Halo, Assalamualaikum, selamat pagi semuanya. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga kalian semua selalu dalam keadaan sehat ya, dan tentunya tetap semangat.
Nah anakku sekalian, khususnya kelas 11, pada kesempatan kali ini kita akan belajar mata pelajaran sejarah Indonesia. Dan pada hari ini, ibu akan menyampaikan materi dengan topik tirani matahari terbit. Ada pun tujuan pembelajaran pada materi kali ini yaitu, kalian diharapkan mampu menganalisis keterkaitan antara Perang Dunia Kedua dengan masuknya Jepang ke Indonesia. Dan juga kalian diharapkan mampu menganalisis respon bangsa Indonesia ketika Jepang masuk ke Indonesia.
Jadi silahkan simak baik-baik ya materi berikut ini. Jadi apa sih yang dimaksud dengan tirani itu? Ada yang tahu anak-anak?
Iya, betul sekali. Istilah tirani digunakan untuk menggambarkan otoriter dan kekejaman Jepang. Sedangkan istilah matahari terpit digunakan untuk penamaan bagi tentara Jepang. Jepang.
Sebab posisi negara Jepang jika dilihat dari Indonesia berada di arah timur atau sama dengan arah matahari terbit. Jadi itulah yang menyebabkan Jepang disebut sebagai negara matahari terbit. Anak-anakku sekalian kelas 11 silahkan perhatikan tayangan video berikut ini. Terima kasih.
Sekalian, bahwa rentetan kemenangan yang dialami oleh Jepang sejak melancarkan Perang Asia Pasifik itu melancarkan pintu bagi Jepang untuk menduduki Hindian Belanda atau Indonesia saat ini. Kedatangan saudara tua sebagaimana Jepang menyebut dirinya, mula-mula disambut baik dengan penuh harapan oleh masyarakat Indonesia. Tetapi kemudian Jepang mengacewakan rakyat.
Walau demikian, pendudukan Jepang membuka sejarah baru bagi Indonesia. Jadi anak-anak, serangan Jepang ke Indonesia pastinya memiliki tujuan ya? Apa sih tujuan Jepang menyerang Indonesia itu?
Iya, betul sekali. Jadi tujuan Jepang menyerang Indonesia adalah untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti minyak bumi, timah, dan aluminium. Sebab persediaan minyak di Indonesia diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan Jepang selama Perang Pasifik. Pada Januari 1942, Jepang mendarat dan memasuki Indonesia.
Tentara Jepang ini masuk ke Indonesia melalui Ambon dan menguasai seluruh Maluku. Meskipun pasukan Kenil dan pasukan Australia berusaha menghalangi, tapi kekuatan Jepang tidak dapat dibendung. Daerah Tarakan di Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh Jepang bersamaan dengan Balikpapan tanggal 12 Januari 1942. Jepang kemudian menyerang Sumatera setelah berhasil memasuki Pontianak.
Bersamaan dengan itu, Jepang melakukan serangan ke Jawa sekitar bulan Februari 1942. Setelah daerah-daerah di luar Jawa dikuasai oleh Jepang, Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah Jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. Di bawah pimpinan Jenderal Imamura, pasukan Jepang mendarat di tiga tempat, yakni di Banten dipimpin oleh Jenderal Imamura sendiri, kemudian pendaratan di Eretan Wetan Indramayu dipimpin oleh Kolonel Tony Shori, dan pendaratan di sekitar Bojonegoro dikoordinasi oleh Maijen Suchihashi. Tempat-tempat tersebut memang tidak terduga oleh Belanda jika ternyata digunakan pendaratan tentara Jepang. Sementara itu, Jepang tidak menyerang Jakarta, karena pada saat itu Jakarta disiapkan oleh Belanda sebagai kota terbuka.
Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa. Tanggal 5 Maret 1942, Batavia jatuh ke tangan Jepang. Tentara Jepang terus bergerak ke selatan dan menguasai kota Buitenzorg atau Bogor.
Dengan mudah, kota-kota di Jawa yang lain juga jatuh ke tangan Jepang. Sebenarnya, untuk menghadapi gerak invasi tentara Jepang, blok sekutu yang terdiri atas Belanda, Amerika Serikat, Australia, dan Inggris membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang disebut dengan ABDACOM atau American British Dutch Australian Command yang bermarkas di Lembang. Akan tetapi, kekuatan Abdakom di bawah pimpinan Letnan Jenderal Terporten tidak mampu menyelamatkan Hindia Belanda dari kekalahan.
Sementara itu, Gubernur Jenderal Carda pada Februari 1942 telah mengungsi ke Bandung. Akhirnya, pada tanggal 8 Maret 1942, Jenderal Terporten atas nama Komandan Pasukan Belanda menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang diwakili oleh Jenderal Imamura. Penandatanganan ini dilaksanakan di Kalijati, Subang.
Penyerahan Belanda kepada Jepang kemudian dikenal dengan Kapitulasi Kalijati. Dengan demikian berakhirlah penjajahan Jepang di Indonesia. Dan Indonesia kemudian berada di bawah pendudukan tentara Jepang.
Kalau dilihat dari usaha Jepang untuk menguasai dunia, kita patut acungi jempol ya. Karena dengan wilayah negara yang tidak begitu luas, tetapi dengan semangat kerja keras dan teknologi yang dikuasai oleh Jepang, Jepang mampu mengalahkan beberapa negara besar. Jadi, semangat kerja keras itulah yang wajib dicontoh oleh kalian semua.
Oke anak-anak semua, sekarang kita bahas kedatangan dan sambutan Jepang di Indonesia. Kedatangan Jepang di Indonesia pada awalnya disambut dengan senang hati lho oleh rakyat Indonesia. Jepang sangat dielulukan sebagai saudara tua yang dipandang dapat membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan Belanda.
Sikap simpatik bangsa Indonesia terhadap Jepang antara lain juga dipengaruhi oleh kepercayaan Ramalan Jayabaya. Lalu, apa sih isi Ramalan Jayabaya yang bisa membuat rakyat Indonesia bisa dengan senang hati menyambut Jepang? Ada yang tahu? Jadi, Ramalan Jayabaya telah hidup di tengah masyarakat Jawa.
Mereka yakin pemerintah kolonial Belanda akan berakhir karena Ramalan Jayabaya yang menyebutkan, ayam jantan yang berbulu kekuning-kuningan yang datang dari sebelah timur akan mengusir kerbau bule bermata biru. Dan masyarakat Jawa yakin yang dimaksud dengan ayam jantan berbulu kekuning-kuningan adalah bangsa Jepang. Jadi tidak heran jika Jepang disambut baik di Indonesia. Sementara itu, pihak tentara Jepang terus melakukan propaganda-propaganda untuk terus menggerakkan dukungan rakyat Indonesia. Ada pun propaganda yang dilakukan oleh Jepang antara lain.
Satu, memperdengarkan lagu Indonesia Raya di samping lagu Kimigayo. Yang kedua, bendera yang berwarna merah putih juga boleh digibarkan berdampingan dengan bendera Jepang Hinomaru. Yang ketiga, melalui siaran radio juga dipropagandakan bahwa barang-barang buatan Jepang itu menarik dan murah harganya, sehingga mudah bagi rakyat Indonesia untuk membelinya. Dan yang keempat, simpati dan dukungan rakyat Indonesia itu nampak juga karena perilaku Jepang yang sangat membenci Belanda Disamping itu diperkuat pula dengan berkembangnya kepercayaan tentang ramalan Jayabaya Untuk lebih meyakinkan rakyat Indonesia, Jepang menegaskan kembali bahwa Jepang tidak lain adalah saudara tua.
Jadi, Jepang dan Indonesia itu sama. Bahkan, untuk meneguhkan propagandanya tentang Pan-Asia, Jepang berusaha membentuk perkumpulan yang diberi nama Gerakan 3A. Ayo, ada yang masih ingat apa itu Gerakan 3A? Gerakan 3A adalah propaganda Jepang yang menyatakan bangsa-bangsa di Asia harus bersatu dengan semboyanya Jepang pemimpin Asia, Jepang cahaya Asia, dan Jepang pelindung Asia.
Gerakan 3A didirikan pada tanggal 29 April 1942, tepat dengan Hari Nasional Jepang, yakni hari kelahiran Kaisar Hirohito. Gerakan ini dipelopori oleh Kepala Departemen Propaganda atau Sen dan Bu Jepang, yaitu Hitoshi Shimizu. Hitoshi Shimizu menunjuk tokoh pergerakan nasional, yaitu Mr. Shamsuddin, sebagai ketua gerakan 3A.
Oke anak-anak, itu tadi materi kita pada pertemuan kali ini. Dan jangan lupa ya, ambil hikmah dan ambil pelajaran dari materi yang sudah ibu berikan tadi. Intinya bahwa kalian itu harus tetap semangat, pantas, dan berhati-hati. Terima kasih anak-anak atas perhatiannya.
Sekian saja. Terima kasih sudah menonton!