Transcript for:
Peran Ayah dalam Keluarga Menurut Islam

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah Assalatu wassalamu ala rasulillah wa ala alihi wa ashabihi wa maw'ala ashadu an la ilaha illallah wa ahdahu la sharika la wa ashadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu la nabiya ba'da Puji syukur kehadirat Allah SWT salawat dan salam kepada Rasulullah SAW Alhamdulillah di pagi hari ini, subuh hari ini kita diberi kesempatan untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakuan kita kepada Allah SWT Rasulullah SAW Berdoa kepada Allah SWT agar memberkahi umatnya di waktu subuh atau di awal pagi. Dan semoga kita, termasuk orang-orang yang beruntung itu, orang-orang yang mendapatkan keberkahan. Dan keberkahan didapatkan dengan menjalankan ketaatan kepada Allah. Dan ketaatan tersebut tentu akan bermakna ketika kita memiliki ilmu. Ilmu yang bermanfaat, ilmu yang akan membawa kita selamat di dunia dan juga selamat di akhirat. Ilmu tidak datang dengan sendirinya, tapi ilmu harus kita cari. Dan Alhamdulillah Masjid Al-Irshad Surabaya memfasilitasi kita untuk mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Dan kali ini kita berjumpa dalam program baru dari Masjid Al-Irshad Surabaya yang rutin dilaksanakan setiap hari Jumat jam 5 pagi untuk mengawali pagi, mengawali hari dengan ilmu. Sehingga hari-hari kita mendapatkan bimbingan dari Allah SWT. Selamat mengikuti, selamat menikmati, dan selamat menjadi orang-orang yang diberkahi. Waladhamudunna illa wa antumuslimun amma ba'd Seseriku keluarga muslim yang berbahagia yang dirahmati Allah SWT Sebelumnya saya mohon maaf sebesar-besarnya atas terlambatan Saya sedang menyiapkan kehadiran santri baru Sehingga mohon maaf terlambat Allah memberikan paling besar atas waktu yang Bapak Ibu pakai untuk menunggu insyaAllah Baik Rasulullah s.a.w. pembahasan kita setelah kita membahas tentang berbagai macam pembahasan tentang anak-anak di dalam bagaimana anak dalam sejarah Islam, bagaimana sebelumnya kita bahas tentang anak 11 tahun di majlis kekhilafahan, majlis resmi negara. Bagaimana kisah tentang pemuda pembawa Risalah ke Kaisar Romawi dan seterusnya yang sudah kita bahas. Kemudian kita akan bertanya tentang bagaimana menjadi ayah, bagaimana menjadi ibu agar anak-anak itu menjadi istimewa seperti itu. Karena kalaupun memang mereka anak-anak pilihan tapi perlu dipahami bahwa Islam tidak hanya melahirkan anak-anak ajaib, karena anak-anak ajaib itu anak-anak yang tidak dilahirkan oleh sistem, karena memang dia anak istimewa, dia spesial, segalanya spesial. Tapi Islam itu secara sistemik, secara syariat. Syariat ini sistem yang berlaku untuk setiap orang. Orang cerdas berilmu, orang badui yang tidak punya ilmu dan pengalaman, orang... berwawasan tinggi sekali orang yang sedang saja atau orang yang awam Islam ini adalah syariat yang memberikan peluang untuk semua menjadi orang-orang besar asal syaratnya jelas agar syaratnya adalah mereka mendalami syariat ini setelah itu kemudian kita akan membahas pembahasan kita halaman 79 kita mulai membahas ada beberapa judul yang bertemakan ayah saya mungkin hanya dua pertemuan hari ini dan pertemuan berikutnya nanti kecuali malam ini selesai tapi ini cukup panjang bahasan ayah baru kemudian nanti kita akan bahas ibu setelah itu biarkan kita bahas ayah dulu mengapa ayah dulu? karena firman Allah SWT nisa 34 rijalu kowamuna alen nisa pegang kuat-kuat kaedah hayat ini Maka ini akan memudahkan kita berumah tangga. Rijalu, kaum laki-laki itu kowamun. Mereka adalah kowam. Kowam dengan segala makna kowam. Ya pemimpin, ya pemimpin, ya pendidik yang mengevaluasi, yang mencarikan nafkah, tempat bersandar, semua makna kowam. Dari satu kata punya sekian banyak makna. Makanya Bapak Ibu kalau membuka tafsir, tafsir apapun itu, tafsir Ibn Kathir, Al-Qurtubi, tafsir apapun itu, Bapak Ibu akan heran kenapa maknanya banyak. Karena memang satu kata itu maknanya banyak. Itu bahasa Arab, apalagi diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Maka, Al-rijal, Qawwamun, Al-nisa, Diatas kaum wanita. Jangan melanggar ayat ini, karena kalau melanggar ayat ini maka itu awal bencana. Pelanggaran terhadap ayat adalah awal bencana rumah tangga. Nah, halaman 79 saya tidak membahas tentang pembahasan Rijalu Kowamuna Alanisa. Itu ada pembahasan sendiri tentang Kowamah. Saya hanya ingin menunjukkan... Satu poin penting, judulnya adalah fa'Huruf fa'Fa'dalam ayat Qawwamah Mana fa'nya? A'udzubillahimnashaitanirrajim Alrijalu qawwamuna alannisai Bima faddalallahu ba'dahum ala ba'd Wa bima anfakum min amwalihim Fa'Ada fa'nya itu ya Fassalihatu Ya ada fa'nya Fassalihatu Qaww nita tun hafidhatun lil ghaib bima hafidhallah Kaum laki-laki adalah qawwam bagi kaum wanita Dikarenakan Allah memberikan keutamaan pada kaum laki-laki diatas kaum wanita Dan dikarenakan kaum laki-laki menafkahkan sebagian hartanya Oke, pembahasan ini besar sekali dan sederhana Subhanallah, Bapak Ibu Islam mengajarkan ilmu dengan sangat istirahatnya, mudah dipahami sekali lagi oleh orang yang berilmu tinggi dengan orang awam. Karena bahagia itu milik siapapun, asal dia paham syariat ini. Tidak rumit ilmunya, kita belajar ilmu rumit sekali, macam-macam. Pegangi ayat ini kuat-kuat untuk rumah tangga. Wallahu'alam, semacam, wallahu'alam sepanjang saya belajar tentang berkeluarga, tentang ilmu-ilmu parenting. Berbagai kitab yang saya telah ah, kemudian saya menyampaikan di berbagai penjuru di negeri ini, saya sampai pada titik kesimpulan, wallahualami kesimpulan saya, bahwa ayat ini adalah ringkasan dari semua teori tentang parenting. Anissa 34 dan 35. Anissa 34 dan 35. Tolong nanti dibaca, direnungi, ditadaburi ayat ini, pegang kuat-kuat ayat 34, kalau tidak ingin terjadi 35. 35 retaknya rumah tangga. Wain wa inikhiftu mishikoko bayinihima. Kalau kalian takut pecah rumah tangga, retak rumah tangga. Maka ayat 34 pegangi kuat-kuat. Pegangi kuat-kuat ayat 34, maka rumah tangga menjadi bahagia. Menentramkan, menyenangkan, barokah Dan kalau punya anak-anak Insyaallah dimudahkan Allah mendidiknya Ya baik Tapi pembahasan halaman 79 itu Bukan membahas satu ayat Saya cuma ingin menunjukkan begini Bahwa coba tadi di ayat sepanjang itu Itu saya cantumkan apa adanya Ayat 34 saja Ya kan Ayat sepanjang itu Tadi kalau kita lanjutkan bacaannya Ayat sepanjang itu Kalau kita hitung berapa huruf Bukan kata Berapa huruf Bayangkan Quran itu meletakkan huruf punya makna. Itu yang ingin saya sampaikan di sini. Saya cuma ingin dari sekian banyak huruf di ayat ini, baik karena ada kalimat, ada kata, ada huruf. Ini mucizan. Huruf fa'saja yang ingin saya bahas pada ayat fa'fa'disitu. Baik. Bapak-Ibu saya ingin masuk sedikit ke dalam grammar bahasa Arab yang ini manfaat untuk memaknai ayat ini. Kenapa ada fa'di situ? Tidak sulit insya Allah teorinya, tapi saya sampaikan sedikit teorinya. Dan ini pentingnya muslimin belajar bahasa Arab. Saya sudah sering sampaikan terjemahan hanya memberikan prosentase sangat kecil dari ilmu Al-Quran. Terjemahan Al-Quran. Itu mengapa harus ada tafsir? Belajar Quran harus menggunakan tafsir. Kalau kita ingin mendapatkan ilmu yang melimpah dan banyak. Dan salah satu alat untuk menafsirkan Quran adalah bahasa. Bahasa. Ulama sepakat itu bahkan itu adalah kalimatnya Mufassir hadihil ummah. Ahli tafsirnya umat ini yaitu sahabat mulia Abdullah bin Abbas. Bapak Ibu terahmati Allah subhanahu wa ta'ala, saya masukkan sedikit grammar kaidahnya, buka halaman 81. Itu imam paling atas, imam Ibn Asyur. Ini Masya Allah beliau punya tafsir unik di kelasnya. Di kelas tafsir ini sangat unik. Beliau punya tafsir namanya kitab At-Tahrir wa-Tanwir. Ini tafsir yang coraknya adalah tafsir dengan corak ilmu balagoh. Wah ini ilmu apa lagi kan? Kan ada, para bapak ibu ada tafsir yang umum, dibahas umum. Ada tafsir yang hukum, jadi hukum-hukum fikih yang diambil untuk ditafsirkan. Itu banyak contohnya. Ada tafsir yang menafsirkan berdasarkan ilmu nahu, grammar, bahasa Arab. Ada tafsir, contohnya ini adalah rilatanwir, yang menafsirkan ayat dengan sudut pandang ilmu balagoh. Ilmu balagoh itu aslinya adalah salah satu kaedah penting di dalam ilmu bahasa yang fungsi ilmu balagoh membuat orang yang bicara itu tepat, benar, tidak salah, kemudian indah. Ini ilmu besar sendiri, ilmu balagoh itu. Apa kata Imam Ibn Ashur rahimahullah ta'ala? Lihat ya itu. Fa'dalam firman Allah. Fa'salihat. Dalam firman ya. Fa'salihat. Istiknaf. Istiknaf. Apa istiknaf itu? Ini saya mau sampaikan. Apa itu istiknaf? Jadi ulama'itu memang ya begini. Bapak ibu ya rahmati Allah. Ulama'itu husnudhan sama kita atau saya... Sebenarnya kalimat pasnya juga bukan husnudan ya, kalimat tepatnya memang kitab-kitab ulama itu mestinya dibaca berlevel, berjenjang. Kita tiba-tiba belajar kitab tafsir apa, hadis apa gitu ya, mestinya bermula dari awal, dari mulai yang muda, terus makin berilmu, makin tinggi, makin tinggi kitab ilmunya. Tafsir, tahir dan danwir ya tentu. levelnya level yang sudah belajar ilmu pahlawan ya bukan tidak boleh dibaca silahkan tapi kayak fak dalam firmannya fassalihat istiqnaf istiqnaf itu apa ya kan saya sampaikan istiqnaf saya tidak tahu bahasa Indonesia ada atau tidak ada bahasa yang lain saya tidak tahu istiqnaf itu gini alistiknaf itu adalah menunjukkan bahwa kalimat setelah eh maaf kalimat sebelum huruf fa buka kembali ayatnya supaya gampang sebelum huruf fa kalimatnya apa الرجال قومون على النساء بما فضل الله بعضهم على بعض وبما أنفك من أموالهم titik baru fa Istighnaf menunjukkan bahwa sebelum huruf fa'itu kalimatnya sudah sempurna. Titik maksudnya. Kemudian istighnaf itu adalah kalimat setelah fa'adalah kalimat baru. Yang tidak sama dengan kalimat sebelumnya. Kalimat setelah fa'adalah kalimat baru. Tapi ada catatan tambahan Tapi ada hubungannya dengan kalimat sebelum fa Saya ulangi teorinya ya, jadi itu fa'listinav. Fa'listinav itu kalimat sebelum fa'sebelum fa'kalimatnya sudah sempurna, titik. Oke? Kalimat setelah fa'ingat, setelah fa'adalah kalimat baru. Tapi ada hubungannya dengan kalimat sebelumnya. Renung ya, sekarang kita praktekkan di teorinya Sekarang kita praktekkan Makanya saya bacakan ya kalimat sebelumnya nanti saya jelaskan Lihat kalimat lanjutan dari Imam Ibn Ashurah al-81 Fa'dalam firmannya, fas-salihat isti'naf Permulaan untuk menyebutkan syariat hak-hak suami dan istri Serta masyarakat keluarga Maka firmannya Maka firmannya kaum laki-laki adalah kawam bagi para wanita adalah merupakan syariat utama yang menyeluruh dimana hukum-hukum pada ayat-ayat setelahnya adalah cabang dari syariat utama ini jadi ia seperti sebuah mukaddimah firmannya fasalihat merupakan cabang dari syariat utama ini sesuai dengan sahabat bunuzul yang ada pada ayat sebelumnya ayat 3 anisah 32 Jadi hukum yang ada pada ayat ini adalah hukum umum yang dihadirkan untuk memberikan alasan bagi hukum khusus. Wah ini apa ini kan? Begitu ya, jadi ulama itu memang memberikan ilmunya Bapak Ibu. Karena itulah kenapa berilmu itu harus bertahap. Begini, saya gampangkan cara, saya jelaskan dengan sangat gampang ya. Ini tadi sudah paham ya, fa'alisti'naf itu. Saya perlu panjangkan ini karena nanti... Supaya gini, bukan hanya dapat isi konsep tentang keluarga, tapi kita akan kagum dengan Quran, karena kalau kagum dengan Quran, besok kita enggak kemana-mana. Besok kita akan nyari dalam Quran teori apapun, termasuk teori keluarga. Begini maksudnya, sudah jelas tadi ya teori fa'alistinaf. Maka pembahasan sebelum fa'yang isinya tentang laki-laki, tentang suami. Dimana suami adalah kawam, suami itu dilebihkan Allah dan suami itu menafkahkan sebagian harta. Itu adalah merupakan mukaddimah, pembuka dan dia kaidah umum, utama umum pembuka. Yang fa'setelahnya, setelah huruf fa'ya itu tentang wanita. Fasolihat para wanita yang solehat Konitat yang tunduk Hafidhat yang menjaga diri Itu adalah cabang Lihat kalimat beliau kan Cabang dari sebelumnya Gini gampangnya Pohon Lihat pohon Pohon itu Kalau di rumah tangga Bat Tang utamanya itu adalah laki-laki Dari pohon utama itu Dia beranting-ranting Dia bercabang-cabang Cabang-cabang itu adalah Wanita Maka dalam perumah tangga Dalam perumah tangga Bisa lihat Bukankah itu artinya Bahwa ranting itu Itu tergantung pada batang utama. Walau dia hidup sendiri. Kita ya. Yuk kita sampai pada kesimpulan sekarang nih. Ini kesimpulannya. Kesimpulannya adalah. Ini kesimpulannya dua. Bahwa laki-laki mandiri sebagai kawam. Jadi tadi kalimat sempurna itu maknanya pokoknya laki-laki berdiri sendiri kalau kamu. Jadi laki-laki maka jadilah kowam dan kau bertanggung jawab pada dirimu sendiri kalau rumah tanggamu mau baik jadilah kowam yang baik. Kemudian kamu wanita juga berdiri mandiri sendiri. Ya karena ini dua kalimat yang sempurna yang terpisah, temanya beda. Kamu perempuan istri jadilah istri yang solehah, yang menjaga, yang tunduk, yang taat dan menjaga diri. Oke, sudah. Itu adalah karyamu pada dirimu kalau ingin keluargamu baik. Jadilah solehat, konitat, hafidhot, lillegoy, bimahafidhollah. Sudah? Itu poin satu. Jadi masing-masing laki-laki dan perempuan, itu mereka punya tanggung jawab pada dirinya masing-masing. Laki-laki jadi laki-laki yang kowam, perempuan jadi perempuan yang solehat. Sudah, jadi jangan saling menyalahkan, itu satu poinnya. Jangan saling menyalahkan, ini kan rumah tangga kita rusak nih gara-gara kamu, eh dirimu juga punya masalah. Jadi masing-masing tidak bisa saling menyalahkan, itu satu. Tapi, ini kedua nih, tapi, tapi, karena pembahasan wanita setelah huruf fa adalah cabang, Maka utamanya memang di laki-laki, artinya terkadang perempuan itu punya masalah tentang kesolehannya dikarenakan laki-laki yang tidak koam. Saya ulangi kalimat saya, perempuan karena dia cabang, perempuan hanya cabang di rumah ini gitu ya, batang utamanya adalah laki-laki. Maka perempuan... Perempuan terkadang penyebab dari ketidaksolehannya wanita. Dan itu akan berpengaruh buruk pada rumah tangga. Salah satu penyebabnya terkadang adalah laki-laki yang tidak kowam. Makanya dari situlah. Dari situlah maka kowamah laki-laki itu. Itu pengaruhnya ke semua lini keluarga, semua. Jadi kalau laki-laki kehilangan kawamah, dia berpengaruh kepada kesolehan istrinya, istrinya kesolehannya bisa terganggu. Kemudian nanti kalau sudah begitu punya anak, anak pasti enggak beres. Rumah tangga pasti tidak nyaman. Oke, jadi Kami minta rahmati Allah, keluarga muslim berbahagia. Hari ini kalau kita ingin tahu kenapa ya keluarga muslim kok lemah sekali, ringgih sekali, loyo sekali, sudah tidak mampu melahirkan orang-orang besar, tidak bisa menjadi rahim peradaban. Seperti dahulu bagaimana keluarga-keluarga melahirkan orang-orang besar di sara Islam. Keluarga sudah tidak bisa lagi menjadi... tidak mampu lagi memiliki visi waj'alna lil mutaqina imama ya visi kepemimpinan maka yang pertama kali harus dikoreksi kerusakan itu sebabnya adalah kawamah lagi-lagi ya kawamah lagi-lagi udah gak usah nyalain yang lain masalah keluarga kalau keluarga bermasalah cek pertama kali bukan yang lain pertama kali Yang dicek adalah kawamah laki-laki. Itu masalah kawamah laki-laki. Baru nanti kalau kawamahnya bagus pak, dilihat dari semua sisi syariat oke, bericek yang lain. Tapi nomor satu yang harus dicek adalah kawamah laki-laki. Nah, sehingga saya ingin menasihati diri saya sendiri dan menasihati kita semuanya, bahwa Bapak Ibu ini PR besar. Kalau punya anak laki-laki, maka bangun kewamahnya yang baik, yang kokoh dan benar. Kasian, nanti keluarganya kasian. Berkeluarga gak beres, punya anak gak beres. Itu gara-gara kewamah yang gagal. Maka kewamah ini tolong dipelajari betul. Saya lupa apakah ada pembahasan Qawamah disini, rasanya enggak ada. Seperti enggak ada. Karena saya menulis di buku yang lain tentang Qawamah. Jadi pelajari tentang Qawamah, buka tafsir para ulama, Qawamah artinya apa? Dan Qawamah itu harus ada di laki-laki, sumber kerusakan rumah tangga pertama kali adalah Qawamah laki-laki. Anak kok masalah, sumber pertama adalah laki-laki. Istrinya masalah, sumber pertamanya adalah Qawamah laki-laki. Baik, dari sini kita tahu bahwa kaum laki-laki sangat menentukan hasil rumah tangga. Maka nggak bisa. Saya sudah sering sampaikan di mimbar ini. Tidak bisa, laki-laki cuma saya cari duit, kamu didik anak. Itu nggak bisa. Sudah nggak ada. Begitu itu sudah bukan dari konsep Islam. Lihat, paham ya? Kowamun itu artinya bukan nyari duit. Itu hanya salah satu tugas mulia laki-laki. Yang bikin rusak itu tadi itu. Saya nyari uang kamu didik anak. Itu pasti rusak rumah tangga. Kauamun itu bukan hanya nyari uang. Kauamun itu, kauamah itu salah satu saja fungsinya adalah mencari harta untuk menafkahi rumah tangganya. Itu hanya sepersekian dari tugas yang tercantum di dalam, di bawah kata kauamah. Heran ya? Silahkan dipelajari kauamun apa, nanti dicek diri kita masing-masing dengan jujur bahwa oh pantas rumah tangga ini kok. Jalannya begini kok masalah Kok hasil anak-anak kurang baik Saya sebagai suami nampaknya Ternyata sangat kurang kewamahnya Jangan disimpulkan dulu sebelum baca tafsir Ya nanti kewamah itu Pak pemimpin yang tegas Nah bukan bukan Baca dulu tafsir ya Baca dalam tafsir Baik Itu Laman 83 Di sana di 83 saya simpulkan Maka fa'Yang paragraf terakhir Maka huruf fa'pada Wanita yang soleha yaitu fa'solehat Yang berfungsi sebagai istinaf Memberikan dua arti penting Ini kesimpulannya Satu, seorang wanita Menjadi soleha dengan upayanya Dan kemandiriannya sendiri Yang terpisah dari suaminya Ya sudah, perempuan juga jangan cuma nyalahkan laki-laki. Dia harus berupaya menjadi wanita solehah, berjuang, memperbanyak ibadah, mendekatkan diri pada Allah, berilmu yang baik dan benar. Oke, mandiri, usaha yang mandiri. Yang kedua, tapi kewamah suami yang baik berhubungan erat dengan munculnya kesolehan seorang istri. Ada pengaruhnya. Begitu ya, itu tentang Fak. Alistik. Sebenarnya saya juga ingin mudah-mudahan dengan begini kita semua makin kagum pada Quran dan betul Quran itu mujizat. Bahas fa'saja sampai segitunya. Dan ternyata ada ilmu penting di dalam tentang rumah tangga di dalam satu huruf. Yaitu huruf fa'Cari deh. Cari buku apa, kitab apa di muka bumi ini yang ada teori disembunyikan dalam satu huruf kecuali Quran. Enggak ada. Kecuali Quran Pernah nemu satu teori Atau ini bahkan lebih dari satu Teori tentang hal yang sangat penting Tersembunyi hanya di dalam satu huruf Dan itu tidak hanya di ayat ini Banyak di Quran Banyak di Quran Setelah ini maka ayo kita dekati Quran kita Kita bukan hanya mendapatkan panduan Tapi kita mendapatkan keberkahan Keren, halaman 84, halaman 84, semua masih tentang ayah ya, hari ini kita bicara tentang ayah. Judulnya asuransi terbaik, asuransi tau ya, asuransi terbaik. Saya tidak sedang, saya tidak sedang bicara asuransi uang, walaupun tentang uang juga ada di sini, termasuk juga uang. Bahkan saya kasih contohnya pertama kali uang. Tapi maksud saya bukan asuransi yang dimana kita ikut salah satu lembaga asuransi. Saya pernah waktu menulis asuransi terbaik ini, kemudian ada yang bertanya, mungkin belum membaca, dia nanya, asuransinya mereknya apa pak? Saya enggak sering bicara merek asuransi yang biasa orang ikut asuransi. Asuransi terbaik ini, lihat subhanallah, Bapak Ibu, ini sebelum saya jelaskan. Oke, kalau mau mengukur iman, salah satunya ukur pakai ini nanti, tema asuransi terbaik ini. Betulkah kita orang beriman? Betulkah iman kita kokoh? Yuk saya bacakan ya. Pembukaan ini, lihatlah kisah berikut ini. Dalam buku Al-Fuqissah wa Qissah oleh Hani Al-Hajj, dibandingkanlah tentang dua khalifah. Di dinasti Bani Umayyah, dua-duanya khalifah di Bani Umayyah. Pertama namanya khalifah Hisham bin Abdul Malik, dan yang kedua khalifah Umar bin Abdul Aziz. Keduanya sama-sama meninggalkan 11 anak, laki-laki dan perempuan. Jadi Hisham bin Abdul Malik meninggalkan 11 anak, Umar bin Abdul Aziz meninggalkan 11 anak. Tapi bedanya, Hisham bin Abdul Malik meninggalkan jatah warisan. Bagi anak-anak laki-laki masing-masing 1 juta dinar. Yes, salam. 1 juta dinar 1 anak. 1 anak 1 juta dinar. Bapak Ibu, hari ini satu dinar, hari ini ya kurang lebih 4 juta setengah rupiah, ya 4 juta setengah rupiah, dikali 1 juta, ya kan? Masya Allah, jadi satu anak, jatah satu anak. Jatah satu anak, kali 11. Tentu yang perempuan dapatnya setengah. Perempuan dapat setengah. Masya Allah, jatah warisannya. Berapa yang ditinggalkan oleh Umar Ibn Abdullah Aziz? Sementara anak-anak laki-laki Umar Ibn Abdullah Aziz hanya mendapatkan setengah dinar. Yang patita setengah, setengah dinarnya ya. hanya rupiah. Itu anak laki-lakinya Umar bin Abdul Aziz. Ya, kebayang 4,5 T, berbandingkan dengan rupiah. Jauh sekali. Yang perempuan separuhnya lagi. Kan lidhagari mithul hadhil unthayain. Dalam Islam pembagian warisan itu anak laki-laki mendapatkan jatah dua kali lipat anak perempuan. Lihat. Tapi lihat selanjutnya. Dengan peninggalan melimpah dari Hisham bin Abdul Malik untuk semua anak-anaknya ternyata tidak membawa kebaikan. Semua anak-anak hisyam sepeninggalnya dalam keadaan hidup miskin. Sementara anak-anak Umar bin Abdul Aziz tanpa terkecuali hidup dalam keadaan kaya, bahkan seorang di antara mereka menyumbang visabilillah untuk menyiapkan kuda dan perbekalan jihad, itu seratus ribu pasukan penunggang kuda. Kok bisa begitu ya? Oke, sebelum kita masuk asuransi terbaik. Pelajaran mahal pertama, Anda mau ninggalin duit berapa? Mau berapa banyak meninggalkan harta? Itu harta bisa tidak membawa kehidupan yang membahagiakan bagi anak-anak kita. Ya namanya orang biasa hidup mewah sekali, maka uang berapa pun bisa habis. Tapi lihat, makanya Bapak Ibu terahmati Allah. Anda boleh kok menimbulkan harta sebanyak-banyak yang boleh, tapi Anda harus tahu jangan hanya peduli dengan jumlah, tapi pedulilah juga dengan kualitas. Jangan hanya kuantitas, tapi juga pedulilah pada kualitas. Kalau kuantitas, jumlah harta mau berapa? Sejuta, dua juta, semiliar, dua miliar, setrillion, dua trillion itu jumlah. Oke, tapi kualitas harta terletak pada satu kata yaitu keberkahan, al-barokah, kualitas. Harta itu Bapak Ibu, kalau barokah, enggak peduli dia hanya satu rupiah, tidak peduli dia satu juta atau berapapun, kalau barokah itu harta, tinggalkan pada generasi harta yang barokah, ya salam. Itu harta bisa menghasilkan seperti anak-anak Umar bin Abdullah Aziz s.a.w. Yang mereka menjadi anak-anak yang berkecukupan Dan bahkan ada diantara mereka yang infaknya visabililah untuk 100.000 pasukan penunggang kuda Seperti apa itu? Masya Allah Nulisan sudah lama jadi masih harga dinar sekarang sudah Keren, Bapak Ibu terahmat ya Allah Maka ini menarik ketika Nah ini ketika Umar Ibn Abdul Aziz tidak meninggalkan harta banyak Tapi Umar Ibn Abdul Aziz meninggalkan asuransi terbaik Baik. Apa itu? Alaman 87. Buka alaman 87. Yang ayat kedua itu. Lihat paragraf terakhir. Ketika, alaman 87 paragraf terakhir, ketika Umar bin Abdul Aziz telah dekat dengan kematian, datanglah Maslamah bin Abdul Malik, ini Maslamah ini salah satu, ini staff dekatnya. Maslamah berkata, wahai amirul mu'minin, engkau telah mengosongkan mulut-mulut anakmu dari harta ini. Diungkapan ya, ya Allah kau tidak kasih harta yang banyak pada anakmu. Andai Anda mewasiatkan mereka padaku Jadi kalau kalian sudah mau meninggal sakit gini Kasih deh wasiatnya ke saya Biar saya ngurusi mereka nantinya Atau orang-orang sepertiku Dari masyarakatmu mereka pasti akan mencukupi kebutuhan mereka Jadi kalau kewasiatkan urusi anak saya nanti Peninggal saya, saya akan urusi Mendengarkan kalimat baik itu kan kalimat baik Niat baik itu Umar Ibn Abdul Aziz berkata, dudukkan saya Karena beliau terbaring sakit Dudukkan saya, begitu didudukkan Umar Ibn Abdul Aziz berkata Perhatikan ini Aku telah mendengar ucapanmu Wahai Maslamah Adapun perkataanmu bahwa Aku telah mengosongkan Mulut-mulut anakku dari harta ini Demi Allah Aku tidak pernah menzolimi Hak mereka Dan aku tidak mungkin memberikan sesuatu yang merupakan hak orang lain. Di satu sisi, aku tidak mungkin menzalimi anak-anakku dong. Enggak mungkin, anak ayah bertanggung jawab. Tapi aku juga tidak mungkin memberikan hak orang lain pada anak saya. Saya zalimi orang lain, saya ambil harta orang lain, saya serahkan pada anak saya, keluarga saya. Saya tidak lakukan itu. Ada pun perkataanmu tentang wasiat. Maka wasiatku tentang mereka adalah, ini wasiat saya nih, jadi kalau wasiat saya enggak perlu kamu, ini wasiat saya pada anak saya. Anaknya Umar, maksudnya anak saya maksud saya, anaknya Umar maksudnya Umar yang berkulasis. Satu dari dua jenis, satu dia soleh, kalau soleh maka Allah akan mencukupinya, satu. Atau dia tidak soleh? Anak saya ternyata tidak soleh, yang jenis kedua. Kalau tidak soleh, maka aku tidak mau menjadi orang pertama yang membantunya dengan harta untuk maksiat pada Allah. Jadi anak saya itu nanti kalau saya meninggal, satu di antara dua. Kalau dia anak soleh, Allah yang mencukupi. Kalau dia tidak soleh, saya orang yang tidak mau membantu dia dengan harta, untuk dia meneruskan kemaksiatannya. Khair? Nah, Bapak Ibu terima kasih. Itu lihat ya, disana saya sampaikan literaturnya Umar bin Abdul Aziz, karya Syekh Khalil Salabi, Dokter Ali Salabi. Umar bin Abdul Aziz nanti membacakan ayat itu, alamat 87 itu, ayat yang kedua. Ayat itulah yang dibaca oleh Umar bin Abdul Aziz RA. Allah berfirman, إِنَّ وَلِيِّ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابِ وَهُوَ يَتَوَلَّ الصَّالِحِينَ Dialah Allah sesungguhnya, sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Alkitab dan dialah Allah yang melindungi orang-orang yang soleh. Al-Araf 196, ini asuransi terbaik, yaitu Kalau anaknya soleh, anaknya soleh, gak usah takut. Allah itu, يَدَوَلَّ الصَّلِحِينَ Yang ngurusi orang soleh adalah Allah. Jadi PR kita adalah mendidik mereka. Kalau anak soleh, udah lah. Anda kalau anak soleh, udah. Anda mau mati kapan pun gak masalah. Gak usah khawatir kan, gak usah khawatir. Masih anak saya, kalau anak saya anak, anak Anda, anak saya, kapanpun Anda meninggal, Allah yang mengurusi mereka. Perlu iman bukan? Perlu iman. Katanya ngaku beriman, nanti masih ngomong, ya kan tapi pak, ya kan tapi pak, ya kan. Ya itulah, itulah. Kemudian kita kembali ke halaman 85. Ada pun halaman 85. Surat Al-Kahfiyah 82 Ya lihat, Al-Kahfi 82, eh 82 ya, jangan lupa malam ini malam Jumat ya, Al-Kahfi, esok ya. Al-Burfirman di 82, 82. وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزُ اللَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا Ya itu ya. Hai eh ini kan kisah tentang tembok rumah yang dibangun oleh Nabi Khidir dan Nabi Musa ya Nabi Khidir tidak mau mengambil upah mengapa tidak mau ngambil upah padahal lagi memerlukan lihat kalimat penjelasan Nabi Khidir pada Nabi Musa Hadapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu. Dan di bawahnya, di bawah rumah ini, kata Khidir, ada harta benda simpanan. Bagi mereka berdua, jadi orang tua mereka menyimpankan harta. Para ulama berbeda pendapat, harta yang disimpan itu apa? Tapi ada simpanan harta di bawah rumah ini yang Allah jaga sehingga tidak ada tangan-tangan iseng dan orang tidak ada yang tahu. Nabi Khidir Allah hadirkan di tempat itu untuk menunjukkan di dalamnya ada harta dan rumah yang dinding yang sudah mau roboh itu dibangun. Coba, itu karena masyarakat pelit itu. Kalau mereka tahu di rumah itu ada harta, mereka akan berlomba mungkin membangun rumah itu. Tapi ada kepentingannya, kepentingannya ingin dapat harta itu. Atau mereka curi harta itu. Tapi karena mereka tidak terbiasa beramal, karena mereka tidak terbiasa beramal soleh. Sehingga dinding itu dibiarkan saja. Sudah meroboh, punya anak yatim pun tidak ada yang bangun. Sampai Allah hadirkan Nabi Khidir. Nabi Khidir yang membangun. Bayangkan Bapak Ibu Rahmatullah, saya sering sampaikan begini. Ada rumah, ini rumah anak yatim nih, ada rumah di mana yang membangunnya adalah dua orang nabi. Kayak apa berkahnya itu? Dindingnya ditegakkan oleh dua orang nabi. Nabi Musa dan Nabi Khidir. Rumah kita yang bangun siapa? Yang bangun ini, tukang. Mohon maaf, mohon maaf, mohon maaf. Kadang-kadang sebagian tukang gak sholat. Kadang-kadang, mohon maaf ya, kadang-kadang betul ya, kadang-kadang ada yang soleh Masya Allah tapi ada yang tidak sholat, kadang-kadang mohon maaf, kadang-kadang malah ya melakukan hal yang tidak Allah ridwaih. Bayangkan ada rumah yang membangun dua orang nabi, luar biasa, dengan tangan mulia mereka. Kemudian untuk menjaga harta karun yang ada dalam rumah itu. Loh kok, sampai semulia itu ya anak yatim itu. Siapa dia? Lihat. Wa kana abu huma soleha. Karena ayah kedua. Ayah kedua anak yatim itu soleh. Apa ya? Anak kedua. Makanya gini, Bapak Ibu. Kadang-kadang kita suka melihat kehidupan orang ya. Ada orang ini kok. Ini dia siapa? Hidupnya kayaknya terjaga, hidupnya baik, padahal ini siapa nih orang? Kadang-kadang itu investasinya orang tua mereka karena kesolehan orang tuanya itu. Jadi gara-gara investasi kesolehan orang tuanya. Jadi ya jangan iri juga ya kan? Kadang-kadang kita berjibaku melakukan sesuatu kok ini orang biasa aja tapi kenapa sepertinya terjaga banget hidupnya. Iya itu orang sudah diwiriti sama bapak ibunya dulu ya kan sama kakek neneknya dulu. Jadi siapa bapakmu itu masalah penting juga itu. Ini ayahku mana ayahmu akhirnya gitu ya. Ayah wakana abuhumasoleha dan ayah mereka berdua anak yatim ini adalah ayah yang soleh. Imam Benukathir dalam tafsirnya menyampaikan bahwa Imam Al-Qurtubi Benukathir menyampaikan Al-Qurtubi rahimahullah ta'ala menjelaskan Imam Al-Qurtubi dalam tafsir Jamil Ahkam Ayat ini menunjukkan bahwa Allah ta'ala Menjaga orang soleh pada dirinya dan pada anaknya Walaupun mereka jauh darinya. Ya Salam. Para ayah, kadang-kadang ada yang rizkinya harus jauh dari anaknya. Ingin anak dijaga Allah, jaga diri Anda baik-baik di tempat jauh sana. Jadilah orang yang soleh agar Allah jaga anak kita di negeri yang jauh itu. Jauh bisa makna tempat atau jauh makna keturunan. Kalau jauh makna keturunan artinya bahwa jadilah ayah yang soleh. Allah tidak hanya menjaga anak kita, bahkan cucu kita, cicit kita, dan seterusnya. Pernah kita baca setelahnya? Telah diriwayatkan bahwa Allah Ta'ala menjaga orang soleh pada tujuh keturunannya. Lihat, guyonan kita Bapak Ibu tentang kalimat tujuh turunan, kan suka guyonan kita ya. Tujuh turunan, tujuh turunan, itu ada dalilnya. Dalilnya ayat ini. Dan kata tadi, kata Imam Al-Qurtubi ada riwayatnya. Lihat Imam Ibn Kathir rahimahullah ta'ala dalam tafsirnya menukil kalimat Hanada binti Malik as-Syaibaniya. Disebutkan bahwa Kedua anak yatim itu dijaga karena kesolehan ayahnya, tidak disebutkan kesolehan keduanya. Antara keduanya, antara maksudnya anak yatim itu, dan ayahnya yang disebutkan, kesolehannya adalah tujuh turunan. Pekerjaannya dulu adalah tukang tenun. Ya ya, Masya Allah. Jadi kalau menurut riwayat yang dinukilkan oleh Imam Ibn Ghazir, Rahimahullah Ta'ala, Bahkan yang soleh itu, kesolehan yang karenanya dijaga dua anak yatim itu, itu adalah kesolehan tujuh turunan keatasnya itu. Itu Masya Allah. Jadi Bapak Ibu, sebagimana kemaksiatan itu ingatannya panjang, ternyata kebaikan juga keberkahannya panjang. Kemaksiatan itu ingatannya panjang. Kalau tidak segera ditaubati, panjang. Mungkin ini kemaksiatan yang sudah sekian puluh tahun lalu kita lakukan, dampaknya terasa sekarang. Segera ditaubati, ingatannya panjang. Sebagaimana juga kebaikan itu ternyata keberkahannya panjang, tujuh turunan. Jadi gini, jadilah orang yang soleh, ayah yang soleh hari ini. Terserah Allah akan menjaga anak turun kita sampai berapa turunan. Ya, subhanallah. Kita lanjutkan ya, Imam Nukasir menerangkan. Menerangkan, kalimat. Lihat kalimat. Kalimat dahulu ayah keduanya orang yang soleh menunjukkan bahwa seorang yang soleh akan dijaga keturunannya. Keberkahan ibadahnya akan melingkupi mereka di dunia dan akhirat dengan syafaat bagi mereka. Diangkatnya pada derajat tertinggi di surga. agar ia senang bisa melihat mereka. Jadi anaknya itu diangkat ke derajat orang tua, ini pernah kita jelaskan. Sebagaimana dalam Al-Quran dan hadith. Said bin Jubair berkata dari Ibn Abbas, dari lawan huma, kedua, ini kalimat Ibn Abbas, kedua anak itu dijaga karena kesolehan ayah mereka dan tidak disebutkan kesolehan mereka. Sebagai mana telah dijelaskan bahwa ia adalah ayahnya jauh. Wallahu'ala. Gini, Allah subhanahu wa ta'ala menyampaikan tadi, ayahnya ayah yang soleh. Kan kita nanya, itu kesolehannya apa ya Bapak itu, kalau sampai segitu dijaganya. Lihat subhanallah. Ketika Allah subhanahu wa ta'ala, bahkan dalam tafsir perulama mengatakan, bahkan tadi, nukilan, Nugilan Said bin Jubair dari Ibn Abbas Kalimatnya tadi, dan tidak disebutkan kesolehan mereka Jadi kesolehan itu jenisnya apa? Apakah sholat yang banyak, puasa yang sering, tilawah quran yang banyak, sodako yang banyak Atau jadi orang yang apa? Enggak disebutkan Pokoknya dia soleh Artinya apa? Sudah Orang enggak ada yang sempurna Tapi jadilah orang yang soleh Mau soleh pakai cara apa? Ya soleh pakai cara apapun Tidak disebutkan, soleh pakai cara apa? Dengan kesolehan sang ayah, maka keturunannya dijaga. Bahkan bukan hanya anaknya, bahkan mungkin sampai tujuh turunannya. Oke, baik-baik ya. Alaman 89 bisa kita lihat. Karena itu izinkan kita mengambil kesimpulan. Satu, bagi yang mau meninggalkan jaminan masa depan anaknya berupa tabungan. Asuransi atau perusahaan bahkan, simpankan untuk anak-anak dari harta yang tidak dilakukan kehalalannya. Jadi ya, mau sebanyak atau sedikit apapun asal barokah. Nah itu pasti harus halal dulu. Kedua, hati-hati bersandar pada harta dan hitung-hitungan belaka. Dan lupa akan Allah yang maha mengetahui yang akan terjadi. Jadi kita ini cuma sibuk ngitung gini. Wah ini ke depan ini perluan kita sekian. Anak-anak sekolah apa perluan sekian. Anak sekian kali sekian. Hari ini. Ini saya dikabari oleh teman saya nih, yang senang dengan, yang memang menjalankan kebaikan di dunia medsos sangat aktif. Beliau menyampaikan ke saya gini, Ustadz ada orang yang hari ini tuh berhitung dengan sangat detail, detail sekali. Berapa uang yang diperlukan untuk seseorang yang harus dia siapkan ketika seseorang sampai punya anak pertama. Dihitung, sampai hitungan itu membuat orang jadi takut punya anak. Kenapa? Karena Anda ini lagi mengambil alih urusan Tuhan, itu urusan Allah itu. Kau pikir anakmu lahir ke dunia, numpang hidup pada kamu? Ya subhanallah sombongnya Anda ini. Kan Nabi kita yang mengatakan, anak itu dalam rahim sang bunda, dalam rahim sang bunda, sampaikan hadis sahih, inna ahadakum yuzuma'u khalkuhu fi batni ummihin arba'ina yawma nutfa. 40 hari x 3, 120 hari. Sudah? Setelah 120 hari, kemudian Dikirim malaikat. Ditiupkan ruh. Malaikat niumkan ruh atas perintah Allah. Dia diperintahkan mencatat empat perkara. Ya kan? Pertama apa? Disuruh mencatat jatah riziknya sang jabang bayi ini, yang sang janin yang masih dalam perut bundanya. Jadi tidak ada tuh, kok anak lahir rumpang hidup tuh sombong sekali. Teori kafir itu. Sehingga kemudian kita berhitung perusahaan Allah s.w.t. Tugas manusia berusaha, oh iya orang beriman pasti berusaha. Kita ini termakan oleh teori-teori ateis. Yang menghilangkan Allah sampai tadi. Dihitung, ditir. Nanti saya tahu mengelaknya, ini kan penting Pak dihitung untuk, nah ini tidak usah mengelak. Tanyakan kepada yang membaca tulisan Anda, kepada statement Anda, dampaknya apa? Ternyata dampaknya adalah mereka takut punya anak. Itu kan tidak bisa-bisa pungkiri itu. Jadi makanya kita ini karena terbiasa hitung-hitungan itu, akhirnya kita takut. Saya pernah sampaikan, ini kasihan gara-gara kita ternodai oleh sikap-sikap yang tidak melibatkan Allah. Seakan bukan orang beriman. Itu sampai meracuni siapapun. Dan kasihan, saya pernah berbincang dengan seseorang. Kemudian saya sempat bincang, saya tidak kenal. Kemudian kenalan saya bilang. Berapa anaknya pak? Anaknya satu pak. Umur berapa pak? Sudah SMP, kelas sekian. Bah, gak ada adiknya. Saya pikir mungkin sakit istrinya atau halangan yang lain. Ternyata bukan. Alasannya adalah urusan di segi uang. Gini pak, ya kan kita pak, ke depan tuh hidup tambah sulit. Iya kan? Biaya, berapa perlu biaya? Perlu biaya untuk biaya nanti dia makannya, kesehatannya, pendidikannya, dan segala macam. Kemudian saya ingin memberi pelajaran mahal ke beliau. Saya bilang, Pak, Pak, kebayang tidak Pak, penyesalan Bapak. Ketika pas anak Bapak sampai di waktu kuliahnya, karena dia bicara kuliah yang berat, ternyata... Ternyata anak bapak atau saat itu ternyata kuliah malah gratis. Nyesel gak pak punya anak cuma satu. Kemudian dia bilang, iya ya pak ya. Kenapa? Karena kita ini. Kalau bicara tentang persiapan asuransi masa depan itu, kita itu dihantui oleh pikiran negatif. Kenapa kita tidak berhusnudhan bila? Kenapa kita gak husnudhan sama Allah? Kita dibayangkan hidup sulit, sulit, sulit, sulit. Kemudian kita bilang, emang gitu Pak, kan kita lebih baik antisipatif. Lebih baik mengantisipasi kesulitannya. Ya, tapi jangan sampai menghilangkan Allah SWT. Jadi tolong diseimbangkan. Kan kita orang beriman bukan orang ateis. Kita orang beriman punya Allah. Ini kita belum bicara tadi loh. Belum bicara bagaimana seorang Umar bin Abdul Aziz rahimahullah yang telah membuktikan bagaimana hebatnya beliau dengan keimanannya dan bagaimana menyiapkan asuransi terbaik. Ternyata bukan menyimpan harta orang dia warisan. Cuma setiap anak hanya setengah dinar atau seperempat dinar. Itu jadi jangan hanya hitung-hitungan pak, tidak semua hidup ini bisa dihitung dengan angka. Kesimpulan yang ketiga, jaminan yang paling berharga, ini bagi yang berharta ataupun tidak berharta, yang akan menjamin masa depan anak-anak ada dua. Satu kesolehan para ayah dan yang kedua kesolehan anak-anak. Kalau ayat yang pertama, ayat yang pertama tadi, yang tadi di surat Al-Kahfi 82, bicara tentang siapa? Kesolehan ayah. Yang Al-A'raf, ayat 196, bicara tentang? Kesolehan anak. Sebenarnya kesolehan siapapun, tapi dalam konteks ini adalah, karena ayahnya meninggal, maka kesolehan anaknya. Baik, jadi kesimpulannya adalah asuransi terbaik itu kalau ayahnya ayah yang soleh dan anaknya anak yang soleh. Sudah itu jaminan masa depan. Jaminan masa depan. Baik, jaminan masa depan. Asuransi terbaik. Baik. Kita lanjutkan. Halaman 90. Ayah, ayat Allah di bumi. Ayah adalah ayat Allah di bumi. Di tema ini saya menyampaikan tentang kisah Nabiullah Yusuf alaihissalam. Tapi saya mau masuk sebesarnya, itu salah mencantumkan ayatnya. Itu salah mencantumkan ayatnya. Ini mohon maaf itu salah pencantumkannya. Ayatnya bukan, innama masalul hayati dunya gama'in, bukan. Yusuf ayat 24. Yusuf 24 itu ayatnya, bunyi adalah, wa laqad hammat bihi wa hamma biha laula ar-ra'a burhanarrabbi. Dan seterusnya, sesungguhnya wanita itu telah bermaksud dengan Yusuf, Yusuf pun bermaksud dengan wanita itu dan andaikata dia tidak melihat tanda dari Tuhann Ayat ini menyampaikan tentang Nabiullah Yusuf alaihissalam yang ada di negeri jauh. Saya gambarkan dulu supaya terbayang. Orang ketika tidak melakukan kemaksiatan maka bersyukur pada Allah. Tapi orang tidak melakukan kemaksiatan itu macam-macam sehingga pahalanya pun gak sama walaupun sama-sama tidak melakukan kemaksiatan. Ada orang yang tidak melakukan kemaksiatan tapi karena emang kesempatannya tidak ada. Mampamanya dia mau melakukan kemaksiatan yang memerlukan uang, nah dia gak punya uang. Tentu beda pahalanya dengan orang yang punya uang dan dia tidak melakukan kemaksiatan. Padahal kemaksiatannya perlu uang. Jadi berbeda itu. Maka semakin, karena al-jaza'u min jin-jin amal, sebagainya kalimat para ulama, bahwa balasan Allah itu tergantung jenis amalnya. Tergantung jenis amalnya. Sebagainya kalimat para ulama, al-ajru'a ala qadri'l mashakkah. Balasan Allah, pahala Allah itu tergantung seberapa sulitnya pekerjaan. Ajruqi ala qadri nasobiki, kata Nabi pada Aisyah s.a.w. Pahalamu tergantung seberapa lelah dirimu. Itu artinya bahwa semakin orang bertahan lelah untuk menjaga tidak maksiat, maka makin besar pahalanya. Maka lihat sekarang perhatikan, Yusuf alaihissalam jauh dari keluarganya, bahkan keluarganya, bapak-ibunya, saudara-saudaranya, masyarakatnya, tidak ada yang tahu Yusuf dimana. Jadi jauh dari keluarganya, karena gini, kadang-kadang ada orang tidak melakukan kemaksiatan, itu faktornya adalah karena Dia takut mempermalukan keluarganya. Yusuf gak ada keluarganya. Keluarganya juga tidak tahu dimana Yusuf adanya. Kemudian Yusuf masih sangat muda. Tenaga lagi segar-segarnya. Beda dong sama orang tua yang sudah mungkin mulai lemas, mulai loyot. Lagi segar-segarnya. Yusuf Disiapkan betul untuk melakukan kemaksiatan oleh wanita itu dan wanita itu bukan sembarang wanita. Dia punya posisi sehingga bisa memaksa Yusuf dan menakuti Yusuf. Kalau kamu tidak mau saya hukum kamu. Wanita itu telah menyiapkan skenario mengamankan maksiat agar tidak ketahuan. Kira-kira kalau sudah gitu kemudian ternyata wanitanya nenek-nenek jelek banget. Itu mungkin juga orang juga gak pengen. Wanitanya cantik, berharta dan punya jabatan. Jadi bayangkan itu. Maka artinya semua hal mendukung untuk kemaksiatan. Ini betapa mulianya dan betapa beratnya Yusuf alaihissalam menahan itu. Maka hal itu menunjukkan bahwa Yusuf mendapatkan pahala yang akung dan besar. Baik. Tapi Quran mengatakan, nanti silahkan dibuka ya, Yusuf 24 itu. وَلَقَدْ حَمَّةً بِهِ وَحَمَّ بِهَا لَوْلَا أَرْرَوْا بُرْهَانَ رَبِّهِ وَلَقَدْ حَمَّةً بِهِ Walaupun nanti tafsirnya banyak ya. Tafsir para ulama ini sebenarnya di dalam ayat ini. menafsirkan itu saking ingin mensucikan Nabi Yusuf. Jadi kan kayaknya kok gak pas ya terjemahannya. Kalau terjemahannya adalah walakodohamadbihi wanita itu bermaksud pada Yusuf. wahamma biha Yusuf pun bermaksud pada wanita itu. laulah arroa burhana robih andai Yusuf tidak melihat petunjuk Tuhannya. Dan walaupun benar kata laulah laulah Dalam bahasa Arab itu harfulimtina'itu fungsinya adalah sesuatu yang menunjukkan bahwa dia tidak kejadian. Jadi alham, keinginan ham itu sesuatu yang melintas di hati. Melintas di hati kalau seperti zina contohnya itu kan perbuatan fisik bukan perbuatan hati. Maka sebagaimana hadis Nabi s.a.w. bahwa orang yang punya ham, yang punya lintasan manhamma. Manhamma bi hasanatin, siapa yang melintas dalam dirinya, punya tekat tentu maksudnya, ingin melakukan kebaikan, maka kata bahwa Allah hasanatan kamilah. Allah menulis sebagai satu kebaikan sempurna, baru niat. Kalau dia niat, kemudian dia laksanakan, maka kebaikannya kita tahu, kebaikannya bisa dilipat gandakan Allah SWT. Ya Al-Hasanatubi Ashri Amthaliha, kebaikan itu bisa berlipat 10 kali, bahkan ila 700 kali lipat, ila ad'afin katira. Sampai 700 kali lipat, bahkan sampai berlipat-lipat dalam perlipatan yang banyak. Tapi sebaliknya, manhamma bisayi adjin. Siapa yang berkeinginan melakukan keburukan dan dosa. Taifalam ya'malha. tapi dia tidak jadi menjalankannya, maka Allah catat sebagai kebaikan yang sempurna. Satu kebaikan sempurna. Itu melintas punya keinginan. Ini ada pembahasan sendiri tentu ya, Imam Ibn Rajab Al-Hambali Rahimahullah Ta'ala dalam kitabnya Jamil Ulumah Hikam, silahkan dibaca, Masya Allah penjelasannya luar biasa dalam hadis ini. Jadi lintasan hati itu kemudian tidak jadi dilaksanakan oleh Yusuf A'id Salam, Allah jaga. Bagaimana caranya Yusuf bisa menjaga dirinya? Ternyata laula arroa burhanarobih karena Yusuf melihat petunjuk Tuhannya. Yusuf melihat petunjuk Tuhannya. Maka Yusuf lari. Lari, dua-duanya lari menuju ke pintu. Yusuf ingin segera mencapai pintu, ingin keluar dari pintu yang dikunci itu, karena semua pintu dikunci. Di kunci semua pintu. Yusuf lari ke pintu, ingin buka pintu itu, kemudian ketarik bajunya dari belakang, kemudian robek dari belakang. Dan mereka berlari menuju pintu, kemudian Yusuf robek, dan robek dari belakang. wakud.com yusufu min duburi wa alfaya sayyidah halad albab dia begitu buka pintu ternyata sang majikan artinya suaminya wanita ini dan kisahnya bapak ibu tahu yusuf sampai mampu di usia mudanya itu mampu menolak maksiat karena apa? karena melihat petunjuk Tuhannya Yuk kita lihat sekarang, apa sih petunjuk Tuhan yang ada di Yusuf saat usia muda sampai berani menolak maksiat? Yang sudah tadi, yang semua tersedia, semua perangkat mendukung untuk maksiat. Muda, iya. Jauh dari keluarga, iya. Wanitanya cantik, iya. Wanitanya penguasa, iya. Wanitanya sudah menyiapkan semua tertutup, iya. Aman. Dan seterusnya, ternyata Yusuf berani menolak itu. Bayangkan, anak muda. Dengan keadaan maksiat siap dilaksanakan di depan mata seluar biasa itu kudaannya Ternyata dia berani berkata ma'adha Allah Aku berlindung pada Allah Kok mampu dia berkata gitu apa sebabnya? Karena dia melihat petunjuk Tuhannya Nah apakah petunjuk Tuhannya itu? Berupa apakah itu? Para ulama berbeda pendapat Yang saya cantumkan disini Ini tentu hanya sebagian kisah Yang dicantumkan Sebagian kisahnya, saya bacakan, tentu ulama tidak sepakat ya tentang satu pendapat Ada Allah alam berupa apa, tapi ini saya hanya cantumkan, sekali lagi ulama tidak semua sepakat dengan pendapat ini Saya bacakan, itu halaman 91, itu paragraf yang kedua itu, hanya pertanyaannya adalah Apa ayat Allah yang hadir dan mampu memadamkannya, memadamkan kemaksiatan Berikut penjelasan Imam Ibn Kathir dalam tafsirnya. Ada pun petunjuk yang dilihatnya. Ada beberapa pendapat dari Ibn Abbas, Mujahid, Zaid bin Jubair, Muhammad bin Sirin. Ini ulama semua ini, Masya Allah. Dari kalangan sahabat dan tabi'in. Al-Hasan, Qatada, Abu Saleh, Al-Dahhak, Muhammad bin Ishaq, dan yang lainnya berkata. Dia, yaitu Yusuf, melihat wajah ayah. Yaakub Alayhis salam Sedang menggigit darinya dengan mulutnya Dikatakan darinya juga Dikatakan darinya juga Dalam riwayat lain Yaakub memukul dada Yusuf Sheikh Muhammad Amin Asyikiti Kurang kata Muhammad Sheikh Muhammad Al Amin Asyikiti Dalam tafsir yang luar biasa, ini ulama besar rahimahullah ta'ala, ini ulama di abad kita, udah meninggal rahimahullah ta'ala. Dalam tafsirnya yang luar biasa itu Adwa'ul Bayan, mengumpulkan pendapat para ulama tentang hal ini. Ini kalimatnya, ini kalimat Muhammad al-Amini Shingkiti. Ibn Jarir, Ibn Abi Hatim, dan Abu Sheikh meriwayatkan. Dari Al-Hasan r.a. dalam firmannya berkata Laulah ar-ro'a burhana rabbi Dia melihat Yaakob sedang menggigit jari-jarinya sambil berkata Yusuf, Yusuf Itu kata bapaknya, berkata, berteriak itu. Kemudian penjelasan lanjutannya, Ibn Jarir, Ibn Nabi Hatim, Abu Syekh meriwayatkan dari Qatadah. Radulul Anhu dalam ayat berikut tersebut berkata, dia melihat tanda kebesaran robnya yang dengannya Allah jauhkan ia dari maksiat, yaitu telah disampaikan kepada kami bahwa muncul wajah Yaakub. Yang sedang menggigit kedua jarinya sambil berkata, Yusuf apakah kamu mengerjakan amalnya orang-orang bodoh padahal kamu telah tercatat sebagai salah satu nabi. Maka itulah petunjuk Allah. Itulah petunjuk dan Allah mencabut setiap syahwat yang ada di setiap persendian Yusuf a.s. Ya Rabb, ya kan? Ibn Jarir, Ibn Abi Hatim, Abu Sheikh meriwayatkan dari Muhammad Ibn Sirin. Berkata, Yaakub a.s. terlihat sedang menggigit kedua jarinya. Sambil berkata, Yusuf bin Yaakub bin Ishaq bin Ibrahim khalilurrahman. Namamu tercatat diantara para nabi sedangkan kamu sekarang melakukan perbuatan orang-orang bodoh. Ini saya kumpulkan, sekali lagi walaupun ini riwayat-riwayat dan ini silahkan dibuka dalam tafsirnya. Ulama tidak sepakat satu bahwa ini yang dilihatnya, tapi ini saya sampaikan hanya sebagian pendapat para ulama. Saya ringkaskan di sana, lihat ya. Ya, ternyata ayat Allah yang hadir adalah satu, wajah sang ayah, Yaakub. Dua, Yaakub yang kelihatan itu berteriak tuh, Yusuf, Yusuf, gitu ya. Kemudian tiga, kemudian teguran dan nasihat ayahnya. Yusuf, apakah kamu mau mengerjakan amalnya orang bodoh padahal kamu telah tercatat sebagai diantara para nabi. Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, khalilurrahman, namamu tercatat diantara para nabi. Sementara kamu sekarang melakukan perbuatan orang-orang bodoh. Oke, itu yang terlihat itu. Dan satu lagi, tadi yang wajah sangat itu ada ekspresi gigit. Yaakob menggigit jari, jarinya itu pertanda marah. Kecewa. Kecewa. Baik. Bapak Indra, ini Masya Allah. Kalau ini yang diambil, bahwa yang membuat... Yusuf alaihissalam mampu berkata, aku berlindung pada Allah ketika digoda oleh kemaksiatan wanita itu, maka sungguh luar biasa. Bagaimana seorang ayah, lihat ya, catat baik-baik para ayah ini. Bagaimana seorang ayah mampu menghadirkan kenangan dirinya di dalam kehidupan anak-anaknya. Jadilah Anda kenangan terbaik. baik bagi anak-anak Anda. Para ayah, jadilah kenangan terbaik bagi anak-anak Anda dalam kehidupan mereka. Ketika jauh itu anak-anak dari Anda pun, karena kenangannya indah, maka ketika mereka sendiri-bersendiri ingin melakukan kemaksiatan sekalipun, mereka mungkin wajah Anda yang hadir. Mungkin ekspresi wajah Anda yang kecewa kalau... Anda melakukan kemaksiatan Menggigit tangannya, ekspresi wajah yang kecewa Mungkin nasihat Anda Mungkin teguran Anda Mungkin teriakan Anda, panggil nama Anda Mungkin Anda sedang menyebutkan Bahwa kamu keturunan Orang luar biasa, orang mulia Jangan jadi orang bodoh Kamu orang hebat Kamu hadir dari keluarga yang mulia Jadi disini banyak sekali pelajaran Kalau di satu-satu lihat Ekspresi ayah Nah, ekspresi ayah. Jadi ayah itu jangan, tidak ada ekspresi. Jadi ayah jangan sampai tidak ada ekspresi. Kemudian lihat lisan ayah berupa teguran, nasihat, jangan sampai tidak ada itu. Kemudian menyebutkan nasab keluarga ini. Itu penting, kalau ini nasab mulia jangan dikotori, jangan dikotori ya. Dan kemudian kita perlu menyampaikan bahwa dia harusnya tercatat juga sebagai orang-orang mulia jangan dikotori itu. Maka subhanallah ini, maka saya catat di setiap halaman 93 itu di paragraf yang tengah. Pasti Yusuf mempunyai kenangan yang dalam dengan ayahnya Yaakub di masa lalu sebelum mereka dibisahkan. Walau peristiwa itu sudah bertahun-tahun yang lalu, tetapi Yusuf mempunyai kenangan, kerinduan, dan kebanggaan terhadap sang ayah. Saat-saat sulit itu telah menghadirkan wajah ayah hadir lengkap dengan ekspresinya. Yaakub mengekspresikan kekecewaan dan kemarahan dengan menggigit jari-jarinya. Dan Yusuf sangat paham ekspresi ayahnya itu. Karena Yusuf sangat mungkin pernah melihatnya dan terbiasa, sehingga ia memahaminya. dengan baik. Nah, kemudian terima kasih Allah, itulah kemudian kenapa saya buatkan judulnya bahwa ayah, ayat Allah di muka bumi. Karena burhana rabbi kalau mengambil tafsir ini maka Anda itu ayat Allah di muka bumi wahai ayah. Anda itu Anda bukan sembarang orang. Anda ayat Allah di muka bumi untuk anak-anak Anda. Jadi, jadilah Anda kenangan terbaik. Di dalam kehidupan anak-anak Anda. Saya kira itu. Barakallah. Dan mudah-mudahan bermanfaat. Kita kembalikan kepada Ustaz Luna. Barakallah. Masya Allah Ustaz. Luar biasa. Dan bahkan ada kajian khusus untuk ayah ya. Di sini Masya Allah. Ayah adalah ayat. Yang harus kita terus bina. Baik. Langsung Ustaz. Kita akan langsung ke pertanyaan. Sesi tanya jawab. Ini adalah luar biasa pertanyaannya dan langsung nyambung dengan buku yang sudah disampaikan oleh Ustadz. Yang pertama ini Ustadz, tadi terkait dengan ada bahasan khusus tentang ayah. Nah ini dari Indah Balikpapan. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Ustadz. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pada halaman 89 dikatakan bahwa dengan kesalihan ayah, anaknya dijaga. Apakah ada kontribusi kesalihan ibunya terhadap penjagaan anak? Begitu Ustadz. Barakallahu fikum masya Allah. Pertanyaannya luar biasa ini Ustadz. Apakah ada kontribusi sang bunda untuk penjagaan ayah? Begini, ayat itu memang menyampaikan Wa kana abuhuma soleha. Abu itu ayah dan ayahnya adalah ayah yang soleh. Ini ya, Bapak Ibn Ramadhi Allah, karena fungsi yang berfungsi menjaga keluarga itu kan ayah. Kalau nafkah, anak-anak perlu pakaian, makanan, minuman, segala macam. Siapa yang mencarikan harta? Kewajiban ayah. Itulah mengapa kemudian kalau ayahnya soleh, maka tugas mencarikan harta untuk anak itu sepeninggal ayahnya, sudah Allah jamin karena ayahnya soleh. Kenapa? Karena yang bertugas untuk mencarikan harta adalah ayah. Apakah kontribusi bunda tidak ada? Oh mungkin sekali, mungkin sekali. Tentu berbeda tapi tetap berbeda dengan posisi ayah. Kenapa? Karena sekali lagi bahwa yang bertugas menafkahi adalah sang ayah. Maka sang ayah yang harus berjibaku agar terus dijaga Allah subhanahu wa ta'ala anak-anaknya dan dipenuhi kebutuhannya. Maka jadilah ayah yang soleh. Sang bunda jadilah bunda yang solehah, karena itu nanti berfungsi yang lain. Berfungsi yang lain yang juga sangat memudahkan untuk mendidik anak. Kenapa? Karena bunda itu adalah ladang. Disitulah tempat ditanamnya anak-anak itu, sehingga anak-anak ini akan tumbuh ketika ladang-ladangnya subur dan baik. Itu punya fungsi-fungsi yang lain. Kalau sang bunda solehah, Maka kita boleh berharap bahwa akan lahir anak-anak yang istimewa. Warahmatullahi wabarakatuh. Baik, berikutnya ada Raisens, Ustadz. Diingatkan untuk teman-teman yang menyampaikan Raisens untuk unmute dulu dan juga untuk konfirmasi terlebih dahulu ya. Baik, berikutnya adalah Bapak Arief Rizal. Kami silakan untuk menyampaikan pertanyaannya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Silakan. Mohon izin untuk bertanya. Silahkan. Terkait apa yang Ustaz sampaikan tadi, ketika kita akan punya anak, kemudian merincikan penilaian pada anak, karena takut miskin, dan dikatakan juga itu bahwa akan mengambil alih tugas Tuhan, tapi bagaimana jika... Sebaliknya, jika dirincikan penilaian itu untuk memotivasi diri agar mengetahui seberapa jauh minimal yang harus kita capai sebagai orang tua untuk menyiapkan generasi anak untuk masa depan dan seberapa keras mesti berjuang untuk memperjuangkan mimpi orang tua demi anak sebagai generasi terbaik. Ataukah cukup dengan harapan yang umum atau yang lebih global saja? yang boleh kita utarakan, yang boleh kita menajatkan kepada Allah. Karena kan anak itu kan ibarat impian. Jadi kalau saya ibaratkan mungkin adalah ketika kita akan mengajukan proposal kepada Allah, apakah kita sebaiknya jika isinya proposal itunya adalah anak, apakah sebaiknya kita harus secara global saja, ataukah secara terbaliknya daripada apa yang Ustadz katakan tadi dengan terperinci agar untuk memotivasi dan lebih afdal yang mana. Terima kasih Ustaz. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Baik, ini sebenarnya ada, bukan satu pembahasan ini sebenarnya Pak. Ini saya terkritik memang dengan kalimat ini, saya juga tahu ini ada yang apa bahasanya ya, mengajukan proposal pada Allah. Ini kalimat ini sih kalimat motivator ya, kalimat motivator ini kalau tidak dipahami dengan syariah jadi salah nanti. Karena Allah bukan makhluk, proposal itu diajukan pada makhluk. Saya hanya khawatir bahwa Anda membayangkannya proposal itu kayak kita ngajukan proposal kepada orang lain. Punya program diajukan proposal kita pengajuan begini, Pengajukan pada Allah tidak selalu sama karena Allah itu tidak sama dengan makhluk. Maka cara mengajukannya juga harus menggunakan cara yang diatur oleh Allah SWT. Jadi jangan kayak kita buat perpustakaan pada manusia. Ada aturan-aturan kita meminta pada Allah itu. Doa, ini salah satunya aturan coba. Ada aturan yang sampai begini. Itu disebut melampaui batas berdoanya. Wah gimana doa melampaui batas itu? Para ulama menjelaskan. Menjelaskannya begini. Ada hal-hal yang sudah tidak usah Anda detailkan. Kalau Anda sebut satu kata, otomatis dapat itu. Jadi sudah tidak ada gunanya Anda detailkan ini itu. Jadi berbeda dengan... Mungkin kita minta pada makhluk, pada manusia, mengajukan proposal pada mereka. Ini saya tergelitik dengan kata proposal pada Allah karena saya pernah mendengar kata-kata ini. Dan ini bahaya kalau tidak ada landasan syariatnya. Ajukan proposalmu pada Allah itu kalau tidak dengan landasan syariat. Tentang bagaimana fikih berdoa itu bisa berbahaya. Bisa salah bahkan kita berdoanya. Karena berdoa itu ada aturan. Kemudian, Mpamanya tadi, ketika kami meminta Allah, menghitung itu, dalam keadaan kita tidak takut miskin, tapi kita sedang menyiapkan diri, mpamanya. Bapak-Ibu saya mengajak diri saya dan Bapak-Ibu semua yang, ini kalimat saya, kun sodikol ma'allah, jadilah orang yang jujur sama Allah. Allah enggak bisa dibohongi. Ya, yang jujur sama Allah. Betulkah? Yuk yang jujur, kita bisa nipu semua makhluk, tapi Allah gak bisa kita tipu. Betulkah bahwa kita sedang mendetailkan ini bukan karena takut miskin? Betulkah itu? Betulkah itu? Yang jujur, yang jujur sama Allah, gak usah jujur sama siapa. Jujurlah sama Allah. Betulkah itu? Atau sebenarnya memang kita takut itu? Quran dua kali, Bapak Ibu silahkan dicari ayatnya, dibuka ayatnya. Quran dua kali menggunakan kata, وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَىٰ دَقُمْ Jangan bunuh anak-anak kalian. Ada dua kata, satu خَشْيَدَةٍ لَا قَوْمٍ Yang satu مِنْ إِمْ لَا قَوْمٍ Jangan bunuh anak kalian, yang pertama adalah karena takut miskin, yang kedua karena miskin. Beda ya, kalau yang pertama itu takut miskin. Takut miskin itu artinya belum miskin sekarang Mungkin Anda masih kaya raya Tapi karena perhitungan, analisa ekonomi, grafik Anda sebenarnya masih berkecukupan Tapi Anda takut miskin Jangan bunuh anakmu karena takut miskin, dan yang kedua jangan bunuh anakmu karena sudah kamu miskin sekarang, kalau bunuh anakmu tidak boleh. Selesai larangan itu, lihat kalimatnya. Untuk yang takut miskin, maka Allah berfirman, وَلَا تَقْتُلْ أَوْدَكُمْ خَشْيَةَ عِمْلَقٍ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّكُمْ Kata Allah, kami yang menjamin rizki mereka, yaitu rizki anak-anakmu dan rizki kalian. Kalau yang karena miskin, Allah berfirman, نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّهُمْ Kami yang menjamin rizkimu dan rizki mereka, anak-anakmu. Itu dibulak-balik. Kenapa dibulak-balik? Para ulama Quran mengatakan, Allah mendahulukan yang jadi sumber masalah. Kalau yang takut miskin, sumber masalahnya kan... Adalah dianggap bahwa anak itu menyebabkan kemiskinan, maka Allah jamin dulu rizkinya. Kalau yang kedua yang karena miskin itu sumber masalahnya adalah pada orang tuanya karena dia miskin. Maka Allah jamin rizki orang tuanya dulu baru rizki anak-anaknya. Jadi intinya yang manapun dilarang itu. Jangan bunuh anakmu karena miskin ataupun karena takut miskin. Baiklah, jadi maka saya cuma minta yang jujur sama Allah. Sudah, mintalah sama Allah. Silahkan minta pada Allah untuk dicukupkan rizkinya Diberikan rizki yang halal Dicukupkan sehingga tidak perlu mengambil yang haram Ya Allah cukupkan kami dengan rizkimu yang halal Sehingga kami tidak perlu rizki yang haram itu Itu indah sekali Agnini di halalik dan haramik Berdoa lah sama Allah, silahkan. Makanya yang paling enak itu sebenarnya Bapak Ibu, kalau berdoa itu minta sama Allah, mengajukan pada Allah permintaan itu, itu pertama kali yang harus kita lihat adalah doa Quran, kemudian doa hadis Nabi, kemudian nanti ada munajat-munajatnya para ulama. Itu lihat itu, itu Masya Allah, itu kalimat-kalimatnya indah dan itu mengena dan seterusnya. Dan itu lebih barokah. Kemudian bisa menjawab bahwa Bukan kalau bahannya adalah detail atau tidak detail baiknya Ya segala macam Kalau itu harus ditunjukkan dulu detailnya kayak apa Karena yang paling penting adalah ada ilmu tentang fikir berdoa Nah itu pelajari Nah dengan itulah maka kemudian Anda akan meminta pada Allah SWT dengan cara yang benar Allah Ta'ala Alhamdulillah Baik Ustadz, berikutnya dari Ibu Rizka Aida dari Sukabumi, Jawa Barat. Izin bertanya Ustadz, adakah saran dan nasihat untuk saya sebagai ibu supaya mendidik anak laki-laki saya menjadi laki-laki yang memiliki kawamah? Mengingat anak laki-laki saya masih bersia-siap 6 bulan, apakah ada kiat-kiat tertentu? Ya, Alhamdulillah masih 6 bulan anaknya. Mudah-mudahan Allah jaga anak ibu dari gangguan setan, karena kalau diganggu setan itu sulit mendidiknya. Mudah-mudahan Allah jaga dan mudah-mudahan Allah muliakan. Anak usia 6 bulan tentu masih menyusui, nanti masih sampai 2 tahun, itu masih usia bunda sekali. Baik, kemudian nanti selesai sapihan, baru kemudian nanti ayah bisa lebih bisa masuk pada anak-anak, karena sudah mulai sapi dari sang bunda. Terlepas dari fisiknya sang bunda kemudian disitulah Allah menyiapkan bahwa ada yang tidak menempel fisiknya yaitu ayah. Tapi dia kan berasal dari ayahnya juga. Maka kemudian disitulah setelah nyapih susuan maka sang ayah punya peran-peran yang mestinya lebih baik. Di saat kesempatan seperti itu di atas dua tahun itu maka sang ayah Masya Allah dia mulai harus memerankan tampil sebagai ayah yang baik. Harus tahu bagaimana mendidik anak di usia segitu. Terus sampai nanti berperan. Bahkan ada nanti pelajaran-pelajaran. Yang itu diberikannya oleh sang ayah. Bukan oleh sang bunda. Karena laki-laki banget orang bilang. Ini pelajarannya laki-laki banget. Laki-laki banget. Sebagaimana ada pelajaran perempuan banget. Contoh, contoh. Contoh perempuan banget. Sangat perempuan Empatnya bicara haid Saya menjelaskan ke anak perempuan Saya tentang haid bisa Saya bicara fikir apa Ya kan? Mungkin Tetapi jauh lebih nyaman ketika yang bicara adalah Istri saya Wanita bicara dengan wanita, bicara tentang haid lite, lengkap, apa, petunjuk dalam syariat seperti apa dan seterusnya. Perempuan banget. Ada yang memang laki-laki sekali, laki-laki sekali itu bicara laki-laki, menunjukkan tanggung jawabnya, fisik yang baik, tanggung jawab yang luar biasa, perlindungan, segala macam. Itu laki-laki. Terus gimana? Pendidikan itu tidak mungkin terlepaskan dari keteladanan. Ya mungkin tuh, maka di rumah kalau ingin anak laki-laki punya kewamah, maka sang ayah harus menjadi teladan kewamah yang baik. Satu tuh, sang bunda harus mendukung agar ayah menjadi teladan kewamah yang baik. Mohon maaf, kadang-kadang memang kadang-kadang ya, kadang-kadang ada laki-laki itu enggak punya kewamah yang baik. Kemudian Dalam tanda kutip seperti guyonan yang tidak lucu hari ini, ada istilah laki-laki takut istri. Nah ini bukan masalah takut menakuti, tapi itu guyonan-guyonan yang tidak menarik lah. Itu semua, yang seperti itu, itu kan sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan dalam rumah tangga Islam. Maka kalau ada, ini mohon maaf ini bukan bahasa saya, saya nukilkan. Ini bahasanya seorang ahli pendidikan Islam Namanya Dr. Khalid Ahmad Ashantud Bahasa beliau mengatakan begini Kita harus memutus lingkaran setan Dimana Laki-laki lemah kewamahnya Perempuan menjadi fir'aun Di rumah tangganya Ini bukan kalimat saya Mereka menikah punya anak Anak laki-lakinya lemah kayak bapaknya Anak perempuan jadi fir'aun kayak ibunya Sang anak laki-laki nikah yang lemah ini nikah sama perempuan dari keluarga lain yang perempuan itu Fir'aun juga. Nah si perempuan yang Fir'aun di rumah ini nikah dengan laki-laki lain yang lemah juga. Itu mata rantai gak pernah putus. Kata beliau kita putus si mata rantai ini. Kita putus mata rantai ini. Maka tadi saya bilang, sang ibu itu harus mendukung keteladanan itu. Kadang-kadang itu harus dibuat skenario-nya untuk... Supaya sang ayah benar, walaupun sang ayah harus memperbaiki dirinya, sang ayah benar terlihat di depan anak-anaknya sebagai telat dan kowam yang baik. Ya didukung oleh bundanya, ya bukan malah kemudian ayahnya dijatuhkan oleh bundanya di depan anaknya. Kalau itu sudah bahaya sekali, bahaya. Hati-hati ya, bunda hati-hati siapapun kita, siapapun para bunda, hati-hati menjatuhkan sang ayah di depan anak-anaknya. Karena itu artinya Anda sedang menjatuh. Bukan kawamah sang ayah di depan anak-anak. Dan itu artinya Anda sudah menyumbangkan penyebab kegagalan terbesar di dalam mendidik anak. Karena jatuhnya sang kawamah. Dukunglah itu. Mungkin, mungkin, mungkin sang ayah kawamahnya kurang kuat. Dukunglah itu. Bahwa dukunglah, sampaikanlah kebaikan di anak-anak tentang ayahnya. Buat mereka kagum pada ayahnya. Tentu ayahnya harus berbagi diri juga. Sepakat itu. Setelahkan dialog itu dengan sang ayahnya dan seterusnya. Itu tema keteladan dan nanti setelah itu nanti akan sesuai. Saya sering sampaikan dua hal. Jadilah orang tua, jadilah ayah ibu yang bisa diteladani, itu satu. Yang kedua adalah jadilah ayah ibu yang mengagumkan bagi anak-anaknya. Kalau sudah dua ini, mendidik anak muda sekali. Baik berikutnya dari Ibu Rizka Pertiwi Ustadz Bismillahirrahmanirrahim Ustadz Bagaimana penjelasan tentang anak dari Nabi Nuh Dimana Nabi Nuh itu adalah sosok yang soleh Seorang Nabi Namun mengapa masih ada dari keturunannya yang kafir Apa hikmah yang bisa kita terapkan dari kisah Nabi Nuh tersebut Syukran Itu adalah semacam pengecualian di dalam kaedah Tapi itu ada hikmah. Apa hikmahnya? Ternyata memang ada hikmah besarnya. Nabi Nuh itu ada anaknya yang soleh seperti Nabi Nuh. Ada anaknya yang tenggelam dalam banjir azab itu. Kenapa? Karena Nuh alaihissalam itu ada istrinya yang soleha, ada istrinya yang tidak soleha, yang kafir. Anak yang... Tenggelam dalam banjir adab adalah anak dari ibu yang kafir itu, yang tidak soleha itu. Saya tidak tahu, jawabannya jangan ditanya itu Nuh dapat dari mana alih salam, kok istri? Kayak begitu, ada pembahasan di sejarah tapi silahkan dibaca. Tapi intinya adalah ini pelajarannya, itu tadi saya katakan. Karena sang bunda itu adalah tempat tumbuhnya pepohonan itu, karena ladang, anak-anak ditanam di situ, maka kalau tanahnya subur baik itu kita boleh berharap tentang kelahirnya generasi yang istimewa. Tapi tadi ketika Nuh alaihissalam tidak mampu menyuburkan tanah, tidak mampu mensolehkan sang istri tadi itu, maka kemudian hasilnya adalah anak yang juga tidak soleh, bahkan anak yang juga bahkan mati dalam penggelam dalam banjir adab. Maka Nabi Nuh alaihissalam itu ketika banjir adab kemudian turun dari kapal, kapal berlabuh di Gunung Judi. Nabi Nuh turun kemudian berdoa sama Allah nanti. Minta, karena ingat anaknya ya Allah. Kan kau sudah berjanji tentang kau selamatkan anakku. Maka jawaban Allah adalah, Kau layanuh, ini surat dalam surat Hud. Kau layanuh, innahu laisa min ahlik. Innahu amalun goyru soleh. Nuh, itu bukan keluargamu. Coba, sampai gak pantas disebut keluarga. Gak cocok loh. Dan noh, ingat noh, itu adalah amalun goyru soleh, ini adalah tafsirnya. Di antara ya amal kalau teks aslinya amalun goyru soleh, amal yang tidak soleh. Noh itu adalah amal yang tidak soleh. Ya, bahwa artinya anakmu itu adalah, anakmu itu melakukan ketidaksolehan atau anakmu itu adalah karya yang tidak soleh. Hasil didikan yang tidak baik maksudnya, ini sebuah karya hasil didikan yang tidak baik. Yaitu hikmahnya, artinya bahwa ini juga pelajaran mahal Masya Allah. Sesolehnya sang suami, seperti Nabi Nuh alaihissalam, kalau istrinya adalah istri yang tidak solehah, ternyata sangat sulit untuk melahirkan anak-anak yang soleh dan solehah. Wallahulhamdulillah. Baik Ustadz, berikutnya dari Vicky Justisia. Ijin bertanya Ustadz. Jika seorang ayah yang tidak bisa bertemu setiap hari dengan anak dan istri secara langsung karena bekerja jauh dari rumah dan baru kembali 3-6 bulan, bagaimana solusinya terbaik untuk suami tersebut dan istri? Ya, ini saya selalu mencontohkan, nanti saya contohkan tapi diambil, dipelajari sendiri ya, karena waktu itu tidak cukup. Saya selalu contohkan beberapa contoh yang mudah dalam sejarah. Pertama adalah sejarahnya Nabi Ibrahim alaihissalam. Penting nih. Yang kedua adalah sejarah dididiknya Umar bin Abdullah Aziz. Di keluarga besarnya Abdullah bin Umar dididiknya. Oke, ini dua kisah sejarah saya sebutkan sedikit. Nanti tolong dipelajari lebih lanjut ya. Diambil hikmah-hikmahnya kemudian dijalankan. Dalam Quran nanti bisa dibuka tentang kisah-kisah Nabi Ibrahim alaihissalam. Nabi Ibrahim alaihissalam. Ya, dimana posisinya? Di Palestina. Dimana posisinya Ismail? Di Mekah. Palestina, Mekah, Masya Allah jauhnya. Jauhnya. Lihat ya, jauh. Artinya tidak bisa bertemu setiap hari. Jauh sekali zaman itu. Tidak bisa bertemu setiap hari, tapi lahirnya adalah Ismail alaihissalam. Diabadikan Quran dengan seluruh kesolehannya. Bahkan mengagumkan ya. Dialog mau disembeli saja, silahkan ya. Laksanakan yang diperintahkan Allah untukmu. Ya abadif almatu'mar. Sata jiduni insyaallah minasabirin. Saya sabar insyaallah. Anak as-saleh itu, itu harus dipelajari itu kisahnya. Harus dipelajari kisahnya bagaimana, kok bisa. Nanti kapan-kapan kalau ada waktu insyaallah saya bahas lebih detail. Mudah-mudahan nanti ada kesempatan. Karena pertanyaan ini sangat amat banyak terulang. Ya karena memang kadang rizki sang ayah ada di negeri jauh. Mudah-mudahan, saya tapi tetap gini, saya doakan mohon diaminkan ya. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kepada para ayah rizki yang tidak jauh dari rumahnya. Karena salah satu bahagianya seseorang adalah ketika rizkinya di negerinya, tidak jauh dari tempat tinggalnya. Karena salah satu hikmahnya ini. Maka kisah Nabi Ibrahim alaihissalam itu nanti kita bisa melihat di dalam Quran, silahkan dilihat Contohnya Nabi Nuh itu ayah yang doanya panjang, doanya pandai, minta sama Allah itu pinter cara doanya Yang diminta apa saja poinnya, silahkan dicek doa-doa Ibrahim dalam Quran tentang anak-anaknya Nah doa itu, silahkan berdoa pada Allah, minta seperti Ibrahim alaihissalam berdoa Masya Allah itu. Kemudian juga Ismail itu kan kalau Ismail itu jarang ketemu sang ayah. Tapi begitu ketemu Ismail itu sangat mengenali ayahnya. Kita ini kadang-kadang anak-anak itu kalau jarang ketemu bapaknya gak mengenali anak bapaknya dan gak akrab. Terbayang tidak kira-kira siapa yang mendekatkan Ibrahim pada Ismail? Jawabannya tidak ada lain kecuali sang bunda. Maka tugas bunda di rumah adalah bercerita tentang ayat. Hari ini tuh ya Allah, Allah mudahkan nih alat komunikasi ini. Anda buat jadwalnya, pertemuannya, diskusi, bincang, apa segala macam. Dekat. Hari ini Masya Allah mudahnya. Zaman dulu gak ada alat ini. Tapi lihat bagaimana pendidikan yang benar. Hari ini alat-alat komunikasi canggih kita sering miss komunikasi. Ini kan salah fatal kita nih. Mereka lupa ada lat komunikasi, sang bunda harus menjadi jembatan, menjembatani antara sang anak dan ayah yang jauh. Sambungkan itu dan kemudian tadi kekaguman, keteladanan, cerita, dialog yang baik, bangun komunikasi. Jangan segala hal diselesaikan oleh sang bunda, telponlah sang ayah. Walaupun ayah di negeri sana tidak hadir secara fisik di anaknya, tapi hadirlah dalam bentuk kebijakan. Itu bagus tuh, hadirlah dalam bentuk kebijakan di atasnya. Tapi nanti silahkan diambil hikmah yang lain. Nah, Umar bin Abdul Aziz juga sama. Umar bin Abdul Aziz orang besar dalam sejarah Islam. Umar bin Abdul Aziz, bapaknya namanya Abdul Aziz. Abdul Aziz bin Marwan. Abdul Aziz bin Marwan itu gubernur di Mesir. Umar bin Abdul Aziz, sang anak tinggalnya di Madinah. Madinah Mesir jauh, jauh. Tapi lihat. Di mana tinggalnya Umar bin Abdul Aziz yang anak yang jauh itu? Di keluarga sangat mulia. Yaitu di keluarga besar ibunya Umar bin Abdul Aziz. Karena ibunya Umar bin Abdul Aziz keturunan Umar bin Khotob. Dan ini dididik di keluarga besarnya Abdullah bin Umar bin Khotob. Ya anaknya Umar. Maka dia dididik keluarga yang luar biasa. Dididik oleh guru-guru yang luar biasa, Soleh bin Kaisan, seorang alim besar. Dididik yang memperhatikan bukan hanya mengajari ilmu, tapi memperhatikan tentang akhlak, ibadahnya, diperhatikan. Dan dilaporkan pada orang tuanya dan segala macam. Itu ada bagaimana mereka mendidik, bagaimana dia dididik dan segala macam. Bagaimana sang ayah yang tadi saya katakan, tidak hadir secara fisik, tapi hadir secara kebijakan, sampai umat-umat Tuhan Tuhan di gunduli. Atas perintah sang ayah di Mesir sana, padahal kan bisa saja. Itu gara-gara Umar bin Abdul Aziz sibuk nyisir, namanya anak muda, sibuk nyisir rambut. Kemudian terlambat sholatnya. Itu oleh sang guru dilaporkan pada ayah, tidak segera disesuaikan oleh sang guru. Supaya ayahnya hadir dengan kebijakan walau tidak hadir secara fisik dan seterusnya. Mudah-mudahan bisa menjawab. Assalamualaikum Wr. Wb Sebentar lagi Ramadan akan menyapa kita membawa kesempatan besar untuk memperbaiki diri mendekatkan hati izinkan menyampaikan apresiasi yang mendalam atas terselenggaranya kelas spesial Ramadan yang diselenggarakan oleh Pak Mir Masjid Al-Irshad Surabaya Insyaallah program yang berlangsung 28 Februari sampai 30 Maret ini akan bisa memberikan manfaat yang besar bagi keluarga dari mulai pukul 9 sampai 11 setiap harinya. Bersama-sama semua akan belajar menggali ilmu yang relevan untuk membangun keluarga yang kokoh sebagai fondasi masyarakat, umat, dan bangsa. Mari kita sama-sama manfaatkan momen Ramadan ini untuk memperbaiki diri untuk berkuat keluarga. Semoga setiap ilmu yang kita dapatkan akan menjadi bekal yang bermanfaat di dunia akhirat. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.