🪖

Perjuangan dan Warisan Jenderal Sudirman

Sep 11, 2024

Catatan Kuliah tentang Jenderal Sudirman

Latar Belakang

  • Jenderal Sudirman adalah sosok pahlawan nasional, pemimpin militer yang sangat dicintai dan dikagumi.
  • Lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916, anak dari Karsit Kartawiraji dan Siem.
  • Mempunyai masa kecil penuh tantangan akibat pengurangan pekerja di perkebunan tebu.

Pendidikan dan Organisasi

  • Menempuh pendidikan di Holland Indie School (HIS) dan Taman Siswa.
  • Aktif di Muhammadiyah, pernah menjadi pemimpin Hisbul Waton dan Kepanduan Muhammadiyah.
  • Menganggap berorganisasi sebagai pengabdian dan pendidikan anak muda sebagai prioritas.

Karir Sebagai Guru

  • Mengajar di HIS Muhammadiyah Cilacap, dikenal sebagai "guru kecil".
  • Menyukai cara mengajar yang menyenangkan, disukai oleh murid-muridnya.

Masa Penjajahan Jepang

  • Bergabung dengan Syusangikai, mengembangkan kemampuan militer dengan PETA.
  • Dilantik sebagai Daidan Chow (Komandan Batalion) di Kroya, Banyumas pada 10 Agustus 1944.

Perang Kemerdekaan

  • Dilantik sebagai komandan divisi 5 TKR pada 20 Oktober 1945.
  • Memimpin strategi dalam Perang Ambarawa.
  • Meskipun kondisi kesehatan menurun, tetap memimpin perlawanan melawan Belanda.

Gerilya dan Tantangan

  • Memimpin perang gerilya meskipun dalam kondisi sakit (satu paru-paru).
  • Pada 19 Desember 1948, Belanda menyerang Yogyakarta, mengakibatkan penangkapan pimpinan Republik.
  • Mempunyai pandangan negatif terhadap penyerahan yang dilakukan Soekarno-Hatta.
  • Memutuskan perang gerilya dari Yogyakarta menuju Gunung Wilis, Kediri.

Diplomasi dan Perundingan

  • Terlibat dalam diplomasi dengan PBB untuk menuntut kemerdekaan.
  • Menolak gencatan senjata yang dianggap merugikan kedudukan Republik.
  • Pada 1 Agustus 1949, gencatan senjata diumumkan, meskipun penolakannya tetap ada.

Pengunduran Diri dan Akhir Hidup

  • Mengundurkan diri dari jabatan tertinggi Angkatan Perang sebagai protes terhadap kebijakan pemerintah.
  • Meninggal dunia pada 29 Januari 1950, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.

Warisan

  • Ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Soekarno pada 1964.
  • Pesan untuk mengenang jasa para pahlawan dan meneruskan kisah perjuangan mereka kepada generasi mendatang.