Kemudian melanjutkan pembahasan kita rabu yang lalu tentang kenapa kita penting belajar siroh, kenapa kita penting belajar sejarah. Bukan hanya siroh nabi sebetulnya, sejarah Indonesia juga penting. Dari mana Ustadz banyak referensi-referensi, jangan tanya saya, saya bukan ahli sejarah.
Nanti kita bisa lihat banyak tokoh. Tokoh ahli sejarah yang bisa mereferensikan Sejarah Indonesia yang keren-keren Secara umum Salah satu Manfaat atau pentingnya kita Belajar sejarah itu kata Allah di surat Hud ayat 120 Yang tadi saya baca adalah Manusabbitubihi Fuadak menaguhkan hati Kalau bahasa saya kemarin Mempertajam nalar, itu salah satu tujuan belajar sejarah, mempertajam nalar. Jadi ketika kita melihat sesuatu, kita itu bisa langsung menyimpulkan.
Kenapa? Karena yang kita lihat itu bukan sesuatu yang kita lihat. sesuatu yang baru udah pernah terjadi dan udah ada hasilnya jadi enggak buat kita jadi kayak masih apa kagok gitu nih apa nih apa enggak ada pertanyaannya apa karena itu udah pernah terjadi di masa lalu dan bukan sekali berkali-kali dan sudah ada hasilnya sehingga kita kita langsung bilang, wah ini kayak yang dulu nih. Beda kan? Ini tuh kayak yang dulu.
Oh berarti gini. Artinya orang yang banyak membaca sejarah, seperti orang yang hidup bukan 60 tahun, tapi ribuan tahun. Orang yang banyak pengalaman, pastinya gak akan blank dalam melihat hal-hal yang terjadi dalam kehidupan dia.
Beda mah. Misalnya anak kecil ngelihat sesuatu kan dia kayak baru apa, pengalaman pertama kan, masih nyoba-nyoba, oh nanti gini hasilnya, oh gitu hasilnya. Itu anak kecil karena dia hidup baru belasan tahun. Beda sama orang yang udah 60 tahun Nah kata kakeknya Atau kata ayahnya Kamu jangan gini supaya kamu gitu Kenapa kakek atau ayah udah ngalamin Ternyata ada yang lebih panjang usianya daripada 60 tahun Siapa?
Orang yang membaca sejarah Umurnya lebih panjang daripada orang yang sekedar hidup Kenapa? Dia bisa berusia 1000 tahun 2000 tahun 3000 tahun Tergantung sepanjang apa Sejak itu sejarah yang dia baca. Sehingga siapa yang membaca sejarah, hobi membaca kisah, membaca siroh, berarti umurnya bukan 60 tahun.
Umur saya sekarang misalnya 30-an sekian tahun. Kalau saya baca siroh nabi, berarti umur saya 1430-an tahun lebih atau 1400 tambah sekarang misalnya jadi sekitar 70-an tahun. Itu usianya.
Kenapa saya baca siroh nabi, saya baca siroh sahabat, saya baca syarabani Umayyah, saya baca syarabani Abbasiyah, saya baca sejarah Bani Usmani, saya baca sejarah Bani Fatimiyah, saya baca tentang perjalanan kaum muslimin di Eropa misalnya, dan segala macam, makin banyak baca sejarah Islam yang tua banget, yang sudah 1400 tahun itu, berarti semakin panjang usia kita, seperti orang yang sudah hidup ribuan tahun, artinya dia punya pengalaman yang banyak, pengalaman itu membentuk pola fikir, pola fikir itu menjadi guidance dia dalam mengambil sikap. terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan dia. Itu pentingnya sejarah.
Sehingga kalau ada orang yang masih bingung, kenapa ya pertanyaan itu berarti pertanyaan yang jarang baca sejarah. Kenapa ya umat Islam kayak gini? Kenapa ya kita kayak gini?
Kenapa ya kita susah bangkit? Kenapa ya kita... dan segala macam. Pertanyaan kenapa?
Karena dia kurang analisa. Memang kita tetap butuh menganalisa realitas yang membaru. Tetapi semua itu tidak akan lepas dari pola kejadian sejarah. Hanya dia secara detailnya ada hal-hal yang memang baru.
secara garis besarnya itu tuh pernah terjadi baik dalam kasus personal keluarga bahkan bangsa sehingga ketika terjadi lagi orang yang hidup dalam sejarah dia nggak akan heran dan dia nggak akan kebingungan Kebingungan menentukan sikap. Saya harus sikap kayak gimana? Saya harus berpihak ke siapa?
Saya harus mengingkari siapa? Enggak akan kebingungan. Kenapa? Dia sudah pernah baca sejarah. Tapi orang yang kehilangan akar sejarah, kata banyak pembicara ya, maka dia kehilangan referensi bersikap.
Sehingga dia enggak tahu lagi apa yang membuat dia harusnya pride, yang membuat dia bangga, kemudian pede, kemudian visioner. Karena dia enggak punya lagi referensi. referensi tentang itu di dalam kehidupannya enggak ada referensi enggak ada sejarah itulah yang diputuskan oleh orang-orang yang tidak senang dengan Islam diputuskan akar sejarah diputuskan akar baik itu akar sejarah agama maupun akar sejarah kebangsaan kita diputuskan aksesnya supaya kemudian kita tumbuh sebagai orang yang bingung lalu dalam kondisi yang masih blank Itu diisilah dengan pola-pola baru, diisilah dengan konten-konten baru yang membentuk pola fikir kemudian membentuk sikap.
Akhirnya jadi kita tanpa sadar ngikutin sikap yang diarahkan oleh orang lain. Dibentuk dengan apa? Bahkan karena mereka...
pun gak punya sejarah, dibentuklah dengan fiksi. Akhirnya muncullah generasi yang wannabey-nya bukan wannabey orang yang sukses pada masa yang dahulu. Wannabey-nya sesuatu yang sifatnya cuma cerita hayalan.
Kamu mau jadi apa? Mau jadi superhero. Kamu mau jadi apa?
Aku mau mengalahkan Thanos yang udah dapet 4 batu. Sampai sikapnya muncul rasa berpihak dan tidak itu tergantung dari apa yang dia dapatkan lewat referensi-referensi fix. referensi referensi aja fiktif gimana dia akan menentukan masa depan referensinya fiktif enggak benar-benar terjadi padahal yang sekarang itu ada pernah terjadi di dalam sejarah para nabi dan sejarah Rasulullah ada tuh orang-orang orang sekeren itu tuh ada.
Salah satunya, nonton misalnya dulu ada film yang sepertinya gak usah ditonton sih. Troy. Ada tokoh jagoan banget namanya Achilles ya.
Yang ketika terjadi battle, peperangan. Terus ada duel dulu kan biasanya sebelum perang. Dan itu memang sudah jadi kayak semacam skenario perang dari zaman dulu.
Ada duel dulu ini dua orang. Jagoan masing-masing. Dari sebelah sana ngirim satu petarung badannya gede banget.
Kayak raksasa. Dari sebelah sini pas disuruh lawan dari sana gak ada yang berani. Karena lawannya terlalu besar. Jadi kalau dalam bahasa sejarah itu mirip dengan cerita Tolud dan Jalud. Goliat.
Musuhnya adalah Goliat. Gede. Kuat.
Dan dari sini gak ada yang berani ngelawan. Gue lihat. Dan dalam sejarah Islam. Itu tuh banyak sejarah kayak gitu.
Ada Ali bin Abi Talib. Ada Abdullah Ibn Mubarak. Ada Muhammad Al-Fatih. Ada Saifuddin Qutuz. Ada Sulahuddin Al-Ayubi.
Lebih tua lagi ada Daud. Dan itu kan tokoh-tokoh yang bukan fiksi, memang pernah ada dan mereka memang hebat. Daud itu siapa? Pandai besi.
Dia bikin pedang sendiri, dia mengayunkan pedang sendiri. Dia bikin senjata untuk kapasitas dia masih anak kecil pakai ketapel, tapi ketapel itu bisa mematikan. Muncul Ali dengan pedangnya yang bercabang, yang kemudian ketika musuh mengayunkan pedangnya, dia tinggal nahan aja dengan cabang pedang yang luar biasa. Kemudian muncul lagi nanti Ibn Mubarak, satu lawan seratus. Sendiri lawan 100 musuh dalam satu battle, itu Ibn Mubarak, ulama pula.
Muncul lagi Saifuddin Qutuz, Qutuz itu bahasa Mongol. Kenapa dia dinamakan Qutuz? Bahasa kita Qutuz itu artinya singa yang menyalak, singa yang marah.
Saking gagahnya Saifuddin, muncul lagi Salahuddin, muncul lagi nanti Rohan bin Usman, muncul lagi nanti Muhammad Al-Fatih dan masih banyak lagi tokoh-tokoh besar dalam Islam. Tapi sejarah ini sudah terputus aksesnya sehingga kita jadi gak pernah tahu bahkan namanya. Oh ada ya nama itu, emang siapa?
Gak kenal namanya, namanya aja gak kenal apalagi cerita-ceritanya. Sehingga ketika kita terputus, dari akses sejarah, kita tuh gak punya referensi bersikap. Wannabinya gak jelas siapa. Ketika kita punya akses sejarah, maka kita akan punya referensi bersikap.
Referensi berpikir. Dan referensi merasa. Dan itulah yang akan menentukan jati diri kita. Tapi kalau kita kehilangan akar sejarah, lalu mengekspresikannya dengan hal-hal yang sifatnya lucu-lucuan, mengekspresikan dengan hal-hal yang sifatnya hanya hiburan saja, apalagi bahkan kita menjadikan fiksi sebagai referensi.
Kan parah ya? Masa fiksi jadi referensi? Sementara yang benar-benar terjadi kita abaikan.
Yang fiksi kita jadikan referensi. Kebenaran ditentukan dengan dialog di film. Kita kopas lalu jadi quote Life hacks kita Kan ini agak bermasalah sebetulnya Masa life hacks kita dialog film fiksi Harusnya life hacks kita itu dialognya para nabi Seperti ketika nabi Yaakub alaihi salam Dimarahi oleh anak-anaknya putra-putranya sendiri Ayah itu gak adil sama kami Ayah itu pilih kasih Ayah itu begini Berbagai macam tuduhan mereka kepada nabi Yaakub dan Yusuf Muncullah sebuah quote yang Yang luar biasa. Kata-kata yang luar biasa.
Life hacks. Yang harusnya jadi guidance kita dalam hidup kita. Untuk menentukan sikap.
Apa kuatnya? Nabi Yaakub mengatakan. Kata-kata itu. Sudah hilang. Berlalu sesuai dengan.
Terputusnya akses sejarah. Sehingga ketika. Kita mengalami apa yang dialami Nabi Yaakub, kita kebingungan menentukan referensi sikapnya, saya harus gimana, saya harus gimana.
Kata-kata saya harus gimana terjadi gara-gara dia kehilangan referensi sejarah. Kalau dia baca sejarah, gak perlu tanya saya harus gimana, saya akan bersikap seperti Yaakub bersikap. Dan itu yang dikatakan Sayyidah Aisyah ketika di fitnah. Dituduh selingkuh, dituduh main belakang segala macam dengan Sofwan bin Mu'attol.
Lalu ketika Nabi bertanya kepada Sayyidah Aisyah. Ya Aisyah apa pendapatmu tentang berita yang beredar di luar? Apa jawaban Sayyidah Aisyah? Aisyah tidak menjawab. Ya saya harus bersikap apa?
Saya gak ngerti, saya gak tahu. Saya mah pasrah aja. Nah itu kata-kata orang yang gak pernah belajar sejarah. Aisyah perempuan yang cerdas makanya dia belajar sejarah. Langsung Sayyidah Aisyah mengatakan.
Saya tidak tahu. tidak akan membela diri. Saya hanya akan mengatakan apa yang dikatakan Yaakub.
Berarti dia menentukan sikapnya sesuai dengan referensi sejarah. Saya hanya akan mengatakan apa yang dikatakan Yaakub. Fasobrun jamil, wallahul musta'an alama tasifun, ashku bati wa huzni ilallah. Sehingga hasil dari kejadian itu yang didapatkan oleh Sayyidah Aisyah sama dengan hasil yang didapatkan oleh referensinya yaitu Nabi Yaakob AS. Kebaikan, pertolongan Allah, kejutan dari Allah, perlindungan dari Allah dan lebih dasarnya lagi pembelaan dari Allah.
Makanya ketika kita mengalami masalah yang sama, di fitnah, diomongin, dicuekin, segala macam, dibully. Kenapa ada orang ketika dibully malah patah putus asa terus bunuh diri? Atau putus asa minimal akhirnya dia kayak baper berat sendiri terus gak bisa ngapain-ngapain sampai sekarang muncul berbagai macam penyakit mental karena dia gak punya referensi sejarah. Referensinya apa? Drakor.
Akhirnya dia mencoba untuk wannabe seperti aktor-aktor yang ada di sana. Ustaz gak nonton? Dikit.
Maksudnya saya gak mau memposisikan diri sebagai orang suci lah ya. Tapi saya gak seneng drakor sebenarnya. Cuman kayak banyak banget yang ngomong-ngomongin, akhirnya penasaran apa sih? Apa sih dan segala macam.
Nyari tau sedikit-sedikit. Artinya ada orang... yang pengen menjadi seperti itu dan dia merasa bahwa dia itu merasakan apa yang dirasakan oleh misalnya siapa yang di dalam film-film drama Korea itu dan dia merasakan kayak, aku udah jadi seperti itu. Terus ada kayak semacam kepuasan, cerita aku itu mirip banget loh sama yang di drama Korea. Aku tuh dikhianati.
Kenapa? Karena akses sejarahnya terputus. Sekarang waktunya kita mengembalikan akses itu, membuka akses itu.
Baca buku sejarah, baik sejarah bangsa kita apalagi sejarah agama kita. gak akan bertolak belakang antara dua sejarah ini sama-sama kebaikan cuman tetap kalau sejarah bangsa kita ratusan tahun kalau sejarah agama kita ribuan tahun karena agama kita itu bukan cuman sejarah Nabi Muhammad, tapi juga sejarah para ambia dari Nabi Adam, Nabi Nuh dan seterusnya, berarti kita udah kayak hidup puluhan ribu tahun, pengalaman kita coba, kan dahsyat baca sejarah itu Salah satu, bahkan para ulama mengatakan sejarah itu adalah wawasan para raja. Dulu raja-raja itu memang mereka punya satu pelajaran wajib selain geografi ya.
Karena itu disebut dengan thakaw fatul muluk, wawasan para raja. Kurikulum raja lah. Di zaman-zaman Islam masa kejayaan dulu kan anak-anak yang calon raja dari keturunan raja. Biasanya kan keturunan tuh, mereka udah punya sekolah sendiri dan salah satu kurikulum wajib calon raja, selain kemampuan fisik, militer, segala macam, mereka harus belajar filsafat, bahasa, geografi, sejarah, wajib.
Kenapa filsafat, Ustadz? Cara berpikir kritis. Kenapa sejarah Ustadz punya pengalaman?
Sehingga ketika dia jadi raja, dia itu tidak culun. Kok bisa usia 14 tahun jadi raja, tapi pengalamannya sudah jadi raja sekian ribu tahun? Karena dia baca sejarah raja-raja. Sehingga apa yang dialami oleh pendahulunya, seolah-olah pernah dialami oleh dia. Dan dia tidak bingung lagi menentukan sikap.
Itu kenapa sejarah itu menjadi wajib bagi calon raja dulu. Geografi kenapa? Ini ekspansi. Geografi itu bukan soal pembagian wilayah, tetapi juga bagaimana... Karena ekspansi kekuasaan itu inti dari geografi yang mereka pelajari.
Bahasa, kemampuan berdiplomasi dan segala macam. Kemampuan mempengaruhi, eksis di sosial media mereka. Sosial media mereka itu adalah tempat-tempat bertemunya para tokoh. Eksis dalam FGD, eksis dalam meeting, eksis dalam kongres.
Kemampuan berbahasa, menjelaskan dan berargumentasi. Itu adalah wawasan para calon raja. Salah satu di antara sekian banyak wawasan calon raja itu.
adalah sejarah jadi gak sesederhana yang kita pikir ah ini mah cuman bidang ilmu bagi yang seneng doang saya tuh aslinya gak seneng sejarah, aku tuh kan orangnya move on gak ngeliat masa lalu, salah Sejarah itu bukan cuma masa lalu kita diputusin tanpa alesan. Itu sejarah apa? Sepele banget lah itu receh. Itu aja bisa mempengaruhi sikap kita kan?
Akhirnya kita gak gampang percaya orang. Gara-gara apa? Pernah percaya banget sama orang tapi ternyata dia kayak... mengkhianati kita.
Kan berarti terpengaruh oleh sejarah masa lalu kita pribadi. Padahal ada sejarah yang lebih dasar dari sekedar masalah itu. Jadi sejarah bukan salah satu cabang ilmu atau wawasan atau bacaan tergantung hobi.
Sejarah itu tentang diri kita Sejarah itu adalah Yang membentuk pola fikir dan sikap kita Dan kalau pola fikir dan sikap sejarah ini Kemudian menjadi pola fikir dan sikap bangsa Kebayang gak tuh? Bangsa ini jadi apa? Bukan pola fikir dan sikap individu Satu diantara sekian banyak orang Indonesia Enggak Mayoritas orang Indonesia tahu sejarah bangsanya Tahu sejarah agamanya yang luar biasa Tahu sejarah Islam itu yang paling paling berjaya di muka bumi ketika mayoritas kaum muslim ini Indonesia terutama anak muda tahu sejarah Islam itu ngeri loh hasilnya dahsyat banget kebangkitan itu nggak bisa dibendung dan dia nggak akan gampang terpengaruh oleh berbagai macam fitnah oleh berbagai macam berita-berita yang kemudian menjadikan agamanya justru sebagai tersangka atau antagonis nggak bisa dia tahu sejarahnya nggak bisa agama Islam itu dijadikan sebagai tersangka objek fitnah apalagi jadi tokoh antagonis masyarakat Islam dan tokoh-tokoh Islam Islam jadi Thanos, gak bisa. Karena dia tahu, dia itu bukan Thanos, dia itu bukan penjahat, dia itu bukan Joker. Walaupun ada alasan, enggak, enggak, enggak.
Islam itu keren banget. Dan dia tahu sejarahnya. Sehingga gimana pun orang mencoba untuk ngegoreng tentang agamanya, tentang bangsanya, tentang keislamannya, gak akan terpengaruh. Orang bacaannya itu banyak, bacaannya tebal-tebal. Dan dia tahu banget sejarahnya.
Dia bisa meneliti bahwa itu kenyataan bukan sekedar fiksi. Ada rupanya, baru note apa riwayat-riwayat informasi yang jelas sehingga dia enggak akan terpengaruh salah satunya terbangkitlah giroh hamasah masa lalunya Kita perlu tahu tentang sejarah itu. Ada orang yang tahu sejarah nasab dirinya aja, kadang-kadang jadi pede kan.
Saya tuh bukan orang biasa, saya tuh nenggrat. Ada yang kayak gitu kan? Kalau saya, rakyat jelata sejarah saya. Tapi rakyat jelata ini, rakyat jelata yang...
pejuang, saya tahu kakek saya pejuang, saya tahu ayah dan ibu saya pejuang bukan pejuang kemerdekaan mungkin ya tapi pejuang keluarga yang mereka itu gak pernah give up dengan semua masalah kita yang rumit sehingga itu tuh menjadi spirit buat saya, kalau ibu saya aja pejuang masa saya jadi orang yang malu males-malesan dan gampang menyerah, gak bisa. Karena saya punya sejarah. Sesederhana itu aja berpengaruh loh. Gimana dengan sejarah yang bukan keluarga kecil saya, sejarah agama dan bangsa saya. Indonesia itu punya sejarah yang dahsyat.
Kita gak hanya bisa bangga dengan Islam, tapi juga kita bangga dengan nasionalisme kebangsaan kita yang punya sejarah perjuangan yang bahkan bisa mengusir Negara-negara dan bangsa-bangsa yang kuat di dunia dengan kekuatan kita yang seadanya tapi bisa. Kenapa? Karena kita punya sejarah.
Nah itulah kenapa Allah mengatakan, kami kisahkan kepadamu kisah-kisah para nabi, kata Allah ya. Wa kullan nakus su'alaika min amba'ir rusul. Semua kisah-kisah rasul itu kami kisahkan kepadamu Muhammad. Manusabbitu bihi fu'adak. Untuk meneguhkan pendirianmu, wahai Muhammad.
Punya sikap. Kenapa Nabi Muhammad akhirnya punya sikap, gak bingung, ini gimana ya, ini gimana ya? Jawabannya ada di masa lalu, bukan di masa sekarang. Ketika Nabi Muhammad dimusuhi oleh kaumnya, belajarlah kepada.
Nuh, belajarlah kepada Musa, ketika Nabi Muhammad malah di komplain oleh kaumnya sendiri, oleh sahabatnya sendiri orang-orang ansur, Nabi Muhammad mengatakan Rahimallah ahi Musa. Allah merahmati saudaraku Musa. Lihat, sikap sejarah. Allah merahmati saudaraku Musa. Dia pernah difitnah dan disakiti lebih dari ini dan dia bersabar.
Sehingga aku juga akan bersabar seperti dia. Ini namanya sikap sejarah. Nabi aja mengambil sikap dari pendahulunya.
Siapa kita yang mau menentukan sikap sendiri tanpa ada referensi sejarah? Emang kita lebih hebat dari Nabi? Nabi aja.
Manusia itu udah paling sempurna, manusia yang gak ada lagi pembandingnya masih mengambil sikap dari referensi sejarah pendahulunya Nabi Musa, Nabi Nuh, salah satu tujuan Nabi Mi'raj ke langit apa? Ketemu para nabi kan di setiap langit dan para nabi itu bukan cuma ketemu, say hi, udah gitu kayak udah pelukan pergi, enggak mereka bercerita Wahai Muhammad, saudaraku, kata Musa Aku dulu pernah diuji begini, begini, begini Alhamdulillah Aku bersabar, akhirnya aku mendapatkan hasil ini, ini, ini. Kaumku itu lebih bawel daripada sahabat kamu.
Kaumku itu kamu tahu kan Bani Israel seberapa bawelnya mereka. Ada apa-apa viral, ada apa-apa trending. Itu Bani Israel banget. Dan Nabi Musa menceritakan dengan... dengan bahasa beliau, Nabi Muhammad mendengarkan, akhirnya naik lagi semangatnya insya Allah, saya akan kuat seperti engkau hai saudaraku Musa, ketemu Ibrahim anakku Muhammad, kalau Nabi Ibrahim manggilnya anaknya, kalau Nabi Musa manggilnya ahi kalau Nabi Ibrahim memanggilnya ibni, ahlan bibnis soleh, wan nabi is soleh, selamat datang anakku yang soleh dan nabi yang soleh itu apa, sahapan Ibrahim di Baitul Ma'mur ketika ketemu dengan nabi saat mi'af Ahlan Bibnis Salih wa Nabiin Salih kalau Musa Ahlan bi Ahli Salih wa Nabi Salih selamat datang saudaraku yang Salih dan Nabi yang Salih tapi mereka semuanya bercerita, Nabi Ibrahim bercerita kisah beliau di Irak kisah beliau di Mesir kisah beliau di Palestina kisah beliau di Mekah asal usul munculnya kehidupan di Mekah, ketemu lagi dengan Nabi Isa Nabi Isa bercerita bercerita kisah beliau, kisah ibu beliau, kisah saudara sepupu beliau yaitu Yahya.
Para ambiak semuanya berkisah kepada Nabi untuk mentasji, untuk menguatkan kesabaran Nabi dan semangat Nabi dalam berdakwah. Sehingga pulang dari Mi'raj terjadilah sebuah lompatan besar dalam dakwah Nabi. Lompatan itu disebut dengan istilah hijrah.
Setelah Mi'raj, hijrah itu terjadi. Nabi langsung prepare, kita akan hijrah ke Madinah. Apa preparation-nya?
Bawa orang-orang haji yang datang dari Madinah, waktu itu udah ada haji walaupun belum ada syariah Islam, tapi haji versi zaman jahiliah, kumpulkan mereka. mau mengajak mereka masuk Islam. Lalu mereka di Bayat.
Setelah Bayat mereka di Tarbiah. Baris di Tarbiah mereka pulang lagi ke negerinya. Siapin kebutuhan-kebutuhan untuk Nabi berhijrah. Dua kali Bayat. Aqabah 1, Aqabah 2. Tahun berikutnya Nabi hijrah.
Dari mana Nabi... Dapat gagasan-gagasan sampai ada lompatan dalam sejarah dakwah Nabi. Lewat mikroj.
Belajar sejarah langsung kepada pelakunya di langit. Memang kita gak sekeren Nabi untuk naik langit langsung ketemu dengan para ambia. Tapi kan kita punya referensi untuk dibaca dan didengar. Bukankah kalian punya mata untuk melihat kata Allah.
Punya telinga untuk mendengar. Punya hati untuk menilai. Punya akal untuk berpikir. Tidakkah kalian menggunakan itu untuk berpikir.
Itu kenapa Allah SWT mengatakan, Itulah kenapa kami kisahkan semua berita tentang para rusul. Menguatkan hatimu, menguatkan sikapmu, menguatkan pendirianmu, menentukan pola fikirmu, sehingga kamu tidak lagi bingung, wahai Muhammad. Dan Allah katakan lagi Waja'aka fi hadihil haqqu wa ma'u'izatun wa zikra Di dalam cerita-cerita itu ada kebenaran, bukan fiksi Apalagi kata Allah ma'u'izah Nasihat.
Ibroh. Pelajaran. Wazikro.
Peringatan. Nasihat. Kalau itu adalah tokoh-tokoh yang baik.
Supaya kita meniru mereka. Wazikro. Peringatan. Kalau itu tokoh-tokoh yang baik. yang buruk agar kita tidak mengulangi kesalahan itu, itu sejarah jadi orang yang gak ngerti sejarah jangan-jangan dia terjebak dalam sikap yang dulu pernah rugi orang yang melakukan sikap yang sama karena dia gak tahu Allah sering bilang Alam taro, tidakkah kamu perhatikan?
Kayfa fa'ala rabbuka bi ashabil fil Alam ya'ja'al kaidahum fi tadlil Wa arsal alayhim toiran ababil Tarmihim bi hijaratim min sijil, fa ja'alahum ka'as fi makul. Tidakkah kalian perhatikan bagaimana Allah memperlakukan ashabul fil pasukan gajah? Allah kirimkan untuk mereka burung-burung kecil yang membawa batu yang panas, lalu mereka melempari pasukan itu dengan batu-batu itu dan membuat mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat.
Apa di sini pelajarannya? Bukan cuma menikmati nostalgia, sejauhnya Sejarah pasukan gajah, tapi mengambil pelajaran dari adegan-adegan sejarah itu. Pelajaran gampangnya gini, jangan seperti mereka ya, itu maksudnya.
Jangan seperti pasukan gajah ya, jangan seperti siapa? Abraha ya. Apa sikap yang salah dari Abraha sehingga kita harus jadikan itu peringatan untuk tidak kita ulangi?
Sikapnya apa? Dia mau menyaingi agama Allah dengan materialisme. Dia bangun sebuah rumah ibadah yang paling megah Terbuat dari emas, permata, zamrut, segala macam Sampai berharap dengan rumah ibadah yang megah ini Yang secara arsitektur dia futus turistik banget, orang berbondong-bondong datang ke tempat ini dan meninggalkan Kaabah yang cuma persegi empat sederhana gak terlalu canggih secara desain menurut Abraha.
Ternyata gak berhasil. Orang tetap aja pergi ke Kaabah dan rumah yang dia bangun menghabiskan bajet sekian emas dan perak ternyata gak mendatangkan orang banyak. Malah orang datang ke sana malah membandingkan, oh ini bagus sih tapi gak ada gak menarik ya, pergi aja. Akhirnya Abraha kan sebel ya. Ilfil gitu bete dia kenapa ya saya udah ngabisin budget anggaran mbak habis-habisan buat ngebangun sebuah bangunan yang megah.
Tapi malah gak mendatangkan orang untuk meninggalkan Kaabah. Malah orang gak beralih dari Kaabah ke Ethiopia. Tetap aja Kaabah lebih ramai daripada Ethiopia.
Marah. Banyak orang yang mencoba untuk melakukan hal yang sama dengan bentuk-bentuk yang berbeda. Untuk memadamkan cahaya Allah. Yuriduna liyutufi'u nurallah.
Wallahu mutim munurihi walaukari hal kafirun. Mereka pengen memadamkan cahaya Allah, sedangkan Allah menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang kafir itu tidak suka. Itu pelajarannya.
Pengen memadamkan dengan berbagai macam cara. Sehingga kalau kita baca sejarah surat al-fil, suratnya rata-rata kita hafal. Harusnya jangan hanya dilantunkan dalam sholat, hanya dilantunkan dalam tilawah.
Tapi kita ambil itu sebagai sebuah sikap. Jangan sampai saya mendukung abrahah-abrahah modern. Siapa Abrahamudaran yang ingin memadamkan cahaya Allah, ingin memadamkan agama Allah, ingin memadamkan dakwah visabilillah dengan cara-cara mereka? Pertama caranya membangun pengaruh, pengen lebih eksis. Tidak bisa, akhirnya pakai cara kasar ya.
Tidak bisa dengan membangun pengaruh, dengan materialismenya, dengan kemegahannya, dengan segala macam pamor-pamornya. Tidak berhasil dengan cara itu. Mengapa istilahnya? Mendistract perhatian dunia dari Kaabah.
Menuju ke Ethiopia gak berhasil. Akhirnya dia pakai cara kasar. Karena udah putus asa. Rata-rata emang gitu. Cara kasarnya apa?
Memerangi Kaabah langsung. Jangan sampai saya. Mungkin kita gak akan jadi Abraha.
Tapi jangan-jangan tanpa kita sadari. Kita itu pasukannya. Kita bukan Abrahanya. Bukan tokoh utamanya.
Tapi jangan-jangan tanpa kita sadari. Kita pasukannya. Yang nge-like apa yang dia lakukan. Menari pos apa yang dia lakukan. Yang men-story apa yang dia lakukan.
Yang bahkan kadang-kadang ikut mendebat, membela di komen-komen apa yang dia lakukan. Kan berarti kita termasuk ashab, bukan abrahanya. Karena ayat itu bukan tentang abrah, tapi tentang ashabnya, pengikutnya.
Orang-orang yang nge-following dia. Itu pentingnya belajar sejarah. Sekarang siapa yang mencoba membandamkan cahaya Allah? Kita gak boleh menentukan dan menyebutkan nama, karena itu etika dalam menyampaikan ilmu. Tetapi lihatlah, banyak orang yang mencoba untuk supaya Islam ini tidak kemudian menjadi sesuatu yang...
Kemudian berpengaruh dalam kehidupan Kaum muslimin sendiri Dihalang-halangi segala macam Makanya Ihdharu hati-hatilah Karena Allah mengatakan Wazikro lil mu'minin Peringatan bagi orang orang beriman karena bisa jadi korbannya justru kita sendiri fitnah terjadi lagi nanti fitnah di zaman Nabi Aisyah yang tadi diselingkuh tahu enggak siapa yang ngerepas berita bohong itu bukan orang munafik bukan orang kafir yang ngerepas berita bohong itu orang mu'min sendiri Hai makanya ayatnya innaladzim aja ubilif innaladzim aja Wa'ubil ifqi'us batum minkum. Sesungguhnya yang menyebarkan. Apa bahasa kita menyebarkan?
Bahasa sosmed. Ngeripos. Yang posting pertama orang Yahudi.
Posting pertama nih. Kemudian orang momen ngeliat. Wah ada berita heboh.
Ripos. Tanpa cross check benar atau salah. Gampang banget kan tinggal. Gagal pake aplikasi gratisan repost, tapi captionnya diganti biar terasa lebih original ya.
Dia gak mau nge-repost dengan caption-captionnya, diganti sendiri captionnya, gak nyangka ya. Kalau orang Yahudi yang pertama memposting berita itu, captionnya gini, Aisyah dan Sofwan pulang berdua, tanda tanya. Salah apa betul?
Betul, emang pulang berdua kan? Tapi kan bukan berarti selingkuh. Kenapa pulang berdua?
Darurat, karena tertinggal rombongan. Dan enggak salah itu, sehingga si Yahudinya enggak bisa dituntut. Sebagai media, dia tidak melakukan kesalahan kode etik.
Tetapi dia punya trik untuk membuat orang salah faham. Pakai tanda tanya. Aisyah dan Sofwan pulang berdua, koma ada apa? Titik, tanda tanya, Hah?
Datang mu'min yang terlalu gampang untuk Samma'una lil kazib, kata Allah di Al-Quran Samma'una lil kazib, gampang banget percaya dusta Gampang banget percaya hoax Repost, ganti captionnya, gak nyangka ya Postingannya tadi dia capture gambarannya orang Yahudi kemudian dia kasih caption sendiri gak nyangka ya. Nah yang ketiganya nih mu'min yang lain dapatnya dari mu'min yang tadi bukan dari Yahudi lagi yang gak akan curiga dong dia berbohong kan ya sesama mu'min pasti benar nih. Oh gitu? Caption baru. Terus berkembang jadilah trending topic viral di kota Madinah, Aisyah dan Sofwan selingkuh.
Apa pelajaran sejarah buat kita? Seringkali itu terjadi dalam kehidupan kita. Mudah berkembang.
Kembang kemana-mana beritanya jadi hoax. Gara-gara ada yang terlalu sembrono sama una lil kazib. Dapat satu langsung ripost.
Satu langsung ripost. Kadang saya juga pernah terjebak dengan itu walaupun niatnya baik. Makanya jangan mengulangi kesalahan. yang pernah terjadi pada tokoh-tokoh sejarah yang terdahulu.
Baca nanti akhir surat Hud dan pembukaan surat Yusuf. Karena surat Yusuf itu isinya cerita, kisah-kisah. Sikap Nabi Yusuf, itu tuh penting buat kita.
Ada yang pernah ngerasa kayak dijahilin sama keluarga besarnya, kakak adiknya kadang-kadang gak suka sama dia, kayak dizolimin dalam urusan waris, belajar sama Nabi Yusuf. Gak akan rugi. Mungkin orang ngerasa bahwa kita kalau dizolimin dari sisi waris, kita jadi orang yang berpikir, Orang yang paling rugi dalam satu keluarga. Mereka itu galak-galak.
Mereka ambil warisan dari ayah saya dan segala macam. Saya dizolimi. Belajar dari Yusuf yang dilemparkan ke dalam sumur.
Bagaimana perjalanan beliau. Justru beliau lebih beruntung daripada kakak-kakaknya. Kezoliman kakak-kakaknya membawa Yusuf ke puncak dari karirnya.
Puncak dari kebahagiaannya. Sampai akhirnya kakak-kakaknya datang. Untuk meminta maaf dan menjadi pengikut Yusuf di Mesir. Belajar dari Yusuf.
Belajar dari Nabi Yusuf ketika beliau digoda oleh seorang cewek cantik. Apa sikap beliau? Bagaimana cara beliau menolaknya?
Belajar dari Nabi Yusuf ketika beliau di dalam penjara. Belajar dari Nabi Yusuf ketika beliau dapat kekuasaan. Banyak banget pelajaran dari Nabi Yusuf. Jangan sampai kita jadi kakak-kakaknya Yusuf.
Kan gitu kan salah satu pelajarannya? Jangan-jangan tanpa kita sadari kita itu kakak-kakaknya Yusuf. Yang dengki kepada keluarga kita sendiri.
Kalau kita fitnah, kalau lebaran gak mau ketemu. Pulang. ulang mudiknya beda hari.
Jangan-jangan kita adalah kakak-kakaknya yusuf belajar. Ada mau izoh, ada zikro. Kalau yang baik namanya mau izoh, kalau yang tidak baik namanya zikro. Peringatan, ambil.
Dan pilih sikap itu untuk menentukan hasil dalam kehidupan kita. Itu teman-teman, kelanjutan dari kemarin. Tadinya saya mau ngelanjutin membahas tentang tanda-tanda kenabian. Karena tanda-tanda kenabian juga dahsyat banget, luar biasa. Banyak banget ibroh, moizoh, dan tikroh yang kita bisa ambil disitu.
Tetapi karena... Saya pengen mempertegas lagi Pembahasan kita pada minggu yang lalu Biar kita tahu Kenapa sih harus belajar sejarah Kenapa harus baca Si roh nabi Kenapa gak cukup dengan sekedar baca Quran aja Lagi pula Kita gak akan ngerti Quran Kalau kita gak ngerti si roh Orang yang baca Al-Quran cuma terjemah, gak baca siroh, itu kayak baca sebuah teks, baca sebuah surat dari orang yang dia gak kenal, beda tuh. Pernah gak baca teks chat dari orang yang dia gak kenal?
Kita gak kenal cara ngomongnya, intonasinya Kita baca dengan intonasi kita kan Misalnya kita baru kenal temen nih di grup Eh kumpul yuk Ya Ada yang jawab ya Padahal dia kalau jawab ya Tapi kita ya Kan beda kan Kasar banget sih ya gak pake titik TITIK, gak pake emoticon Dia emang terbiasa orangnya Kalo teks itu dia gak terlalu banyak Gimik ya, kan ada orang Teks itu gimiknya banyak kan, ada yang kadang-kadang Overdosis bunga-bunga Kaktus, segala macem Masukin ke teks, ada yang kayak gitu overdosis tuh Ada yang minimalis Teks-teks aja, gak pake titik-titik Kalo saya masih pake titik-titik sekarang Maksud saya tuh titik-titik itu membuat Intonasinya itu rata gitu Yah Kalau ada juga yang pakai caps lock, Y-A, kayak singkatan gitu, kemudian tanda seru 3, ya kan gitu kan ya? Nah ini ada orang, kadang-kadang saya pernah, gak semua orang tuh ngerti fungsi caps lock. gak semua orang ngerti fungsi tanda seru. Kalau kita gak kenal dia, kita pikir dia kasar. Padahal enggak.
Dia gak ngerti. Saya pernah ngechat temen saya, beliau di daerah lah. Dan beliau bukan anak muda.
Jadi orang yang mungkin mengenal teks ini dengan handphone gak terlalu akrab lah ya artinya dia ngetik apa yang dapat aja mungkin pas dia mencet gak sengaja kepencet caps lock ya save gitu kan udah gitu dia ngetik aja ini gimana matiin caps locknya udahlah krim aja gitu pak ini ada gini gini gini oh ya boleh tapi semuanya caps lock tanda seru ada yang pakenya S nya di Z Zaya Apa lagi ini? Nah ini kalau kita gak kenal orangnya nih Kita pasti seuzon kan? Tapi kalau kita udah kenal orangnya Dia emang gitu orangnya Emang gitu dia, kan gitu kan ya? Karena kita tau orangnya, kita gak akan ilfil Kita gak akan jadi salah sangka Karena kita tau orangnya, oh dia gak ngerti caps lock Dia gak ngerti tanda seru Kadang-kadang ada yang ngirimnya emoticon Yang harusnya itu cewek ke cowok, tapi cowok ke cowok Agak geli kan?
Masa emoticon, kiss. Astagfirullahaladzim. Dia salah pencet.
Dia pikir itu kayak oh iya, anak uheb buka villa gitu kan. Love, love gitu kan. Uheb buka villa.
Love-nya matanya jadi love gitu kan ya wah buka vilah pake love oh iya gelas sih sebetulnya tapi ya orangnya gak ngerti makanya kita mungkin temen-temen kita orangnya kan santai gitu orangnya tuh kayak anak-anak muda biasanya gak terlalu lebay gitu kan ya oh iya makasih, apa misalnya tapi ada yang makasih ya, masya Allah apa segala macam, kok dia ekspresi banget sih nah kita harus tahu orangnya dulu, baru kita mengenal maksud dari teksnya maka untuk memahami Al-Quran dan Sunnah berbentuk teks, kita harus paham siroh, kalau gak kita gak akan ngerti maksudnya pernah terjadi kesalahpahaman itu dulu di zaman Tabiin Tabiin itu artinya gak ketemu Nabi kan gak tau ketika Wahyu itu turun atau Ada kejadian apa, taunya cuma teks Sama kayak kita, cuma mereka ketemu sahabat Dalam satu peperangan Kaum muslimin terdesak Sama musuh, orang-orang Persia Sehingga ketika terdesak Ada seorang laki-laki tabiin Tabiin itu berarti generasi ke dua Yang gak ketemu nabi, gak tau sejarah Al-Quran turun Dia pakai ayat Wahai kaum muslimin Janganlah kalian mencelakai diri kalian sendiri Kita udah terdesak Mending kita mundur aja, kita pulang aja Karena Allah berfirman, mulai dia pakai ayat Allah berfirman Janganlah kalian mencelakai diri kalian sendiri Kebenaran Kau darullah disitu masih ada Seberapa orang sahabat Yang tahu sejarah ayat itu Dipukul dia sama sahabat Buruk sekali pemahaman kamu terhadap Al-Quran Kamu malah menurunkan semangat orang Untuk mencari kebaikan Di sisi Allah Ayat itu turun ketika kami Mulai bahas sejarahnya Ketika kami justru meletakkan Senjata Penjata kami, menjual pedang-pedang kami, tidak mau lagi berinfak visabilillah, turunlah ayat, Walatul ku bi'idikum ilat tahlukah. Kebalikannya, ternyata maksud ayat itu janganlah kalian mencelakai diri kalian sendiri dengan cara berhenti berjihad. Sedangkan tapi yang tadi memahaminya, udah berhenti aja, jangan perang lagi biar kita gak celaka.
Kata Allah justru jangan berhenti, kalau kalian berhenti kalian mencelakai diri sendiri, kebalikannya. Kenapa bisa pemahamannya terbalik? Gara-gara gak paham sejarah ketika ayat itu turun. Makanya dipukul.
dengan pukulan yang tidak menghina atau menyakiti, maksudnya ditegur gitu, jelek sekali, salah sekali pemahaman kamu tentang air itu. Dulu air itu turun kepada kami, karena kami sudah menjual pedang kami. Kenapa menjual pedang?
Karena merasa kaum muslimin sudah besar, jihad sudah tidak perlu lagi. Tidak perlu lagi ada militer, tidak perlu lagi ada prajurit, kita ini sudah besar, kita ini sudah berkembang, Islam itu sudah ada di mana-mana, sehingga kita jual senjata kita. Dalam sejarah Islam, laki-laki tanpa senjata, itu tidak ada izahnya.
Dalam sejarah Islam, Semua laki-laki dalam sejarah Islam itu punya senjata dan tahu menggunakan senjata. Dia juga ada guidance, ada fikir cara membawa senjata. Enggak boleh dia membawa senjata ke tempat umum, karena itu bisa menyakiti orang lain tanpa sengaja. Yang jelas?
Kami jual pedang kami. Kami jual onta dan kuda perang kami. Kalau sekarang mungkin mobil-mobil off-road touring.
Yang misalnya kayak mobil untuk kegiatan cowok-cowok. Dia jual. Kami jual panah-panah kami. Kami tidak mau lagi berinfak membantu dakwah dan jihad.
Turunlah ayat. Janganlah kalian mencelakai diri kalian sendiri. Pemahamannya justru sebaliknya. Pentingnya belajar sejarah. Teman-teman kalau baca fitnah dari orang.
orang-orang yang gak suka kepada Islam tanpa ada referensi sejarah pasti jadi bingung. Setidaknya kalau gak jadi benci jadi bingung kepada Islam. Katanya Nabi itu pinter tapi kok gak bisa baca tulis? Nah kita harus baca sejarah. Memang Nabi sebagian besar ulama mengatakan emang gak bisa baca tulis.
Tapi pada masa itu itu bukan aib. Kenapa bisa gitu? Karena tren belajar pada masa Nabi bukan dengan membaca dan menulis. Tapi tren belajar pada masa Nabi itu dengan menghaf. Mendengar, menghafal, dan meriwayatkan.
Maka kecerdasan Nabi bukan membaca dan menulis. Kecerdasan Nabi itu adalah mendengar, langsung hafal. Satu Al-Quran ketika diturunkan oleh Jibril, satu juz.
Surat Al-An'am, surat terpanjang di Al-Quran yang diturunkan sekaligus. Al-Baqarah panjang tapi tidak sekaligus, dicicil. Kalau Al-An'am panjang dan sekaligus, satu juz lebih satu lembar. Berarti sebelas lembar. Jibril datang, wahai Muhammad, dengarkan firman Allah.
Nabi mendengar. Dibacakan surat Al-An'am sekaligus, sebelas lembar. Nabi langsung hafal.
Al-Quran cerita. ada siapa coba ada diantara kita yang ngafal yang mendengar satu just langsung ngafal? enggak ada alif lamim dhalik alikita bularai bafiq sampai tilka rusulul fadlil tilka ummatunqadakul latminqa waalaikum dan seterusnya satu just satu Ustadz saya udah hafal barusan dengar dari Ustadz enggak ada orang yang kayak gitu sedah syad nabi Nabi dengar dari Jibril langsung hafal Lalu setelah hafal Diulangi lagi oleh Nabi di hadapan sahabat Gak ada satu huruf pun yang salah Kita mungkin bisa hafal tapi masih salah-salah Baca satu halaman dibacakan oleh ibu kita dulu waktu kecil ya atau nak dengerin ya ya mah secerdas-cerdasnya anak hafal, mah udah hafal barusan hafalnya, Masya Allah brilliant, jenius ya coba ulangi satu surat kecil, itu aja udah jenius ini satu juz Kita hafal salah-salah dikit tetap jenius. La'abuduma ta'budun, wala'antum abidun nama'abud, wala'ana abidum ma'abatum, wala'antum abidun nama'abud, wala'ana abidum...
Eh ini kapan selesainya? Maklum. Atumah kan baru pertama juga nghafal Oh iya pinter Cuman satu penggalan surat pendek Hafal sekaligus itu udah pinter banget Nabi itu satu jus lebih sekaligus Dan gak ada yang salah Berarti bukan berarti aib kalau beliau gak bisa baca tulis Karena tren belajar pada masa itu Bukan membaca dan menulis Tapi meriwayatkan dengan cara mendengar Lalu menghafal Tren itu berubah Masa dulu masa kita nih Masa saya maksudnya Tren belajar itu menulis Datang ke sekolah, nulis. Anak-anak, keluarkan buku catatan. Ya bu.
Wah nulis, di pepan tulisnya. Kadang-kadang ada guru yang lagi sibuk meeting, lagi rapat, lagi banyak kerjaan. Dia nulis, dia suruh ketua kelas untuk nulis di pepan. di papan, kan gitu kan kebiasaan kita waktu kecil ya ketua kelasnya nanti tulisannya di bukunya, ngambil dari temannya yang paling pintar di kelas, eh pinjam catatan lo pas lagi keluar istirahat yang lain pada main, dia lagi ngulangi catatan, kan kasihan ya yang disuruh tulis itu biasanya siapa yang biasanya disuruh tulis ke papan tulis?
yang paling bagus tulis tulisan alhamdulillah saya gak pernah Nah tren kita belajar tuh menulis, pergi ke taklim, bawa buku catatan kan. Ternyata tahun 2000-an kesini trennya berubah lagi dengan rekaman. Anak-anak sekarang belajarnya, nyari referensi bukan di perpustakaan, googling, youtube. Karena memang referensinya ada di google juga sih Yang udah berbentuk digital Mereka bisa cari referensi itu sambil ngaveh Trend itu berubah-ubah Nah di masa nabi trendnya Mendengar dan meriwayatkan Sehingga gak disebut sesuatu yang aib gak bisa baca dan tulis, dan gak pinter-pinter amat juga kalau bisa baca dan tulis, biasa aja yang seneng membaca, yang gak seneng juga yang penting dia ngafal, dan Nabi itu cerdas banget dengan mendengar, menghafal, dan meriwayatkan, sehingga disebut asodikul masduk, orang yang jujur dan dibenarkan, gak pernah salah dalam menyampaikan berita Nah kalau kita gak baca sejarah kan jadi, ya kok bisa gitu ya?
Katanya Fatonah cerdas tapi gak bisa baca tulis karena kita gak baca sejarah. Banyak lagi nanti syubhat, tuduhan-tuduhan yang membuat kita kadang-kadang galau dengan keislaman kita sendiri. Kok Islam gini ya?
Kok sampai ada gitu ya? Karena kita gak tahu akar sejarahnya. Mudah-mudahan ini menyemangati kita teman-teman semuanya.
Yuk kita baca nih sejarah Nabi sampai kita mengenal Nabi itu seperti kita. Mengenal keluarga kita Kalau gak bisa lebih dari itu Idealnya sih lebih dari itu Cuman kan kita realistis juga semampu kita Minimal seperti kita mengenal anak-anak kita Mengenal kakak-kakak dan adik kita Gitu banget Mudah-mudahan dengan kayak gitu Kita sebagai aset bangsa Yaitu pemuda Gak lagi tumbuh sebagai pemuda Yang warnanya Warna yang dicet oleh orang lain Tapi Istimewa kita warna kita, warna sejarah. Dua, sejarah bangsa kita dan sejarah agama kita.
Insya Allah dengan kayak gitu kita menjadi anak muda, orang boleh bilang, lo masih umur 20 tahun sok tau. Enggak pak, usia saya bukan 20 tahun. Berapa? 3000 tahun. Kenapa usianya 3.000 tahun?
Yang dia baca sejarah 3.000 tahun yang lalu. Dia tahu apa yang pernah terjadi. Jadi bukan anak kecil ingusin yang gak tahu apa-apa.
Dia tahu banget. Karena dia baca sejarah. Maka jadilah dewasa dengan sejarah.
Mudah-mudahan bangsa kita akan memiliki masa depan yang lebih baik. Karena aset bangsanya adalah aset-aset yang sudah menyejarah. Bukan aset yang masih polos yang belum tahu apa-apa. Itu aja yang bisa saya sampaikan hari ini. Mohon maaf belum sempat masuk ke tanda tanda.
tanda, ini saya sudah bawa catatan banyak tentang tanda-tanda kenabian yang luar biasa, insya Allah pekan yang akan datang kita akan membahas tanda-tanda kenabian, nabi 40 tahun pertama sebelum dapat wahyu, karena nabi itu jadi teladan bukan hanya setelah dapat wahyu bahkan dalam rahim beliau sudah banyak pelajaran yang penting, kita akan bahas itu insya Allah, sehingga kita bisa mengenal Rasulullah SAW sehingga dengan gitu kita tidak males lagi bersalawat kepada nabi Tapi beliau orang yang layak kita puji dengan selawat-selawat. Duhai Allah, teguhkanlah hati kami. Sebagaimana engkau meneguhkan hati nabimu.
Dengan ilmu, dengan pemahaman, dengan kebijaksanaan. Dengan kisah-kisah yang telah engkau ceritakan kepadanya. Maka sampaikanlah juga kisah-kisah yang indah itu kepada kami ya Allah.
Melalui lisan guru-guru kami. Lisan ulama-ulama kami. Lisan kiai-kiai kami.
Lisan ustaz-ustaz kami. Lisan habaib-habaib kami Lisan orang-orang yang berda'wah di jalanmu Ajarkan kami tentang keteguhan Nuh alaihissalam Ajarkan kami tentang kesabaran Musa alaihissalam Ajarkan kami tentang semangatnya Isa alaihissalam Ajarkan kami tentang akhlaknya Nabi Muhammad s.a.w Ajarkan kami ya Allah sejarah, kisah-kisah Yang bisa membentuk kepribadian kami yang lebih baik Bisa membangun nalar dan pemikiran kami Bisa menentukan sikap-sikap kami Halus Agar kami bisa meneruskan sikap-sikap baik sejarah dan mendapatkan kebaikan-kebaikan yang sama. Agar kami bisa terhindar dari sikap-sikap buruk sejarah dan terhindar dari keburukan-keburukan yang sama. Ya Allah, menugerahkanlah untuk Indonesia, anak muda-anak muda yang cinta sejarah, sejarah bangsanya dan sejarah agamanya.
Agar pemuda-pemuda Indonesia kelak bisa mengulangi kegemilangan-kegemilangan sejarah yang baik itu. Agar pemuda-pemuda Indonesia kelak menjadi pemimpin-pemimpin. Pahlawan-pahlawan bagi bangsanya Dengan semangat sejarah kepahlawanan Dari orang-orang yang terdahulu Rabbana Atina fid dunya hasana Wafil akhirati hasana Wakina azaban nar Subhanakallahumma wabihamdika Ashadu an la ilaha illa anta Astagfirullah wa atubu ilaih Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh