Transcript for:
Kegiatan dan Teologi Karya Bakti Esra

Terima kasih. Setahun berjalan, Yayasan Karya Bakti Esra Soru terus beroperasi dalam kegiatan sosial dan keagamaan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Program penginjilan melalui media terus dilakukan dengan memproduksi konten-konten rohani. Berupa acara Esra Soru menjawab... program tanya-jawab seputar Iman Kristen, dan mendukung pembuatan film suatu hari nanti, bekerjasama dengan Pijar TV Jakarta dan tim. Aksi-aksi sosial juga terus berlangsung berupa pemberian bantuan logistik, dana pendidikan, biaya kesehatan, dan dana pendidikan. pembangunan. Yayasan KBES juga mulai merintis sebuah program percepatan keaksaraan pada anak lalui program mobil pintar sebagai upaya membangun kemampuan membaca anak usia dini dan sekolah dasar yang diimbangi dengan pengajaran nilai-nilai Kristiani pada anak. Kami berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik dan bertanggung jawab sebagai bentuk syukur kami kepada Tuhan dan bertanggung jawaban kami atas kepercayaan dari semua simpatisan dan donatur setia yang mendukung layanan ini melalui doa dan dana. Jika saudara ingin mendukung pelayanan kami, saudara dapat berdonasi melalui rekening yang tersedia atau menghubungi kami melalui nomor berikut ini. Doakanlah kami dan mari melayani Tuhan bersama. Tuhan Yesus memberkati. Di dalam Kristen ada aliran teologi yang disebut aliran liberal. Apa ciri-ciri ajaran liberal ini Pak? Mohon jawabannya. Nah, ajaran liberal di dalam kekristianan itu... Dalam secara khusus dalam gerakan teologi itu muncul di abad 19 sampai abad yang ke-20 dan itu mempengaruhi teologi Kristen. Nah ciri atau semangat spirit di balik teologi liberal itu adalah suatu penolakan terhadap sesuatu yang telah Paten atau permanent Dalam bidang kepercayaan Jadi secara turun temurun Kekristianan percaya Seperti ini Lalu dipertanyakan kembali mengapa harus percaya Seperti itu Apakah itu benar Atau mungkin ada penafsiran yang lain Dengan kata lain, spiritnya itu adalah menolak teologi konvensional. Termasuk di dalamnya adalah penolakan terhadap finalitas wahyu Allah di dalam Alkitab. Maka kalau orang konvensional itu percaya Alkitab itu firman Allah. Pandangan tradisional Alkitab adalah firman Allah yang tak mungkin salah, tak mungkin keliru. Maka liberal melawan itu dengan mengatakan bahwa Alkitab itu hanyalah... catatan-catatan pengalaman religius orang dulu yang tetap terbuka terhadap segala macam kesalahan dan kekeliruan. Itulah sebabnya rata-rata orang liberal itu tidak percaya Alkitab sebagai firman Allah. Sejumlah sekolah teologi itu juga beraliran liberal, diajar oleh teolog-teolog liberal yang sudah tidak percaya Alkitab firman Allah. Pernah ada cerita di mana ada di kelas teologi, ini kisah nyata ya. Ada satu orang dari timur sana, datang sekolah teologi di tempat itu dengan semangat untuk nanti dia menjadi hamba Tuhan dan melayani Tuhan. Di kelas teologi, tiba-tiba dosennya datang dan angkat alkitab. Apakah, siapakah di antara saudara yang percaya ini firman Allah? Semua mahasiswa baru angkat tangan semua. Lalu dosennya, saya tidak percaya. Blak! Dia banting alkitab itu. Dilantik. Semua shock dan kaget. Lalu terjadilah ribut di kelas dan terjadi perdebatan. Alkitab Firman Allah atau bukan Tapi ya ini dosen sudah pengalaman Mahasiswa baru apalagi Maka mereka tetap kalah dalam perdebatan Nah sambil akhirnya yang percaya Alkitab Firman Allah Tetap ditertawakan Nah ini membuat mahasiswa ini frustrasi Dan dia merasa bahwa saya datang kesini Mau jadi hamba Tuhan ini lama-lama Keluar dari sini saya gak percaya Alkitab lagi Jadi akhirnya dia memutuskan untuk Berhenti sekolah teologi dan pulang kembali ke Kupang sana Nah itu contoh Liberal Maka karena mereka sudah tidak percaya Alkitab Firman Allah, dengan asumsi itu hanya catatan-catatan pengalaman orang dulu, tetap terbuka terhadap segala macam kesalahan dan juga kekeliruan. Maka begitu mereka menghadapi kesulitan di dalam Alkitab, misalnya mereka langsung menganggap bahwa itu salah, itu keliru. Atau contohnya misalnya dalam cerita Alkitab di kejadian mereka orang liberal, itu... Mempunyai anggapan bahwa kejadian 1 sampai kejadian 11 itu dongeng, mitos. Nah, mengapa pandangan semacam itu? Itu termasuk juga dengan cerita perjanjian baru. Seorang bapak teologi liberal dari Jerman namanya Rudolf Bultmann, dia menulis sebuah buku, The Mythology. In the New Testament, mitologi di dalam perjanjian baru. Dan dia mengatakan bahwa cerita-cerita di dalam perjanjian baru, khususnya Injil-Injil, itu adalah cerita-cerita mitos. Mitos itu adalah cara orang dulu itu menyampaikan kebenaran. Mereka membungkus inti kebenaran dengan sebuah mitos tertentu. Saya berikan gambaran begini, cerita tentang maling kundang. Anak yang kualat lalu akhirnya dikutuk karena dia... Kualat terhadap ibunya Cerita maling kundang itu apakah itu cerita sungguh-sungguh? Tidak, itu dongeng Tapi dongeng itu membungkus sebuah kebenaran yang penting Adalah anak-anak itu tidak boleh lupa orang tua Anak-anak itu tidak boleh seperti kacang lupa kulit Anak-anak tidak boleh kualat pada orang tua Nanti hidupnya susah Itu pesan moralnya, pesan kebenarannya Tapi supaya pesan itu mendarat kepada orang-orang Dibungkuslah dalam sebuah cerita dongeng Yaitu maling kundang Nah Itu cara orang dulu di dalam menyampaikan kebenaran. Maka cerita-cerita Injil itu adalah dongeng-dongeng semua. Tapi membungkus kebenaran penting. Maka Bulban menawarkan apa yang disebut sebagai demitologisasi. Yaitu membuang bungkus dongengnya, lalu mengambil inti kebenarannya. Salah satu dongeng di dalam Alkitab itu adalah dongeng tentang kebangkitan Yesus. Yang inti kebenarannya hanya mengatakan bahwa yang benar itu pada akhirnya menang. Kalau perjanjian lama, seperti saya bilang tadi, mereka menganggap kejadian 1-11 itu mitos. Apalagi karena sudah asumsinya Alkitab bukan firman Allah dan bisa salah, mereka menemukan cerita tentang penciptaan. Itu ada cerita yang mirip dengan cerita kitab kejadian. Itu di dalam kebudayaan-kebudayaan, misalnya kebudayaan Sumeria kuno, seperti dokumen Enuma Elis, atau cerita tentang Banjirno, Airbah. Itu ada dokumen-dokumen di dalam kebudayaan Sumeria kuno atau dengan bahasa Akkadia tentang Epigilgames yang ceritanya mirip. Dan dari sisi perhitungan waktu, Enuma Elis sama Epigilgames itu lebih tua dokumen itu. Sehingga akhirnya mereka menyempulkan bahwa Musa atau penulis kitab kejadian itu mengadopsi cerita. mitos dari kebudayaan Mesopotamia atau juga Sumeria itu masuk dalam Alkitab. Jadi itu dongeng-dongeng kafir yang masuk ke dalam Alkitab. Nah sampai pada taraf yang lebih tinggi akhirnya menyangkali ketuhanan Yesus, keselamatan hanya melalui Yesus, selamat karena iman itu disangkal semua. Nah itu ciri dari teologi liberal. Makanya kalau saudara mau pilih sekolah teologi untuk anak-anak saudara. Atau saudara sendiri mau sekolah teologi Sudah perlu cari tahu latar belakang teologi dari sekolah itu Tidak semua sekolah teologi itu berpaham evangelical Saya saran saya carilah sekolah teologi yang berpaham evangelical atau injili Kebanyakan, tidak semua, tapi yang bersaliran ekumenikal Biasanya itu adalah liberal Karena itu mereka mempunyai ciri penolakan terhadap dogma-dogma yang telah diterima patent Ya Lalu ada ciri lain adalah toleransi terhadap keagamaan lain. Dan itu baik memang. Tapi toleransi yang mereka maksudkan ini menjadi kebablasan, menjadi kompromi. Karena itu misalnya ya, kalau kekristenan yang ortodoks. Ortodoks di sini bukan gereja ortodoks, tapi ortodoks itu artinya lurus. Itu percaya Yesus satu-satunya jalan keselamatan. Kita bisa nyanyi ya, Yesus jalan kebenaran dan jalan kehidupan. Itu yang Yesus katakan. Aku percaya, amin. Nah, tidak percaya. Tapi, yang liberal itu tidak percaya itu. Misalnya, Yohanes Rahmat, Dr. Yohanes Rahmat, yang ex-pendeta GKI, ex-dosen di SDT Jakarta. Dia bilang tentang Yohanes 14 ayat 6 itu, Yohanes 14 ayat 6 itu jelas-jelas tidak diucapkan oleh Yesus. Atau, kalau Yesus memang pernah mengucapkannya, Yesus telah keliru besar. Ya itu pernah itu kan kepercayaan kekristianan yang sangat mendasar, tapi oleh Yohanes Rahmat, dia menolak itu. Yohanes Rahmat pun, ya dia percaya Yesus itu. Bukan Tuhan itu, dia hanya pejuang sosial yang setara dengan Jenderal Sudirman, Adek Irma Suryani Nasution. Dia tidak percaya ada surga neraka. Makanya dia bilang, kalau boleh kusarankan kepada Allah, Guyurlah neraka. Tulisan judulnya adalah, kubakar surga, kuguyur neraka. Kalau boleh sarankan kepada Allah. Guyurlah neraka supaya apinya padam, supaya orang beriman bukan karena takut kepada neraka atau iming-iming surga. Memang saya setuju, orang beriman tidak boleh karena iming-iming surga atau ketakutan pada neraka. Tapi itu tidak berarti bahwa surga dan neraka tidak ada. Tapi itu ciri teologi liberal yang jauh lebih ekstrim. Nah karena itulah maka mereka toleransi tapi... Sementara kekristian dan ortodoks percaya Yesus satu-satunya jalan Liberal percaya semua agama bisa menyelamatkan Kalau orang Islam taat dalam keislamannya Selamat Orang Hindu selamat Buddha selamat Penghutus selamat Pokoknya semua kepercayaan apa saja selamat Dan bahkan ada yang percaya universalisme Pada akhirnya semua akan diselamatkan Nah lalu ada juga yang sedikit lebih moderat Dia mau tetap mempertahankan Yesus sebagai satu-satunya jalan Tapi tetap membuka kesempatan kepada semua agama untuk diselamatkan Jadi di surga nanti akan bertemu orang dari berbagai macam agama. Orang Islam, Hindu, Buddha, Konghucu, apa saja, Atei, segala macam itu ada di dalam surga. Tapi mereka masuk surga bukan karena Islamnya, bukan karena Hindu-Buddhanya, tapi karena Kristus. Jadi Kristus pergi menyelamatkan mereka di dalam agama mereka. Jadi kalau seorang Islam adalah Islam yang taat, Yesuslah yang pergi menyelamatkan mereka di dalam agama Islam dan membawa dia ke surga. Kalau orang Hindu-Buddhanya... Ada Hindu baik, maka Yesus lah yang pergi menyelamatkan mereka di dalam Hindu, di dalam Buddha dan menyelamatkan mereka. Jadi Yesus tetap satu-satunya jalan, tapi agama lain itu tetap bisa diselamatkan. Ya pertanyaannya, mengapa Yesus pergi menyelamatkan orang Islam, Hindu, Buddha dan lain-lain di sana? Apakah semua atau sebagian? Kalau semua, jadinya universalisme. Kalau tidak semua, jatuhnya pada salvation by works. Selamat karena berbuat baik. Karena orang-orang yang diselamatkan dalam agama-agama itu oleh Yusuf adalah orang-orang yang beragama secara baik. Selamat karena berbuat baik. Dan itu bertentangan dengan kekristenan yang ortodoks bahwa selamat karena iman saja dan bukan karena amal saleh. Nah itu. Lalu juga cirinya mereka itu adalah pemusatan pada etika. Jadi yang penting itu adalah hidup baik. Tapi tekanan kepada dogma itu menjadi sesuatu yang tidak terlalu penting karena... Dogma pun ternyata, dogma yang kita warisi dari zaman-zaman dulu pun ternyata bisa digugat. Nah itu ciri-ciri dari teologi liberal. Bagi saya ini adalah sesuatu yang menyesatkan. Tapi ya boleh dikatakan bahwa ada banyak dosen-dosen teologi yang memang mempunyai pandangan liberal semacam ini. Shalom, salam damai sejahtera. Dengan sukacita kami informasikan kembali, ngobras goes to Israel, ngobrol Alkitab santai. Bible Study on the Spot langsung di tempat-tempat bersejarah sesuai yang tertulis di dalam Alkitab. Masih bersama dengan pembimbing rohani kita, Bapak Pendeta Esra Soru dan Bapak Yosuayan. Kali ini paket komplit, kita akan menuju tiga negara, Israel, Mesir, dan Jordania secara langsung. Kami mengundang Bapak Ibu Saudara yang haus dan rindu menggali kebenaran firman Tuhan, baik dari sisi sejarah, hermeniotik penapsiran Alkitab, dan pengertian-pengertian rohani di dalamnya. Segera daftarkan diri Anda serta keluarga untuk jadwal perjalanan tanggal 23 Oktober sampai 4 November 2023. Atau bisa bertanya secara langsung dengan Kairostur di nomor 087. 888-00-9854 Pastikan Anda diberkati dengan pengenalan akan Tuhan lebih lagi melalui perjalanan rohani ini. Hafenu shalom aleihim. Kubawa berita sejahtera. Yuk yang pengen ke Yerusalem, kita jalan bareng Pak Ezra. Pastikan booking seat Anda, Tuhan memberkati.