Hai, saya El, dan ini adalah telkomputer episode ke-77 membongkar sisi gelap joget sideboard live TikTok dengan penghasilan puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulan. Beberapa hari belakangan, Perhatian sebagian netizen tertuju pada live TikTok joget-joget. Yah, memang dari dulu TikTok isinya kebanyakan joget, tapi kali ini konon melibatkan satu kampung.
Yang menarik adalah, konon penghasilan live mereka sehari bisa ratusan ribu, bahkan menembus jutaan rupiah. Apa benar tren joget-joget warga sekampung ini menghasilkan uang sebanyak itu? Jika benar, siapa sultan-sultan yang menyawer mereka? Apa efek negatif dan positif yang ditimbulkan oleh konten seperti ini? Mari kita bahas.
Jika kalian adalah pengguna TikTok, mungkin tren joget-joget ini sudah pernah lewat di MVP kalian. Namun, sebagai orang yang tidak aktif di TikTok, saya pertama kali menemukan tren ini setelah liputan dari Insert Live dibagikan di Twitter. Video lengkap liputannya sendiri dapat kalian tonton di channel Youtube Insert Live dengan judul Viral, sosok setbor yang terkenal bawa orang sekampung joget di TikTok Di liputan tersebut, terlihat puluhan warga berkumpul di satu tempat dan melakukan live streaming joget-joget dengan tema yang sama Mulai dari bapak-bapak dan ibu-ibu, muda hingga tua, semua sibuk dengan kegiatan joget yang sama Terima kasih sudah menonton Sosok Seth Bor menjadikan warga kampungnya sebagai tim dan karyawan. Dengan penghasilannya dari live TikTok ini, dirinya bahkan mampu merenovasi rumahnya. Selain video tadi, ada beberapa video liputan media nasional yang membahas fenomena ini.
Mulai dari versi lengkap liputan Insert Live berjudul Penghasilan Seth Bor Live Streaming Joget Ayam Patuk Buat Renovasi Rumah Video liputan Kompas.com berjudul Viral joget setboard di TikTok bisa dapat saweran Rp700.000 per hari hingga video liputan TV One News berjudul Viral warga joget setboard di TikTok banjir saweran Rp700.000 Liputan yang menyebutkan nominal Rp700.000 per hari ini semakin menggugah rasa penasaran apa memang sebesar itu penghasilan mereka? Bagaimana bisa? Sejujurnya, saat mendengar TikTok membuka peluang live streaming, saya sempat skeptis.
Dalam pikiran saya yang tertinggal ini, siapa gerangan orang-orang yang akan memberi gift besar kepada streamernya? Jika kita berbicara YouTube atau Twitch, memang sudah banyak sultan berkeliaran di sana. Untuk aplikasi yang formatnya Portrait, sudah ada bigo dengan sultan yang entah berapa banyak di sana.
Dalam pikiran saya, TikTok hanyalah media dengan penonton tidak loyal dan penikmat gratisan saja. Namun, baru-baru ini saya mendapat pencerahan dari salah satu subscriber yang sekarang fokus live streaming dan menghasilkan jutaan rupiah setiap bulannya di TikTok. Pantas saja sekarang banyak yang ikut live streaming di TikTok, mulai dari streaming game seperti Listy Chan, live streaming Stephanie Paul, hingga live streaming joget seperti Seth Bor.
Joget skateboard ini tentu saja memiliki efek positif yang sangat besar. Bayangkan saja, jika satu kampung dilibatkan. Bisa jadi inilah solusi pengangguran yang saat ini makin tinggi.
Dibanding terjerumus menjadi kriminal, streaming joget-joget tidak begitu buruk. Toh paling yang dibutuhkan untuk live TikTok adalah handphone spesifikasi mumpuni dan kuota. Lantas, apa sisi negatifnya? Pertanyaan ini baru bisa dijawab setelah kalian menonton banyak live streaming sejenis ini dan fokus melihat top viewers mereka.
Top viewers sendiri merujuk kepada penonton yang memberi gift alias hadiah paling banyak. Sayangnya, seringkali live streaming TikTok termasuk joget setboard ini dipenuhi dengan gift dari akun judul alias judi online. Sebagai contoh, Di live streaming malam terbaru, pertanggal 27 Oktober 2024, top viewers di joget skateboard ini adalah Ligan Ipeng. Jika kita buka profilnya, pengikutnya hanya 25 orang saja. Namun, silakan kalian googling dengan kata kunci sesuai namanya.
Maka, kalian akan diarahkan ke situs judi online, meski dengan nama website yang berbeda. Seperti biasa, karena mengincar pasar Indonesia, situsnya pun berbahasa Indonesia dengan pilihan permainan mulai dari togel, slot, kasino, bahkan paruhan olahraga. Kita kembali ke tanggal 26 Oktober malam. Di salah satu live joget setbor, Top viewers-nya adalah saudara t*** underscore kocak. Jika kalian membuka profilnya, kalian akan melihat bio bertuliskan ketik di Google saudara t***.
Dan jika kita mengikuti arahan tersebut, kita lagi-lagi akan diarahkan ke situs judi online dengan nuansa merah. Hal ini berlaku juga untuk top viewers nomor 2-nya. Jika kita buka profilnya, lagi dan lagi kita diarahkan untuk mencari di Google dengan kata kunci pohon. Jika dituruti, tentu saja kita diarahkan lagi ke situs judi online lainnya, hanya saja dengan nuansa berwarna hijau seperti pohon. Hal ini juga berlaku di akun joget setbor lain.
Di sini, donatur utamanya adalah naga kudas yang lagi-lagi jika kalian cari di Google dan masuk ke situs paling atas, kalian akan diarahkan lagi-lagi dan lagi ke situs judi online. Ampun, ampun. Terkait promosi judi online yang melibatkan sosial media sendiri, Sudah sempat saya bahas di tol komputer episode ke-68 saat banyak streamer YouTube yang masuk jurang karena dianggap mempromosikan judi online. Setelah ramainya kritik terkait promosi judi online di YouTube, hampir semua YouTuber lebih berhati-hati menghadapi donasi dari situs-situs judi online.
Upaya-upaya seperti memblokir akun judi online yang donasi, memfilter kata-kata terkait judi online, Tidak meladeni saat situs judi online berdonasi, bahkan sebagian langsung memberi peringatan kepada penontonnya untuk tidak terjerumus ke judi online. Setelah tindakan-tindakan seperti ini, donasi kepada streamer YouTube dari judi online menurun tajam, bahkan bisa dikatakan nyaris punah. Karena YouTube sudah bukan media promosi yang efektif, sebagian besar beralih ke media lain, seperti Reels Instagram, video TikTok, bahkan melalui donasi di live TikTok.
Kita kembali ke liputan Stasiun TV terkait joget setboard tadi. Dalam judul-judulnya, diakini live TikTok ini mampu menghasilkan hingga 700 ribu rupiah per hari. Apakah ini sejalan dengan kenyataan? Saya akan menghitungnya dengan cara yang sangat kasar. Dan silakan jika teman-teman lebih tahu pastinya, bisa komen di video ini.
Saya akan ambil contoh kasus salah satu live TikTok joget skateboard per tanggal 26 Oktober 2024 di malam hari. Coin yang didapatkan mencapai 4 ribuan coin, dengan total 3.500 coin berasal dari Judy Online. Untuk mengisi coin sejumlah 3.500an ini, situs Judy Online harus mengeluarkan dana sekitar 650an ribu rupiah. Bahkan jika mengisi tanpa promo di aplikasi TikTok, bisa menembus Rp870.000 untuk 3.500 koin. Ratusan ribu ini untuk sekali live.
Biasanya akun-akun joget setbor bisa live hingga 4 kali sehari, yang artinya pengeluaran judi online untuk mereka menembus Rp2.500.000. Dengan perhitungan sebagian orang bahwa TikTok mengambil setidaknya setengah dari nominal gift yang didapatkan, maka penghasilan akun joget setbor ini bisa berkisar 1 jutaan rupiah per hari. Ini baru dari satu akun. Belum lagi jika di kampung tersebut sudah melibatkan puluhan atau ratusan akun yang terorganisir, maka omset ratusan juta sebulan bukan sekedar cerita dongeng. Ini baru sekedar perhitungan gif semata.
Belum termasuk jika di belakang, ternyata ada perjanjian tertentu antara TikToker dan situs judi online tersebut sebagai afiliator dengan perjanjian persenan dari mereka. Jika situs judi online berani menghamburkan jutaan rupiah melalui gift tiktok tersebut, tentu saja penghasilan mereka dari penonton live yang mendaftar di situs mereka jauh lebih besar. Mungkin bisa puluhan hingga ratusan kali lipat. Korbannya tentu saja, masyarakat kecil yang belum paham betapa menakutkannya judi online. Oke di kepo-kepoin guys, top 1, top 2-nya.
Wadidaw, sekarang... Para TikToker joget skateboard ini harus banyak belajar dari katak bezer. Sosok yang konon dianggap influencer ini sedang diburu oleh polisi atas dugaan promosi judi online Memang saat ini sedang gencar-gencarnya perburuan kepada pelaku yang mempromosikan judi online Dan pemblokiran terhadap situs-situs yang terindikasi judi online Sebenarnya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan tiktoker untuk meminimalisir terlibat dengan promosi-promosi judi online ini Pertama, tidak menanggapi akun penonton yang dicurigai berhubungan dengan judi online, meskipun gifnya menggiurkan. Sayangnya, sebagian tiktoker justru menyarankan penontonnya untuk mengecek donatur-donatur teratas mereka. Bahkan ada tiktoker yang secara terang-terangan menyebut akun judi online diikuti kata gacor, yang tentu saja berbahaya bagi penontonnya yang polos.
Kedua, selain dicuekin, Pemilik akun TikTok dapat memblokir akun judi online yang masuk dan berdonasi di live mereka. Caranya pun cukup gampang. Tinggal buka profil akun judi online tersebut, klik pilihan bagikan di bagian atas, lalu klik blokir.
Beres. Meskipun menurut pengamatan saya, akun-akun judi online ini terus-menerus membuat akun baru untuk mengantisipasi saat akun lama diblokir. Namun, semakin sering blokir dilakukan, Lama-kelamaan mereka juga akan capek dan meninggalkan akun kalian selamanya. Dan langkah terakhir yang dapat dilakukan adalah, setiap kali akun judi online kalian blokir, kalian edukasilah penonton kalian untuk tidak mencoba judi online yang dipromosikan di mana-mana. Jika kalian terang-terangan seperti ini, saya jamin akun judi online akan memblacklist live kalian dan tidak akan bermunculan lagi.
Kurang lebih, demikianlah yang dapat saya bahas terkait sisi gelap joget setboard like TikTok yang menghasilkan puluhan hingga ratusan juta per bulan. Setelah tayangnya video ini, saya berharap jika ada di antara TikToker tersebut yang menonton, dapat segera melakukan evaluasi. Jangan sampai rekan-rekan sekalian yang niatnya sekedar mencari rezeki untuk keluarga, malah harus berurusan dengan kepolisian.
Karena konon, metode promosi judi online melalui live tiktok ini sudah mulai dipantau oleh mereka. Saya pribadi senang bila sosial media bisa dimanfaatkan oleh siapapun untuk menghasilkan uang dan mengurangi pengangguran. Namun kembali lagi, jangan sampai niat baik kita dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab seperti judi online. Kalian harus sadar bahwa penonton kalian menembus angka puluhan ribu, jadi tetap saja ada tanggung jawab moral di sana. Selama tidak melibatkan judi online atau kriminal lainnya, kalian tidak perlu memusingkan perkataan orang lain seperti ngemis online.
Toh pada akhirnya kebanyakan yang live streaming berharap donasi. Di mata saya, tidak ada bedanya didonasi karena joget-joget menghibur dengan didonasi karena skill bermain game atau yang lainnya. Selain itu, tidak semua yang berdonasi besar di TikTok hanyalah judi online.
Ada juga Sultan Sungguhan yang memang lagi gabut saja. Mana tahu donatur-donatur judi online tadi bisa terganti dengan donatur sungguhan tadi. Terakhir, untuk penonton live streaming sendiri, jangan sekali-kali kepo dan tergiur terhadap judi online. Sudah banyak kasus orang bangkrut karena judi online, bahkan sampai mengakhiri hidupnya sendiri.
Jangan pernah berniat sekedar mau coba-coba saja, karena yang lain juga pikiran awalnya seperti itu sebelum terjerumus lebih dalam. Karena satu-satunya yang kaya dari judi online hanyalah bandar dan orang-orang yang dibayar oleh bandar. Selain itu, hanyalah korban semata.
Jangan punya imajinasi menjadi dewa judi seperti Chow Yun-fat, Andy Lau, dan Stephen Chow dalam film God of Gambler. Karena pasti tidak akan terwujud. Sekian tol komputer episode kali ini.
Sampai jumpa di episode berikutnya. Bye!