Transcript for:
Menghindari Jebakan Kelas Menengah

Jadi kita udah kurang lebih paham kenapa kok kelas menangah itu bukan lagi sulit kaya tapi memang ada jebakan-jebakan yang di jaman kita dulu gak ada Dan kalau anda tidak tau jebakannya itu apa saja Saat ini itu dengan adanya era media sosial itu membuat orang yang belum saatnya punya duit itu aja sudah terjebak dengan itu Dengan waktu-waktu punya impian-impian wah nanti kalau punya duit itu aku akan beli ini gitu Nah, yang lebih bahaya Pak, belum sampai punya duit, dipaksakan punya duit untuk beli tersebut. Dengan cara berhutang. Akhirnya apa? Belum waktunya beli, dipaksa untuk beli. Berapa? Walaupun income yang diperoleh, itu nggak akan bisa kaya. Nggak akan bisa kaya. Kenapa? Bingung untuk bayar utang dan bingung untuk lifestyle. Setuju. Nah, dalam hal ini otomatis kita harus bisa saving lebih besar. Nah, saving lebih besar ini ada dua cara. Yang pertama kita mengatur atau mengelola uang yang kita miliki. Yang kedua adalah dengan cara punya penghasilan tambahan di luar penghasilan utama. Nah, kita mau membayar dengan cara apa? Kita mau membayar dengan berhim. Atau kita mau membayar dengan bekerja lebih keras Hanya itu pilihannya Kalau gak mau semuanya gimana Anda sudah tahu jawabannya Jawabannya apa Anda pasti akan masuk dalam middle income trap Bahkan rentan miskin Pak Kalau utang walaupun tawarin Itu harus berani menolak Harus berani menolak Iya kenapa Kalau dulu cari utang itu sulit Nah Sekarang utang itu gampang banget Iya iya iya Jadi dia menyasar kelas menang Dan ini track yang berbahaya Oh iya, kelas menengah Dan semakin bervariasi Kenapa? Kalau menengah ke bawah kan Banyak itunya pak Banyak gak dibayarnya Akhirnya jadi NPL-nya dia rendah Non-performing loan Bidik macetnya dia besar Dia masuk ke menengah atas Sahabat SW30, salam hebat luar biasa Selamat datang kembali ke Level Up Podcast Dan seperti biasa, kali ini kita selalu berdiskusi kalau masalah finansial dengan narasum favorit Anda, Bapak Tony Adhikaryo. Welcome back Pak Tony. Ya, selamat pagi Pak Chandra. Selamat pagi. Salam hebat luar biasa. Salam hebat luar biasa. Nah, Pak kali ini kita lagi-lagi membahas tentang kelas menengah, Pak. Ya. Nah, jadi kelas menengah ini... Kenapa sih dulu dari berangkat gak punya income Sekarang punya income Dan ketika sudah punya income Bukannya kesejahteraan yang menaik Tapi hutangnya yang malah naik Nah ini Mau kita bahas pak Penyebab-penyebabnya itu dimana Problemnya itu apa Semua akan kita bahas setelah yang satu ini Welcome To Success Before 30 Level Up Podcast Welcome back Pak Tony Selamat pagi Jadi seperti yang tadi saya bahas Pak ya Ini rupanya kelas menengah ini seperti judul daripada video ini Pak Rupanya kelas menengah itu gak sadar kalau mereka itu kena jebakan Betul Nah jadi jebakan ini, mereka gak sadar kalau middle class ini ada sebuah jebakan yang gak sadar ketika mereka itu dulunya berangkat dari gak punya uang, ketika sekarang mereka punya sedikit uang, uangnya disedot kemana-mana, dia gak sadar betul Itulah yang namanya middle income trap, Pak. Middle income trap. Itu sekarang populer banget ya, Pak. Betul. Betul sekali. Nah, apalagi Indonesia masuk dari negara yang sebelumnya bisa dikatakan masuk dalam negara kelompok miskin. Kelompok miskin naik ke berkembang. Nah, saat ini naik ke negara kelas menengah, kan, Pak. Kelas menengah. Nah, pada saat negara dari negara miskin menjadi negara kelas menengah, itu otomatis... Terjadi yang namanya pergeseran nilai-nilai juga Termasuk dalam budaya konsumtif Betul Karena di semua negara Pak Saat berpindahnya dari golongan menengah, dari golongan bawah ke menengah pasti akan terjebak dengan yang namanya middle income trap atau jebakan konsumtif tadi nah yang lebih repot lagi saat ini di era saat ini itu ada yang namanya era media sosial itu membooster yang namanya middle income trap ini menggalakkan konsumsi ya menggalakkan konsumsi, kenapa ya? sekarang kalau orang... Makan ya pak ya Rata-rata ke cafe Pada saat dia pesan makanan Itu Begitu makanan datang Kalau zaman kita dulu Itu kan yaudah makanan datang yaudah kita makan Tapi yang terjadi saat ini Begitu makanan datang Itu di foto dulu pak Bukan dimakan dulu Dia upload dulu ke medsos Baru kemudian setelah upload Foto kanan foto kiri Kemudian Kemudian baru makan. Nah masalahnya dia pada saat upload itu. Dia mengatakan wah makanannya enak. Luar biasa. Kadang-kadang diincip juga belum Pak. Betul. Yang penting keren. Nah dan restoran. Cafe-cafe dan restoran-restoran yang bagus. Itu biasanya belum tentu makanannya enak. Tetapi pasti estetikanya bagus. Apa namanya tempatnya ini. Nah itu membuat hal-hal itu menjadi. Konsumerisme. Konsumerisme. Budaya konsumerisme. Itu menjadi. Menjadi sebuah habit baru yang Di zaman dulu itu mungkin Ada sih, tapi tidak semasif sekarang ini Gara-gara sosial media itu Iya, zaman kita dulu Saat, termasuk saya ya Pak ya Dari tidak punya uang Kemudian dari naik motor Income kecil Naik ke lifestyle yang lebih tinggi Income naik, itu otomatis Kan ya kepingin Pak Makan yang lebih enak Kan kepingin, ngincipin Makan di restoran Kemudian juga kepengen Beli parfum yang wangi Kepengen beli jam tangan yang bagus Sepatu yang bagus Itu pasti pak Itu yang namanya jabangan konsumen Nah tetapi waktu itu kan yaudah Hanya kita. Nah yaudah Sehingga terbatas sampai kita Nah saat ini Itu dengan adanya era media sosial Itu membuat orang yang Belum saatnya punya duit Itu aja sudah terjebak dengan itu Dengan wotok-wotok punya impian-impian Wah nanti kalau punya duit Itu aku akan beli ini Nah yang lebih bahaya pak Belum sampai punya duit Dipaksakan punya duit untuk beli tersebut Dengan cara berhutang Akhirnya apa? Belum waktunya beli dipaksa untuk beli. Karena pengen sejajar dengan teman-temannya. Akibatnya apa? Akibatnya terjadilah yang namanya jebakan utang. Menjadi bukan hanya middle income trap, tetapi menjadi debt trap. Jebakan hutang. Jebakan hutang. Dan itu menjadi lingkaran setengah. Kenapa? Karena dia kan income-nya belum cukup untuk bayar debt tersebut. Terima kasih. Akibatnya untuk bayar utang gimana? Ya dia meminjam dari tempat yang lain Untuk membayar utang ini Otomatis kan Kena biaya bunga yang lebih tinggi Akibatnya Utang yang berikutnya itu lebih tinggi Daripada utang yang sebelumnya Nah kemudian pada saat utang yang Ini jatuh tempo lagi Dia akan cari utang lagi kan Dari lubang tutup lubang kan Sehingga utangnya mungkin awalnya Hanya jutaan, naik ke puluhan juta Naik lagi ke ratusan juta Dan akhirnya dia hidup Bukan untuk bisa mendapatkan aset Tapi dia hidup Untuk membayar utang Dan itu mengenaskan Pak Berapapun income yang diperoleh Itu gak akan bisa kaya Gak akan bisa kaya Kenapa? Bingung untuk bayar utang dan bingung untuk lifestyle Setuju. Nah jadi sekarang ini Pak Ada survei ya Pak ya Dari Angkatan Kerja Nasional 2012 dan 2021 Badan Pusat Statistik BPS Kelas menang di Indonesia itu mengalami kesulitan Untuk menabung dan berinvestasi Apakah gara-gara itu? Atau gini pak, namanya orang itu kan Dari berangkat dari gak punya uang Terus sekarang tiba-tiba punya uang nih Kan bingung itu pak Ada juga yang seperti itu Nah itu yang middle and intrat Yang sebenarnya Nah, bingung Gak ngerti, kemudian Atau gaji pertama lah Let's say mereka itu dari berangkat dari Tamatan SMA atau tamatan kuliah Mereka first time pekerja dapat gaji pertama Kan ada kultur tuh pak Ada culture Hooray gajian pertama saatnya traktir teman-teman Itu contoh pak Karena dia mikir ya sudah lah Kan gak enak juga saya ini kan Namanya karyawan baru ya Tapi itu kayak jadi habit Nah ini bahaya gitu loh Ngerasakan sekali makan di cafe kan Enak bener ya Apalagi kalau kita lihat di Jakarta pak ya Jakarta gedung-gedung tinggi itu pak Bahwa itu ada Starbucks Oh iya Bahwa itu ada cafe Jadi itu kan memang untuk diciptakan Untuk karyawan yang disitu Sehingga mereka itu Mana ada bak bekal dari rumah itu Kayaknya nanti bakal diomongin temen gitu loh Betul Nah ini kan apa kata temen ini kan menjadi sebuah Bisikan-bisikan manis Yang agennya membuat mereka itu Mau gak mau harus Menyis... bukan menyisikan ya, apa ya? Men-spend ya? Atau betul-betul... Membelanjakan. Membelanjakan, Pak ya? Nah, itu apakah seperti itu, Pak, kulturnya? Jadi karena temen, karena lingkungan gitu, Pak? Ya. Lingkungan sangat mendukung kita. Dan lingkungan itu menjadi lingkungan yang Secara keuangan menjadi negatif ya Karena ya kita harus Extra expand gitu loh Nah terus kemudian Apalagi kalau di Jakarta macet ya Nah kalau jam pulang itu macet Sehingga Mereka punya reason Saya lebih baik pulang 2 jam Lebih lambat Tetapi lancar jalannya Daripada langsung pulang ngajet Itulah sebabnya mal-mal di Jakarta Itu kalau di atas jam 5 Wah itu Penuh pak Dan rata-rata yang penuh adalah tempat-tempat Restoran, cafe Itu penuh semua Nah otomatis dalam hal ini secara lifestyle Akan meningkat pak Seperti itu Jadi pak Bayangkan Pak, untuk beli 1 gram emas aja Ini per hari ini Kalau gak salah sekarang udah menyentuh Angka 1,4 juta Misalnya kelas menengah membutuhkan Waktu 2 bulan, sementara kelas atas hanya butuh 21 hari Iya kan Pak, nah ini kan Terlebih lagi Indonesia ini kan Kulturnya itu sungkanan pak apa kata teman apalagi ada ulang tahun kemarin ditraktir di starbucks ya besoknya ya minimal menggantilah betul kan pak itu kan kayak digilir aja kalau ini ulang tahun nanti kamu gak ngeraktir di tempat yang sama atau yang setara kan nanti apa kata temen betul, ini kan cebakan terus ini pak apa kata dunia pak betul kan pak, ini kan sebuah siklus yang mana gimana sih pak, solusi dari pak Tony supaya bisa Keluar dari apa kata teman ini Soalnya kan gak enak pak Gak di traktir yang gak enak Kayak memang gak ada kewajiban sih Tapi ini kayak ada hutang Sosial aja gitu loh pak Gimana menurut pak Tony Nah dalam hal ini resmatis kita harus mengelola Keuangan kita pak Nah kalau memang kondisinya seperti itu Pada saat di traktir teman Ya Postingkan Di pengeluaran Di post tertentu Pas Untuk kelakuan Post kelakuan Tabung di situ Oh temenku yang ini nraktir di starbuck Yaudah Mau ngembalikan starbuck lagi kan Pada saat anda ditraktir Tetap bayarnya ke post kelakuan Post kelakuan Jadi kalau dari NWDSI Itu dimana pak? Di won ya Jadi need udah terus ini di won Tapi won ini pun kalau memang fungsinya Untuk membayar Hmm yang tadi, itu pisahkan dari won 1, won 2 pak nah, won kelakuan sendiri kenapa? karena untuk bayar ulang tahun, harus kita anggarkan wah kayaknya bulan ini ada temen yang ulang tahun nih jadi Dia jangan sampai menguras Atau berhutang gitu ya Atau mengganggu pos D Pos yang lain-lain Pos D yang harusnya dia sudah anggarkan untuk bayar hutang Akhirnya terpaksa ketunda bayar hutang ya Kacau pak Kacau Kena bunga berbunga kan Kena bunga berbunga Disamping itu jangan-jangan debt collector Datang rumah nanti Itu seperti itu Jadi kelas menengah menurut Bank Dunia Itu terdiri dari kelompok yang Bercita-cita dan sudah berada di kelas menengah Ini menurut World Bank Menghabiskan sekitar 1,7 juta hingga 8,2 juta Per bulan Ini middle class Dengan sisa gaji yang kecil Ini total expanding mereka Jadi 1,7 sampai 8,2 juta Asumsi kan berarti income nya dia 10 juta Iya Nah habisnya 8,2 juta Hanya 1,7 juta Nah itu dia Jadi bukan spending nya 1,7 Tapi spending nya 8,2 sisanya 1,7 Iya itu yang ditabung pak Nah kemudian Ya kalau ada 1,7 juta Kapan bisa kaya pak Terus kalau ada kejadian tak terduga Habis Apa? Makanya dikatakan Tidak bisa kaya Kalau dengan cara seperti itu Nah dalam hal ini otomatis Kita harus bisa saving lebih besar Nah saving lebih besar Ini ada dua cara Yang pertama kita mengatur atau mengelola uang Yang kita miliki Yang kedua adalah dengan cara Punya penghasilan tambahan di luar Penghasilan utama Caranya hanya ada dua itu Nah kita mau membayar dengan cara apa Kita mau membayar dengan berhemat Atau kita mau membayar dengan bekerja lebih keras Hanya itu pilihannya Kalau gak mau semuanya gimana? Ya Anda sudah tahu jawabannya Jawabannya apa? Anda pasti akan masuk dalam middle income trap Bahkan rentan miskin Pak Karena begitu ada kejadian yang tidak terduga Dia gak punya persiapan untuk dana berjaga-jaga Apa yang terjadi? Ya, yang pertama... Berarti dia jauh lebih miskin daripada dulu belum berpenghasilan dong, Pak. Yap, bisa seperti itu. Terus akhirnya dia stres. Dulu saya belum gajian aja hutangku nggak kemana-mana. Sekarang kenapa kok saya setelah bekerja, katanya punya jabatan prestisius. Kerja di gedung-gedung yang bergensi Di Sudirman mungkin Di SCBD mungkin Tapi kok sekarang malah jadi seperti ini Kenapa? Karena kenaikan lifestyle-nya dia lebih besar daripada kenaikan income dia istilah bahasa jawanya besar pacak daripada tiang itu kan sudah pepatah lama tetapi sangat valid dan berlaku saat ini buat ya semua orang cicilan mobilnya belum lunas cicilan rumahnya belum lunas belum lagi ada biaya tambahan berarti dia harus tahu persis pos mana yang dia harus anggarkan kalau Termasuk kalau dia mau utang, dia harus tahu maksimal berapa untuk utang. Kalau enggak, fatal. Kalau enggak, ya akhirnya numpuk kan. Numpuk ya. Nah, numpuk akibatnya apa? Ya, ada yang sampai udah nyicil mobil, mobilnya disintah balik. Ditarik sama leasing, Pak. Ditarik sama bank. Kenapa? Dia nggak bisa bayar. Akibatnya pada saat dia ditarik, itu termasuk uang muka, termasuk cicilan yang selama ini kan habis semua, Pak. Ya, ya, ya. Nah, kacau. Rumahnya ditarik. Mobilnya ditarik. Akhirnya dia merasa bahwa apa yang dilakukan dia sia-sia. Frustrasi. Kalau kelompok di bawah mereka Pak. Calon kelas menengah. Ini kita nggak ngomong kelas menengahnya Pak. Calon Pak. Lebih rentan lagi karena penghasilan mereka yang lebih rendah. Dan seringkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi di bawah UMR lah Pak. Kan sekarang juga masih banyak nih anak-anak muda yang gajinya di bawah UMR ya. UMR itu kan ditujukan untuk big-big company ya Pak. Karyawannya harus wajib UMR. Ya Pak. Tengah-tengah pabrik. Betul. Kemudian kayak Indomaret, Alfamart. Itu kan perusahaan-perusahaan yang udah TBK kan. Karena wajib UMR dong. Mereka gak bisa dibawa UMR. Tapi kan namanya banyak orang mau cari kerja Pak ya. Dibawa UMR pun daripada gak kerja mereka sikat Pak. Iya. Karena saat ini mahiritasnya MKM. Kalau disuruh bayar UMR mereka juga gak kuat Pak. Gak kuat. Iya. Dan tontonannya sama Pak. Iya. Masalahnya itu tadi. Jadi sosial media kan. Tontonannya sama Kok lihat orang lain kok hidupnya enak bener Kita ini Saya pernah punya satu temen Lucu cerita Dia tuh cerita gini Satu malam habis satu setengah juta Gue kerja dari pagi sampai malam Sekian banyak Kita cuma habis sepuluh menit Aduh kok rasanya gak adil Dan repotnya Yang ditonton adalah Rata-rata video-video Yang dibuat oleh Orang-orang Jakarta pak Nah itu dia Nah yang nonton itu orang-orang daerah pak UMRnya Jakarta dengan UMRnya daerah Itu beda jauh loh pak Di Jakarta UMRnya bisa 4,5 Di daerah Ada yang UMRnya cuma 2 juta pak Nah nonton Yang UMRnya Jakarta Frustrasi pak Dan berusaha lifestyle-nya Mengikuti supaya dianggap Sip Sip Sama teman-temannya kan. Betul. Dianggap top. Nah. Tapi akibatnya. Kehidupannya justru berantakan. Dan celakanya lebih parah lagi. Pandemi COVID-19 ini. Memperburuk situasi ini. Ya. Dengan penurunan jumlah warga kelas atas. Ke kelas menengah. Downgrade loh Pak. Ya. Ya karena pinjol. Ya. Ini pemerintah yang ngomong loh ya. Karena judol. Saat ini lagi musim. Saat ini kan lagi marah kan Pak. Kenapa? Iya. Karena. Ya itu tadi. Karena dia yang lihat video-video. Yang melihat. Wah enak ya, jadi orang kalau bisa makan enak, bisa healing, bisa apa. Akibatnya belum punya duit, dipaksakan Pak. Dipaksakan. Akibatnya apa? Berantakan semua Pak kondisinya. Sementara jumlah calon kelas menengah dan rentan terhadap kemiskinan itu meningkat. Jadi mereka memaksakan diri itu tadi gitu Kepingin kaya dengan cara cepat Selalu ya Nah Akibatnya kalau kepingin kaya dengan cara cepat Itu pada saat melakukan sesuatu Sesuatu ini biasanya investasi Itu tidak pernah diteliti Maka saya selalu mengatakan Kalau Anda mau melakukan investasi Lakukan teliti sebelum investasi Nah gini Pak Kalau bicara teliti itu Kalau saya mau belajar khusus sama Pak Tony ada nggak Pak? Supaya saya lebih smart Ya ada pak Dalam hal ini otomatis kita harus Menata duit kita Kita melakukan investasi itu apa aja Itu semuanya kita tata semua Pak Tony kan sering bilang teliti sebelum membeli Masalahnya saya gak tau apa yang harus diteliti Saya gak punya ilmunya Ya itu harus dipelajari pak Saya ada kursus Yang namanya kursus manajemen keuangan Oh disitu diajarkan pak ya Itu totalnya 16 jam ya pak Saya bukan gak mau berbagi saat ini Tapi ya gak mungkin kan Kita pot Podcast 16 jam. Dan bukan cuma masalah 16 jamnya. Tapi ada tugas-tugas ya Pak. Saya setiap 16 jam itu pun kita atur dalam 8 kali pertemuan. Dan setiap pertemuan itu selalu ada tugas. Jadi untuk mengukur kemampuan kita memahami materi tersebut. Jangan sampai cuma pasif. Karena daya tangkap setiap orang kan beda-beda. Tapi dari hasil tugas itu kan kita bisa tahu. Daya tangkap seseorang itu berapa banyak. Sehingga yang kembali ke cerita teliti... Sebelum membeli itu tadi. Membuat kita lebih cerdas secara keuangan gitu ya. Dan di samping tugas-tugas itu bukan hanya sekedar tugas ya Pak ya. Tapi juga harus yang ada yang diaplikasikan Pak. Nah disitu kita. Dia akan melangkah aplikasikan. Dia akan merasakan. Bagaimana istilahnya before and after. Agar literasi keuangan kita meningkat ya. Iya. Karena orang kalau cuma dengerin podcast gini Pak. Ya kan kita nggak tahu. Nggak ada tugas, nggak ada apa. Ketiduran juga nggak tahu Pak. Nah. Sehingga kan tidak bisa maksimal. Dengar Pak Tony nongeng aja gitu ya. Iya. Nah kesenjangan antara pendapatan dan pengeluaran semakin besar Kesulitan mereka untuk menabung Jadi topik saya pak Bicara soal menabung Itu video saya tetap number one sampai hari ini pak Ya itu hampir 10 juta view Nah itu Menunjukkan bahwa betapa banyaknya Kelas menengah cenderung ke bawah Indonesia sangat sulit untuk menabung Nah Di konten saya pak ada yang nulis Lucu saya sampai ketawa Saya punya judul Fit you in judulnya 7 fungsi menabung 7 tabungan penting yang harus Anda miliki dan dia menulis hoax saya kadang lihat kalau komentar lihat aja hoax kesimpulannya apa dia frustasi dia mengatakan hoax karena dia berpikir bahwa orang yang bisa punya 7 tabungan itu gak masuk akal kenapa dia mengatakan gak masuk akal karena dia sendiri tidak pernah berusaha untuk melakukan menabung ya Dia gak pernah bisa mengisihkan Akhirnya mengatakan frustrasi Dia mengatakan hoax Saya katakan yang hoax itu dia gitu Meninggalkan kolom komen Nulis hoax itu kan tidak sesulit menabung lho Pak Pasti Pak Jadi dia milih gampangnya aja lho Pak Dan selamanya dia gak akan pernah punya tabungan Selama tidak merubah mindsetnya dia Nah akibatnya banyak dari mereka mencari solusi Instan akhirnya melalui pinjol dan judul Itu kayaknya satu paket lah sekarang ini Paket Dan semakin populer Rubuhnya robot trading Di jaman-jaman covid Dan sekarang yang kelas bawah Semakin banyak main judul lain Dan ketika habis Top upnya Pake pinjaman online Jadi satu lingkaran setan yang gak ada Dan saat ini pinjaman Pinjaman tuh variannya banyak loh pak Gak hanya pinjaman online aja Bagi anda yang punya kartu kredit Kemudian anda bisa bayar lancar nih Wah itu serbuan Telepon Ke telepon anda, wah itu banyak Saya sehari itu bisa ada tawaran Itu bisa sampai 8-10 kali pak Telepon setiap hari masuk ke Telepon saya Untuk Untuk nawarin utang Dan utangnya Kecil pak Hanya ada yang 0,59% 0,6% 0,7% Ada yang ngasih 0,2% Ada yang ngasih 0,3% Saya sampai bingung Kenapa begitu banyak banjir tawaran utang Seperti ini Nah kalau saya mengalami saya tolak semua pak Nah tapi banyak orang yang Wah ini murah ini murah ini murah Nyicilnya cuman sekian Nyicilnya cuman mengatakan pada saat nawarin utang Bapak nyicilnya cuma sekian Bapak terima sekian, nyicilnya cuma sekian per bulan, nah itu kalau saya ambil misalkan orang itu tidak punya duit dia ambil 10 10 kondisi itu yang masing-masing bayarnya cuma 1,5 juta kok Pak per bulan dia ambil 10 dapatnya kan berarti bayarnya 15 juta per bulan duit yang diterima digunakan sama dia investasi investasi yang gak jelas dan kemudian hilang duitnya apa yang terjadi? berarti dia harus bayar utang 15 juta per bulan Pak gajinya dia misalkan cuma 5 juta per bulan selesai lah Pak iya Berarti Pak, kalau saya boleh simpulkan disini Memang Kalau seseorang punya income Tapi tidak dibekali dengan pengetahuan keuangan Ya Wah ini seperti pedang bermata dua Semakin tinggi income semakin berbahaya Betul Jadi dia harus punya literasi keuangan yang baik Dan harus tahu Kalau utang walaupun tawarin Itu harus berani menolak Iya kenapa? Kalau dulu cari utang itu sulit. Nah. Sekarang utang itu gampang banget. Iya, iya, iya. Jadi dia menyasar kelas menengah. Dan ini terakhir berbahaya. Oh iya, kelas menengah. Dan semakin bervariasi ya. Oh iya, semakin bervariasi. Kenapa? Kalau menengah bawah kan banyak. Banyak gak dibayarnya Gak akurat bayar Akhirnya jadi NPLnya dia rendah Non-Proforming Loan Dia masuk ke menengah atas Nah menengah atas otomatis biasanya Yang punya kartu kredit Itu kan biasanya sudah jabatannya Sudah bukan karyawan biasa Sudah supervisor, sudah manager Sudah BUD Banyak loh Saya ketemu BUD-BUD yang Ternyata secara keuangan gak bener Gak bagus Pernyataan Jadi apa namanya Title aja BUD, tapi secara keuangan Berantakan loh Sea level pun keuangan berantakan Padahal sea level ya Jadi dalam hal ini Tergantung bagaimana cara Anda mengelola Oke, so intinya pak Konsumtif walaupun secara penghasilan naik Jika lifestyle juga naik, maka tidak bisa didabung Atau tidak bisa dijadikan aset ya Itu kesimpulannya ya Terus yang kedua, atau gak bisa kaya Karena bisa kaya dari beberapa income yang dihasilkan Tapi bukan berapa berapa yang bisa dihasilkan, tapi berapa yang bisa diselamatkan, atau berapa bisa ditabung gitu ya. Betul. Terus orang kaya bukan dari berapa income yang diperoleh, tapi dari berapa banyak aset yang dimiliki dari hasil investasi. Dan yang keempat, jadi kalau tidak punya aset, sangat sulit sekali untuk menjadi kaya raya. Karena kita bisa kaya dari aset yang kita miliki. Setuju Pak. Nah kalau kita tidak mau menabung aset, kita tidak mau investasi aset, ya kita tidak akan pernah bisa kaya Pak. Baik. Dan ini, Ini berita dari CNBC Pak Indonesia Anak muda terjerat pay later makin marah Ini data terbarunya Yaitu Layanan pinjaman online pay later Semakin digandrungi anak muda Data dari market.com Fenomena pinjol ini By no pay later BNPL di Amerika Serikat Mencapai 51,6% pembelian per tahun Menggunakan pay later Atau setara dengan 2133 juta USD pada 2023 yang lalu Anak muda jadi konsumer terbanyak menggunakan pay letter di negara tersebut, dalam laporan, anak muda menggunakan BNPL mencapai rata-rata 25,94 juta, lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang lebih tua. Berarti anak muda ini lebih mudah mendapatkan hutang gitu ya? Bukan lebih mudah mendapatkan hutang Pak. Posisinya adalah karena mereka belum punya pengalaman. Belum punya pengalaman. Dan kemudian kalau zaman yang tua-tua, itu kan medsosnya nggak kuat Pak. Nggak kuat. Kalau yang muda-muda kan medsosnya kuat. Kuat. Nah, karena medsosnya. kensosnya kuat, godaannya kuat otomatis meminjamnya juga kuat Pak. Sementara yang tua karena dia mungkin punya pengalaman hidup dia lebih berhati-hati lah. Lebih berhati-hati. Nah BNPL digunakan anak muda untuk membeli barang yang praktis dan kecil. Salah satunya adalah pakaian yang mencapai jumlahnya 39%. Makanya fashion itu still number one Pak. Hari ini di marketplace ya. Terus kemudian membeli bahan makanan dan membayar di restoran. Cafe itu tadi. Karena makanya Gaya hidup itu tadi ya Pak Bapak lagi healingnya lagi Pak Bapak tadi ada menyebut NWDSI Boleh di spill sedikit Pak N itu apa sih Pak? NIT Kebutuhan sehari-hari Kemudian W itu apa Pak? Keinginan kita NIT itu berapa persen Pak seharusnya Pak? Sebaiknya NIT itu maksimal 50 persen Semakin kecil semakin bagus Ini maksimal di 50 persen WON Pak? Maksimal 10 persen Maksimal 10 persen D itu debt ya Pak ya Debt itu maksimal berapa Pak? Debt itu maksimal 30% S itu apa Pak? Saving Saving itu berapa Pak? Gak ada maksimal sih Ini harusnya minimal justru Minimal 10% Minimal 10% Tapi kenyataan ini hampir gak ada ya Sering kali gak punya L EI sorry I nya investment Itu 10% Pak Minimal. Berarti ya. Jadi kalau di need. Itu maksimal Di won maksimal Di damp juga maksimal Sebenarnya di saving sama di investment Itu minimal Berarti gini pak Apakah di kursus yang tadi pak Tony Asu Itu diajarkan di breakdown satu persatu Bagaimana kita bisa mencapai angka Tersebut Di breakdown mbak ya Saya gak bisa breakdown bagaimana Cuman saya menjelaskan Saya hanya bisa saran Karena dalam hal ini Kan kita Kita memberikan kursus siapa ya? Tetap yang melakukan siapa? Orang tersebut. Untuk kaya, itu butuh yang namanya disiplin, Pak. Disiplin. Nah, seringkali yang terjadi itu walaupun tahu teorinya, belum tentu bisa melakukannya. Iya, setuju, Pak. Nah, tapi kalau kita nggak tahu, ya lebih nggak ngerti lagi, Pak. Nah, di sini saya hanya bisa memberi knowledge-nya. Iya, iya, iya. Nah, saya memberi skill-nya. Iya, iya. Tetapi mengenai apakah disiplin atau tidak, ya tergantung dari... Di orang tersebut, tapi saya yakin Kalau mereka bisa mengaplikasikan Maka apa yang saya sharingkan Akan bisa membuat mereka kaya Kenapa? Karena apa yang saya sharingkan Ini bukan berdasarkan teori Karena saya berangkat dari naik motor Dari naik motor Saya melakukan, mengaplikasikan Apa yang saya sharingkan ini Nah sehingga Hidup saya bisa tertata Dan apa namanya Saya bisa mempunyai aset segala macam Dan saya bisa mempunyai Istilah setelahnya kekayaan, itu majority dari aset yang saya miliki. Nah, Pak Tony, saya pengen nih kayak Pak Tony, supaya Pak Tony secara pengalaman hidup jauh lebih banyak. Oleh sebab itu, saya kalau ikut kursus ini Pak, itu kan total 16 jam. Ini kan NWDSI ini aja teorinya gampang nih. Semua orang tahu, tapi bagaimana, semua orang ngerti Pak, oh need 50% paham. Tapi di kursus itu akan diajarkan bagaimana supaya Anda benar-benar Bisa tercapai angka 50% itu ya Maksimal pak Bahkan saya Terus berusaha tekan Need saya Itu menjadi 20% Sebisa mungkin supaya larinya ke S sama I Apakah menekan 20% itu harus dengan Berhemat? Enggak juga Kita bisa menekan 20% itu yang pertama Dengan cara menata atau mengelola keuangan Yang kedua dengan saya Mendapatkan penghasilan tambah Oh set hasil ya Dan set hasil itu bisa Bertumbuh bahkan lebih besar dari penghasilan utama Kalau bisa Nah kemudian kalau kita bicara Ke topik berikutnya Artinya saya boleh menyimpulkan Genset itu malu pakai Android Lebih baik pakai iPhone karena takut dikucilkan Ini ada lho Nah sekarang makanya kenapa ada segmen iPhone itu menjadi Laku keras Apple seneng-seneng aja Pak Karena itu bisnis Pak Ada status Pak disini itu Kalau lu belum Valid kalau belum baik kayak iPhone gitu loh Jadi iPhone itu adalah standar Ukuran kesuksesan Gen Z Iya Nah artinya Pak Banyak netizen bertanya kenapa Kok gak langsung dibahas disini aja NWDSI nya 16 jam Pak Dan ada tugas itu Tugas itu mengukur bahwa Bukan berapa banyak yang kamu tau Tapi yang paling penting berapa banyak yang sudah kamu Kamu praktekkan. Dari apa yang kamu tahu gitu ya Pak. Betul. Karena saya mengajak bukan hanya. Mensyaringkan saja Pak. Tapi juga mengajak juga. Melibatkan. Melibatkan ya. Nah kalau orang sudah terlibat. Maka dia akan. Akan lebih merasa. Akan merasakan. Dengan dia ngerti tugas itu semacam kayak. Semacam kayak check up gitu ya. Iya. Gue sampai dimana ini ceritanya. Iya. Oh iya ya. Jadi dia tahu kesalahan dia. Kalau kita cuma ngomong pasif kayak gini. Ya mending gak usah khusus. Teori aja ya. Teori aja ya. Nah itulah perlunya kursus itu seperti itu Pak Jadi untuk Mempraktekkan apa yang Dia tahu, karena tingkat literasi Seseorang kan beda-beda Makanya butuh 8 kali pertemuan Pak Kenapa 16 jam gak dibuat aja 2 hari atau 3 hari Karena kalau 3 hari Kan pertama Pada saat kita sharing Itu otaknya penuh Yang kedua Aplikasinya gak bisa Pak Kalau 16 jam jangan-jangan Di setel ketiduran dia pak Oh aku sudah tahu ilmunya NWDSI nya pak Tony gitu Kadang-kadang cuma tahu judulnya doang Cuma tahu 5 menit pertama Itu bedanya nonton Youtube Sama di kursus ya pak Terima kasih pak Tony atas sharing kali ini Jadi kita sudah kurang lebih paham Kenapa kok kelas menang itu Bukan lagi sulit kaya Tapi memang ada jebakan-jebakan yang di jaman kita Dulu gak ada Dan kalau anda tidak tahu jebakannya itu apa saja Mungkin di kursus manajemen keuangan uangan dibahas semuanya. Terima kasih. Kita tutup terlebih dahulu untuk sesi kali ini. And sampai jumpa di puncak kesuksesan, kemakmuran. Dan salam hebat. Luar biasa.