan kaki, naik motor, Rp10.000 per kilo yang datang bawa mobil, Bapak. Karena tampilannya bagus dan areanya menengah ke atas. Jadi kita harus tahu market kita, radius 2-3 km, market Marketnya seperti apa?
Ini laundry yang di Utara Bungo Jambi. Kemarin pas lebaran harganya Rp110.000 per kilogram. Ada pelanggannya? Ada. Bapak Ibu harganya berapa?
Rp6.000? Rp7.000? Nah ini Rp110.000.
Utara Bungo. Belum, dulu pernah kerja di Youtube, sekarang menakuni bidang ini di Utara Bungo Jambi. Jadi bisa ya, karena konsep. Balik lagi ke konsep, tahu target marketnya siapa. Jadi kita nggak bisa mengejar market kelas A, B, C, semuanya kita kejar nggak bisa.
Jadi kita harus klasifikasikan dulu market kita itu siapa. Nah, apa yang harus dilakukan biar rame seperti tadi? Itu kayaknya lumpuk semua ini dan sebagainya. Pertanyaan. Pertanyaan berikutnya biasanya saya akan nanya ini, target omset Bapak?
Pak Ibu berapa sih sebenarnya? Target omsetnya berapa? Jangan-jangan nggak tahu. Pak, berapa ya omsetnya? Seadanya Pak, yang penting masuk aja udah syukur saya.
Iya nggak? Profitnya berapa? Aduh, nggak tahu Pak Karena kadang ada duit langsung saya belanjain buat ini. Ada duit saya belanjain...
buat makan. Oke? Yangng ketawa dalam hati boleh, gak apa-apa.
Ini kayaknya sahaya ini. Oke, nah itu pengusaha laundry hampir semuanya kayak gini Bapak Ibu. Gak usaha laundry aja. UKM rata-rata seperti ini. Jadi, ini harus ditentukan dulu.
dulu dan ini harus disampaikan ke tim jadi kita punya target omset berapa sampaikan ke tim saya target omset bulan ini sekian laundry kiluan itu profitnya kurang lebih berapa laundry satuan itu profitnya berapa laundry cuci lipat laundry load itu profitnya berapa ini sudah saya sampaikan di Youtube untuk apa sih untuk jadi patokan laundry apa yang kita kerjakan terus konsepnya mau seperti apa si tim kita akan fokus ke mana ada satu laundry udah tahu bahwa laundry satuannya profitnya tapi resikonya juga gede. Akhirnya si ownernya sendiri, ya sudah lah nggak usah satuan. Toh tim saya nggak skillful banget. Nggak pinter-pinter banget terhadap keterampilan.
Akhirnya dibikin laundry koin sama laundry kilauan saja. Laundry cuci lipat aja beres. Biar saya nggak resiko. Nanti tiba-tiba ada cas rusak gimana? Tiba-tiba ada kaos harganya 3 juta, saya gantinya gimana?
Nah, kita harus bisa menentukan market kita siapa? Sama ini tadi. Layanan kita akan apa? Mungkin satuan pun juga sama. Apakah laundry sepatukah?
Suatu saja, laundry ponek kakak, atau mungkin laundry bed cover dan sebagainya. Jadi Bapak Ibu kalau sudah tahu seperti ini, enak. Kita mau mengeksekusinya seperti apa? Profitnya berapa? Profit bayar yang gede sudah pasti satuan.
Yangng perlu diingat kembali Bapak Ibu, bahwa laundry itu tidak semuanya harus pakai mesin. Mauih bisa manual. Seperti kayak laundry sepatu saja kan tidak masuk mesin kan?
Laundry stroller pun juga sama, tidak masuk mesin kan? Jadi ada beberapa hal yang memang bisa dilakukan antara manual atau masuk mesin. Mesin itu diciptakan karena apa sih? Biar bisa cepat. Apakah kualitasnya bagus?
Yang, sesuai dengan harganya biasanya. Karena harganya semakin mahal, durability-nya semakin bagus, fungsinya juga semakin bagus. Seperti itu.
Oke, next ya. Karena ini materi, cuma saya pengulangan aja materi sebelumnya. Oke, berikutnya.
Ini selalu saya sering sampaikan. Karena biasanya kita membuka laundry asal-asalan. tampilannya asal-asalan logonya juga enggak diperhatiin harga jualnya ya sudah lah yang penting murah sobalah murah kok 96000 5000 aja deh besoknya sebelah akhirnya jadi 4000 masa begitu 3000 Iya habis 3000 12.000 Bapak berapa? Rp.
1.000? Terus tutup bareng-bareng gitu? Nah, itu yang harus ditentukan dulu.
Siapa target market Bapak Ibu? Di Youtube saya sudah menyampaikan bahwa ini salah satu judul di Youtube, kalau Bapak Ibu bisa cek, itu cara menentukan lokasi laundry. saya akan menyampaikan dulu terkait target marketnya siapa. Target marketnya siapa sih sebenarnya?
Kelas A, kelas B, atau kelas C? Kelas A itu adalah target, kalau klasifikasi di kami, kelas A itu adalah market menengah atas, atau market high class. Market atas saja, yaudah, nggak ada menengahnya deh, langsung atas saja, kelas A.
Ciri khas kelas A adalah, dia tidak mempermasalahkan masalah harga. Jadi mereka yang dilihat banget adalah kualitas. Makanya, jangan kita buka laundry Di daerah misalnya yang rumahnya harganya 2M, 3M, kita bikin laundry yang harganya 6.000, 5.000.
Nggak laku, Bapak Ibu. Terus tampilannya seadanya, nggak ada AC, ada jemuran, mereka nggak mau datang. Itu kelas A. Jadi kelas A akan melihat tampilannya seperti apa. Kelas B itu tengah-tengah.
Kelas B itu market yang paling gede. Pandemi kita bisa hidup, kita bisa cuan gede, kita bisa untung besar karena marketnya kita ubah ke kelas B. Karena kelas A dan kelas C nggak jalan.
Kelas A itu yang biasanya ada kondangan, ada ke kantor, nggak ke kantor. Kelas C, bahkan kalau kelas C, kelas bawah misalnya, Itu malah ada beberapa yang di PHK. Nah itu kita harus tahu. Kelas B posisinya tengah-tengah. Kualitas agak bagus.
Harga tapi dipertimbangkan. Itu kelas B. Kalau kelas C, harga wajib murah.
Jadi kalau market kita adalah kelas C, penghasilannya, mohon maaf, UMR, atau mungkin hasilnya harian, atau mungkin kayak mahasiswa yang belum berpenghasilan, itu saya kategorikan kelas C. Jadi kalau marketnya kelas C, jadi biasanya, rasanya saya harus harganya murah makanya saya ada 12 titik laundry 12 brand laundry itu itu pun saya ada marketnya masing-masing cara mainnya berbeda-beda seperti itu jadi wajib murah itu enggak beda seperti kalau kita beli kopi di Starbucks sama kopi Starling Starbucks keliling yang kunting di sini apa namanya Starbucks keliling itu ya Yangng paling kopi gunting gitu kan, 5 ribuan gitu kan. Nah, Starbucks berapa satu cup? 50 ribu. Rame juga nggak?
Rame Starling rame nggak? Rame Tapi kalau kita mau ketemu klien, kita mau deal-dealan proyek 1M, masa Starling sih? Nggak kan? Mau deal-dealan pakai kopi gunting aja, kayaknya nggak keren banget ini.
Saya seperti itu. Nah, Bapak harus bisa memastikan target market. Selalu saya sampaikan di setiap materi, target market penting. Karena...
temen-temen selalu meremehkan ini ya sudahlah semua market harus bisa tapi kita harus tahu mau enggak orang yang bawa mobil mampir ke laundry kita atau yang kelas C mau enggak laundry kita yang kelihatan mewah orang kelas C mau mampir nggak berani ada kacanya ada AC nya kelihatan mewah banget di luar orang kelas C nggak mau Bapak Ibu kelas C itu senengnya kalau ada tulisannya harga 7000 aman itu budget saya cukup itu masuk saya 6000 saya masuk gini Boleh-boleh. Kalau kelas A, nggak asal dikasih harga. Mauuk dia, belok aja.
Apik laundry, target marketnya B+. Kami nggak menyatakan A langsung. B+.
Karena ada beberapa pelanggan yang kaget. Harganya 17 ribu per kilo. Oke, ya sudah. Daripada malu, ya sudah.
Sekali ini aja deh. Besok nggak balik lagi. Tapi kita harus memahami itu bahwa siapa sih market kita? Apakah anak kos-kosan?
Kos-kosannya kos-kosan mahasiswa? Atau anak kantor? Orang kantoran?
Atau perumahannya tipenya? apa, harga perumahannya berapa kira-kira kalau cicilan rumah KPRnya berapa, cicilan mobilnya berapa, masa untuk laundry per bulan 500 ribu aja gak bisa nah misalnya kayak gitu, jadi kita bisa langsung mengklasifikasikan, oh orang ini bisa nih masuk level saya kenapa saya menentukan harga paket membership, karena kekuatan kami di abik manajemen adalah membership saya pernah beberapa kali cerita ya bahwa kita di 2020 kemarin mendapatkan uang cash 75 juta hai hai Hanya dengan membership. Closing 100 orang, top up-nya 750 ribu.
Saya dapat 75 juta cash di depan, Bapak. Nggak perlu ngutang banget. Yang, semoga pelanggan kita nggak dengerin ini. Nah, itu kita dapat cash di sana untuk membantu kami di perusahaan untuk membantu bayar THR saat itu.
Oh, THR laundry? Nggak usah ngambil dana keuangan dari perusahaan deh. Kita coba. Gimana caranya?
Eh ternyata bisa Jadi yang harganya misalnya kita bikin 1 juta 1 membership harganya isinya 1 juta Kita jualnya 750 ribu Tapi balik lagi kita ada hitungannya Kenapa saya bisa mengambil diskon 25% Kita bisa kasih diskon 15% Karena kami sudah tahu market kita seperti apa Habitnya kebiasaannya dia nyuci per bulan rata-rata berapa Ada yang nyuci per bulan rata-rata 500 ribu Ada yang nyuci per bulan rata-rata 1 juta Jadi kita bisa ketahuan bulan keberapa dia akan habis, dia akan top up. Oke, yang berikutnya bagaimana biar rame yang wajib adalah promo. Gimanapun juga promo. Laundry gratis bayar pakai doa.
Ini apik manajemen banget. Laundry gratis bayar pakai doa. Karena kami punya target apa?
Targetnya adalah akuisisi pelanggan. Jadi kita ada yang namanya biasanya kan site acquisition. Kalau ini customer acquisition.
Saya punya angka untuk mengakuisisi satu pelanggan. pelanggan nilainya 10.000 rupiah kita harus menghitung kapasitas mesinnya ada berapa dikalikan aja jadi misalnya kapasitas mesinnya kapasitas produksinya perhari 50 pelanggan Yang sudah berarti saya harus menyediakan dana untuk promotion adalah kurang lebih 500.000 rupiah kita akuisisi untuk menjadi pelanggan tetap berapa persen target kami cukup 30% saja enggak gede-gede target kita cuman 30% kalau kalau tiba-tiba 50% target kita tercapai lebih dari 30% ya Puji Tuhan Alhamdulillah ya gitu ya jadi kita harus tahu bahwa kenapa sih kita bikin laundry gratis bayar pakai doa dan dua tahun terakhir kita eksekusi ini semua karena ini adalah winning strategy bagi kita dan ini saya sampaikan ke teman-teman asli sulut ya selanjutnya setelah kita promo kenceng dan sebagainya Bapak Ibu harus tahu ini kadang kita promo sekenceng apapun eh ternyata mesinnya nggak mampu aku yang saya perhatikan beberapa laundry di Sulawesi Utara bukan disulut aja ya bukan di Manado aja di beberapa daerah rata-rata kayak gitu bikin promo seramai mungkin cuciannya membludak tapi mesinnya kurang ada yang merasakan Iya mending gitu Pak daripada mesinnya banyak tapi enggak ada cucian Pak ya bener ya ya mending mesinnya kurang cuciannya banyak Iya tapi Bapak harus tahu kalau cucian banyak yang Bapak Ibu tumpuk di depan outlet terlalu banyak seperti Akhirnya gak selesai. Kabur gak?
Kamu Kaburnya kemana? Ke laundry yang baru buka di sebelahnya. Oke, menarik. Ibu ketawa senceng loh.
Ada bu, kayak gitu bu. Mau bludak ya. Oke.
Nah, setelah kita tahu kapasitas produksi kita berapa, nah, ini misalnya, kita udah punya hitungan. Kalau mesin satu stack mesin, ini... saya menghitungnya 14 jam operasional. Anggap aja sekali nyuci 30 menit, ngeringin 45 menit per 5 kilo. Jadi kurang lebih 75 menit plus lipat-lipat anggap aja 90 menit.
90 menit... plus kira-kira kalau ada antrian, jadi 5 mesin ternyata ada pelanggannya, ada orang yang ke-6, ada orang yang ke-7, pasti ngantri. Jadi Bapak Ibu kalau mesinnya ada 3, pasti orang ke-4nya ngantri. Kalau bareng-bareng nyucinya. Bareng-bareng nyucinya.
Makanya kita harus tahu seperti apa. Karena saya ada 1 laundry di 1 apartemen, mesinnya ada 7, setiap hari Sabtu, Minggu, itu sampai jam 11 malam full. Dan sudah di booking sejak Jumat sore.
1 orang kalau bookingnya beda Bapak Ibu. Lontri konsepnya cuci lipat, cara bookingnya mereka langsung minta, Mbak, saya booking 3 set mesin ya besok Sabtu jam 10 pagi. Saya booking 5 set mesin ya untuk besok jam 8 pagi.
Kenapa seperti itu? Karena mereka mencuci masing-masing dan saat itu juga bisa dieksekusi. Mesin pertama untuk baju terang, baju yang cerah, warna putih, cerah. Yangng kedua adalah baju gelap-gelap.
Yangng ketiga baju anak-anak. Yangng keempat... daleman yang kelima baju kerja itulah yang saya lihat habitnya pelanggan sudah seperti itu Kenapa karena kalau nyuci di rumah dia nungguin satu mesin ditungguin baju putih dulu habis baju dulu baju gelap dulu kalau di laundry gak perlu 5 set langsung saya booking itu kalau targetnya kita kelas C atau targetnya mungkin di apartemen di apartemen kan ada yang kelas B ada yang kelas C macam-macam tapi kita harus tahu market kita seperti apa dan dilihat lagi kompetitor kita siapa? rame gak kira-kira kompetitor?
kalau kita bisa melihat dan disini rata-rata teman-teman kan pengusaha laundry, bisa jadi deket-deketan bisa jadi tetanggaan, dan bisa jadi ini adalah kompetitor Bapak Ibu, bener gak? ini kompetitor, bisa duduk bareng, sekarang senyum-senyum, habis ini awas lu saya udah tau nih rumusnya menang nih pasti kita tapi itulah kekuatan asli, tepuk tangan Bu Bapak Ibu untuk asli jadi kita bisa menyatukan the temen-temen ada di sini meskipun sebenarnya adalah kompetitor dan kita ingat kalau tidak ada kompetisi Bapak Ibu nggak bakalan kreatif pasti santai-santai aja udah nggak ada kompetitor ya sudah omset seginap cukup aja deh tapi kalau sudah tiba-tiba nongol kompetitor baru mele besoknya udah doanya jelek-jelek semoga laundry sebelah tutup itu semoga semoga tutup itu semoga sepi itu padahal laundrynya dia sendiri aja nggak muat cuciannya nggak selesai-selesai udah doain tetangganya tutup lagi ada dia sendiri aja nggak selesai-selesai cuciannya. Jadi yang pernah kita lihat adalah bahwa laundry semakin banyak, semakin banyak pilihan. Beberapa klien kita, kalau kita tanyain, sudah pernah ke laundry? Ada yang sudah, ada yang belum.
Belum, Pak Saya cuma lihat aja laundry kayaknya rame aja semuanya. Ada yang seperti itu. Ada juga yang pernah ke laundry? Pertama., Pak Baru dua tahun terakhir ini.
Kenapa dua tahun terakhir ini? Karena laundry yang dulu-dulu nggak ada pilihan yang keren-keren kayak sekarang. Laundry dulu itu banyaknya dijemur, terus pegawainya pakai daster doang. ruang nanti bau lagi tuh baju saya Pak misalnya kayak gitu, itu image Bapak Ibu itu image, nanti kita bahas disini image, kita harus membangun branding kita laundry-nya mau dikenal seperti apa nah balik lagi kesini bahwa dengan 5 set mesin, kita kapasitas produksi per hari bisa menghasilkan 250 kilo per hari, jadi kalau Bapak Ibu pakai aplikasi atau apapun itu pencatatan Bapak Ibu pembukuan, kelihatan per hari udah tembus 200 kilo, berarti sudah overload, apa yang disini lakukan kalau overload sesuai dengan Youtube saya sebelumnya Sebelumnya yang harus dilakukan yang pertama adalah mungkin jam operasional perlu ditambah. Yangng kedua karyawan perlu ditambah.
Kalau sudah maksimal karyawan apa yang dilakukan? Yang sudah nambah mesin. Kalau nambah mesin nggak ada tempat, apa yang dilakukan? Naikin harga. Naikin harga dan sebagainya sudah dilakukan tapi kok tetap sepi.
Yang sudah bikin cabangnya. Jadi segala hal yang harus dilakukan itu ada konsekuensinya. Itu pun juga ada impactnya.
Apakah Bapak Ibu omsetnya naik atau tidak. Oke ya. Oke yang berikutnya adalah untuk rame seperti itu sekarang Bapak Ibu tolong go online siapa yang belum punya Google review ada yang enggak enggak ngacung go online ini penting Bapak Ibu nah ini salah satu yang fenomenal di Tegal di dalam gang omsetnya masih stabil 500 kilo sehari di dalam gang ada di Youtube ada namanya Mau Teguh jadi Bapak Ibu kalau lagi ke Jawa ke Tegal boleh mampir ketemu sama beliau bisa oke Kita lihat data lagi Bapak Ibu.
Ini kebetulan tadi copy paste karena saya buru-buru, saya nggak ngelihat data 2022 karena 2021. Jadi penduduk di Indonesia itu sudah ada 274,9 juta jiwa. Dimana 200 jutanya itu adalah sudah pengguna internet semua. Jadi 2022 pastinya harus lebih gede lagi.
Yangng menarik adalah dari 274 juta jiwa, 345 mobile connection-nya. Jadi satu orang rata-rata punya 2 HP. Ini belum diutamakan.
dihitung bayi ya Bapak Ibu ya, bayi ada berapa itu? Gak usah dihitung dulu. Jadi satu orang itu bisa bawa HP, 2-3 HP di sana.
Kita bisa tahu ya, semuanya terkoneksi melalui online. Entah website, entah Facebook, Instagram, karena setahu saya sulut banyak masih banyak pakai Facebook. Kalau banyak alat milenial biasanya Instagram.
Berarti artinya apa? Mauih kurang orang milenialnya atau gimana nih? Januari 2020 kita punya data, Youtube itu orang urut. urutan pertama nomor 2 WhatsApp nomor 3 Facebook nomor 4 Instagram nomor 5 Twitter 2021 kita lihat Youtube tetap urutan pertama Kenapa saya buat Youtube salah satunya data ini yang kedua WhatsApp jadi Bapak Ibu kalau punya WhatsApp pisahkan antara WhatsApp personal sama WhatsApp yang bisnis Jadi kalau Bapak Ibu punya yang bisnis jangan sesekali WhatsApp bisnis untuk update status kalau Bapak Ibu doh lagi patah hati lagi berantem sama suaminya kayak biasanya di update, lupa gak di update di whatsapp personal instagram juga sama, instagram jadi urutan ketiga sekarang sudah ada instagram kalau google sudah jelas bapak ibu harus punya google review bintangnya bintang berapa, jangan sampai kebanyakan bintang satu, sesekali boleh bintang satu tapi jangan kebanyakan berarti branding ibu berapa orang baik jadi bapak ibu sudah mulai yang sekarang adalah adalah membangun brand. Brand adalah image atau kesan yang menarik, yang ingin ditancapkan di benak konsumen.
Jadi kita pengen nancepin apa? Pertanyaan saya sekarang yang perlu dijawab Bapak Ibu adalah, Bapak Ibu, laundry-nya mau dikenal sebagai apa? Oke? Laundry-nya mau dikenal sebagai apa? Laundry tepat waktu?
Laundry paling cepat? Laundry yang bisa antar jemput? Laundry karpet terbaik? Laundry sepatu terbaik?
Atau apa? Jadi silakan. Bahkan dicadat, Bapak Ibu pengen dikenal sebagai laundry apa?
Informasi seperti ini kita bisa dapat dari mana? Dari pelanggan. Kita tanya, Bapak Ibu kenapa datang ke laundry saya? Nah, branding itu apa sih Bapak Ibu? Brand itu elemennya, ini macam-macam.
Ada logo, ada flyers, ada katalog, ada poster banner, wording, ada packaging. Nah, plastiknya Bapak Ibu sudah ada merknya belum? Packagingnya gimana? Pakai kertas atau daun? Bapak Ibu sampai bisa didetailkan.
Apik laundry warnanya apa sih? Ijo Ijo seperti apa tampilannya? Oh iya, parkirannya luas Oh iya, kasirnya cantik-cantik Kita membuat kuisyoner ini Biasanya berkala Ada 6 bulan sekali Ada yang setahun sekali Dan itu pelanggan kita pilih semua Berdasarkan ada levelingnya Di kami kan ada pelanggan VIP Ada pelanggan VVIP Dan pelanggan wajib untuk VIP dan VVIP Wajib kasir catet itu namanya Gak hafal 3 kali sekali nggak hafal dia tidak bisa bekerja di Apik Laundry lagi karena satu pelanggan vivi kita ada yang mencuci sekali dalam satu bulan 8-10 juta kalau anggap aja kalau anggap aja omset kita 100 juta satu pelanggan udah menyumbang 10% dari omset perusahaan pelanggan ini hilang waduh itu udah nangis itu kasirnya udah dekan itu brand itu bukan sekedar merk atau logo Bapak Ibu tapi semuanya dari segi packaging dari segi tampilan laundry Bapak Ibu semuanya dari Dari segi apakah ada AC atau tidak. Itu pengaruh Bapak Ibu. Siapa yang akan datang ke sana.
Nanti mempengaruhi semuanya. Terus posternya gimana? Tampilannya.
Kita sebagai owner seneng kok tampilan kayak gini. Kayaknya bagus nih orang bisa nengok. Tapi ada juga yang levelnya. Wah ini gak cocok nih.
Kayaknya ini laundry kilon banget nih. Bukan laundry saya nih. Bukan laundry saya. Biasanya dari banner aja ketahuan.
Jadi nonton di Youtube saya sebelumnya. Yangng tadi. Jangan buka laundry sebelum nonton video itu.
Itu ada. Cara tampilan banner. seperti apa biar orang nengok 2 detik aja tiga detik orang lewat langsung ketahuan Oh lo dia keren kayak gini Oh ini berarti laundry gue banget nih gue harus ke situ misalnya gitu kalau disebut laundry kiloan Bapak Ibu udah kebayang apa kalau tadi ada Mercy ada Honda ada Apek kebayangnya langsung ketahuan kalau ada tulisan laundry kiloan kebayangnya apa murah Hai terus asal-asalan Oke terus dengan market yang berbicara ada yang berbicara laundry kiloan itu kumuh pak, wih, langsung kebayangnya Pada laundry kiloan sekarang udah keren-keren. Tapi banyak image yang terjadi di masyarakat, laundry kilauan itu nggak keren.
Nggak ada prestis, nggak ada kebanggaan. Saya nge-laundry. Bahkan karyawan aja nggak bangga kerja di sana. Ini kalau ada kerjaan lebih baik, saya nggak usah di laundry kilauan aja ini. Misalnya kayak gitu.
Nah, itu yang harus dibangun kebanggaan, pride-nya, di sana baik itu pelanggan, baik itu karyawan. Kalau kita nyebut laundry kilauan, itu seperti apa? Kalau apik laundry, ya sudah, pelanggan yang datang saya 70% satuan. Laundry kilauan ada? Ada.
17 ribu per kilo. Harusnya tahun ini kita naik 18 ribu misalnya per kilo Yang karena marketnya lagi Nah laundry kilon apa yang kita pengen ditancepkan ke benaknya market Itu beda-beda Makanya kita harus tahu Kenapa ada pelanggan kok yang datang ke 6 ribu kok rame ya Kok yang datang ke 10 ribu kok juga rame ya Karena apa? Karena image yang dibangun Dan mereka mendeliver segala pesan itu bisa dengan baik Oh 10 ribu ya sudah lah jelas beda lah sama yang 7 ribu Karena pelayanannya baik Karena Karena ada parkiran mobil misalnya, karena ketepatan waktu, karena ramah.
Nah itu ramah penting lagi. Pada waktu ada laundry kilon, apakah seperti ini cemurahnya sebanyak ini? Cemurahnya ada di depan-depan nih.
Oke Bapak Ibu, ini image lagi. Image apa yang terbangun pada waktu cemurah Bapak Ibu ada di depan? Apa kira-kira image yang terbangun? Karena debu. Terus ada lagi?
Di Bali ini udah langsung ada satpol PP Bapak Ibu. Satu Pp Mungkin satpol Pp ketipu, dikiranya jualan baju. Ternyata cemuran itu.
Enggak, di Bali ada aturan bahwa jemuran tidak boleh di depan Itu sudah ada undang-undangnya Dan itu kena pidana Bapak Ibu Karena di sana pariwisata Wajib jemuran, wajib di belakang Jadi Bapak Ibu, kalau belum punya dryer atau mesin pengering Sebaiknya, sebaiknya jemurannya di belakang Kalau tidak ada tempat di belakang, ya segera punya dryer Jadi Bapak Ibu kalau omsetnya sudah tinggi Jangan ganti HP dulu Bapak Ibu Beli mesin dryernya dulu ya. Beli mesin dryernya dulu ya. Dicatat ya.
Oke. Jadi kalau omsetnya naik, profitnya naik. Tolong sabar. Jangan ganti HP dulu.
Jangan nyicil motor baru dulu. Jangan nyicil mobil baru dulu. Jangan ya.
Nah ini laundry kiloan juga. Apakah seperti ini? Ini api laundry pertama kali dulu.
2008 Bapak Ibu. Kita sudah open kitchen. Karena nggak ada tempat lagi.
Untuk jemuran nggak ada. Jadi konsep kita langsung sudah ada ditumpuk. Pakai mesin konversi. Sekarang kalau Bapak Ibu. Bapak Ibu ada jemuran tadi tiba-tiba nongol laundry-laundry kayak gini, kira-kira pelanggan milih yang mana?
Yangng ada jemuran di depan atau laundry yang seperti ini? Oke, balik lagi ya. Market bukan mencari cuma murah, tapi mencari juga masalah aman atau tidak bajunya dicuci di tempat Bapak Ibu.
Aman nggak dicuci di sana? Jangan-jangan dijemur di luar, ih, hilang itu kena angin. Kemarin saya minta dihilangin noda, tapi sebaju-bajunya hilang.
Jadi nodanya nggak hilang, bajunya yang hilang. Oke ya, jadi saya sebagai Ketua Umum Asosiasi Laundry punya kewajiban, punya tanggung jawab mengajari Bapak Ibu untuk berpikir bahwa kita kompetisinya memang bebas banget. Bebas, kompetisi bebas.
Jadi pelanggan pun sudah boleh memilih laundry yang seperti apa. Sekarang kita lihat ada laundry 10 ribu per 10 kilo. Bapak Ibu kalau ada di sampingnya langsung emosi.
Ini laundry apaan? Ngerusak harga banget. 10 ribu per 10 kilo. Menurut Bapak Ibu ini untung apa enggak? Di kota-kota besar sudah mulai banyak cara mainnya sudah seperti ini.
Kalau Bapak Ibu enggak update tentang bagaimana gaya promosi, bagaimana cara pengkomunikasian dalam hal promotion, Bapak Ibu pasti akan kalah. Karena caranya emang seperti itu. Dan ini mengambil carug market kelas C, yang penting murah.
Cara menghitungnya berarti kan 1 kilo 1000 rupiah. Nah itu jebakan Bapak Ibu sebenarnya. Yangng perlu kita ketahui adalah kita...
kita harus menghitung kapasitas mesin kita sebenarnya harusnya berapa sih sekali nyuci mesin cuci LG 20 kilo paling tidak kan kita bisa pakai ya separohnya lah 10 kilo 10 kilo menurut Bapak Ibu 10 kilo sama 7 kilo kira-kira waktunya sama enggak selesaiin baju sama detergennya selisih banyak gak detergen pernah ngitung gak HP dari detergen itu kira-kira berapa persen dari omset detergen yang pernah kita hitung detergen itu enggak lebih dari tiga persen Bapak Ibu dan dari omsep jadi ngapain kita bikin deterjen kalau deterjen aja yang ada labelnya yang sudah branding itu aja sudah murah jadi satu kali sekilo nyuci itu kurang lebih 130 rupiah sampai 150 rupiah itu pun pakai merek Rinsu Rinsu misalnya tapi kan kita ada deterjen seperti kayak berkah deterjen atau yang lain-lain itu kan lebih murah lagi separuhnya harganya itu HPnya modalnya itu kecil enak jadi Kita pemakaian deterjen itu paling cuman sekitar 1-3% jadi nggak gede. Nah jadi Bapak Ibu kalau untuk deterjen sebaiknya ada alat ukur, alat akar. Kalau nggak gitu pasti akan rugi terus.
Kita nggak pernah tahu karena Bapak Ibu nggak pernah menghitung bulan pertama gimana, bulan kedua gimana, bulan ketiga. gimana? Kalau di kami biasanya 3 bulan awal kita harus ngitung semuanya. Detergen kepake berapa? Kalau berapa kilo baju, detergennya butuh berapa?
Toleransinya, borosnya sampai berapa persen? Pemakaiannya gasnya harus berapa? Kalau pakai gas 12 kilo, kilo kira-kira berapa rupiah satu kilo baju cucinya sedangkan di kami di apik manajemen yang kami kejar sebaliknya efektif dulu baru efisien jadi kami kalau ada yang nanya kenapa pakai 12 kilo karena kami kejar efektif dulu yang penting rame cepet ya sudah efektif efisien itu bisa diatur nanti jadi kita kejar adalah efektif dulu bukan efisien dulu apa bedanya efektif adalah gini kita pakai gas 12 kilo, kurang lebih 240 kilo baju baru kita ganti gas.
Kalau pakai gas 3 kilo, baru ngeringin sedikit, sudah ganti gas. Sudah dingin, ganti gas lagi. Itu kan waktu terbuang. Bagi kami itu nggak efektif. Kelamaan.
Apalagi cucian yang kami kejar sehari harus 200 kilo. Harus 300 kilo. Kalau dikit-dikit ganti gas, dikit-dikit ganti gas, selesai cucian. Nah inilah mindset.
Inilah cara berpikir kita sebagai pengusaha. Kita mau bikin besar bisnis kita. atau yang penting murah aja semuanya toh sebelah 10 ribu per 10 kilo 10 ribu 10 kilo kalau masuk ke dalam mahal semua loh itu di dalam laundry kiloannya kalau pakai setrika berapa? 7 ribu 8 ribu juga per kilo, tapi yang perlu dipelajarin adalah bahwa 10 kilo 10 ribu adalah cuci saja, cuci basah tanpa ngeringin jadi perlu emosi dulu Bapak Ibu oke aman? tidak emosi aman?
tidak emosi? siap? dengan 6 stek mesin aja cuci aja kemudian ngantrinya sampai seperti ini 6 stek mesin yang harusnya 300 kilo sehari antriannya sepanjang ini itulah yang namanya kapasitas produksi jadi kita sebagai owner jangan sampai kita nggak tahu kapasitas produksi yang penting meeting pagi briefing bersama tim harus hari ini 500 kilo hari ini harus 300 kilo padahal mesinnya cuma 2 nggak bakalan selesai 3 bulan sampai setahun itu maksimal temen-temen Bapak Ibu aktif di teknis.
Jadi yang biasanya ikut nyuci, yang biasanya ikut nyetrika sendiri, yang biasanya ikutan terjemput, tolong sudah mulai didelegasikan ke timnya. Kenapa? Mohon maaf ya, bisnis kita kenapa gini-gini aja?
Karena kita sebagai owner nggak pernah mikirin bisnis ke depan gimana. Itu yang pertama. Yangng kedua, kadang kita susah cari karyawan. Karena mindset kita adalah, ah jangan banyak-banyak karyawan.
Karena pengeluaran kita semakin banyak. Padahal dengan banyaknya karyawan, pekerjaan semakin banyak. dan kita sebagai owner lebih enak mikirnya oh bisnis saya harus saya gedein karyawan sejahtera saya pun juga bisa gede bisnis saya juga akan gedein kalau kita gak pernah belajar untuk sistem ini pendelegasian tugas teman-teman pasti akan pusing terus sekarang sistem saya adalah pernah saya di FBL kemarin pas kita ada konsultasi, tanya-jawab ada mbak Sintia dan teman-teman pernah ditanya bagaimana sih menentukan karyawan harus nambah satu orang, dua orang dan sebagainya Saya punya prinsip, kalau masih harga jual Rp6.000-Rp7.000 per kilo, per orang karyawan, headcountnya satu orang karyawan itu setara omset Rp7.000.000. Jadi kalau ada 4 karyawan, target saya minimal Rp28.000.000 omset. Kalau harga jual kita lebih dari Rp10.000.000, lebih dari Rp12.000.000, satu karyawan saya hargai Rp10.000.000.
Jadi omset Rp10.000.000 satu karyawan. Kalau saya ada 10 karyawan, harusnya Rp10.000.000. Harusnya 100 juta.
Eh ternyata saya omsetnya bisa 150 juta. Berarti saya surplus 50 juta. Gitu aja sesimpel itu. Jadi kalau kita sudah punya patokan headcountnya seperti apa. Satu orang itu nilainya berapa.
Enak kita ngitungnya. Oh sekarang saya waktunya nambah karyawan. Oh satuan saya semakin banyak.
Kok kenapa kok gak pernah 4 karyawan ini kok gak pernah nembus 30 juta ya. Kadang kan kita sebagai owner. Yang sudahlah biar tembus 30 juta dulu. Baru saya nambah 1 karyawan. Kalau saya.
saya enggak kalau pengen nembus 30 juta berarti saya harus nambah satu karyawan dulu cara berpikirnya kebalik inilah mindset kenapa saya sharing seperti ini saya enggak ngajarin tapi saya sharing dan ini kejadian nyata yang saya lakukan sekarang omset saya beberapa ya di atas 3 digit semua beberapa titik yang saya jalanin sekarang saya hampir 100% enggak di lokasi paling cuman pas lebaran aja saya bagi THR, THR pun juga semuanya sudah rekening dari HRD semua dari finance. Ada beberapa titik yang saya jalanin, terus kita sudah ada 200 klien juga yang sering diskusi dengan kita, akhirnya kita belajar banyak, oh gini loh cara mainnya seperti ini. Bahwa kita sebagai owner, yang dipikirkan adalah sudah mulai 90%, 80% adalah bisnis.
Teknisnya mulai dikurangin, jadi 10% aja, gak usah gede-gede. Delikasikan, ya mohon maaf kalau bahasa saya enak Bapak Uda sistem Yang memang kita bangun dari awal fondasi itu Sejak saya di Indosat, saya berpikir kalau saya ngantor, ini bisnis tetap jalan 5 tahun kemudian kok saya baru resign kok Jadi saya nggak serta-merta pada waktu saya buka laundry langsung resign, nggak Jadi 5 tahun bisnis ini jalan, sudah settle Di perusahaan saya juga ada karir yang lumayan Di bisnis laundry saya juga lumayan Yang sudah tinggal pilih, kita mau ngembangin yang mana Oke, akhirnya kita pilih laundry Oke, balik lagi ke sini Jadi kalau kita sudah tahu seperti ini, cucian membludak dan sebagainya Yangng saya lihat di Sulawesi Utara banyak cucian membludak kayak gini Dan biasanya nggak terlangsung direspon untuk nambah mesin Jangan kaget kalau tiba-tiba besok ada yang buka samping Bapak Ibu Mesinnya nambah, langsung 5 Langsung 7 di sampingnya Kita ada briefing Briefing harian itu namanya daily review meeting Kami harus lakukan tiap hari Yangng melakukan melakukan siapa yang melakukan tim leader sama timnya dibawahnya staffnya terus kita ada yang namanya where am weekly review meeting setiap minggu siapa yang lakuin antara si supervisor tim leader sama si Manager staffnya gak ikut dia harus report semuanya terus di atasnya itu ada lagi apa manli review meeting saya terjun sebagai owner CEO kita terjun manli aja tiap bulan aja kita incas di sana dan ngobrolnya enggak boleh panjang-panjang Bapak Ibu satu jam Dua jam selesai. Maualahnya orang Indonesia ngobrolnya kemana-mana. Ngomongin tetangga, ngomongin suaminya, ngomongin siapa.
Jadi nggak fokus. Kita mau ngerjain apa. Briefing pun setiap pagi kita cuma 5 menit.
Maksimal 10 menit. Briefing setiap hari. Jadi kadang kita sendiri nggak jelas ngapain hari ini.
Ngapain nanti sore. Karena nggak ada yang ngarahin. Akhirnya bingung sendiri. Nyatrika ya asal nyatrika.
Dengan adanya briefing 5 menit, 10 menit. Pertama. kita review dulu segala pekerjaan yang dilakukan kemarin seperti apa apakah ada komplain yang perlu diselesaikan komplain pasti ada kan?
komplain sudah diselesaikan belum? oke, yang berikutnya hari ini ngerjain siapa aja prioritas berapa banyak? satuan ada berapa banyak yang harus selesai hari ini? laundry express berapa banyak? terus tugas kasir apa?
hari ini ngegencot omset lagi atau apa? karena ada berapa titik di tempat kami yang gak achieve misalnya apik laundry setiap hari harus angkanya 4, berapa juta sehari misalnya, gak achieve ya dia harus nombok besoknya besok harus ketutup, misalnya seperti itu itu sudah target setiap bagian, dan mereka udah paham, reward and punishment seperti apa kalau dia achieve dapat reward apa, kalau gak achieve punishmentnya apa, apa yang harus dia kembangkan lagi, terus yang terakhir adalah untuk briefing adalah kita doa bersama, kadang kita gak mendoakan ada karyawannya sakit suaminya karyawan sakit, kita kadang cuek aja, yang penting kamu kerja datang langsung nyalain bu boiler, setrika saja apa aja pokoknya di setrika gak tau apa yang ada, setrika yang penting kerja akhirnya rutinitas aja Bapak Ibu karena rutinitas aja, akhirnya dia gak tau, ya sudahlah saya kemampuannya gini doang, kerja di laundry, ya gini aja bisa saya padahal kita bisa memberikan semangat ke dia, eh kamu punya masa depan loh, apalagi yang cowok-cowok misalnya, kita kasih semangat di tempat saya misalnya di laundry, yang cowok-cowok biasanya saya kasih target, kamu... Kamu maksimal 6 bulan terjadi saya. Karena kamu sebagai kepala rumah tangga nantinya.
Dan saya berhasil membuat mereka loyal dikala saya kasih tau maksimal 6 bulan. Malah mereka percaya ke kita, malah mereka loyalitasnya tinggi. Kepada perusahaan.
Pada waktu seperti itu. Tapi paling tidak tiap hari kita kasih target. Maua kamu gajinya cuma segitu aja? Dengan skillmu seperti itu, kamu gajinya pasti akan mentok segitu.
Kamu kerja akan dimanapun mentoknya akan kayak gitu. Maua kamu akan gitu aja? Kalau monthly meeting saya hadir dengan mereka, ya sudah saya akan melihat itu.
Cowok-cowok di situ dan sebagainya. Oke, kamu sudah punya skill apa sekarang? Leadernya atau supervisornya biasanya cerita, oh ini sudah levelnya sejauh ini. Yang sudah, kamu mau nggak jadi trainer?
Nanti langsung di screening. Trainer apa yang dilakukan oleh trainer? Tugasnya apa aja?
Seperti itu. Jadi segala hal, Bapak Ibu, kalau saya biasanya memang sudah mulai runut. Kita juga ada struktur organisasi di perusahaan.
perusahaan seperti apa dan sebagainya meskipun itu cuman laundry kiluan tadi saya berbicara tentang branding kita mau dikenal sebagai laundry apa nah Bapak Ibu sudah mulai bikin alur seperti Ini atau bikin yang namanya kewadran. Kalau Bapak Ibu juga harus bisa mengenali Bapak Ibu sebenarnya tipenya apa sih? Apakah safe employee?
Apakah employee? Apakah business owner? Ataukah investor?
Yangng saya lihat tadi kalau Bapak Ibu masih... ikut nyetrika sendiri, nyuci sendiri berarti masih ada yang namanya safe employee jadi kalau safe employee itu kalau dia nggak kerja ya nggak tercapai omsetnya kalau dia nggak kerja setrikaan nggak selesai kalau kita sakit, ya nggak tercapai yang nggak selesai kayak dokter kan seperti itu dokter gak kerja nggak dapat penghasilan kecuali dia sudah jadi PNS misalnya kerja nggak kerja udah dapat gaji itu yang kwadran kiyosaki kita sebagai bisnis tipenya apa sekarang brand positioning itu juga ada kwadran nya misalnya nih Apik laundry itu mencanangkan di 2015 sebagai high quality and high price jadi kita sudah mencanangkan kita itu bisa loh high price jadi harga mahal itu bisa jadi kita ada di kwadran ini di 2017 kita pernah kelebihan kuantiti jadi kita dulu konsepnya kan pernah drop point saya ada 16 titik drop point di 2017 pada waktu fokus-fokusnya bangun organisasi saya lapan titik tutup saya pernah cerita berapa kali itu 8 titik tutup pernah tapi karena kelebihan kapasitas produksi jadi kita masih banyak yang kosong pernah kita lihat paling gampang untuk mendapatkan customer itu ternyata adalah turun harga atau dimurahin ternyata dengan Branding yang sudah kita bangun, tim yang memang sudah pakai seragam, terus dengan gaya bicara yang baik, komunikasi yang baik. Dari harga Rp10.000 per kilo di 2017 kita turun Rp8.000, omset drop Bapak Ibu.
Omset malah drop. Kita evaluasi, kok malah drop? Padahal pengen kita genjotin omsetnya biar naik. Ternyata pelanggan sudah kenal harga kita Rp10.000, kok tiba-tiba turun jadi Rp8.000?
Saya dulu nggak kenal belajar tentang branding dan sebagainya, nggak kenal. Setelah itu kita mau... Mulai dengerin beberapa temen saya yang sering jadi langganan saya itu pernah ngeletuk. Itu 8 ribu, itu jangan-jangan kamu capek, sabun colek nih sekarang nyucinya.
Jangan-jangan baju saya udah dicampur nih sama pelanggan lain nih. Jangan-jangan, udah perpikirnya udah negatif semuanya. Pada waktu kita harga tinggi ke bawah. Makanya saya nggak pernah menyarankan nurunin harga.
Jangan sampai turunin harga. Yangng penting diskon masih oke. Kita mau kasih membership potongan harga, silahkan.
Bonus silahkan. Tapi jangan sesekali nurunin harga. Karena kita sudah ngerasain.
Mudah-mudahan Bapak, Bapak, Ibu jangan sampai ngerasain. Makanya pricing strategy itu penting banget. Nah bulan berikutnya kita mulai hitung-hitungan lagi.
Kita naikin 12 ribu dengan packaging yang berbeda. Kita tambahin gimmick-gimmick seperti kita kalau ada pelanggan yang datang. Berapa kali datang membership bisa dapat laundry bag.
Dapat bonus apa dan sebagainya. 12 ribu per kilo pelanggan naik Bapak, Ibu. Nah ini masalah branding. Jadi kalau kita sudah.
sudah menancapkan brand image kita di brand positioning kita udah ke atas jangan sesekali turin makanya saya belajar itu tadi ada 12 nama laundry saya berbeda-beda target marketnya apik laundry saya buka dimanapun ya harus harganya minimal 15.000 per kilo saya bikin 8000 komplain itu pelanggan Kenapa yang disana bisa 8000 apik laundry sedangkan disini 17000 akhirnya apa yang harus dilakukan ya kita harus melakukan riset target market dan kompetitor tadi yang pertama saya selalu ini yang kita kita sampaikan riset target marketnya terus identifikasi diferensiasi keunikan dan keunggulan Bapak Ibu harus tulis keunggulannya apa kelemahannya apa atau biasanya kita bikin diagram atau table yang namanya swot strength weakness opportunity sama thread kelebihannya kita apa menurut pelanggan bukan menurut kita sendiri menurut pelanggan karena kita melayani pelanggan Jadi jangan berpandangan menurut saya udah bagus, Pak Tapi menurut pelanggan bagus nggak? Belum tentu. Jadi cara pandangnya adalah bukan cara pandang kita, tapi cara pandangnya pelanggan. Setelah tahu diferensiasi, jadi jaga integritas dan konsisten. Yang, konsistensi itu penting.
Jangan sampai kita over promise juga. Jadi janji kita berlebihan. Dua jam selesai, tiga jam selesai. Tapi nggak pernah selesai tepat waktu.
Nah, Bapak harus mengkomunikasikan. Kalau memang tidak bisa menyelesaikan tiga jam selesai, komunikasikan. Yang. mohon maaf bu, ini ada antrian, jadi nggak bisa 3 jam selesai jadi ini selesainya 8 jam nah ini komunikasi makanya carilah frontliner, orang yang di depan komunikasinya bagus nah balik lagi bahwa kita bisa dihargai kalau kita bisa mengkomunikasikan kita bisa se-level dengan mereka pertanyaan berikutnya, tadi kan harganya kelihatannya murah apakah harga mahal bisa laris Bapak Ibu?
kita pernah lihat ini ya, saya pernah bikin poster ini murah dan cepat, jangan minta bagus bagus dan murah Jangan murah, jangan minta cepat. Cepat dan bagus jangan minta murah. Dan itu nggak ada di kita semua misalnya. Ini ada istilah memang seperti ini. Jadi kalau murah dan cepat ya jangan minta bagus banget, kualitasnya bagus.
Tapi sebisa mungkin kalau memang kita sudah punya prinsip seperti ini, Bapak Ibu mulai jadi pembeda. Murah dan cepat, disini juga bagus juga. ya tapi gak bagus-bagus banget, tapi bagus bisa gitu aja, bahwa Bapak Ibu harus bisa memberikan garansi, memberikan layanan lebih dari ekspektasi pelanggan jadi misalnya pelanggan ekspektasinya dengan 7 ribu, ya sudahlah gak bersih-bersih amat eh ternyata nyampe rumah, ternyata packingannya bagus, wanginya ya cocok, bersih lagi.
Nah itu kan lebih dari ekspektasi. Kalau lebih ekspektasi dan orang-orang sudah mulai loyal, akan balik lagi kok. Harga berapapun nggak ada masalah.
Nah ini pernah jadi materi saya bahwa mahal tapi laris. Ini saya kasih materi beberapa teman-teman di komunitas. Para pelaku UKM umumnya memiliki absumsi bahwa cara terbaik menangkan persaingan adalah dengan melakukan perang.
perang harga yang penting murah padahal perang harga itu pilihan yang bersih beresiko tinggi bagi UKM perang harga bahkan bisa memicu pundiri massal bener nggak seperti tadi yang saya sampaikan di sebelah 5000 Bapak Ibu emosi nggak ngitung 4000 aja deh besoknya sebelah 3000 nggak mau kalah ih 3000 lah masa 4000 kalah sama sebelah 3000 lah sini juga nggak kalah ih masa kalah sama sebelah 3 ribu, 2 ribu lah besoknya sebelah seribu lah, seribu sebelahnya sudah ngap-ngapan tutup aja, tutup aja ternyata gak bisa belajar karci karyawan nah inilah perang harga, yang menang siapa Bapak Ibu kalau perang harga, yang menang adalah orang berikutnya yang melihat sekitarnya sudah tutup semua, ya sudah saya buka aja, biar tutup dulu deh semuanya habis itu saya buka disitu, panen saya, makanya perlunya Bapak Ibu untuk memikirkan HPP nya berapa, itu tadi saya tanya, om set aja... yang belum tentu dicatat profitnya berapa juga belum tentu tau HPPnya berapa juga belum tentu tau terus nanti kalau juga di breakdown lagi, ada fixed cost ada variable cost, apalagi itu terus tiba-tiba jangan-jangan pajak aja gak tau, gak laporan lagi misalnya, enggak lah gak usah pajak pak, usah kecil loh pajak pak, oke ini belum masalah itu tadi, karena biaya operasional tidak lagi sebanding dengan pendapatan udah pasti, makanya harus Harga yang 10.010 kilo tadi sebenarnya profitnya berapa Bapak Ibu? Kalau plastiknya pelanggan harus beli, detergennya harus beli, airnya pakai air tanah, nggak pakai air pang.
Paling cuma modal listrik doang kok Bapak Ibu. Modalnya paling 500 rupiah. Untungnya berapa? 9.500. Akhirnya yang kita melihat di sini, banyak pembeli bersedia membayar mahal ketika harapannya terhadap suatu produk terpenuhi bahkan terlampaui.
Jadi seperti yang tadi saya sampaikan adalah kita harus bikin ekspektasinya. Lebih dibanding apa yang mereka bayangkan. Wah ternyata lebih bagus ya. Ternyata cuma 7 ribu aja hasilnya kayak gitu. Cuma 7 ribu saja hasilnya seperti ini.
Nah kita butuh ada testimoni seperti itu. Kalau perlu testimoni kayak gitu, ditulis di Google Review atau di Instagram atau di Facebook oleh pelanggan. Kasih goodie bag. Kasih laundry bag.
Kasih gimmick-gimmick yang lain. Kasih voucher cuci gratis misalnya kayak gitu. Itu bisa.
Makanya apa yang dilakukan? Gunakan pendekatan value-based. dalam penentuan harga, yaitu menentukan harga berdasarkan nilai yang diberikan oleh produk itu sendiri, oleh jasa itu sendiri.
Artinya apa? Nilai yang diberikan untuk menjaga harga tetap premium adalah eksklusivitas, uniqueness, dan experience. Jadi pengalaman pelanggan tadi terkait hasilnya sudah lebih dari ekspektasi, itu penting bagi mereka.
Konsep kita di Apik Management pun, target bulan pertama adalah break even. Break even itu bukan balik modal, Bapak Ibu. Break even itu adalah... titik kesetimbangan antara pengeluaran dan pemasukan. Jadi yang perlu dihitung adalah setiap bulan kira-kira kita butuh operasional berapa sih?
Kalau bulan pertama, bulan kedua, bulan ketiga, sebisa mungkin saya nggak nombok. Ini konsep break even point. Jadi kalau titik balik modal kami menyebutnya adalah payback period. Break even point bulan pertama kita capai dengan angka berapa?
Misalnya nih kita ada empat pegawai, deterjen, listrik, gas. Kalau nggak terlalu rame itu angkanya berapa? Oh kira-kira 10 juta sebulan. Jadi yang kita kejar adalah break even.
Angka break even point kita adalah 10 juta sebulan. Kalau kita sudah tembus 10 juta per bulan, berarti target tercapai. Kita nggak nombok. Jadi target kami sekarang bukan masalah profit dulu.
Makanya setiap saya buka laundry, yang saya targetin adalah rame dulu. Bukan saya kejar profit dulu. Kalau ngejar profit, ngejar... Keuntungan biasanya kita pelit promo Untuk promo itu pelit banget Ih keluaran lagi nih, ih pengeluaran lagi Ngapain kita harus nyiapin 500 ribu sehari Untuk laundry gratis bayar pake doa Gak ada impactnya kok Hai nah saya ada pembandingnya daripada 500 saya beliin satu rim brosur yang akhirnya borosur paling yang balik cuman dua orang tiga orang mending saya bikin laundry gratis bayar pakai doa mulai saja doa kalau ada tetangga laundrynya jadi sini enggak papa laundry saya kok, meskipun dia juga gak ikhlas doainnya semoga laundry ini sukses, gak ikhlas juga amin tapi paling tidak, kita dapet doanya orang-orang ngerasain hasil cucian kita gimana minimal itu itulah konsep kita, saya buka-bukaan loh disini, segera bangun branding bapak dari sekarang, bapak ibu semuanya tetap kreatif, inovatif bapak ibu evaluasi terus SBOT-nya tadi, strength, weakness, opportunity dan threat-nya dan jangan lupa ikutin pekerjaan zaman biar tidak pulang. Berkait tentang regulasi, jadi kalau limbah, kami sudah berbicara di 2020 itu dengan Kementerian Lingkungan Hidup.
Kami menyatakan di asosiasi laundry akhirnya kita bisa sepakat dengan beberapa poin yang memang kita sampaikan. Akhirnya kita ada pemisahan antara laundry korporasi. Corporate sama laundry untuk retail.
Jadi laundry seperti laundry coin, laundry kilauan, laundry cuci lipat, laundry satuan yang tidak terlalu banyak chemical, itu bisa ditandatangani sebagai laundry rumahan. Dan itu nggak perlu pakai amdal, nggak perlu pakai ipal. Karena limbahnya rumah tangga.
Beda dengan laundry corporate. Laundry hotel, laundry rumah sakit, itu wajib diproses. Kenapa? Karena chemicalnya terlalu besar.
Kalau laundry hotel aja putih semua kan. kan harus klorin banyak, itu harus diproses, laundry rumah sakit harus diproses karena ada infeksius jadi harus diproses, laundry garmen yang biasanya mencemari lingkungan warnanya jadi merah, jadi biru, itu wajib, karena itu korporin makanya harusnya aman teman-teman, kalaupun misalnya nih ada dalam tanda peti oknum yang dateng, itu bisa langsung minta penyuluhan teguran, terus nanti ke dinas lingkungan hidup setempat harusnya ada pengarahan, kenapa Kenapa seperti itu deal kita atau yang pernah kita sepakati dengan Kementerian Lingkungan Hidup di 2020 pada waktu kita membahas tentang Eko Label Jasa Laundry. Kita membahas saat itu perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan semua laundry wajib harus ada IPAL, harus ada pengolahan limbah. Nah saya cuma menyampaikan ini sepertinya kontraproduktif apa yang disampaikan oleh pemerintah.
Pak Presiden Jokowi udah jelas-jelas pro UKM dan laundry kiluan biasanya kan tempatnya kan kecil. kecil, ada yang cuma 3x3 3x5, kalau dikasih ipal udah gak bisa itu pasti, nah pada waktu kita sebagai pengusaha laundry atau laundry kill one ini yang ukuran 3x3, 3x5 gak bisa efeknya apa, kalau kita gak bisa jalanin dan akhirnya ditindak, akhirnya banyak pengusaha yang tutup akhirnya berapa ratus ribu orang yang gak dapat pekerjaan dari situlah akhirnya kami sebagai asosiasi laundry bisa sepakat dengan kementerian saat itu, untuk ya sudah aman, untuk yang pengusaha-pengusaha laundry yang kategorinya adalah rumahan. Jadi kita di asli itu memang kekuatannya itu tadi. Karena kita organisasi resmi, salah satu organisasi, ya bisa dibilang organisasi yang terbesar untuk pengusaha laundry, ya sekarang asli. Dan memang kita serius banget untuk pendekatan seperti itu.
Karena kita memang melihat kebutuhan anggota kita seperti apa. Terus yang berikutnya adalah regulasi apa lagi? Gas itu sebenarnya juga pengaruh.
Gas pakai 3 kilo di beberapa kota, itu sudah digrebek Bapak. Yang boleh. goreng bule itu ada tulisannya untuk rakyat miskin ya oke kecuali Bapak Ibu ngapain baca merem aja deh tapi ada tulisannya omset Bapak Ibu sehari sejuta dua juta masa seperti itu sih Kenapa kok tukang nasi goreng boleh karena kaki lima ada izinnya sendiri kalau Bapak Ibu pengen pakai tiga kilo atau mungkin pakai subsidi Bapak Ibu urus ke kelurahan ke kecamatan ada namanya UMK isin usaha mikro kecil kalau nggak salah ada itu enggak tahu sekarang masih ada apa enggak Karena semua sekarang kan sudah satu pintu pakai NIB ya. YSS, YID itu kan. Seperti itu.
Jadi gas itu sudah mulai ada yang tertangkap. Itu kemarin Jakarta Selatan ada. Di Kalimantan Selatan ada. Di Kaltim kalau nggak salah juga ada. Di beberapa kota sudah kena.
Itu urusannya dengan dinas ESDM. Energi. Air tanah juga sama.
Ada rules-nya. Ada aturannya. Ada izinnya.
Timbangan. Ada sertifikatnya. Banyak loh Bapak Ibu.
Nah ini kalau kita gak Kenal, makanya mumpung teman-teman banyak yang hadir disini, saya berharap teman-teman juga bisa membantu asli DPD Sulawesi Utara untuk lebih tumbuh. Jadi Bapak Ibu kalau memang pengen jadi pengurus silahkan, ini pengurus-pengurus luar biasa, ini dedikasinya untuk pelayanan terlibat. aktif di kemurusan di organisasi silakan karena kita perlu banyak ngobrol dengan pemerintah terkait regulasi terutama untuk siapa sih untuk kita semua kok disini karena regulasi tiap daerah beda-beda pada waktu kita di pusat ngobrolnya dengan kementerian Kementerian beda lagi nanti di dinas. Kebijakannya pasti berbeda.
Makanya itu teman-teman setiap DPD harus aktif. Ketemu dengan kementerian ini, dengan dinas ini, dinas ini, dan sebagainya. Yangng ketiga caranya orang biar mau ke laundry.
Yang banyakin laundry. Jadi pilihannya semakin banyak. Oke, seperti yang saya sambung di depan tadi, bahwa kenapa sih banyak orang sekarang datang ke laundry? Karena pilihannya sudah mulai banyak. Itu yang pertama.
Yangng kedua, gaya hidup sudah berubah. Orang-orang milenial, anak milenial, kan... kita pernah baca ya, anak milenial itu gak mau punya mobil sendiri misalnya, gak mau punya rumah sendiri, mereka seneng nomaden, mereka seneng kerja dimana-mana dan sebagainya, nah kita harus memahami habitnya anak-anak milenial yang sekarang sekarang menguasai Indonesia.
Gayanya gimana sih? Mereka mainnya di mana sih? Di Instagram atau di Facebook? Atau Twitter?
Nah kita harus tahu, market kita siapa? Kalau cuci sepatu misalnya, anak-anak milenial, pakai air jodan dan sebagainya, ya berarti kita mainnya Instagram. Facebook nggak terlalu rame. Makanya kita harus tahu marketnya, pakai sosial media apa. Kita menyesuaikan.
Bagaimana caranya biar pelanggan atau konsumen itu mau datang ke laundry? Yang kasih promo. Kira-kira orang mau datang ke laundry karena apa?
Karena efektifitasnya, karena kepraktisannya, karena kemalesannya atau seperti apa? Kan sering ada tagline saya, budayakan males mencuci. Yang, budayakan ya.
Tolong, tolong. Dibudayakan tuh males itu. Mencuci itu.
Saya langsung ditergur kepala sekolah deket tempat saya itu. Ini nggak bagus ini ajarannya. Budayakan kok males mencuci.
Tapi paling tidak itu kan nancep ke mereka untuk, oh iya bener ya, kita emang harus males ini nyuci ini. Jadi harus datang ke laundry saja. Itu berhasil.
Makanya misalnya, kalau ada orang-orang yang misalnya, saya punya target market yang menengah. Dia punya pembantu. Untuk laundry saja, dia mengeluarkan misalnya 1 juta atau 1,5 juta untuk bayar pembantu, untuk beresin rumah, untuk nyuci, untuk masak, dan sebagainya.
Kita bikin aja promo, membership sebulan misalnya 300 ribu. Eh, murahan di sini kayaknya. Di bandang saya, saya punya pembantu.
Atau bersih-bersih rumah, saya bisa pakai jasa kok. Makan kita. kita bisa pakai gofood crepefood sana Nah itu bisa jadi kita harus pancing dengan hal-hal yang kira-kira kreatif orang-orang maunya apa silahkan sekreatif mungkin karena target market pasti berbeda-beda yang penting kita tahu bahwa laundry ini tujuannya apa jadi kita hadir buka bisnis ini yang utama adalah solusi dari orang-orang yang males mencuci tadi dari orang-orang yang seharusnya nggak males tapi akhirnya males dulu di 2013 sebelum saya riset saya harus membarankan diri untuk mendobrak mental block dimana kalau saya resign, saya udah aman gak ya? karena dulu itu saya penghasilannya udah lumayan saya sudah punya tim banyak, udah nyaman lah intinya sudah nyaman, orang tua saya menyayangkan misalnya tapi ya untung disupport istri dan anak-anak seperti itu tapi sistem sudah mulai saya jalankan, terus saya setiap tahun sudah ada target 2 kali ikut workshop yang harganya minimal 5 juta sekali ikut workshop karena beda kelasnya kelasnya pernah kita pernah ikut workshop yang harganya 14 juta samping saya direktur semua satu keren kartu nama kondisi itu mindsetnya beda Nah itulah yang kita ubah makanya perlu ikut kelas yang mahal-mahal sebenarnya kaki mereka yang membuka kelas itu dia ya nggak pengen mahal juga tapi memang biar serius nggak sih orang ini dengan 14 juta kalau 14 juta kan serius banget nangis itu kalau nggak selesai itu, kalau nggak dijalankan kan saya paling tidak dengan 14 juta kan mikir 14 juta ini kemarin belum balik model ini, misalnya kayak gitu tapi saya ikut kelas itu, nah dengan ikut kelas, dengan ikut kelas saya pun hire konsultan per jam 1 juta Saya konsultan untuk bisnis kita. per jam.
Untuk apa? Untuk ngembangin bisnis. Meskipun sudah kelihatannya kayak gini dan sebagainya, saya pun harus kayak gitu. Nah, timnya harus disiapin kayak gitu.
Nah, itulah yang kita lakukan. Kemarin sampai seperti itu. Karena kita pengen membangun bisnis ini dengan baik, sampai yang ada istilahnya autopilot tadi. Tapi autopilotnya kita harus paham nih.
Deskripsi autopilot itu apa? Pilotnya harus balik ke kokpit, Pak Kalau nggak pernah balik itu yang nabrak gunung nanti. Yang tau, kadang kita gak pernah balik ke kokpit lagi, yang asal pokoknya udah jalan lah, pelah pegawai sudah lancar dan sebagainya, gak seperti itu juga.
Tapi pada waktu saya hire konsultan, saya harus punya direksi, saya harus punya manajemen, ya karena levelnya sudah berbeda lagi. Saya harus bikin perusahaan seperti ini, saya harus bikin PT, saya harus tahu tax planning, saya harus tahu financial dan sebagainya. Kapan buka cabang, kapan ekspansi, itu semua sudah terhitung.
Bahkan kalau kita ngobrol dengan orang finance, kita... kita mau buka cabang itu ada hitung-hitungannya enggak asal buka cabang bukan hanya sekedar cuman peluang karena yang paling utama pada waktu buka cabang misalnya apa yang yang pasti dikeluarkan oleh kita atau yang pasti terjadi pada waktu buka cabang apa kira-kira omset naik kah udah pasti naik nggak kalau buka cabang belum tentu Apakah akan sama seperti titik pertama ramenya cabang kedua hai hai Yangng pasti pada waktu kita buka cabang adalah yang pasti kita keluar biaya dulu. Itu udah pasti. Rame atau tidak belum tentu kok. Nah itu orang finance, cara berpikirnya kayak gitu.
Saya dijelaskan dan direm kayak gitu. Oh iya ya juga, iya juga. Menurut kita targetnya, ini marketnya sudah jelas ini dan begini.
Oke langsung dibalikin lagi. Costnya ada nggak? Kita mau pakai dana sendiri perusahaan, investor, pinjem bank atau apa? Atau franchise kah?
Nah itu kan seperti itu. Nah itulah saya jelaskan kenapa cara berpikir kita sudah seperti ini. Karena memang ditempa itu tadi.
Kenapa saya ada briefing ada ini yang biasanya mungkin gak terjadi. Yang karena dibiasakan. Karena kan biasanya kalau datang tujuan lagi numpuk kan buru-buru. Ah ini tujuan lagi banyak nih.
Segera harus setrika ini pak. Gak ada gak sempat kita briefing. Padahal dengan adanya briefing.
Yangng harusnya pekerjaannya biasanya cuma 200 kilo sehari. Bisa 200 lebih kok. Bisa 300 kilo.
Karena... jelas, ini diarahkan kemana ini diarahkan kemana, ini harus ngapain ini harus ngapain, seperti itu makanya sistem mulai dijalankan dari sekarang mulai delegasikan dari yang pertama adalah orang kepercayaan sistemnya dibangun, oke ya, untuk sementara itu nanti kita bisa ngobrol di belakang, terima kasih sub indo by broth3rmax