Terima kasih telah menonton! Teman, sepertinya Kayu mau mancing tuh! Berang-berang bawa berkat! Berangkat!
Kak, kita mau mancing di mana sih? Kok umpannya pakai kepala ayam? Umpannya saja sebesar ini, nggak kebayang ikannya sebesar apa!
Serius kak, mau mancing di kolam ini? Ini kan isinya sobat oatan si Boya semua! Kabur!
Ya ampun! Ternyata kamu bisa melompat ya sob! Cakep!
Teman, di habitatnya, Sobatotan ini memang pandai melompat untuk menangkap mangsa yang ada di udara atau ranting pohon. Lompatan mereka tidak bisa dianggap remeh loh. Buaya dapat melompat secara vertikal sampai dengan panjang tubuhnya.
Dengan menggunakan ekornya yang kuat, ia mendorong tubuhnya untuk dapat keluar dari air. Saat melompat, tubuh buaya akan ikut bergerak untuk mendapatkan lompatan yang maksimal. Salute hotan sama kalian! Tangguh di air, darat, dan udara.
Cakep! Pasti teman-teman di rumah sudah tidak asing kan dengan sobat hotan yang satu ini? Yaps, dia adalah buaya muara, sem predator alias pulmongsa.
Sobat otan ini adalah jenis buaya terbesar di dunia loh. Bahkan ukurannya jenis yang lebih besar dari buaya muara. jauh lebih besar dari buaya Nil dan Elegator Amerika. Predator ini mendiami sungai dan juga muara.
Saat air mulai pasang, buaya akan mendekati bibir sungai untuk mengincar mangsanya. Mereka biasa keluar dari sarang pada sore hingga malam hari untuk mencari mangsa. Walau terlihat tenang, tetapi sebenarnya mereka dalam posisi siaga loh. Jadi tetap waspada ya. Selain ganas mengambil mangsanya di udara, Sobat otak ini ternyata jauh lebih ganas ketika berburu di daerah teman.
Untuk membuktikannya, sekarang Kak Ayu akan memberikan satu ekor ayam untuk kawanan buaya ini. Sob, waktunya makan besar nih. Sikat!
Sabar sob, semua bakal kebagian kok. Ayo pada antri! Saat mengetahui ada makanan, Naluri Sobatotan ini langsung bekerja teman. Ia akan mengambil makanan tersebut dan membawanya pergi agar tidak direbut oleh buaya lain.
Buaya lain tidak kalah pintar, teman. Mereka akan terus mengawasi dan coba merebut hasil buruannya. Tuh, tuh! Baru saja otan bilang.
Sudah terjadi perebutan lagi. Kan? Saat berebut, sobat otak ini akan memutar badannya beberapa kali untuk mencabik-cabik mangsanya.
Buaya yang kuatlah yang akan mendapatkan paling banyak bagian. Wuih, kamu dapat banyak nih sob. Caget!
Sobatotani ini adalah hewan berdarah dingin atau Poikilotherm. Pada saat malam hari, tubuh sobat otan ini menjadi dingin dan lembab. Saat pagi tiba, mereka akan segera menghangatkan diri menggunakan sinar matahari.
Suhu tubuh buaya harus berkisar antara 30 sampai 32 derajat, teman. Tanpa suhu yang stabil, buaya akan susah dalam mencerna makanan mereka. Otan mau ikut berjemur juga ah, biar kayak bule-bule.
Kalau kulit buaya terlihat sangat keras, tetapi ada bagian tertentu yang sangat sensitif lho. Salah satunya adalah bagian moncong dan rahangnya. Sekarang Oten dibantu Kak Ayu akan menguji coba seberapa sensitif moncong sobat otan ini.
Sekarang kita lihat reaksinya yuk. Nampaknya sang buaya tidak bisa membuka mulutnya teman. Padahal dia terkenal memiliki rahang yang sangat kuat.
Pada bagian mulut buaya terdapat saraf yang sangat peka, alias sensitif. Rahang buaya yang sensitif digunakan untuk merasakan dan mengambil makanan dengan cepat. Selain itu, mulut buaya juga digunakan untuk memindahkan bayi-bayi mereka yang baru menetas tanpa melukai sedikitpun. Cakep! Salah satu kebiasaan buaya yang sering kita jumpai adalah membuka mulutnya saat berada di darat.
Hal ini mereka lakukan untuk mengatur suhu tubuh mereka agar tetap stabil. Selain itu, membuka mulut juga membuat mereka cepat beradaptasi dengan kondisi suhu sekitarnya. Jangan kelamaan manggap, sob! Nanti dimasukin lalat lho! Otan kasih tau salah satu kehebatan si buaya lagi teman.
Sang predator ini dapat mengenali bau mangsanya meski dalam jarak yang jauh, karena indera pencumanya sangat baik. Sepertinya ada buaya yang lagi tidur tuh. Kita coba taruh makanan di sebelahnya yuk.
Tuh kan, walau lagi tidur, tetap saja ia dapat mendeteksi jika ada makanan di dekatnya. Indera pencuman yang dimiliki oleh buaya ini adalah organ femerasal, teman. Organ inilah yang membuat pencuman buaya menjadi lebih sensitif, terutama pada bau makanan.
Loh, itu ada buaya lain yang mau mengambil makanan kamu sob! Waspada! Sobat otan ini tidak tinggal diam teman! Ia langsung menghalau buaya lain yang mendekati makanannya! Ia berusaha menyerang dengan membuka mulut dan mengangkat tubuhnya lebih tinggi.
Syukurlah pertempuran ini tidak berlanjut, teman! Kalau begini kan, cakup! Teman, saat musim hujan seperti ini tidak menutup kemungkinan banjir akan datang ke wilayah kita. Saat itulah banyak hewan-hewan yang keluar dari persembunyiannya, tak terkecuali buaya.
Nah, Otan ada sedikit tips nih untuk kalian yang mau mengevakuasi buaya yang menyasar ke pemukiman. Tetapi, jika dirasa terlalu berbahaya, segera hubungi pihak yang berunang seperti BKSDA. Proses pengamanan buaya ini harus dilakukan oleh minimal 3 orang dewasa Pertama buat simpul pada tali untuk mengikat mulut buaya Pastikan saat mengikat dalam posisi yang aman Pertama buat simpul pada tali untuk mengikat mulut buaya Setelah mulut Boya terikat dengan kuat, lalu tutup matanya menggunakan kain basah. Terakhir, ikat kaki depan dan belakang agar Boya tidak dapat berontak.