Agama Hindu diperkirakan muncul di India antara tahun 3102 Masehi sampai 1310 Masehi. Agama Hindu tumbuh bersama dengan masuknya bangsa Arya. Bangsa ini merupakan bangsa nomaden yang masuk ke India dari Asia Tengah melalui Jelah Kaibar. Kedatangan bangsa Arya ini mendesak bangsa Dravida yang merupakan bangsa asli India yang termasuk dalam kategori ras Australoid. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi pencampuran antara kebudayaan bangsa Arya dan bangsa Dravida yang menghasilkan kebudayaan Hindu dalam perkembangannya.
Agama Hindu di India dapat dibagi menjadi empat fase yaitu yang pertama zaman Weda yang kedua zaman Brahmana yang ketiga zaman Upanishad dan yang keempat zaman Buddha kali ini kita akan membahasnya satu persatu yang pertama zaman Weda zaman ini dimulai ketika bangsa Arya berada di lembah sungai Sindu sekitar tahun 2500 sampai 1500 sebelum masehi Hai Setelah mendesak bangsa Dravidah ke sebelah selatan sampai ke dataran tinggi Dekan. Bangsa Arya telah memiliki peradaban yang tinggi. Mereka menyembah dewa-dewa seperti Agni, Faruna, Vayu, Indra, dan Khaji. dan siwa dewa tertinggi yang mereka anggap sebagai penguasa alam semesta mereka sebut dengan trimurti yang terdiri dari Brahmana sebagai pencipta alam Wisnu sebagai pemilih arah alam dan siwa sebagai dewa perusak alam dan dewa kematian. Wedah merupakan kitab suci agama Hindu yang muncul pada zaman ini.
Pada zaman ini pula, masyarakat dibagi menjadi 4 kasta. Yang pertama, kasta Brahmana, yang isinya adalah ulama dan pendeta. Yang kedua, kasta Kesatria, yang isinya raja, bangsawan, panglima, dan tentara.
Yang ketiga ada kasta Waisya, yang isinya adalah pedagang. Dan yang keempat ada kasta sudra yang isinya adalah pelayan dan ada pula orang-orang yang dianggap berada di luar kasta Yang disebut dengan golongan faria yang merupakan golongan pengemis dan gelandangan Selanjutnya fase kedua adalah zaman Brahmana Sekitar tahun 1000-700 sebelum masihi pada zaman ini kekuasaan kaum Brahmana amat besar dalam kehidupan keagamaan Mereka lah yang mengantarkan persembahan umat kepada para dewa. Pada zaman ini pula, mulai disusun tata cara upacara keagamaan yang teratur dalam sesuatu yang kemudian disebut dengan Kitab Brahmana. Dalam penyusunan Kitab Brahmana ini berpedoman kepada Kitab Weda.
Pada fase ketiga adalah zaman Upanishad sekitar tahun 750-500 sebelum masehi. Pada zaman ini yang dipentingkan tidak hanya upacara dan sesaji saja, tetapi lebih daripada itu, yaitu pengembangan batin yang lebih tinggi. Zaman ini adalah zaman pengembangan dan penyusunan falsafah agama, yaitu zaman orang berfilsafat atas dasar Weda.
Yang terakhir, fase keempat, adalah zaman Buddha sekitar tahun 500 sebelum masehi sampai 300 masehi. Zaman ini dimulai ketika putra Raja Sudadona yang bernama Siddhartha menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan sistem yoga dan semedi sebagai jalan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Nah, tadi kita sudah membahas mengenai sejarah agama Hindu, sekarang kita akan membahas mengenai sejarah agama Buddha.
Agama Buddha merupakan perkembangan lebih lanjut dari agama Hindu. Buddha sebenarnya adalah sebutan bagi seseorang yang telah memperoleh pencerahan. Awalnya, agama Buddha bukanlah agama, melainkan ajaran dari seseorang yang telah menerima pencerahan yang bernama Siddhartha Gautama. Pangeran Siddhartha adalah anak raja yang beragama Hindu dari suku Sakya bernama Sudadona dan Ratu Mahamaya Dewi yang dilahirkan pada tahun 563 sebelum masehi. Oleh para pertapa, diramalkan sang pangeran telah akan menjadi seorang cakrawarti maharaja dunia atau menjadi seorang...
Buddha mendengar ramalan tersebut, Raja Drona sedih mendengar ramalan itu. Sebab bila Sang Pangeran menjadi seorang Buddha, maka tidak ada yang mewarisi tahta. Untuk mencegah ramalan itu, maka para pertapa menyarankan agar Sang Pangeran jangan sampai melihat empat macam situasi, seperti orang tua, orang sakit, orang mati, dan seorang pertapa.
Suatu hari, di usia yang ke-29 tahun, Siddhartha menyelinap keluar dari istana. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan orang tua, orang sakit, orang meninggal, dan pengamis. Tersebut adalah pengalaman yang tak pernah ia jumpai sebelumnya. Ia berpikir, mengapa semuanya terjadi? Apakah yang dapat membebaskan manusia dari semuanya itu?
Untuk mencari jawabannya, ia mutuskan untuk keluar dari istana dan berkelana sebagai pertapa. Suatu saat, sampailah ia di kota Bodhigaya dan beristirahat di bawah pohon bodhi. Kemudian, pada saat bulan Purnama dan bulan Waisaka, ia memperoleh jawaban atas pertanyaan itu.
Pengalaman itu kemudian... kemudian dilukiskan sebagai pencerahan dan kesadaran sempurna. Sepeninggal Buddha, para pengadutnya menyebarkan ajarannya, dan lahirlah agama Buddha dengan kitab suci-nya Tripitaka. Pada tahun 78 Masehi, terjadi perpecahan antara penganut Buddha. Perpecahan tersebut melahirkan dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana.
Ajaran dalam Buddha Mahayana lebih kompleks karena banyak dipengaruhi oleh agama dan kepercayaan lain, seperti agama Hindu, hingga mengenal Dewa Dewi juga. Sedangkan Buddha Hinayana mendekati ajaran Buddha yang sesungguhnya. Di Indonesia, termasuk juga Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar, dan lainnya. Laos, aliran Hinayana lah yang berkembang sedangkan aliran Mahayana berkembang di China Korea, Taiwan, dan Jepang