Transcript for:
Menggali Makna Surat Ar-Rahman

Jama'a Ramakumullah, marilah kita lanjutkan pembahasan kita di surat Ar-Rahman. Kemarin kita sudah sampai di ayat yang keempat, rangkaian ayat yang menjelaskan tentang kenikmatan terbesar yang Allah berikan kepada manusia melalui pengajaran Quran, kemudian penciptaan manusia, dan pengajaran al-Bayat. Di ayat yang lain, di surat Adariyat, surat ke-51, itu memang ada ajakan untuk memperhatikan diri manusia itu lebih mendalam, lebih teliti.

Wafi'an fusikum afalatubusirun. Wafi'an fusikum, dan pada diri kalian ada sesuatu, afalatubusirun. Tubshirun ini Basoro melihat, Nazoro melihat, Ro'a melihat. Basoro melihat, Nazoro melihat, Ro'a melihat. Nah Basoro Afalatubshirun itu adalah melihat tidak hanya bentuk fisiknya, tapi juga di dalamnya bagaimana, mentela.

Kenapa rambut yang tumbuh di beberapa bagian tubuh manusia itu beda-beda. Di alis ya segitu-segitunya tumbuhnya. Tapi rambut di kepala, oh itu bisa panjang. Sehingga menjadi peluang rizki bagi tukang potong rambut. Nggak ada tukang potong alis.

Setiap persendian afalatul siru. Dipikir. Kenapa jari kita lima tapi yang jempol misah?

Afalatul siru. Kalau nggak misah kita nggak bisa megang sesuatu. Dengan terpisahnya jempol itu, kita bisa megang dengan kuat. Keren banget, Allah. Afalatul siru.

Kita lanjutkan di ayat yang kelima. Sampai nanti. Fabi'i ala irobbi kumatu kadiban yang pertama. Ayat yang ke-13. Asyamsu wal komaru bihusban Matahari dan bulan Beredar menurut perhitungan Wan najmu wasyajaru yasjudan Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan bersujud Wassama'a rafa'aha wa wadu'al mizan Dan Allah meninggikan langit Dan Allah meletakkan mizan Allah tatuqahu fil mizan supaya kalian jangan melampaui batas dari mizan itu wa'akimul wazna bil kisti wala tuxirun mizan ini bagian patoton dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil jangan kalian mengurangi mizan itu tentang langit kemudian wal arda wal do'aha lil anam Dan Allah meratakan bumi untuk semua mahluk.

Fiha fa kihatun wan nakhlu datul akmam. Di dalam bumi itu ada buah-buahan, pohon kurma yang memiliki kelopak. Walahabbudul asfi waroihan. Dan biji-bijian yang berkulit, juga bunga-bunga yang harum. Fabi'ayyi ala irobbikum ma'atukadbiba.

Maka nikmat Tuhan kalian berdua yang manakah, yang kalian berdua dustakah. Baik, asyamsu wal komarubi husban. Di sini, sebagaimana gaya bahasa surat ar-Rahman selalu menyebutkan sesuatu berpasangan.

Ada Di sini juga sama, Ash-Samsu, matahari, kemudian Al-Qomaru, bulan. Di Husban, Husban ini akar katanya sama dengan Hisab. Hisab itu perhitungan.

Husban dengan ada tambahan An di ujungnya, seperti Ar-Rahman. Maka husban ini adalah perhitungan yang sangat teliti dan sempurna. Jadi kalau kita memperhatikan juga membaca literatur sains, bagaimana matahari dan bulan itu beredar dengan sangat akurat. Beredar dengan sangat akurat. Ada gaya gravitasi.

Kemudian dengan peredaran matahari dan bulan itu yang sangat teliti. Maka manusia bisa mengetahui hari, mengetahui bulan, sampai mengetahui hal-hal yang bisa dihitung dengan jarak waktu yang masih lama. Gerhana.

Gerhana bulan, gerhana matahari itu kan sudah bisa terhitung. Kapan terjadinya? Subhanallah. Itu karena Jadi kita bisa tahu.

Pergeseran waktu subuh dari tanggal 1 Ramadan ke hari ini itu bisa tahu. Karena bihusbannya itu. Saya ada kawan di Eropa. Itu kalau musim panas, itu jarak waktu dengan kita 5 jam.

Nanti ganti musim, beda lagi. Dan mereka dengan yakin mengatakan, Ustadz nanti ngisi kajian di bulan ini, tapi selisih waktunya sudah 5 jam. Dihusban.

Ditambah lagi tidak hanya peredarannya yang nanti juga kita bisa mengetahui waktu sholat dan sebagainya, termasuk posisi penempatan bagaimana matahari ditempatkan dengan jarak yang kabarnya bumi dan matahari itu jaraknya 92,5 juta mil. 92,5 juta mil. Pokoknya jauh.

Dengan dihusban, ini adalah jarak yang memberikan kehidupan di bumi. Kehidupan yang nyaman. Konon kalau dibuat lebih dekat matahari itu, maka bertambah intensitas panasnya nyampe ke bumi, dan bumi akan meleleh. Begitu juga kalau jarak itu jauh, diperjauh, maka bumi akan kekurangan energi panas matahari, dan akan membeku.

Itu matahari. Belum lagi bulan. Bulan sama dengan jarak yang presisi sangat akurat. Itu bisa membuat kehidupan itu seperti sekarang.

Kalau bulan didekatkan, bulan lebih dekat dari jarak yang sekarang, maka bulan yang memiliki gaya gravitasi, gaya menarik itu, itu akan membuat air laut itu pasang dan bumi akan tenggelam. Kemarin kita baru dikasih hujan yang begitu besar, itu sudah was-was. Was-was dengan banjir yang mungkin semata kaki, selutut, kita sudah deg-degan.

Bagaimana kalau bulan itu didekatkan dan itu membuat airnya pasang sampai akan membuat tenggelam. Ini subhanallah. Asyamsu wal komarubi husba. Jadi ini ayat-ayat yang menjelaskan keajaiban.

Keajaiban ciptaan Allah, Ar-Rahman. Allah yang Ar-Rahman menciptakan ciptaannya itu dengan sangat-sangat hebat. Presisi akurat. Sesuai dengan dihusbandan.

Jamaromukumullah, an-najmu, kita tahu ini artinya adalah bintang, nujum. Nujum itu bintang, an-najm bintang. Tapi di ayat ini terjemahannya bukan bintang.

An-najmu wasyajaru. Jadi ini pentingnya belajar Quran ya. Ada kosa kata yang Allah pakai khusus untuk Quran. Itu dibuat menjadi lebih dalam.

Atau sifat-sifatnya itu dipakai untuk menyebutkan sesuatu. Nah terjemahannya anajmu itu adalah tumbuh-tumbuhan. Asyajaru pohon-pohonan.

Ini paket. Berpasangan atau berlawanan. Kenapa tumbuh-tumbuhan disebut dengan an-najmu? An-najmu itu kan bintang yang kelap-kelip, yang bisa datang dan menghilang. Itu an-najmu.

Datang dan menghilang. Nah tumbuh-tumbuhan itu juga sama. Tumbuh-tumbuhan itu sesuatu yang tidak punya cabang. Mungkin juga tingginya itu enggak melebihi badan manusia, tumbuh-tumbuhan itu. Beda dengan asyajar yang tinggi menjulang, ada batang-batangnya.

Jadi ini tinggi pendek. An-najmung tumbuh-tumbuhan ini gampang tumbuh, sekaligus juga gampang musnah, gampang hilang. Rumput-rumputan itu enggak disebut pohon, tumbuh-tumbuhan.

Gampang tumbuh, gampang hilang, seperti anajem. Jadi contohnya, atau juga ini butuh perawatan yang rutin dan intensif. Misalnya bunga-bungaan. Ini kan butuh perawatan rutin, intensif. Dan memberikan nuansa keindahan.

Memberikan santapan nutrisi bagi emosi dan hormonal. Jadi kalau kita melihat tumbuh-tumbuhan, bunga-bungaan, itu bukan membuat kita kenyang, gak mungkin. Tapi membuat kebutuhan hormonal kita untuk bahagia, refresh, itu terpenuhi. Itu an-najmu.

Sebagaimana dalam kegelapan kita melihat ke langit ada bintang itu kayaknya regre gitu. Indah, senang gitu, happy. Itu an-najmu.

Kemudian al-shajar ini pohon. Kokoh, berdiri tegak, dan tahan lama. Memberikan oksigen. Sebagian memberikan buah-buahan untuk kita makan dan memberikan naungan. Tempat kita berteduh.

Jadi ini kedua-duanya, mau yang pendek atau yang tinggi menjulang, yes judah. Sujud kepada Allah dengan caranya masing-masing. Sujud kepada Allah dengan caranya masing-masing. Manusia Allah ciptakan beda-beda. karakternya, sifatnya, talentanya.

Beda-beda. Contohlah kepada tumbuh-tumbuhan dan pohon. Sujud kepada Allah dengan apa yang Allah berikan kepada mereka.

Najamurahmakumullah itu untuk langit. Maaf, untuk anajmu wasyajaru. Berikutnya adalah ayat 7 dan 9 sampai 9, itu tentang langit.

Wassama'a raufa'aha wa wadu'al mizan. Dan langit yang ditinggikan oleh Allah, kemudian di situ, wa wadu'al mizan. Disimpan, diletakkan, al mizan.

Allah tatgawufil mizan. Wa'akimul wazna bilqisti wa'la tuxiru mizan. Ini tiga ayat yang semuanya menyebutkan mizan. Mizan itu alat menimbang. Alat menimbang itu mizan.

Ketika tiga ayat ini menyebutkan mizan berulang-ulang, ini menunjukkan betapa pentingnya mizan itu dalam kehidupan manusia. Nizam itu adalah keadilan, Nizam itu adalah keseimbangan. Seimbang dong. Negoes iya, solat lama iya, tilawah iya. Nah itu seimbang.

Gitu. Jadi ada keseimbangan dalam hidup. Ada keadilan.

Itu yang disiratkan ketika penyebutan Nizam itu tiga ayat itu berurut-urut. Berturutan ada. Nah jama'a rama'kumullah. Jadi betapa pentingnya keadilan dan keseimbangan dalam kehidupan kita. Kalau banyak makan karbo, ya siap-siap, nggak seimbang.

Kalau kebanyakan makan yang kolesterol, yang manis-manis, jadi nggak seimbang. Siap-siap dengan konsekuensinya. Kemudian di situ ada yang menarik. Wa aqimul wazna bil kishti, wa la tukhsirul mizah. Akimu, ini suatu perintah yang biasanya kita temukan dalam sholat.

Akimu sholat, dirikanlah sholat. Ini wa'akimu wazna, tegarkanlah keadilan, keseimbangan itu menggunakan akimu. Artinya ini perintah melaksanakan sesuatu secara berkelanjutan dan sempurna sesuai dengan syarat-syaratnya.

Solat kan begitu. Akimu sholat itu lakukan sholat berkelanjutan dan sempurnakan syarat-syaratnya. Jadi keadilan, keseimbangan itu juga akimu. Kemudian bilkisti.

Nah ini. Alkistu itu artinya adil. Al-adlu itu juga artinya adil.

Jadi yang kita serap menjadi kosa kata bahasa Indonesia itu adil saja. Sedangkan al-kistu, memakai to, itu tidak kita serap ke dalam bahasa Indonesia. Padahal artinya sama. Al-adlu adil.

Al-kistu adil juga. Silahkan nanti dicek di mushafnya. Di ayat yang ke-9 itu, al-kistu diterjemahkan dengan adil.

Padahal beda. Apa bedanya? Nah ini.

Al-adlu adalah keadilan, adil ini sudah adil, diberikan hak-haknya, tapi tidak membuat semua pihak senang, bahagia. Itu adil. Jadi al-adlu itu dibuat, diberikan hak-haknya secara adil, tidak ada kezoliman, tapi tidak membuat semua pihak bahagia.

Adil sih adil, tapi, nah masih ada tapi. Tapi kalau Al-Kistu, ini adalah keadilan yang lebih tinggi, selain hak-haknya diberikan, ini juga keputusan keadilan yang membuat semua pihak senang. Standarnya tinggi, Al-Kistu.

Nah, ini mulai masuk, Pak Toto. Di surat Anissa, ayat yang ketiga. Khawatir ini saya tidak melayani jamaah.

Karena meminta tema poligami. Ini aja satu ya dikasih spoiler aja satu ayat. Nah di ayat ketiga surat An-Nisa.

Ini kan pasti tema poligami itu keadilan. Emang bisa berbuat adil? Nah pertanyaannya.

Al-Quran memakai kata yang mana untuk adil? Al-Adlu atau Al-Kistu. Nah, kalau Al-Adlu itu keadilan yang mungkin secara zohir semua hak-haknya itu diberikan.

Tapi tidak semua senang. Fahim Tuh bisa dipahami ya. Mungkin ada satu pihak yang Jatahnya sih sama, kebagiannya sama, gilirannya sama, adil.

Tapi masih tetap nggak bisa terima. Nggak ridho, nggak seneng. Nah ayat tentang 2, 3, atau 4. Ternyata kata Allah Fa'in khiftum fa'in khiftum alla ta'dilu kalau kalian itu takut tidak bisa berbuat adil ta'dilu berarti menggunakan apa? al-adlu jadi memang gak mungkin bisa mencapai keadilan yang bisa membahagiakan semua pihak poligami Jadi tugas laki-laki ketika mau poligami, adil dengan kata al-adlu.

Nah, sudah ya sampai di situ aja. Subhanallah ya, agama kita tuh keren banget. Allah maha tahu. Dan perempuan gak boleh nuntut.

Supaya laki-laki memberikan cinta yang sama. Gak mungkin. Umus Salamah.

salah seorang istri Rasulullah SAW, itu paham betul. Meskipun Rasulullah itu berusaha berbuat al-adlu, Umus Salamah tahu, kebutuhan keadilan dirinya dengan istri Rasul yang lain yang masih muda, itu berbeda. Sehingga ketika Rasulullah membagi gilirannya itu sedemikian rupa dan adil, Umus Salama kemudian mengajukan kepada Rasulullah.

Ya Rasulullah, gak apa-apa deh, giliran engkau datang kepada aku, kasih kepada Aisyah. Berikan kepada Aisyah. Bukan nuntrut, tapi bahkan berusaha mencari pahala kebaikan lebih banyak dalam urusan itu. Indah sekali. tapi ini masih panjang pembahasan poligaminya ini baru bab keadilan nanti mahtobalakumnya itu juga ada bahasan kembali kepada surat ar-rahman jadi begitulah Allah menyebutkan dengan wa'akimul wazna bilkisti Jadi dalam menentukan keadilan, keseimbangan itu upayakan harus sampai kepada adil yang semuanya juga semua.

Keadilan yang semuanya semua. Hanya Allah yang bisa seperti itu. Tapi kita lanjutkan. Kemudian pindah ke ayat-ayat tentang bumi. Wal arda wado'aha lil'ana.

Bumi itu dihamparkan untuk kenyamanan hidup al-anam. Ini kalau kita baca tafsir itu nggak ditemukan. Penggunaan al-anam itu untuk apa?

Saya belum menemukan. Sehingga ini mengandung makna semua makhluk. Jadi Allah menjadikan bumi ini Nyaman dihidupi, ditinggali tidak hanya untuk manusia. Tapi juga untuk semua makhluk.

Maka kalau ada habitat. Habitat makhluk yang rusak. Siap-siap konsekuensinya.

Masih ada monyet-monyet berkeliaran. Di sekitar Cempaka Arum. Nah itu karena habitat monyet itu dirusak.

Sudah tidak nyaman lagi. Jadilah mereka mencari tempat-tempat yang lain. Manusia juga begitu. Kemudian, Fakihah.

Di dalam bumi itu, Allah menyediakan fakihatun wan nakhlu. Fakihah itu adalah buah-buahan. Kenapa Allah tidak menyebutkan bahan makanan pokok? Di bumi itu ada beras, ada gandum. Kenapa buah-buahan?

Di surga juga nanti yang disebutkan buah-buahan. Wa fa'kihatin qasiroh. Fa'kihatum mimma yatakhoi yarun. Buah-buahan yang mereka inginkan.

Itu akan diberikan. Kenapa buah-buahan? Saya sempat berpikir, kalau makanan pokok itu kan beda-beda. Beda tempat, beda makanan pokoknya. Kalau bapak ibu ke Turki, jangan harap ketemu nasi.

Aduh masih lapar. Padahal sudah makan roti berapa itu ya. Belum ketemu nasi ya. Masih lapar aja otaknya mengatakan belum makan. Belum makan.

Padahal perutnya udah penuh ya. Tapi karena makanan pokoknya yang berbeda. Hai sudah ke warna tapi kalau Fakihah kalau buah-buahan semua tempat itu bisa menerima kecuali sedikit aja durian mungkin sebagian orang ya aneh ya ya berduri kemudian baunya juga menusuk gitu Padahal kalau dicobain enak banget enak banget ya hai hai Jadi fakihah ini sebuah kemewahan.

Sebuah kemewahan. Buah-buahan itu. Sehingga ini yang disebutkan di surga juga.

Kalau buah-buahan saja disediakan, apalagi bahan pokok gitu. Itu sudah pasti ya diberikan. Jadi kebutuhan yang bukan pokok saja dikasih, apalagi kebutuhan pokok.

Itu gampang banget bagi kita. Ini faqihah. Kemudian nanti diakhiri dengan walhabbudul asfi warwaiha.

Alhab, habbatus sauda. Hab itu biji. Biji yang berkulit. Jadi ini ada beras, gandum, ini masuk ke dalam hab.

Habbudul asfi. Jadi makanan pokok. Kemudian roihan, ini adalah bunga-bunga yang harum, wangi.

Ini lagi-lagi ketika dipadukan, disebutkan berbarengan, ini adalah nutrisi makanan untuk manusia. Al-hab adalah makanan fisik untuk makanan pokok kita. Sedangkan roihan itu adalah makanan nutrisi gizi untuk hormonal dan emosional kita.

Jadi kita kan butuh hormon kita itu dijaga keseimbangan. Supaya bahagia bagaimana? Lihatlah yang hijau-hijau. Lihatlah bunga-bunga yang menarik.

Itu pasti beda mood-nya. Pasti beda. Kalau kita melihat rumah yang banyak bunga-bunganya itu kayaknya adem, betah.

Tapi kalau tidak, ya gersang. Sudah ke Allah. Jadi dua-duanya kita butuhkan.

Makanan fisik, makanan psikis. Kita butuhkan hal itu. Nah, Jamar wa kumullah.

Jadi bicara tentang langit, itu ayat 7-9. Tiga ayat. Bicara tentang bumi, 10-12. Tiga ayat juga.

Berpasangan dan adil. Bilkisti tadi. Tiga ayat, tiga ayat penjelasannya. Ini hebat Allah ya. Nah kemudian barulah setelah itu, fabi'ayyi ala irobdikum matukadu.

Kenikmatan Tuhan kalian berdua yang mana? Yang kalian gustakan. Nikmat, bahasa Arabnya adalah nikmah.

wa amma bini'mati robbika fahaddis di surat ad-duha wa amma bini'mati robbika dan terhadap kenikmatan dari Tuhanmu itu harus diobrolin, fahaddis, disampaikan, disiarkan Alhamdulillah itu harus disampaikan, banyak diceritakan supaya merasa bertambah syukur itu nikmat dalam bahasa Arab ya, nikmat Hai tapi kenapa disuruh Ar-Rahman ini nikmat dengan menggunakan ala bacanya panjang madwajib namanya wajib nggak boleh dikorupsi ala fabi'i ala irobbi kuma'atukadzim nah ala ini adalah suatu kenikmatan yang mengesankan kita melihat sinar atau sesuatu yang cemerlang. Jadi kenikmatan yang bersinar dan cemerlang. Subhanallah.

Ini menunjukkan pemberian kenikmatan yang khusus, yang hanya diberikan oleh yang maha agung. Ini kenikmatan-kenikmatan yang luar biasa. Makanya harus kita bisa apresiasi, kita hargai.

Kalau kita gak bisa hargai kenikmatan nomor satunya Quran, maka kenikmatan-kenikmatan yang lain kita gak bisa menghargai. Nah ini diulang-ulang untuk menunjukkan nikmat yang disebutkan di atas-atasnya itu adalah nikmat yang agung dan banyak manfaatnya. Tadi kan matahari itu manfaatnya luar biasa. Bulan, kemudian tumbuh-tumbuhan, pepohonan. Itu nikmat agung yang manfaatnya sampai kepada kita banyak sekali.

Ar-Rahman. Pertanyaan Fabi'i ala irobikum atuk hadiban. Itu pertanyaan bukan untuk dijawab. Tapi pertanyaan untuk menggugah.

Menggugah rasa kita. Hai rasa syukur kita menggugah jadi kadang-kadang kita ini harus digeing ke yang digugahkan menggugah tadi gugah ke dibangunkan supaya kita sadar Oh iya Nah inilah jamah rahmakumullah ala irobikumah yang pertama dari 31 Fabi'i ala irobikumah dikatiban di surat ar-Rahman. Semoga Allah sampaikan usia kita untuk bisa memahami, mengkaji, dan mengamalkannya. Amin ya rabbal alamin.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.