Transcript for:
Studi dan Metode Demografi Indonesia

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Pada pertemuan pertama kali ini dalam mata kuliah pengantar demografi kita akan mempelajari pengertian demografi 4. Sumber Data Demografi Bicara tentang sumber data demografi, secara garis besar itu ada 3. Pertama, sensus. Yang kedua, survei. Yang ketiga, registrasi. Nah, registrasi yang terkait dengan demografi itu apa? Pertama, registrasi vital. Atau data admin duk atau catatan sipil. Yang ada di duk capil biasanya. Itu berupa kelahiran. Catatan kelahiran, catatan kematian, dan perkahwinan Kemudian data register penduduk Dan data statistik migrasi internasional Itu registrasi yang terkait dengan demografi Kemudian kita bicara mengenai sensus Bagaimana ada sensus? Nah, sensus awalnya dikaitkan dengan pajak Jadi kalau kita lihat arti kata sensus Dari bahasa latin, dia adalah Censere Censere Atau artinya pajak Nah, ini alasan lainnya itu karena kebutuhan militer Jadi menghitung anak laki-laki dan suplai makanan Ini alasan zaman dulu ya Zaman masih zaman perang Nah, saat ini digunakan untuk analisis statistik Jadi, data individu tidak diperpikasikan Balik lagi ke teori bahwa data yang kita kumpulkan adalah berupa data agregat, jadi bukan data individu. Kemudian, sensus modern. Nah, adanya undang-undang tentang sensus di Amerika Serikat tahun 1797, itu mengadakan sensus setiap 10 tahun sekali. Nah, intervalnya tetap. Jadi bisa tiap 5 atau 10 tahun sekali. Nah, ini mencakup setiap individu pada periode waktu tertentu. Jadi kita memotret waktunya. Jadi kalau kita di Indonesia pernah dengar sensus penduduk tahun 2000, 2010, nah, berarti itu penduduk di tahun tersebut, periode waktu tersebut. Di Eropa, abad 19, Asia, India tahun 1972, kemudian... Australia tahun 1881 dan sebagian besar negara abad 20 Jadi ini awal mula dari sensus modern Kemudian masih sensus modern Pertama, karena dia mencakup tiap orang, biayanya besar Kemudian karena biayanya besar dan tiap orang harus dicatat, kita gak mungkin dong menanyakannya banyak sekali pertanyaan Berisi sedikit pertanyaan penting, jadi pertanyaan-pertanyaan yang dicatat dalam pertanyaan sensus adalah pertanyaan-pertanyaan yang penting saja, seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, tempat kelahiran, pendidikan, dan pekerjaan. Nah, akibatnya apa? Ada non-sampling error. Memang tidak ada sampling, karena semua orang dicatat, tapi... Karena saking banyaknya atau terlalu banyak yang dicatat, itu bisa menyebabkan non-sampling error. Nah, terkait sensus, sensus penduduk di Indonesia itu ada beberapa metode. Pertama, metodenya canvassing dan wawancara. Jadi canvassing itu, ya kayak canvas ya, melukis gitu. Jadi kita benar-benar semua wilayah didatangi. Nah, kemudian kita lakukan wawancara. Kemudian ada juga metode sensus yang disebut self-enumeration. Atau dia mengisi sendiri. Ini biasanya bisa melalui bersurat, mailing, dropping, atau tugasnya datang ke rumah, ngedrop questionnaire, kemudian diisi sendiri, atau via telpon. Nah, sistemnya ini macam-macam yang dicatat dalam metode sensus. Sistemnya bisa untuk mencatat yang di juru, atau penduduk yang memang. yang biasa tinggal di sana kemudian defacto yang ada pada saat dan ada sistem kombinasi seperti pada sensus penduduk 2020 dimana menggunakan basis data dari Dukcapil sebagai basisnya kemudian sesuai dengan Indonesia pertama tadi ada dua tipe yaitu de facto dan de jure de facto yaitu mencakup semua penduduk yang ditemui saat pencacahan sedangkan de jure mencakup penduduk yang terdapat dalam wilayah di mana seseorang biasanya tinggal di Indonesia menggunakan konsep penduduk yang tinggal atau bermaksud tinggal minimal selama 6 bulan Hai nah pada tapi pada sensus penduduk 2020 konsep ini sudah diganti nanti untuk lebih jelasnya kita akan belajar ketika kita masuk ke materi sumber data demografi Kemudian, sejus penduduk di Indonesia, skopnya atau cakupannya itu pertama. Untuk penduduk itu sendiri, demografi, itu variable demografi, data pokoknya. Kemudian ada variable terkait pendidikan, ketenaga kerjaan, migrasi, fertilitas dan mortalitas, serta disabilitas. Yang merupakan bagian dari isu baru. Kemudian, cakupan lainnya adalah... perumahan, yaitu perumahan permanen fasilitas pokok, kata ruang dan rumah tangga sedangkan di sensus penduduk 2020 perumahan ini sudah bukan rumah tangga lagi, tapi sudah keluarga, karena kita sudah menggabungkan antara data Dukcapil sebagai basis data dan sensus penduduk Kemudian coverage-nya atau cukupannya pertama dia atau biasa disebut usual resident. Jadi yang benar-benar penduduk yang biasa tinggal. Jadi kalau biasa tinggal, walaupun kita secara administrasi penduduk misalnya dari kota Semarang, tapi kita biasa tinggalnya di Jakarta, jadi kita akan menjadi usual resident di Jakarta. Contohnya, tamu yang sudah lebih dari 6 bulan, kemudian WNI dan WNA, kemudian yang tinggal di wilayah geografis Republik Indonesia. Jadi, visual resident, kemudian penduduk nomad, jadi penduduk yang pindah-pindah. Misalkan seperti suku Baduy, suku anak dalam, itu yang termasuk kategori penduduk nomad. Kemudian berikut beberapa tahapan kegiatan pada sensus penduduk di Indonesia. Pertama ada pembentukan enumeration area. Jadi kalau dulu ada pembentukan blok sensus. Untuk sensus penduduk 2020 dia menggunakan berdasarkan wilayah terkecilnya SLS. Itu yang berbeda antara SP 2020 dengan SP-SP sebelumnya. Kemudian ada pemataan wilayah. Kemudian ada listing, jadi di listing ya jumlah penduduknya. Kemudian ada pencahayaan lengkap, ada pencahayaan sampel. Kemudian ada PACE atau ini ya evaluasi sensusnya. Kemudian ada tabulasi dan analisis. Itu merupakan tahapan-tahapan kegiatan dari sensus penduduk di Indonesia. Nah, untuk pelaksananya sendiri, sensus penduduk di Indonesia ini pertama, Pertama kali dilaksanakan itu sebelum merdeka, jadi di tahun 1930. Setelah merdeka, itu, sensus sudah dilaksanakan di tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, 2010, dan yang saat ini dilaksanakan, sedang berlangsung, yaitu 2020. Nah, SP 1980 dan 1990 itu Termasuk Timur-Timur, yang sekarang sudah menjadi negara sendiri yaitu Timur Listek. Nah, tahun 1961 dan tahun 2000 itu dilaksanakan sensus lekap. Jadi, questionnaire-nya medium dengan 15 pertanyaan. Variable pertanyaannya ada 15 ya. Kemudian, di tahun 1971 dan tahun 1980 dan tahun 1990 itu dilaksanakan 2 kali. Jadi ada sensus lengkap dengan questionnaire pendek dan sensus sampel dengan questionnaire yang panjang Pertanyaannya lebih banyak dan lebih lengkap serta lebih detail Jadi untuk sensus sampelnya Nah di 2010 sensus lengkap itu ada questionnaire panjang atau long form Jadi di 2010 hanya ada 1 kali pencacahan jadi langsung sensus lengkap Nah untuk tahun 2020 Loh SP 2020 ini pertama kita melaksanakan sensus lengkap menggunakan questionnaire pendek dan ini dilakukan 2 kali, pertama ada SP online di bulan Februari sampai Maret seharusnya tapi karena ada covid jadi diperpanjang hingga bulan Mei dan CSP September kemudian ada sensus sampel yang menggunakan questionnaire panjang yang akan dilaksanakan di tahun 2021 nah sensus penduduknya jika masih ada Sensus berikutnya akan dilaksanakan pada tahun 2030. Nah, kemudian untuk periode rujukan ketenaga kerjaan, pada sensus tahun 1961 itu 6 bulan, sedangkan di tahun 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010 adalah seminggu yang lalu. Sedangkan untuk sensus penduduk 2020, karena ada unsur self-enumeration baik di SP online ataupun di SP September yang di wilayah zona DOPU atau drop off pick up dan maupun yang wawancara itu menggunakan rujukan ketenangan kerjaan biasa bekerjanya jadi biasanya bekerja apa dan untuk terkait census date tahun 1921 itu pada tanggal 24 September, tahun 61, tahun 80, dan tahun 90 pada 31 Oktober, tahun 2000 pada 30 Juni, tahun 2010 pada tanggal 15 Mei, dan tahun 2020 pada tanggal 15 September. Jadi kegiatan di census date ini ada tim task force turun, dia akan mencacah APK berbendera Indonesia, tunang Wisma, gitu ya. Kelapas-kelapas ada tim task force yang turun pada tanggal census date ini. Kemudian untuk kategori pekerja, di tahun 1961 itu 2 bulan dalam 6 bulan, pun tahun 1971 ada 2 hari dalam 6 hari, dan di tahun 1980 sampai 2020 ini 1 jam dalam seminggu. Jadi kategori pekerjanya membutuhkan jam ya. Nah, kendala dan hambatan pada pelaksanaan sensus penduduk di Indonesia. Pada tahun 1961, Irian Barat atau yang sekarang terkenal menjadi dua provinsi, Papua dan Papua Barat itu belum masuk. Kemudian, masalah keamanan di beberapa provinsi. Di tahun 1971, kendalanya adalah Ada beberapa daerah dengan non-respon yang tinggi. Di tahun 1980 dan 1990 itu hampir tidak ada. Sedangkan di tahun 2000, listing digabung penjajahan. Ini diakibatkan kita pada tahun 1998 dunia mengalami krisis moneter. Sehingga itu berpengaruh dan menjadi hambatan pada pelaksanaan sensus di tahun 2000. Jadi biaya dan krisis moneter. Kemudian tenggang waktu pelatihan atau pencacahan, serta situasi keamanan atau kerusuhan. Di tahun 2010 hampir tidak ada kendala dan hambatan, jadi berjalan cukup normal. Dan untuk tahun 2020 ini cukup banyak kendala dan hambatannya. Pertama karena tentunya ada pandemi COVID-19, sehingga berakibat pada pemotongan anggaran. sehingga ada perubahan tata kelola baru dalam pelaksanaan sensus penduduk 2020. Jadi kalau kita tahu SP online, rencana awalnya adalah 15 Februari sampai 31 Maret, karena adanya pandemi COVID-19, diperpanjang menjadi 29 Mei 2020. Kemudian, karena pemerintah berfokus pada pelayanan kesehatan dan penanggulangan COVID-19, Sehingga terjadi pemotongan anggaran yang mengakibatkan pelaksanaan sens penduduk 2020 juga mengalami pemotongan anggaran. Sehingga diperlukan adanya perubahan tata keluar baru, baik dari segi pelatihan, kemudian tata cara pelaksanaan lapangannya, itu mengalami perubahan. Kemudian masalah lain adalah non-respon. Jika terdapat penduduk yang menolak untuk diwawancarai atau atau tidak dapat ditemui sampai akhir pelaksanaan SP seperti kita tahu pecahan SP tahun 2010 itu dilaksanakan pada tanggal 1-31-05-2010 dicacahnya pada penduduk di ruta biasa menggunakan daftar SP 2010 C1 kemudian penduduk terpencil atau suku terasing menggunakan daftar SP 2010 C2 kemudian penduduk di perumahan elit daftar SP 2010 C2 dan penduduk Pencacahan penduduk tidak tetap menggunakan daftar SP 2010 L2 yang dilakukan pada census date, yaitu di tanggal 15 Mei 2010. Pencacahan berfokus pada penduduk yang tunawisma dan awak kapal berbendera Indonesia. Untuk pencacahan SP 2020 itu dilaksanakan pada 15 Februari sampai 29 Mei 2020 untuk SP online. Kemudian pada tanggal 1-30 September 2020 untuk SP September yang berdasarkan perubahan tata kelola baru menjadi 3 zona. Pertama zona DOPU, zona non-DOPU, dan zona wawancara khusus Papua dan Papua Barat. DOPU merupakan singkatan dari Drop-off Pick-up, jadi di sana petugas sensus mendatangi rumah warga ketika tahap verifikasi lapangan kemudian mendrop. Questionnaire untuk diisi oleh warga, kemudian nanti di-pick up, di-appel kembali oleh petugas sensus pada tanggal yang sudah ditentukan. Nah, untuk wilayah non-doku, tidak ada kegiatan pengadropan questionnaire. Tapi hanya pemeriksaan menggunakan daftar penduduk atau DP. Kemudian untuk wilayah Papua dan Papua Barat tetap dilaksanakan wawancara. Tentunya dengan mematuhi protokol kesehatan sesuai standar terkait COVID ini. Kemudian pecahan penduduk tidak tetap. Itu menggunakan... Dapatkan daftar SP 2020 TF, ini dilakukan pada tanggal 15 September 2020 yang merupakan census date untuk SP 2020. Ini juga sama dengan SP 2010, itu digunakan untuk mencacah Tunawisma dan Awak Kapal Perbendera Indonesia. Kemudian, sumber data demografi yang kedua adalah survey. Kelebihannya adalah lebih murah, Dia mencakup sebagian penduduk, kemudian dia memiliki sampling error, tapi dia mempunyai informasi yang dihasilkan lebih detail dan kualitasnya lebih baik dibandingkan sensus. Kemudian, waktu untuk wawancara lebih lama. Ini, survei digunakan untuk menguji ketepatan data sensus dan registrasi, dan digunakan untuk mengumpulkan data statistik vital jika registrasinya tidak tersedia. Sedangkan registrasi vital, sensus dan survei menggambarkan penduduk suatu negara pada waktu tertentu, sedangkan statistik vital itu sumber utama perubahan penduduk karena dikumpulkan terus menerus. mencakup data kematian, kelahiran, dan perkahwinan. Nah, sistem registrasi suatu negara itu dikembangkan pada abad 19 dan 20. Registrasi efektif dapat digunakan bersama sensus terbaru dan statistik migrasi digunakan mengestimasi data penduduk. Contoh registrasi efektif, itu yang sudah melakukan kombinasi dan sudah efektif berjalan yaitu Australia, kemudian Korea Selatan, Sri Lanka, Thailand, dan negara-negara maju. Kemudian register penduduk, ini pertama kali terdapat di Cina dan ditiru oleh Jepang. Nah, ini identik. dengan setiap orang harus mempunyai kartu identitas mungkin disini identik tapi unik gitu ya kemudian hanya 18 negara yang memiliki register lengkap dan dapat digunakan untuk keperluan demografi kebanyakan itu di Eropa kemudian untuk yang di luar Eropa yaitu Taiwan, Israel, Korea, dan Thailand Mengacu US, register penduduk ideal menyediakan catatan secara kontinu karakteristik dan kejadian vital untuk setiap individu. Kemudian, statistik migrasi internasional itu diperoleh dari kunjungan internasional. Orang yang melewati batas internasional harus membuat paspor dan melengkapi berbagai formulir keberangkatan dan kedatangan. Tidak semua perpindahan internasional dapat dicatat. Nah, terkait perbandingan data internasional, negara maju mengorganisasi data dengan lebih baik. Contohnya, Australia, hampir setiap orang memiliki akte kelahiran dan mengetahui umurnya dengan tepat. Nah, sedangkan di negara berkembang, umur seringkali ditebak. Jadi kecenderungan melaporkannya selalu berakhiran dengan angka berakhiran 0 atau berakhiran 5. Terutama untuk penduduk tua. Nah, ini bisa kita lihat dari age heaping. Jadi kalau kita mengumpulkan data sensus dan kita bentuk piramida penduduk, nanti terlihat dari umur-umur yang berakhiran 0 atau 5 itu jumlahnya akan lebih banyak ketimbang yang... berakhiran selain 0 dan 5 nah kemudian masalah lainnya adalah karena kesulitan lainnya karena definisi bisa berubah sepanjang waktu misalnya dulu menggunakan definisi 6 bulan sekarang definisinya 1 tahun seperti itu nah Kemudian kalau kita bandingkan ketiganya secara general, yaitu kelebihan dan kelemahannya, baik dari sensus, survei, dan registrasi sebagai berikut. Dari segi waktu, sensus itu lebih lama. survei lebih singkat waktunya dan registrasi setiap waktu dari segi tenaga sensus tentunya membutuhkan banyak tenaga survei lebih sedikit tenaganya dan registrasi cukup banyak karena kita menggunakan data official dan dari segi biaya sensus yang paling besar biayanya karena melakukan pendataan bentuk pada satu waktu jadi sangat besar biayanya sedang survei itu tergantung Besaran sampel yang kita gunakan. Jadi sesuai, jadi kalau sampelnya sangat besar ya biayanya tentunya akan menjadi besar. Dengan registrasi biayanya besar. Kemudian dari segi nilai statistik yang dihasilkan atau parameter, sensus mencerminkan nilai populasi pada saat pencacahan. Sedangkan survei merupakan nilai perkiraan dengan tingkat kesalahan tertentu. Jadi survei lebih baik dalam hal ini karena dia bisa memperkirakan tingkat kesalahannya. Kemudian registrasi mencerminkan populasi tiap waktu. Untuk penyajian, sensus bisa sampai wilayah terkecil. Nah, kalau survei tergantung jumlah sampelnya. Apakah estimasinya hanya level nasional, hanya tingkat Indonesia? Apakah level provinsi? atau level kabupaten dan sebagainya kemudian registrasi dia bisa sampai wilayah terkecil juga sama dari segi sampling error census itu tidak ada karena semua penduduk kita datangi, kita data jadi tidak ada sampling error Nah, di survei ada sampling error karena dalam memilih sample ada kemungkinan kesalahan. Itu yang disebut sebagai sampling error. Sedangkan di registrasi sama seperti halnya sensus tidak ada. Kemudian untuk non-sampling error. Hai biasanya kesalahannya petugas misalnya kualifikasi petugasnya atau SDM nya kurang baik nah sensus karena mendata seluruh penduduk di waktu yang bersamaan butuh petugas yang banyak Nah kalau nih tingkat kualitas SDM nya tentu berbeda-beda sehingga konsep errornya menjadi lebih besar survei lebih kecil karena Hai jumlah tenaganya lebih sedikit jadi langsung era bisa diminimal minimalisir Hai jadi dalam hal survei dan sampai harus bisa ditekan dengan misalnya kita memberikan persyaratan SDM nya misalnya minimal harus lulusan SMA atau diutamakan sudah lulus S1 seperti itu hai hai Nah, registrasi non sampling error tetap ada dari operator misalnya ketika meletakkan kesalahan, nah itu bentuk non sampling error dari registrasi. Untuk coverage error, sensus ada, jadi bisa jadi dia lewat cacah atau belum tercacah. Nah sedang di survei dia tidak ada karena kita sudah menetapkan dulu wilayah-wilayahnya jadi tidak ada coverage error. Nah untuk registrasi itu ada juga. Jadi wilayah tersebut belum ada undang-undangnya sehingga di wilayah tersebut belum diregistrasi. Kemudian untuk sensus. Hai dari segi pengukuran kualitas ada post enumeration survey atau PES jadi kegiatan seperti sensus yang bersifat sampel tapi dilaksanakan setelah sensus nah disini dalam PES ini itu bisa mengukur tadi ya yang lewat cacah atau hai hai lewat cakupannya terlalu luas ya cakupannya terlalu lebih banyak kemudian disurvey itu ada standar error kemudian ada confidence interval jadi kita bicaranya lebih statistik disini kemudian diregistrasi kualitasnya dari konsistensi datanya itu sendiri nah dari segi jumlah variabel sensus terbatas Karena kita butuh banyak petugas dengan kualifikasi SDM yang berbeda-beda dari yang mungkin lulusan S1 sampai yang mungkin hanya lulusan SMP. Nah itu sehingga jumlah variable yang bisa kita tanyakan terbatas. Di survei cakuan variable-nya lebih luas karena kita bisa memilih petugas yang lebih qualified. Untuk registrasi terbatas jumlah variabelnya karena memaintain data yang cukup besar. Kemudian untuk pengumpulan dan pengolahan data, sensus jauh lebih lama karena cukup besar apalagi untuk negara seperti Indonesia. Indonesia, itu banyak sekali 270 juta sudah, untuk survei lebih cepat, karena datanya mungkin tidak lebih banyak kemudian registrasi setiap waktu 5. perbandingan penduduk beberapa negara Kita lihat dari 2015 World Population Data Sheet Di sini kita lihat penduduk dengan jumlah penduduk terbanyak Negara dengan jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2015 dan proyeksi tahun 2050 Di tahun 2015 Indonesia ada di peringkat keempat dengan 256 juta dan menurut proyeksi di tahun 2020 itu ada sekitar 267 juta sedangkan di tahun 2050 kalau berdasarkan proyeksi berdasarkan Tadi ya pertumbuhan penduduknya Indonesia menjadi peringkat 5 di bawah Nigeria. Jadi Nigeria naik peringkat cukup banyak. Indonesia ada di peringkat 5 diperkirakan dengan proyeksi sebesar 366 juta penduduk. Nah kemudian kalau kita lihat dari beberapa variabelnya seperti kelahiran, kematian. natural increase dan infunded kematian bayinya itu kita lihat ya 6M nya sendiri ada pada negara yang less developed nah kemudian terkait dengan contoh questionnaire yang digunakan pada census dan survei yang ada di Indonesia BPS ini ada beberapa contoh questionnaire ini yang kiri pada SP 2010 C1, kemudian untuk SUPAS, ini bentuk questionnairenya SUPAS 2015 S dan SP 2020 C1 untuk wilayah yang menggunakan DOPU, ini bisa dilihat di alamat sirusa sirusa.bps.go.id oke terima kasih ini pertemuan pertama pada mata kuliah pengantar demografi tetap semangat tetap sehat, jangan lupa beri ya sekian dari saya wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh