Transcript for:
Kesadaran Kesehatan Reproduksi Remaja

Roda gigi yang saling bersinggungan melambangkan kesinambungan kerja dan semangat kebersamaan seluruh jajaran dalam melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana. Empat figur manusia menggambarkan segmentasi sasaran program Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga BKKBN pada generasi milenial zilenial, alfa dan lansia. Semanggi berdaun empat melambangkan kemakmuran, kemaslahatan, harmoni, keseimbangan, dan kejayaan. Infinity merupakan simbol tak terbatas yang menggambarkan siklus kehidupan. Ilustrasi bentuk kupu-kupu menggambarkan Kemenduk Bangga yang transformatif, inovatif, dan adaptif. Siap menghadapi perkembangan zaman. Bentuk yang menyerupai sebuah tunas muda merepresentasikan terus tumbuh dan berkembang ke atas menuju kesempurnaan untuk kehidupan yang berkualitas. Empat bagian heksagonal merepresentasikan Asta Cita 4 dan definisi keluarga berkualitas, kebijakan dan program jangka menengah dan jangka panjang keluarga berencana pengendalian kuantitas penduduk. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009. Pattern madu merupakan manifestasi dari Flower Behind. menggambarkan prestasi dan kegemilangan ke benduk Bangga adalah buah dari hasil kerja keras dan kekompakan seluruh jajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. [Musik] Hai, gua Darara. Sehat kan kalian semua? Siap. Cakep. Karena yang sakit itu sepupu gue. Kasihan deh teman-temannya suka panggil dia koda. Korban ortu nikah muda muda. Lu ketuaan banget enggak diajak. Jadi seut ke gua tuh nikah muda. Setelah besar gua baru tahu kalau dia itu tanting. Makanya pendek dan sakit-sakitan. Karena waktu hamil ibunya masih dalam masa pertumbuhan. Jadi gizi yang dimakan terbagi ke ibu dan janin. Perkembangan otaknya juga melambat. Gimana mau gaul kalau otaknya tumpul? Emang stunting bikin salting. Menikah muda menyebabkan kematian ibu dan bayi. Rahim ibu belum tumbuh sempurna. Saat melahirkan, jalan lahir bayi bisa sobek. Emosi juga masih labil, sering terjadi KDRT hingga banyak terjadi perceraian. Bilangin ke Ortuulu, jangan nikahin anaknya yang masih remaja. Nikah muda itu bahaya. Enggak bikin apa? Bahaya. Rumah tangga tak sedang pacaran. Usia nikah mesti diperhatikan. Jumlah anak juga direncanakan. Keluarga keren jadi periksakan kesehatanmu 3 bulan sebelum menikah. [Musik] keren. [Musik] Hai, ibu. Hai, ayah. Ini aku, anakmu rasanya enggak sabar ingin segera ketemu. Tapi sekarang ayah dan ibu kejar cita-cita dulu. Ayo makan yang bergizi biar semangat meraih mimpi. Karena kita akan bertemu sebentar lagi. Sekarang pasti lagi ngebayangin rumah yang penuh tawa ceria. Tapi ayah jangan buru-buru minta adik ya. Nanti pertumbuhanku tidak sempurna. Aku takut nanti stunting. Ayah, ibu saling jaga ya agar aku tunggu sehat dan pintar. [Tepuk tangan] [Musik] Yang mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Yang mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Please dong, Beb. Ajaklah ku menikah. Tapi tidak sekarang. Sekarang ku belum siap sayang. Pacaran tuh beda, Bet. Dengan jadi mama papa. Kita harus punya bekal. Siap fisik dan juga mental. Apakah kamu mau? Apakah kamu siap? Apakah kamu mau untuk siap menikah? Masa remaja masa yang paling indah. Makanya menikah ya janganlah buru-buru sayang. Oh mama papa kurencanakan cita-cita untuk punya masa depan yang bisa banggakan semua orang. Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang yang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Pacaranku beda, Beb. Dengan jadi mama papa. Kita harus punya bekal. Siap fisik dan juga mental. Apakah kamu mau? Apakah kamu siap? Kalau belum siap, janganlah dulu kita menikah. Masa remaja masa yang paling indah. Makanya menikah ya janganlah buru-buru sayang. Oh mama, papa, kurencanakan [Musik] cita-cita untuk punya masa depan yang bisa banggakan semua orang. Masa remaja, masa yang paling indah. Yang makannya menikah, janganlah buru-buru sayang. Oh, mama papa kurencanakan cita-cita untuk punya masa depan yang bisa banggakan semua orang. [Musik] Membanggakan semua orang. Beres. Tambahan aja nih. Dipakai roda gigi yang saling bersinggungan melambangkan kesinambungan kerja dan semangat kebersamaan seluruh jajaran dalam melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana. Empat figur manusia menggambarkan segmentasi sasaran program Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga BKKBN pada generasi milenial zilenial, alfa dan lansia. Semanggi berdaun empat melambangkan kemakmuran, kemaslahatan, harmoni, keseimbangan, dan kejayaan. Infinity merupakan simbol tak terbatas yang menggambarkan siklus kehidupan. Ilustrasi bentuk kupu-kupu menggambarkan Kemenduk Bangga yang transformatif, inovatif, dan adaptif. Siap menghadapi perkembangan zaman. Bentuk yang menyerupai sebuah tunas muda merepresentasikan terus tumbuh dan berkembang ke atas menuju kesempurnaan untuk kehidupan yang berkualitas. Empat bagian heksagonal merepresentasikan Asta Cita 4 dan definisi keluarga berkualitas, kebijakan dan program jangka menengah dan jangka panjang keluarga berencana pengendalian kuantitas penduduk. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009. Pattern madu merupakan manifestasi dari Flower Behind. menggambarkan prestasi dan kegemilangan ke benduk Bangga adalah buah dari hasil kerja keras dan kekompakan seluruh jajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. [Musik] Hai, gua Dara. Sehat kan kalian semua? Sehat. Cakep. Karena yang sakit itu sepupu gue. Kasihan deh teman-temannya suka panggil dia koda. Korban ortu nikah muda muda. Lu ketuaan banget enggak diajak. Jadi sebut ke gua tuh nikah muda. Setelah besar gua baru tahu kalau dia itu tanting. Makanya pendek dan sakit-sakitan. Karena waktu hamil ibunya masih dalam masa pertumbuhan. Jadi gizi yang dimakan terbagi ke ibu dan janin. Perkembangan otaknya juga melambat. Gimana mau gaul kalau otaknya tumpul? Emang stunting bikin salting. Menikah muda menyebabkan kematian ibu dan bayi. Rahim ibu belum tumbuh sempurna. Saat melahirkan, jalan lahir bayi bisa sobek. Emosi juga masih labil, sering terjadi KDRT hingga banyak terjadi perceraian. Bilangin ke Ortuulu, jangan nikahin anaknya yang masih remaja. Nikah muda itu bahaya. Enggak bikin apa? Bahaya. Rumah tangga tak sedampang pacaran. Ujian nikah mesti diperhatikan. Jumlah anak juga direncanakan. Keluarga keren jadi periksakan kesehatanmu 3 bulan sebelum menikah. itu keren. [Musik] Hai, ibu. Hai, Ayah. Ini aku, anakmu rasanya enggak sabar ingin segera ketemu. Tapi sekarang ayah dan ibu kejar cita-cita dulu. Ayo makan yang bergizi biar semangat meraih mimpi. Karena kita akan bertemu sebentar lagi. Sekarang pasti lagi ngebayangin rumah yang penuh tawa ceria. Tapi ayah jangan buru-buru minta adik ya. Nanti pertumbuhanku tidak sempurna. Aku takut nanti stunting. Ayah, ibu saling jaga ya agar aku tunggu sehat dan pintar. Itu [Musik] kerang. Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Yang yang mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Please dong, Beb. Ajaklah ku menikah. Tapi tidak sekarang. Sekarang ku belum siap sayang. Pacaran tu beda, Bet. Dengan jadi mama, papa, kita harus punya bekal. Siap fisik dan juga mental. Apakah kamu mau? Apakah kamu siap? Apakah kamu mau untuk siap menimpa? Masa remaja masa yang paling indah. Makanya menikah ya janganlah buru-buru sayang. Oh mama, Papa, kurencanakan cita-cita untuk punya masa depan yang bisa banggakan semua orang. Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang yang mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Pacaranku beda, Beb. Dengan jadi mama papa. Kita harus punya bekal. Siap fisik dan juga mental. Apakah kamu mau? Apakah kamu siap? Kalau belum siap, janganlah dulu kita menikah. Masa remaja masa yang paling indah. Makanya menikah ya janganlah buru-buru sayang. Oh mama, papa, kurencanakan [Musik] cita-cita untuk punya masa depan yang bisa banggakan semua orang. Masa remaja masa yang paling indah yang makannya menikah janganlah buru-buru sayang. Oh mama, Papa, kurencanakan cita-cita untuk punya masa depan yang bisa banggakan semua orang. Bersama membanggakan semua orang. [Musik] tambahan aja nih tah dipakai roda gigi yang saling bersinggungan melambangkan kesinabungan kerja dan semangat kebersamaan seluruh jajaran dalam melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana. Empat figur manusia menggambarkan segmentasi sasaran program Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga BKKBN pada generasi milenial, zilenial, alfa, dan lansia. Semanggi berdaun empat melambangkan kemakmuran, kemaslahatan, harmoni, keseimbangan, dan kejayaan. Infinity merupakan simbol tak terbatas yang menggambarkan siklus kehidupan. Ilustrasi bentuk kupu-kupu menggambarkan Kemenduk Bangga yang transformatif, inovatif, dan adaptif. Siap menghadapi perkembangan zaman. Bentuk yang menyerupai sebuah tunas muda merepresentasikan terus tumbuh dan berkembang ke atas menuju kesempurnaan untuk kehidupan yang berkualitas. Empat bagian heksagonal merepresentasikan Asta Cita empat dan definisi keluarga berkualitas, kebijakan dan program jangka menengah dan jangka panjang keluarga berencana pengendalian kuantitas penduduk. Undang-undang nomor 52 tahun 2009. Pattern madu merupakan manifestasi dari Flower Behind. Menggambarkan prestasi dan kegemilangan ke benduk Bangga adalah buah dari hasil kerja keras dan kekompakan seluruh jajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. [Musik] [Musik] Hai, gua Dara. Sehat kan kalian semua? Sehat cakep. Karena yang sakit itu sepupu gue. Kasihan deh teman-temannya suka panggil dia koda. Korban ortu nikah muda. Muda. Lu ketuaan banget enggak diajak. Jadi sebut ke gua tuh nikah muda. Setelah besar gua baru tahu kalau dia itu tanting. Makanya pendek dan sakit-sakitan. Karena waktu hamil ibunya masih dalam masa pertumbuhan. Jadi gizi yang dimakan terbagi ke ibu dan janin. Perkembangan otaknya juga melambat. Gimana mau gaul kalau otaknya tumpul? Emang stunting bikin salting. Menikah muda menyebabkan kematian ibu dan bayi. Rahim ibu belum tumbuh sempurna. Saat melahirkan, jalan lahir bayi bisa sobek. Emosi juga masih labil, sering terjadi KDRT hingga banyak terjadi perceraian. Bilangin ke Ortuulu, jangan nikahin anaknya yang masih remaja. Nikah muda itu bahaya. Enggak bikin apa? Bahaya. Rumah tangga tak segampang pacaran. Ujian nikah mesti diperhatikan. Jumlah anak juga direncanakan. Keluarga keren jadi periksakan kesehatanmu 3 bulan sebelum menikah. itu keren. [Musik] Hai, Ibu. Hai, Ayah. Ini aku, anakmu rasanya enggak sabar ingin segera ketemu. Tapi sekarang ayah dan ibu kejar cita-cita dulu. Ayo makan yang bergizi biar semangat meraih mimpi karena kita akan bertemu sebentar lagi. Sekarang pasti lagi ngebayangin rumah yang penuh tawa ceria. Tapi ayah jangan buru-buru minta adik ya. Nanti pertumbuhanku tidak sempurna. Aku takut nanti stunting. Ayah, ibu saling jaga ya agar aku tunggu sehat dan pintar. Itu [Musik] kerang. Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Yang yang mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Please dong, Beb. Ajaklah ku menikah. Tapi tidak sekarang. Sekarang ku belum siap sayang. Pacaran tuh beda, Bet. Dengan jadi mama, papa. Kita harus punya bekal. Siap fisik dan juga mental. Apakah kamu mau? Apakah kamu siap? Apakah kamu mau untuk siap menikah? Masa remaja masa yang paling indah. Makanya menikah ya janganlah buru-buru sayang. Oh mama papa kurencanakan cita-cita untuk punya masa depan yang bisa banggakan semua orang. Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang yang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Pacaranku beda beb. Dengan jadi mama papa. Kita harus punya bekal. Siap fisik dan juga mental. Apakah kamu mau? Apakah kamu siap? Kalau belum siap, janganlah dulu kita menikah. Masa remaja masa yang paling indah. Makanya menikah ya janganlah buru-buru sayang. Oh mama, Papa, kurencanakan [Musik] cita-cita untuk punya masa depan yang bisa banggakan semua orang. Masa remaja, masa yang paling indah. Yang makannya menikah, janganlah buru-buru sayang. Oh mama, Papa, kurencanakan cita-cita untuk punya masa depan yang bisa banggakan semua orang. [Musik] Membanggakan semua orang. [Musik] tambahan aja ni dipakai roda gigi yang saling bersinggungan melambangkan kesinambungan kerja dan semangat kebersamaan seluruh jajaran dalam melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana. Empat figur manusia menggambarkan segmentasi sasaran program Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga BKKBN pada generasi milenial zilenial, alfa, dan lansia. Semanggi berdaun empat melambangkan kemakmuran, kemaslahatan, harmoni, keseimbangan, dan kejayaan. Infinity merupakan simbol tak terbatas yang menggambarkan siklus kehidupan. Ilustrasi bentuk kupu-kupu menggambarkan Kemenduk Bangga yang transformatif, inovatif, dan adaptif. Siap menghadapi perkembangan zaman. Bentuk yang menyerupai sebuah tunas muda merepresentasikan terus tumbuh dan berkembang ke atas menuju kesempurnaan untuk kehidupan yang berkualitas. Empat bagian heksagonal merepresentasikan Asta Cita 4 dan definisi keluarga berkualitas, kebijakan dan program jangka menengah dan jangka panjang keluarga berencana pengendalian kuantitas penduduk. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009. Pattern madu merupakan manifestasi dari Flower Behind. Menggambarkan prestasi dan kegemilangan ke benduk Bangga adalah buah dari hasil kerja keras dan kekompakan seluruh jajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. [Musik] Hai, gua Dara. Sehat kan kalian semua? Sehat. Cakep. Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Hai, gua Dara. Sehat kan kalian semua? Siap. Cakep. Karena yang sakit itu sepupu gue. Kasihan deh teman-temannya suka panggil dia koda. Korban ortu nikah muda. Muda. Lu ketuaan banget enggak diajak. Jadi sebut ke gua artya itu nikah muda. Setelah besar gua baru tahu kalau dia itu tanting. Makanya pendek dan sakit sakitan. Karena waktu hamil ibunya masih dalam masa pertumbuhan. Jadi gizi yang dimakan terbagi ke ibu dan janin. Perkembangan otaknya juga melambat. Gimana mau gaul kalau otaknya tumpul? Emang stunting bikin salting. Menikah muda menyebabkan kematian ibu dan bayi. Rahim ibu belum tumbuh sempurna. Saat melahirkan, jalan lahir bayi bisa sobek. Emosi juga masih labil, sering terjadi KDRT hingga banyak terjadi perceraian. Bilangin ke Orulu, jangan nikahin anaknya yang masih remaja. Nikah muda itu bahaya. Enggak bikin apa? Bahaya. [Musik] Papakmu kapan pulang? Yey. Suamimu kapan pulang? Lusa, Ma. Oh, jam berapa? Sore, Ma. Kamu enggak jemput? Mama nanya mulu deh. Enggak lihat aku lagi chattingan sama teman. Mama mau ke mana? [Musik] Maafin aku ya, Ma. [Musik] Mas Bintang. Jangan dorong-dorong adik kamu. Mulai berisik lagi tuh. tetangga. Aduh, Surya jangan manjat-manjat nanti jatuh. Ribet ya kalau anak lahirnya berdekatan. Pak, gimana sih? Kok masih agak asik main HP? Itu urusin anak-anaknya. Dengar tuh. Masih mau nambah anak sekarang. Kita jangan seperti itu ya, Mas. Ya udah, kita konsultasi ke puskesmas ya. [Musik] Rencanakan punya anak hindari 4T. Terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak. Gunakan MKJP sesuai keinginan Anda. Pasti efektif, pasti praktis, dan pasti ekonomis. [Musik] Punya anak tanpa rencana jadi bencana. [Musik] [Musik] [Musik] [Musik] Hmm, enak kali. Coba kau coba. K coba ya. Oke. Enak. Hmm. Enak. Enak. Enak sekali. Kamu mau coba juga? Mau. A kamu? A. A. Orang bilang jodoh itu tak ke mana. Ke mana saja kaki ini melangkah, semua penuh cinta. Ternyata semua berbeda, Paji. Io semua memang berbeda. Ingin kali aku ini jengkol. Jangan jengkol, pete itu lebih baik daripada jengkol. Oh, tapi ini enak kali. Pete aja ya. Oke, pete ya. Aku suka pete tapi dia lebih suka jengkol. Enggak, enggak mau. Pokoknya nih kau lihat ya. Kau masukkan sambalnya, kau hancurkan kerupuknya. Tambahkan kecap ya. Lalu kau aduk. Aduk aduk. Bubur enggak diaduk itu emang paling the best. Bubur itu harus diaduk. Harga mati. Gelap itu memang menenangkan. Gelap itu menakutkan. [Musik] Kami memang sama, sama-sama merah tapi tetap saja berbeda. Maju maju maju terus terus maju maju maju tahan. [Tepuk tangan] K mana kau setan tapi gak ngeri. [Musik] Sarang heo. Sarang heo. Kenapa kau? Aku suka horor tapi dia malah suka drama. [Musik] Kenapa? Ah aku wes yakin iki lanang iki. Anak kita sudah pasti laki-laki. Perembuan nyaris kami tak ada samanya. Bahkan soal anak yang kukandung. Semoga kamu laki-laki ya, Nak. [Musik] Tapi aku sayang dia karena kami selalu sama soal cinta. Makanan datang. Yey. Mantap sekali. Iya. Terima kasih. Cobain. Cobain. Cobain. Kita cobain ya. [Musik] Hmm, enak banget. Tada. Ah, mantap kali. Oh, cinta itu menerima perbedaan. Dengan perbedaan kami bisa saling melengkapi dan bisa bersama atas nama [Musik] cinta. Cinta itu selalu menatap ke depan. Kalau bicara soal masa depan kami selalu sama. [Musik] Kami sepakat ikut KB pasca persalinan secepatnya. Paling lama 42 hari setelah bayi kami [Musik] lahir. KB pasca persalinan membantu dia memulihkan tubuhnya. Kami juga punya waktu untuk mengurus bayi kami nanti. Kami sepakat berk pasca persalinan karena kami ingin menjaga jarak kehamilan berikutnya minimal 2 tahun. [Musik] Kami tak pernah berencana untuk jatuh cinta. Tapi kelanjutan cinta ini perlu perencanaan. Gayamu jangan begitu. Mirip bapak-bapak. Ah, gaya kau macam ibu-ibu loh. Ya memang. Ayo segera berkbpp KB pasca [Musik] persalinan. Belum, Pak. belum di-obnya sudah di kantor cuma belum [Musik] [Musik] Yeah. [Tertawa] Mau ke mana kalian? Bang Singo, maksud Abang apa menghentikan langkah kami seperti ini? Kami harus segera ke KUA, Abang. Karena sebentar lagi kami akan menikah. Aku tahu soal itu. Kalian tidak bisa langsung ke KUA. Kalian harus ikut kami ke satu tempat. Oh, rupanya Bang Singo masih belum rela. Jenap memilih Bang Japra sebagai calon suami. Lalu malah mau main keroyokan seperti ini. Heh, kalian jawab semua. Siapa yang lebih pantas menjadi calon suamiku? Bang Singo atau Bang Japra? Ya, japra sih. Heh. Eh, pokoknya kalian harus ikut kami ke satu tempat. Kalian akan kuajari jurus catin. Cincatin tangkap mereka. [Musik] Lapar. [Musik] A merasakan aroma neraka. Bangra. [Musik] Selamat pagi Bapak dan Ibu. Selamat bergabung di dalam acara webinar kajian rekomendasi kebijakan atau kaji reka seri yang pertama dengan tema ketehanan dan kesehatan reproduksi remaja. Dan selain melalui Zoom, Bapak dan Ibu juga dapat mengikuti acara ini secara langsung melalui kanal YouTube Kemenduk Bangga BKKBN. Dan kami informasikan bahwa seluruh peserta dapat mengakses tautan yang sudah kami cantumkan pada kolom chat Zoom dan YouTube untuk mengunduh virtual background bagi para peserta yang bergabung melalui Zoom, mengisi daftar hadir, mengajukan pertanyaan saat sesi pemaparan materi dan diskusi, dan juga mengunduh materi. Acara akan dimulai sesaat lagi. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Shalom. Om swastiastu. Namo buddhaya. Salam kebajikan. Yang terhormat Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Bapak Dr. Wih, SAG. M.Pd. Yang kami hormati para pejabat pimpinan tinggi madya Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga BKKBN, para pejabat pimpinan tinggi pratama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga BKKBN, serta para kepala perwakilan BKKBN Provinsi di seluruh Indonesia, Kepala Dinas Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di tingkat provinsi dan kabupaten kota di seluruh Indonesia. Serta hadirin yang berbahagia. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya. Maka pada hari ini, Selasa, 29 April 2025 diselenggarakan acara webinar kajian rekomendasi kebijakan atau kaji RKAS seri yang pertama dengan tema Ketahanan dan Kesehatan Reproduksi remaja. Di mana seri ini diselenggarakan oleh Direktorat Kebijakan Strategi Bidang Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kemandirian Keluarga Berencana Kemenduk Bangga BKKBN yang diselenggarakan secara hybrid. Dan untuk mengawali acara, hadirin dimohon dalam sikap sempurna lagu kebangsaan Indonesia Raya. [Musik] Indonesia tanah airku, tanahku di sanalah aku berdiri. Jadilahku Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah air. Marilah kita bersaru Indonesia bersatu. Hitlah tanahku, negeriku, bangsaku, danku semuanya. Bangunlah jiwanya, bangunlah padanya untuk Indonesia Raya. Indonesia Raya merdeka, merdeka tanahku ne yang kucinta Indonesia Raya merdeka, merdeka hiduplah Indonesia Raya merdeka merdeka tanahku merdek yang merdeka Merdeka Indonesia Raya merdeka merdeka neah Indonesia Raya. Dilanjutkan dengan Mars keluarga berencana. [Musik] Keluarga berencana sudah waktunya. Janganlah diragukan lagi. Keluarga berencana besar maknanya untuk hari depan dan jaya. Putra-putri yang sehat, cerdas dan umat dan menjadi harapan bangsa. Ayah bahagia bahagia rumah tangga tang sentosa. [Musik] Keluarga berencana sudah waktunya. Janganlah diragukan lagi. Keluarga berencana besarnya. untuk hari depan dan jaya. Putra-putri yang sehat, cerdas dan kuat dan menjadi harapan bangsa. Ayo cinta bahagia rumah tangga tetap [Musik] sentosa hadirin disilakan duduk kembali. Hadirin yang kami hormati, agar seluruh rangkaian acara pada hari ini dapat berjalan dengan baik, marilah kita memanjatkan doa bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa, dipersilakan. Berdoa selesai. Bapak dan Ibu yang berbahagia, berikutnya kita akan dengarkan bersama laporan penyelenggaraan yang akan disampaikan oleh Deputi Kebijakan dan Strategi Kependudukan Pembangunan Keluarga dan Keluarga Berencana Kemenduk Bangga BKKBN. Kepada yang kami hormati Bapak Dr. Uki Kusuma Kurniawan, SKM, MPS, MA. Kami persilakan. Bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Shalom, om swastiastu, namo buddhaya, dan salam kebajikan rahayu. Yang sangat kami hormati dan sangat kami banggakan Bapak Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga garis miring Kepala BKKBN. Yang sangat kami hormati dan kami banggakan Ibu Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga garis miring Wakil Kepala BKKBN. Yang kami hormati Bapak-bapak pejabat pimpinan tinggi madya. Yang kami hormati Bapak-bapak para staf khusus menteri. Yang kami hormati Bapak, Ibu para pejabat pimpinan tinggi pratama pusat dan provinsi. Yang kami hormati Bapak, Ibu para Kepala OPD KB dan Dalduk se-Indonesia. Yang kami hormati Bapak dan Ibu para tenaga ahli menteri. Yang kami hormati para pemateri, Dr. Yuni Arini dari Ditkastaman dan Bapak Dr. Fajar Adi Biro Perencanaan Keuangan. Yang kami hormati Bapak, Ibu para penanggap atau pembahas, Ibu Direktur Ditkes Pro dan Bapak Direktur Dit Hanrem. Yang kami hormati Bapak Ibu para mitra kerja yang sangat kami hormati, Ketua Forum Genre Indonesia yang nantinya akan bertindak sebagai moderator dan seluruh anggota beliau. Yang kami hormati Ketua Pramuka Sakang Kencana dan Anggota. Yang kami hormati Ketua Ikatan Penyuluh KB se-Indonesia dan anggota. Dan yang kami hormati para akademisi universitas, Ikatan Alumni dan Bapak Ibu sekalian. Mohon maaf apabila belum disebut satu persatu. Dan seluruh jajaran Gemenduk Bangga BKKBN. Hadirin yang berbahagia, pertama-tama kami menghaturkan terima kasih atas perkenan kehadiran Bapak, Ibu yang kami hormati, baik secara daring maupun luring pada kegiatan ini. Yang kedua, hal ini merupakan momen pertama kita melaksanakan kaji Reka yang sebelumnya belum pernah ada dan pagi ini dilaksanakan secara hybrid. Untuk kegiatan kita kaji Reka yang bersingkatan dari kajian rekomendasi kebijakan ini akan mengambil tema ketahanan dan kesehatan reproduksi remaja akan dibuka oleh Bapak Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga GAR MIR Kepala BKKBN. Kami menghaturkan terima kasih sekali atas perkenan kehadiran Bapak Menteri membuka acara ini. Bapak, Ibu yang kami hormati, Bapak Menteri yang kami muliakan. Kaji Reka adalah singkatan dari kajian rekomendasi kebijakan sesuai dengan tusi kedeputian kami yang baru yaitu kedeputian bidang kebijakan strategi Bangga Kencana untuk menghasilkan berbagai dokumen kajian rekomendasi kebijakan sebagai masukan kepada pimpinan maupun kepada kedeputian lain dalam menunjang program Bangga Kencana. Bapak Menteri yang kami muliakan, Bapak Ibu yang kami hormati. Tujuan kegiatan ini di samping satu sebagai wahana diseminasi berbagai kajian dokumen rekomendasi kebijakan. Yang kedua adalah untuk mengidentifikasi ide masukan terhadap program. Dan yang ketiga menstimulasi atau mendorong ASN ke menduk bangga BKKBN untuk berani menyampaikan karya tulisnya atau dokumen terkait kajian rekomendasi kebijakan. Hal ini seiring sejalan adanya SOTK kita yang baru Kemenduk Bangga BKKBN di mana kedeputian yang lama pada struktur sebelumnya yaitu kedeputian pelatihan penelitian dan pengembangan telah berganti menjadi struktur baru menjadi kedeputian yang baru ini dengan peran dan tugas fungsi yang relatif melanjutkan namun tentu menyempurnakan dengan berbagai modifikasi tugas dan peran. Bapak Menteri yang kami hormati, untuk ke depan kami mohon izin perkenan dan petunjuk Bapak Menteri sekiranya diperkenankan acara seperti ini dilaksanakan secara rutin setiap satu atau mungkin 2 bulan sekali dalam upaya untuk terus memberikan masukan bagi program Bangga Kencana di setiap tingkatan, baik di pusat, provinsi, maupun kabupaten kota. Hasil kegiatan ini tentu akan dianala, didiskusikan dengan berbagai pihak komponen terkait untuk ditindaklanjuti bersama. Yang kesembilan. Adapun peserta pada sesi interaktif pagi ini kaji Reka akan dihadiri para ASN dari Kemenduk Bangga BKKBN Pusat maupun provinsi, rekan OPDKB kabupaten kota, dan para mitra kerja seperti Pramuka Saka Kencana, Forum Genre Indonesia, Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana Indonesia, akademisi Universitas dan Ikatan Alumni sebanyak 517 peserta via Zoom dan sekitar 100 peserta via YouTube. Bapak Menteri yang kami hormati dan kami muliakan. Bapak hadirin sekalian yang berbahagia. Bersama Bapak Ibu, demikian laporan penyelenggaraan kegiatan ini kami haturkan. Selanjutnya kami mohon perkenan arahan dan petunjuk dari Bapak Menteri sekaligus berkenan membuka acara ini secara resmi. Dengan penuh rasa hormat kami mohon kepada Bapak Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga GAR MIR Kepala BKKBN untuk berkenan kiranya dapat memberikan sambutan arahan untuk membuka kegiatan pada pagi hari ini. Sekian dan terima kasih. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih kepada Bapak Uki atas laporan yang telah disampaikan. Bapak dan Ibu yang kami hormati. Selanjutnya mari bersama kita simak arahan dari Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Kepala BKKBN yang sekaligus akan membuka acara webinar kajian rekomendasi kebijakan seri yang pertama pada hari ini. Kepada yang terhormat Bapak Dr. Wi SAG, M.Pd. kami persilakan. Terima kasih. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi menjelang siang. Salam sejahtera bagi kita semua. Shalom. Om swastiastu. Namo buddhaya. Salam kebajikan. Yang saya hormati ee Pak Oki selaku Deputi penanggung jawab kegiatan pagi hari ini. Beserta seluruh jajaran ee PTM yang barangkali ikut. Yang kedua, yang saya hormati teman-teman ee PTP. Wabil khusus yang saya hormati seluruh kepala UPDKP di berbagai kabupaten kota yang ikut maupun provinsi. Teman teman-teman penyuluh KB, PLKB, kemudian para peserta, para pembahas, dan semua yang tidak saya sebut satu persatu. Yang pertama ee terima kasih Pak Oki. Ee saya sebenarnya tidak mau membuka pada pagi hari ini, tetapi ee tidak adil kalau Pak Oki sebagai salah satu yang bertanggung jawab terhadap kebijakan dan tentu nanti akan saya cerita. Karena itu sebelum saya menyampaikan beberapa hal, izinkanlah saya mengajak Bapak Ibu sekalian memanjatkan puji syukur keada Allah Subhanahu wa taala. Semoga kegiatan KJI Reka hari ini lancar semua. Allahum amin. Bapak, Ibu yang saya hormati. Ee yang pertama Pak Oki terima kasih ee karena ini kebijakan ya sudah saya renung-renungkan. Ee akhirnya saya datang pada kegiatan pagi hari ini. Memang kebijakan itu ya harus dibicarakan. Satu. Yang kedua, kebijakan itu muncul dari masalah. Karena itu ketika ditanya sebulan sekali, 2 minggu sekali, ee ataupun 2 bulan sekali ya kebijakan itu muncul karena ada masalah, baru ada kebijakan. N nanti saya cerita. Bapak, Ibu sekalian yang saya hormati. Ee akan saya ulang-ulang terus apa yang menjadi pesan saya kepada keluarga besar maupun barangkali ini juga bisa dilihat, didengar oleh pihak eksternal. Ini bagian dari keterbukaan bagaimana kementerian juga membuka diri dalam konteks memberikan masukan hal-hal yang berkenaan dengan kebijakan kementerian. terkait tentu hari ini adalah isu ee yang sudah disampaikan oleh Pak Deputi tadi. Bapak, Ibu sekalian ee yang pertama mungkin perlu saya sampaikan tentang kementerian kita yang mempunyai dua urusan sesuai dengan amanah Perpres. Saya ulangi yang mempunyai dua urusan sesuai dengan Perpres, baik Perpres 180 maupun 181. Urusan pertama tentang kependudukan, urusan kedua tentang pembangunan keluarga. Urusan kependudukan ini sederhana dan sudah menjadi pengalaman yang luar biasa dari keluarga besar BKKBN sebelum memformulasikan dalam kementerian. Sederhananya adalah isu kependudukan itu bagaimana menciptakan penduduk tumbuh seimbang. Pendekatannya melalui metode kontrasepsi. Titik. Ini sederhana tapi ini sangat berpengaruh terhadap masa depan bangsa. Keberhasilan yang punya kebijakan tentang kependudukan itu akan membawa kebaikan dan atau keburukan. dalam masa depan sebuah bangsa dan negara. Contoh misalnya negara-negara yang hari ini dalam tanda petik saya tidak sebut negaranya ada di negara-negara Asia maupun di negara-negara Eropa maupun di negara-negara maju. Dalam hal ini ketika menentukan kebijakan kepedudukan yang barangkali pada waktu dulu tidak terpikir atau belum terpikirkan. Maka hari ini menjadi masalah baru. Saya ulangi, menjadi masalah baru. Baik tentang pertumbuhan penduduk yang mengakibatkan penduduknya min dan berimplikasi terhadap pertumbuhan ekonomi yang akhirnya pertumbuhan ekonominya juga. ini sederhana. Maka isu tentang kependudukan sangat penting di mana pun kita berada dan di negara manapun termasuk Indonesia. Saya kira isu ini adalah isu yang sangat strategis. Yang pertama. Yang kedua isu tentang pembangunan keluarga yang nanti silakan dikaitkan dengan ee remaja dan sebagainya. pembangunan keluarga ini sederhana tapi pasti nanti semuanya dalam kerangka membangun grand sain kependudukan. Ini bagian dari temanya Pak Oke. Tentu PR-nya Pak Oki hari ini ee saran saya lebih banyak mendengar masukan dari apa yang menjadi masalah dan problem yang berkenaan dengan isu yang diangkat hari ini. Karena kebijakan dan strategi lahir dari masalah kecuali kebijakan sendiri yang bermasalah. Maka harapan saya hari ini nanti banyak mendengar, banyak ee menerima masukan, terutama luar daerah yang tentu harapan saya masing-masing daerah problemnya beda-beda. Tapi saya berharap Bapak Ibu sekalian bahwa kebijakan tentang sumber daya manusia, kebijakan itu sifatnya sentralistik, kebijakan itu sifatnya dari secara umum untuk semuanya dan strategi baru beda. Saya ulangi, kebijakan itu sifatnya sentralistik karena namanya kebijakan, tetapi strateginya tentu akan beda sesuai dengan kondisi masing-masing. Pada kesempatan ini saya berharap dari kedeputiannya Pak Uki yang hari ini melakukan kaji Reka hasilnya adalah rekomendasi. Jangan sampai hasilnya kapan kita berkaji lagi hasil kajian jangan sampai mengkaji lagi. Persoalan suatu saat ada problem lagi silakan tapi reasoning-nya kajian berawal dari masalah. Karena itu hari ini semoga Pak UK berangkat dari masalah isu yang diangkat melahirkan rekomendasi. Setelah rekomendasi silakan Pak Uki merekomendasikan kebijakan baru menjadi media saya untuk melakukan kebijakan yang berkenaan dengan isu-isu yang tadi menjadi isu diskusi hari ini khususnya tentang kesehatan ee reproduksi remaja. Bapak, Ibu sekalian, ini perlu saya sampaikan kepada Bapak Ibu sekalian biar persepsi kita sama. Saya ulangi biar persepsi kita sama sehingga hari ini ee bagian dari hal yang mungkin pantas dan patut untuk dibincangkan karena berawal dari masalah. Karena apa? Saya ini pembantu presiden, pemerintah pusat yang tugasnya adalah bagaimana melaksanakan perintah presiden untuk menyelesaikan masalah, masalah kependudukan dan masalah pembangunan keluarga. Karena itu kita disebut eksekutif. Karena eksekutif kita mesti mengeksekusi kebijakan yang sudah kita keluarkan, kita eksekusi. Itu tugas kita. Adapun berkenaan dengan tugas Pak Uki yang memang sebagai deputi kebijakan dan strategi, maka tidak salah hari ini silakan untuk mengkaji yang kemudian melahirkan rekomendasi yang kemudian nanti akan merekomendasikan tentang kebijakan A B C D E yang berkenaan isu yang diangkat tentu dua hal tentang kependudukan, tentang pembangunan keluarga. Saya kira intinya itu, Pak Uki dan teman-teman peserta semuanya. Ingat, tantangan kita beda. Lahirnya BKKBN tentu beda dengan lahirnya kementerian. Walaupun saling kait-mengkait, tapi Bapak Ibu sekalian, institusi kita ini PKKBN yang dulu kemudian sekarang nomenklatornya STP Kementerian Kemenduk Bangga punya tantangan yang berbeda, maka cara-caranya harus berbeda, strateginya harus berbeda, momentumnya berbeda, kondisinya hari ini berbeda. Bapak, Ibu bisa mengkaji program-program yang dulu kalau kita copy paste ada beberapa program yang memang sudah tidak pas karena nomenklatur BKKBN dulu luar biasa. Tetapi hari ini ada nomenklatur-nomenklatur di kementerian lain yang sudah punya tugas dan kewenangan yang dulu pernah kita kerjakan. Karena itu harapan saya ini baru, ini tantangannya baru, problemnya baru, maka harus pakai cara-cara yang baru. Kalau enggak, mohon maaf tentu tidak terpakai. Karena itu harapan saya hari ini silakan mendiskusikan, mendebatkan, memberikan masukan terutama problem-problem yang hari ini menjadi problem-problem kesehatan ee remaja yang berkenaan dengan isu yang diangkat pada hari ini. Apapun tetapi itu berangkat dari masalah. Kemudian kita carikan solusinya karena tugas kita eksekutif menyelesaikan masalah sifatnya kebijakan dan caranya mengeksekusi. Saya kira itu Bapak Ibu sekalian pada hari ini yang perlu saya sampaikan. Terima kasih Pak Oki yang kelihatannya di tempat yang paling indah bersama timnya. Ee luar biasa teman-teman, Bapak, Ibu yang ada di daerah masing-masing yang melalui YouTube maupun melalui ee Zoom terima kasih atas waktunya. Saya berharap ada masukan-masukan dari Bapak Ibu sekalian di mana pun Bapak Ibu berada. Saya ulangi, tantangannya beda, problemnya beda. Hari ini momentumnya beda, maka saya berharap ada cara-cara baru dalam menentukan kebijakan. harapannya semuanya dalam kerangka memberikan manfaat dan memberikan kontribusi kepada rakyat, kepada masyarakat Indonesia yang kita memang saya selaku pembantu presiden berusaha semaksimal mungkin melaksanakan perintah Presiden untuk menyelesaikan hal-hal yang berkenaan dengan masalah-masalah kependudukan dan pembangunan keluarga. Dan hari ini isunya adalah isu tentang ee yang tadi disampaikan oleh Pak Deputi Pak Oki. Saya kira itu Bapak Ibu sekalian yang perlu saya sampaikan. Sekali lagi terima kasih. Ee saya berharap ee ini menjadi ya masukan, menjadi catatan tapi nanti hasilnya akan saya minta. Apa hasil dari kajian Reka hari ini? Saya selalu ingatkan jangan sampai hasil kajian harian hari hari ini adalah kita akan mengkaji lagi minggu depan, bulan depan. Mesti momentumnya berbeda, problemnya pasti berbeda. Walaupun belum tentu bahwa kajian ini langsung ada solusinya, pasti nanti berbagai hal kompleksitas. Tetapi saya tetapi saya yakin bahwa nawa itu tasikun niat luruskan niat untuk hari ini adalah bagaimana memberikan masukan-masukan tentang problem-problem. Saya ulangi ini akan saya ulang-ulang mengkaji itu berawal dari masalah. Memberikan kebijakan itu berawal dari masalah. Jadi apapun yang kita kerjakan untuk menyelesaikan masalah, apapun yang kita menjadi kebijakan kita untuk memberikan solusi kepada masyarakat, kepada rakyat Indonesia yang berkenaan dengan dua urusan kependudukan dan pembangunan keluarga. Terima kasih Pak Uki. Ee Bapak Ibu sekalian PTP terima kasih semuanya silakan untuk memberikan masukan yang terbaik buat kementerian. Tentu semangatnya satu untuk bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Kepada peserta umum silakan. Saya kira ini bagian dari transparansi ee dari kementerian untuk memberikan ruang kepada publik yang berkenaan dengan masukan maupun ide-ide dan inisiatif dari kondisi yang hari ini tentu berubah. Negara kita juga semakin maju, masyarakat kita juga semakin maju, cara pandangnya juga semakin maju. Sekian dengan membaca bismillahirrahmanirrahim ee kaji reka pada hari ini. Ee semoga lancar semua dan saya buka dengan bacaan basmalah bersama-sama. Bismillahirrahmanirrahim. Terima kasih. Selamat buat peserta semuanya. Saya menunggu hasil reka hari ini untuk dilaporkan kepada saya sehingga nanti menjadi sesuatu. Ada novelty, ada something new, ada state of the terima kasih. Wallah mufah. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat mengkaji. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih kepada Bapak Menteri atas arahan yang telah disampaikan dan juga yang telah membuka acara webinar Kaji Reka pada hari ini. Dan kami informasikan kembali bahwa selain melalui Zoom, Bapak dan Ibu juga dapat menyaksikan acara ini secara langsung melalui kanal YouTube Kemenduk Bangga BKKBN. Dan kami juga sampaikan bahwa di kolom chat baik Zoom dan YouTube sudah kami cantumkan tautan untuk Bapak Ibu dapat mengunduh virtual background bagi para peserta yang bergabung melalui Zoom, mengisi daftar hadir, mengajukan pertanyaan saat sesi diskusi, dan juga mengunduh materi. Dan selanjutnya kita akan memasuki ke dalam sesi pemaparan materi dan diskusi dengan tema ketahanan dan kesehatan reproduksi remaja yang akan dimoderatori oleh Ketua Umum Forum Generasi Berencana Indonesia. Dan untuk itu kami persilakan kepada Bapak IU Arya Adityya Utama untuk memandu jalannya sesi pemaparan materi dan diskusi pada hari ini. Dipersilakan. Oke, selamat pagi Bapak Ibu semuanya. Selamat pagi. Luar biasa tadi. Terima kasih Kakak moderator eh Kakak MC yang sudah memperkenalkan di awal. Tentu pertama-tama yang terhormat Bapak Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Kepala BKKBN RI, Ayahanda Wihaji. Terima kasih Ayanda telah hadir dan membuka acara pada pagi hari ini. Tentu juga yang saya hormati Bapak Deputi, Bapak Uki yang spiritnya enggak habis-habis nih. Luar biasa. Tepuk tangan untuk Bapak Deputi ini luar biasa yang selalu garda terdepan gitu ya melibatkan anak-anak muda dalam setiap kegiatan yang beliau lakukan ini. Terima kasih banyak Bapak Deputi. Tentu juga yang saya hormati Bapak Ibu PTP yang bisa saya sebutkan satu persatu, tim kerja dan tentunya nih ya para peserta yang sudah hadir secara virtual. Per detik ini saya sudah hitung hampir 800 peserta yang mengikuti kegiatan Kaji Reka ini. Luar biasa ya. Nih saya harus menyapa nih teman-teman yang ada di ee Zoom meeting atau yang tergabung via YouTube ya. ini elemennya nih luas banget nih. Mungkin ada juga dari organisasi kemasyarakan, ada dari komunitas ya, tentu juga dari entitas utama Kementerian Kependudukan ya, ada PLKB, OPDKB, terus juga teman-teman GENRI tadi saya lihat banyak menghiasi room Zoom dan juga via chat YouTube kita. Nah, Bapak Ibu sebelum nanti ya tadi sudah dijelaskan bahwa sesi pada pagi hari ini kita memang akan melaksanakan kaji rekah di mana nanti akan dibagi menjadi dua domain bahasan ya, ada penyaji setelah itu ada penanggap. Nah, kurang lebih konsepnya seperti itu. Tapi sebelum saya memanggil nih ya para penyaji dan juga nanti juga ada para penanggap, saya sedikit memberikan prolog mengenai Kaji Reka ini. Saya merasa bahwa Kaji Reka ini adalah program yang sangat progresif Bapak Uki karena pertama kali diundang ditelepon oleh Bapak Uki, Mas Arya mau jadi moderator atau jadi bagian enggak dari Kaji Reka edisi pertama loh. Ini saya diberikan kesempatan nih. Luar biasa ya. Saya langsung tanpa berpikir saya bilang, "Siap, Pak." Oki, saya bisa. Nah, itu ada logical reasoning-nya, Bapak, Ibu, dan Teman-teman semua. Kenapa? Karena saya merasa bahwa setelah pertama mendengar Kaji Reka, saya teringat salah satu buku yang dibuat oleh Habermas. Nah, ini kalau Bapak Ibu tahu Habermas ini adalah pakar kebijakan publik. Nah, di bukunya itu judulnya Fact and Norms. Nah, beliau menyebut bahwa kebijakan publik yang ideal, kebijakan publik yang bagus itu adalah ketika kebijakan publik itu dibuat dengan komunikasi yang terbuka dan tanpa dominasi. Nah, artinya apa? Artinya bahwa pemerintah sebetulnya memiliki dominasi untuk membuat kebijakan publik tanpa berkomunikasi dengan masyarakat. Tapi pemerintah yang bagus, pemerintah yang baik adalah pemerintah yang membuka diskursus deliberatif atau membuka ruang seluas luasnya atau Habersmats menyebutnya public spare untuk menyerap apa sih yang sebenarnya menjadi kebutuhan, menjadi keperluan dan menjadi permasalahan yang ada di masyarakat. Sehingga tadi saya sepakat sama apa yang disampaikan Bapak Menteri, kajian kebijakan itu ada dasarnya jelas hanya satu. yaitu persoalan dan permasalahan. Nah, kurang lebih seperti itu prolognya Bapak, Ibu semuanya sehingga ini penting menjadi ruang kita bersama. Tidak hanya menjadi ruangnya penyaji, tidak hanya menjadi ruangnya penanggap, tapi ini akan menjadi ruang kita bersama sehingga nanti siapapun Bapak, Ibu, teman-teman peserta yang ingin bertanya silakan sudah disediakan oleh panitia ya via kolom chat dan kami juga nanti akan memberikan apresiasi ya Bapak Deputi langsung memberikan apresiasi empat peserta terbaik. Tentu ada indikatornya, tidak hanya pertanyaan yang berkualitas, tapi bagaimana teman-teman secara aktif mengikuti kegiatan pada pagi hari ini. Jadi dibuka nih kameranya bagi yang nanya dan ingin mendapatkan ee penanya terbaik atau peserta terbaik, berikan pertanyaan terbaik kalian, berikan masukan terbaik kalian, dan jangan lupa aktifkan kameranya. Oke, di sini saya tidak sendiri ee Bapak, Ibu, dan teman-teman. saya akan ditemani oleh Bapak yang ganteng dan Ibu yang cantik gitu ya, yang nanti akan menjadi penyaji dan juga ee yang memberikan tanggapan atas sajian yang diberikan oleh para penjaji kita. Pertama saya akan mengundang ee Ibu Dr. Yuniarini, S.Psi. Ya, beliau adalah penata KB ahli madia yang terakhir menamatkan pendidikannya eh doktoralnya ya di Population and Health, Flinders University. Terima kasih, Ibu. Selamat pagi. Pagi. Pagi. Siap. Silakan, Ibu. Silakan duduk, ya. Selanjutnya saya juga akan mengundang, ya, penyaji yang kedua ini ee Bapak-bapak ya, Bapak-bapak tadi saya bilang Bapak-bapak yang ganteng ini ya. Ini ada Dr. Fajar Adi ya. Beliau merupakan perencana ahli pratama dan terakhir menamatkan pendidikannya di doktoral ya ee ini Institut Pertanian Bogor ya. Nanti beliau akan banyak berbicara tentang komunikasi terus bagaimana peran komunikasi keluarga ya untuk remaja dalam melakukan pencegahan terhadap stunting. Nah, tapi di sini tidak hanya ada penyaji ya. Saya juga akan langsung apabila berkenan ya, Bapak, Ibu penanggap ini yang hadir offline langsung ini Direktur Bina Kesehatan Reproduksi Dr. Fabiola Tazrina Tazir. Silakan Ibu Dokter, Ibu Direktur. Selamat pagi Ibu Dokter. Iya. Dan juga ee saya juga akan menyapa penanggap satunya ini kakak Genre Indonesia nih. Kakak remajanya Indonesia ini ada Dr. Edi Setiawan, Direktur Bina Ketahanan Remaja. Halo. Sehat Bapak Edi? Alhamdulillah sehat. Cuma karena banyak kegiatan hari ini tumpuk-tumpuk, jadi saya izin untuk mengikuti kegiatan hari ini melalui online. Baik, tidak apa. Ee Bapak Edi ini saya sekarang bingung nih manggilnya Kakak Genre atau Ayah Genre nih karena udah ada gerakan ayah teladan di Indonesia. Statusnya ada dua nih. Sekarang saya punya dua peran ya sebagai ayah gati gitu ya, ayah teladan dan juga KK Gendre. Oke, jadi karena ini acara remaja bolehlah Arya pakai peran yang remaja. Siap. Luar biasa semangatnya selalu menggebu-gebu kalau sudah bersama Bapak Edi ya. Baik Bapak Ibu semua, seperti yang tadi sudah saya sampaikan bahwa sesi ini akan dibagi menjadi dua. Yang pertama ada sajian ya yang akan diberikan oleh penyaji dan nanti akan ada tanggapan dari dr. Febi dan juga eh dari Bapak Edi. Nah, untuk pertama saya langsung saja invite ya Ibu Yuniarini untuk memberikan paparan sajiannya mengenai Female Youth Reproductive Health Index in Indonesia atau singkatnya indeks kesehatan reproduksi bagi remaja putri di Indonesia. Silakan waktu dan kesempatannya saya persilakan. Baik. Ee tes ya. Ee asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang saya hormati Bapak Menteri ee Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang masih berhadir secara online bersama kita semua ee para PTP, PTM, dan ee Bapak Ibu semua yang berhadir baik secara offline maupun ee online ee untuk sama-sama ee menyaksikan ee paparan KJ Reka episode 1 pada hari ini. Perkenalkan ee nama saya Yunia Rini. Saat ini saya ee bertugas di Direktorat ee Kes taman dari Kedeputian ee Kebijakan dan Strategi. Ee hari ini akan memaparkan ee salah satu dari sekian banyak kajian yang saya lakukan saat saya ee menjadi mahasiswa yang disponsori oleh BKKBN. Nah, jadi ini adalah salah satu bentuk ee diseminasi ee dari ee satu dari tujuh chapter yang saya kerjakan yaitu mengenai ee kesehatan reproduksi remaja putri. Nah, ee awalnya saya akan em memberikan definisi dulu nih apa itu kesehatan ee reproduksi. Izinkan saya melihat catatan karena saya akan ee membaca beberapa data yang saya tidak mau salah ee sebutkan. Ee definisi awalnya dulu ya, kesehatan reproduksi itu adalah ee kondisi kesehatan lengkap secara fisik ya yang tidak hanya ditandai dengan tidak adanya penyakit tetapi sehat juga secara mental dan sosial. dalam hal ini ee akan diukur karena yang namanya ee pengukuran indeks harus memiliki indikator, maka kita menggunakan indikator yang eh di-publish oleh reproductive health indicatorsnya e WHO tahun 2006. Next. ee indeks kesehatan reproduksi remaja putri itu sendiri adalah pengukuran statistik dari beberapa indikator menjadi satu skor gitu ya untuk lebih ee gampang dipahami ee sekaitan dengan gambaran kesehatan reproduksi remaja putri di Indonesia. Elemen yang akan diukur itu ada empat elemen besar dari 50 indikator yang tersedia di data set yang kita gunakan. Next. Nah, unit analisisnya adalah ee wanita usia 15 sampai 24 tahun. Izin Bapak ee Menteri. Berikut nanti saya sampaikan masalah-masalah apa sehingga indeks ini kiranya mungkin penting untuk ee menjadi protokol ee pengukuran ee dengan menggunakan data set di tahun yang berbeda begitu ya. Jadi indeks ini saya bangun ee untuk menjadi protokol indeks ee berikutnya dengan indeks yang sama maksud saya, tetapi bisa digunakan untuk data set dari tahun-tahun yang berbeda seperti itu. Nah, sumber data yang saya gunakan untuk pengukuran awal ini adalah SDKi tahun 2017. ee mengingat ee data SDKI tahun 2022 tidak dipublish, jadi saya tidak melakukan pengukuran terakhir dari data SDKI, melainkan saya masih menggunakan ini. Namun nanti ketika data ee SDKi dipublish, apakah di tahun 2024, 2025 berikutnya, kita bisa pakai protokol ini untuk menghitung hal yang sama. Silakan next. Eh, jadi beberapa tantangan CAS Pro di Indonesia ini Bapak Menteri izin eh saya ambil dari beberapa survei dari mulai 2012, 2017 ada yang 2018 ada yang 2023 dan 2024 saya sesuaikan dengan masalah yang ee terkini ya. Jadi ini mungkin dari tahunnya tidak akan saya sebutkan, tetapi kalau dari sisi ASFR 15 sampai 19 tahun, Indonesia cenderung aman karena ada penurunan ee seperti itu. Tetapi mungkin kalau kita lihat data-data sebelumnya ee persen kelahiran hidup usia 20 sampai 24 itu ee cenderung besar untuk remaja sebelum usia 18. Bahkan punya angka sendiri untuk remaja sebelum usia 15 tahun. Artinya kita punya data remaja yang belum 15 tahun tapi sudah pernah melahirkan seperti itu. Kemudian ee bahkan tahun 2017 aja itu Indonesia pernah masuk eh top five untuk eh ASFR tertinggi di Southeast eh countries di Asia ya. Nah, kemudian pada tahun yang sama juga itu umur 15 sampai 19 tahun itu kita punya data yang remaja yang sudah pernah ee melahirkan. Kemudian ada peningkatan angka-angka ee IMS atau infeksi menular seksual pada remaja putri dan remaja putra di dua survei yang berbeda. Jadi di dua survei yang berbeda itu bukan menurun tetapi malah meningkat angka STI-nya. Kemudian di tahun 2023 itu ada 28.000 kasus ee penambahan ee jumlah ee HIV positif khusus umur 15 sampai 24. Jadi karena ini adalah unit analisisnya 15 sampai 24, saya lihat ini cukup memprihatinkan bahkan 40%-nya dari 28.000 ibu itu adalah remaja seperti itu. Kemudian ee beberapa data juga menyajikan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah itu lebih banyak di kalangan ibu-ibu yang usianya di bawah 20 tahun ketimbang ibu-ibu yang ee lebih tua. Kemudian kelahiran mati atau stilbert biasa dikenal dengan istilah stilbert itu juga lebih banyak pada ibu-ibu yang hamil di bawah usia ee 20 tahun. Namun begitu ini kontras dengan dia menerima ANC atau tidak. Karena dari data yang ee disurvei di tahun yang sama juga ee itu ada penurunan angka ANC pada remaja ee ibu remaja maksud saya usia 15 sampai 24 tahun ee dibandingkan dengan ibu yang usianya lebih tua ini mungkin karena faktor stigma, pernikahan dini, faktor malu, tekanan keluarga, dan lain-lain. Kemudian bahkan ini saya menyiapkan sebenarnya tiga masalah ee tiga lembar masalah ya. Jadi saya akan singkat-singkat saja. Nah, kemudian ee data juga menunjukkan ee 80% remaja itu mulai berpacaran ini Bapak Menteri mulai berpacaran atau start dating itu di usia 15. Jadi rata-rata umur 15 tahun itu sudah punya komitmen informal bersama lawan jenis gitu ya. Ini diukur ee pada ee remaja usia 15 sampai 19 tahun. Nah, kemudian ee seks pranikah juga meningkat di kalangan remaja ee dari survei dua survei yang berbeda di tahun yang berbeda dan kemudian hanya sedikit dari remaja yang menggunakan kondom di hubungan seksual terakhir mereka. Begitu. Baik. Kemudian ini juga mungkin ee lebih diperparah dengan ee beberapa data seperti beberapa remaja di usia 20 sampai 24 tahun itu kondisinya ee tidak sekolah juga tidak bekerja. Ini kita sebut dengan enabling factors ya. Jadi faktor pendukung yang lebih mempersulit lagi faktor indikator yang mau kita ukur. Baik, next. Ee dalam pengukuran indeks ini ee saya memilih beberapa pertanyaan yang kemudian diberikan skor ee satu dan dimasukkan ke dalam kategori-kategori seperti yang sudah ada di layar. Jadi ada lima kategori ya. Ee nilai yang tertinggi adalah 80 sampai 100. Yang terendah itu 0 sampai 19 poin. Next. Untuk menguji validitas dan reliabilitas dari indeks ini, ee beberapa tes secara statistik sudah saya ee lakukan sesuai dengan ee kaidah-kaidah statistik yang semestinya. Next. Nah, ini ee tabel ini menunjukkan bahwa empat indikator tersebut saling erat berhubungan. Jadi kalau ada yang disebut sebagai indikator sebagai contoh indikator pengetahuan mengenai seksualitas dan high age dan ada indikator mengenai mengenai aktivitas seksual dan family planning serta ada indikator mengenai fertilitas remaja dan ee perawatan ee maternal seperti itu. Itu saling berhubungan satu sama lain dan saling berhubungan secara ee kuat ya atau strongly correlated. Next. Nah, ini hasil dari ee pengukuran tersebut. Ee nanti ee sesuai dengan request dari Bapak Menteri, kita akan bikin ee laporan tertulis ee dalam bentuk dokumen supaya lebih jelas. Ee yang warna-warna merah ini adalah yang masuk ke dalam kategori middle. Nah, untungnya ya masih ada untung juga walaupun pengukuran ini em mengeluarkan hasil merah-merahnya banyak, tetapi yang merah ini masih masuk ke dalam kategori middle dari empat kategori yang tadi sudah ee kita tentukan. Nah, termasuk di sini adalah next. Nah, untuk ee indeks secara keseluruhan itu paling tinggi adalah ee Provinsi Bali masuk kategori kedua. Jadi, kita tidak ada satu provinsi pun yang masuk kategori high yang pertama ya. Jadi, tidak ada provinsi yang mendapatkan skor 80 sampai 100. Eh, Bali itu masuk ke mid high ya. Kemudian paling rendah adalah Papua dengan ee indikator enabling-nya atau faktor pendukungnya itu Papua juga paling rendah, Yogyakarta yang masuk mid highike. Next. Nah, kemudian yang untuk ee pengetahuan mengenai HIV dan seksualitas itu juga Bali yang paling tinggi, tetapi masih di dalam kelas kedua. Lagi-lagi kita tidak ada yang masuk ke kelas pertama. Papua masih yang paling rendah. Kemudian untuk indikator family planning dan eh aktivitas seksual itu Kepri yang paling tinggi dan Papua yang paling rendah. Kemudian lagi-lagi Papua yang paling rendah untuk indikator fertilitas dan kesehatan maral ya. Bali ini yang menjadi yang paling tinggi. Baik, ini gambaran umum. Next. Gambaran umum untuk kelas mid dan middle kategori ini sebenarnya relatif masih eh positif ya, hanya beda di skor masing-masing provinsi saja. Dan di sini menggambarkan bahwa rata-rata provinsi sebenarnya ee kebutuhan kontrasepsinya itu sudah terpenuhi. Sekali lagi bahwa di sini unit analisisnya adalah 15 sampai 24, maka yang saya diskusikan adalah hanya kepada ee remaja putri atau ibu muda berusia 15 sampai 24 tahun. Dan setidaknya mereka sudah pernah menerima ANC empat kali walaupun ee WHO ee iya meminta agar enam kali ya dalam satu ee siklus kehamilan. Baik, next. Nah, ini adalah dua indikator sosial eh sosek lainnya ya, sosial ekonomi lainnya yaitu eh HDI, human eh development index ya, dan eh indeks eh kekayaan rumah tangga kalau di Indonesiakan atau eh household world ya. Jadi, dua indeks ini terbukti memiliki ee dari uji statistik ya, memiliki hubungan dengan indeks kesehatan reproduksi remaja putri tadi ya. Jadi yang merah-merah ini adalah yang ee masuk kategori rumah tangga termiskin di mana remaja putri tersebut berasal. kemudian provinsi-provinsi yang memiliki eh human development index di mana remaja putri tersebut berasal begitu ya. saya langsung masuk ke beberapa rekomendasi yang sudah saya coba ee buat ini. ee Bapak Menteri ee izin ee rekomendasi ini punya tujuan ya untuk ee meminimalisir dampak negatif dari norma sosial seperti pernikahan ee dini, kemudian kurangnya pengetahuan, kemudian stigma sosial tentang kehamilan dan IMS di kalangan remaja, kemudian mengedukasi remaja kawin rentan. sekaligus beberapa dari rekomendasi ini ee saya coba buat untuk bisa menjadi side by side program dari GATI dan ee Genting. Jadi beberapa coba saya bacakan ee rekomendasi ini ditujukan untuk ee pemerintah ya atau pembuat kebijakan baik itu di level ee pusat, provinsi, maupun ee daerah. Dalam hal ini saya merekomendasikan ee pemerintah mendirikan mobile maternity posyandu ya dan memastikan ibu hamil muda di daerah terpencil mendapatkan ANC cukup dan memanfaatkan nakes untuk melahirkan bukan ee dukun ee bersalin seperti itu. Kemudian saya juga merekomendasikan pemerintah menyiapkan poli ibu anak remaja. Jadi ini tanpa menambah sumber daya tambahan. Artinya enggak perlu nambah poli di Puskesmas, hanya saja di Puskesmas dixpan menjadi poli ibu anak remaja. Karena di sini pentingnya nakes ee memperlakukan ee pasien atau klien remaja yang ee menolak untuk mendapatkan ANC padahal dia hamil karena takut diberi stigma secara sosial. Begitu. Kemudian maaf ee pemerintah pusat dan provinsi juga ee saya rekomendasikan bekerja sama dengan pemimpin agama dan adat merancang buku pegangan tertulis ya yang berisikan ee IMS ee pengetahuan seksual dan ee hal-hal yang patut diketahui oleh catin dan remaja. Kenapa buku pegangan tertulis ini perlu peran pemimpin agama dan adat? supaya ee bisa melakukan atau bisa membuat ee bahan atau tulisan itu sesuai dengan local wisdom. Contoh adalah menggunakan bahasa daerah, kemudian ee memberikan contoh-contoh dalam bentuk gambar atau grafik yang ee sifatnya kedaerahan. Jadi tidak digunakan secara menyeluruh oleh ee secara nasional gitu. Jadi sesuai dengan ee kebutuhan dari ee daerah tersebut. Nah, kemudian saya juga ee merekomendasikan pemerintah membuat kelas khusus orang tua catin atau disebut dengan kosin ya, dari catin yang berusia di bawah 20 tahun. Nah, ini mungkin yang perlu dilatih bukan catinnya juga tapi orang tuanya. mungkin untuk mendampingi atau meminimalisir ee tekanan keluarga untuk ee permisif anaknya hamil padahal anaknya masih di bawah 20 tahun seperti itu. Jadi ini mungkin nanti bisa bekerja sama dengan para ee Bapak Ibu yang ada di KUA kecamatan ya untuk ee membuat kelas seperti ini. Jadi yang mendapatkan kursus bukan catin sekali lagi tetapi orang tua ee dari catin yang berusia di bawah 20 ee tahun. Satu lagi adalah meskipun kita punya banyak ee kursus atau sosialisasi gitu ya mengenai cash tetapi yang sepanjang saya ketahui kita tidak punya kurikulum formal di sekolah. Nah, ini saya juga merekomendasikan untuk membuat kurikulum formal sesuai dengan ee keyep yang diberikan oleh UNESCO. Jadi, ada delan indikator. Next. Nah, jadi kalau yang ada hubungannya dengan sebelumnya, maaf. Oke, ada satu halaman lagi. Maaf tertinggal. Saya bacakan saja. Jadi ada ee program side by side program dengan ee genting dan gati ya yang coba saya ee ee sampaikan ini agar ee pemerintah dalam hal ini ya karena kita membuat ee pelayanan KB setiap saat di BKKBN di Kemenduk Bangga membuat target setting ee PPM tahunan serta pelayanan KB saat momentum dengan target khusus ee PB usia di bawah 21 tahun. Jadi selama ini yang saya ketahui bahwa kita punya PPM tetapi tidak punya kelas umur di PPM tersebut. Nah, jadi ini mungkin bisa jadi masukan kita membuat PPM tahunan atau target khusus pelayanan KB tetapi ee mencakup untuk ee akseptor di bawah usia 21 tahun dengan sasaran pasca persalinan. seperti itu. Kemudian kita membuat target setting untuk genting khusus khusus ee aa ya, khusus aa yang sasaran ibu hamil dan ibu menyusui usia remaja. Nah, ini juga selama ini kita tahu aa hanya anak yang stuntingnya saja. Tetapi ee mengingat kita perlu mengintervensi 1000 hari ee pertama kehidupan, maka sasaran ibu hamil dan ibu menyusui remaja ini mungkin saya rasa perlu mendapatkan target setting juga untuk intervensi kategori nutrisi. Nah, kemudian target setting untuk genting khusus aa sasaran calon suami atau suami dengan istri usia remaja. Nah, ini untuk intervensi kategori nonnutrisi karena selain nutrisi kita juga ee digenting memiliki ee intervensi model lainnya seperti pembangunan sumur, kemudian edukasi ya, kemudian penyediaan ee air yang layak. Nah, kemudian menyiapkan media pembelajaran tradisional seperti yang tadi sudah saya sampaikan itu untuk membantu sasaran gati ya ee terutama disampaikan saat kursus catin untuk intervensi kategori edukasi. Yang terakhir adalah pengembangan kebijakan foster provider. Ini sebenarnya sudah ada di dalam benak saya, belum sempat saja saya membuat kajiannya. Eh, foster provider ini dalam bahasa Indonesianya mungkin bisa dimaknai sebagai nakes asuh ya ee bagi dokter atau bidan oleh pemda. Jadi kebijakan ini dikeluarkan oleh pemda untuk pemberian ANC full gratis bagi bumil usia remaja. Jadi nakesasuhnya adalah dalam hal ini bidan atau dokter yang nanti ketika aktivitas ini berjalan dia akan mendapatkan ee poin tambahan perpanjangan STR. Nah, ini nanti mungkin teknisnya bisa ee di level ee kebijakan di level ee pemerintah daerah. Next. Nah, perhatian khusus pada implementasi ee rekomendasi yang sudah saya bacakan tadi itu di level provinsi agar ee sedikit memperhatikan provinsi-provinsi yang memiliki indeks kesehatan reproduksi remaja putri kategori rendah. Kemudian ee dengan indikator pengetahuan dalam kategori middle yang tadi. Kemudian yang punya ee kekayaan rumah tangga atau wealth em household-nya itu di kategori termiskin tadi sudah saya masukkan ke dalam tabel. Nanti materi ini bisa kita share dan bisa Bapak Ibu akses ee bersama dan ee perhatian khusus kepada ee sasaran-sasaran yang berasal dari provinsi dengan HDI kategori rendah. Next. Baik, sekian dan terima kasih. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. E terima kasih ee Ibu Yuni. Luar biasa nih pemaparannya menunjukkan tadi beberapa provinsi ya yang memang secara edukasi itu sudah baik gitu ya walaupun memang belum ada di level high-nya middle high lah itu provinsi saya sendiri kebetulan Bu ya. Ini saya bersyukur nih saya dari Bali dan memang saya merasakan betul gitu bagaimana memang di Bali itu kita cukup terbuka dan sangat amat aware dengan yang namanya edukasi kesehatan reproduksi dan tadi juga ada provinsi yang memang ada pada kondisi yang mungkin cukup harus dan mendapatkan perhatian khusus ya itu ada dari ee Provinsi Papua dan ini memang menjadi suatu konsern kita semua bahkan tadi termasuk rekomendasi yang diberikan ee ee oleh Ibu Yuni bahwa memang kami khususnya Bu Anak Genre yang biasa melakukan implementasi di lapangan khususnya implementasi edukasi kesehatan reproduksi. kita punya modul namanya modul tentang kita, Bu. Sehingga dalam konteks ini sebetulnya kami sangat relate gitu dengan apa yang tadi ee Ibu sampaikan. Bagaimana kita melibatkan pimpinan agama atau pimpinan adat dalam proses implementasi itu ternyata sepenting itu. Karena mungkin bukan hanya tentang bagaimana terminologi yang digunakan dalam proses penyampaian, tapi juga lebih kepada koridor sosialnya, Bu. Koridor atau norma sosialnya. Kadang kala memang nanti mungkin teman-teman genre saya lihat tadi sudah banyak sekali yang curhat yang memunculkan pertanyaan gitu. Karena memang anak-anak genre atau remaja-remaja ketika memberikan edukasi pada teman sebanya either itu remaja putri atau remaja perempuan eh remaja putri atau remaja laki-laki. Satu challenge yang kita miliki adalah kadang masih ada ketabuhan pada masyarakat Bu. Contoh ketika kita berbicara tentang kontras. Jadi ee ada banyak hal yang nanti mungkin teman-teman bisa langsung tanyakan atau bahkan uji gitu ya rekomendasi yang tadi sudah disampaikan. Terima kasih banyak Ibu Yuni atas pemaparannya. Nanti ee bisa ditanggapi langsung bisa oleh dr. Febi atau juga bisa oleh Bapak Edi terkait dengan ee beberapa paparan dan poin penting yang sudah disampaikan. Selanjutnya ee tidak berlama-lama kita beralih nih. Tadi kita ngomongin tentang indeks kesehatan reproduksi pada remaja putri. Ini kita sekarang ngomongin tentang komunikasi ya. Dari kemarin sudah gencar banget ee sudah ada launching Gerakan Ayah Teladan Indonesia di mana salah satu esensi dari GATI itu adalah bagaimana kehadiran seorang ayah ya diharapkan menjadi komunikator yang baik gitu bagi anaknya. Dan ini kita coba akan lihat bagaimana sebenarnya peran komunikasi keluarga ini dalam persiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja dalam mencegah stunting yang langsung disampaikan oleh Bapak Fajar selaku perencana ahli pratama. Untuk waktu dan kesempatan dipersilakan, Pak. Baik, terima kasih. Bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Baik, yang kami hormati dan kami muliakan Bapak Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga GARING BKKBN dan juga Ibu Wakil Menteri Kependudukan dan Wangan Keluarga PKKBN dan ee para pejabat tinggi madia khususnya Bapak Dr. Uki selaku deputi kebijakan strategi kependudukan bangunan keluarga dan keluarga berencana dan juga Bapak Novian Industri selaku deputi KSPK dan para PTM yang lain. Dan yang kami hormati juga para PTP yang hadir khususnya Ibu Dr. Febio yang selaku Dirkespro Bapak Taufik dan juga Bapak Indramurti dan juga melalui Zoom meeting Bapak Dr. Edi Setiawan selaku Dirhan REM. Mohon izin kami ee menyampaikan ee bahan mengenai peran komunikasi keluarga dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja untuk mencegah stunting. Ee disampaikan pada kegiatan KJK webinar series 1. Ini perkenalan mungkin bisa kita skip saja. Tadi sudah disampaikan saya dari S3 Komunikasi Mangunan, kemudian S2 saya Magister Bisnis Sekolah Bisnis, dan S1 saya dari ee FEUI. Berikutnya mohon izin kami ee menganalisis artikel yang telah publish di ee jurnal Reputasi Nasional, jurnal agregasi ini waktu kami sedang menyelesaikan program doktoral di mana judulnya adalah peran komunikasi keluarga dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja untuk Mencegah masalah gizi pada balita atau stunting. ee rekan kami dalam hal ini juga dari ee Universitas Komunikasi eh apa Komputer Indonesia dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi ee Bapak Oli Shihon, rekan kami dalam menulis ini. Berikutnya. Baik, materi prestasinya akan kami bagi menjadi enam bagian. Yang pertama pendahuluan. Yang kedua adalah keluarga dan remaja, serta program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja atau PKBR. Kemudian bagian ketiga adalah peran kunci dalam komunikasi keluarga. Yang keempat adalah komunikasi untuk mencegah stunting. Yang kelima adalah peran komunikasi keluarga dalam PKBR. Dan keenam, kesimpulan dan rekomendasi kebijakan. Mungkin tadi kita sudah mendengar mengenai materi yang dari ilmu eksakta ya, Bu ya. Mohon izin kami saat ini menyampaikan dari sisi ilmu humaniora ya, ilmu sosial, dari sisi ee komunikasi berikutnya. Baik. Ee pendahuluan di mana saat ini pemerintah tentu bertujuan ingin ee menciptakan atau meningkatkan ee kualitas sumber daya manusia Indonesia. Karena kualitas sumber daya manusia memang ee saat ini masih dirasakan sangat rendah dan itu ditunjukkan dengan indeks pembangunan manusia. Dan hal itu sudah juga tercantum dalam RPJMN baik RPJMN 2020 2024 dan juga RPJMN 2025-2029. Salah satu upaya untuk meningkatkan ee kualitas manusia, kualitas sumber daya manusia adalah bagaimana upaya pencegahan penurunan stunting. Karena berdasarkan apa yang telah disampaikan oleh Bapak Wakil Presiden K. H. Ma'ruf Amin. Pada Rakernas BKKBN 2022, stunting merupakan salah satu permasalahan besar di Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan potensi kerugian hingga R50 triliun dalam 1 tahun. Dan stunting ini disebabkan oleh masalah gizi pada balita. Oleh karena itu, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Garis PKKBN berupaya untuk ee untuk pencegahan penurunan stunting di mana salah satunya adalah sasarannya adalah remaja. Di mana remaja ini adalah calon pengantin, calon pasangan usia subur yang tentu harus dibekali pengetahuannya tentang kesehatan, reproduksi, kemudian pernikahan dan juga dampak gizi terhadap stunting. Tadi kita sudah lihat bersama bagaimana ee pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bagi remaja, ya. Kemudian komunikasi keluarga juga menjadi salah satu elemen kunci dalam menyiapkan remaja untuk kehidupan berkeluarga. di mana kami nanti akan mengelaborasi komunikasi keluarga ini memiliki peran dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja. Oleh karena itu, upaya praktis yang dapat dilakukan adalah bagaimana komunikasi keluarga dan juga PKBR dapat ee berperan untuk upaya pencegahan penurunan stunting di Indonesia. Oke, slide berikutnya kita masuk dalam keluarga. Sekilas mungkin kita semua sudah memahami bahwa keluarga adalah definisikan sebagai komunitas kecil yang terikat oleh pernikahan terdiri dari ayah, ibu, dan anak dan juga ada hubungan darah di sana atau hubungan adopsi. Oleh karena itu, keluarga memainkan peran penting dalam perkembangan remaja. Biar bagaimanapun remaja mempunyai teman yang ee baik di luar sana, tapi bagi mereka ayah dan bundanya adalah teman yang paling baik bagi remaja. Berikutnya kita akan masuk dalam apa itu kebutuhan remaja. Oleh karena itu kita bisa pahami bersama remaja sebagai calon orang tua di masa depan. perlu mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi, gizi, dan pencegahan stunting. Tadi apa yang telah Ibu Dr. Yuniarini sampaikan sudah luar biasa ya informasi mengenai kesehatan reproduksi dan di sana kita bisa pahami ada beberapa hal yang mungkin kita bisa lebih sederhanakan dalam penyampaian pesannya karena tadi yang Ibu dr. Yuner ini sudah luar biasa menyampaikan saluran-saluran apa yang bisa disampaikan. Nah, nanti pesan-pesannya kita bisa buat lebih ringkas agar informasi mengenai kesehatan reproduksi ini bisa dipahami lebih baik oleh remaja dan juga keluarga remaja. Berikutnya. Baik, kami mohon izin sekilas akan menyampaikan mengenai program PKBR. Program ini dimotori oleh Direktorat Binakana Remaja di mana saat ini direkturnya adalah Bapak Dr. Edi Setiawan. luar biasa telah menyusun program PKBR di mana PKBR ini bertujuan agar remaja mampu melangsungkan pendidikan secara terencana. Penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja ini yang pertama bagaimana pendidikan secara terencana ya. Jadi di sini ada peran orang tua dalam menyiapkan pendidikan anak. Kemudian berikutnya adalah agar remaja mampu berkarir dalam pekerjaan secara terencana tentu dengan pendidikan. Kemudian dengan apa yang diharapkan setelah menyelesaikan pendidikan akan berkarir ya. Dan berkarir di sini tentu akan diarahkan oleh ee peran orang tua ataupun oleh informasi yang didapatkan oleh remaja ee baik melalui sosial media ataupun melalui ee rekan sejawatnya atau rekan temannya. Kemudian tujuan berikutnya adalah agar remaja dapat menikah dengan perencanaan yang baik sesuai fase reproduksi sehat. tadi ee sekilas saya bisa lihat bahwa terdapat masih terdapat 5% ya yang pernah melahirkan usia 15 sampai dengan 19 tahun ya mungkin ee 5% ini juga bisa menjadi ee akan memberikan dampak atau masalah di kemudian hari ya bagi remaja tersebut ya karena tentu bukan bukan dalam fase reproduksi sehat ya. Oke, berikutnya. Baik, kita akan masuk dalam peran kunci dalam komunikasi keluarga. Orang tua sebagai pengambil keputusan. Orang tua terdiri ayah dan ibu bertanggung jawab dalam mengambil keputusan terkait pernikahan dan kesehatan reproduksi yang mempengaruhi pemahaman remaja tentang pilihan hidup termasuk gizi dan pencegahan stunting. Oleh karena itu, di sini tadi sudah luar biasa kesimpulannya ibu telah mendampingi anak dalam hal penyiapan berumah tangga ya tadi di ee kesimpulan yang saya baca sekilas. Namun tentu dengan gerakan ayah teladan Indonesia kita akan berupaya lebih baik ada peran ayah di sini dalam mengambil keputusan ya dalam pernikahan. Karena berdasarkan ee apa namanya riset yang telah dilakukan oleh rekan saya dalam hal budaya ya ternyata peran ayah di sana menurunkan budaya yang ee lebih baik dibandingkan peran ibu. Dan di sini kita bisa ee replikasi bagaimana peran ayah bisa menjadi teladan untuk mengambil keputusan tentang pernikahan dan kesehatan reproduksi. Berikutnya, komunikasi efektif dalam keluarga. Komunikasi keluarga yang efektif membantu menciptakan komunikasi keluarga yang sistem keluarga yang kohesif. Kurangnya komunikasi dapat menghasilkan keputusan yang buruk termasuk pernikahan dini. nya komunikasi yang efektif itu dikatakan apabila tercipta kesamaan makna pesan yang diterima oleh pengirim pesan atau komunikator dengan penerima pesan atau komunikan dalam hal ini remaja. Ya, mungkin saya akan berikan sedikit contoh ya, bagaimana terciptanya komunikasi efektif. Ketika seorang pimpinan menyampaikan kepada salah satu stafnya, tolong siapkan apel hari Senin. Oleh stafnya disiapkan adalah buah apel. Itu artinya tidak tercipta efektivitas komunikasi di sana. Padahal yang dimaksud oleh pimpinannya adalah apel upacara. Bagaimana untuk menciptakan efektivitas komunikasi perlu ada upaya konfirmasi atau feedback ya dari penerima pesan dari komunikan. Apakah yang dimaksud Bapak apel buah atau apel upacara sehingga itu akan diterima langsung feedback-nya oleh komunikator atau oleh pengirim pesan. akan memberikan feedback kembali ya. Yang saya maksud adalah apel upacara. Jadi, efektivitas komunikasi harus diupayakan adanya feedback atau umpan balik ya atau adanya konfirmasi pesan dari komunikan, dari penerima pesan khususnya remaja pada komunikator orang tua saat ini ya. Oke, berikutnya dukungan orang tua. Dukungan orang tua di sini berupaya untuk membangunkan hubungan intim dengan anak-anak atau remaja sangat penting untuk komunikasi yang efektif. Sekali lagi, remaja akan terbuka, akan tercipta hubungan yang lebih kohesif, yang lebih intim dengan orang tuanya ketika anak remaja ee merasa orang tuanya terbuka, ya. Di mana orang tua berperan sebagai pendengar dan pemberi saran. Mungkin remaja sekarang berbeda. Mohon izin Bapak Ibu dengan waktu saya remaja ya atau Bapak Ibu remaja. Saat ini remaja bisa memperoleh informasi dari platform media sosial manapun. Ya, dulu mungkin informasi hanya melalui koran, TV atau majalah ya. Paling baik itu paling bagus tuh majalah. Sudah. Nah, saat ini anak remaja khususnya memperoleh informasi dari platform media sosial yang di sana tentu informasinya ada informasi yang valid, informasi benar, bahkan informasi hoaks pun banyak ya. Sehingga validasi data informasi yang diperoleh oleh remaja ini perlu ada proses penyaringan ya. Tapi dengan gadget yang dia pegang dari pagi sampai malam, dari bangun tidur sampai dia tidur lagi, itu proses penyaringannya sangat sulit bagi orang tua. Sehingga orang tua harus menjadi pendengar dan pemberi saran. Remaja saat ini sebaiknya diberikan alternatif ya, bukan directing. Dalam artian ketika mereka menginginkan sesuatu, kita berikan beberapa alternatif atau pilihan yang baik sehingga pilihan yang baik itu alternatif itu bisa masuk di akal dan logika mereka berdasarkan informasi yang mereka peroleh juga dari berbagai sumber. peran ini memang pendengar itu apa namanya? Mungkin sebagian besar orang tua sulit ya menerimanya sebagai pendengar yang baik. Karena pendengar yang baik itu bukan hanya mendengar melalui panca indra, tapi kita harus memaknai pesan dari remaja apa yang ingin mereka apa yang mereka inginkan. Kemudian kita memberi saran sesuai dengan yang mana pesan yang disampaikan. Menjadi pendengar bukan hanya mendengarkan pesannya, tapi memaknai pesannya apa yang diinginkan atau apa yang sebenarnya diinginkan oleh remaja. Berikutnya. Baik, sekilas akan kami sampaikan berdasarkan ee riset bahwa komunikasi untuk mencegah stunting salah satunya adalah komunikasi untuk perubahan perilaku. Pentingnya komunikasi persuasif dalam keluarga untuk mengubah perilaku terkait kesehatan dan gizi. Tentu komunikasi persuasif di sini tercipta ketika ada hubungan yang intim ya antara orang tua dengan anak remaja. Kemudian media yang efektif. Sekali lagi, saluran komunikasi merupakan salah satu pilihan ya dan saat ini sudah banyak pilihan media sosial misalnya, buku-buku populer ataupun buku pendidikan dan juga forum-forum. Forum Genre adalah forum yang sangat baik. Banyak forum yang bisa ee digunakan baik itu forum formal atau forum ataupun forum informal ya. Forum-forum formal bisa melalui pelatihan, luka karya dan lain sebagainya. forum-forum informal bisa saja dengan komunitas-komunitas. Contoh mungkin komunitas otomotif. Saat ini semua merek mobil pasti sudah ada komunitasnya dan sudah tersebar di seluruh Indonesia. Mulai dari Aceh, Sumatera Utara sampai dengan Papua sudah ada komunitas Forum Otomotif misalnya. sehingga di sana bisa dimanfaatkan untuk informasi sebagai salah satu media bagaimana upaya penyampaian pesan disampaikan oleh para ayah di mana komunitas otomotif ini sebagian besar diikuti oleh para ayah ya sehingga informasi yang disampaikan kepada para ayah bisa disebarkan lagi kepada para remaja untuk informasi kesehatan reproduksi ee dan juga pernikahan ee dan juga ee informasi mengenai gizi. Dan terakhir adalah komunikasi keluarga yang efektif sekali lagi tentang pengetahuan gizi yang dapat berdampak pada status gizi dan balita. Berikutnya, peran komunikasi keluarga dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja atau PKBR. Yang pertama adalah bagaimana pesannya? Pesan yang disampaikan dalam program penyiapan kehidupan berkelagi remaja atau PKBR adalah informasi yang dapat membekali remaja dengan pengetahuan tentang pernikahan, kesehatan reproduksi, dan penjagaan stunting. Yang akan kita berikan rekomendasi adalah bagaimana pesan yang tadi sudah ee disampaikan oleh Ibu Dr. ini bisa dilebih sederhanakan sehingga pesan ini bisa lebih diterima oleh orang tua, ayah dan ibu dan bisa diterima oleh remaja. Berikutnya, elemen penentu komunikasi keluarga yang pertama adalah peran orang tua sebagai pemegang kekuasaan dalam keluarga atau power and control. orang tua saat ini memang ee menjadi tantangan ya karena ee masifnya pesan yang disampaikan dalam media sosial sehingga para para remaja ini sudah terbiasa mereka berdebat dengan orang tua ya bahkan jangankan dengan orang tua ya kita bisa lihat video viral aura cinta ya yang berdebat dengan Gubernur Kang Dedi Mulyadi ya. yang memprotes mengenai ditiadakannya wisuda. Jadi jangankan orang tua, gubernur aja di debat. Jadi itu luar biasanya remaja sekarang. Oleh karena itu, orang tua harus memiliki kekuasaan dalam keluarga atau power and control. Ini bisa diciptakan oleh para ayah. Di mana para ayah harus menjadi teladan yang baik. Kita bisa menciptakan bagaimana para ayah menjadi teladan yang baik dengan ayah harus benar ya, berbicara yang benar dan juga sesuai dengan apa yang disampaikan itu harus bertindak dengan benar. Kemudian kedua harus memiliki knowledge atau cerdas baik itu IQ ataupun IQ ya. Pengetahuan ini tentu juga harus ee diiringi dengan bagaimana mampu menyampaikan. Mampu menyampaikan artinya mampu berkomunikasi dengan baik dengan para remajanya. Dan terakhir adalah dapat dipercaya. Dapat dipercaya. tentu akan saya yakin semua remaja putri menjadikan ayahnya adalah cinta pertamanya dan semua remaja putra akan menjadikan ayahnya menjadi teman pertamanya itu saya yakin ya karena sejak dini seharusnya memang ee anak laki-laki. Bahkan mohon izin di dalam ee apa namanya? Kitab suci Al-Qur'an itu dalam beberapa ayat disampaikan mengenai pembicaraan antara ayah dan anak. Artinya menekankan bahwa bagaimana komunikasi antara ayah dan anak itu harus tercipta. Bagaimana power and control harus tercipta dari seorang ayah untuk berkomunikasi dengan para remajanya. Kemudian berikutnya adalah peran keluarga sebagai maaf sebelumnya lagi sebagai sebuah sistem komunikasi di mana sistem komunikasi yang baik itu akan membentuk terbentuk dari elemen komunikasi yang akan dijelaskan di slide berikutnya dan peran orang tua dalam bangun relasi yang intim dengan keluarga dan remaja. Berikutnya peran elemen komunikasi keluarga ini yang menciptakan sistem komunikasi ya. Kalau menurut teori disingkat menjadi SMCR, source, message, channel dan receiver. Source itu komunikator. Komunikator itu harus credibel ya. Di mana orang tua harus memiliki kredibilitas. Baik itu ada dua ya, kredibilitas. Pertama ekstrinsik. di mana kredibilitas ekstrinsik di sini bermakna di mana komunikator akan dipercaya sebelum dia berbicara sebelum naik panggung. Kemudian komunikator apa? Kredibilitas intrinsik. Intrinsik ini adalah kredibilitas setelah komunikator berbicara atau setelah komunikator ee menyampaikan pesannya. Kemudian baru ee dia dianggap memiliki kredibilitas oleh komunikan. Kemudian berikutnya adalah pesan message. Pesan ini adalah informasi yang penting dibutuhkan oleh remaja. Pesan ini ada konten ya, ada isi pesan yang harus perlu ee yang penting ya yang perlu disampaikan kepada para remaja ya atau komunika. Kemudian ada saluran, ada pilihan media yang tepat. Tadi sudah Ibu dr. ini sudah menyampaikan beberapa saluran ya yang disampaikan. Kemudian komunikan. Komunikan di sini adalah remaja di mana remaja memiliki karakteristik yang ingin didengar dan ditanggapi. Tadi orang tua adalah harus menjadi pendengar dan pemberi pesan. Remaja adalah ingin didengar dan ditanggapi. Sekali lagi menjadi pendengar bukan hanya mendengarkan pesannya, tapi memaknai pesannya. kemudian mencerna, kemudian memberikan feedback, memberikan ee tanggapan yang bisa diterima oleh remaja. Oke, berikutnya saya masuk dalam upaya dalam PKBR. tertentu PKBR sudah luar biasa programnya disusun dalam salah satu contohnya buku rencanakan Masa Depanmu dan buku 1001 Cara Bicara Orang Tua dengan Remaja. Buku ini dirancang untuk membantu orang tua berkomunikasi lebih baik dengan remaja. Ini adalah channel ya atau salurannya. Berikutnya lagi adalah media sosial yang sudah dikembangkan oleh atau sudah ee terus dimaintenance oleh ee Direktorat Handrem. platform Instagram, YouTube, dan juga Facebook misalnya digunakan untuk menjangkau dan melibatkan remaja dan keluarga mereka mengenai kesehatan reproduksi dan pencegahan stunting. Berikutnya, baik ee kita masuk ke dalam bagian keenam, kesimpulan. Kesimpulan di sini tentu ada peran komunikasi keluarga terdiri dari peran orang tua sebagai pengambil keputusan dan harusnya ada peran ayah yang lebih dominan di sana dalam keluarga. Kemudian pelan keluarga dalam sebuah sistem komunikasi. Di sana ada elemen-elemen komunikasi dalam sistem komunikasi. Ada peran orang tua dalam mendukung hubungan yang lebih intim, yang lebih baik di antara anggota keluarga. Komunikasi keluarga memainkan peran penting dalam menyiapkan remaja untuk kehidupan berkeluarga dan mencegah stunting dengan mendidik para remaja tentang pernikahan, kesehatan, reproduksi, dan juga gizi. Kemudian penyampaian pesan bagi remaja tentang pengetahuan kesehatan reproduksi baik melalui media cetak, media sosial, ataupun melalui forum-forum. Contohnya melalui forum GEN yang luar biasa telah dilakukan dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja untuk mencegah stunting. Kemudian bagian berikutnya rekomendasi kebijakan. Yang pertama memperkuat sistem komunikasi keluarga dan memperluas cakupan upaya ketahanan remaja dapat meningkatkan upaya pencegahan stunting secara signifikan melalui kebijakan peningkatan pendidikan gizi dalam keluarga. Kemudian pelatihan atau loka karya baik itu formal maupun informal. Sekali lagi ya. informal banyak forum-forum komunitas yang bisa di ee apa namanya di kembangkan di sana ya. Ada komunitas otomotif, komunitas fans olahraga, mungkin fans sepak bola, komunitas ee saat ini sudah banyak ya hobi-hobi mancing misalnya dan sebagainya. di sana ada forum komunitas yang bisa di ee melibatkan para ayah ya khususnya ya sebagai pengambil keputusan dalam keluarga sehingga para ayah di sini ee memiliki pengetahuan tentang pentingnya kesan reproduksi gizi, pola makan sehat, dan pencejaga stunting atau bahkan bagaimana ee peran ayah ini bisa dilibatkan dalam berbagai kegiatan edukasi ayah dalam pengasuhan remaja, kegiatan mempromosikan ayah sebagai teladan dengan meningkat meningkatkan kredibilitas para ayah ya. Bukan berarti saat ini kredibilitas para ayah turun ya, tapi meningkatkan yang sudah baik kredibilitas para ayah sebagai semakin baik ya. Kemudian menyusun buku panduan untuk ayah teladan yang saat ini sudah luar biasa sudah diunching oleh di tan gerakan gerakan ayah teladan Indonesia sudah ada pedoman ayah teladan mendorong partisipasi ayah dalam berbagai program kesehatan keluarga. Tadi sudah ada mobile posandu ya Bu ya. Nah, di sana juga mungkin bisa dilibatkan komunitas-komunitas dalam para ayah ya, komunitas otomotif dalam mobile posiandu sehingga para ayah memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Kemudian pengembangan platform digital untuk kaya teladan, serta meningkatkan penggunaan sosial media untuk mempromosikan keterlibatan ayah dalam keluarga. Yang terakhir adalah penguatan forum monitor monitoring dan evaluasi partisipasi ayah secara berkala dalam program kesehatan keluarga khususnya dalam pechan stunting. Sehingga di sini ada gerakan ayat teladan Indonesia menjadi pendorong utama untuk upaya ee meningkatkan komunikasi keluarga dan juga bagaimana para ayah bisa memilihi pengetahuan ya sehingga di sana mendukung program kesehatan keluarga. Baik, terima kasih. Itu yang dapat disampaikan. Mohon izin saya tutup dengan pantun. Seekor ayam diberi pakan di sampingnya burung cendrawasi. Atas perhatian diberikan kami ucapkan terima kasih. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih banyak Bapak Fajar atas pemaparannya yang luar biasa ya mengenai seberapa penting sebenarnya keluarga, peran komunikasi dalam keluarga gitu ya dalam membentuk karakter dari seorang anak remaja ini bahkan nanti dalam proses pencegahan stunting gitu. Karena ini sejalan ini, Pak, sama yang disampaikan oleh Murai Bowen. Nah, dia mengembangkan teori sistem keluarga yang dia menyebut bahwa keluarga ini bukan hanya unit sosial, tapi adalah sistem yang saling ketergantungan. Jadi, bukan individu yang berdiri sendiri. Artinya semua entitas dalam keluarga itu adalah aktor-aktor penting dalam memainkan bagaimana seorang anak, seorang remaja itu dibentuk. Makanya adalah konsep differentiation of self. ada konsep tadi komunikasi, pola komunikasi intergenerasi ya. Karena itu memang menjadi suatu hal yang sangat penting karena saya kebetulan juga remaja, Pak ya. Remaja sekarang memang agak unik nih Genzy-Genzi ini memang agak unik ee cara dan proses komunikasinya. Satu memang kita rada sensitif sehingga kita perlu orang tua yang menjadi pendengar yang baik. Tapi di sisi lain kita ingin dengarkan tapi juga kalau diceramahi juga kesal gitu Pak. Makanya anak muda itu enggak suka diceramahi. Anak muda itu sukanya ngobrol. Nah, anak muda itu menjunjung tinggi konsep egalitarianisme gitu ya, antara orang tua dan anak tuh setara gitu. Nah, itu itu yang yang memang menjadi harapan sehingga memang dalam konteks ini mungkin dalam kondisi tertentu seperti yang tadi disampaikan oleh Pak Fajar, orang tua memiliki dominasi atas keputusan yang ee ada pada remaja. Kami dari GENE menyadari bahwa dalam konteks tertentu Bapak, Ibu, mungkin di usia 10 sampai ee 19 tahun gitu misalnya. Tapi ketika seorang remaja itu sudah masuk dalam fase akhir ya, remaja tahap akhir di fase 20 sampai 24 tahun, nah inilah diperlukan yang namanya distribusi power, distribusi otoritas gitu. Yang pada akhirnya tidak lagi orang tua yang memegang dominasi penuh atas keputusan seorang anak, tapi bagaimana pada akhirnya orang tua mulai deliver trust atau memberikan ee distribusi kepercayaan kepada seorang anak. Karena di usia saya nih, Pak, sebagai remaja yang ada di tahap akhir yang berusia 22 tahun, yang saya butuhkan dari orang tua sekarang ini adalah kepercayaan, gitu ya. Kepercayaan. Karena dari kepercayaan itu mulailah terbentuk yang namanya ee keterbukaan. Dari keterbukaan itu orang tua pada akhirnya mulai tahu, oh ini kebutuhan seorang anak ini apa gitu ya. dan dan tadi juga dari rekomendasinya disampaikan bahwa kehadiran Gerakan Ayah Teladan ini adalah program yang sangat baik dan juga bagaimana kehadiran Forum Genre dalam mendorong ee remaja-remaja untuk mempersiapkan kehidupan berkeluarga juga bisa menjadi komunikasi alternatif ya, Pak ya. Ketika seorang remaja mungkin ee lebih senang untuk berbicara dengan teman sebayangnya. Oke, terima kasih Bapak Fajar sekali lagi atas penyajiannya. Ee dan saya juga ingatkan bagi peserta yang hadir di secara virtual ataupun secara offline. Jadi, nanti kita akan memberikan kesempatan untuk dua penanya. Jangan lupa disampaikan nama dan juga asalnya. tadi juga sudah disediakan link untuk menyampaikan pertanyaan dari peserta dan juga kalau misalnya nanti ada peserta yang ingin berinteraksi langsung, nah ini kami berikan kesempatan untuk langsung ee memberikan pertanyaan, terus juga menguji pernyataan dan juga rekomendasi yang disampaikan oleh Bapak Ibu penyaji. Nah, itu sangat dipersilakan. Oke, selanjutnya ee sesi dari para penyaji sudah selesai. kita akan beranjak ke penanggap. Nah, ini penanggap ini adalah para direktur yang memang secara praktikal itu terjun langsung di lapangan. Sehingga di sini kalau tadi kita bisa melihat dari perspektif konseptualnya, perspektif teoritisnya dan sekarang kita akan berbicara pada landasan yang lebih praktis gitu. Memang apa yang disampaikan oleh para penjaji. Cadi apakah emang benar-benar relevan dengan kondisi aktual yang terjadi ee di lapangan? Nah, ini kita akan mendengar karena di sini ee ada dr. Febi eh Pak Edi sebagai ayah teladan, woman first ya, Pak. Ladies first ya. Eh, sebagai ayah teladan kita eh memprioritaskan perempuan pertama dulu untuk membicarakan mengenai apa yang tadi sudah disampaikan oleh ee Ibu Yunia dan juga Bapak Fajar. Untuk itu saya persilakan eh Dr. Febi menyampaikan tanggapannya. Bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang ee dan salam sejahtera untuk kita semua. Terima kasih ee Bli Arya atas kesempatan yang diberikan dan terima kasih kepada para narasumber. Luar biasa ee paparannya. Jadi saya sudah mencermati juga rekomendasi-rekomendasi yang disampaikan. Tetapi saya mungkin sedikit saja menyampaikan saya juga sebagai orang tua ya dari ee remaja. Jadi memang ee benar ya mungkin apa yang disampaikan oleh Pak Fajar ya terkait dengan komunikasi kepada remaja. Tadi juga sudah disampaikan oleh Bli Arya bahwa ee remaja itu memang inginnya didengarkan kemudian bebas dari judge gitu ya. Jajing gitu ya. Kemudian ee rasanya kalau orang tua itu memang harus mendengarkan dan memberikan ee input bila diinginkan. Jadi artinya tidak tidak ee tanpa ee permintaan. Jadi memang ee saya menyadari itu ee beli Arya memang ee itu terjadi. Jadi artinya kita juga sebagai orang tua ataupun sebagai ee orang yang lebih dewasa memahami karakteristik dari remaja itu ya. Dan ee ada fase-fase yang berbeda di tiap-tiap kelompok umur yang memang kita harus ee cermati bersama. Tetapi ee saya masuk saja terkait dengan ee apa yang sudah disampaikan oleh para narasumber. Saya izin nanti menanggapi dulu dari ee Pak Fajar. Silakan mungkin slide-nya bisa ditayangkan. I terkait dengan tadi apa yang sudah disampaikan oleh dr. Fajar tentang peran komunikasi di dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja atau PKBR untuk mencegah stunting di mana diperlukan ee atau kita ingin sekali meningkatkan peran orang tua khususnya ayah di dalam ee hal ini ya PKBR tersebut. sehingga ee kita harus melihat juga situasi yang memang saat ini terjadi di masyarakat bahwa ee kita sering sekali sekarang ya mungkin beli Arya ya tadi sudah menyampaikan bahwa melihat bahwa efektif komunikasi itu sebenarnya sering lebih tinggi di antara PIR. Jadi kalau misalnya remaja mencari informasi tidak mencari ke orang lebih tua ataupun orang tuanya, tetapi lebih memastikan ataupun berbagi dengan pir sebannya, dengan sebaya. Nah, ini yang kita harus ee tadi disampaikan oleh Pak Dr. Fajar terkait dengan bagaimana kita melibatkan orang tua khususnya ayah di dalam hal ini dengan ee berbagai macam cara. Nah, di dalam sebenarnya di Kemenduk Bangga BKKBN kita ada program bina keluarga remaja, yaitu meningkatkan ataupun ee suatu kelompok kegiatan di masyarakat yang ee membahas ataupun berbagi tentang remaja itu sendiri di antara orang tua-orang tua yang menjadi ee kelompok, menjadi anggota dari kelompoknya. Nah, mungkin kita bisa melihat kembali apakah ee di BKR ini sudah sesuai gitu ya dengan apa yang terjadi saat ini. Artinya dunia sudah berubah. Tentu saja ee model komunikasi juga sekarang pun berubah. Nah, mungkin kita harus melihat kembali. Jadi kami ee mungkin bisa ee fokus pada kebijakan ee di dalam hal ini bagaimana bisa memperkuat efektivitas dari bina keluarga remaja. Nah, bina keluarga remaja ini sendiri di masyarakat yang kami tahu itu ada apa namanya ee modul-modulnya. Nah, mungkin kita harus melihat apakah modul-modul ini masih relevan atau tidak. tadi disampaikan bahwa di ee Ditrem sendiri ada modul 11 cara bicara ee yang digunakan ee bagaimana seorang bagaimana orang tua berbicara dengan anaknya. Nah, kita juga harus melihat apakah ee kesertaan anggota kelompok di BKR ini efektif atau tidak. atau mungkin bisa selama ini yang digunakan adalah dalam bentuk ee pertemuan offline, tetapi kita harus menyadari bahwa saat ini ee waktu itu sangat sempit gitu ya. Jadi mungkin karena suatu hal tidak bisa ee bertemu di dalam suatu kelompok. Jadi harus ada dipikirkan juga cara-cara lain. Tadi sudah disampaikan oleh ee Pak Fajar juga. Saya setuju, Pak Fajar bahwa dalam hal ini kita harus mer-reach komunitas-komunitas lain ya. Jadi komunitas yang memang ee mungkin dominan anggotanya adalah ayah. Jadi kita memang harus merage itu selain tadi penguatan dari bina keluarga remaja. Kemudian ee selanjutnya ya ee mungkin kami harus menyampaikan bahwa peran ayah di dalam komunikasi kesro dengan remaja ini sangat penting. Apalagi kalau ee apa namanya? Anaknya adalah pria gitu ya. Karena kalau misalnya mohon maaf kalau seorang ibu ee ditanyakan terkait dengan ee sesuatu hal atau seksualitas pria mungkin pengetahuannya akan terbatas. Jadi saya rasa ini sangat penting dan saya terinformasi ada satu tesis yang digunakan ee yang dilakukan oleh ee salah seorang tim kami Bu ee Bu Yunia dan Pak Fajar bahwa hambatan hambatan ee komunikasi sebenarnya ayah dengan remajanya adalah salah satunya adalah waktu bertemu. Jadi karena ayah dalam hal ini sibuk, mohon maaf mungkin bukan sibuk hanya dengan pekerjaan tetapi aktivitas sehari-hari di masyarakat. Jadi sehingga dominasi komunikasi adalah oleh ibu yang tadi saya sampaikan bahwa ada keterbatasan ee untuk komunikasi di dalam hal-hal tertentu dan sebenarnya ya saya juga setuju dengan peran ayah tadi di mana power-nya akan lebih kuat ya artinya melindungi sebagai ee protektor dari keluarga. Nah, fokus kebijakan ini gitu ya dengan waktu yang sangat terbatas kira-kira kita harus memikirkan media apa yang efektif untuk mendukung komunikasi ayah dan anak ini. Karena ee tadi disampaikan bahwa kita banjir sekali dengan media sosial di mana tanpa diminta artinya ee informasi itu datang langsung ke kamar anak kita. Artinya tanpa kita ketahui dan tanpa bisa kita kontrol. Nah, bagaimana kita bisa ee memanfaatkan media-media yang ada untuk mendukung ee komunikasi efektif ini. Jadi, itu satu challenge ya bagi kita untuk memastikan anak kita melihat atau memperoleh informasi dari sumber yang tepat. Tetapi upaya dari Kemenduk Bangga Bu Yuni dan eh Pak Fajar artinya memanfaatkan channel yang ada. Kemudian dengan bekerja sama dengan ee pakar-pakar dan ee apa namanya ee menyiapkan informasi-informasi yang akurat sehingga bisa diakses oleh remaja maupun ee orang tua. Dan lanjut ke berikutnya. Iya. Ini tadi mungkin sudah disampaikan bahwa untuk mencegah stunting kita ee mungkin melihat bahwa media sosial itu penting, tetapi kita harus ingat bahwa di Indonesia sangat luas dan ada keterbatasan-keterbatasan di dalam hal geografis dan akses yang harus diperhatikan. Apakah media sosial itu bisa menjangkau sampai ke pelosok-pelosok atau kita tetap harus yang saya sampaikan tadi harus menyediakan media-media yang memang har yang disampaikan secara langsung kepada masyarakat. Nah, ini adalah ee peran penting ee tadi informasi pesan dan apa tadi ya ee pesan kunci yang harus disampaikan oleh petugas lapangan dan harus disiapkan gitu. dari dari tingkat pusat dan disesuaikan dengan ee kebijakan lokal tadi yang disampaikan oleh Bu Yunia. Selanjutnya, nah ini tentang penguatan edukasi CASPro. Jadi sebenarnya Bu Yunia sudah ada modul atau kurikulum yang masuk insert ke dalam ee pelajaran. Tetapi memang ee yang saya tahu pelajaran ini memang masuk biasanya di dua di dua mata pelajaran. Kalau tidak biologi, kalau tidak ee physical education atau PE atau olahraga gitu ya. Nah, ini sudah dilakukan, tetapi kita juga ee harus melihat kembali efektivitas dari modul atau kurikulum yang yang ada sekarang. Apakah sesuai dengan ee apa kelompok usianya atau harus diperbaharui lagi. Karena mengingat sekarang saja ee usia haid pertama itu semakin semakin muda ya. Jadi ada yang 9 tahun. Jadi apakah ee ini sudah disampaikan dan ini rasanya perlu dikoordinasikan dengan ee lintas sektor juga khususnya ee Kementerian Pendidikan dan juga Kementerian Agama ataupun ee untuk sekolah-sekolah yang berbasis keagamaan. Jadi ini harus ee disampaikan. Kemudian kita punya SSK ya, Sekolah siaga kependudukan dan PIK remaja yang harus terus di dikuatkan gitu ya. Beli area lanjut. Nah, mengenai tadi mobile maternity pos yandu terutama di daerah terpencil ya ini memang harus ada upaya-upaya gitu yang harus dilakukan. Artinya kita memastikan bahwa tadi sudah disampaikan sebenarnya ANC itu yang diamanatkan adalah enam kali. Tetapi tadi juga disampaikan oleh Bu Yuni bahwa ee kita harus juga memastikan bahwa pelayanan ini bisa diterima oleh ibu yang usianya muda. Nah, ini yang menjadi ee apa ya? Challenge mungkin ya, karena stigma biasanya jadi ee sulit untuk mengakses baik ee apa namanya? hambatannya dari diri sendiri ataupun dari tekanan sosial di luar sehingga tidak dapat mengakses pelayanan ee pemeriksaan kehamilan. Jadi harus ada apa namanya ee kerja sama lintas sektor untuk hal ini. Termasuk Bu Yuni yang tadi Bu Yuni sampaikan saya setuju setelah melahirkan apa yang akan kita lakukan kepada ibu muda ini? Apakah kita akan memberikan kembali pendidikan ataupun karena tadi Bu Yuni menyampaikan bahwa sebagian besar dari ibu muda atau pasangan muda di bawah tadi ya 20 tahun itu tidak bekerja dan tidak memiliki atau akses terhadap pendidikan. Nah, ini harus harus dipikirkan bersama. mungkin saya ee usulkan ya, bahwa dari kita dari Kementuk Bangga ataupun dari Kementerian Pendidikan atau kesehatan atau mungkin dari kementerian lain yang bisa ee membantu terkait dengan upaya ekonomi gitu. Kemudian dari PKPR mungkin dari pengembangan layan ee ramah remaja mungkin saya rasa dari kesehatan ya ini sudah sudah apa namanya sudah dilaksanakan dan kemudian untuk pengembangan PIK remaja nanti mungkin bisa juga ditanggapi oleh Pak Edi. Selanjutnya, nah terkait dengan dukungan keluarga dan komunitas artinya emm dalam hal ini kita memang mengajak orang tua ya untuk mau dan mampu tentu saja harus dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan yang akurat. Tadi sudah kami sampaikan bahwa perlu penguatan ee untuk pir motivator kader dan orang tua gitu melalui BKR. Kemudian tadi setuju untuk melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Dan kemudian terakhir ee kami menganggap sangat penting Bu Yunia dan ee Pak Fajar bahwa sinergitas lintas sektor itu sangat sangat diperlukan. Jadi memang setiap setiap kementerian, lembaga ataupun institusi harus melaksanakan perannya masing-masing ee sesuai dengan tupoksi dan kapasitasnya. Artinya ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Kemenduk Bangga atau PKKBN, tetapi ee memerlukan ee koordinasi dengan lintas sektor terkait. Mungkin itu dari saya Beli Arya tanggapan saya terhadap ee presentasi ee Bapak Ibu narasumber dan ini adalah kesimpulannya. Mungkin demikian yang dapat saya sampaikan. Terima kasih. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Baik, terima kasih ee Dr. Febi atas tanggapannya. Ini menarik ya, tanggapan yang komprehensif ke berkaitan dengan kesehatan reproduksi pun juga tadi terkait dengan komunikasi. Satu hal yang saya highlight, Dok. Memang saya sepakat salah satu media yang paling efektif sekarang untuk bisa memberikan edukasi dengan baik ke remaja itu adalah platform sosial media. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah ya dan juga menjadi challenge adalah bagaimana strategi komunikasi let misalnya pemerintah untuk bisa men-deliver informasi itu sampai di telinga dan juga di benaknya anak-anak muda gitu. Karena yang perlu juga kita kritisi sampai saat ini adalah strategi komunikasi yang belum modern, strategi komunikasi yang masih ee ketinggalan zaman. Nah, itu yang yang yang harus menjadi refleksi gitu. Ini enggak hanya komunitas, tapi juga pemerintah sebagai ee edukator di sosial media sehingga peran penting dari komunitas misalnya forum GEN memiliki strategi komunikasinya sendiri gitu yang memang bisa diterima sama anak muda. Sekarang itu ngomongin edukasi enggak enggak enggak zaman yang serius-serius, Dok. harus ngomonginnya itu dengan apa yang menjadi eh relate experience atau pengalaman yang relevan bagi anak muda itu sehingga bisa diterima tuh informasi-informasinya. Nah, ini ngomongin tentang remaja ee kita di sini juga sudah kehadiran Kakak Genre Eki Ayah Teladan Indonesia ya. Ini ada Bapak Edi Setiawan selaku Direktur Bina Ketanan Remaja. Untuk itu Bapak ee sudah bergabung ya bersama kami ya. Halo Pak. Iya. Oke. Baik, sudah terdengar dengan jelas. Sudah kedengaran. Oke. Siap, Pak. Iya. Oke, silakan Bapak. Waktu dan tempat saya ee persilakan langsung ke Bapak Edi. Baik, terima kasih Arya selaku moderator. Sepertinya tadi sudah banyak tanggapan ya atas ee kajian yang sudah dilakukan oleh dr. Yuri dan drter Fajar. Saya coba untuk melengkapi dari sisi ee remaja gitu ya. Dan Arya juga tadi sudah mengkonfirmasi bahwa kenapa sih bicara tentang remaja itu menjadi topik yang begitu penting. Tapi sebelumnya saya ingin menyapa dulu kepada Bapak, Ibu, Bapak-bapak PTM yang masih bergabung, Bapak, Ibu PTP tadi saya lihat juga ee teman-teman KPER ya ee join juga bersama kita di antara 654 peserta yang lain. Dan ini membuktikan bahwa ketika kita bicara remaja semua orang ingin ikut terlibat ya. Karya ini bagian positif dari apa yang ee kemudian ee dijadikan sebagai role model dari ee hari ini gitu. Dan tentu saja Pak Uki terima kasih Pak Indra, ada Pak Taufik juga di sana yang sudah membersamai teman-teman. Nah, teman-teman sekalian saya ingin juga menggugah kembali gitu ya, kenapa sih bicara tentang remaja itu penting? karena ee yang diangkat adalah topik terkait dengan ketahanan dan cash flow remaja. Memang kaitannya juga dengan nanti gati dan dengan program-program yang lain. Karena kita sama-sama menyadari bahwa seperempat dari penduduk Indonesia itu remaja. Remaja itu adalah calon keluarga di masa depan. Bicara pembangunan keluarga maka kita harus bicara dari hulunya nih, dari remajanya. Kalau kita bisa membekali remaja-remaja dengan pengetahuan, edukasi, akhirnya perubahan perilaku sejak dini. Maka ketika mereka berkeluarga mereka menjadi lebih siap gitu. Kemudian bicara tentang remaja, kita juga bicara tentang kualitas dari bangsa ini di masa yang akan datang. Oleh karena itu, topik remaja itu menjadi topik yang selalu ee menimbulkan ini ya banyak sekali kontroversi ya. Nah, salah satu kontroversi yang ditimbulkan adalah kita juga harus tahu nih tadi dr. Uni, drotter Fajar bicara tentang komunikasi remaja, kita juga harus memahami karakteristik remaja. Nah, jangan lupa tadi Arya sudah mengkonfirmasi bahwa sebagai remaja, apalagi remaja yang sekarang, anak-anak Genzi itu ya senangnya memang diajak berteman gitu. Dan kita juga harus memahami bahwa remaja itu punya emosi yang tidak stabil. Nanti tolong dikonfirmasi oleh Arya ya. dan juga ee beberapa yang perlu kita highlight juga dari karakteristik remaja, mereka senang bereksperimen. Nah, ini kita juga harus memahami sebagai orang tua gitu ya, harus memahami bahwa ketika remajanya ingin coba-coba naik motorlah misalnya salah satu contohnya remaja di rumah saya, kita harus bisa memahami bahwa itulah bagian dari karakter mereka gitu. Kemudian yang kaitannya dengan kesehatan reproduksi adalah mereka mulai tertarik dengan lawan jenis. Tadi saya mengkonfirmasi apa yang disampaikan oleh dr. FEBI memang data SDKI meskipun agak jadul ya 2017 menunjukkan bahwa remaja-remaja di Indonesia memang ee pubertasnya sudah maju gitu ya. Kalau dulu mungkin di angkatan dokter Febi dan teman-teman itu ee menstruasi pertama usianya ada yang 14 gitu, ada yang 12, tapi sekarang di usia 9 10 tahun itu juga sudah menstruasi. Dan inilah yang menyebabkan remaja perlu sama-sama kita kawal karena mereka punya tadi ya dengan karakteristik mereka akhirnya berpotensi itu melakukan perilaku-perilaku yang berisiko. Seks pranikah yang akhirnya hamil kemudian menikah dini. belum lagi potensi untuk mendapatkan kekerasan seksual dan juga tentu saja bahaya narkotika. Nah, kalau dari saya tadi lihat paparan dari dr. Yunia ya, ee data-datanya juga memang cukup lama ya Bu Yunia ya. Data-datanya cukup lama karena memang nah ini juga mungkin jadi salah satu rekomendasi nih nanti ya Pak Indra ya dari Kaji Reka ini bahwa data terkait CAS Pro remaja itu kita punya referensinya terakhir SDKI tahun 2017. Mungkin Pak Indra juga ee sebagai yang mengawal SDKi juga paham betul ya. Setelah itu kita tidak punya lagi sumber data yang memang mengupas tuntas terkait dengan bagaimana kesehatan reproduksi remaja. Contohnya ini ya hubungan seksual pertama itu di tahun 2017 di mana sosial media belum terlalu gencar seperti sekarang itu sudah diangka 6% loh di usia 11 sampai 14 tahun. Dan yang paling banyak memang di usia 15 sampai 19 tahun ini notabnya angka 2017. Kemudian SDKI yang sama menunjukkan bahwa kehamilan yang tidak diinginkan itu direntang usia 15 sampai 19 tahun itu sekitar 16% untuk yang wanita dan juga 8% untuk yang pria. Nah, kami mencoba nih karena kami ingin sekali mendapatkan data dan informasi terkini terkait dengan casp remaja. Kami melakukan survei ke 7.000 ibu sekitar remaja. Dan faktanya juga turut mendukung apa yang SDKI tadi dapatkan, yaitu bahwa saat ini dari remaja perempuan itu 60%-nya atau bahkan kalau kita lihat yang berpacaran saja itu sudah sekitar 70% remaja perempuan mengaku dia ee pacaran gitu. Yang tidak pacaran itu hanya sekitar ee 30%. yang pria lebih tinggi lagi, yang mengaku bahwa dia sudah berpacaran itu sekitar 75%. Nah, ini menunjukkan bahwa ketika kita harus melakukan upaya-upaya edukasi ke remaja, kita sudah enggak bisa lagi tuh dengan gaya-gaya yang tersirat gitu ya. Nah, ini juga nanti saya akan sampaikan ya tanggapan terkait dengan bagaimana kita bisa melibatkan contohnya ee para pemuka agama. Mohon maaf sekali lagi justru ya para pemuka agama ee tokoh masyarakat inilah yang selama ini gitu kurang setuju ketika kita melakukan edukasi terkait dengan pendidikan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual kepada remaja gitu. Karena kami mengalami sendiri bahwa kami mendapatkan kritik gitu ya dari buku modul yang sudah dipakai sekian lama ternyata dikritisi bahwa modul yang kami hasilkan dan sudah diimplementasikan ini kurang sesuai dengan norma dan budaya Indonesia karena ada kata-kata seksual, ada kata-kata kondom dan lain-lain itu dianggap tabu untuk dibicarakan kepada remaja. Dianggap sebagai legitimasi kita ee menghalalkan mereka untuk melakukan perilaku-perilaku berisiko. meskipun sebenarnya tidak seperti itu. Nah, dari fakta ini juga menunjukkan bahwa ada 0,4% ini dari yang mengaku ya, remaja perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual. Kalau yang cium bibir, saling meraba itu udah lebih tinggi lagi angkanya, terutama untuk yang pria. Dan fakta ini menunjukkan bahwa perilaku berisiko yang saya sampaikan sebelumnya itu memang terkonfirmasi dari gaya pacaran mereka. Dan tentu saja saya ee menanggapi bahwa memang penting untuk kita bisa melakukan edukasi cashprow kepada remaja dan kita juga penting untuk bisa melibatkan orang tua ya sebagai tadi e perannya di rumah sebagai pendidik bagi anak agar mendiskusikan masalah terkait dengan caspro, terkait dengan seksualitas kepada anak-anaknya itu bukan sesuatu yang tabu. Tapi faktanya itu belum disadari oleh semua orang tua-orang tua yang ada di Indonesia. Oleh karena itu tadi ee rekomendasi dari dr. Yuni juga kelas bagi orang tua yang catin gitu ya. Nah, kita sudah punya ee kelas yang namanya kelas orang tua bersahaja, bersahabat dengan remaja. Jadi rekomendasi itu juga sekaligus mengkonfirmasi apa yang sudah kami lakukan. kita sudah punya pendekatan orang tua kepada remaja sebagai sahabat. Dan di kelas ini juga kita menghadirkan bukan hanya narasumber yang orang tua, tetapi juga narasumber-narasumber yang dari remaja. Jadi, kita ingin mengklopkan antara bagaimana orang tua ee bisa melakukan pendampingan kepada remaja, terutama terkait kesehatan reproduksi, kemudian bagaimana anak ini meresponnya gitu ya. Dan tentu saja kita punya dua program utama. Tadi juga sudah disinggung-singgung berkali-kali ya. Kepada remaja kita punya tadi peer approach, pendekatan ee teman sebaya gitu. Dan kepada orang tua kita juga punya pendekatan melalui kelompok kegiatan yang ada di kampung-kampung. Nah, tadi untuk bisa menjawab tadi ee tantangan ya yang diberikan oleh teman-teman penyaji ya, bahwa apakah masih memungkinkan gitu termasuk tadi dr. WBI sampaikan orang tua itu dikumpulkan secara offline, sedangkan saat ini mungkin karena kesibukannya gitu. kami mencoba untuk mengkombinasikan antara offline dan online melalui sosial media ini juga kami lakukan termasuk juga tadi sebagai bentuk layanan kita kepada orang tua-orang tua yang punya anak remaja, kelas parenting bagi orang tua yang punya anak remaja, kita punya kelas orang tua bersahaja yang kita buka secara gratis dan ini bisa diikuti oleh orang tua-orang tua yang ada di seluruh Indonesia dan kita selenggarakan sebanyak empat kali selama 1 tahun. Dan tentu saja materi-materi ee terkait dengan kesehatan reproduksi juga sudah lengkap sekali. Saya juga izin meng-update tadi baik itu penyaji dan juga dr. Febi sampaikan kita memang sudah punya modul 1001 cara bicara orang tua dengan remaja. Modul ini bukan sekedar modul tapi juga di ee lengkapi ya dengan kartu bermain, jurang tua, buku saku, dan juga termasuk buku pegangan bagi kader BKR. Tetapi ee update-nya gitu ya, buku ini memang ee secara step by step itu memberikan pembelajaran kepada orang tua bagaimana mereka berkomunikasi secara efektif dengan remajanya. Tapi kelemahan dari buku ini menurut saya adalah si anak ini enggak tahu bagaimana meresponnya gitu. Si orang tua kita bekali tapi anaknya tidak tahu bagaimana cara meresponnya dan bagaimana berkomunikasi secara efektif. Sehingga yang terjadi adalah tadi miskomunikasi antara orang tua dengan anak dalam keluarga. Nah, oleh karena itu kita ya baru saja akhir tahun lalu itu merancang dan juga mengekspos sudah di launching juga satu modul baru yang namanya 1001 Cinta dan Drama. ini merupakan paket edukasi lengkap bagi orang tua dan remaja. Jadi tadi kalau 1001 cara bicara hanya satu arah antara orang tua dengan remaja. Sedangkan kalau 1001 cinta dan drama ini dua arah. Jadi di buku ini juga dilengkapi dengan yang namanya ee P3K gitu ya. Pertolongan pertama pada komunikasi. Makanya Mas Fajar ee tadi ya rekomendasinya sudah saya jawab gitu. bahwa kita sudah ada satu tuntunan bagi orang tua untuk bisa berkomunikasi efektif dengan remaja gitu melalui P3K ini. Kemudian juga untuk bisa mengatasi Misscom kita punya ee permainan dalam bentuk monopoli yang namanya monopoli Misscom ya, miskomunikasi antara orang tua dengan remaja. Kita ingin bahwa ee gadget yang mereka gunakan gitu untuk berkomunikasi itu bisa dialihkan sedikit untuk mereka. kemudian berdiskusi secara langsung dalam misalnya ruang tamu keluarga melalui ee tadi monopoli miskunikasi dan topik topiknya juga relate sekali dengan apa yang dihadapi oleh remaja saat ini. Tadi kan ee rekomendasinya juga apakah ee panduan-panduan atau modul-modul yang kita buat itu cukup relate ya dengan case-kase yang terjadi pada remaja saat ini. Dan ini ee sudah kami jawab ya, bahwa topik-topiknya terkait dengan ingin kebebasan, masalah komunikasi nih tadi ya, kemudian perdebatan, melanggar aturan, kondisi ekonomi, mencoba hal baru, tuntutan untuk sempurna. Nah, ini juga bagian penting dari komunikasi dalam keluarga. Orang tua seolah ingin menuntut anaknya sempurna dengan membandingkan entah itu dengan kakaknya, entah itu dengan tetangganya, entah itu dengan sepupunya. Padahal bukan itu yang diharapkan dari anak tadi ya. Kemudian juga pengaruh buruk teman ini juga menjadi salat satu set effect dari tadi ya persircelan di kalangan remaja dan juga pendekatan peer approach ini sendiri. ini beberapa contoh kasusnya dan tentu saja ya kami sendiri berterima kasih ya kepada teman-teman penyaji tadi yang sudah membuat kajian terkait dengan bagaimana ee cas remaja, kemudian bagaimana kita bisa mengawal remaja-remaja untuk punya ketahanan yang baik sehingga kita benar-benar bisa persiapkan mereka untuk bisa menjadi keluarga-keluarga yang berkualitas kelak. Kemudian ee yang berikutnya adalah terkait dengan komunitas. Tadi Pak Fajar sampaikan ya terkait dengan komunitas motor gede gitu, komunitas mobil antik. Itu adalah komunitas-komunitas ayah. Saya sendiri ee cukup banyak ya belajar ketika kita diberikan amanah untuk bisa mengampu gerakan ayat teladan. ee kita mencoba untuk menggali potensi-potensi apa saja yang bisa kita jadikan sebagai media untuk bisa mengepung ayah-ayah di Indonesia dengan berbagai penjuru gitu ya. Berbagai penjuru dan berbagai peluru ya. Nah, kita punya sebenarnya empat menu utama tapi sebelumnya mungkin saya akan sampaikan ini dulu. Jadi kita punya layanan konseling. Nah, ini juga bagian penting mungkin yang perlu ee kami sampaikan untuk bisa mengawal ayah-ayah di Indonesia. agar mereka paham tentang bagaimana pendampingan terhadap remaja itu harus dilakukan. Kalau mereka punya masalah, mereka bisa melakukan layanan konseling nih melalui platform siap nikah dan juga Satya Gatra. Nah, ini adalah linknya tadi ya akan saya sampaikan nanti link dari ee platform di Siapnika dan juga ee Satyagatra. Kemudian teman-teman sekalian, tentu saja komunitas yang ada saat ini itu adalah modalitas utama untuk kita bisa mengawal agar gerakan ayat teladan ini bisa mendarat ke masyarakat gitu, bisa diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, kita membuat satu payung besar di bawah Kemenduk Bangga yang kita beri nama sebagai konsorsium penggiat dan komunitas ayat teladan atau kompak tenan. Jadi, Mas Fajar tadi ya, komunitas-komunitas motor gede, mobil atau mancing mania itu sudah bergabung bersama kita dalam konsorsium penggiat dan komunitas ayah teladan atau kompak tenan yang kemarin ee pengurusnya sendiri dari berbagai komunitas yang ada di Indonesia itu sudah dikukuhkan oleh Bapak Menteri dan saat ini sudah tergabung kurang lebih 200 komunitas yang ada di seluruh Indonesia yang berbasis ayah. Kemudian bagaimana dengan ayah-ayah yang tidak terpapar sosial media atau komunitas? Maka modalitas kita di Kampung KB itu kita bisa daratkan program GATI ini melalui kegiatan-kegiatan ayah yang ada di Kampung KB. Misalnya Musyawarah Desa atau arisan RT, Bapak-bapak gitu atau kegiatan apapun yang berbasis ayah yang ada di kampung ini. Kita bisa daratkan program kita melalui paket edukasi yang kita punya. Kemudian untuk ee ayah-ayah yang mungkin ee tidak terpapar informasi dari kedua ee menu yang kita sudah sampaikan sebelumnya itu bisa kita daratkan melalui sekolah. Jadi kita punya program sekolah bersama ayah. Jadi tadi ada PR, ada SSK yang dr. Febi sampaikan. Ini kita akan buka kelas parenting bagi ayah. Jadi sekolahnya yang mengundang ayah-ayah itu untuk datang ke sekolah. Nah, di situ kita berikan paket edukasi kepada ayah. Dan tentu saja upaya-upaya ini kami lakukan untuk bisa mengawal remaja-remaja dan calon-calon keluarga nanti kelak gitu ya yang akan mengisi pembangunan Indonesia untuk punya ketahanan yang kuat gitu, untuk punya daya juang yang kuat agar mereka nantinya bisa menjadi sumber daya manusia yang berkualitas yang tentu saja menjadi syarat utama dari kita bisa menikmati bonus demografi dan juga Indonesia emas. Dan tentu saja untuk ee kita juga punya ya satu program khusus bagi ASN dan PPNPM di semua kementerian dan lembaga termasuk pemerintah daerah melalui program gatling ya. Gatling ini adalah komunitas ayah yang ada di pemerintahan baik itu di pusat maupun di daerah. Jadi sudah kita daratkan ya melalui komunitas-komunitas. kita coba sasar semua komoditas dan memang yang paling mudah itu adalah komoditas yang notaband-nya berada di bawah eh coverage dari pemerintah itu sendiri yaitu ASN gitu. Dan ini juga akan kita selenggarakan kegiatan gatling pertama itu di Kemeduk Bangga tanggal 8 Mei nanti. Jadi untuk ayah-ayah yang ada di Kenduk Bangga siap-siap kita undang 8 Mei kita akan memulai perjalanan panjang kita diawali dari Kemenuk Bangga dalam mensosialisasikan dan menggerakkan ya ayah teladan di Indonesia. Dan tentu saja kita juga ingin mendaratkan semua program-program kita dan juga paket edukasinya. kita sudah menghasilkan satu buku paket edukasi gerakan ayah teladan di mana di dalamnya kita sudah persingkat menjadi empat paket edukasi. Ada standar pengasuhan ayah, komunikasi positif. Lagi-lagi Mas Fajar itu juga menjadi bagian penting dari yang ee kita ingin sampaikan kepada ayah-ayah. Kemudian peran ayah di era digital dan juga pengasuhan ayah yang long distance marriage. Karena banyak pertanyaan, gimana kalau kami gitu apalagi teman-teman PKB, PLKB katanya dipisahkan dari keluarga tugasnya gitu sehingga harus menjadi atau menjalani long distance marriage itu juga menjadi salah satu topik bahasan. Kemudian penibatan tokoh agama juga sudah kita lakukan. Kita bekerja sama dengan FAPSedu membuat materi kumpulan khotbah Jumat terkait dengan ee pentingnya pengasuhan dan pendampingan dari ayah dalam keluarga. Bukan hanya khotbah Jumat, tapi juga khotbah mimbar dari enam agama. Jadi, sudah kami persiapkan dan tentu saja tadi kalau kita merespon kembali apa yang direkomendasikan oleh ee dr. Uni tadi beberapa sudah saya konfirmasi ya, bahwa memang benar bahwa warisan budaya ya yang paling ee melekat itu adalah bagaimana ayah gitu memberikan contoh atau teladan dalam keluarga gitu. termasuk juga tadi dari ee Mas Fajar ya kalau enggak salah platform digital untuk ayah Teladan itu kami sudah coba untuk bekerja sama dengan Pusbank SDM eh membuat satu platform dalam bentuk LMS ya learning management system melalui media sosial juga sudah kami lakukan dan semoga ini juga bisa segera kita wujudkan dan beberapa rekomendasi lainnya terkait terit oh iya saya juga tadi menarik apa yang disampaikan oleh drkter Yuni ya terkait dengan ee poli ya bagi ibu anak dan remaja. Nah memang tantangannya adalah ini ide yang bagus sekali gitu ya tapi tantangannya adalah apakah remaja-remaja kita itu cukup nyaman ketika dia datang ke poli tersebut gabung dengan ibu-ibu gitu ya yang bawa anak balita nih seolah-olah nanti terlihatnya stigmanya adalah ada masalah apa jangan-jangan dia sudah hamil duluan dan lain-lain. Nah, ini juga menjadi salah satu tantangan besar tadi ya terkait dengan stigma dan norma yang berlaku di masyarakat saat ini. Sehingga remaja itu ee tadi Arya sampaikan butuh ruang aman dan nyaman ketika dia bercerita gitu. Jadi enggak bisa ketika dia harus digabung, harus antri di poli gitu bersama dengan ibu-ibu yang punya anak atau ibu-ibu hamil. Nah, ini juga harus sama-sama kita pikirkan. Kemudian yang berikutnya juga terkait dengan mobile maternity Posiandu itu juga satu ide yang sangat bagus sekali. Jadi istilahnya kita jemput bola ya apalagi untuk ee ibu-ibu yang tinggal di remote area itu juga menjadi salah satu bentuk layanan kita untuk jemput bola dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Kemudian ee buku dari buku edukasi bagi tokoh agama tadi ee sudah saya sampaikan kita mencoba untuk merekrut mereka. Tapi untuk kesehatan reproduksi memang tantangannya besar sekali karena tadi tokoh agama justru yang maju paling depan gitu bilang bahwa stop untuk bicara tentang ee pendidikan seks kepada remaja gitu. Dengan istilah-istilah yang kami gunakan juga mendapatkan ee kritikan juga bahwa ini terlalu vulgar gitu. Padahal tadi balik lagi ketika bicara tentang kesehatan seksual, remaja itu nanti akan mencari pendidik sebaya. Tapi apakah kita sudah cukup membekali pendidik sebaya dengan pengetahuan yang cukup gitu. Nah, ini juga menjadi salah satu tantangan gitu. Maka yang paling bagus adalah dikembalikan lagi kepada keluarga. Nah, bagaimana keluarga-keluarga orang tua di rumah ini bisa menjadi ruang aman dan nyaman bagi si anaknya untuk bisa mereka bercerita, untuk mereka didengar terkait dengan apa saja termasuk kesehatan reproduksi. Mungkin itu cukup banyak yang bisa saya sampaikan dan saya berharap memang program-program kita baik itu dalam bentuk ee kelompok kegiatan atau mungkin program-program lainnya yang juga baru kami launching ya seperti GATI ini bisa benar-benar mendarat dalam mengawal keluarga-keluarga di Indonesia. Dan kita meyakini bahwa peran ayah itu sama pentingnya dengan ibu gitu. Itu kita yang harus gaungkan stigma ee tersebut ya. bahwa ibu punya peran di keluarga untuk mengasuh anak sedangkan ayah mencari nafkah. Nah, itu yang perlu sama-sama kita lebur bahwa ayah dan ibu sama pentingnya dalam pengasuhan. Mungkin itu yang bisa saya berikan. Ee saya kembalikan lagi kepada Arya. Kurang lebihnya saya mohon maaf. Silakan. Luar biasa. Terima kasih ee Bapak Edi, Bapak Direktur Bina Ketahanan Remaja. Ee tadi sudah banyak sekali menanggapi per poin bahkan ya ee rekomendasi kebijakan yang tadi disampaikan oleh Kakak Yuni dan juga Bapak Fajar. Sekarang kita langsung beralih ke sesi berikutnya. Ini sesi diskusi. Saya menyebutnya sesi diskusi karena ini keluasaan bagi peserta untuk memberikan pertanyaan, masukan, tanggapan, ya. Jadi, enggak harus pertanyaan saja. di sini sebetulnya sudah masuk di saya ada dua ee pertanyaan ya yang sudah dipilih oleh panitia dan nanti juga akan ada proses dialog interaktif ya yang kita berikan kepada ee stakeholder yang juga sudah hadir baik secara offline ataupun secara online. Mungkin yang pertama ee kita tampung ya, Kak ya. Kita konsepnya tampung aja. Jadi nanti langsung sekalian untuk ee dijawab gitu karena keterbatasan waktu ini. Saya mulai dari pertanyaan yang masuk e melalui Slido terlebih dahulu. Ini pertama untuk Kakak Yuni dari Jihan Nurhaliza. Ini manggilnya kakak kayaknya nih anak genre nih Bu ya. Ee ini dari Genre Jember. Pertanyaannya, bagaimana ketimpangan akses pendidikan cash pro di Indonesia itu mempengaruhi perilaku seksual remaja dan apa langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi kesenjangan tersebut? Nah, ini ee sekali lagi untuk Kak Yuni pertanyaannya. Bagaimana ketimpangan akses pendidikan CASPro di Indonesia mempengaruhi perilaku seksual remaja dan apa langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi kesenjangan tersebut? Itu pertama. Yang kedua, ini untuk Bapak Fajar, Pak, dari Alalwi. Nah, pertanyaannya bagaimana caranya pengasuhan remaja di era digital dan peran ayah dalam pengasuhan remaja? ini mungkin dalam konteks ee pengasuhan dalam konteks komunikasi ya ee Pak Fajar. Jadi sebelum dialog interaktif saya berikan kesempatan dulu untuk para penyaji menjawab pertanyaan dari ee peserta yang hadir secara virtual. Pertama saya berikan kesempatan untuk Bu Yuni menjawab pertanyaan dari Jihan. Silakan, Ibu, ya. Ee baik. Ee Jihan, saya coba menjawab Jihan dari Forum Genre Jember, ya. Baik. ee ketimpangan akses informasi ee itu jelas ee sedikit banyak berpengaruh terhadap perilaku seksual terutama di ee kohot usia remaja ya. Ee yang pertama nih sebagai contoh saja kalau dalam bahasa sederhananya ee di desa yang di pedalaman misalkan dengan yang tinggal di kota ee apalagi kalau dalam kondisi ee sosirafiknya yang tidak mendukung seperti misalnya tidak sekolah kemudian ee di usia ee remaja sudah harus siap-siap untuk menikah karena ada tekanan dari keluarga misalnya ya. Maka ada hal-hal yang dipahami remaja kota tapi tidak dipahami oleh mereka gitu ya. Ee saya tidak mengatakan bahwa yang tinggal di desa tidak punya akses terhadap informasi. Karena kalau lihat kasus dari ee sosial media bahkan yang membuang bayi itu banyakan dari yang tinggal di ee pedesaan bahkan ya yang di kota mungkin sudah lebih ee paham ee cara pencegahan pernikahan ee pencegahan kehamilan di luar nikah misalnya seperti itu. Nah, ee efeknya ke CAS Pro ee remaja putri adalah kalau tidak paham maka ee prinsip-prinsip CAS Pro itu tidak berlaku di dia. Contohnya adalah kalau dia hamil muda, dia tidak paham bahwa itu beresiko terhadap stelberd misalnya. Kemudian dia tidak paham bahwa kalau dia hamil muda dia perlu ee lebih intens mendapatkan dari nakes ya. Atau dia mungkin tidak paham bahwa ee tubuhnya yang besar dan sudah seperti orang dewasa itu ee padahal em fungsi reproduksi dan organ reproduksinya belum sempurna. Ya, itu berpengaruh sekali. terhadap ee kesehatan reproduksinya dia. Jadi itu mungkin salah satu solusinya adalah ee pemberdayaan atau peningkatan ee inilah ya pelayanan yang ada di ee pedalaman-pedalaman kalau dalam tanda kutip yang dimaksud adalah lokasi-lokasi yang susah mendapatkan akses informasi mengenai ee seksualitas dan kesehatan reproduksi. Kemudian kita di desa-desa nih ya Jihan kita punya tim pendamping keluarga ya. tim pendamping keluarga itu juga mendampingi remaja putri misalnya, mendampingi ibu hamil, ibu hamil muda, ibu menyusui gitu ya. Jadi ee berkenalanlah ya, jadi ee memanfaatkan juga ee sumber daya-sumber daya yang sudah ee tersedia di kelompok ee PIK remaja karena di situ ada educator, ada pi konselor yang biasanya bahkan di level sekolah-sekolah di desa juga kita sudah bentuk. Betul ya, Mas Aak? di hampir saya rasa hampir semua sekolah sudah kenal walaupun tidak terbentuk gitu ya. Kemudian tadi modul-modul yang seperti Pak Edi sampaikan itu sudah tersebar ada di mana-mana melalui ee mungkin ee yang disalurkan oleh teman-teman PKB seperti itu. Jadi itu pemberdayaan yang lebih ee masif lagi, lebih intens lagi. Mudah-mudahan tidak akan ada remaja-remaja yang tidak paham apa itu ee informasi tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi. Saya rasa itu. Terima kasih. Oke, terima kasih banyak eh Ibu Yuni atas pertanyaannya yang komprehensif. Nanti kalau misalnya Jihan ada follow up question ya bisa disampaikan di Slido juga. Dan eh dan saya juga mengingatkan buat teman-teman yang mungkin ya pernyataan, pendapatnya dan juga pertanyaannya belum terpilih dan juga belum mendapatkan kesempatan untuk langsung berbicara. Saya juga membuka ee ruang untuk di Slido ini dijadikan sebagai ajang untuk memberikan masukan gitu ya. karena waktu kita terbatas nanti hasil dari masukan yang teman-teman sampaikan di Slido itu akan dikurasi ee oleh ee rekan-rekan dari DKES taman sehingga ini akan menjadi penyempurnaan dalam proses pemberian rekomendasi kebijakan. Selanjutnya ee saya berikan kesempatan untuk Bapak Fajar menjawab pertanyaan dari rekan kita Alawi tadi. Silakan, Pak. Baik, terima kasih Bu Arya. Kami haturkan terima kasih kepada Ibu Dr. Febi dan Bapak Dr. Edi Setiawan yang telah memberikan diskusi dan pembahasannya yang luar biasa dan itu sudah apa namanya sejalan dengan apa yang telah ee disampaikan oleh Ibu Dr. Yuni dan juga oleh saya sebagai ee pemapar hari ini. menanggapi pertanyaan yang disampaikan oleh Alwi ya, pengasuhan remaja di era digitalisasi. Luar biasa tantangan orang tua saat ini di era digitalisasi. Bukan hanya platform media sosial ya, tapi juga adanya EI, artificial intelligence sebagai teman bicara mereka. Bahkan konon katanya ada yang mau menikah sama teman I-nya itu ada video viralnya juga. Jadi ee tantangan orang tua bukan hanya media sosial tapi juga artificial intelligence atau kecerdasan buatan yang sudah sangat masif berkembang saat ini menjadi tantangan pengasuhan remaja di era digitalisasi. Yang pertama dilakukan adalah sekali lagi upayakan adanya komunikasi terbuka antara orang tua dengan remaja ya. adanya perasaan nyaman dari remaja, adanya upaya untuk mendengarkan dari para orang tua terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh remaja. Komunikasi terbuka dalam artian adanya komunikasi antar pribadi ya, antara orang tua dengan anak, antara ayah dengan remaja bisa dapat dilakukan dalam berbagai forum apapun atau dalam kesempatan apapun. Tadi Ibu dr. FEBI sudah menyampaikan bahwa ada hasil riset yang menyampaikan bahwa hambatan utama antara komunikasi orang tua dengan remaja adalah waktu atau kuantitas waktu. Dalam bukunya Evangelisti, Handbook of Communication, Family Communication di sana sudah jelaskan bahwa selain kuantitas ada kualitas. Mungkin para orang tua hanya memiliki kualitas. Kalau para ayah yang bisa mengajak para remajanya salat subuh misalnya, setelah salat subuh bisa jalan berjamaah apa bisa setelah salat subuh berjamaah di masjid kemudian jalan santai ya dalam kompleks. Di sana bisa menciptakan komunikasi antar pribadi para orang tua, para ayah bisa menjadi pendengar yang baik dan bisa memberikan tanggapan yang baik. Di pagi hari bisa olahraga singkat, olahraga sederhana. ada badminton atau kalau anak saya suka panahan-panahan di pagi hari. Kemudian em di waktu sarapan adalah waktu kualitas yang luar biasa untuk berdiskusi. Sekali lagi orang tua menjadi pendengar yang baik ya bukan memberikan ceramah atau bahkan ancaman ya. Kalau kamu tidak naik kelas wah sudah kalau kalau itu waduh sudah ya awaslah sudah apalai kata awas ya. itu ya. Sekali lagi kalau kita menjadi pendengar kita harus mencerna kemudian kita berikan pilihan. Jadi kualitas komunikasi antar pribadi yang diciptakan itu bisa menjadi salah satu solusi untuk ee mengatasi kuantitas waktu komunikasi. Jadi adanya keterbukaan. Kedua, mendidik tentang etika digital. Ya, remaja perlu diberikan pemahaman bahwa dunia maya, dunia digital bukan tempat yang tanpa aturan. Di sana ada aturan-aturan. Kita harus menjaga privasi, menghormati orang lain, dan paling penting tidak menyebarkan informasi yang salah atau hoa. Saat ini komunikasi bukan hanya oral verbal ya, bukan hanya lisan tapi tulisan. Dulu ada istilah mulutmu harimaumamu, sekarang jempolmu adalah harimau. Jadi sekarang harus berpikir sebelum berbagi, ya. Jadi melalui etika digital orang tua menyampaikan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan. Salah satunya adalah itu tadi menyebarkan informasi yang hoa dan upaya untuk mengatur waktu layar ya itu juga penting ya sejak dini. Sehingga kita upayakan misalnya waktu sarapan tidak boleh megang gadget sejak subuh sampai dengan anak saya berangkat sekolah misalnya tidak boleh pegang gadget ya. Jadi itu adalah upaya yang dilakukan agar mengatur waktu layar dan apa yang kita lakukan sekarang melalui gerakan ayah teladan harus betul-betul ayah menjadi teladan ya. orang tua menjadi contoh yang baik menggunakan teknologi. Jadi misalnya orang tua melarang atau mengatur waktu layar, orang tua juga harus menjadi teladan. Jangan sampai ketika di rumah langsung buka handphone, langsung sapa dulu, ya. Langsung sapa dulu menjadi pendengar yang baik. Jadi ya mohon maaf saya juga kalau diwa oleh pimpinan mungkin agak telat balasnya. Jadi saya sampai rumah bukan berarti saya tidak mau pegang handphone, tapi memang saya sengaja tidak memegang handphone karena saya ingin memberikan teladan bahwa saya mengatur anak, mengatur layar ya, mengatur waktu layar, maaf. Dan saya pun demikian saya menjadi teladan. Dan terakhir menjaga keterlibatan dalam kehidupan sosial. Anak pasti punya hobi ya. apapun hobinya dukung anak hobi olahraga dukung anak hobi apa namanya seni dukung apapun hobinya kita orang tua adalah ee sebagai supporting system di sana sehingga apapun kegiatan sosial di luar itu akan membantu anak dalam pengasuhan remaja di era digital. Mungkin itu yang bisa dapat disampaikan. Terima kasih. Oke, baik. Terima kasih ee Pak Fajar atas jawabannya ya, karena memang ini juga menjadi rekomendasi nih untuk pimpinan-pimpinan PTPTM di lingkungan Kementerian Kependudukan ya. Jadi kalau stafnya atau timnya balasnya lama apalagi weekend, nah itu tolong dimaklumi ya Bapak. ini harus menjadi contoh nih, harus menjadi ayah teladan bahwa ee itu sebagai bentuk support dari pimpinan di lingkungan Kementerian Kependudukan bahwa ketika seorang ayah ya seorang ayah terutama ya sudah sampai di rumah, nah itu mungkin urusan kerjaan nomor dua yang prioritas itu adalah keluarga gitu ya. Nah, eh selanjutnya saya juga akan menyapa ini ada Bapak Sahli ya, staf ahli Menteri ee Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, ada Bapak Viktor. E selamat siang Bapak Viktor. Siang, Mas Arya. Ah, luar biasa Ayah Anda sehat Ayah? Puji Tuhan. Alhamdulillah sehat. Puji Tuhan. Siap Ayah. Ini mungkin bisa sedikit memberikan ee pandangan ayah mengenai ee kaji Reka kali ini, Ayah. dari tadi juga dari penyaji, penanggap sudah menyampaikan banyak hal. Nah, ini mungkin dari ee Ayah Viktor bisa menyampaikan ee pandangannya ee khususnya mengenai pola komunikasi kesehatan reproduksi yang tadi tadi sudah dibahas. Silakan, Ayah. Baik, terima kasih ee Mas Arya. Pertama saya harus mengapresiasi dua narasumber yang luar biasa dan dua orang ee direktur sebagai pemberi masukan. Kolaborasinya sangat luar biasa. Artinya apa yang disampaikan oleh narasumber bisa saling mengisi dengan yang disampaikan oleh Pak Edi dan ee Ibu Dr. eh Febiola. Nah, saling melengkapin apa yang ada gap tadi saya lihat di narasumber pertama sudah bisa terpenuhin sesuai masukan dari ee Pak Edi. Nah, harapannya tinggal bagaimana mengimplementasikan. Saya masih ingat tadi Pak Menteri sampaikan di awal pembukaan bahwa sebenarnya setiap ada kebijakan itu sebenarnya ada masalah sebelumnya sehingga diterbitkan kebijakan. Nah, sekarang ini kita sudah membangun ee paparan Pak Edi juga luar biasa apa yang sudah dilaksanakan sejak ee Kemenduk berdiri ya ee dengan gerak cepat di tempat Pak Edi. Nah, ini bagaimana tinggal mengimplementasikan ya memang remaja menjadi aset yang sangat berharga ya sangat berharga buat pembangunan bangsa menuju Indonesia emas. ee dan ini menjadi tanggung jawab moral dan tanggung jawab orang tua secara agama ketika harus mengarahkan anak-anak remajanya ke jalan yang benar. Ya, termasuk dalam edukasi bidang terkait seksualitas. memang ada tantangan tersendiri seperti yang disampaikan Mas Edi. Inilah perlunya ee apa kita kolaborasi dengan para pihak, edukasi para pihak juga agar membantu kita menyebarkan ee menyebarluaskan informasi bahwa ketika ada statement kata seks itu bukan bicara hal yang tabu, tapi ini ingin penguatan agar mereka tahu. remaja itu sejak dini tahu apa itu ee ee definisi dari ilmu pengetahuan terkait seks. Nah, ini dulu ee menjadi kerja berat kita. Tapi saya yakin ee berulang kali Pak Menteri, Bu, dan para ee PTM yang lain mengingatkan bahwa kita tidak bisa kerja sendiri, harus membangun koordinasi komunikasi dengan para pihak, ya. Nah, ee namun saya ingin sedikit ee menanggapi menjadi tantangan kalau tadi saya ngelihat bahwa semua ee faktor-faktor itu given baik-baik saja. Hari ini saya membaca berita yang diterbitkan antara perbandingan antara data WHO dengan BPS di mana tingkat kemiskinan di Indonesia itu kalau nurut BPS itu sangat tinggi. Nah, ketika orang tuanya memang sibuk masih ingin memenuhi kebutuhan dasar dalam rumah tangga, saya khawatir apa yang disampaikan ee penyaji tadi ee untuk memberi waktu ini akan menjadi tantangan tersendiri karena dia waktunya jangan-jangan dari pagi sampai malam itu disibukkan hanya ingin memenuhi kebutuhan dasar di rumahnya sehingga waktu untuk anak remajanya benar pure tidak ada lagi. Nah, ini mungkin menjadi challenge kalau ini jadi masalah apa yang harus kita pikirkan khusus ee mungkin perlu kita pikirkan jalan keluar buat mereka kelompok masyarakat yang masih di garis kemiskinan tapi punya anak remaja. Mungkin ini PR kita bersama ee Pak Edi, Bu Dokter, sama narasumber yang luar biasa supaya ee niat kita, cita-cita kita untuk memajukan semua tidak parsial ke orang-orang tertentu saja. Demikian tanggapan kami, Mas Arya. Ee sekali lagi ee salut buat para narasumber ee para PTM yang dua yang luar biasa untuk mendukung kegiatan kita ini dan ee mudah-mudahan aktivitas kita hari ini memberi dampak yang positif. Terima kasih. Saya kembalikan ke Mas Arya. Luar biasa. Terima kasih banyak ee ayahanda, Ayah Viktor yang sudah memberikan ya pernyataan ya argumentasinya tadi mengenai seluruh penyampaian yang sudah disampaikan oleh penyaji ee maupun penanggap. Sehat selalu ayah. Terima kasih banyak sudah menyempatkan untuk hadir ya menyapa kita semua di Kaj Reka ini ya. Luar biasa. Baik rekan-rekan semua. Ee ini selanjutnya kita coba beralih ke sesi offline dulu nih ya. Ini sesi offline di mana di sini juga telah hadir lingkungan kerja dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, terus juga dari beberapa dari mitra ya dari stakeholder eksternal dari Kemenduk Bangga. Silakan Bapak Ibu sekiranya ada yang Oke, pertama dari belakang dulu ini ada dari Kak Titis ya, dari Brin ya, Kak Titis ya. Ya, oke. Boleh nanti mungkin bisa memperkenalkan diri terlebih dahulu. Silakan, Kak Ditis waktu dan tempat. Cek cek. Oh, ya. Ee terima kasih atas waktu yang diberikan kepada saya. Ee perkenalkan saya Titis dari ee kelompok riset kesehatan seksual dan reproduksi Pusat Riset Kependudukan Brain. Jadi ee menarik sekali diskusi kita pada pagi hari ini dan ee saya ingin menyampaikan beberapa komentar terkait dengan kesehatan reproduksi remaja yang ee tadi telah dijelaskan oleh dr. Yunia. Jadi ee memang benar kalau kesehatan reproduksi remaja itu ee sedang tidak baik-baik saja. maksudnya di sini ya, kita sedang untuk kesehatan reproduksi remaja sedang berprogres berproses tapi yang menjadi masalah adalah tentang hak reproduksi pada remaja. Jadi untuk hak kesehat eh hak reproduksi remaja ini kita semua sedang mencari seperti pijakan dasar di mana kita bisa melangkah. Karena seperti yang tadi sudah dijelaskan bagaimana tabu di masyarakat, norma sosial bahkan sampai ee legislatif juga ya ada UU yang sempat kontroversial di mana yang pertama itu adalah U mengenai ee kontrasepsi. alat kontrasepsi yang pertama yang UU KUHP nomor 1 tahun 2023 itu yang tentang ee melarang untuk mengenalkan bahkan ee seperti melarang penggunaan alat kontrasepsi untuk remaja. Heeh. Lalu ada PP di tahun 2024 ini PP tahun eh PP nomor 28 tahun 2024 itu yang seperti mengizinkan ee apa namanya remaja untuk mengakses alat kontrasepsi. Tapi lalu di ee seperti dikomentari oleh Kementerian Kesehatan kalau ee itu hanya untuk remaja yang sudah menikah. Nah, ini perjalanannya panjang ya. Padahal kalau kita melihat ee apa namanya tentang hak reproduksi remaja itu secara universal remaja juga memiliki hak ya seenggaknya ee apa namanya? pengetahuan yang baik untuk ee apa namanya menjaga dirinya dengan ya salah satunya dengan alat kontrasepsi atau mendapat perlindungan ya seperti itu. Jadi memang ee ketika kita berbicara kesehatan reproduksi itu kita bisa berbicara banyak hal. Tapi ketika kita berbicara tentang hak reproduksi banyak hal yang dipotong-potong. Jadi ee permasalahannya sebenarnya lebih berat untuk memenuhi hak reproduksi pada remaja. Lalu yang selanjutnya itu ee kurikulum formal yang seperti dr. Yunia tadi sampaikan memang sudah banyak kurikulum ee lalu modul-modul itu kan sudah banyak ee diterbitkan oleh setiap kementerian. Bahkan ada modul-modul sendiri yang enggak tahu nanti makainya yang mana kayak gitu. Tinggal pilih yang cocok yang mana gitu. Ee bahkan ee banyak ee kayak NGO ataupun kelompok-kelompok ee masyarakat itu juga pernah mengadopsi ee CSE dari apa? dari UNESCO UNICEF. Nah, itu tuh dalam modul setara. Jadi, sebenarnya sudah ada CSE ini ee diadopsi dan menghasilkan sebuah modul untuk guru. Dan ee setelah dikaji ternyata implementasinya itu tergantung kebijakan dari masing-masing daerah. Karena diuji cobakan setara ini telah diuji cobakan di beberapa kota ada di Semarang, Denpasar dan Badar Lampung. Jadi memang tergantung kebijakan daerah legislatif lagi aturan lagi terkendala di situ. Lalu ee apa namanya? Keterampilan pedagogi guru, keterampilan guru sendiri. bagaimana mereka bisa menciptakan tempat yang aman, ruang yang aman yang terbuka itu juga perlu apa ya ee guru sendiri perlu belajar tentang komunikasi efektif gitu. Jadi ee tidak hanya keluarga tapi guru di lingkungan sekolah juga perlu untuk diciptakan seperti itu. Dan penerimaan sendiri terhadap kesehatan seksual, reproduksi, dan hak reproduksi di guru ini juga perlu seperti apa ya kita bahkan kita pun sering ee memandang seksual itu sebagai hal-hal yang normatif. seperti itu. Jadi memang perjalanannya masih panjang panjang sekali untuk untuk hak kesehatan reproduksi ini. Jadi ee mungkin ada mohon bantuan gitu dari Kemenduk Bangga BKKBN gitu untuk bagaimana sejauh mana ee Kemenduk Bangga ini bisa mengawal tidak hanya kesehatan reproduksi tapi juga hak-hak reproduksi bagi remaja. Itu aja sih. Terima kasih. Oke, luar biasa. Ee terima kasih Kak Dititis atas pertanyaannya. Nih, cukup kritis ya karena memang ee berkaitan dengan akses terhadap alat kontrasepsi ya, terutama itu menjadi suatu hal yang dilematis gitu sampai sekarang. Dan bahkan yang kedua tadi juga menjadi pukulan juga nih buat ee pemangku-pemangku kebijakan ya. Kalau kita ngomongin modul, instrumen pembelajaran, semua kementerian kayaknya punya itu, Kak. Berlomba-lomba untuk membuat instrumen pembelajaran. Sehingga ee challenge-nya adalah bukan masalah instrumennya, tapi bagaimana mengimplementasikan instrumen itu. Kita perlu mempertanyakan sebenarnya dan menguji apakah memang benar ee instrumen yang dibuat oleh pemerintah ini sudah menyentuh akar rumput gitu ya, sudah menyentuh target atau yang seharusnya menjadi penerima manfaat. Nah, ini juga menjadi ee refleksi seharusnya bagi siapapun kementerian lembaga yang memang ee sudah memiliki instrumen-instrumen modul untuk mengintervensi remaja khususnya mengenai kesehatan reproduksi. Ee saya kira kita tampung dulu Kak Ditis sebelum ke para penyaji nanti menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh Kak Ditis. Saya mau masuk ke rekan virtual dulu nih. Ini karena sudah waktu yang sangat amat terbatas. Kita masuk ke rekan virtual dulu. ini sepertinya sudah ada dari FA Universitas Krishna Dwipa Yana. Nah, betul ya. Universitas Krishna Dwipayana dari Faza. Silakan Faza. Ini nampaknya masih remaja. Ini bagus karena ada perwakilan dari remaja juga yang turut serta untuk menyampaikan ee pandangannya. Suaranya silak PZA. I sudah jelas Pak Za ya. Saya dari Universitas Krishna DU. Saya ingin bertanya ee sebagai mahasiswa ee yang tertarik dengan program Kemendukung Bangga BKKBN, saya menukan bahwa ee inisiatif ini sangat menarik. Namun di kampus kami belum ada program G atau mungkin di kampus ee teman-teman juga ada beberapa yang belum ada program GENRE dengan mempertinggamkan tantangan yang dihadapi oleh banyak teman-teman. Saya yang memiliki teman, saya memiliki teman-teman dari keluarga broken home. Bagaimana kebijakan Kemenduk Bangga BKKBN dapat beradaptasi dengan kondisi fatherl country atau kehilangan peran seorang ayah. Selain itu, apa langkah konkret yang bisa diambil untuk mendukung remaja khususnya pria? Siap. Baik, terima kasih. Oke, thank you Faza atas pertanyaannya. ee ini kontekstual ya sama kondisi yang sedang dialami sama Faza sendiri ya. Ee silakan Bapak Ibu penyaji untuk langsung merespons tadi pertanyaan dari Kak Titis dan juga dari ee Faza. Eh baik, saya merespon sedikit yang ee perihal kurikulum ya. Ee ini mungkin diskusi kita bersama. Em yang saya maksud tadi adalah kurikulum formil yang dikeluarkan yang umumnya biasanya untuk formil untuk sekolah itu yang dikeluarkan oleh Kemendikb Ristek ya itu ya biasanya seperti itu dan itu akan ee output-nya adalah outcome-nya adalah mata pelajaran. Nah, jadi ee itu yang saya rasa belum ada di Indonesia mata pelajaran eh seks education, pendidikan seksualitas gitu ya yang ee mencakup 8 key poin yang diusulkan oleh UNESCO seperti itu. Kalau bentuknya adalah ee mata pelajaran integrasi. Jadi selama ini kan ee seperti yang sudah kita implementasikan dalam SSK itu adalah mata pelajaran integrasi. Ee jadi kita memberikan modul-modul ke sekolah-sekolah yang sudah terbentuk kelompok ee SSK-nya dalam bentuk ee integrasi ke pelajaran geografia, biologiah. Saya rasa itu sudah ee sangat membantu sekali gitu ya. sudah sangat membantu sekali ee di mana ee isu-isu kependudukan dan isu-isu kesehatan reproduksi ini akhirnya ee jadi konsumsinya kita juga gitu ya ee baik itu murid dan ee guru gitu. Kalau tadi tantangannya adalah ee style pedagogi yang mungkin dalam tanda kutip jadul karena banyak guru kita yang sudah senior gitu ya yang dalam kehidupan sehari-harinya dia ee menganggap isu reproduksi ini adalah tabu. Mungkin itu akan kebawa di kelas. Kenapa? karena mau ngomongin masalah maaf payudara misalkan maaf ee organ ee alat kelamin ee akhirnya matanya tidak berani menatap ee murid misalnya seperti itu. Nah, ini mungkin ee oleh teman-teman, oleh kita sendiri, oleh Kemenduk Bangga dan BKKBN kita sudah sediakan ee alat peraga ya, sudah sediakan alat e media pembelajaran yang sangat-sangat membantu saya rasa untuk ee menjadi ee apa namanya tools ee pembelajaran di kelas-kelas. Saya rasa seperti itu mungkin mengenai hak-hak reproduksi teman-teman yang lain ee bisa ikut menanggapi termasuk juga para penanggap. Silakan. Baik, silakan ee selanjutnya ke Bapak Fajar. Nanti kita berikan kesempatan buat penanggap juga ya, Pak ya. Dr. Febi dan juga Bapak Edi untuk memberikan responnya sedikit. Silakan. Baik, terima kasih Ibu Titis dari Brin dan juga tadi Faza dari Universitas Krishna Dwi Payana. Kami ingin sedikit ee mungkin memberikan apa namanya komentar ya apa yang telah disampaikan oleh Ibu Titis bahwa memang peran guru di sini secara pedagogik masih sangat lemah. Namun mungkin ada kekhawatiran dari para guru akan perihal menyampaikan tadi pesan-pesan yang mungkin terkesan vulgar ya. Salah satu solusi yang mungkin bisa kita apa apa yang telah saya rasakan ya adanya komunikasi antara guru dengan persatuan orang tua siswa ya. Jadi dalam satu semester itu paling tidak ada dua kali pertemuan dengan para orang tua siswa di mana ketika saya hadir ya ini sekali lagi mungkin apa namanya ee koreksi buat agar kita lebih baik untuk gerakan teladan. Ternyata yang hadir ayah sedikit ya, hanya satu dua ibu-ibu yang mayoritas termasuk kemarin hari Kartini saya izin cuti mengikuti hari Kartini di sekolah anak saya yang hadir cuma dua orang peraya ya yang lainnya ibu-ibu itu juga saya sampaikan ke istri saya. Jadi mungkin ada komunikasi sehingga ada izin dari orang tua bahwa ee menyampaikan hal tentang pendidikan seksual bukan apa namanya ee hal yang vulgar. Namun itu adalah upaya untuk pencegahan, upaya edukasi. Jadi ada izin dari orang tua sehingga orang tua memahami. Guru pun menyampaikan tentang pendidikan, pernikahan, keselan produksi dan sebagainya. Mungkin itu yang sedikit bisa kami sampaikan. Kemudian tadi Faza betul apa yang Faza sampaikan sejalan dengan apa yang e dalam teori komunikasi keluarga evangelisti bahwa komunikasi keluarga bukan hanya pada komunikasi keluarga yang utuh. ada ayah, ibu, dan juga ada anak dan remaja tapi ada ee keluarga yang bercerai yang di sana ada orang tua tunggal yang hadir bagi para remaja. Di sana komunikasinya lebih kompleks ya, dikaitkan dengan perilaku dari orang tua yang kurang memadai mungkin dan juga ada pola komunikasi keluarga tiri ya. Setelah orang tua bercerai kemudian mereka menikah lagi ada saudara tiri, ada orang tua tiri. di sana juga struktur keluarganya kompleks dan komunikasinya lebih kompleks lagi daripada keluarga yang utuh. Mungkin itu yang bisa saya sampaikan. Terima kasih. Baik, terima kasih ee Bapak Fajar. Eh, terakhir ya, mungkin ini last respons eh untuk apa yang tadi dis sampaikan oleh Kak Ditis dan juga Faza. Saya berikan kesempatan untuk ee Bapak Edi untuk menyampaikan respon dari dua penanya tadi. Ee Pak Edi mungkin ini sekaligus penutup ya ee Bapak Ibu untuk sesi kita pada siang hari ini. Silakan Pak Edi. Baik, terima kasih Arya, terima kasih Mbak Titis dan juga tadi Rafa ya dari eh UNKRIS ya Universitas Kristen di Upayana. Jadi Mbak Titis saya setuju sekali ya bahwa ee pemenuhan hak-hak reproduksi itu menjadi bagian penting yang perlu sama-sama kita kawal. Mungkin yang pertama adalah hak untuk bisa mendapatkan informasi dan pendidikan CAS Pro. Itu saja sebagai awalan itu kita masih punya tantangan yang luar biasa ya. Dan kita sebenarnya sudah banyak sekali punya produk-produk ya tadi yang disampaikan oleh Mbak Titis tentu saja yang melalui jalur pendidikan gitu ya. Bagaimana kemudian modul untuk guru ya itu diimplementasikan di sekolah. Sedangkan yang kami lakukan memang melalui jalur baik itu jalur pendidikan tapi melalui eh peer approach ya. Jadi melalui PC R, melalui teman sebaya itu yang kita lakukan. Kemudian kita juga punya jalur ee PR yang berbasis masyarakat. Jadi yang baru kita lakukan adalah baru di atas nih ya baru baru memberikan hak dan pendidikan kesehatan reproduksi. Tapi hak-hak lainnya dari eh CASPro seperti hak-hak untuk mendapatkan pelayanan dan perlindungan, hak dari kebebasan berpikir tentang CASPRO. Nah, hak untuk menentukan jumlah anak. Nah, ini juga bagian sebenarnya dari hak kesehatan reproduksi ya yang mungkin kita jarang sadar gitu bahwa ternyata menentukan jumlah anak adalah hak reproduksi dari setiap orang gitu. termasuk juga mungkin mungkin ini yang mungkin ee salah tanggap adalah ini dijadikan sebagai alasan untuk child free misalnya salah satu contohnya gitu karena itu adalah hak mereka dan tuntutan dari hak reproduksi terhadap anak gitu apalagi hak untuk mendapatkan perlindungan dari seksual itu juga menjadi hak reproduksi yang sama-sama harus kita penuhi dan ini saya setuju dengan Mbak Titis ini menjadi PR kita bersama ya bagaimana kita bisa mengawal hak-hak reproduksi tersebut kemudian Mbak Titis sekalian karena Mbak Titis dari Brin ya. Dan juga mungkin dijadikan satu rekomendasi penting dari Kaji Reka episode 1 kali ini bahwa kita bicara tentang program tapi bagaimana kita mengevaluasi program kalau tidak tersedia data. Balik lagi yang saya sampaikan tadi, kami di Direktorat Binang Ketanan Remaja itu kesulitan sekali untuk bisa mendapatkan data terupdate dan terkini tentang situasi dan kondisi cashpol remaja. Jadi yang kami jadikan dasar hanya seliweran di sosial media terkait dengan tadi ketidakterpenuhannya hak reproduksi, kekerasan seksual, kemudian seks bebas dan lain-lain. Tapi data yang valid dari pemerintah yang secara offisial dikeluarkan terkait dengan kesehatan reproduksi remaja itu belum bisa kami dapatkan. sehingga mungkin mungkin ya bisa dijadikan satu rekomendasi penting bahwa penyediaan data casp remaja itu menjadi bagian penting dari upaya caspol remaja itu sendiri. Kemudian untuk Rafa tadi eh Rafa silakan nanti kontak kami atau bisa DM ke IG saya ya official_Edi Setiawan. Nanti eh kita akan approach ke teman-teman yang ada di ee Jakarta Timur untuk bisa melakukan nanti approach ke eh UNKRIS gitu. supaya di UNKRIS ini jika memang Rafa sendiri berminat gitu ya, Bapak Rafa bisa menginisiasi ya mungkin bisa nanti ngobrol dengan bagian akademis gitu atau bagian ee apa namanya ee ekstrakurikuler atau kegiatan-kegiatan kemahasiswaan itu untuk membentuk pusat informasi dan konseling remaja. Jadi kami sangat terbuka Rafa untuk bisa membentuk dan kami harapannya impian kami adalah di semua perguruan tinggi di semua sekolah itu terbentuk yang namanya pusat informasi dan konseling remaja. Nah, terkait dengan isu yang Rafa tadi sampaikan, ayah ya, gimana kalau yang memang dia tidak ada ayah gitu ya, tadi kan isunya seperti itu ya. Nah, memang ee kita di program gerakan ayat teladan ini ingin memberikan edukasi dan perubahan perilaku bagi para bapak-bapak, para ayah gitu ya. ketika dia menemukan misalnya keponakannya gitu kehilangan ayah baik itu karena kematian, perceraian atau tinggal jauh, maka harus ada sosok pengganti keluarga yang bisa menjadi ayah gitu dalam ee tumbuh kembang dari si anak. Itu yang jadi harapan kami. Jadi yang kita edukasi bukan ayah notabandnya yang punya anak remaja dan juga punya anak ee usia ee dini gitu, tapi juga semua bapak-bapak, semua ayah-ayah lain yang memang harusnya dia aware gitu bahwa kalau di lingkungannya ada kejadian case fatherless di situ, maka dia juga harus turut hadir. Karena memang yang belum bisa kita lakukan adalah kita mungkin bisa mengidentifikasi dari sisi demand gitu ya, dari sisi si anaknya itu sendiri. Tapi kita tidak bisa menyediakan ayah-ayah pengganti nih ya. Harapannya memang ke depan kita juga mulai bisa memikirkan akan ada satu program yang bisa mematchkan antara demand dari si anak dengan ee supla-nya ya dari ayah-ayah mungkin program ayah asuh gitu. Tapi memang ee kendalanya atau tantangannya adalah belum tentu si anak itu bisa nyaman dengan sosok yang bukan ayahnya dia. Apalagi remaja putri yang fatherless gitu. Ee akan ada muncul juga nanti eksploitasi dan lain-lain. Ini yang menjadi tantangan terbesar kita. Tapi paling tidak gerakan rakyat teladan ini hadir untuk bisa melakukan upaya-upaya awareness dari semua ayah dan juga semua bapak-bapak tentang pentingnya kehadiran ayah. Bukan hanya kehadiran secara fisik, tapi juga kehadiran secara emosional dan psikologikal dalam mengawal tumbuh kembang anak. Jadi kira-kira seperti itu, Rafa. Untuk info lebih lanjut terkait dengan program-program kami, silakan kamu bisa kontak saya langsung atau bisa juga melalui ee Direktorat Bina Ketanan Remaja di Handrem. Silakan. Kami sangat terbuka apalagi ada inisiasi dari mahasiswanya itu sendiri. Demikian mungkin Arya. Terima kasih. Baik, terima kasih eh Pak Direktur sekaligus eh last responsup eh agenda diskusi kita pada siang hari ini. Mungkin terakhir juga untuk FA kalau misalnya nih mau membentuk ee pik remaja apalagi areanya Jawa Timur selain ee mungkin Instagram di Pak Edi dan juga Dit Handrem bisa juga menghubungi Genre Jakarta tuh jadi langsung akan dipandu secara teknis bagaimana proses pembentukannya pun juga termasuk ee pembentukan PK secara institusionalisasinya gitu ya. Jadi eh terima kasih banyak sekali lagi saya sampaikan untuk seluruh penanya penyaji Bu Yuni, Pak Fajar, eh Bu Dr. Febi dan juga Bapak Edi. Terima kasih banyak telah berdiskusi selama kurang lebih ee 2 jam. Mungkin terakhir yang bisa saya simpulkan dari proses diskusi kita ee sedari tadi bahwasanya memang semua hal yang disampaikan berkaitan dengan rekomendasi kebijakan, berkaitan tentang stunting, terus juga pola komunikasi dalam keluarga ini memang muaranya itu ada pada bagaimana kita bisa mempersiapkan untuk menikmati buah manis dari bonus demografi. Seperti yang selalu disampaikan oleh Ayahanda Wii, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga bahwa Kementerian Kependudukan ini adalah kementeriannya negara maju karena yang diurusi adalah SDM-nya, peningkatan kualitas SDM-nya. Sehingga ini relevan dengan apa yang disampaikan oleh ee UNFBA karena memang Indonesia ini sebetulnya masih ada dalam ranah yang abu-abu. Apakah sebetulnya benar-benar sudah bisa menikmati bonus demografi atau tidak? Dan beberapa penelitian menyebutkan bahwa Indonesia belum ada di level menikmati manis bonus demografi gitu. Karena beberapa indikator yang bisa digunakan untuk menikmati bonus demografi itu masih banyak yang belum terpenuhi. Misalnya saja kesehatan yang baik, pendidikan yang berkualitas, terus pekerjaan yang layak, termasuk bagaimana proses pelibatan anak muda secara bermakna. sehingga ke depannya ee seperti yang tadi sudah disampaikan oleh Ibu Yuni dan juga Bapak Fajar bahwa ada banyak hal yang perlu kita perbaiki bersama-sama dan semoga apa yang menjadi rekomendasi ini ee bisa akan menyempurnakan setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN ee RI gitu ya. Karena kebijakan yang baik bukanlah kebijakan yang hanya didiskusikan tapi juga bisa diimplementasikan. Sekian yang bisa untuk ee saya antarkan pada sesi diskusi kali ini. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak kepada penyaji ee penanggap, penanya dan juga Bapak Ibu yang sudah hadir di sini, Bapak Deputi, Bapak Direktur. Ee terima kasih banyak. Ee akhir kata saya ucapkan wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dan saya akan kembalikan lagi ke MC. Terima kasih semuanya. [Tepuk tangan] Baik, terima kasih kepada Arya yang telah memandu jalannya sesi pemaparan materi dan juga diskusi dan juga kepada para narasumber dan juga para penanggap yang telah menyampaikan materinya kepada kita semua pada pagi hari ini. Dan kami juga ucapkan selamat kepada empat penanya terpilih yang berhak mendapatkan door price berupa uang elektronik sebesar Rp50.000. Persembahan dari kedeputian Cakstra BK. Dan kami mohon bagi para empat penanya terpilih ini untuk menginfokan kepada panitia melalui kolom chat Zoom maupun YouTube. Baik ee Bapak dan Ibu, sebelum mengakhiri acara pada hari ini sebelumnya mari bersama kita dengarkan penutupan yang akan disampaikan oleh Direktur Kebijakan Strategi Bidang Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kemandirian Keluarga Berencana Kemenduk Bangga BKKBN. Kepada yang kami hormati Bapak Indra Murti Surbakti, MA. Kami persilakan. Iya. Ya. Ya. Terima kasih ee MC. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang ya, sudah siang kita. Salam sejahtera untuk kita semua. Om swastiastu. Namo buddhaya. Salam kebajikan. Yang saya hormati Bapak Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Kepala BKKBN, para pejabat tinggi madya yang masih hadir tadi ada Pak Sahli masih ada tadi. Kemudian para pejabat tinggi Pratama, para kepala OPDKB dan DDU se Indonesia, seluruh pegawai Kembuk Bangga SL BKBN. Bapak Ibu hadirin dan undangan yang berbahagia. Alhamdulillah pagi hari sampai menjelang siang ini kita telah disajikan ee dua kajian yang disampaikan oleh dua narasumber yaitu Dr. Yuniarini, S.Psi. MA, penata KKB ahli madia dengan judul kajian Female Youth Reproductive Health Index in Indonesia dan Dr. Fajar Adi, S., M.M. Rencana ahli pertama dengan judul Kajian Peran Komunikasi Keluarga. dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja untuk mencegah stunting. Kemudian kita juga mendengar tanggapan dari dua discussion ya yang terdiri dari Dr. Edi Setiawan, SSI, MSC, M.S., Direktur Bina Ketahanan Remaja, dan Dr. Febiola Tazrina Tazir, MAP, Direktur Bina Kesehatan Reproduksi serta peserta webinar lainnya. Ee kami juga ee dimoderatori dimoderatori oleh Kak ya, Kak Iu Arya Adityya Utama yang bukan hanya eh ketua forum GEN tapi juga staf khusus ya Kemenpora ya. Terima kasih ee Mas Arya. Pertama-tama kami ingin menyampaikan terima kasih atas waktu yang disediakan oleh partisipan untuk tetap mengikuti kegiatan ini sejak awal hingga berakhirnya sesi pada episode 1 ini baik secara online maupun offline. Terpantau oleh kami tadi ya untuk kegiatan ini diakses oleh banyak pihak hampir 1.000 R000 orang yang terdiri dari tadi paling banyak tadi 713 melalui Zoom, kemudian 228 melalui ee YouTube dan juga kita ada secara offline ada 40 partisipan. Terima kasih juga kami ucapkan kepada para narasumber ya, discussion dan moderator dan juga tadi dari ee Bapak Stafli Bapak Viktor memberikan tanggapan yang telah mengisi ee episode 1 ya kaji kami ini dengan sangat apik dan menarik serta sesuai dengan tujuan awal kegiatan. Terima kasih juga kepada para panitia ya dari Kesaman dan lainnya yang telah ee mensukseskan acara kita di pagi sampai siang hari ini. Besar harapan kami momen perdana KJK ini dapat menjadi awal yang baik bagi keberlangsungan transfer of knowledge serta media diskusi kebijakan yang terpadu serta terintegrasi baik secara internal dalam lembaga Kemendangga BKBN maupun lintas sektor di berbagai lini. kiranya semua rekomendasi kebijakan yang telah dibedah pada hari ini dapat ditindaklanjuti dalam bentuk aksi nyata sesuai dengan tadi ee arahan Pak Menteri pada saat pembukaan ee acara kita tadi. Sebelum acara kami tutup, izinkan kami menyampaikan pantun ya. Ee menyusun kata dalam puisi bijak, cakep, membaca buku menambah wacana, cakep. Webinar selesai, ilmu kita kian mantap. Mari bersama membangun bangsa tercinta. Terima kasih. Demikian kami sampaikan dengan mengucapkan alhamdulillahiabbil alamin. Kegiatan kaji Reka episode 1 pada hari ini tanggal 29 April 2025 kami nyatakan ditutup. Sekian dan terima kasih. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Om santi shanti shanti om. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih kepada Bapak Indra yang telah menutup kegiatan pada hari ini. Baik, Bapak dan Ibu yang kami hormati. Dengan demikian berakhirlah rangkaian webinar Kaji Reka seri pertama pada hari ini dan acara hari ini juga dapat disaksikan ee kembali melalui kanal YouTube Kemenduk Bangga BKKBN. Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran serta partisipasi Bapak dan Ibu sekalian. Kami undur diri. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Om santi syanti syanti om namo budhaya. [Musik] mau roda gigi yang saling bersinggungan melambangkan kesinambungan kerja dan semangat kebersamaan seluruh jajaran dalam melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana. Empat figur manusia menggambarkan segmentasi sasaran program Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga BKKBN pada generasi milenial zilenial, alfa, dan lansia. Semanggi berdaun empat melambangkan kemakmuran, kemaslahatan, harmoni, keseimbangan, dan kejayaan. Infinity merupakan simbol tak terbatas yang menggambarkan siklus kehidupan. Ilustrasi bentuk kupu-kupu menggambarkan Kemenduk Bangga yang transformatif, inovatif, dan adaptif. Siap menghadapi perkembangan zaman. Bentuk yang menyerupai sebuah tunas muda merepresentasikan terus tumbuh dan berkembang ke atas menuju kesempurnaan untuk kehidupan yang berkualitas. Empat bagian heksagonal merepresentasikan Asta Cita 4 dan definisi keluarga berkualitas, kebijakan dan program jangka menengah dan jangka panjang keluarga berencana pengendalian kuantitas penduduk. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009. Pattern madu merupakan manifestasi dari Flower Behind. menggambarkan prestasi dan kegemilangan ke benduk Bangga adalah buah dari hasil kerja keras dan kekompakan seluruh jajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. [Musik] [Musik] [Musik] Hai, gua Dara. Sehat kan kalian semua? Sehat. Cakep. Karena yang sakit itu sepupu gue. Kasihan deh teman-temannya suka panggil dia koda. Korban ortu nikah muda. Muda. Lu ketuaan banget enggak diajak. Jadi se gua itu nikah muda. Setelah besar gua baru tahu kalau dia itu tanting. Makanya pendek dan sakit-sakitan. Karena waktu hamil ibunya masih dalam masa pertumbuhan. Jadi gizi yang dimakan terbagi ke ibu dan janin. Perkembangan otaknya juga melambat. Gimana mau gaul kalau otaknya tumpul? Emang stunting bikin salting. Menikah muda menyebabkan kematian ibu dan bayi. Rahim ibu belum tumbuh sempurna. Saat melahirkan, jalan lahir bayi bisa sobek. Emosi juga masih labil. Sering terjadi KDRT hingga banyak terjadi perceraian. Bilangin ke Ortulu, jangan nikahin anaknya yang masih remaja. Nikah muda itu bahaya. Enggak bikin apa? Bahaya. Rumah tangga tak sedampang pacaran. Ujian nikah mesti diperhatikan. Jumlah anak juga direncanakan. Keluarga keren jadi periksakan kesehatanmu 3 bulan sebelum menikah. Itu keren. [Musik] Mas Bintang. Jangan dorong-dorong adik kamu. Mulai berisik lagi tuh tetangga. Aduh, Surya jangan manjat-manjat nanti jatuh. Ribet ya kalau anak lahirnya berdekatan. Pak, gimana sih? Kok masih agak asyik main HP? Itu urusin anak-anaknya. Dengar tuh. masih mau nambah anak sekarang. Kita jangan seperti itu ya, Mas. Ya udah kita konsultasi ke puskesmas [Musik] ya. Rencanakan punya anak hindari 4T. Terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak. Gunakan MKJP sesuai keinginan Anda. Pasti efektif, pasti praktis, dan pasti ekonomis. [Musik] Punya anak tanpa rencana bisa jadi bencana. [Musik] Hai ibu. Hai ayah. Ini aku. Anakmu rasanya enggak sabar ingin segera ketemu. Tapi sekarang ayah dan ibu kejar cita-cita dulu. Ayo makan yang bergizi biar semangat meraih mimpi. Karena kita akan bertemu sebentar lagi. Sekarang pasti lagi ngebayangin rumah yang penuh tawa ceria. Tapi ayah jangan buru-buru minta adik ya. Nanti pertumbuhanku tidak sempurna. Aku takut nanti stunting. Ayah, ibu saling jaga ya agar aku tunggu sehat dan pintar. Itu keren. [Musik] Papmu kapan pulang? Yey. Suamimu kapan pulang? La, Ma. Oh, jam berapa? Sore, Ma. Enggak lihat aku lagi settingan sama [Musik] teman. Mama mau ke mana? [Musik] Maafin aku ya, Ma. [Musik] Yang mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Yang mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Please dong, beb. Ajaklahku menikah. Tapi tidak sekarang. Sekarang ku belum siap sayang. Pacaran tu beda, Bet. Dengan jadi mama papa. Kita harus punya bekal. Siap fisik dan juga mental. Apakah kamu mau? Apakah kamu siap? Apakah kamu mau untuk siap menimpa? Masa remaja masa yang paling indah. Makanya menikah ya janganlah buru-buru sayang. Oh mama, papa, kurencanakan cita-cita untuk punya masa depan yang bisa banggakan semua orang. Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang yang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Mau enggak sayang? Pacaran tu beda, Beb. Dengan jadi mama papa. Kita harus punya bekal. Siap fisik dan juga mental. Apakah kamu mau? Apakah kamu siap? Kalau belum siap, janganlah dulu kita menikah. Masa remaja masa yang paling indah. Makanya menikah ya janganlah buru-buru sayang. Oh mama, Papa, kurencanakan cita-cita. untuk punya masa depan yang bisa banggakan semua orang. Masa remaja masa yang paling indah yang makannya menikah janganlah buru-buru sayang. Oh mama, Papa, kurencanakan cita-cita untuk punya masa depan yang bisa banggakan semua orang. [Musik] Membanggakan semua orang. Beres. Tambahan aja nih dipakai roda gigi yang saling bersinggungan melambangkan kesinambungan kerja dan semangat kebersamaan seluruh jajaran dalam melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana. Empat figur manusia menggambarkan segmentasi sasaran program Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga BKKBN pada generasi milenial zilenial, alfa, dan lansia. Semanggi berdaul empat melambangkan kemakmuran, kemaslahatan, harmoni, keseimbangan, dan kejayaan. Infinity merupakan simbol tak terbatas yang menggambarkan siklus kehidupan. ilustrasi bentuk