Intro Salam dan bahagia Ibu dan Bapak Guru Saat ini Ibu dan Bapak Guru berada di modul pertama Memahami Murid Dengan materi memetakan kompetensi dan kebutuhan murid Semoga Ibu dan Bapak Guru bersemangat ya Untuk mengetahui modul ini lebih lanjut Pernahkah Ibu dan Bapak Guru berpikir Berapa persen murid yang terlibat penuh saat proses pembelajaran? Jika saja ibu dan bapak dapat membaca pikiran setiap murid, ibu dan bapak guru mungkin akan terkejut melihat berapa banyak murid yang terlibat penuh. Kita dapat mengetahuinya dari perhatian yang tidak terfokus, pandangan kosong, dan murid yang tampak tidak memahami bahan ajar.
Silahkan buka halaman 43. Nanti, cacan apa di kantin ya? Aduh, suara bu guru gak kedengeran Bosan Pe-nye-ca-ca-te Aduh, ini apa ya bacanya? Wah, gangguin ati di sebelah Tanggung jawab ibu dan bapak guru adalah membantu murid memahami materi ajar dan menguasai keterampilan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Lebih jauh lagi, ibu dan bapak guru diharapkan dapat memahami bahwa murid memiliki pengetahuan awal dan keterampilan yang dipengaruhi oleh bagaimana ia dibesarkan dalam keluarga dan lingkungannya. Karena itu, setiap murid adalah individu yang unik. Tugas ibu dan bapak guru adalah mengenali karakteristik dan kebutuhannya agar dapat mengembangkan potensinya.
Tapi, apa itu kebutuhan belajar? Kebutuhan belajar adalah jarak atau kesenjangan antara sasaran belajar yang ingin dicapai dengan kondisi real murid saat ini. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kebutuhan belajar, yaitu Pengetahuan, Keterampilan, Ketertarikan, atau Antusiasme.
Untuk lebih memahaminya, mari kita simak contoh berikut. Anak-anak, hari ini ibu akan memberikan tugas membuat poster dengan tema anti perundungan. Ini ibu tunjukkan beberapa contoh posternya ya.
Silahkan kalian buat posternya sendiri sekarang ya. Ibu melihat tugas kalian tidak tuntas Padahal tadi kita sudah membahas unsur-unsur poster dengan detail Apa yang masih menjadi kesulitan? Saya tidak suka menggambar, Ibu Gambar saya jelek Tidak seperti contoh poster yang bagus-bagus tadi Kalau kamu, Iha? Saya kesulitan membuat kata-kata bagus untuk poster, Bu Saya takut salah Hmm... Joyo?
Bagaimana dengan kamu? Saya kehabisan waktu, karena awalnya saya bingung. Apa bedanya poster dengan selebaran?
Dari gambaran ilustrasi tersebut, sebelum menyampaikan materi tentang poster, Bu Monik sebaiknya mengenali pengetahuan awal murid-murid tentang topik tersebut. Bu Monik juga sebaiknya mengidentifikasi keterampilan dan minat murid terkait kompetensi membuat poster. Joyo ternyata belum memiliki cukup pengetahuan tentang apa itu poster Ternyata keterampilan berbahasa Iha lebih terbatas Dan tingkat antusiasme Butet rendah karena ini bukan hal yang ia kuasai Jika ibu dan bapak mengalami hal tersebut, kendalanya bukan terletak pada kompetensi murid atau metode belajar yang tidak cocok. Ibu dan bapak hanya perlu mengetahui pemahaman awal murid tentang poster agar bisa memetakan kebutuhan belajar mereka.
Dalam kasus tadi, poster adalah materi baru di kelas. Sebaiknya, Bu Monik mengidentifikasi dahulu karakteristik dan tingkat pemahaman murid atas materi ini. Membuat poster akan melibatkan kemampuan berkreasi visual, dan keterampilan bahasa. Identifikasi dapat dilakukan misalnya dengan bermain melanjutkan gambar dari bentuk tertentu.
Untuk mengetahui kesiapan berbahasa murid, Bu Monik bisa mengajak murid bermain kata bermakna dengan awalan suku kata tertentu. Dua kegiatan itu bisa membantu Bumonik memetakan karakteristik anak-anak di kelas terkait dua unsur yang dominan dari materi pembuatan poster. Hasil dari pemetaan tersebut dapat menjadi dasar bagi ibu dan bapak guru untuk tugas selanjutnya.
Apakah pembuatan poster dilakukan secara individu atau berkelompok? Lalu berapa lama durasinya? Dengan demikian, harapannya siswa dapat mengambil peran secara lebih aktif. Pengenalan kebutuhan belajar murid perlu ibu dan bapak guru lakukan karena ini akan membawa murid pada rasa kebermampuan. Jika murid mengalami kesulitan, ibu, bapak, dan murid tersebut dapat mengenali secara objektif hal apa yang masih menjadi kesulitan.
Sehingga proses perbaikan bisa dilakukan dengan lebih spesifik dan terarah. Sekarang, coba ibu dan bapak guru amati lebih jeli hal-hal berikut di kelas masing-masing. 1. Siapa murid yang paling jarang menjawab atau merespon pertanyaan dan ajakan di kelas? 2. Siapa murid yang tugasnya sering tidak tuntas? 3. Siapa murid yang sering terlihat melamun di kelas?
Apakah ibu dan bapak guru sudah tahu mengapa murid tersebut jarang merespon pertanyaan? Mengapa murid... tidak tuntas mengerjakan tugas?
Mengapa murid tersebut sering melamun? Semoga tidak ada lagi jawaban seperti ini ya, Ibu dan Bapak Guru, karena anaknya memang begitu. Selamat menyelami kelas masing-masing, Ibu dan Bapak Guru. Semoga dengan semakin mengenali kebutuhan murid di kelas, proses belajar juga dapat menjadi lebih dalam dan bermakna. Selamat belajar, Ibu dan Bapak Guru hebat.
Salam dan bahagia.