Transcript for:
Isu dan Kualitas Bahan Bakar Minyak

Baik, terima kasih Pak Bambang Patia, Ketua Komisi 12. Jadi yang harus kita luruskan, kenapa kita penting untuk meluruskan isu-isu yang beredar beberapa waktu terakhir. Saya sebutkan ya, ada 6.000 SPBU yang dimiliki Pertamina. Sedangkan sel itu hanya 200, 200 itu gak sampai 1%, eh ya kan, Arianto AKR 107, Vivo 43. Jadi kalau sampai ini, trust publik terhadap Pertamina ini menjadi satu opini yang digiring sedemikian rupa, ini akan kacau.

Publik meyakini bahwa RON 90 itu, kan isu yang saya terima di sosmed itu, bahwa beli Pertamak itu sama kayak Pertalat. Ini yang harus kita luruskan bersama, gimana skemanya? Pertamina dalam pengadaan BBM ini, dia kan melakukan dua skema ya Pak Ega ya? Satu skema kilang, satu... Importasi langsung.

Nah, kita kalau importasi langsung secara otomatis pasti sama ini. Karena semua importasi langsung, yang Shell, Exxon, maupun AKR, maupun Vivo itu importasi langsung. Importasi langsung berdasarkan request. Request round sekian dibuat di luar negeri, di sini sudah jadi.

Tapi Pertamina punya dua skema. Selain impor juga ada dia yang kilang. Dia beli krut, dia kelola sendiri, dibuat sesuai skema atau jenis BBM yang akan diinginkan.

Misalnya Pertalat, round 90. Tapi jangan sampai di publik ini jadi isu yang OPI menipu. publik bahwa Pertalite itu sama dengan Pertamak. Ini yang harus diluruskan Pak.

Jadi narasi publik saat ini yang ada bahwa sampai menjadi lucu-lucuan di TikTok tuh kan. Beli Pertamak sama beli Pertalite. Itu jelas beda.

Satu, Pertalite itu kompensasi. Ada pembiayaan negara di situ. RON90 punya Vivo dan RON90 punya Pertamina itu beda.

Yang punya Pertamina harga berapa Pak Eka? Pertalit Rp10.000. Rp10.000 kalau di Bapak? Rp13.150. Rp13.000.

Rp13.000. Beda Rp3.000. Ronnya sama kan?

Jenisnya sama. Nah tapi di Pertamina ini ada kompensasi. Ini sebenarnya subsidi.

Tapi berbentuk kompensasi, dia yang menagih. Kalau subsidi, dia melekat langsung ke barang. Tapi kalau kompensasi, Pertamina nanti yang menagih ke pemerintah. Nah, untuk itu, kita mari sama-sama, kita. Kita ingin penjelasan nanti Pertamina, tapi ini masih ada satu lagi ya?

Sedikit ya Bu, biar Pertamina bisa jelaskan. Karena Pertamina ini punya dua skema, kalau yang importasi secara langsung itu kita yakin sama. Kita ingin dengar Pertamina yang skema dari kilang, yang dia membuat sendiri. Ya Bu, silakan Bu.

Baik, terima kasih pimpinan juga teman-teman. dari Komisi 12 yang saya hormati, Direktur Utama Pertamina Patra kemudian PT.SEL AKR, Ekson, Vivo yang harus kita jelaskan kepada masyarakat mereka rame menyebutkan apa sih RON itu RON adalah ukuran dari nilai oktan, suatu bahan bakar yang menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk Untuk menahan detonasi atau ledakan di dalam mesin, lakukan, nah, run yang lebih tinggi ini menunjukkan bahwa bahan bakar tersebut memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menahan detonasi. Nah, di sini tadi kita ribut atau berdebat masalah kualitas, round. Tadi Pertamina menyampaikan ada yang diimport, ada yang diolah sendiri dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Sebenarnya simple saja Pak.

Di setiap SPB. minyak-minyak yang masuk, tolong dilakukan uji lab, tes report. Di situ akan menunjukkan spek dari bahan bakar tersebut. Jadi walaupun impor dengan produk yang sama, belum berarti dia memiliki spek yang sama. Jadi harus dilakukan tes lab, disitu kita bisa melihat spek apa yang terkandung di dalam bahan bakat tersebut.

Apakah diambang batas, apakah sudah bagus atau off spec. Saya rasa itu. Jadi perlu dibuat tes report.

Dan kalau perlu, tes report itu harus ada di SPBU. Saya rasa itu saja, Pimpinan. Terima kasih.

saran dan masukan saya ini dijadikan bahan pertimbangan. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Sebelum saya lanjutkan, saya minta para persetujuan anggota, saya perpanjang 15 menit sampai pukul 13 ya. Setuju ya?

Juh. Ya, perpanjang dulu. Jadi, Pak Mul ya. Sedikit aja, sedikit. Saya lupa tadi, RON 90 itu Pak Eka, itu...

seluruhnya diproduksi dalam negeri, tapi ada juga yang diimpor. Ada yang impor juga ya? Dan Pertamina Patranega enggak punya fasilitas blending kan?

Tidak ada. Pak Mul, sebenarnya gini Pak Mul, biar kelar dulu, biar dijelaskan. Tadi sudah saya tanya, kami kan sudah tahu bahwa yang punya kilang di Indonesia ini hanya Pertamina. Ini selebihnya enggak punya kilang. Importasi langsung.

Maksud saya, saya biar kita minta Pertamina, khususnya Pertamina Patraniaga dapat menjelaskan secara detil bagaimana yang pertama skema skema pengadaannya importasi langsung sama skema kilang berapa prosen prosentasenya berapa dari kebutuhan total khususnya yang non-subsidi ya Pak ya non-subsidi sama subsidi dijelaskan oke, langsung Pertamina aja oke Udah nunggu-nunggu nih, termasuk formulanya dijelaskan Pak. Ya, oke pimpinan. Jadi itu aja Pak Eka, nanti dijelaskan. Bukan Pertamina ya, Pertamina Patraniaka.

Apakah punya proses lending atau tidak? Terima kasih. Ya, kami berikan waktu kepada Pertamina. Nanti kita, biar ini enggak terkesan, ini penggiringan opini publik kan.

Kita akan minta juga pernyataan dari swasta-swasta. Biar ada komparasi yang seimbang. Silahkan Pertamina. Nah, baik terima kasih pimpinan dan anggota Komisi 12. Pertama-tama kami ucapkan terima kasih atas dukungan kepada kami PT Pertamina Patra Niaga dalam melayani masyarakat.

Dan kami secara prinsip. mempunyai komitmen yang kuat untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Dengan tetap menghormati proses hukum yang sedang berjalan, mohon izin kami memberikan penjelasan terkait isu yang berkembang di masyarakat, khususnya terkait kualitas. BBM, RON90 dan RON92. Jadi, terkait skema penyediaan barang untuk produk gasolin.

Produk ini karena gasoil dan gasolin. Saya izin menjelaskan yang gasolin dulu, karena ini isunya saat ini adalah gasolin. RON90 dan RON92.

Dari pertama, Pak Teraniaga ada dua source, ada dua sumber. Satu sumber dari kilang Pertamena dalam negeri. Yang kedua memang ada sumber sumber yang pengadaan dari luar negeri. Kedua source ini untuk yang gasoline, baik 90 maupun 92, kita menerima itu sudah dalam bentuk RON 90 dan RON 92. Tidak dalam bentuk produk RON lainnya. Jadi untuk Pertalat kita sudah menerima produk baik dari kilang maupun dari luar negeri itu adalah dalam bentuk RON 90. Untuk 92 juga sudah dalam bentuk RON 92. dari kilang Pertamina maupun pengadaan dari luar negeri.

Kecuali Pertalit ada sedikit perbedaan. Karena dulu Pertalit ini sebelumnya kan kita punya premium ya, RON88. Tapi saat ini sudah tidak ada. Perbedaannya adalah, mungkin dengan badan usaha yang lain, mohon izin.

Setiap produk ini mempunyai formula yang menjadi keunggulan masing-masing merk. Itu Pertamax, mungkin juga badan usaha yang lain, mempunyai produk unggulan yang ditaruh di produknya. Sedikit introduksi Pak Ketua, jadi tadi RON92 ada yang diimport langsung dalam bentuk produk, ada yang diolah di kilang Pertamina Pak ya? Sumbernya kita itu dari dua Pak.

Iya. Demikian. Berarti yang dalam negeri dari kilang Pertamina kan? Iya.

Nah itu tolong dijelaskan, supaya publik lebih detail. Ya, baik yang dari luar negeri maupun yang dari dalam negeri, itu kita sudah menerima dalam bentuk. RON-nya sudah 92. Yang membedakan adalah meskipun sudah dalam RON 90 maupun RON 92, itu sifatnya masih base fuel. Artinya belum ada aditif.

Yang kita terima di Pertamina Patranega ya. Jadi Pertamina Patranega itu mengelola dari terminal sampai ke SBBU. Sementara yang terminal ke belakang itu untuk kapalnya dari Pertamina Internasional Siping dan untuk kilang dari Pertamina Kilang Pertamina.

Nah untuk... Untuk yang di Paterania, kita menerima di terminal itu sudah dalam Rp90.000 dan Rp92.000, tidak ada proses perubahan RON. Tetapi yang ada, untuk pertama kita tambahkan aditif.

Jadi di situ ada proses penambahan aditif dan proses penambahan warna. Proses inilah yang memberikan keunggulan dan pembedaan dengan produk yang lain. Proses ini adalah proses injeksi blending.

Proses blending. Blending ini adalah proses yang common dalam produksi minyak yang merupakan bahan cair. Karena minyak ini bahan cair, jadi memang pasti akan ada proses blending. Ketika kita menambahkan proses blending ini tujuannya adalah untuk meningkatkan value daripada produk tersebut.

Jadi base fuel RON92 ditambahkan aditif agar ada benefitnya, penambahan benefit untuk performansi daripada produk-produk ini. Sehingga pada saat kita menerima, itu pun kita baik dari dalam negeri maupun luar negeri Kita mempunyai lab, hasil uji lab Before loading, sama after loading dan before Before discharge, sebelum kita bongkar. Setelah kita terima di terminal, itu pun di terminal juga melakukan rutin pengujian kualitas produk di terminal-terminal Pertamina. Nah, itu pun kita terus jaga sampai dengan ke SBBU.

Sehingga izin kami menyampaikan. Kami berkomitmen dan kami selalu berusaha memastikan bahwa yang dijual di SBBU untuk RON 92 adalah sesuai dengan RON 92. Yang RON 90 adalah sesuai dengan RON 90. Pertamina juga saat ini, mohon izin, kami sangat masif untuk melakukan sidak Q&Q, quality dan quantity. Mungkin Bapak-Ibu juga sudah sering mendengar berita kami berkolaborasi dengan RON 92. Kementerian Perdagangan, kami berkolaborasi terakhir dengan Barreskrim juga menemukan indikasi-indikasi kecurangan di lapangan.

Sehingga sangat tidak mungkin kami sendiri membuat skema-skema yang merugikan masyarakat. Interupsi tolong, klarifikasi. Jadi yang mencampur editif dan warna itu yang melakukan Pertamina Patraniaga ya, bukan refinery ya? Bukan. Pertamina Patraniaga?

Betul. Oh, makasih. Selanjutnya. Terkait spesifikasi, spesifikasi setiap produk BBM yang dipasarkan di Indonesia ini diatur oleh Dirjen Migas, baik itu RON 90, RON 92, RON 95 maupun RON 98. Jadi kita mengikuti spesifikasi daripada pemerintah. Yang perlu kami sampaikan disini juga bahwa value chain yang?

Sistem pengawasan, pengawasannya gimana juga dijelasin. Pengawasan terhadap kualitas itu dimana Pak Eka? Oke, baik.

Kalau dari internal Pertamina, internal pros? Internal, dari eksternal. Kalau internal, masa kita meriksa diri kita sendiri, kira-kira gitu lah.

Biar masyarakat percaya, jangan ke ini, apakah lemigas atau apa, itu yang harus dijelasin. Terima kasih. Di dalam Dalam pelayanan kepada masyarakat untuk kualitas itu sebetulnya ada uji sampling yang dilakukan oleh Kementerian ESJM dalam hal ini Lemigas.

Dan kami juga memberikan data-data, kami sering mendapat informasi ataupun request uji sampling di beberapa SPPU seluruh Indonesia. Dan itu rutin dilakukan dan kami memberikan. kesempatan seluas-luasnya kepada Lembikas ini untuk melakukan uji kualitas atas produk-produk yang kita pasarkan.

Dan uji itu diambil di awal ya? Di awal? Pimpinan, pimpinan.

Jadi yang saya mau tahu Pengawasan itu Sampai sejauh mana Pada saat setelah dicampur dengan adiktif Atau pada saat RON 92 itu RON 92 Masuk yang import Dicampur adiktif itu ada pengawasannya gak? Dan berapa persen aditif dicampur disitu? Setiap tahapan itu ada pengawasannya.

Jadi pada saat terima impor sebelum loading, pada saat belum loading pun ada pengawasan UDLAB sebelum dibongkar, itu juga ada pengawasan. Ada standarisasi gak campuran aditif secara internasional? Ada, ada formulasinya.

Ada regulasi, berapa persen? Itu Rumusnya ml per liter. Aditif itu ada produk-produknya atau memang cuma satu produknya? Produknya untuk aditif cuma satu yang kita pakai.

Apa namanya? Kita mempunyai produk untuk pertamaksini aditifnya sebenarnya dari Afton. Itu di dunia cuma satu atau memang ada beberapa produk?

Ada banyak, ada banyak. Dan kita melakukan lelang. Itu melakukan lelang dan muncul satu itu produk. Ya jenisnya, yang saya tanyakan jenisnya itu namanya cuma satu di dunia atau memang ada jenis-jenis yang lain?

Di dunia ada beberapa. Ada beberapa? Ada beberapa. Apa namanya yang disini di Indonesia Pak? Editif apa?

Jadi yang Bapak sebutkan adalah harusnya gini, RON92 yang masuk ke Indonesia dari import dicampur editif dengan merek apa? Kita untuk RON92, produk Pertamax, editif yang kita pakai adalah merek Afton. Afton. Jadi kalau ibarat ini analogi mudahnya ini aja lah, jadi kayak ini Ron itu sudah pasti ya sama kan, tinggalkan produk setiap apa namanya, badan usaha ini memoles lah kan, kayak contoh misalnya Misalnya lah kayak kita lah beli Coca-Cola ada yang ada toppingnya, ada bubble-nya, kira-kira gitu kan. Jadi ada keunggulan masing-masing produk.

Nah jangan dipersepsikan bahwa round-nya itu berbeda. Jadi penambahan jangkaan. adiktif ini bukan bukan tidak dapat digolongkan sebagai pengoplosan karena tidak akan merubah ron juga kan hanya menambahkan kualitas aja lah, ada punya keunggulan lah, kan kayak yang tadi analogis itu kopi, kopi sama, kopi hitam tapi ada yang dipasangin topping diatasnya, apalah kira-kira seperti itu ya Pak nah, biar berimbang, coba kita minta perwakilan Pertanyaan dari Shell deh ini kan, apakah sama skemanya dengan ini? Serikit interpusi Pak, jadi Afton itu dari Afton Chemical Corporation dari Amerika ya Pak? Betul Bapak.

Ya, pimpinan. Jadi saya mempertegas, Pak Eka pertegas bahwa Patraniaga hanya punya fasilitas blending adiktif, bukan fasilitas blending merubah ron. Itu yang harus Bapak pertegas Pak. Betul, kita tidak mempunyai fasilitas blending. Blending merubah RON.

Aktivitas blending yang kita lakukan untuk di terminal adalah mungkin untuk gasoil itu ada. Karena untuk produk solar kita menambahkan FAME. Yang untuk gasolin tidak ada, hanya untuk blending warna dan aditif.

Baik, coba kami minta penjelasan dari perwakilan swasta, Ibu Driesel ya. Terima kasih Bapak Pimpinan. Ijin saya ingin menyampaikan sedikit mengenai proses yang kami lakukan.

untuk masalah kualiti. Jadi pertama saya ingin menyampaikan bahwa kami di Shell selalu berkomitmen untuk menjaga kualitas dan standar BBM yang kami pasarkan ke masyarakat Indonesia. Itu selalu kami jaga komitmennya.

Bapak Pimpinan dan Bapak dan Ibu Anggota. Nah memang saat ini seluruh BBM kami memang import termasuk juga 92 yang kami bawa dari Singapura ya Bapak Ibu. Jadi dalam prosesnya kami sebelum dilakukan tes QC sebelum produk loading di Singapura.

Jadi itu kita melakukan quality of certification sebelum produk tersebut loading termasuk juga pada saat produk discharge. Jadi pada saat produk sudah selesai. sampai di Indonesia, juga kita lakukan quality of certification atau test.

Di terminal juga kami selalu melakukan QC, jadi kami juga termasuk karena kalau kita lihat di terminal kami, Bapak Ibu, di FOPAK itu bukan hanya produk Shell, tapi juga ada produk badan usaha lain. Sehingga kami harus memastikan bahwa produk yang kami bawa itu memang secara speknya, secara standarnya sudah sesuai. Itu selalu ...

Lalu dipastikan pada saat produk sampai di terminal. Dan di terminal juga kami selalu melakukan random check. Itu dilakukan dua kali sebulan random check untuk memastikan standar dari BBM kami. Dan juga memastikan bahwa memang semuanya sesuai dengan spek yang sudah kami bawa.

Sampling juga sama Lemigas? Kami saat ini masih menjajaki dengan Lemigas. Tapi kami menggunakan konsultan lain yang memang juga sudah di... tunjuk oleh migas Bu Ingrid ada skema kayak tadi Pertamina enggak ada penambahan jad adiktif jadi yang produk yang dibawa itu memang base fuel Pak jadi misalnya Misalnya kita katakan RON 92 itu memang RON 92 base fuel.

Nah itu kemudian kami tambahkan editif di terminal kami. Seperti itu kira-kira Pak. Berarti sama ya antara ini ya.

AKR sama juga kan kira-kira kan. Sekaligus juga menjaga standar BP internasional juga Pak. Jadi kalau boleh saya jelaskan pada saat loading di Singapura itu sudah dilakukan satu pengecekan untuk memastikan RON tersebut sesuai dengan spesifikasi yang memang kami minta gitu ya. Sampai di Jakarta discharge itu dicek lagi Pak.

Dan kemudian secara rutin paling tidak satu kuartal sekali itu kami melakukan pengujian juga dengan lemigas. Jadi di tahun 2024 secara aktual sudah... kami lakukan 50 kali pengujian Pak untuk menjaga kualitas BBM yang kami jual di SPBU kami. Seperti itu Pak, terima kasih. Baik, jadi yang kita bisa simpulkan bahwa tidak mungkin ya antara RON90 bisa lompat RON92, itu tidak mungkin ya?

Betul enggak Bu Ingrid ya? Ada enggak, bisa ada, dimungkinkan enggak? Dari RON90 naik ke RON92 dengan penambahan janda adiktif. Baik.

Kalau seperti tadi yang saya sudah sampaikan Pak, mohon izin, produk yang kami bawa itu memang sesuai dengan spesifikasi RON-nya, base fuel-nya. Nah proses di sini. Saya maksud itu, apakah dimungkinkan dari 90 ditambah zat-zat khusus gitu kan, bisa naik gitu kan? Zat aditif tersebut adalah untuk menambahkan value Pak. Jadi kan mungkin setiap badan usaha pun.

punya value keunggulan masing-masing. Jadi itulah tujuan dari zat adiktif tersebut Pak. Ya tapi RON-nya tetap kan?

Oktannya itu tetap kan? Kalau dari Shell, oktannya tetap Pak. Maksudnya kan sama kan?

Biarpun ditambahkan zat adiktif ataupun, dia tidak merubah RON kan? Kalau dari proses kami, tidak akan merubah RON. Itu kalau dari Shell.

Mungkin interupsi, mungkin yang dimaksud saya lanjutkan pimpinan Bu. Maksud pimpinan ini, Bukan yang punya produk Ibu, menurut pengetahuan Ibu mungkin gak RON90 dengan peralatan tertentu, dengan fasilitas tertentu bisa berubah ditambah apa menjadi RON92 itu pertanyaannya. Kalau menurut pengetahuan saya Pak, seperti itu yang saya sampaikan, zat aditif itu adalah untuk menambahkan value, bukan untuk merubah.

Jadi Ibu jawab tegas aja maksudnya itu, berarti kan gak bisa kan? Ibu Shirley. Bisa dijawab Kalau dari Shell tidak bisa Pak Saya mungkin tidak bisa berbicara Untuk badan usaha lain Pimpinan Kampuran bisa merubah Ron Bisa lebih tinggi tinggi bisa lebih rendah campuran adiktif yang digunakan itu bisa merubah Ron bisa lebih rendah bisa lebih pimpinan pimpinan pertanyaan sama di rolling aja satu-satu yang jawab gitu sebentar ya saya pimpinan sidang terlalu kalau ini ntar saya minta keluar tak jadi intinya gini Bu Ibu Ingrid menyatakan bahwa jad adiktif itu hanya menambah value Atau ibarat keunggulan tertentu Dari jenis produk ibu Tapi tidak merubah RON Atau menaikkan Atau menurunkan, itu kan persepsi kita Kita samakan dulu Biar publik gak bingung kan Berarti penambahan jad adiktif Kepada satu Jenis BBM tertentu Misalnya RON 90 Itu kan kandungan oktan kan RON ini kan Itu tidak merubah Kan Dia cuma punya keunggulan, makanya tadi pakai analogi sederhana. Misalnya ini kopi, kopi sama.

Kopinya sel, kopinya AKR, kopinya Pertamina. Cuma kelebihannya punya sel mungkin ditambahin es krim apa kan. Satunya ditambahin vanilla, kira-kira gitu lah.

Kan itu kan, tapi intinya sama, tetap kopi. Tidak merubah dia menjadi cappuccino. Nah ini yang harus kita gambarkan kepada publik. Bahwa...

Peron tidak akan pernah bisa dirubah dengan pencampuran jad adiktif. Dia hanya menambah value terhadap jenis produk itu dari masing-masing badan usaha. Jadi kita sepakat itu ya bahwa ini pihak swasta ini. Jadi kalau kita hanya undang Pertamina saja nanti dipikir kita enggak berimbang.

Kalau sekarang berimbang. Shell menyatakan bahwa tidak mungkin ada bisa penambahan, penaikan. round gitu kan nah AKR coba mohon izin Pak Pimpinan mohon izin Pak Pimpinan jadi kalau dari Shell seperti tadi yang sudah saya sampaikan