Transcript for:
Kisah Hiro Melawan Rasa Malas

Halo semuanya, selamat datang di kisah bijaksana Kali ini kita akan menceritakan kisah yang sangat menarik yaitu kisah tentang seorang pemalas yang berjuang mencari obat untuk mengalahkan rasa malas dalam dirinya obat yang ternyata bisa kita dapatkan dalam kehidupan nyata dan dalam kisah ini kita akan mendapatkan jawaban bagaimana agar seorang pemalas mau berusaha lebih keras dan mengalahkan rasa malasnya simaklah sampai akhir agar pelajaran dari kisah ini bisa kita pahami dengan baik suatu ketika di pinggiran kota yang ramai Yang berada di antara bukit yang hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Hiro. Tidak seperti pemuda di kota itu, yang sehari-hari mengisi waktunya bekerja di kota hingga ladang, Hiro malah lebih senang menghabiskan waktunya untuk tiduran di bawah sebuah pohon rindang di bukit belakang rumahnya. Dia sebenarnya sudah lelah dan tidak tahan dengan kebiasaan buruknya bermalas-malasan. Tapi semakin ia melawannya, rasa malas itu rasanya semakin melaka dalam dirinya.

dirinya. Belakangan ini Hiro mulai meratapi nasibnya yang baru saja ditinggal sang pujaan hati menikah dengan pria kaya. Juga nasibnya yang dicemoh para warga sebab hanya dia pemuda yang memilih untuk tidak bekerja di keluarganya Kenyataan pahit itu kini mulai menumbuhkan keinginannya untuk melawan rasa malas dalam dirinya. Namun begitu Ia benar-benar tidak tahu bagaimana melakukannya dan harus mulai dari mana.

Dalam renungannya di bawah pohon di puncak bukit kecil itu, samar-samar dari ketinggian ia melihat seorang kakek tengah berjalan di jalan setapak di lereng bukit itu. Kakek Jinto, seorang kakek yang namanya sudah sangat masyur sebagai orang paling bijak di wilayah itu. Dengan harapan besar bahwa ia akan mendapatkan jawaban dari kegelisahannya melawan rasa malas, Hiro pun segera menuruni bukit kecil itu dan menghempiri kakek Jinto. Ia menyapas sang kakek dengan sopan lalu memperkenalkan diri.

Sambil berjalan, Hiro menceritakan kegelisahannya tentang rasa malas dalam dirinya. Begitu pula dengan kemalangan yang telah menimpannya akibat rasa malas. Ia menaruh harapan besar kepada kakek Jinto. bahwa ia bisa membantunya melawan rasa malas, memberitahu bagaimana caranya dan dari mana ia harus memulai.

Kakek Jinto tersenyum hangat, ia senang melihat seorang pemuda yang hendak memperbaiki hidupnya dan ingin melakukan hal yang besar. Datanglah ke kediamanku tiga hari lagi, aku akan memberitahukan kepadamu obat yang bisa mengatasi rasa malas dalam dirimu. Ucap kakek Jinto menumbuhkan asa yang sangat diharapkan oleh Hiro datanglah dengan perbekalan yang cukup sebab kamu mungkin akan melakukan perjalanan yang jauh tanpa banyak bertanya Hiro pun mengiakan saran dari kakek Jinto dan berpamitan kembali ke rumahnya kemudian berjalan berlawanan arah dengan si kakek setelah melewati 3 hari yang berat sebab tidak sabar mendapatkan obat dari rasa malasnya kini Hiro tengah bersiap menuju desa sebelah Tepatnya di kediaman kakek jinto, tidak lupa ia mempersiapkan perbakalan yang cukup berupa makanan dan beberapa koin uang. 30 menit berjalan sampailah Hiro di kediaman kakek jinto.

Di sana kakek jinto menjelaskan kepada Hiro. Hiro, obat malas yang kamu butuhkan berada di sebuah gua yang berada di balik gunung itu. Ucap kakek jinto sambil menunjuk sebuah gunung yang berada cukup jauh. Perjalanan ke gua itu sendiri membutuhkan waktu 3-5 hari. Di sana kamu akan menemukan sebuah kendi yang berisi 2 pil.

Satu berwarna merah dan satu lagi berwarna biru. Bawalah kedua pil itu ke hadapanku dan aku akan memberitahumu cara agar pil itu bisa mengobati rasa malasmu. Kakek jinto menjelaskan perjalanan berat yang harus Hiro hadapi jika ingin mendapatkan obat itu. Aku pastikan kepadamu hero, bahwa untuk mengobati rasa malas, tidak ada obat yang lebih manjur dari kedua pilih itu di dunia ini. Namun sayangnya obat itu tidak lebih hanya untuk satu orang.

Dan kemarin sudah ada pemuda berkulit putih yang memakai pakaian biru, datang kesini meminta obat yang sama. Ia sudah berangkat menuju gua itu satu hari lebih awal darimu. Dan satu-satunya cara untuk mendapatkan obat itu...

ialah mendahului pemuda itu Ucap kakek jinto membuat hiru terperanjat Rasa malasnya sudah sangat akut Dan obat paling ampuh di dunia itu adalah harapan hiru satu-satunya Ia mengambil kopian petalau kasih gua itu dari kakek jinto Lalu segera memulai perjalanannya Ia tidak mau menyianyikan waktu lagi Sebab ia sudah tertinggal satu hari perjalanan Jika pemuda itu bisa menyelesaikan perjalanan ke gua dalam 3 atau 4 hari Maka untuk mengejarnya aku harus melakukannya dalam 2 hari Tekad Hiro Setelah melewati beberapa desa Tibalah Hiro di sebuah danau Untuk melewatinya ia harus menyewa perahu kecil dari seorang kakek tua Sementara sang kakek perlahan mengayuh dayung perahu kecil itu Hiro bertanya kepada sang kakek mengenai seorang pemuda berkulit putih dengan pakaian biru Yang pernah menyeberangi danau ini Yang dijawab sang kakek bahwa pemuda itu menyeberang kemarin sore mengetahui hal itu melihat sang kakek yang mengayuh dayung perlahan dengan sisa tenaga masa tuanya membuat Hiro tidak sabaran ia meminta izin untuk mengambil alih kemudi lalu mendayung sekuat tenaga tanpa Hiro sadari semenjak awal perjalanan ini ia telah melakukannya dengan gesit dan penuh semangat sama sekali tidak terlihat jiwa malas dalam dirinya Beberapa saat berlalu, penyeberangan yang seharusnya memakan waktu hingga 1 jam bisa Hiro selesaikan dalam 20 menit. Ia berpamitan kepada sang kakek lalu melanjutkan perjalanan dengan otot lengan yang terasa keram. Selanjutnya adalah menyeberangi gunung besar yang menjadi pembatas antara dia dengan gua itu. Alih-alih mengistirahatkan tangannya yang lelah, Hiro memilih untuk setengah berlari.

Ia sama sekali tidak memiliki waktu untuk bersantai Pilihannya hanya satu untuk mendapatkan obat yang hanya untuk satu orang itu Mengejar si pemuda berbaju biru atau tidak selamanya Hiro berlari hingga malam menjelang Ia kemudian menistirahkan tubuhnya yang lelah Sambil mengisi perutnya di padang rumput yang nyaman Lalu melanjutkan perjalanan itu pagi sekali Tidur yang pulas dan nyaman Telah mengembalikan tenaganya seperti sedia kala Kini siang telah menjelang Setengah berlari di jalan setapak di lereng gunung itu Ia akhirnya berpapasan dengan si pemuda berbaju biru Yang sedang berjalan santai sambil menikmati suasana alam Hiro melewatinya dengan perasaan bangga Terasa semua lelah dan letih yang ia rasakan sirna seketika Ia terus berlari meninggalkan pemuda itu jauh di belakang Dan akhirnya di sore hari itu, disinilah Hiro, di depan gua yang dimaksud kakek Jinto, berdiri dengan perasaan bangga dan puas. Ia memasuki gua dan menemukan kendi yang dimaksud kakek Jinto, kemudian mengeluarkan isinya untuk memastikan pil itu masih disana. Dan benar, ia mendapati dua pil berukuran sedang, satu berwarna merah dan satu lagi berwarna biru.

Ia menyimpan kendi itu. Lalu beranjak ke desa terdekat untuk mendapatkan makanan Setelah mengisi perutnya, tanpa berlama-lama ia pun melakukan perjalanan pulang dengan penuh semangat Ia tidak sabar untuk menemui kakek Jinto, mengobati rasa malasnya dan merubah hidupnya Melewati perjalanan pulang yang melelahkan, akhirnya sampailah Hiro di kediaman kakek Jinto Ia menyerahkan obat itu Lalu menanyakan bagaimana cara agar pil itu bisa mengobati rasa malasnya Kakek Jinto kemudian mengambil segelas air Lalu menenggak obat itu untuk dirinya sendiri Hiro yang melihat hal itu mematung tak percaya Ia sudah berjuang mati-matian untuk mendapatkan obat itu dan membawanya kembali Tapi si tua bangka itu malah meminumnya untuk dirinya sendiri Pikiran kesal sekaligus tak percaya menyelimuti pikiran Hiro Melihat wajah kesal dan siap menerkam dari Hiro, membuat kakek Jinto tertawa lepas lalu menenangkannya. Hahaha, tenangkan dirimu anak muda, yang aku minum adalah pil sakit pinggang, sedang pil yang kamu bawa masih aku pegang.

Ucap kakek Jinto membuat Hiro kembali lega. Kakek Jinto kemudian mengajak Hiro untuk duduk di dekat sungai di depan rumahnya. Hiro?

Dengan membawa obat ini dari jauh dalam waktu yang sangat singkat, sejatinya kamu telah mengalahkan rasa malas dalam dirimu. Dua pil ini benar bisa mengobati rasa malasmu. Pil merah ini adalah tujuan besar yang bisa membakar semangatmu dan pil biru ini adalah alasan kuat kenapa kamu ingin meraih tujuan itu kamu bahkan sudah menelan pil ini sebelum kamu menemukannya pil merah adalah tujuan besarmu yang ingin mengatasi rasa malas dan mengubah hidupmu dan pil biru adalah alasan kuatmu yang ingin membuktikan kepada para warga bahwa kamu bukan pecundang dan tidak ingin diremehkan pujaan hati yang telah meninggalkanmu Hero yang kini telah mengerti arti sejati dari kedua pil itu tertegun mendengar nasihat luar biasa dari kakek jinto ia kini sadar bahwa obat malas itu sebenarnya sudah ada dalam dirinya yang perlu ia lakukan ialah menggali dan mencari tahu pil merah dan pil biru dalam dirinya yaitu tujuan besar yang bisa membakar semangatnya dan alasan kuat kenapa ia harus meraihnya tapi kek Bagaimana dengan pemuda berbaju biru itu? Bukankah berarti obat ini bisa untuk siapapun dan bukan hanya satu orang? Kakek Jinto tersenyum hangat, kemudian menjelaskan bahwa pemuda itu adalah putranya yang ingin menemui kakaknya di desa seberang gunung.

Ia katakan sebagai saingan hero agar hero mau berusaha lebih keras. Meski sedikit kesal mendengar pengakuan kakek Jinto, Hiro tetap merasa sangat berterima kasih lalu meminta izin untuk berpamitan Di rumahnya, untuk mengalahkan rasa malas Hiro mulai menggali dan mencari tahu Tujuan besar yang bisa membakar semangatnya dan alasan kuat kenapa ia harus meraih tujuan itu Teman-teman, semoga pelajaran dari kisah ini bisa membantu teman-teman untuk mengatasi rasa malas Gali dan temukanlah pil merah dan biru dalam diri kalian Yaitu tujuan besar dan alasan kuat yang bisa membakar semangat dalam diri kita Carilah tujuan dan alasan sebesar mungkin kenapa kamu harus berjuang lebih keras Jangan lupa subscribe, like dan tinggalkan komentar positif jika video ini membantumu Terima kasih sudah menonton dan sampai jumpa di kisah berikutnya