Jogja berdiri tahun 1756 cukup panjang perjalanan Jogja sebagai sebuah kota Tidak mudah hidup berdampingan dengan berbagai perbedaan. Namun, Jogja tetap bertahan dengan perbedaannya sampai sekarang. Setiap momen yang kuabadikan akan tersimpan dan menjadi cerita untuk anak cucuku kelap.
Tempat orang-orang menikmati kehangatan dan keramahan. Tempat bertemunya berbagai cerita. Inilah Jogja. Bagiku, Jogja merupakan keindahan dan semangat.
Tidak mudah beradaptasi dengan budaya yang benar-benar berbeda. Bukan hanya saya yang mengalaminya, tapi semua bisa berjalan harmonis di Jogja. Jogja bisa menerima segala perbedaan, saya pun harus bisa menyelesaikan dengan budaya di sini. Setelah sekian tahun, Jogja sudah menjadi rumahku.
Peluhur kami punya akar yang kuat di Jogja. Mereka ikut melalui perjalanan sejarah kota ini. Saya lahir di tengah akulturasi budaya yang sudah berlangsung ratusan tahun lamanya.
Saya dan sebagian besar dari kami lahir di sini. Kami cinta kota ini. Jogja dan seisinya sudah menjadi bagian dari hidup saya.
Jogja mengalami transformasi tata kehidupan yang sangat bervariasi. Nilai-nilai budaya yang sudah berjalan ratusan tahun bisa melebur dengan tata kehidupan baru. Membuat Jogja menjadi tempat yang nyaman untuk semua orang. Konflik terjadi berawal dari perselisihan kecil, hanya butuh sedikit dorongan untuk menjadi besar, atau sedikit kedewasaan untuk meredamnya.
Setiap kebudayaan memiliki asumsi satu sama lain. Saya pikir kami sangatlah berbeda. Namun, ternyata kami memiliki banyak kesamaan lebih dari yang kita sadari.
Kita hidup di kota yang kecil, dan kita semua mencintainya. Aku berharap kita tetap bersatu dalam kebersamaan. Nyaman seperti Jogja yang seharusnya.
Berbagai karakter manusia di Jogja selalu menemukan diri mereka dalam berbagai konflik. Namun, mereka juga berbagi warisan budaya untuk kota tercinta, tempat mereka tumbuh. Tidak ada yang lebih istimewa dari Jogja, di mana kenyamanan, kehangatan, dan harapan akan selalu kamu temukan di setiap sudutnya.