Kepakaran beliau dalam dunia pertanian juga dibuktikan dengan gelar doktoral di bidang pertanian serta sebagai dosen ilmu pertanian di Universitas Hasanuddin. Baik, anak gadis bertubuh jangkung, di atas dipan meminum jamu, tampilah Tuhan di atas panggung, berikan kami sebongkah ilmu. Kepada Bapak Dr. Insinyur Haji Andi Amran Sulaiman MP, kami persilakan untuk naik ke atas panggung.
Mas, aku agak silat. Ini kita dari kampung suka yang gelap-gelap. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang, salam sejahtera bagi kita semua. Shalom, om swastiastu, namo buddhaya, salam kebajikan. Yang kami hormati. Kami banggakan Ketua Dewan Pembina Rembu Pemuda Ibu Rahayu.
Kami panggil Kak Sarah karena kami mewakili pemuda berdiri di sini. Yang kami hormati Wakil Menteri LK. Sahabat saya, selamat datang Pak. Yang kami hormati Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Pak Penas. Yang kami hormati Ananda Aidil Panandrang, tepuk tangan untuk beliau.
Yang kami hormati Kak Arief, sudah pulang Kak Arief. Yang kami hormati, Kak Arief, selamat datang. Aku mewakili pemuda, pandanglah saya umur 17 tahun. Para pengurus Rembuk Pemuda Se-Indonesia, Bapak-Ibu yang saya cintai, ada Pak General. Tidak bagus, ini stop.
khusus Pak Prabowo dan juga Setapali Menteri Pertanian, juga CEO Agri Menas. Yang kami hormati ada Ibu Dirjen Ibu Kepala Wadan, Ibu Santi, teman-teman sekalian. Luar biasa pemuda, rasanya aku ingin kembali seperti kalian.
Apa yang disampaikan tadi, gagasan luar biasa, saya ulangi. Rembuk nasional, slogannya tadi. Ah, aku mulai dari situ. Biar rasanya saya mudah kembali. Berembuk, beraksi, berdampak.
Oke, harus semangat, ulangi. Berembuk, beraksi, berdampak. Ini pemuda kurang semangat Yang mau masuk surga, kaya raya di dunia dan menjadi pemimpin republik ini Harus ikut, yang tidak ikut, aku doakan dia hanya selamat Yang ikut, kaya raya, masuk surga, jadi pemimpin di republik ini Oke, mulai Berdebut Beraksi! Berdampak!
Ini belum Masa idil ini belum nih, getarannya belum Kalau ketemu pemuda ini luar biasa Ini masa depan bangsa kita Indonesia 2045, 21 tahun akan datang diisi oleh kalian. Anda yang menentukan arah kebijakan nanti ke depan untuk Republik Indonesia. Kami ingin cerita perjalanan kami mungkin 10 menit, 20 menit, kemudian menceritakan bagaimana Indonesia akan menjadi lumpum pangan dunia dan menjadi pengendali pangan dunia nanti ke depan.
Kita sudah rancang, kami sudah membuat blueprint untuk 5 tahun ke depan. Bahkan sampai 2045. Adanaku sekalian yang saya cintai, kami dulu tidak pernah membayangkan berdiri di sini. Kenapa kami mampu berdiri setelah 25 tahun berjuang? Karena tadi, berembuk, beraksi, berdampak. Sebagai pemuda, harus punya gagasan besar, kemudian action, persisten, berkarakter, sukses.
make big dream, take action, be persistent, Insyaallah sukses. Pesan saya adalah berbanyak karya jangan lebih banyak narasi daripada karya. Narasi tanpa karya nol, gagasan tanpa action nol Anak-anakku sekalian yang saya cintai, bisa kami tunjukkan perjalanan hidup, kami dulu PPL, yang terendah, honorat PPL, penyuluh lapangan.
Dan saya katakan pada saatnya nanti aku rebut menjadi nomor satu sektor pertanian Republik ini. 20 tahun itu jadi kenyataan dan ada kisah yang menjadikan kami ketemu, maaf saya tidak sebut nama, ketemu Menteri Pertanian di Indonesia Timur, kami mau bertamu tapi ditolak. karena beliau lelah kami paham tapi saya katakan Ya Allah bukakan pintu resikimu moga-moga aku bisa duduk di tempat itu dan bisa menerima semua pihak yang mau bertemu termasuk Mas Aidil Kak Sarah tadi sudah meminta WA, memang cerdas, kecerdasannya di atas rata-rata Sambil ngobrol, wah bapak luar biasa dan seterusnya, macam-macam Begitu duduk kembali, bisa gak nomor WA dibagi? Masa bilang enggak, ada Kak Sarah di samping Ini kecerdasannya di atas rata-rata Saya tuh kami tunjukkan nih fotonya masih ada waktu kami dulu jelek kurus miskin tapi hidup coba bisa ditunjukkan apa connect dengan asistennya atau tidak ada nggak dengar kami dulu PPL gaji 125.000 rupiah Hai 125.000 rupiah perbulan kami tidak punya keluarga kami tinggal di kaki gunung dan daerah termiskin di Indonesia Timur yaitu Pondrek Mas Hedy lepas tahu termiskin di Sulawesi Selatan itu Pondrek kami tinggal di sana kami 12 bersaudara ibu rumah tangga bapak petani Bayangkan 12 bersaudara.
Ini. Tapi, kalau ada kemauan yang keras, pasti bisa. Sebagai pemuda, pantang mengeluh. Mengeluh gagal. Meminta gagal.
Apalagi bawa proposal. Kepala. Ada yang bawa kekasaran, bawa proposal, itu orang yang akan gagal masa depannya.
Aku serius. Kalau ada yang meminta, itu orang lemah. Bukan pemuda yang diinginkan Bung Karno pada saat Republik ini merdeka.
Kami rasakan itu. Anak-anakku, kami berjuang dari desa, kemudian pindah ke kota, tinggal di kos-kosan. Apa asisten saya belum connect? Eko, belum nyambung gambarnya?
Nah, ini. Anak-anakku sekalian, kami kumpulkan foto pada saat itu belum ada HP. Kami kumpulkan dan saya katakan pada saatnya, foto ini, gambar ini akan bercerita pada pemuda-pemuda berikutnya yang akan melanjutkan perjuangan di Republik ini.
Ini PPL, gaji 125, ini motor pertama, juga sambil belajar naik motor karena nggak pernah punya motor. Ini kami diberikan pada saat sudah 4 tahun, 3 tahun di hutan. Kami tinggal di hutan. Dan tadi dicerita kos-kosan, Indomie dan seluruhnya, itu sahabatku.
Itu yang membuat kami berdiri di sini. Ini waktu tinggal di kos-kosan. Gonrong. Hai ini pasti asisten baru yang ikut ini begini menteri menteri baru menteri tembak baru naik baru 10bulan itu kami tinggal di kos-kosan empat tahun empat tahun di kos-kosan Hai waktu itu kami mau jadi tentara Hai tetapi kami lulus hai hai Tetapi, ibu saya, sorry, pada saat kami dilulus TNI, juga lulus di perguruan tinggi, nah ini foto saya. Waktu tahun 88-93, ini sekarang sudah berevolusi.
Coba kurus, gondrong, baju ini pemberian, celana juga pemberian, kasur juga pemberian orang Palopo, kemudian ranjangnya juga pemberian, semua pemberian. Anugerah, anugeratis. Bayangkan tinggal di kamar 4x6.
Dan bisa lihat di kos-kosan, namanya tinggal di kos-kosan. Ini kos-kosannya, ini sayur gratis, ikan gratis, tangkap sendiri. Modalnya cuma bawa beras dari desa ke kota, itu pun tidak cukup.
Kalau ada pesta... pakaian rapi, masuk, bawa amplop, tanpa isi. Dan saya yakin kelakuan Anda juga, kelakuan saya ini.
Kami ke Jakarta. Kami ke Jakarta. Tidur di mesjid.
Ini istiqlal. Ini Kak Lubis, ini dari MIPA, tinggal di masjid. Kami punya uang tinggal 100 ribu.
Kami naik kapal, Spanyol, Sparunyolong. Kenapa? Gak cukup uang saya untuk beli tiket.
Kami bayar satpam seperempat di... di kapal aku lakukan ini bukan karena karakter saya jelek tapi aku tidak mampu saat itu dan saya katakan pada saatnya aku akan balas dengan kebaikan keburukan saya masa muda saya naik kapal tiga hari tiga malam merapat tidur di masjid di istiqlal Pada saat setelah 17 tahun, sorry 15 tahun, kami ditakdirkan menjadi menteri 2014. Kami ditanya, kok bisa jadi menteri? Yang tanya adalah, para pengamat, Prof. Risalamdi, Cipta Lesmana, semua pengamat, kok Bapak bisa jadi menteri? Aku tanya balik, kok Bapak bisa jadi profesor? Yang mengantarkan kami dari desa menuju istana, dari desa menuju ke Kementerian Pertanian adalah takdir yang kami rintis sejak jadi pemuda.
Pemuda mau berhasil? Nggak ada pemuda berhasil suaranya seperti semut. Percaya, mau berhasil? Mau!
Ini sudah ada tanda-tanda sedikit, sudah ada getaran. Anak-anakku sukses itu mudah, semudah membelikan telapak tangan. Sukses semudah membelikan telapak tangan, jangan dibalik.
Tidak semudah membelikan telapak tangan, itu salah. Itu slogan sesat. Slogan orang-orang yang pesimis.
Ini rembuk, rembuk beraksi berdampak, rembuk pemuda. Kalau ini Anda di ruangan ini bergerak bersama-sama, seperti dikatakan Kak Sarah, Mas Aidil, ini nanti bisa digoncang ini dunia, bukan saja Indonesia. Tapi jangan setelah rapat rembu pemuda pulang tidur. Gak bisa. Bangunkan lahan tidur, bangunkan pemuda tidur.
Goncang ini republik. Bahkan seluruh dunia. Pasti bisa.
Tapi kalau anda mengumpul narasi, tanpa aksi, nol. Anak-anakku, anda masih muda. Anda masih muda. Sukses di saat sekarang 5 tahun, 10 tahun bisa.
Ikuti Mbak Rara, saya gak bisa ketemu seperti Mbak Rara dulu, gak bisa ketemu sehingga tidur di masjid. Mas Edil bersyukur ada orang yang mengelurkan tangan, seilas Mbak Sarah. Bersyukur kalian dalam ruangan ini. Kami mau ikut seperti ini dulu, gak ada kesempatan. Kami tidak dikenal siapa-siapa.
Tapi saya katakan, ya Allah berikan pintu resikimu, aku mau bongkar laji dunia. Saya tidak akan pantang menyerah sebelum saya rebut cita-cita saya impikan. Ingat, mau sukses?
Mau! Jangan mengeluh, jangan bawa proposal, jangan meminta. Karena hati-hati, aku serius, bukan aku belem mbak Sarah, aku serius. Kalau sudah bawa proposal, sudah ada rencana bahwa anda lemah. Dan itu terbiasa nanti.
Ala bisa karena biasa, terbiasa lemah. Karena sandar pada seseorang. Kalau sandar pada mbak Sarah, sandar pada mbak Saidil, anda adalah sesat.
Jangan sandar pada orang, berdiri pada kaki sendiri, mandiri, dan terus bekerja-bekerja untuk sukses. Kalau ada orang bawa proposal, kemudian dia mendapatkan dana. Saya bilang, ada orang bawa proposal, kemudian dia dapatkan dana, dia akan ulangi terus-menerus, sampai dia jadi menteri, jadi pengemis.
Kalau minta nomor W bisa, boleh. Tapi meminta lebih dari itu nggak boleh, bukan pemuda. Bukan Mas Edil, bukan di tempat ini.
Karena dia orang hebat, sebatas W tadi diminta. Anak muda, anak-anakku sekalian yang saya cintai. Sekarang Anda bergerak masing-masing di sektornya masing-masing. Dimanapun Anda berada.
Harus menjadi terbaik. Harus menjadi terbaik. Kami tidak pernah mimpi berdiri di tempat ini. Kami tidak pernah bermimpi berdiri di tempat ini.
Mau lihat kantor kami dulu? Kantor terjelek mungkin di Indonesia. Ini kantor pertama.
2004. Jelek, jelek. Biayanya ini 200 ribu rupiah. Ini kantor saya pertama.
Bayangkan atapnya dari rumbia, dindingnya dari kapuk, itu pun punya om. Spanyol juga. Separu nyolong. Bukan separu nyolong, full nyolong.
Makanya sekarang kami dirikan AAS Foundation Untuk kemanusiaan Setelah 7 tahun jadi ini Jadi kalau mau pasti bisa Tapi mau Jadi datang disini Hai maaf ya Apa bisa gak keras omongan saya boleh boleh ya tidak tersinggung ya pemuda tidak boleh tersinggung Oke aku berikan yang pahit karena itu adalah jamu aku ini kakakmu hidupku kami sudah syukuri enggak saya katakan waktu terakhir dipanggil kedua kali pameran mau bantuan siapa hai hai Tapi kami ingin luruskan kembali pertanian. Kalau ada macam-macam, aku pecat di tempat seperti dulu. Aku boleh cerita pahit ya, seperti ini kalau bisa dilakukan sekali 3 bulan atau setiap 6 bulan dan ketemu orang-orang yang sudah berhasil, undang datang supaya ada head transfer, pindah panas kalau antara pemuda sama-sama 5 watt duduk sama-sama itu getarannya tidak ada panasnya tidak ada bahkan di warung kopi kalau sama-sama duduk 5 watt tidak ada nyala di sana itu hanya lilin yang menyalah dan ada getaran di sana menakutkan siapa yang bayar nanti Anak-anakku, nanti kami akan keliling seluruh Indonesia, kalau aku duduk, langsung duduk. Tidak seperti dulu.
Dulu, aku tidak berani, lewat saja di depan, kafe nggak berani. Kenapa? Jangan-jangan dipanggil singgah, tiba-tiba kita disuruh bayar. Tapi sekarang, insya Allah kalau cuma Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, sudah tidak bergetar lagi. Jadi kalau aku sudah duduk...
Hai di Jawa Sulawesi Maluku Sumatera kalau aku duduk pemuda ngumpul dia sudah tahu bahkan ada sahabat saya lahap banget kalau saya datang duduk kamu pelan-pelan makan jangan buru-buru gitu Kenapa aku lakukan itu ini rasanya nikmat sempurna nikmatnya Kenapa sudah jelas yang bayar hai hai kalau sesama lima watt ini tidak nikmat nasi goreng, ayam panggang tapi tidak nikmat karena tidak jelas dimana ujungnya nanti ini benar? siap sukses? kurangi tidur kurangi tidur usahakan jangan kena sinar matahari di rumah Hai dan harus berkarakter Hai jujur disiplin pekerja keras baik hati seperti Mbak Kak Sarah aku panggil kakak di DPR nanti aku panggil kakak Kenapa Kenapa aku diundang di rempuk pemuda aku merasa pemuda kembali teman-teman sekalian waktunya sudah habis ya berapa menit hai hai Ini belum aku cerita Indonesia, Indonesia akan memimpin dunia nantinya untuk sektor pangan.
Oke? Anak-anakku, kalau mau sukses. keluarkan air matanya sekarang itu air mata perjuangan saya ulangi kalau mau sukses keluarkan air matanya hari ini lima tahun 10 tahun ke depan itu Insyaallah sukses jangan nanti air matanya dikeluarkan setelah 25 tahun ke depan 21 Indonesia Mas Kenapa air mata penyesalan dan penderitaan dan biasanya penderitanya sampai liang lahat Sekarang jangan main-main.
Jangan. Maaf. Ini diajaran kami.
Tidak akan berubah nasibnya suatu kaum. Kalau bukan kami yang merubah sendiri. Tidak mungkin.
Kalau secara hitungan statistik. Tadi kantor kami punya lima. Pinjam uang lima seribu. Setelah tujuh tahun kami bangun kantor. Hai yang lumayan besar bahkan sudah 10 kantor itu 13 lantai 14 lantai tapi ada kemauan keras di sana ada passion di sana ada spirit di sana yang membarah bukan pemuda yang bawa proposal aku serius kalau anda tidak tidak ada asan tidak ada modal enggak kami tidak punya modal Yang seperti, maaf ya, aku koreksi ya.
Yang penting ada kemauan, sehat, sukses. Justru, kalau pemuda yang tidak modal, tidak ada modal, aku bahagia, aku senang melihatnya. Kalau ada pemuda yang menderita, aku senang melihatnya.
Mudah dia dibangkitkan mereka. Pemuda yang hebat nanti ke depan adalah seperti pelaut ulung yang lahir di ombak besar. Tapi kalau lahir di kolam renang, itu biasanya tidak tanggung menghadapi cobaan, tantangan, dan seterusnya. Kenapa banyak menganggur?
Kenapa sarjana banyak menganggur? Karena dia latihan di kolam renang. Dia latihan di kampus.
Latihan bernarasi. Kalau mau sukses, lepas di laut bandar. Dia pilihannya dua, mati atau sukses.
Nah itu baru pemudah. Ini pulang, banyak syarat untuk sukses. Sorry, enggak banyak syarat.
Bapak ibu yang masih muda, ada yang masih bujangan? Mudah. Yang masih bergantung. Jangan minta warisan pada orang tua. Jangan minta uang pada orang tua.
Kalau mau sukses. Matikan keraguannya bahwa saya bisa hidup sendiri. Oke, aku lanjut pertanian.
Kami. Tahun ke-6, 2014 dulu, kami dari desa, dari kampung tiba-tiba jadi menteri. Saya ditanya, kok bisa jadi menteri?
Aku juga bingung, kenapa bisa jadi menteri? Setiap detik adalah takdir, kebetulan 2014 takdirku mengantar menjadi Menteri Pertanian Republik Indonesia. Terus apa bisa merubah Indonesia? Beri aku kesempatan, aku tidak bisa jawab hari ini. Seperti food estate kemarin, ribut se-Indonesia.
Kenapa? Karena hanya bernarasi. Saya katakan, kami dipanggil presiden terpilih dan presiden.
Pak Mentan, gimana bisa jawab ini? Gampang Pak, beri waktu 40 hari. Aku jawab itu.
Tidak bisa aku jawab hari ini. Bisa lihat hasilnya, buka hasilnya. Kami menghadap, kami panggil direktur yang kerja di Kalimantan. Direktur, kerjakan.
Oh siap pak? Oh sorry. Direktur? Enggak bisa pak. Datang profesor?
Enggak bisa pak. Yang mengeluh itu? Enggak bisa.
Kalau ada pemuda mengatakan enggak bisa, Mbak Sarah, jangan dekat sama Mbak Sarah. Aku lihat luar biasa barusan, aku lihat pidato Mbak Sarah luar biasa. Top. Ini bisa merubah Indonesia ke depan.
Ikuti beliau. Bukan karena saya ada depannya beliau. Kami gak suka basah-basih.
Enggak. Kami profesional. Kalau hitam-hitam putih-putih, gak ada abu-abu.
Karena biasanya, manusia yang berada pada perantara itu tersesat juga. Ini kemarin kami dipanggil. Pak.
Beri waktu 40 hari. Aku panggil direktur. Pak Menteri, ini tidak ada kesuburan. Yang satu, Pak ini tidak ada mobil. Pak, ini hutan rimpah.
Oke, minggir-minggir. Yang bisa, yang mana? Diam.
Maksudnya, yang tidak bisa, minggir dulu. Maksudnya, saya copot hari ini. Langsung, jadi matikan dulu keraguannya, tiba-tiba datang.
Pak, aku bisa juga kayaknya. Enggak, enggak, enggak ada kayaknya. Yang ada kayaknya, enggak bisa ikut.
Pak, siap, bisa. Ada 15 orang, pemuda seperti kalian, masih muda. 15, maju, bisa, siap, bisa.
Karena kalau tidak bisa, dia sudah tahu. Bekas tangan saya, 1.500 kami copot selama 5 tahun. Dan gak ada bunyi satu pun.
Meritokrasi. Tunjukkan pada mereka bahwa kami teladat. Hati-hati nanti kalau kalian pemimpin. Jangan coba-coba bernarasi yang kok tidak bisa lakukan. Biasanya pemimpin bernarasi yang tidak mampu dilakukan.
Sehingga ada sanksi sosial yang beredar. Masyarakat beredar sanksi sosial. Pada bawahan beredar bahwa ini omong kosong bos saya. Sehingga terjadi demotivasi.
Nah, Bapak Ibu, saya panggil. Bisa? Siap bisa, Pak. Terakhir aku bisiki sebelum berangkat ke Kalimantan, aku baru dilantik. Kamu kerjakan.
Kalau tumbuh jagungnya, jabatanmu tumbuh. Kalau tidak tumbuh, mati seperti jagung itu, jabatanmu. Presiden terpilih minta wakil menteri, ini wakil menteri di samping saya, Pangdap.
Saya sudah telpon, gimana? Tunggu pak. Istrinya minta pulang, karena semua laki-laki minta pulang. Pak, kenapa gak pernah pulang? Lama banget, 40 hari gak pulang.
Aku ini masih butuh kasih sayang. Mah, ini menteri lain. Ini satunya kata dengan perbuatan Mah, masih mau terima tunjangan kinerja? Masih mau pakai skincare? Masih mau belanja di mall?
Ijinkan saya berjuang, karena menteri ini lain daripada yang lain Kami datang, kami pakai heli mendarat, foto Seketika, maaf, kami dipanggil Presiden Pak Joko Widodo, kemudian sorenya dipanggil Presiden terpilih. Apa kata beliau? Pak Amran, apa aku lakukan? Oh ini maaf berdiri Pak Jendral. Ini saksinya beliau kepalanya.
Minta maaf Jendral. Karena anak muda itu bukan butuh narasi. Bisa didapat di Google.
Bisa Youtube macam-macam. TikTok macam-macam. Tapi dia butuh bukti evidence.
Butuh bukti. Akhirnya kami dipanggil. Kok bisa tumbuh? Iya karena dikerjakan Bapak Presiden. Kalau diomongin enggak jadi kalau cuma omong-omong.
Kami dipanggil Bapak Presiden terpilih. Kalau tidak salah 32 juta viewers yang melihat langsung jawaban ini. Dan memuji pada saat itu sehingga terbelah. Dan mengatakan bahwa ini yang benar.
Pak Prabowo, terima kasih Pak Mentah. Dua presiden, terima kasih. Itulah pemuda.
Bekerja, bukan bernarasi. Kalau aku mau beres, Pak beres, Pak beres. Itu namanya cari muka. Anda sudah punya muka.
Ini, food estate, sudah beres, sudah selesai. Saya katakan, pulang aja rencana ditanamnya, apalagi bumi. sederhana tanya itu tanya, jangan tanya profesor apalagi yang pernah gagal jangan tanya dokter yang pernah gagal kenapa? dia akan membuatmu surut, nyalimu surut kalau mau tempur jangan tanya orang gagal Tapi tanya orang yang berhasil Tanya pendekar seperti Presiden terpilih Seperti Pak Jokowi Seperti pemimpin-pemimpin kita Seperti Mbak Sarah Tanya mereka yang berhasil Tapi yang gagal jangan coba-coba tanya Kenapa? Yang diceritakan adalah hantu Dan seterusnya Hantu kegagalan diceritakan Dan juga sekali-sekali duduk dengan power plant Jangan 5 watt Paham?
Setuju power plant yang nyalanya seperti lampu di atas. Anak-anakku sekalian, kami tunjukkan arah peta jalan untuk pangan Indonesia ke depan. Ini kami sudah paparkan, kami ditanya kemarin, kenapa pangan bermasalah?
Hai ini ada wartawan yang direkam sayang ya ini untuk pemuda aku merasa tidak sempurna kalau informasi ini saya tidak sampaikan sepakat ya wartawan ya sayang ini merah putih kita jaga kami datang saya katakan begitu kami analisa ada empat kesalahan satu kebijakan dua Sarana produksi, ketiga, alat mesin pertanian, keempat, benih unggul yang bermasalah. Kelima, irigasi. Ini bermasalah dan maaf yang keluarkan kebijakan adalah kita.
Itu rapat yang dihadiri oleh Bapak Presiden terpilih dan Presiden Pak Joko Widodo. Kami sampaikan, beliau setuju. Semua rubah.
Alhamdulillah kami rubah dalam waktu lima bulan. Dan produksi kembali naik. Itu. Kemarin rencana import itu jauh lebih besar. Ada pengamat kemarin mengatakan, minus ini tahun iya, tapi minusnya jauh lebih besar kalau kita tidak bergerak.
Kami tunjukkan datanya, tunjukkan datanya. Bahwa ini adalah anomali tertinggi selama 10 tahun, produksi bahkan 20 tahun, itu di bulan musim kering. Kenapa kita lakukan pumpanisasi?
Karena itu solusi tercepat untuk Indonesia. Ini yang September, boleh lihat September itu anomali 2,8 juta produksinya dan tertinggi selama 10 tahun. Itulah dasyatnya kebijakan. Hati-hati pemuda, kalau Anda memimpin, hati-hati dalam analisis. Salah mengambil kebijakan jauh lebih berbahaya daripada koruptor dan penjahat.
Hati-hati, kami ini tidak tambah anggaran. Anggaran kami geser, anggaran untuk bangun gedung, anggaran untuk seminar, anggaran untuk gunting pita, anggaran untuk cipiki-cipiki. Nggak penting, hapus.
Belikan dulu untuk kepentingan petani Indonesia. Kemudian, ini bukan data pertanian. Kami sudah perintahkan pertanian tidak boleh keluarkan data. Kenapa? Mafia kadang ikut berkontribusi untuk menyerang Indonesia negaranya.
Kenapa? Importir sudah bangun infrastruktur 79 tahun. Bangun gudang, ada kapalnya, importir. Satu kali impor, triliunan untungnya.
Jadi banyak yang tidak senang. Jadi kami diserang terus. Tidak masalah. Saya katakan yang penting bukan pribadi saya. Selama kinerja anda serang.
Dan syukur-syukur itu konstruktif. Bukan karena sentimen, karena ada agenda-agenda terselubung Anda bawa. Kami tunjukkan program. Ini program berikutnya kita tunjukkan. Lima tahun ke depan, blueprintnya sudah selesai.
Bukan selesai rancangannya, tapi kerjanya sudah jalan. Kami ditanya anggarannya daripada mana? Kami mengundang para pemuda-pemuda di Indonesia yang mau bekerja tanpa APBN.
Dan nanti kita bayar setelah ada APBN. Ternyata banyak pemuda terharu. Ikut langsung terjun, anggarannya nilainya sampai 7 sudah lebih 10 triliun nilainya nanti bergerak.
Tidak ada APBN. Kami minta kamu berkontribusi pada negara, kamu sudah kaya. Kita lihat program pangan nasional. Ini, pengembangan, benih unggul, revitalisasi, irigasi, cetak sawah 3 juta, transformasi, pertanian modern. Anak-anakku sekalian, bagaimana supaya pemuda seperti kalian mau ikut pertanian?
Saya katakan, pertama literasi digital. Gunakan teknologi. Kalau tidak ada teknologi, pemuda tidak ikut. Yang kedua, untung.
Kalau tidak menguntungkan, tidak mungkin ikut. Kami sudah siapkan rembuk pemuda. Kalau nanti kami kunjungan, tidak usah bertanya, tidak usah tunggu undangan. Bukan pemuda kalau tunggu undangan.
Datang hadir. Aku dulu yang hadir di rembuk nasional. Jadi kodenya, langsung latihan saja.
Kodenya, Hai berembu beraksi berdampak gerakan itu aja dilakukan diri berembu beraksi berapa enggak usah jangan jangan berteriak gini aja nggak usah bunyi hai hai Itu aja, ini alumni rembuk pemuda tahun kedua, angkatan kedua. Oke, bisa lihat, next. Kemudian, sorry, stop.
Pengembangan komunitas ekspor. Tahu, kami kemarin mungkin ada yang baca, di komisi empat aku katakan dia kecilkan Indonesia. Marah saya saya katakan, Indonesia negara besar. Tahu CPO kita mengendalikan 58%, kurang lebih 60% dunia. Karet kita nomor 3 dunia.
Kopi kita nomor 3 dunia. Kakau kita nomor 3 dunia. Kelapa dalam kita nomor 2 dunia.
Selalu dikecilkan, bangga. Saya senang dengan Mbak Sarah tadi. Dia merasa benar sendiri.
Dia merasa hebat kalau dia mampu mengkonstruksi kata menjadi kalimat yang indah. Narasi yang indah. Narasi tidak bisa membuat pertumbuhan. Hanya bisa memotivasi dan memberi gagasan. Tapi itu langkah awal.
Ini kita peringkat satu, peringkat dua, peringkat tiga, peringkat delapan. Yang terbesar kami ambil. Dan ini yang kita lakukan. Rehab di lapangan. Tahu anak-anak nanti ke depan?
Kalau ini kita angkat 5 tahun atau 3 tahun ini berbuah, ini bisa 2 kali lipat. Mimpi kami adalah dihilirisasi, ekspor kita 500 triliun dari sektor pertanian. Bayangkan kakao itu harganya 1000 rupiah, 1 genggam. Tapi kalau sudah processing terjadi, hilirisasi, itu bisa menjadi 20 ribu, 2000 persen. Hai dan bangga dicangi jujur aku tersinggung dicangi berdiri orang Indonesia rame-rame beli coklat padahal dari Indonesia tidak ada coklat di Singapura enggak ada kakao di Singapura ada menteri Singapura dari Indonesia dan mampu kita buat kita lemahnya diprosesing nih itu berapa?
30? 3.800 persen. Edit value-nya kalau kita yang buat. Nah, pemuda ini yang harus dilakukan. Jangan, kalau ada pemuda, WA, CLP, makan coklat, nasi goreng, ini pemuda malas, tidak ada di sini ya.
Ini kita lakukan hilirisasi. 500 triliun, kalau kita hilirisasi, saya ulangi, naik 20 kali lipat. 10 kali lipat, itu kalau 20 kali lipat, 10 ribu triliun bisa masuk di Indonesia. Dan itu tanggung jawab kita semua termasuk pemuda yang ada dalam perumahan ini. Kalau 10 ribu triliun ini, itu dolar bisa 1 banding 3 ribu atau 2 ribu ke depan.
Maksimal 5 ribu. Tapi kita hilirisasi di sini. Indonesia kita hilirisasi di Singapura, Thailand, Amerika, Eropa, kemudian dibeli kembali.
Padahal teknologi sudah ada. Kita hilirisasi di Indonesia. Dan ada, kami tunjukkan dampaknya. Kita ini negara geraris. Kita ada keunggulan komparatif.
Komparatif advantages. Berada di hati listiwa. Seperti Brazil. Insya Allah doakan kami ke Brazil G20 diundang. Lusa kami berangkat ke Brazil.
Kami berangkat. Kami tersinggung selalu dikecilkan Indonesia. Baru minggu lalu kalau ada yang baca, kita mendapatkan penghargaan tertinggi FAO. Tertinggi food security, itu tertinggi selama 40 tahun kita dapatkan.
Dan itu terbaik seluruh dunia. Karena rintisan 10 tahun. Rintisan pangan yang kita jaga, inflasi, dan seterusnya.
Dan ini yang menilai FAO, bukan kita. Selalu mengecilkan Indonesia. Next, pangan. Pangan kita, tadi pangan bergisi, kita ekspor oke, peningkatan produksi, pangan, ada lumbung pangan, jangan-jangan waktunya terlalu lama. Sebenarnya kalau ketemu pemuda, tolong Mas Afdal.
Jangan saya diberi waktu 2 jam. 7 hari baru bisa. 7 hari nanti aku yang tanggung. 7 hari.
7 hari. Enggak cukup. Enggak cukup.
Enggak cukup kalau aku diundang 2 jam, 3 jam. Itu main-main. Aku bisa buatkan narasi yang indah.
Tapi tidak seindah dengan kenyataan. Kemudian, pekarangan pangan, kami tunjukkan, pangan, lumbung pangan nasional, kalau ini dilakukan secara konsisten, paling lambat, 2 tahun, 3 tahun, suasembara, bisa jadi 2 tahun. Yang penting, jangan diganggu, pemuda, rembuk pemuda, mensupport sektor petanian, jangan diganggu oleh mafia-mafia yang berkeliaran di Republik ini. Tunjukkan, Marokeng dirintis. Ini kami tunjukkan fakta, sudah dikerjakan padahal anggaranya belum ada.
Nah itu namanya pemuda. Ini proposalnya duluan. Begitu dikasih proposal, nggak ada kerjanya. Mbak Sarah sampaikan tadi seperti itu.
Ini bukan, Mbak Sarah jangan dikasih. Kalau ada, lain kali ada pemuda bawa proposal, jangan diajak berbicara. Kalau ada pemuda bawa ide, ajak dia berbicara, ajak dia berdebat. Hai ini Maroke sudah kurang lebih 30.000 tanam sampai Bapak Presiden datang apa betul katanya tidak bisa tumbuh padi enggak kalau dia masih bumi aku tanami pasti tumbuh Presiden datang Ada foto Presiden, kami menggunakan teknologi tinggi, dan nantinya, ingatkan saya, bagi pemuda yang mau bergerak sektor pertanian, kami membangun kluster pertanian modern, dan bisa bertani dari bawah pohon. Minimal untung 10-20 juta per orang bisa dapat, dan itu kami berikan hibah.
Kak Sarah? Aku panggil kakak ya, karena mengenang berdiri di tempat ini. Bukan fisiku yang memanggil kakak, spiritku yang memanggil kakak. Ini Bapak Presiden datang, lihat tunjukkan teknologi yang kita gunakan dan 7 tahun yang lalu kami rintis. Lihat teknologi, autonomous, bergerak sendiri.
Dulu pertanian tradisional kami ubah menjadi pertanian modern. Transformasi pertanian tradisional yang 79 tahun kami jiring menjadi pertanian modern. Ini traktor sistem autonomous berjalan sendiri. Ini alat tanam, dulu tanam pakai tangan, kami gunakan alat tanpa operator.
Dan buatan anak bangsa, buatan dari pertanian. Dan ini kita lakukan, sekarang sudah terjadi. Cuma ada kelemahan kita.
Iri Genshin, ini yang harus dibunuh di republik ini. Genshin melanjutkan program kalau sudah bagus. Dia mencari ide baru yang tidak jelas.
Contoh, kepala desa. Kepala desa berganti, ganti program. Bupati berganti, ganti program. Gubernur berganti, tiga stadion tidak ada yang jadi.
Berganti program. Presiden berganti, berganti program. Yang korban adalah rakyat, dan yang korban adalah pemuda yang ada sekarang. Ini yang salah, ini yang keliru.
Alhamdulillah, tahun ini adalah golden momentum, momentum terbaik ini. Pemerintahan berkelanjutan, ini harus kita rawat. Ini pertama dalam sejarah.
Maaf, dulu putus Bung Karno ke Pak Harto, Pak Harto setelahnya putus. Ini kita rawat keberlanjutan. Tidak ada yang sempurna.
Kita saling menyempurnakan. Benar Mas Saidit tadi Pak Sarah. Tidak ada yang sempurna termasuk saya.
Aku tidak hebat. Aku tidak akan hebat tanpa kalian. Tidak bisa aku berbuat sendiri. Sukses tidak pernah berdiri sendiri. Tidak pernah.
Kalau bukan lingkungan yang mendukung. Hai kalau pemuda mau bergerak aku percepat suasana pada kalau 1000 orang ini mau bergerak bersama bisa lebih cepat aku red terbuka ini mumpuk pakai drone dulu 20 orang 20 orang kalau tanam sekarang 20 orang satu orang tanam bisa 20 hari 1 hektare sekarang 2jam tombol itu pun bisa ditombol sambil hai hai Yang masih muda, hubungi pacarnya. Begitu nikmatnya bertani nanti. Ini kami rancang kluster, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, 10 ribu hektare.
Kami belikan perlatan, hibah untuk pemuda. Yang mau ikut, mendaftar. Terima kasih.
Jadi lebih dari proposal aku kasih, karena itu triliunan nilainya. Tapi anda mau bekerja, bukan proposal berapa untungnya. Itu gak bagus. Berikan pancing. Berikan pancing, dia memancing sendiri.
Jadi kami membuat kluster nanti, Jawa Timur, Jawa Tengah, tetapi pusatnya adalah Merauke, 1 juta hektare di sana. Ini sudah mulai. Tunjukkan Merauke, sudah bergerak. Pasti banyak serangan, pasti.
Teman-teman, enggak usah peduli. Niat untuk merah putih, enggak usah mundur. Niat untuk generasi muda, jangan kita ego. Anda kalian nanti menggantikan kita di sini. Berdiri.
Mungkin lima tahun ke depan, Anda berdiri di sini. Kita gantian. Bisa saja, saya lihat tadi pidato Pak Hashim, beliau. Bahwa ada alumni. Nusantara masuk kabinet.
Berarti masih muda orangnya. Ya kan? Tidak menutup kemungkinan kalian pemuda ini ada yang terpilih.
Ini kita buat dan ini nanti menjadi lumpung pangan dunia. Kalau ini kita rebut 1 juta bisa produksi 10 juta. Kita shortage itu 5 juta ton. Artinya suruh 5 juta. Dan pertama nanti sejarah selama kita merdeka.
Inilah sejarah pertama nanti legasi Bapak Presiden terpilih. Kemudian, kami ke Kalimantan Selatan, bisa lihat, ini Kalimantan Selatan, bisa lihat videonya kemarin, belum ada APBN, maaf. Karena yang membedakan kita adalah kreativitas, keberanian mengambil keputusan.
Itu yang membedakan. Tahu yang membedakan? Yang biasa naik motor, CC-nya boleh sama, tapi kecepatannya beda.
Kenapa? Skill yang membedakan kita dan keberanian yang membedakan kita. Benar?
Messi, Rossi, motornya CC-nya 1250 sama-sama, tetapi cara mengambil tikungan berbeda. Itulah yang membedakan pemimpin dengan yang dipimpin. Aku mengambil, sudah start, sudah jalan, ditanya apa pak? Bagaimana?
Sudah jalan pak. Kok bisa? Iya pak. Itulah pembeda daripada yang lainnya. Aku tidak boleh sebut nama, gak boleh sombong.
Tapi itulah pembeda sebelumnya. Gimana caranya? Ini bisa berbahaya. Kan bisa berbahaya. Aku undang.
Apanya berbahaya? Bisa ditangkap. Aku undang.
Polisi, Jaksa, KPK, tanda tangan. Yang mau ditangkap dengan yang mau ditangkap dengan menangkap sama-sama tanda tangan. Berita acara.
Selesai dimana masalahnya? Aku tidak pernah kuliah hukum. Saya pertemukan antara yang menangkap, memeriksa dengan diperiksa. Duduk bersama.
Ini kita kerjakan demi merah putih. Kalau ada korupsi, saya yang pecah. Saya antar ke penjara kalau ada yang korupsi di bawah saya.
Kalau aku dapatkan, berapa kami masukkan penjara? Aku kirim ke penjara. Tapi kalau kamu baik, aku promosi. Gak usah panggil sepupunya, memo.
Kalau ada di kantor kami... Hai mengirim KTB lecet SMS sipi aku kurangi peraturannya adalah peruturan baru khusus di pertanian nilainya berkurang 20% lima kali kirim nilainya nol dan boleh cek di pertanian enggak boleh meritokrasi berprestasi kamu naik tidak berprestasi kamu turun suju nih bayangkan ini dikerjakan sejak Pak Harto Hai ada irigasi tapi tidak ada padi yang ada ikan kecil lewat aku sedih pakai heli kami terbang luasnya 400.000 hektare kurang lebih 500.000 hektare bayangkan kali ini bisa produksi masalah Indonesia yang diributkan puluhan tahun selesai hanya yang 500.000 hektare nanti 100 ribu hektare bisa produksi 2 kali 10 berarti 5 juta tahun. Kita shortage cuma 3-4 juta tahun. Selesai masalah bangsa, hanya kita diskusi di lapangan.
Bukan membuat narasi dari Jakarta, mengkritik pemerintah. Tapi dia sendiri tidak berbuat apa-apa. Ini, coba buka filenya, sudah dikerjakan.
Kemarin siap tanam. Coba bisa buka filenya. Ada irigasi sepanjang puluhan kilo, 20 kilo, 30 kilo. Tetapi, inilah maaf, maaf, inilah korban dari pemerintahan tidak berkelanjutan.
Karena merasa bukan kebijakan saya, gak usah dilanjutkan. Tahu berapa triliun uang negara di sana, sia-sia puluhan tahun. Kami langsung datang, kami cek, masih ada sisa-sia, ini kami naik motor.
Balapan, terus ditanya gubernur kok kencang banget, dia tidak tahu PPL jadi menteri. Ini aku naik motor, dia bilang kecepatan tinggi, modus juga karena kalau kita di belakang kena abu. Jadi saya bilang...
Saya bilang, kalau kamu dahulu saya, nasibmu terancam. Enggak, enggak, enggak, main-main, enggak boleh begitu. Cuma dia tahu diri. Bayangkan air, ada air. Mimpi kami, kami pernah pertemuan di Jerman.
pertemuan saya sampaikan Indonesia mimpi kami kalau Indonesia mau sejahtera jangan biarkan air hujan yang turun di bumi Indonesia masuk ke laut sebelum dia jadi pangan Indonesia pasti negara super power saya ulangi, jangan biarkan air hujan yang jatuh di bumi Indonesia mengalir ke laut Sebelum dia jadi pangan, protein, dan seterusnya. Tanaman, dan seterusnya seperti yang kita bahas tadi. Kalau itu yang kita lakukan, Indonesia negara super power sebelum 2045. Kami bisa yakin itu. Kalau Anda bergerak, generasi set harus kita jaga. Generasi milenial ada 52%.
Kak Sarah benar, 52%. Kalau ini dua-dua bergabung. Hai empowering kita getarkan Indonesia kita bekerja bersama-sama lima tahun cukup untuk membuat getaran di dunia cukup dan Insyaallah bisa 10 tahun bisa tapi kita mau ini Bangga kalau mengeritik. Bangga kalau menghina. Gak ada rumusnya orang sukses.
Hobi menghina. Gak ada. Aku gak temukan. Gak temukan. Orang yang suka mencerita kejelekan orang.
Orang yang menghina. Orang yang mencacih. Tidak pernah aku temukan. Di bumi Allah ini.
Bahwa dia sukses. Gak ada. Gak aku temukan. Saudaraku.
Sahabatku. Minta maaf karena masih ada pembicaraan. Dan izinkan aku pamit. Nanti kita ketemu lagi, siapkan waktu saya satu hari, kita diskusi. Kalau aku kalah, kita tukar jabatan, tukar posisi.
Aku berani. Kalah dalam eksekusi, bukan kalah dalam bernarasi. Beda eksekutor dengan pembaca puisi. tapi puisi tadi indah banget semoga seindah dengan harapan kita ini mimpi kita bukunya sudah jadi blueprintnya kami sudah buat coba tunjukkan tadi 2045 dulu periode pertama sos sembada pangan tiga kali 2017 2019 2020 sorry empat kali 2021 dulu pernah sos sembada era paharto Itu 10 November 1984. 40 tahun yang lalu.
Sekarang terulang dan itu 3 kali. Sehingga kita mendapatkan penghargaan tertinggi. Di dunia, bukan di Asia, tapi di dunia.
Itu berkat kerja keras petani. Pemudah. Bukan saya.
Saya hanya bagian kecil daripada hasil kerja keras ini. Yang terakhir saudaraku, sahabatku. Sukses pesan spiritualku adalah. Jangan pernah. Kamu mengebaikan, menggores hati ibumu.
Sekali lagi, pesan spiritual ku adalah, jangan pernah kamu gores hati ibumu, ibumu, ibumu, dan ayahmu. Kalau kamu lakukan itu, itu kamu akan temukan kegelapan selama hidupmu. Itulah spiritualnya yang kami berjalan. Muliakan ibumu, ibumu, seluruh saudaramu, seluruh temanmu, seluruh sahabatmu, seluruh pemuda. Sali memuliakan.
Boleh mengeritik, tapi konstruktif dan beradab. Banyak orang pintar, tapi adabnya yang kurang. Banyak orang cerdas, tapi adabnya yang kurang. Orang beradab, orang pintar tidak beradab. Itu tidak terhormat di mata Tuhan.
Semua agama mengatakan demikian. Orang yang cerdas, suka mengeritik, tapi tidak punya adab, dan seterusnya, itu biasanya juga terhina di mata Tuhannya. Kalau kita yang sempurna adalah pemudah, punya semangat yang menyalah berapi-api, dia cerdas dan beradab.
Itulah harapan negara. Insyaallah Indonesia akan menjadi negara super power dalam waktu tidak terlalu lama. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.