Transcript for:
Sejarah dan Kehidupan Kerajaan Perlak

no [Musik] Kerajaan Perlak atau dikenal juga dengan nama Kesultanan Peureulak disebut sebagai kerajaan Islam pertama di kawasan Indonesia namun perlu diketahui bahwa awal mulanya kerajaan ini bercorak Hindu Buddha dalam banyak referensi Samudra Pasai yang berdiri tahun 1267 Masehi dideskripsikan sebagai kerajaan Islam pertama hal ini kurang tepat karena kerajaan Perlak lebih dulu eksis yaitu berkuasa di Aceh antara tahun 840 sampai 1292 Masehi dikarenakan serangan dari kerajaan Sriwijaya serta faktor politik pernikahan maka kerajaan ini berakhir sebab disatukan dengan Samudra Pasai sejarah berdirinya kerajaan Perlak kerajaan Perlak berdiri di daerah Perlak Aceh Timur namanya sendiri diambil dari nama daerah tersebut sebagai sentra penghasil kayu Perlak bahan baku terbaik untuk pembuatan kapal di dunia perdagangan kawasan ini awalnya dijuluki negeri Perlak kemudian menjadi bandar Perlak sementara itu Marco Polo mengabadikan kunjungannya tahun 1292 Masehi dengan menuliskan daerah Perlak sebagai negeri Perlek cikal bakal kerajaan Perlak yang bercorak Islam adalah sebuah kerajaan dengan nama sama Perlak tetapi memiliki keyakinan Hindu Buddha berbekal letak yang strategis dan sentra kayu perlak daerah ini menjadi sering disinggahi oleh pedagang terutama dari daerah Arab dan Gujarat kemudian pada tahun 800 Masehi sebuah kapal dari Arab bersandar membawa awak kapal kurang lebih 100 orang pendakwah muslim bermazhab Syiah rombongan ini mendapat sambutan baik dari Maharaja yang berkuasa di kerajaan Perlak saat itu Meura Syahirni kecakapan metode dakwah yang dilakukan membuat Meurah Syahirnui mantap jadi mualaf dan menjadi raja pertama di kerajaan Perlak yang memeluk agama Islam berbaurnya para pendatang dengan penduduk asli ini menyebabkan banyak terjadi pernikahan campuran dan Islam lebih cepat tersebar di kerajaan Perlak adiknya Meura Syahirnuwi yang bernama Putri Tansir Dewi kemudian dinikahkan dengan Ali ibn Muhammad Jafar Siddiq pernikahan ini kemudian dianugerahi putra bernama Sayid Maulana Abdul Aziz Syah yang merupakan pendiri sekaligus raja pertama kerajaan Perlak yang beraliran Islam pada 1 Muharam tahun 225 Hijriah atau 840 Masehi [Musik] lokasi kerajaan Perlak kerajaan Perlak memiliki pusat pemerintahan di Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh dan kekuasaannya mencakup seluruh wilayah tersebut daerah ini berada di pesisir Timur Aceh yang menghadap Selat Malaka di bagian utara oleh karenanya menjadi salah satu pelabuhan strategis untuk tempat berniaga antar negara terutama dari daerah Gujarat Arab Malaka Persia dan Cina perlak semakin maju dan berkembang didukung dengan hasil kayu Perlak sebagai ikon daerah yang merupakan salah satu bahan pembuatan kapal terbaik [Musik] kehidupan ekonomi kerajaan Perlak selat Malaka sejak zaman dahulu terkenal sebagai jalur perdagangan utama Nusantara pedagang dari berbagai penjuru dunia berlayar melalui selat tersebut untuk melakukan perdagangan kota pelabuhan terpenting pada waktu itu adalah Melayu yang terletak di Muara Sungai Batanghari Jambi pada bulan Desember sampai Maret di sebelah utara Khatulistiwa bertiuplah angin musim timur laut yang memungkinkan kapal-kapal dagang India dan negeri Cina berlayar ke perairan Selat Malaka kapal-kapal tersebut bertahan di perairan Selat Malaka hingga bulan Mei sebelum mereka berlayar untuk kembali ke negeri masing-masing dengan memanfaatkan angin musim barat daya hasil bumi Sumatera turut meramaikan perdagangan internasional di Selat Malaka daerah penghasil lada yang utama pada waktu itu adalah Aceh menurut para pedagang Arab dan Cina penanaman lada di Aceh telah dimulai sejak abad keesembakni di daerah-daerah Perlak Lamuri dan Samudra meskipun demikian Lada bukanlah tanaman asli Aceh melainkan tanaman dari Malagasi Madagaskar para pedagang dari Arab dan Persia membawa Lada ke Aceh dan mencoba menanamnya di daerah tersebut dari percobaan tersebut ternyata tanah dan iklim Aceh sangat cocok untuk membudidayakan tanaman lada dalam waktu singkat Aceh pun tumbuh menjadi daerah penghasil dan pengekspor terbesar lada pada masa itu bandar Perlak dijadikan bandar utama di pantai timur Sumatera bagian utara wilayah tersebut terus tumbuh dan berkembang hingga menjadi kota perdagangan internasional yang banyak disinggahi pedagang dari penjuru dunia termasuk pedagang muslim [Musik] kehidupan politik kerajaan Perlak kerajaan Perlak menggunakan pemerintahan yang bergaya monarki atau sistem pemerintahan kerajaan rajanya cenderung memegang kepemimpinan sepanjang hayat namun sultan di kerajaan ini terbagi menjadi dua dinasti yaitu dinasti Syiah dan dinasti Sunni dinasti Syiah adalah dinasti yang pertama berlangsung selama empat generasi mulai dari tahun 840 sampai 918 Masehi dinasti Syiah dimulai dari dinobatkannya Sultan Alauddin Syedh Maulana Abdul Aziz tahun 840 Masehi sebagai raja pertama kerajaan Perelak dinasti ini berhaluan paham Syiah pada masa pemerintahan Sultan pertama nama bandar Pelak kemudian diubah menjadi bandar khalifah aliran Sunni masuk ke kerajaan Perlak pada masa Sultan ketiga Sultan Alauddin Syed Maulana Abbas Shah kemudian kedua aliran yang berada di Perlak Syiah dan Sunni saling memperebutkan kekuasaan hingga terjadi perang saudara saat Sultan ketiga wafat karena masih dalam kondisi perang akhirnya terjedai kekosongan kekuasaan hampir selama 2 tahun yaitu tahun 913 sampai 915 Masehi perang ini kemudian diakhiri dengan menangnya kaum Syiah sehingga dinasti Syiah masih bisa dipertahankan sultan Alauddin Sayid Maulana Ali Mughayat Syah kemudian naik takta menjadi sultan keempat kerajaan Perlak pergolakan dan perlawanan secara terbuka semakin terlihat di masa pemerintahan Sultan keempat ini setelah masa pemerintahnya selesai tahun 840 Masehi perang saudara kembali meletus peperangan ini dimenangkan oleh kelompok Sunni sehingga sejak itu dinasti Syiah dinyatakan berakhir dan dinasti Sunni berdaulat melanjutkannya dari 918 Masehi menobatkan Sultan Makdum Alauddin Malik Abdul Kadir Syah sebagai raja pertama yang bergelar Sultan kelima Perlak saat Sultan Alauddin Malik Muhammad Amin Syah Johan berdaulat naik takhta sebagai sultan keenam kerajaan Perlak Maulana Abdullah dari kelompok Syiah diangkat sebagai perdana menteri pengangkatan ini bertujuan untuk meredam perlawanan namun siasat ini sepertinya tidak begitu menunjukkan hasil yang bagus terbukti dari pecahnya kembali perang saudara pada masa periode kepemimpinan Sultan ketujuh Sultan Alauddin Malik Ibrahim Syah Johan berdaulat perang Saudara Syiah Sunni ini berlangsung kurang lebih selama 4 tahun dan dihentikan dengan adanya perjanjian damai Alwemeuh tertanggal 10 Muharam 353 Hijriah atau 963 Masehi perjanjian ini berisi empat hal penting pertama genjatan senjata tidak lagi diperbolehkan isi kedua dan ketiga perjanjian menyatakan tentang pembagian wilayah kekuasaan Perlak menjadi bagian utara Baroh dan selatan Tunong perlak pesisir dikuasai oleh kaum Syiah tahun 976 Masehi Sultan Alauddin Sayid Maulana Mahmud Syah dinobatkan menjadi sultan kedelapan kerajaan Perlak di negara bagian lain yaitu Perlak Tunong atau Perlak pedalaman juga menobatkan rajanya yaitu Sultan Alauddin Malik Mansur Syah Johan berdaulat yang berpaham Sunni dan isi perjanjian yang keempat adalah politik dan perdagangan dengan luar negeri tetap dilakukan menggunakan satu bendera perlak tidak diperkenankan menambahkan embel-embel negara bagian tahun 98 Masehi Kerajaan Sriwijaya melakukan penyerangan ke Perlak di peperangan tersebut Sultan Alauddin Sayid Maulana Mahmud Syah dari kelompok Syiah gugur puncaknya tahun 1006 Masehi kedua wilayah Perlak kembali dipersatukan untuk mendulang dukungan menghadapi Sriwijaya kerajaan Perlak selama periode eksisnya tahun 840 sampai 1292 Masehi setidaknya tercatat terdapat 19 sultan yang pernah memimpin dua di antaranya pernah memimpin di periode yang sama karena terjadi pembagian wilayah berikut daftar sultan yang pernah memimpin kerajaan Perlakyani satu Sultan Alauddin Syid Maulana Abdul Aziz Syah memerintah tahun 840 sampai 865 Masehi 2 sultan Alauddin Sayid Maulana Abdurrahim Syah memegang kuasa tahun 865 sampai 88 Masehi tiga sultan Alaudin Siyad Maulana Abbas Shayah memimpin Perlak di tahun 888 sampai913 Masehi 4 sultan Alauddin Syid Maulana Ali Mukayat Syah berkuasa tahun 915 sampai 918 Masehi 5 sultan Makdum Alauddin Malik Abdul Kadir Syah Johan berdaulat memimpin dari 918 922 Masehi nansi Sultan Alauddin Malik Muhammad Amin Syah Johan berdaulat berkuasa dari 92 Masehi sampai 946 Masehi 7 sultan Alauddin Malik Ibrahim Syah Johan berdaulat menjadi raja tahun 946 Masehi sampai 973 Masehi 8 A sultan Alauddin Syid Maulana Mahmud Syah memerintah Perlak Pesisir tahun 976 sampai988 Masehi 8 b sultan Alauddin Malik Mansur Syah Johan berdaulat memimpin Perlak pedalaman periode 976 sampai 102 Masehi 9 sultan Alauddin Malik Mahmud Syah Johan berdaulat memegang kekuasaan dari 102 Masehi sampai 1059 Masehi 10 sultan Alauddin Mansur Syah Johan berdaulat menjadi raja periode 1059 sampai 1078 Masehi 11 sultan Alauddin Malik Abdullah Syah Johan berdaulat memerintah dari 1078 sampai 1100 Masehi 12 sultan Alauddin Malik Ahmad Syah Johan berdaulat bertakhta tahun 1100 Masehi sampai 1134 Masehi 13 sultan Alauddin Malik Mahmud Syah Johan berdaulat berkedudukan raja era 1134 sampai158 Masehi 14 sultan Alauddin Utsmansah Johan berdaulat berkuasa periode 1158 1170 Masehi 15 sultan Alauddin Malik Muhammad Syah Johan berdaulat memimpin Perlak tahun 1170 sampai 1196 Masehi 16 sultan Alauddin Jalil Syah Johan berdaulat bertahta 1196 sampai125 Masehi 17 sultan Alauddin Malik Muhammad Amin Syah 2 Johan berdaulat naik Tahta 1225 sampai 1263 Masehi 18 sultan Alauddin Malik Abdul Aziz Shah Johan berdaulat menjadi raja terakhir rentang 1263 sampai 1292 Masehi kemudian kerajaan Perlak disatukan dengan Samudra Pasai di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad Malik Al-Zahir putra dari Sultan Malik Al Saleh dan putri Ganggang penyatuan ini terjadi pada tahun 1292 Masehi dan menjadi penyebab runtuhnya peradaban kerajaan Perlak masa kejayaan dicapai oleh Sultan Makdum Alidin Malik Muhammad Amin Syah dua Johan berdaulat yang bergelar Sultan ke-17 kerajaan Perlak kejayaan ini tidak lepas dari usaha gigih dari Mangkubumi Perdana Menteri pada masa pemerintahannya yang beranama putri Nurul Ala yaitu anak dari Sultan Alidin Malik Abdullah Syah Johan berdaulat Sultan Perlak ke-11 selain sebagai mangku bumi Putri Nurul Ala juga terkenal sebagai panglima perang yang hebat putri Nurul Ala sukses membuat pesantren Zawiyah Bukit Cibrek menjadi pesantren berskala internasional dayah ini resmi digunakan sebagai tempat pendidikan agama Islam tahun 865 Masehi periode pemerintahan Sultan Kedua Perlak Sultan Allaidin Syed Maulana Abdul Rahim Syah pondok pesantren ini adalah pertama dan tertua di wilayah Indonesia dan Asia Tenggara selain itu dayah kedua bernama Zawiyah Cotkala juga sukses bertransformasi menjadi perguruan tinggi agama Islam dayah zawiyah Cotkala ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan ketiga Sultan Alaidin Syid Maulana Abbasyah kemudian resmi dibuka tahun 899 Masehi dan atas capaian itu menempatkan Perlak sebagai kiblat dari pendidikan Islam dari seluruh Indonesia kondisi ini kemudian semakin mendukung pelebaran sayap islamisasi sampai berhasil membuat Raja Lingga Adi Genali memeluk Islam melalui perantara dakwah dari Syekh Sirajudin di bidang ekonomi Putri Nurul A'la berjaya untuk membuat perdagangan kayu perlak jauh semakin berkembang kemudian putri juga menginisiasi sistem koperasi simpan pinjam untuk para petani sehingga dunia pertanian berkembang sebab modal usahanya bisa dipinjaman yang sistem pengembaliannya bisa dicicil runtuhnya kerajaan serangan Sriwijaya kemakmuran kerajaan Perlak yang masyur membuat kerajaan Sriwijaya dengan pusat pemerintahan di daerah Palembang Sumatera Selatan melakukan penyerangan tahun 98 Masehi penyerangan ini bertujuan untuk membuat kerajaan Perlak tunduk atas kekuasaan Sriwijaya sekaligus menghentikan proses islamisasi yang berkembang pesat peperangan melawan Sriwijaya berlangsung bertahun-tahun dan berakhir dengan mundurnya Sriwijaya karena adanya ancaman serangan raja Dharma dari kerajaan Mataram di Pulau Jawa dan Indraola yang dikerahkan dari daratan India penyatuan dengan kerajaan Samudra Pasai sultan Alauddin Malik Muhammad Amin Syah 2 Johan berdaulat Sultan Perlak ke-17 melakukan politik persahabatan sebagai strategi menghadapi serangan balasan dari Sriwijaya salah satu yang dilakukannya adalah dengan menikahkan kedua putrinya dengan raja dari kerajaan lain putri Ratna Kamala dinikahkan dengan raja Tumasik bernama Parameswara Iskandar Syah dari kerajaan Malaka sedangkan putrinya yang lain Putri Ganggang atau putri Rahyani dinikahkan dengan Sultan Malik Al Saleh dari kerajaan Samudra Pasai politik damai dan persaudaraan yang dilakukan dengan kerajaan lain ternyata tidak bisa menyelamatkan kedaulatan kerajaan Perlak hingga akhirnya setelah meninggalnya Sultan ke-18 Sultan Alauddin Malik Abdul Aziz Syah Johan berdaulat kerajaan Perlak disatukan dengan Samudra Pasai di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad Malik Alzahir putra dari Sultan Malik Al Saleh dan putri Ganggang penyatuan ini terjadi pada tahun 1292 Masehi dan menjadi penyebab runtuhnya peradaban kerajaan Perlak