Transcript for:
Catatan tentang Perang Salib dan Saladin

Salah satu konten sejarah dunia yang paling terkenal dan sering banget di request oleh para inspektor adalah Perang Salib. Sebenernya Mimin sendiri was-was banget sih kalau konten-konten yang di request modelnya kayak gini, karena bakal selalu ada perbedaan pendapat diantara... antara berbagai pihak. Apalagi baru-baru ini, kedua pihak sedang merayakan hari besar kepercayaannya masing-masing. Sekalipun begitu, mending percaya sih, dalam sejarah, kita bisa melihat bahwa tidak semua yang terjadi hanya karena masalah kepercayaan.

Asada juga masalah politik dan masalah-masalah lain, di mana dalam berbagai konflik tersebut, ada kasih dan toleransi yang terlepas dari perbedaan masing-masing. Kalau biasanya Inspek History membahas secara kronologis, kali ini Mimin bakal bahas dari tokoh kunci masing-masing pihak. Nah hari ini, kita akan membahas salah satu tokoh dari sisi Islam. Ia adalah Saladin al-Ayubi, yang di dunia barat biasa mengenalnya dengan nama Saladin. Lalu apa aja sih sepak terjangnya?

Dan kenapa dirinya bisa menjadi salah satu tokoh sentral dalam Perang Salib? Nama Saladin mulai dikenal luas dalam Perang Salib ketiga. Kala itu, pasukan Islam yang dipimpin olehnya berhasil merebut kembali kota Yerusalem. Saladin lahir pada 1138 di kota Tikrit, Irak dengan nama Saladin.

asli Yusuf bin Anci Mimin al-Ayubi. Setelah lahir, keluarganya memutuskan pindah ke kota Mosul. Di situ, keluarga ini diberikan perlindungan dari penguasa setempat, Imad Asad bin Zengid.

Salahin muda Buddha tumbuh di tengah-tengah pendidikan ilmu pengetahuan seperti filsafat, sains, matematika, dan agama. Ia tumbuh dewasa di Damascus, Syria, untuk menerima semua pelajaran ilmu tersebut. Selain itu, Saladin juga memahami sejarah, budaya, serta wadisan dari bangsa Arab. Saat penguasa Mosul, Himat Asad-Din Zengid meninggal, kedudukannya digantikan oleh sang putra yang bernama Nuruddin. Di masa pemimpinan Nuruddin, Paman Saladin, Asad al-Din Sirku, menjabat sebagai komandan pasukan dari di- dinasti Zenggit.

Saladin memulai karir militernya dengan menjadi pembantu bagi Sang Paman. Debut pertamanya adalah saat Nuruddin mengirim Sirku bertempur melawan musuhnya, yaitu Dirham. Dalam pertempuran ini, perang Peran Saladin memang tidak terlalu mencolok, namun di tahun 1164, dinasti Zengidd mengubarkan perang melawan tentara Salib yang menyerang dan merebut kota Biblis. Dalam perang, Saladin memimpin dua bagian dari pasukan Sirku. Jabatan Saladin salah itu sudah menjadi general muda.

Perannya dalam perang diserikatakan cukup krusial. Ia berhasil mengalahkan Hitch dari Kaisarea yang merupakan pemimpin pasukan musuh. Tak lama...

Syawar yang adalah seorang wasir dari dinasti Zengidd meninggal dunia. Tak terlalu lama berselang, Sirku juga mengembuskan nafas terakhir. Sultan Nuruddin pun kebingungan mencari pengganti orang kepercayaannya.

Dan dalam posisi yang sedang kebingungan, akhirnya Nuruddin memilih seorang untuk menjabat sebagai wasirnya. Kendati Saladin tak menjadi pilihan, namun kalifah Fatimiyah al-Asir. memilih Saladin untuk menjadi wazirnya.

Keputusan kilavah Al-Asadid ini sedikit tidak biasa. Al-Asadid adalah penganut siah, sedangkan Saladin merupakan penganut sunni. Tahun 1170, Saladin yang menjabat sebagai wazir kala itu mengkonsolidasikan kekuasaannya atas sebagian besar wilayah Mesir. Konsolidasi ini mendapat dukungan dari Nuruddin dan kalifah dinasti Abasyah, Al-Mustanjid. Salah satu pertempuran utama yang dilakukan oleh Saladin adalah saat melancarkan perang melawan Raja Yerusalem, yaitu Amal Rik.

Pertempuran ini adalah upaya Saladin untuk merebut kota Darum dan Gaza. Tahun 1171, Khalifah Al-Asadid meninggal dunia. Saladin lalu mengambil langkah untuk mengambil alih sebagian wilayah dari dinasi Fatamiyah. Untuk semakin memperkuat persatuan umat Islam, Saladin juga membentuk asosiasi dengan kekalifahan Abasyah. Pada 1173, penguasa Aswan meminta bantuan Saladin untuk menangkal serangan penjajah dari Nubiah.

Saladin menyanggupi permintaan dari sang penguasa dengan menyediakan sejumlah pasukan untuk membantunya. Namun masih di tahun yang sama, Saladin harus berduka karena ayahnya meninggal akibat kecelakaan saat sedang berkuda. Setahun setelahnya, pemimpin sekaligus pindungnya Nuruddin juga mengembuskan nafas terakhir.

Saladin pun tetap melanjutkan misinya dan memimpin pasukannya merebut Raya Surya dan Yaman. Setelah berhasil merebut dua kota tersebut, Saladin lalu mendeklariskan dirinya sebagai pemimpin dan membentuk dinasti Ayubiah. Setahun berjalan, Saladin kembali menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin militer dengan merebut kota Homs dan Hama. Namun hal ini malah membuat general dari dinasti Zengidd mengubarkan perang melawan dirinya. Namun dalam perang ini, Saladin mampu menaklukkan dinasti Zenggit Pada saat inilah, Al-Mustadi yang merupakan kalifah dari dinasti Abasyah mengakui Saladin sebagai Sultan Mesir dan Syria Setelah menjadi Sultan, ia kembali menaklukkan daerah-daerah lainnya termasuk daerah Jaziriyah Tahun 1177, Saladin kembali ke Mesir untuk urusan kerajaan Di tahun yang sama, kurang lebih 26.000 tentaranya melancarkan serangan ke Palestina Balbin membalas dengan menyerang Dateran Tinggi Golan, namun serangan ini dengan mudah dikalahkan oleh Tak Saladin.

Dalam ukuran waktu antara tahun 1182 hingga 1184, Saladin melakukan penaklukan ke kota Sinjar, Bisan, Birut, dan Kerak. Setelah menaklukan kota-kota ini, mereka pun berencana menyerang Aleppo. Saladin bersama pasukannya lalu menuju kota Aleppo untuk merebut kota tersebut. Dengan jatuhnya kota ini, kekuasaan Saladin atas Surya menjadi semakin kuat. Ia juga melancarkan serangan ke kota Mosul, di mana dinasti Zenggit masih berkuasa.

Namun kuatnya pasukan dinasti Zenggit, membuat kota Mosul sulit ditaklukan. Hingga 1186, upaya penaklukan kota Mosul harus dihentikan karena Saladin mengalami sakit. Saat itu, ia melakukan perjanjian damai dan disepakati oleh kedua pihak, baik dinasti Ayubiah maupun... dinasti Zenggit.

Dengan begitu, maka kekuatan pasukan muslim akhirnya dapat disatukan. Sebelum menjalankan misi utamanya, yaitu merebut kembali Yerusalem dari tangan pasukan salib, Salib menaklukkan berbagai kota lain seperti Jebail, Akre, Nazareth, Sephoris, Tabor, Sebaste, Nablous, Haifa, dan Asruf. Tahun 1187, Saladin akhirnya bertempur dengan pasukan Salib di pertempuran Hatin.

Saladin pun berhasil memenangkan pertempuran ini. Pasukan Salib kekala itu dipimpin oleh Raja Gwydelusinyan. Dalam pertempuran ini, Saladin datang dengan memberikan pembalasan kepada Reynald of Cthelon.

Empat tahun sebelum pertempuran saat genjatan senjata antar pasukan Muslim dan pasukan Salib masih berlangsung, dirinya adalah tangan kanan Raja Yerusalem yang membunuh adik perempuan Saladin. Tidak hanya itu, ia juga membantai para kalifah muslim yang melewati wilayah Palestina. Mereka mengeksekusi dan menjarah wilayah-wilayah umat muslim.

Dan yang menjadi puncaknya, ia berencana untuk menyerang kota Suci Mekah. Ia sempat diingatkan bahwa di antara pasukan muslim dan salib sedang ada gencatan senjata. Namun ia malah menghardik mereka sambil membawa nama dari berbagai nabi di dunia Islam.

Provokasi dari Reynald inilah Ia menjadi salah satu faktor bersatunya umat Islam yang terpecah-pecah. Semua kalifah Islam lalu bersatu di bawah Pandi Saladin. Ia pun menanggapi perkataan Reynald dan berkata, Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Pertempuran pun terjadi beberapa kali dan akhirnya pasukan Muslim berhasil memenangkan pertempuran hatim. Raja Gui dan Reynald lalu dibawa ke tenda Saladin.

Keduanya sedang kelelahan dan kehausan lalu dibawakan minum oleh Sang Sultan. Ia memberikan minum kepada Raja Gui. Setelah minum, Raja Gui memberikan minuman kepada Reynald. Namun saat ia hendak minum, Saladin membentak dan mengatakan, Siapa yang mengizinkanmu minum? Menurut tradisi Arab, seseorang dilarang untuk membunuh tamu yang mereka beri makan dan minum.

Namun karena Reynald tidak diizinkan minum, Saladin tidak melanggar tradisi jika tetap membunuhnya. Saladin pun menghuluskan pedang dan memenggal Reynald di depan rajanya sendiri. Saladin pun berkata, Seorang raja tidak akan membunuh raja.

Mengapa kamu tidak seperti Raja Agung dan mempelajari keteladanannya? Raja Agung yang dimaksud adalah Raja Balian keempat. Untuk menembus pertahanan kota yang sangat kuat, Salin menggunakan ketapel serta mengerahkan pasukan pemanah. Kerajaan Yerusalem yang tergepung, mencoba meminta bantuan dari para sekutunya, namun tak ada tanggapan yang datang.

Akhirnya, kesatria Kenisah Balian dari Ibelin. Mendatangi Saladin untuk berunding, perundingan menemui jalan buntu, dimana ia mengancam membumi hanguskan Yerusalem, sehingga Saladin juga tidak akan mendapat apa-apa dari kota tersebut. Saladin tidak mau mengambil resiko kehilangan kota yang sudah lama diimpikannya, sehingga 2 Oktober 1187, para penduduk Kristen Yerusalem menembus dirinya. 10 dinar untuk laki-laki, 5 dinar untuk perempuan, dan 1 dinar untuk anak-anak dalam waktu. waktu pembayaran 40 hari.

Oh iya, buat masalah ini, harus kita pahami bahwa untuk standar di zaman tersebut, keputusan seperti ini masih bisa dibilang cukup manusiawi. Umumnya, ketika kota yang diserang memutuskan melawan penyerangnya, dan kota yang dikepung itu tidak mendapat bantuan, nasib penduduk di kota itu hanya tinggal dibantai atau dijarah saja. Mereka yang tidak mampu membayar, akan dijadikan budak. Kuda-kuda dan perlengkapan perang pun harus diserahkan.

Anak-anak yang datang kepada Saladin, Diberikan jubah, makanan, dan sesekali dipangku oleh dirinya. Para istri dan anak-anak yang suaminya gugur dalam perang juga diberikan bantuan. Saladin pun berhasil melebut kota Yerusalem, serta menyatukan kekuatan Islam.

Mendengar kota Yerusalem telah jatuh ke tangan Saladin, Eropa pun langsung geger. Paus Gregory VIII langsung mengumumkan perang salib dan berusaha untuk menghimpun pasukannya. Kali ini...

Kekuatannya tidak main-main, bahkan dalam sejarah, perang ini sering disebut sebagai perang salib para raja. Tiga penguasa ini adalah Richard I, Philip II Augustus, dan Frederick Barbarossa yang membawa pasukan terbesar. Ketiga penguasa ini bisa dibilang adalah penguasa terhebat Eropa saat itu. Selain mereka, juga masih ada penguasa-penguasa kecil yang juga menyimpun kekuatan.

Masalahnya, kondisi politik sudah banyak berubah. dari perang salib sebelumnya. Perubahan yang paling terlihat adalah identitas penguasa Kekaisaran Rumawi Timur, yaitu Kaisar Ishak II Angelus. Khawatir melihat besarnya pasukan Kekaisaran Rumawi Suci yang melintasi wilayahnya, diam-diam Ishak bersekutu dengan Saladin untuk menghambat pasukan Jerman.

Demikian kesalnya, Kaisar Jerman menghadapi masalah ini. Dia sampai memerintahkan pasukannya menyerang wilayah Rumawi Timur, yaitu kota Asadrianople. Ia baru bersedia mengembalikan kota tersebut, Setelah KSR Mowi Timur, Ishak II, tujuh menyeberangkan pasukannya ke Asia Minor.

Setelah menyeberang, pasukan Rommowi Suci berkali-kali berperang dengan Turki, yang berhasil dikalahkannya dengan mudah. Berbagai kabar kemenangan ini malah mengkhawatirkan Saladin. Namun uniknya, tiba-tiba Frederick Barbarossa kecelakaan dan hanyut di dekat sungai Salep. Kematian yang aneh dan tiba-tiba ini menjatuhkan moral pasukan Jerman, hanya sepertiga dari pasukannya. yang melanjutkan misinya di bawah pemimpinan sang anak, yaitu Frederick VI.

Sedangkan sisanya lebih memilih pulang karena misinya sudah tidak jelas di Tuhan. Pada tahun 1189, melakukan penyerangan untuk merebut kembali Yerusalem dari tangan Muslim. Ia mendarat di kota pelabuhan Akre tahun 1191. Dari sana, pasukan Richard memulai misinya mengawan dinasti Ayubiah, dan keduanya akan berhadapan di pertempuran Karsuf. Untuk menguasai Yerusalem, Richard menyusun strategi.

Ia berusaha menguasai kota pelabuhan Jaffa untuk menjadikan basis perbekalan menyerang Yerusalem. Dalam perjalanannya, ia memerintahkan pasukannya untuk berjalan di dekat sumber air dan garis pantai supaya armada laut bisa mendukung pergerakan pasukannya, serta mengevakuasi korban luka-luka. Menyadari hal ini, pasukan berkuda Saladin berkali-kali menyerang dengan panah dan tombaknya. Pasukan Richard yang maju dengan formasi baju zirah dan tamengnya, membuat pasukan Saladin kesulitan menembusnya.

Pasukan Richard maju dengan formasi rapa, baju zirah, dan tamengnya yang jauh lebih tebal. Sedangkan pasukan Saladin yang mendekat bisa ditusuk dengan tombak dan dipanah dengan crossbow. Hal ini jauh lebih fatal bagi mereka karena rata-rata baju zirah pasukan Saladin jauh lebih tipis dibandingkan lawannya.

Walaupun begitu, mengapa Saladin tetap bisa menang? Singkatnya, akibat dua faktor utama yaitu kabar buruk dari Eropa yang membuat Richard khawatir dengan wilayah miliknya. Selain itu kondisi diperburuk oleh cuaca seperti hujan lebat dan badai.

serta musim dingin yang semakin mendekat. Padahal saat itu, kondisi pasukan Saladin memang sedang buruk-buruknya. Sungguh suatu keajaiban bagi pihak Saladin. 4 Maret 1193, Saladin meninggal dunia.

Menurut Stephen Gluckman, profesor ilmu kedokteran dari Pre-Element School of Mimin di University of Pennsylvania, dia meninggal karena penyakit tifus. Tak jasadnya pun dimakamkan di luar Masjid Umayyah. Selama hidupnya, ia dikenal sebagai pribadi yang murah hati seperti membagi-bagikan hartanya kepada orang miskin. Lalu, meskipun Saladin dan Richard saling berdor musuhan, namun mereka menghormati satu sama lain. Richard bahkan sempat memuji Saladin sebagai pemimpin terbesar dan terkuat dunia Islam.

Duluannya bahkan menjalin persahabatan, di mana Saladin pernah memberi Richard sebuah kuda saat ia lelah dalam pertempuran. Richard juga pernah membunuh seorang yang merencanakan pengkhianatan kepada Saladin. Ia mengirmi kepala pengkhianat itu dengan sepecuk surat yang bertuliskan, Aku tidak ingin orang ini mengacaukan permainan kecil kita.

Membaca surat itu, Saladin senang dan terkesima dengan sosok Richard. Richard juga sempat menunda pertempuran saat ia mengetahui bahwa pedang Saladin salah itu sedang tumpul-tumpulnya. Dan saat Richard sakit, bahkan Saladin membalasnya dengan cara mengirim tabib terbaik. untuk menyembuhkan penyakit yang diberitanya. Apakah yang bisa kamu pelajari dari kisah Saladin?

Menurutmu mengapa baik Saladin dan Richard bisa saling menghormati satu sama lain walaupun mereka adalah rival? Asadakah tokoh lainnya yang ingin kamu pelajari di masa perang salib? Coba tulis pendapatmu di kolom komentar.

Hai, terima kasih sudah menonton dan belajar sejarah bersama Inspek History. Jangan ragu untuk berikan komentar, like, dan bagikan bila kamu merasa konten ini bermanfaat.