Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera Untuk kita semua Om Swastiastu Namo Buddhaya Salam Kebajikan Sampurasu Rahayu Sagung Dumadi Semoga seluruh makhluk hidup di semesta ini Senantiasa hidup berbahagia Semoga kita semua selalu dimampukan untuk menjadi Pembahagia bagi semua makhluk Di semua ruang dan waktu, di semua tingkatan Baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Kalau berbicara makhluk itu, jangan selalu fokus pada yang kelihatan. Karena hidup itu tidak pernah mati.
Walaupun orang tua kita hari ini tidak bersama kita lagi secara fisik, tetapi secara spiritual, secara ruhani, beliau tidak pernah mengalami kematian. Beliau ada di sini. Menghembuskan nafas terakhir ke sini. Bedanya apa yang sudah mati dengan kita?
Bedanya, yang sudah mati itu ketika menghabuskan nafas ke sini, nafas tidak diizinkan lagi ke sini. Itu saja. Dan kita yang masih hidup ini, ketika kita menghabuskan nafas ke sini, nafas itu cerdas.
Karena masih ada tugas yang harus diselesaikan. dan tubuh ini masih laik pakai untuk digunakan sebagai kendaraan, maka nafas ke sini balik lagi, memberikan pinjaman kehidupan lagi kepada kita. Jadi sebetulnya kita ini sekarang sudah mengalami hidup mati. Karena nafas itu masuk berarti hidup, keluar berarti mati, masuk lagi hidup, keluar mati.
Jadi lampu yang ada di masjid ini tidak hidup terus, ini hidup mati, hidup mati. Hai karena di PLN itu pembangkit listriknya itu adalah pembangkit listrik arus bolak-balik Hai harus bolak-balik tegangannya itu dari nol maksimum ya sekitar 220 akar dua volt turun lagi minimum negatif polarisasi nya naik lagi begitu jadi seperti itu seperti gelombang cuma karena PLN itu frekuensinya 50hz 50hz itu berarti dalam satu detik terjadi 50 kali hidup mati mata kita tidak sanggup lagi untuk mendeteksi 50 kali hidup mati lalu kita mengatakan seakan-akan lampu ini hidup terus karena kita tidak punya knowledge hai hai Saya kalau ngasih ujian sama mahasiswa yang sederhana saja. Apakah lampu di rumah Anda itu hidup mati atau hidup terus?
Udah itu aja soalnya. Lima jam ujiannya. Ya udah, kalau dia bisa menguraikan terus sampai bagaimana prinsip kerja generator listrik, bagaimana generator menghasilkan GGL induksi, bagaimana kumparan berputar dalam medan magnet sehingga timbul yang namanya arus listrik. Apa bedanya arus listrik AC dengan DC? Dihuraikan tuh, kalau masih sudah cerdas, keluar tuh rumus-rumusnya.
Dari satu pertanyaan itu dia bisa menjelaskan secara detail. Itu namanya... orang berilmu, makanya orang berilmu itu sudut pandangnya luas makanya alam semesta ini disebut universe uni itu artinya kumpulan, versi itu sudut pandang universe berarti kumpulan sudut pandang Lahirlah berbagai macam ilmu, matematika, fisika, kimia, biologi, kosmologi, astrofisika, astronomi, geofisika, biologi, oh macam-macam. Berbagai macam ilmu kedokteran, gak ada habis-habisnya.
Semua ilmu itu sudut pandang. Yang dipandang sama, objeknya alam yang sama. Yaitu alam semesta ini dengan segala isinya Objeknya semuanya sama Sudut pandangnya berbeda Ada yang namanya sosiologi Ada yang namanya psikologi Ada yang namanya antropologi Macem-macem banyak ilmu Semakin banyak sudut pandang kita, semakin luas kita memandang, seperti kita naik gunung, maka semakin bijaksana seseorang. Yang masih gampang menyerang orang lain, ketika orang lain berbeda dengan dirinya, dianggap salah, dihakimi, bahkan mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh, tapi ingin dianggap orang terhormat, itu ciri, sebenarnya ilmunya tidak kemenangan.
Makanya satu-satunya orang yang tidak bisa ditolong di semesta ini adalah orang yang tidak tahu, tetapi dia tidak tahu bahwa dia tidak tahu. Tetapi karena masyarakat menganggap dia seakan-akan sebagai orang yang tahu, lalu dia memposisikan diri seakan-akan sebagai sumber pengetahuan. Makasih ngasih fatwa ini, fatwa itu pada orang lain, kayak Tuhan aja.
Udah jelas di Quran dikatakan Sesungguhnya hanya Tuhanmu yang tahu Siapa yang tersesat di jalannya Dan siapa yang mendapatkan petunjuk Inna rabbaka huwa a'lamu bimandola ansabilihi Wahua a'lamu bilmuhdadin Hanya Allah yang tahu Lah kamu-kamu ini yang ilmunya cuma sedikit Pencitraan saja. Makanya tidak boleh menghakimi siapapun. Ketika orang lain melakukan kesalahan pun tidak boleh dihakimi.
Karena apa? Biarkan saja. Karena kesalahan yang dia lakukan akan mengajarkan risiko.
kesalahannya, risiko itu pelajaran yang akan datang pada dia ketika dia diajarkan oleh risikonya, dia akan berubah dengan sendirinya, dan ketika berubah dengan sendirinya, bukan paksaan dari orang, itu lebih bagus makanya bisa jadi kebenaran itu dilahirkan oleh kesalahan Yang repot itu ketika kita usil. Makanya amalkan wiridan dari saya. Jangan usil, jangan komentar, maafkan, biarkan.
Itu aja. Jangan usil, jangan komentar, maafkan, biarkan. Itu aja. Coba, damai.
Oleh karena itu mari kita bersyukur hari ini kita diberi kesempatan kembali untuk memotret diri kita melihat sesungguhnya diri kita secara jujur sejujur-jujurnya dan semoga keluar dari ruangan ini Kita bisa mengalami perubahan kesadaran Yang paling tahu Diri kita adalah diri kita sendiri Oleh karena itu Kita berikan penghormatan yang setinggi-tingginya Kepada dia Sang hidup yang masih memberikan Kesempatan kepada kita untuk hidup Kita puji Allah Membaca hamdallah Alhamdulillahirrahmanirrahim Mari kita sahabat sama Allah dengan kelembutan dan cinta Semoga Allah membukakan pintu kecerdasan kita Memampukan kita untuk melaksanakan semua ilmu yang kita serap hari ini dalam kehidupan kita Kita bacakan basmala Bismillahirrahmanirrahim Judul kita hari ini agak unik Saya beri judul, hidup itu 10% masalah dan 90% sikap terhadap masalah. Masalah. Jadi berapa persen?
100 persen. Mana yang paling besar bobotnya? Masalah atau sikap?
Yang paling besar bobotnya adalah sikap terhadap masalah. Ada orang menghina kita, mau dianggap masalah. Atau tidak dianggap masalah, itu terserah kita. Karena sesungguhnya masalah itu tidak ada awalnya. Diadakan oleh kita.
Sekarang anggap saja itu masalah. Karena dia telah menyakiti saya. Dia telah menghina nama baik saya. Anggap itu masalah.
Bibitnya itu cuma 10%. Tapi begitu kita lapor ke polisi, pencemaran nama baik, meluangkan waktu, harus di BAP, perlu pengacara, perlu uang kira-kira. Bolak-balik ke kantor polisi ngasih bukti?
Menyintah waktu? Bakal sidang di pengadilan? Ketemu jaksa kira-kira? Ketemu hakim? Berapa kali sidangnya?
Hasilnya kita hanya puas telah memenjarakan orang yang telah menghina kita. Itu hasilnya. Betul gak omongan saya?
Sebetulnya bibitnya itu cuma 10% saja. Masalah besarnya itu diciptakan oleh ego kita sendiri. Pikiran kita sendiri.
Diri palsu kita. Ujung-ujungnya hanya puas kita telah berhasil memenjarakan orang. Mencelakakan orang yang kita sebut telah menyakiti kita. Sibuk gak kita? Sibuk apa kita?
Bodoh gak kita? Yang cerdas, ini yang cerdas. Ketika dia menghina saya, ya saya tidak akan terhina. Karena sesungguhnya dia menghinakan dirinya sendiri.
Kalau saya tidak mengizinkan diri saya terhina, ya saya tidak akan terhina. Saya juga tidak sakit hati kok. Kenapa?
Karena sakit hati itu bukan buatan orang yang menghina kita, buatan pikiran kita. Karena pikiran ingin orang itu seperti yang kita mau. Ketika orang tidak seperti yang kita mau, maka...
Kita sakit hati Orang yang sadar Sesadar-sadarnya Tahu Kalau sakit hati buatan dirinya Bukan buatan orang Buat apa? Saya repot-repot kesana kemari Ya sudah Saya maafkan saja Selesai? Ada masalah?
Tidak ada Jujur ya? Jujur nih, wajah-wajah sibuk semua nih kelihatan. Ini wajah-wajah 90% ini.
Ini wajah-wajah 90%. Wajah-wajah ruwet. Harusnya bisa sampai 0%. Istilah anak mudanya itu adalah, emang gue pikirin. Itu bahasa tingkat tinggi itu, tetapi selama ini bahasa itu disepelekan dan kita lebih senang untuk berjibaku, menyibukan diri untuk sesuatu yang sama sekali tidak ada guna.
Gunanya, keluar tenaga banyak, pikiran banyak, uang banyak, melibatkan banyak orang, hanya untuk memuaskan pikiran kita, memuaskan ego kita. Betapa bodohnya manusia di kehidupan ini. Sering terjebak kebodohan itu. Sering apa sering sekali? Sampai bersumpah.
Nanti kalau saya mati, awas ya, kalau dia sampai menyentuh jasad saya, waduh. Mati saja udah buat dendam Orang yang mati kayak gitu Lahir lagi jadi cacingnya udah untung Gak ada gunanya Ini ada cerita suami istri Suaminya itu memendam dendam yang luar biasa Sama istrinya, tetapi dia tidak berdaya ketika masih hidup. Maka dendamnya dibawa mati. Hartanya banyak berlimpah.
Sepeda motor banyak, mobil banyak, rumah banyak. Dan ketika dia dideponis penyakit tertentu Dan dia tahu sebentar lagi mau mati Diam-diam di belakang istrinya Dia pergi ke sebuah yayasan amal Dan dia bikin di depan notaris penyerahan semua hartanya Tidak ada disisakan satu harta pun buat istrinya Gitu Jadi begitu dia mati, beneran nih matinya, istrinya itu pura-pura menangis bombay. Padahal itu yang diharapkan.
Apa yang dilakukan istrinya? Langsung buru-buru ke tempat pembuatan batu nisan. Beli batu nisan yang paling mahal, marmernya di luar negeri Diukir tulisannya Istirahatlah dengan damai Proses pemakaman mewah karena duitnya banyak Batu nisan pun yang mahal Tiga hari setelah pemakaman selesai, dia baru mencari surat-surat. Ternyata semua surat-surat berharga sudah tidak ada di rumah lagi.
Datanglah dari asan amal untuk mengambil semua harta, karena sudah terjadi perjanjian di depan notaris. Kira-kira kecewa gak istrinya ini? Kecewa berat. Apa yang dilakukan?
Pergi ke tukang batu nisan lagi. Mas, maaf kemarin ada yang tertinggal. Apa? Tulisannya kurang lengkap.
Bu, selama saya jadi tukang batu nisan, tulisannya sudah sempurna. Bu, istirahatlah dengan damai. Belum.
Tambahkan sedikit lagi Sampai aku datang Lengkap ya caranya Istirahat dengan damai Sampai aku datang Ini dua-duanya memendan dendam Yang suami memendan dendam Sampai dibawa mati Yang istri pun nanti Tunggu tanggal mainnya Gitu Jadi ingin memuaskan dendam ketika mati karena harta sudah dipindah tangankan di yayasan amal. Luar biasa? Ini mati model apa kayak gini?
Sama sekali tidak memuni ayat, La tamutuna illa wa antum muslimun. Janganlah kau mati kecil sudah menjadi orang yang pasrah total kepada Allah. Masih menolak kenyataan hidup. Hai ini kenapa ini kira-kira tipe suami istri 10% atau 90% Hai seperti siapa Hai seperti siapa tuh yang ketahunya paling kenceng ngaji harus begitu harus tertawa kenceng mentertawakan diri sendiri jangan-jangan saya masih tipe 90% apapun jadi masalah orang yang tipe 90% ini apapun jadi masalah orang baik saja masalah bagi dia apalagi orang yang buruk coba kesulitan udah jelas jadi masalah tidak jadi peluang apalagi ya peluang saja jadi masalah apalagi kesulitan bagi dia orang yang kayak gini peluang saja masalah bagi Ya, apalagi kesulitan.
Jadi tidak ada di kehidupannya itu yang baik, semua sudut pandangnya dalam otaknya dia itu buruk semua. Kenapa bisa begitu? Satu, karena dia mengizinkan pikirannya selalu buruk.
Yang kedua, dia juga terdidik di tempat yang buruk. Karena ketika kita bayi, kita ini pun yang namanya mirror neuron, cermin sarap. Jadi semua yang kita saksikan itu akan tercerminkan di alam bawah sadar otak kita. Dan itu akan nampak suatu saat pada saat kita dewasa. Itu yang disebut dengan long term memory.
Dan itu harus disembuhkan. Sangat berbahaya. Nah kenapa saya berbicara ini? Ini penting Karena kadang-kadang kita ini Kalau tidak disadarkan Tidak sadar-sadar Karena selama ini kadang-kadang menganggap Wah kurang apa Ibadah saya Kurang apa doa saya Wah semua doa apal Semua doa untuk mengatur Allah Supaya Allah takluk Dan taat pada keinginan kita Apal semua Dan ketika Allah takluk pada keinginan kita, bangga kita mengatakan, Allah mengabulkan doa saya. Padahal sebenarnya di balik kata-kata itu, sedang ingin memamerkan pada orang, lihat, Allah saja sama saya, nurut.
Gitu sebetulnya. Lalu Allah bingung, yang Tuhan, lu apa gue, kata Allah. Karena kita diajarkan dari kecil begitu Terus diajarkan ngatur-ngatur Allah Supaya Allah itu takluk dan taat sama keinginan kita Kapan kita mau berserah diri kepada Allah? Ngakunya si Muslim Padahal Muslim itu gelar tertinggi yang diberikan Allah Untuk mereka yang sudah pasrah total kepada Allah Maka saya tidak suka dengan istilah Muslim non-Muslim perbedaan keyakinan bagi saya muslim non-muslim adalah soal ahlak bukan soal keyakinan maaf bisa jadi orang itu keyakinannya berbeda dengan saya tapi dia sangat pasrah dalam kehidupannya kepada Allah, bagi saya no problem, bagi saya dia adalah muslim bagi saya ya boleh berbeda karena selama ini kan muslim non muslim berdasarkan atributnya lebih mementingkan atributnya bukan? bukan ahlaknya bukan perilakunya bukan karakternya bukan sifatnya saya banyak sekali punya sahabat yang keyakinannya berbeda dengan saya tapi dalam hidupnya sudah penuh dengan kebahagiaan Karena sudah bisa menerima semua hal yang tidak diinginkan dalam hidupnya Bahkan dia bisa merayakan semua hal yang tidak diinginkan Seperti dia menerima hal yang dia inginkan Itu muslim Cirinya apa?
Wajahnya itu bersinar Ringan kalau bicara Iya Beda kan kalau orang yang berat Punya uang 100 juta dipinjemin 100 ribu saja, oh saya baru kembaliin beli tanah 100 juta. Sombongnya tetap aja, minjemin kagak. Karena baru beli tanah 100 juta, padahal pinjemnya cuma 100 ribu. Giliran dipinjemkan 100 ribu, wuluh 3 hari janji gak ngasih.
Udah ditelepon 2 hari sebelum janji itu tiba. Pusing gak orang kayak gitu? Kira-kira tipe 10% atau 90% macam kayak gini?
Seperti siapa? Selalu ada pertanyaan, seperti siapa ya hari ini? Jadi hidup itu adalah 10% apa yang terjadi pada kita, 90% bagaimana kita menanggapinya.
Jadi sebutnya 10% itu apa yang terjadi, tetapi 90% kita menanggapinya. Itu yang membuat kita menjadi sangat sibuk dengan kehidupan ini. Terasa? Kalau belum terasa, sabar. Kita akan masuk situ.
Nanti juga suatu saat akan terasa, oh itu saya banget. Oh itu gue banget. Solat sudah, bolak-balik ke Mekah. sudah tahajud juga kurang gimana rajinya bangun malam luar biasa tetapi itu cuma jadi robot hanya menjalankan ritual tanpa kesadaran hasilnya tidak ada yang berubah lupa bahwa Nabi Muhammad diutus ke dunia untuk menyempurnakan Menyempurnakan ahlak, semua ritual itu adalah sarana untuk menyempurnakan ahlak, tools, instrument Tetapi itu dijadikan tujuan oleh kita Kalau rokat sholat kita sudah banyak, rasanya kita sudah banyak tabungan kita Untuk samperen jaga di akhirat Kan begitu kata-katanya, betul? Samperen ayah nama, ewe kosong Karena semuanya buat jaga Itulah kadang-kadang kita suka bodoh.
Terus aja membawa diri kita oleh pikiran ke masa depan. Lalu tidak pernah hadir di sini, saat ini, sekarang. Padahal hidup itu adalah di sini, saat ini, sekarang. Yang menentukan masa depan kita adalah saat ini kau buat apa. Jadi hidup itu awalnya sederhana karena cuma 10%.
Selanjutnya menjadi rumit karena ditambah 90%. Apalagi yang 90% itu adalah respon-respon yang negatif terhadap semua hal yang terjadi dalam hidup. Tidak ada baiknya. Bayangkan hidup yang kayak gitu tidak layak dihidupi karena kita telah menciptakan neraka bagi diri kita sendiri.
Jadi siapa penjelasan? Penciptaan neraka. Pikiran kita. Kalau pikiran bisa menciptakan neraka.
Berarti pikiran juga bisa menciptakan surga. Dan selama ini salah kaprah. Kita menganggap surga dan neraka itu ciptaan Allah.
Surga dan neraka adalah ciptaan pikiran kita sendiri. Belum selesai, ya kita lanjutkan dulu. Saya cerita sedikit tentang pikiran. Ada kata-kata bijak, jangan hiraukan masalah.
Abeikan justru pikiran-pikiran negatif tentang masalah. Kita selama ini sering berfokus pada masalah. Kalau masalah diabeikan, justru fokus kita ke sini.
Ada pikiran apa di dalam diri saya tentang masalah? Ketika pikiran sedang memproduksi pikiran-pikiran negatif tentang masalah, maka yang 10% itu membumbung menjadi 100%. Dibesarkan 90% oleh kita sendiri.
Itulah pola kerja pikiran. Jadi pikiran itu ibarat parasut ya, hanya berfungsi ketika terbuka. Pernah lihat orang terjun payung? Pernah ada berita orang terjun payung kemudian meninggal?
Gara-garanya cuma satu. Karena parasutnya tidak terbuka. Begitu parasut tidak terbuka, ya sudah. Dia akan mengalami percepatan jatuh bebas dalam fisika.
Free fall. Dia akan jatuh bebas. Tanpa hambatan.
Tetapi begitu ada payungnya terbuka, dia bisa kendalikan mau hinggap di tempat mana. Itu bedanya. Makanya orang-orang yang hari ini pikirannya masih tertutup, persis seperti orang terjun payung, parasutnya tidak terbuka. Hai dan orang-orang yang terbuka pemikirannya biasanya gampang untuk bisa menerima pandangan dari orang lain makanya dia akan menjadi kaya sudut pandang pernah nggak menyaksikan orang yang kekeh dengan Pikirannya sendiri.
Sulit untuk menerima kritikan. Sulit untuk menerima pandangan dari orang. Asapang benerna.
Asapang akangna. Merasa diri paling bener. Orang yang tertutup pikirannya seperti itu.
Persis seperti orang yang terjun payung. Parasutnya tidak terbuka. Yuk, sudah berapa lama kita memiliki pikiran yang tertutup? Sudah berapa lama? Sudah terlalu lama.
Makanya pikiran kita sudah kronis ini, sudah sangat kronis. Makanya kemarin ada yang share di grup di Australia katanya, guru-guru di Australia tidak menjadi sedih ketika anak tidak bisa matematika. Tetapi menjadi sangat sedih ketika anak tidak bisa antri. Kenapa? Karena antri itu implikasinya sangat luar biasa.
Satu, ketika antri belajar bersabar. Dua, ketika antri belajar untuk menghargai orang lain dan diri sendiri. Karena Anda datang paling belakang, ya sudah Anda di belakang.
Ini datang belakang tapi pengen selalu paling depan. Itu kan orang-orang yang culas. Ini soal akhlak ini, soal akhlak. Saya sering menyaksikan kejadian ini bahkan ketika saya sedang melaksanakan ibadah. Maaf, kadang-kadang ini bisa terjadi di tempat yang disebut kota suci.
Tidak bisa antri. Bahkan antri itu apa? Belajar untuk tidak menunggu. Orang yang selalu menunggu, dia selalu ditarik oleh pikirannya ke masa depan, pasti akan menderita. Saya sampai hari ini tidak pernah menunggu.
Makanya kemana-mana saya baca buku yang menyenangkan saya, saya bawa musik yang menyenangkan saya, dan saya tidak mau menunggu, karena menunggu berarti membunuh waktu. Terlalu banyak yang bisa kita lakukan. Bahkan ketika ada antrian yang panjang atau harus menunggu dalam waktu yang panjang, kita bisa melakukan pelayanan pada diri sendiri yang paripurna untuk menyenangkan diri sendiri yang bermanfaat. Bukan kayak itu luar biasa.
Jadi masuk akal kalau orang Australia sangat khawatir ketika anak tidak bisa antri. Karena apa? Ternyata katanya untuk membuat seseorang bisa antri perlu waktu belasan tahun. Tapi untuk bisa matematika hanya perlu kursus 6 bulan.
Bayangkan. Negara yang beradab seperti itu. Menitik beratkan pada aspek etika, adab. Bukankah ini sebetulnya yang dikatakan oleh Rasulullah? Tidak disebut orang yang beriman.
Jika tetanggamu tidak nyaman dengan kata-katamu. Tidak disebut orang beriman. Jika kamu jalan di sebuah jalan, lihat ranting, kamu tidak singkirkan. Berbahaya bagi orang lain, tapi kamu tidak peduli. Tidak disebut orang beriman.
Kita bukan bikin ranting, bikin polisi tidur pakai semen. Dan puas ketika orang lain jatuh akibat polisi tidur kita. Dan masih saja mengatakan diri orang beriman.
Bahkan polisi tidurnya tepat di depan masjid. Luar biasa? Siapa yang luar biasa?
Kita. Lu kali, gue kagak. Awas, jangan pengen kita terus. Kita ini susah sekali bilang saya.
Ini kebiasaan. Pengen bareng-bareng. Saya sering tanya, siapa yang begitu? Kita, lu. Kita, lu aja kali, gue kagak.
Jadi untuk bilang saya itu, ini karakter. Ini kebiasaan tidak mau bertanggung jawab. Jadi inginnya rame-rame.
Ini karakter, ini karakter. Ini saya bicara karakter, karena judulnya ini soal karakter. Nanti kita akan pakai ayat supaya jelas. Baik, lanjutkan dulu. Ketika pikiran diam, seluruh alam semesta akan menyerah.
Maka ada kata-kata, jika kamu mengangkat tangan, maka Allah akan turun tangan. Dan jika kamu turun tangan, Allah akan angkat tangan. Ini kata-kata yang luar biasa, cuman implementasinya kadang-kadang gak ngerti. Jika pikiran diam, seluruh alam semesta akan menyerah.
Maka belajar mendiamkan pikiran. Gimana caranya? Itulah pentingnya meditasi. Alergi dengan meditasi ganti, murokobah ke, muasabah ke, pake ah, biar arab. Tapi intinya adalah belajar menyadari bahwa pikiran bukan diri kita.
Belajar menyadari bahwa tubuh bukan diri kita. Diri kita yang sebenarnya adalah sang kesadaran pengamat bagi pikiran. Gak akan larut kalau begitu. Yang melakukan yang begini kebanyakan justru orang lain. Bukan kita.
Padahal ini ajaran Islam. Luar biasa. Quran mengajarkan kita untuk belajar murakabah. Muhasabah. Mushahadah.
Mukashafah. Ini ajaran Islam. Tetapi implementasinya kita gak ngerti.
Coba kalau ditanya gimana cara mendiamkan pikiran? Banyak yang belum tahu. Malah ngomongnya gimana cara membunuh pikiran?
Pikiran gak bisa dibunuh. Pikiran itu kayak anak kecil. Kayak anak kecil pikiran itu.
Kalau anak kecil sedang pegang mainan, ambil mainannya pasti nangis. Cara mengambil mainan itu kasih mainan baru. Baru dia akan senang.
Makanya kalau kita mau mendiamkan pikiran... kasih mainan baru, caranya sederhana fokuskan pikiran pada nafas menyadari nafas kita masuk, keluar, datang, dan pergi menyadari bahwa kita sedang mengalami hidup dan mati menyadari bahwa sesungguhnya dalam diri kita ada dia yang tidak pernah tidur, gak pernah ngantuk La ta'khudu sinatu walanaum Nafas adalah Wujudnya takadiran Allah dalam diri Makanya memfokuskan pikiran pada nafas Membuat pikiran kita diam Ketika diam pikiran ini Tidak terlalu galak Coba Kalau tidak bisa begitu Mindfulness Caranya apa? Tarik nafas hitungan 4 Tahan nafas hitungan 7 Buang nafas hitungan 9 akan tenang, lambatkan jantung kita pikiran akan diam, pikiran diam perasaan akan tenang itu teknik-teknik sederhana yang kita lupakan ini adalah ajaran leluhur kita yang sangat luar biasa pernah melakukan begitu?
ketika kesel tarik nafas yang dalam menikmati kehadiran nafas dalam diri pernah? enggak Padahal sangat sederhana. Ini yang hilang dari kehidupan kita. Lalu kita menjadi sangat terbiasa untuk reaktif. Tidak bertanggung jawab.
Itulah. Lihat saya semuanya. Jadi pikiran ini persis seperti kabut.
Sedangkan kesadaran kita, diri sejati kita, persis seperti langit biru. Coba, langit tetap saja biru, ada kabut, tidak ada kabut. Kabut itu kadang hitam, kadang putih, ada dan tidak ada. Tapi langit tetap saja biru.
Makanya orang-orang yang sudah menjadi langit biru, yang sudah berkesadaran tinggi, bahasa Qurannya sudah mencapai sakinah, itu dilambangkan dengan teratai. Teratai itu semakin kotor tempat dia tumbuh, semakin indah dan bening bunganya. Makanya teratai menjadi lambang meditasi.
Makanya orang bijak mengatakan, jadilah langit biru, jadilah layar. Pernah lihat layar? Kalau sekarang saya putar di sini, video kebakaran, terbakar gak layar?
Kalau sekarang saya putar video banjir di layar ini, basah gak layar? Layar. Ada video kebakaran tidak terbakar, ada video banjir tidak basah, layar.
Sudah bisa begitu gak? Iya. Kebanjiran kalian membasah, ada kebakaran gosong.
Kapan mau bahagia kalau begitu? Ini namanya belum mencapai sakinah Tapi ngomong sakinah udah pinter ya? Iya, kalian kan begitu Setiap orang nikah, semoga samawa Ketiga-nya bu, non samawate, ah duka Karena kita terbiasa latang ngikutin apa kata orang.
Padahal sama waktu Sakinah mawadah warohmah. Itu terjadi bukan hanya untuk pasangan, pernikahan. Bukan. Sakinah itu untuk pasangan kita.
Karena manusia itu diciptakan Allah sudah berpasangan, pasangan itu jasmani dan ruhani. Pasangan itu jasmani dan ruhani, kalau sudah selaras jasmani dan ruhaninya itu namanya sudah sakina. Suami istri itu tidak mungkin selaras, apalagi belum bisa menerima dan menghargai perbedaan yang terjadi sengketa terus.
Apalagi tidak tahu tujuan menikah. Tujuan menikah itu cuma satu. Latihan menerima dan menghargai perbedaan. Karena Anda dengan saya beda. Ini malah saling memaksakan persamaan.
Bikin dalil-dalil. Sebagai istri, awas. Kamu tidak akan masuk surga sebelum dapat restu dari saya.
Walaupun suaminya binal kayak apa, pinter kalau bikin dalem begitu. Nurut sama suami atau tidak? Orang yang macam gini, diktator kayak gini, jelas tidak akan bisa menerima pasangannya apa adanya. Dia ingin pasangannya apa adanya. Pasangannya seperti yang ada di pikirannya, ketika tidak seperti yang ada di pikirannya, out.
Dan yang lucu, ini dilakukan oleh orang-orang yang mengatakan dirinya adalah tokoh-tokoh agama. Tidak cocok dengan pasangan, cerai. Cerai itu akibat dia tidak bisa menerima dan mengagali perbedaan.
Ingin pasangannya sama dengan yang dipikirkannya. Padahal jelas-jelas cara berpikir beda, jenis kelaminnya beda, dibesarkan di keluarga yang berbeda. Pendidikan juga berbeda, adat istiadat juga berbeda, cara berpakaian juga berbeda, fisiologi berbeda, psikologinya berbeda.
Apa yang dibuat sama? Udah nyata-nyata beda kok. Maka disebut pasangan.
Pasangan tuh kiri-kanan, tidak pernah kiri-kiri. Kan disebutnya aja aju aja. Saya khawatir ya, kalau ini dilakukan oleh tokoh-tokoh kemudian kebawahnya pada ngikut.
Seakan-akan menceraikan pasangan itu sah-sah saja. Padahal jelas tidak bisa menerima dan menghargai perbedaan. Kalau di rumah saja di level kecil sudah tidak bisa menerima dan menghargai perbedaan. Gimana dia dengan level besar?
Maka di luar pun dia menyerang terus. Setiap yang berbeda dengan dirinya dia serang, dia hakimi. Begitu.
Gak ada etika. Bahkan ujungnya sebetulnya kan patut diragukan imannya. Kalau orang sudah bertahuin gak kayak gitu.
Seperti Allah menerima semua kita apa adanya. Hebat gak Allah? Yang jahat tetap bernafas.
Yang baik-baik bernafas. Allah itu begitu. Tidak tersinggungan kayak kalian. Hebat, dia menunjukkan kemahakuasaannya luar biasa, makin mahakuasa makin dekat dengan yang dikuasainya. Makanya kata Allah, berbuat baiklah kamu.
Sebagaimana aku berbuat baik kepadamu. Wa ahsin kama ahsanallahu ilaika. Jadi mekanisme perbuatan baik itu baru disebut baik.
Kalau cara melakukannya persis seperti Allah melakukannya kepada kita. Tanpa keinginan, tanpa muatan. Keren gak kalau hidup kayak gitu?
Keren. Tidak ada yang saling menyakiti, saling melukai. Kalau kita sadar dengan itu luar biasa.
Hidup itu penuh berkah, penuh kebahagiaan. Saya dapat WA dari seseorang, Ayah, Alhamdulillah. Setelah saya berpisah dengan suami saya, sekarang saya lebih bahagia.
Sebentar saya bilang. Kamu itu bukan bahagia, cuman kamu tidak ada lawan bertengkar saja sementara waktu. Tanda tanya. Supaya datang sama saya Karena gak mungkin di WA kan Dia mengatakan bahagia Padahal dia itu cuman sedang istirahat dari bertengkar Sementara waktu Nanti juga ketika dapat Separing partnernya lagi?
Ya begitu lagi. Karena dia tidak bisa membedakan apa bahagia apa senang. Senang itu mendapat.
Dia baru mendapat yang diinginkan. Karena ingin suaminya pergi dari rumah. Senang.
Apa itu bahagia? Bukan. Bahagia itu kita sudah tidak terganggu.
Dia ada, dia tidak ada. Bahagia itu adalah sakinah awalnya. Setelah sakinah mawada. Baru warohmah.
Jadi bahagia itu selesai kamu dengan diri kamu sendiri. Kalau kamu masih mengharap-harapkan orang lain baik sama kamu, mengharapkan cinta pada kamu, tapi kamu tidak mengungkapkan cinta pada orang lain, kamu tidak akan pernah bahagia. Makanya berhenti memaksakan cinta. Mulai mengungkapkan cinta.
Hadiah mengungkapkan cinta adalah cinta. Sederhana kok. Ingin dicintai?
Ungkapkan perhatianmu pada orang lain. Ungkapkan cintamu pada orang lain. Jangan merengek-rengek orang lain harus mencintai kamu. Karena itu salah kaprah. Itu jalan lama yang harus ditinggalkan.
Kurang cerdas. Gimana? Sampai sini mengerti?
Oke, kalau sudah mengerti, pakai ayat supaya kelihatan ngaji. Kalau ada yang kritik saya, ngaji gak pakai ayat. Baik, saya mulai dari sini. kelihatan dari belakang? ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya Saya terjemahkan pelan-pelan ya Inna allaha sesungguhnya Allah layagfiru Tidak akan mengampuni ayusrokabih dosa syirik Tahu syirik?
Tahu syirik? Bilang kalau tahu, tahu. Kalau enggak saya jelaskan Begitu bilang kalau enggak Jangan-jangan cuma kata orang saja.
Syirik itu menduakan Tuhan. Atau bahasa kerennya selingkuh kepada Tuhan. Gampang ya?
Kapan seseorang menduakan Tuhan? Itu syirik itu akibat. Sebab utamanya adalah karena dia gak tahu dan kenal kepada Tuhan.
Camkan. Ini ngajitauin sedikit. Ulangi. Sirik itu sebab atau akibat? Baru aja diomongkan.
Sirik itu akibat atau sebab? Akibat. Sirik itu akibat.
Sebabnya adalah... Gara-gara tidak tahu dan kenal kepada Tuhan. Jadi sepanjang orang itu tidak tahu dan kenal kepada Tuhan, maka dia akan terus-menerus menduakan Tuhan.
Karena tidak tahu Tuhan. Clear? Jadi penyebabnya apa?
Tidak tahu. Akibat tidak tahu, maka dia menjadi menduakan. Wajar?
Wajar. Namanya juga tidak tahu. Nah, tidak tahu itu penyakit.
Satu-satunya cara untuk menyembuhkan tidak tahu, apa? Apa? Tahu, satu-satunya aja, jangan banyak-banyak Ulangi Satu-satunya cara untuk menyembuhkan tidak tahu Apa?
Tahu Tahu Mencari tahu itu belum tahu Awas Jangan banyak-banyak kata-katanya Tidak tahu itu obatnya cuma satu Apa? Tahu, gitu aja Mencari tahu, belum tahu. Belum tentu tahu, kakarannya hangan. Ini soal bahasa. Tetapi bahasa itu kan mencerminkan kecerdasan.
Jadi orang cerdas itu cara berbahasanya sangat hati-hati. Efektif, efisien, tidak muter-muter. Kalau tidak perlu gagasannya sudah sampai dengan kata yang sederhana ya sudah Gak usah ruwet-ruwet Karena yang ruwet tadi apa?
Pikiran Ulangi Tidak tahu itu hanya bisa disembuhkan dengan apa? Tahu Nih saya kasih contoh Sebelum kalian ketemu saya Kan tidak tahu saya Berarti masa lalu dulu tidak tahu saya kan? Setelah sekarang hari ini ketemu saya, berikutnya kan tetap tahu saya.
Jadi tahu itu jangkauannya dua. Bisa menyembuhkan ketidaktahuan yang dulu. Dan bisa menjumbuhkan ketidaktahuan yang akan datang. Camkan.
Karena sebentar lagi kita masuk ayat yang dasar. Sebentar lagi. Bentar lagi.
Wih, Quran tuh keren. Makanya saya buat ilustrasi yang sederhana. Ulangi.
Setelah tahu saya, sembuh gak ketidaktahuan pada saya yang lalu? Sembuh. Ketidaktahuan saya akan datang?
Sembuh. Jadi begitu kita tahu, maka tidak tahu yang dulu, dan tidak tahu yang akan datang, itu sembuh. Ulangi.
Sirik itu akibat atau sebab? Akibat. Sebabnya apa?
Tidak tahu. Pengen sembuh dari sirik? Caranya?
Tahu. Gitu aja. Ya, ngajinya gitu aja ya, tinggal praktek Oke, yang pernah haji kan, teriak-teriak Labaikallahumma labaiq, labaiqallah syarikallah kalabaik Sadar ketika kalian sedang teriak-teriak begitu?
Sadar gak? Bentak sedikit biar sadar Sadar gak waktu itu? Nah loh, udah pake peci.
Itu artinya, aku datang memenuhi panggilanmu untuk membebaskan sirik yang ada padaku. Sadar sekarang, ulangi, aku datang memenuhi panggilanmu untuk mebebaskan sirik yang ada padaku. Sadar sekarang, sadar, sirik itu akibat apa sebab? Akibat, kau tukar-tukar. Sebabnya apa?
Tidak tahu. Masuk akal gak? Untuk tahu Allah, maka kita datang memenuhi panggilan Allah.
Kemana? Ke rumah Allah. Untuk ketemu siapa?
Ketemu yang punya rumah, bukan ketemu rumahnya. Kalian waktu pergi ke sana, ketemu yang punya rumah atau rumahnya? Hai sembuh siriknya kok ketawa sembuh apa tidak makanya semua perintah haji Saudi awal dia ikutnya dengan Faiza affatumin Arofa fazqurullah Fa'idha qadaitu manasikakum fazkurullah Selalu begitu, setiap perintah haji selalu perintah berikutnya ingat Allah Karena haji itu hakikatnya adalah berkunjung ke rumah Allah Bertemu yang punya rumah, jadi tahu kepada Allah Jadilah setelah tahu, ingat kepada Allah Bebas gak siriknya?
Kenapa kalian ingat piring, cucian, udah dua benda itu Piring cucian, apalagi? Suami lagi dimana? Hah?
Oh hutang! Cicilan masuk ya ketika sholat. Luar biasa. Udah berapa itu? Itu bukan mendua lagi, meng-empat, meng-lima, meng-enam.
Maka itu yang dikatakan di dalam surat Al-Kahfi. Anjingnya tiga, empat, lima, enam, itu. Anjing itu masuk.
Itu anjing itu simbolisasi dari segala sesuatu selain dari dia yang sering masuk di sini. Karena kita tidak pernah tahu. Mau disembuhkan?
Ya sudah. Berkunjung ke Baitullah, temuk yang punya rumah, baru, La baik Allah, Humma la baik, La baik Allah, Syarik Allah, La baik Allah. Sembuh gak dosa yang lalu?
Sembuh gak dosa yang akan datang? Oke, kita baca dulu ayat ini Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa sirik Sirik itu apa tadi? Akibat, gara-garanya apa? Tidak tahu Tapi Allah akan mengampuni dosa apapun asal jangan sirik.
Wa yagfiru maduna dhali qalimayyasha. Kalau begitu jawab pertanyaan saya. Kalau begitu dosa manusia ada berapa? Berapa?
Masih belum bisa jawab segini jelasnya. Berapa? Ya satu. Kalian gak bisa jawab kenapa? Karena selama ini terlalu banyak yang ngasih penjelasan Dosa besar, dosa kecil Wah macam-macam dosa banyak Menakutkan Bahkan kemarin tuh ada yang tanya sama saya Ayah, saya pernah ngaji Jangan punya harta banyak-banyak Kenapa?
Punya kampak saja sudah berat katanya pertanggung jawabannya Ya Allah Ngaji dimana? Saya bilang Islam itu mengajarkan kita zakat. Kalau Islam mengajarkan zakat, berarti Islam mengajarkan kita benghar. Dan zakat itu akibat dari benghar. Itu benghar, namun zakat.
Berarti sebetulnya ketika kita diperintahkan zakat, disuruh apa? Disuruh kaya. Iya, boga kampaknya, cuman gak sese, pertanggung jawaban anak.
Saya tanya, ngajinya masih lanjut? Udah enggak ya, kenapa? Itu kearti Bagus, saya bilang berarti Rada cerdas etik Lanjutkan dulu Jangan ketawa-ketawa dulu Belum, nanti ketawanya belakangan Mentertawakan diri sendiri nanti lebih lebar lagi Makanya ngaji itu Tahap pertama masuk sini, ah Betul? Ah Ngaji yuk, kecimahi Ah macet Hai ah teboga ongkos ah tebi ah sion lapar setelah naik lagi kelasnya ih ngaji yuk kemana ke Cimai ngaji apa ini Youtubenya Coba denger ih gening Hai rubahkan gitu nggak kalian ih gening rada bener cendol maka rada itu berikutnya adalah eh kapan kalian bilang eh kapan Eh, kek gila Kadang-kadang bilang uh Uh itu macam oh Tapi saya percaya Yang awalnya ah, i, u, e, oh Pasti, ujungnya pasti oh Ngan dukai raha Hai ujungnya tuh Oh oh tuh disini kalau sudah otos sudah bulat sudah sempurna Hai Oh coba bilang Oh tuh bulet makanya yang menciptakan angka nol itu bukan aljabar Bapak Sattar ia itu tercipta dari cikadas cingcang keling menung cingkleng cinetan plus kakolong bapak satar buleneng marane te asup kakolong dunia te sing pangijeng jadi dimana bapak satar te ayana tah didil laun mas ikene eh bingung uh komo ah Awal itu, ih masih cegekan Kalau sudah, oh tak sudah boleh neng Gak sepangi, jangan bapak sata Kak bayang gak, kalau nol dihilangkan dari semesta Boga duit, 10 ribu, tamat nol hiji Bisa jalan-jalan Betul gak?
Betul gak? Hai 100.000 tamah Dino hiji weh bisa piknik betul-betul ditambah nohiji atas hanya Tiwarteg langsung asup ke restoran Jepang dahar sehat betul tidak ditambah noh hai hai Makanya kalau mau ngirim duit sama saya, saya cuma satu sarannya, tolong dong nolnya yang banyak. Kenapa?
Karena nol itu lambang dari bulan neng. Oh, kalau nolnya sudah banyak berarti sudah ikhlas. Kalian kadang-kadang ngomong gak jelas Ayah, gak apa-apa ya Nyumbang, sedikit juga Yang penting ikhlas Nuh ikhlas maloba Paham sampai sini Ini belajar nol dulu Salah sangka, nol ditemukan aljabar Bapak Satar Maka apapun angka Kalau dibagi nol, hasilnya tanpa batas Jangan sepelekan 0, 0 itu lambang dari kekosongan, tapi 0 lambang dari kesempurnaan. Itulah kenapa kalian pergi umroh, pergi haji, walaupun ka'bahnya kotak. Jangan mengelilingi ka'bah dengan geometri kotak, harus lingkaran.
Karena lingkaran itu lambang dari O. Oh, ini sendiri kadinya. Kenapa memutari Kaabah tujuh putaran? Oh Kenapa memulai Kaabah tawab itu dari Hajar Aswad Sudah mengerti hakikat Hajar Aswad? Oh Kenapa harus lewat Multajam?
Oh Kenapa lewat pintu Kaabah? Oh Kenapa makam Ibrahim ditaruh di luar pada kata Quran Makam Ibrahim di dalam? Eh, katingali Oh kenapa harus lewat hijir Ismail Oh kenapa harus istiqlam di Rukun Yamani Oh kenapa harus baca Melaksanakan sholat tawaf Oh gitu gak kalian?
Acahan Hai Tong di Jion Jion can ngerti manet teh kekara muter bungku gimana caranya itu semua simbol-simbol simbol-simbol untuk menitik ke dalam diri temukan lingkaran disini temukan Hajar Aswad disini temukan Temukan Multajam di sini. Temukan Makom Ibrahim di sini. Temukan Pintu Baituloh di sini. Temukan Hijir Ismail di sini. Temukan Rukun Yaman di sini.
Begitu sudah ketemu semuanya di sini. Baru. Oh. Geningan.
Pantesan. Bapak Satar. Bulan. Hai cincang keling menu cingkleng cinetan loska kolong babasatar itu lagu maripat Hai cinggira e-link atau manis teh sing panggih anu cinetan dinadiri manis Hai awas ibu-ibu jangan mikir kemana-mana begitu saya bilang cinetan langsung maun Cinetan itu bahasa Qur'annya adalah Allahu la ilaha illa huwal hayyul quyyum Allah tiada Tuhan selain dia Yang berdiri tegak Mengurus semua kebutuhan mahluknya Tidak pernah meninggalkan satu satu sel pun dalam tubuh kita itulah cinta tencing greling sing pangih nuci neten dinadiri anjan plus Kakolong Bapak Sattar bulanang sing pangih yang nubullet mandala kesampurnaan dinadiri itu di Quran sebut robol Masri koin warbul magribain itu yang sebut dengan matahari rohani Hai hebatnya lagu cincang-caling baru tahu sekarang Hai nyanyi tiba-tiba artinya kakak ayo ciluk bagai tengah arti tiba-tiba maulid budak ciluk ba ciluk ba Hai ada ciluk tenang ciluk tenur aribatnya baik Allah aibat Allah te bumi naik Allah aribama titiknya dihanap ari Nurman nunmat titiknya dijerok sohrobah batin jadi Nun lemunun mati ketemu bak disebut nage iqlab iqlab the kolbu kadeh udah dibaca nun bacanya meme ngedengung Bukan min ba'di.
Tetapi min ba'di. Nun mati ketemu ba'di. Dengung. Ada getarannya. Siapa yang sudah menemukan nurullah dalam baitullah.
Maka dia sudah disebut ahli ma'rifatullah. Disebutnya juga ahlul bait. Pangih tah jeng Bapak Satar.
Hebat gak leluhur kita? Diguar sedikit sama saya. Sebelajar agama itu luas. Supaya kita juga bisa menghargai kata-kata para leluhur kita yang luar biasa itu. Karena selama ini kita sangat menyepelekan kata-kata leluhur kita sendiri.
Karena kepribadian kita sudah jadi kepribadian orang lain. Hilang jati diri kita sebagai bangsa yang sesungguhnya. Ulangi, sesungguhnya Allah tidak akan pernah mengampuni dosa sirik, tetapi Allah akan mengampuni dosa apapun yang selain sirik. Jadi yang harus kita urus dosa itu satu.
Apa namanya? Kata siapa? Kata Allah dalam Al-Quran.
Paham? Sirik itu apa tadi? Akibat apa sebab?
Sebabnya apa? Temukan sebabnya. Sebabnya itu ternyata gara-gara saya tidak tahu. Masih ingat pertanyaan saya tadi?
Kalau sekarang kita tahu, yang tidak tahu di masa lalu sembuh? Yang tidak tahu di masa depan sembuh? Luar biasa?
Mari kita tanya Quran. Quran. Kalau hari ini saya tahu betul nggak sembuh yang lalu dengan yang akan datang.
Mari kita lihat ayatnya. Ini Quran surat al-Fat. Surat al-Fat itu terjemahan yang sebenarnya dalam kamus al-Fat itu bukan kemenangan. Tapi al-Fat itu keterbukaan, kondisi terbuka.
Kalau al-Fatiha itu pembukanya. Kalau al-fatihah itu pembukanya. Kalau al-fat kondisinya setelah terbuka.
Lihat saya. Kalau pintu itu dibuka, cetrek. Nah, koncinatnya al-fatihah.
Kalau sudah terbuka, ngolongpong, itu namanya al-fat. Kartos? Suka nara memakai contoh, ma?
Gambil kartosnya. Kartos, alfat itu kondisi terbuka disebutnya keterbukaan Ayo kita baca ayatnya Inna fatah nalaka Sesungguhnya aku telah memberikan keterbukaan kepadamu Fathamu bina keterbukaan yang nyata Siapamu disini Siapa mu disini? Nih Allah sedang bicara Sesungguhnya kami telah memberikan keterbukaan kepadamu Keterbukaan yang nyata Siapa mu disitu?
Yang sudah terbuka Awas yang belum jangan kegeran Ulangi dulu, makanya supaya jelas ya disimulasikan Sesungguhnya kami telah memberikan keterbukaan kepada mu Siapa mu disitu? Yang sedang mengalami keterbukaan, berarti sudah terbuka? Sudah Kalau dia sudah terbuka berarti dia sudah tahu?
Sudah Kan kalau sudah terbuka sudah melihat dong Kalau sudah melihat berarti dia sudah tahu Berarti kalau dia sudah tahu sudah sembuh dia dari dosa syirik Sembuh Kita lanjut ayatnya Indah sekali ayat selanjutnya Ayat yang kedua Allah bilang Liak firulakallah matakod damamin dambik wa mata akhor Allah akan memberikan ampunan kepadamu dari dosa yang lalu dan dosa yang akan datang. Awas hati-hati. Wah saya sudah dapat kemenangan. Kenapa? Sudah idul fitri.
Cek sahak maneh menang. Kan cek maneh. Hai sebentar dulu referensinya harus jelas ya makanya siapa yang sudah idul fitri sudah diampunkan dosa yang lu dan usia kantong ternyata dosa dan bakal datang getos diampunkan Padahal ini ayat hubungannya dengan Quran surat An-Nisa tadi. Kan dosa cuma satu. Apa tadi?
Sirik. Sirik menduakan Tuhan. Gara-gara apa? Gara-gara tidak tahu.
Yang bisa disembuhkan itu adalah dosa tidak tahu. Kalau hari ini tahu. Awas jangan sembarangan. Karena ada kata-kata diampunkan dosa yang lalu dan dosa yang akan datang. Ah nyun dosa weh segala.
Dan lu bakal datang inges dihampura. Itu salah kaprah ngajinya. Dosa tidak tahu yang diampunkan.
Jadi ujungnya tauhid itu akan bermuara menjadi ahlak. Jadi tawhid itu bermuara menjadi ahlak Ahlak tawhid Nah orang yang sudah bertawhid Ahlaknya Tahaluk biahlakillah Orang yang bertawhid kan gak mungkin bohong Betul gak? Iya.
Makanya ada yang bilang sama saya. Kenapa? Katanya. Saya itu mengatakan bahwa surga itu disini saat ini sekarang.
Lu kan kata Quran. Pada saat langit dan bumi masih ada. Pada saat masih bernafas. Kan kata Quran.
Masa saya harus bohong? Gitu. Paham sampai sini?
Oh ini diulang-ulang dari tadi, kalau gak ngerti tuh udah keterlaluan ini. Jadi siapa yang mengalami keterbukaan saat ini? Apa kata Allah? Liya'gfirullah kallah matakondamu mindamik uamat Aku ampunkan dosa yang lalu dan dosa yang akan datang Dosa yang mana? Dosa tidak tahu Menjadi tahu Masuk akal?
Ngaji itu harus saintifik, harus masuk akal. Kenapa? Karena kita kan oleh Allah diberi akal. Kita suka ngomong manusia itu sempurna karena diberi akal.
Irahat orang yang dipakai nak. Sampai sini ngerti? Lanjut Bukan hanya itu hadiahnya dari Allah Wa yutima nikmatahu alaika Allah akan sempurnakan nikmatmu Sekarang saya tanya Berarti orang yang sudah terbuka Hai penglihatan basyirohnya kepada Allah sudah dapat nikmat sudah kan kan enggak ada nikmat lain kecuali bertemu dengan Allah kan sok ngomong gitu manetek yang nyewit Nikmat itu tidak ada kaitannya dengan nasi timbal, goreng jengkol, kulup bete, belum pada eweh di Quran. Nikmat itu hanya diberikan kepada para nabi, para sidikin, para suhada, para solehin. Teaya nikmat ke Anubotrama.
Cintu singa areling. Ari Botrama ngenah. Raos, enak, enak dan nikmat itu beda Seperti bahagia dan senang Beda banget, kalau senang itu mendapat, ribahagia justru melepaskan Beda, arahnya sudah berbeda Saya dapat uang, senang Ku saya uang disimpan di bawah bantal Apa bahagianya? Tapi ketika uang saya bagikan untuk orang yang butuh, saya bagikan untuk mereka yang kesusahan, dikasih uang sedikit saja sumringannya luar biasa, ternyata uang saya tidak ada artinya dengan kebahagiaan yang saya dapat melihat orang lain bahagia. Takakara cerdas.
Kalau ada yang berduit di bawah bantal, itu mereka yang merabahkan. kau kecil pernah lihat kecil etenu boga duit can kehartikan nih apaan etaduita biar nanti kusetak ini Hai kumaha perlu dijelaskan Hai kuncit jadi tuyul jadi salah sangka pikiran lagi kan cita-cita makai jilbab di kacamata kumah ngawas dikapunggur dengan salah sangka weh kan cita-cita cendol boga tatangga merhatikan tatangga etalumpang nakitu jika nama cenang akon toh hai hai Hai maneh makitu wae cenaring haji tauhid kartos Hai tak kecil silah gede Hai sok dahar pada gencit jeng jeng kol ke begini teh Eta teruskan dulu Awas ya stop dulu ketawanya belum sampai kajian kita belum sampai ke judul belum Hai kan judulnya tadi mau sakina mau sampai di kelompok orang yang 10% tidak mau masuk kelompok yang 90% itu kan belum dicapai tahapan kita belum sampai kesana step by step saya cara ngajarnya supaya karti itu udah pengennya saya itu kalau duduk disini tecing gue marah nanti ngerti hai hai Gitu, pengen ngajita gitu sebetulnya, pake energi Tapi gapapa, yuk lanjut ya Sesungguhnya kami katalah telah memberikan keterbukaan kepadamu Mu siapa tadi? Yang sudah terbuka, yang belum apa gak pengen? Masa gak pengen? Hayang nutup wae?
Nah untuk Yang sudah terbuka, kata Allah satu, liyag firullah kallah, aku ampunkan dosamu yang lalu, bahkan dosa yang akan datang, masuk akal? Ya itu tidak tahu tadi. Yang kedua, wayuti ma'nikmatahu alaika, aku akan sempurnakan nikmatku. Begitu terbuka, berai, ninggal.
Begitu ninggal, itu nikmat yang paling utama. Kan sering dibicarakan, nikmat tertinggi di surga, cenah, ninggal, Allah. Kan gitu? Sering dengar itu?
Sing bukti. Itu nikmat. Makanya yang dapat nikmat masuk akal kan? Para nabi, para sidikin, para suhada, para solehin. Tidak ada kongomrat.
Tidak ada tukang buat ram, tukang penik, taya. Aduh, menikmat tadi dahar. Salah! Ngenah!
Biak seberat piring, sepuluh piring. Ngenah! Bahasa Indonesia-nya enak.
Paham ya? Jadi nikmat itu bahasa Quran yang sangat spesial. Eh, kalian makan suka aneh-aneh. Kenapa mengundang orang?
Tasakur binikmah. Tuh. Nah.
Bumi engal. Ayat tadi Quran. Yang dapat nikmatnya iman anjar. Ayat. Tuh.
Gaduh bumi engal itu berarti apa? Enak. Mobil baru?
Enak. Duit banyak? Enak. nikmat spesial hanya untuk para nabi para sidikin para suada dan para sholin clear sampai sini jadi kalau begitu saya mau nanya kalian sudah dapat nikmat belum baru dapat enak kan masih nutup clear Yang ketiga, Aku akan tunjukkan kamu ke jalan Sirotol Mustakim.
Nah disinilah semakin jelas. Apa sih Sirotol Mustakim? Kan sering dibaca setiap sholat.
Yaitu orang yang dapat nikmat jelas. Itulah pentingnya kalau kita bisa mempetakan Quran tali temali satu ayat dengan ayat lain petanya jelas Jadi memahaminya secara universal Tuh bahasa kerennya Tidak secara parsial Kalau parsial itu lokal Sangat berbahaya ketika pemahaman namanya bersifat parsial jadi tidak sampai pesan universalnya bahasa asingnya tidak komprehensif itu bahasa keraiannya paham ya nih jadi udah dapat berapa tuh satu diampunkan dosa yang lalu dosa yang akan datang dua disempurnakan nikmatnya yang ketiga ditunjukkan ke jalan sirotol Mustaqim apa sirotol Mustaqim jalannya orang yang dapat nikmat uh clear jelas sekali lanjut Oke berikutnya wayang Dan Allah akan menolong dia dengan pertolongan yang gagah. Itulah.
Sudah tahu cara menolong Allah? Tolong orang-orang yang butuh pertolongan. Ulangi. Sudah tahu cara menolong Allah? Hai tolong orang-orang yang butuh pertolongan dah Allah mah teper yogi ditolong kan dia mamaha yang perlu ditolong tuh orang-orang yang butuh pertolongan kata Allah kalau kamu menolong mereka sesungguhnya kamu menolong aku Hai tahiyyuh nausteh namanya bukurna Hai hayo hei nolong Allah Hai nungguin Ainu nyata tadi palire tatanga toboga bea cicing manehma sakitu bea slobadi leit tatanga budaknya tesakola cari cing wae lebar disangkana lamun merete bakal sangsara Hai saya kalau ngomongin itu berada naik terus enggak tahu memang harus naik kayaknya orang-orang yang disini bawaannya gini palit di hitungan Hai jadi cara menolong Allah itu gimana tolong Hai orang-orang yang butuh pertolongan gitu ya Jadi Allah mah teker ya peryogidital Eh orang mah menolong Allah Saya menolong agamanya Allah Agama mah teker dan ditulungan Agama kudu nolongan orang Supaya selamat Tiba-tiba ngajin Demi untuk menolong sesuatu Kadang-kadang kita mengorbankan orang lain Betul?
Menginjak-ginjak orang, menghardik orang, menyakiti orang, merusak kerusakan, membuat kerusakan. Aneh. Ada demo menolong Allah, tetapi yang terjadi adalah pertumbuhan darah.
Taman kota rusak kuseta. Pelakat-pelakat, bilbot-bilbot yang rapih rusak di Balendogan. Tegak hati saya mah, tegak otakanku saya mah Nah kalau orang yang menolong Allah mah, tidak pernah bikin kerusakan Adem bawaannya, tidak ada kata yang keluar dari mulutnya Kecelut dapat damai dan mendamaikan Ada orang sengsara, susah, maudzubillah Minta tolong sama kita Orang yang menolong Allah Hai nih kali kasus ahana becek namenta nginjem duit Hai tong namut ibu candak Hai pernah gitu enggak pernah gitu enggak koma Hai kamaran awal ya tinggal ngespuku sangsara ima geteboga ngontrak minyum duit duit orang lho Pak Hai malam ngecengkeng rek di mana mayarna berapa eh awas ngepukuh mata pinjam gitu boga dah sebetulnya mahayang matematik ngera cingat simbok kakak saru masa nubeng arte Hai tos canak Saya pernah cerita, bukan saya mau pameran, ya mengasih contoh Saya bikin ruko disana di Jelekong Lagi ngontor ruko, ini saya kan bikin ruko, berarti saya kan punya uang Lagi ngontor ruko, di belakang rumah saya tuh ada orang Bring tanu nagih teh Cikeneh, orang ini teh, jualan di depan sekolah teh Jualan sirup, tersabaraha Duitnya gak recehan dua ribuan Hai bring tenunagih 10.000 saya lihat 52.000 5 udah bayar teh carekan lalat dasar sawari daerah manetem air waika orang datang doi set bingung nih banyak noab ringan-ringan tadi udah saya punya panggil Pak Hai aparat sana Hai ini orang kok ditagi terus kasihan kenapa Ternyata dia itu pernah sakit, punya utang 20 juta. Karena supaya keluar dari rumah sakit, terpaksa harus pinjam uang dari orang yang punya uang.
Dan ternyata bukan tambah selesai dibayar tiap hari. Total waktu itu saya tanya, sisanya tinggal 25 juta. Sudah dibayar lebih dari 6 tahun.
Hai saya tanya ini orang yang minjamkan uang sama kamu tahu itu tepuk sakit tahu buat keluar rumah sakit etat tega saya bilang soal PRT soal PRB bukan saya mau Agul ya bukan saya mau bayarkan ya orang ini saya bayarkan 25 juta nangisnya grup ngomong Sok ngabit tanda iya nama, bicalan Nikmati Dia itu jualan di tengah terik matahari Gak bisa menikmati uangnya tuh habis Kok tega? Saya pengen nangis betul, ini perilaku orang, sedalam ini memperlakukan orang lain Luar biasa, saya bilang sama istri saya, gak usah nanggung nolong orang ini, ini rumahnya mau rubuh Udah saya bikinkan rumah dua lantai, ya alhamdulillah sekarang rumahnya udah jadi Punya rumah yang layak, gedong lah cek orang jelekong Itu fakta di depan mata Saya pergi sama istri saya ke apotek merdeka tuh disana Ada ibu-ibu sama anak cucunya Terus weh milangan duit Dua ribuan Hai lihat resep milang doi lihat resep ngitung doi kata saya sama istri saya sebetulnya dia itu lagi bingung sebetulnya itu duit 2000-an bakal cukup kereset ambil resepnya ambil resepnya bayar ke Hai dah tong nanggung kalau nolong orang udah dibayarkan resep naoi naon kosan mal cukupnya 2000-an nangis ngegruk Hai ayah keneh tenagel man Kiwari jelamano peduli bukan karena ini getaran dari dalam diri piraku orang tinggal ikut piraku terbisa maca gitu iman tuh itu para sahabat iman tuh itu iman tuh Iman itu bukan pameran keyakinan, bukan ditulis di mobil, ya ditulis bukan. La ilahe illallah gak perlu ditulis di mobil, amalkan menjadi ahlakmu. Bismillahirrahmanirrahim gak usah tulis di mobil, amalkan menjadi perilakumu, itu. Kita tuh butuh pengamal Quran, butuh itu, bukan penghafal.
Udah banyak yang hafal, HP saya juga hafal 30 jujur. Coba, gak percaya? Tanya apa ya saya? Apa?
Tapi dia tidak bisa mengamalkan Quran. Diam saja. Kita hari ini butuh orang-orang yang berani untuk mengamalkan Quran. Meletakkan dasar-dasar kebenaran dan keadilan. Itu yang kita butuh sekarang.
Kita butuh contoh sekarang. Kasian anak-anak yang kecil-kecil sekarang ini tidak hormat pada agama. Kenapa? Bukan tidak hormat pada agama. Mereka tidak puas dengan orang-orang yang bicara agama.
Tapi hanya di mulut saja tidak ada dampak dalam kehidupan. Kenapa kita perlu silaturahmi? Anjang sono Itu supaya kita belajar merasa sebelum terasa Nganyahokan kasus sahabatur Gitu Ini malah aneh Berkunjung ke rumah sahabat yang kekurangan memamerkan Anudipika boga Baju pangalusna Temawa oleh-oleh Hai rajin temawa baju genusera gitu kepakek umane bikin kebatur Hai rajin temawa daharan detik dahardiima waragdeing lobateing Hai meswere bikin kebatur maka dikurang dikatakan tidak disebut kebaikan kalau kamu belum bisa memberikan yang kamu cintai merek kebatur mengkudu alus hai hai Lebaran, jam mana baju halus?
Kadeh, tamare baju urut Halus Akhirnya saya kalau lebaran Sama istri saya Pergi kesana, Tanah Abang Biar dapat yang bagus, sekaligus juga murah Jam 3 Saya belanja, subuh Bukan buat saya Setiap orang datang ke rumah, kasih Kasih, kasih Hai seneng marane nama cantang tuh mulai baju tiap bulan sebulan sekali catat tahun sekali cantang eh dianggur terus tak cukup teh kepengawasan dianggur Itu hayang gitu, gak bahagia akan batur jika gitu. Itu namanya intan surullah yang surkum. Intan surullah yang surkum itu bukan membuat kerusakan di muka bumi, bukan menyekati orang, bukan menebarkan kebencian atas nama agama dan Tuhan.
Stop. Setuju gak dengan saya? Kita perlu pembaharuan. Betul gak?
Supaya orang merasa nyaman bertemu kita Wayan surukallah nasrun ajijah Jadi Saya kasih tau, kalau orang yang sudah terbuka Mengalami keterbukaan Begini ahlaknya Selalu menolong Allah Nah masuk ke ayat yang keempat Inilah pusernya kajian kita Kan tadi ingin jadi manusia 10% bukan? Jika perlu jadi manusia 0% No problem, gak ada masalah Karena apa? Karena pikiran sudah tidak bermasalah Maka ayatnya, lihat Walladzi anzala sakinata fi kulubil mu'minin Jadi kolbunya itu sudah sakinah. Sakinah itu artinya sudah mencapai titik mati. Sakinah dari kata sukun, sakana, yaskunu, sukun.
Tahu sukun? Tanda sukun, tanda mati. Tahu orang mati?
Orang mati emang gue pikirin? Jadi itu yang disebut dengan belajar mati selagi hidup. Jadi kita sudah sampai pada titik dimana kita tidak lagi terganggu oleh pujian, tidak terganggu oleh hinaan. Sudah begitu belum? Sudah begitu belum?
Kenapa? Satu penyebabnya, karena sampai hari ini kondisi batin kita masih tertutup. Hai Kartos di tengah waste jadi ketemu dengan saya judulnya kan kajian kalau kajian yang mengkaji disini bukan membaca kalau membaca mudah pada pintar ya silakan aja cari tempat lain kalau membaca Tajwid ih idkom ifa iklam silakan biar ada peran masing-masing itu juga bagus tidak ada yang buruk di semesta ini hai hai Cuma masa mau baca terus. Ya tau?
Quran ini kan surat. Kalau surat harus sampai sama kita pesannya kan. Lanjut.
Nah. Jadi orang yang sudah terbuka itu keuntungannya banyak. Satu. Dosanya diampunkan yang lalu dan yang akan datang. Terutama dosa tidak tahu.
Dua. Disempurnakan nikmatnya. Nikmat terbesar adalah.
Berjumpa dengan jati diri kita yang sejati. Tiga, akan selalu dibimbing ke jalan sirotol musnakim. Jalannya orang yang dapat nikmat. Empat, dia akan selalu dimampukan untuk menolong Allah. Dengan cara apa?
Menolong orang-orang yang butuh pertolongan. Makanya ada hak, ada kewajiban. Perhatikan saya. Mendapatkan uang, gaji itu hak.
Tetapi setelah kita mendapat, kita punya kewajiban untuk membagikan berkah yang kita dapat kepada banyak orang. Itu yang namanya menunaikan hak dan kewajiban. Selama ini kita sebelah haknya sudah didapat, kewajibannya tidak ditunaikan.
Panen itu hak. Tetapi membagikan hasil panen pada orang-orang yang membutuhkan kewajiban. Karena dibalik harta yang diberikan kepada kita, ada titipan buat orang lain lewat kita.
Karena Allah percaya kepada kita. Saya kasih tahu, memberi itu tidak pernah membuat kita menjadi miskin. Saya dulu tidak punya jamaah, tidak punya.
Saya bikin masjid ini. Tidak ada jamaah. Hai tanah di sini udah mahal turun masyarakat lama tuh rumah turun masih sampai istri saya selalu saya bilang rumah kok nggak diperbaiki Ayah kok masjid terus diperbaiki saya bilang masjid rumah Allah punyanya Allah Hai piraku Bumena Allah tidak lebih bagus di rumah kita Kita perbaiki dulu masjid ini, ini buat masyarakat.
Selesai bikin masjid ini, saya bikin sekolah. Ini sekolah gratis. Dan luar biasa, banyak teman saya bikin sekolah unggulan, utangnya banyak.
Dan saya bikin sekolah gratis, gak punya utang. Ini yang disebut dengan rumus EMC². Materi, begitu dikalikan C², cahaya di atas cahaya.
Hasilnya energi. Saya sering diledek loh teman-teman saya. Sekelas saya, konsultan pendidikan nasional.
Bikin sekolah unggulan bisa, bayarnya mahal bisa, dan teman-teman saya sering bilang ini Fasahipul bikin sekolah gratis, kayak kami nih bikin sekolah kayak gini Saya bilang kamu utangnya banyak, padahal udah ngambil iuran besar-besar dari masyarakat Saya membebaskan iuran dari masyarakat, gak punya utang Hai gimana caranya itu kalau datangnya cara itu bayar dulu dong enak aja mahal ilmunya itu jadi saya kasih tahu ya ibu bapak tidak ada orang bangkrut karena memberikan perhatian pada orang Hidup itu baru ada gunanya kalau kita sudah memayu hayuning baonok. Kita berkontribusi dengan kesadaran kolektif kita mempercantik semesta yang sudah cantik ini. Semesta yang sudah cantik ini kita percantik lagi. Keren. Makanya ciri orang yang beriman satu, tidak pernah membuat kerusakan di ruang kehidupan.
Gitu? Lanjut? Lanjut. Yang luar biasa ini yang selanjutnya. Apa kata Allah?
Ya. Li yazdadu imanan ma'a imanim. Imannya itu selalu bertambah.
Orang yang sudah terbuka penglihatan kolpunya tidak pernah berkurang imannya. Selalu bertambah. Ini ayat jelas sekali. Kenapa imannya selalu bertambah?
Ya itu. Karena sudah disempurnakan kan nikmatnya oleh Allah. Makanya nikmat tidak ada kaitannya dengan rumah baru. Ya, awas.
Kalau bersyukuran, syukuran apa? Syukuran rumah baru, jangan tersakur binikmah. Udah gitu, ngundang orang ceramah. Bagaimana bu? Ada santapan ruhaninya?
Ada insya Allah. Mengundang kiai, santapan ruhani. Ini saya kasih tau, saya sekarang sedang memberikan santapan pikiran, bukan santapan ruhani. Karena ruh itu cahaya, cara ruh itu menyantap tentu harus dengan cahaya.
Makanan ruh itu cahaya, karena ruh adalah cahaya. Itu baru santapan ruhani. Santapan ruhani nanti kalau sudah terbuka mata kolbunya sendiri, kasih dirimu itu, mau dikasih apa. Jadi ini bukan santapan rohani ya Jangan GR Uh tadi ikut pengajian Apa santapan rohani?
Ini santapan pikiran, supaya pikirannya waras Itu aja Lanjut Oke Wali'l-lahi junudus sama'wati wal'ar Wa kanallahu alimun hakim Maka Allah Yang punya langit dan bumi akan menurunkan tentara langitnya, menurunkan tentara buminya. Apa artinya? Allah akan mengundang tangan-tangannya untuk mewujudkan berkah dalam hidup kita.
Saya tidak usah tanam padi. Ada haji asib. Setiap saya ngaji, tau-tau bagasi saya penuh aja beras. Jadi kalau kita memberikan berkah pada orang, maka Allah akan menjadikan semua tangan-tangan semesta yang disini membawa berkah buat kita.
Percaya deh sama saya. Jadi semuanya menjadi penuh berkah dan gratis. Jadi kalau hari ini mau minum kopi saja sulitnya setengah mati, ya Allah berarti ada yang salah dengan hidupmu.
Saya yang dulu waktu saya kecil susah makan, karena apa? Karena makanannya tidak ada. Sekarang saya sudah berkelimpahan makan. bahkan saya tinggal bilang kapan saya mau ditraktir makan yang mau traktir sudah banyak daftarnya saya bingung waktunya lagian saya juga tidak terlalu banyak bisa makan saya makan pagi, makan buah Kemudian saum, jam 1 saya makan nasi 2 sendok, nasi porang.
Selesai saya saum lagi. Malam kalau ada kerjaan saya makan buah lagi. Kalau enggak ada yaudah tidur. Nggak makan lagi. Terus buat apa mau tidur makan?
Nggak ada gunanya. Kan makan itu memasukkan materi sebaiknya jadi energi. Karena energi itu kemampuan untuk melakukan usaha. Kan mau tidur, buat apa makan?
Ini kalian mau tidur makan nasi goreng sepiring mentung koma. Hese, hudang Betul apa tidak? Kasian tubuh kita Dikasih beban yang luar biasa Kita gak sayang sama diri kita sendiri Jadi menurut Allah Di Quran Orang yang terbuka Mengalami keterbukaan itu Keuntungannya begitu luar biasa Yang terakhir Lalu Allah mengatakan Di ayat yang kelima Ya di ayat yang, mohon maaf, di ayat tadi ya, ayat yang berapa?
Ya Lihat yang terakhir dari kajian kita hari ini liyudkhilal mu'minin wal mu'minat Allah akan memasukkan orang beriman baik laki-laki maupun perempuan jannatin tajri min tahti al-anhar kholidina fiha wa yu kafiru anhum sayyiatihim wa kana zalika indallah fawzan adim dan dia akan memperoleh fawzan nah fawzan baru diartikan kemenangan Fauzan berarti kemenangan. Makanya kalau idul fitri kita suka mengucapkan minal a'idin wal fa'izin. Semoga anda termasuk orang yang kembali. Kembali itu tadi yang pertanyaan tadi.
Mengalami inna lillahi wa inna ilaih reji'un di kehidupan yang sekarang. Lanjut. Fauzan fa'izin.
Mendapatkan kemenangan. Mau seperti itu? Jelas kajian hari ini?
Baik, kembali ke judul tadi. Judulnya adalah hidup adalah 10% yang terjadi padamu, 90% adalah respon tanggapanmu terhadap yang 10%. Jadi sebetulnya hidup itu sangat sederhana, menjadi ruwet karena pikiran kita mengendalikan diri kita. Bukan kita yang mengendalikan pikiran, tapi pikiran kita. yang mengendalikan kita.
Mengapa pikiran mengendalikan kita? Karena kita belum menemukan kesadaran. Temukan kesadaran tertinggi pada diri kita, kesadaran nanti akan mengontrol pikiran. Ketika kesadaran sudah mengontrol pikiran, maka kita akan bisa menggunakan pikiran. Jadi orang yang pikirannya sudah dikontrol oleh kesadaran, oleh cahaya ilahi, tidak mengalami kegelapan.
Tidak ada salah persepsi, tidak ada salah kegiatan. Proyeksi, clear semuanya, melihat dalam kegelapan selalu salah, ular saja dianggap, tambang saja dianggap ular, dalam terang ular ya ular, tambang ya tambang, tidak salah persepsi. Jadi selama ini salah persepsi, salah proyeksi yang kita lakukan oleh pikiran kita.
Satu, gara-gara pikiran belum diterangi cahaya ilahi. Kenapa? Pikiran masih berada dalam kegelapan.
Pikiran yang gelap itulah yang disebut dengan ego. Bahasa Qurannya adalah syaitan. Jadi syaitan itu adalah pikiran yang gelap. Ada yang bilang sama saya, Ustadz setan Gak apa-apa, saya tidak terluka Karena saya juga bukan ustadz, salah.
Saya bukan kiai, bukan ustadz. Saya juga tidak punya gelar apa-apa. Gelar saya cuma Saiful Karim dari bapak saya.
Kalian mau ngasih gelar sama saya? Ya terserah kalian. Saya udah sinelessness. Saya sudah tidak pakai atribut apa-apa.
Yang ngasih kiai macam-macam di Youtube, di Medsos, itu bukan saya. Youtube saya gak ada atribut apapun. Kecuali saya nulis, saya pulkarim. Tadinya saya gak nulis nama, tapi kan tambah bingung.
Ya, udah saya pakai nama yang diberikan bapak ibu saya. Jadi saya ngasih nama sesuai dengan yang diberikan ayah ibu saya. Saya tidak tahu apa-apa, saya tidak bisa apa-apa, saya tidak punya apa-apa, saya pun bukan siapa-siapa. Kalau saya bicara seperti ini, saya ingin membagikan sedikit hasil selam saya.
Saya hanya seorang penyelam. Kenapa saya menyelam? Karena saya suka menyelam.
Itu saja. Ada sedikit mutiara di tangan kiri saya, semoga bermanfaat. Cocok?
Ambil. Tidak cocok? Pikirkan, renungkan.
Hai itu saja kok yang namanya mutiara kalau mau dipakai gelang boleh dipakai kalung boleh dilempar juga boleh no problem tidak sama dengan saya pandangan sudah usah berdebat karena saya tidak suka berdebat dan saya tidak pernah melayani perdebatan kalau mau belajar Ayo tapi kalau berdebat pameran ilmu itu sudah lewat itu masa lalu saya hai hai Itu saja, terima kasih Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh