Transcript for:
Peralatan Dasar Laboratorium Kimia

Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan mengenai peralatan dasar yang ada di laboratorium kimia. Peralatan ini Akan digunakan baik untuk mata pelajaran teknik dasar pekerjaan laboratorium maupun analisa kimia dasar. Alat-alat yang akan saya jelaskan ini terdiri dari peralatan gelas maupun non-gelas. Baik, akan saya lanjutkan. Untuk alat-alat dasar di laboratorium ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu alat gelas maupun non-gelas, seperti yang tertampil di hadapan saya saat ini. Bagi alat gelas sendiri, ada dua pembagian lagi, yaitu alat gelas pengukuran dan alat gelas penampung ukuran Meskipun tidak semuanya tertampil di hadapan saya saat ini, tetapi yang ada di sini adalah yang umum digunakan pada saat praktikum di laboratorium ginian Terima kasih Langsung saja akan saya jelaskan mengenai alat gelas non-pengukuran yang pertama, yaitu adalah Erlenmeyer. Erlenmeyer ini berfungsi sebagai alat untuk digunakan dalam proses titrasi. Gunanya adalah sebagai tempat untuk mencampur dua bahan dunia. Cara untuk menggunakan alat gelas Erlenmeyer ini adalah apabila kita mengaksumsikan ini adalah zat yang diriasikan, setelah kita tambahkan atau masukkan ke dalam Erlenmeyer-nya, kemudian cara menggunakannya adalah dengan menggocok seperti ini. Alat gelas yang kedua yaitu adalah beker gelas. Pada peralatan dasar di laboratorium kimia, beker gelas yang akan diberikan kepada siswa pada saat praktikum ada dua ukuran. Yang pertama yaitu dengan kapasitas 250 ml, yang kedua dengan kapasitas 150 ml. Pada alat beker gelas ini meskipun terdapat skala di bagian depannya, tetapi alat ini bukan untuk mengukur, melainkan fungsinya adalah sebagai tempat untuk menampung reagen saja. Seperti bisa Anda lihat, pada bagian atas beker gelas ini terdapat mulut atau... Bagian mulut ini dapat digunakan untuk menuangkan ke tempat yang lain tanpa bantuan corong kacang. Alat berikutnya yaitu adalah corong kaca. Corong kaca ini berfungsi untuk memindahkan larutan dari wadah yang bermulut besar menuju ke wadah yang bermulut lebih kecil. Sebagai contoh, di sini saya akan menggunakan gelas ukur yang mempunyai permukaan cukup kecil, yang mana akan saya tuangkan larutan dari elmeyer ini. Maka kita tidak dapat melakukannya secara langsung, tetapi harus menggunakan bantuan corong kaca. Contohnya seperti ini. Harus kita angkat sedikit corong kacanya. Agar larutan dapat tertuang dengan sempurna. Alat berikutnya yaitu adalah pipet tetes. Pipet tetes ini berfungsi untuk memindahkan larutan dalam jumlah kecil atau jumlah tetes per tetes. Cara untuk menggunakan pipet tetes ini yaitu dengan cara kita dapat menginggam batang dari IPT-TES ini dengan 3 jari. Kemudian jari telunjuk dan ibu jari bisa untuk mencet atau mengoperasikan karet merahnya. Teknis atau cara untuk menggunakan pipet tetes ini yaitu adalah dengan cara kita pegang bagian batang dari pipet tetes ini dengan ketiga jari, kemudian dua jari untuk mengoperasikan atau memecat bagian karet merahnya. Caranya adalah kita pencet terlebih dahulu karet merah ini sebelum dimasukkan ke dalam larutan. Kemudian posisikan tegak lurus ke dalam beker atau larutan yang mau kita ambil. Pastikan ini mendekati bagian dasar beker. Lalu setelah itu Anda lepaskan bagian karet merahnya. Maka secara otomatis larutan akan terpipet masuk ke dalam ratang pipetnya. Setelah itu, Anda bisa pindahkan menuju ke wadah atau tempat yang akan diteteskan. Demikian cara penggunaan pipet tetes. Berikut ini adalah kaca arloji dan juga batang pengaduk. Untuk kaca arloji ini, Merupakan alat yang digunakan untuk membantu proses penimbangan. Jadi ini adalah alat kaca yang biasanya dijadikan sebagai wadah untuk menimbang bahan berupa padat maupun pasta pada keperluan penimbangan non-analitis. Sedangkan batang pengaduk ini digunakan untuk membantu memudahkan proses penimbangan. Pelarutan Z Cara untuk menggunakan batang pengadu ini adalah Sebagai berikut ini Kita pindahkan terlebih dahulu bahan yang akan kita aduk Ke dalam wadah beker gelas Setelah semua bahan terpindah Maka langsung kita adukkan Intinya, pada saat proses mengaduk, bunyi yang ditimbulkan harus seminimal mungkin. Kemudian, proses pengadukan dilanjutkan hingga seluruh bahan terlalut dengan sempurna. Bisa dilihat di sini bahannya sudah terlarut dengan semprot. Selain itu, batang pengaduk ini juga dapat berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah yang lain. Caranya adalah sebagai berikut ini. Posisikan batang pengaduknya tegak lurus dengan wadah yang akan. Digunakan sebagai tempat yang baru, kemudian tempelkan mulut dari wadah lama, lalu tuangkan secara perlahan-lahan. Fungsi dari penuangan ini adalah untuk membantu proses pemindahan agar larutan yang dipindahkan tidak terpercik. Demikian fungsi dari batang pengaduk. Jadi, tadi adalah penjelasan mengenai alat gelas non-pengukuran. Berikutnya, kita akan mempelajari mengenai alat gelas pengukuran, seperti yang ada di hadapan saya saat ini. Alat gelas pengukuran yang pertama yaitu adalah gelas ukur. Pada saat praktikum nanti, siswa akan mendapatkan dua jenis gelas ukur. Yang pertama dengan kapasitas 100 ml dan yang kedua dengan kapasitas 25 ml. Fungsi dari gelas ukur ini adalah untuk mengukur larutan dengan ketelitian sedang. Jadi bukan dimaksudkan untuk pengukuran dengan ketelitian yang tinggi. Namun demikian, gelas ukur ini lebih presisi untuk mengambil larutan dibandingkan beker gelas tadi, karena beker gelas ini bukan merupakan alat gelas pengukuran. Seperti bisa Anda lihat, pada gelas ukur ini bagian atasnya dilengkapi dengan ujung bibir tuang, sehingga memudahkan ketika menuang larutan ke dalam wadah yang lain. Berikut ini akan saya praktekkan bagaimana cara untuk menggunakan gelas ukur. Yang pertama, yaitu Anda harus pastikan posisi skala pada gelas ukur menghadap ke badan praktikan. Kemudian langkah yang kedua, kita masukkan larutan yang akan kita ukur volumenya ke dalam gelas ukur ini, tentunya dengan menggunakan bantu. dengan corong kaca. Langkah selanjutnya, untuk mengukur berapa volumenya, kita tidak boleh mengangkatnya ataupun memindahkan posisinya. Melainkan, kita harus menyetarakan atau mensejajarkan pandangan mata kita dengan posisi ketinggian parutan. Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa volume dari larutan ini yaitu sebesar 7 ml. Sebagai bukti dapat dilihat. Alat pengukuran gelas yang berikutnya yaitu adalah pipet volume. Pipet volume ini mempunyai nama lain yaitu adalah pipet gondok karena pada bagian tengah dari pipet ini mengelubung. Pipet volume yang saya... yang saya pegang saat ini adalah pipet kolom dengan kapasitas 10 ml alat ini merupakan alat pengukuran yang memerlukan keterlian yang sangat tinggi sehingga apabila disini tertera 10 ml maka volume yang didapatkan dari hasil alat ukur ini betul-betul tepat 10 ml artinya apa? keterlitiannya jauh lebih tinggi daripada gelas ukur yang tadi digunakan Untuk menggunakan alat ini kita tidak bisa menggunakannya secara langsung, melainkan membutuhkan yang namanya alat bantu. Nah alat bantunya disebut dengan ball filler atau pipet ball. Cara untuk menggunakannya adalah pasangkan pipet ball ini di bagian ujung pipet volume. Kemudian, kempeskanlah pipet bowl ini dengan menekan tombol A, sehingga posisinya kepes seperti ini. Nah, ini adalah posisi di mana pipet ini siap untuk digunakan. Teknis untuk menggunakannya adalah, Misalkan kita akan memindahkan larutan yang ada di bucket glass ini menuju ke elemeyer, maka pastikan posisi pipetnya sudah terhubung dengan filler, kemudian letakkan pipet. Pet ini tepat di bagian dasar dari wadah larutan, sehingga tujuannya nanti supaya tidak ada udara atau gelombang udara yang menghalangi. Setelah posisinya sudah pas, maka bisa dibantu menggunakan dua tangan dan kita tekan tombol S. Nanti secara otomatis larutannya akan berpindah ke dalam pipetnya. Kemudian setelah larutan kita ambil, bisa Anda lihat di sini, ternyata larutan yang saya ambil melebihi dari skala yang ditentukan. Maka kita harus menekan tombol E untuk mengeluarkan larutannya. Untuk melihat larutannya sudah sesuai atau belum dengan skala yang diinginkan, cara untuk melihatnya sama dengan gelas ukur tadi, yaitu kita harus melihatnya setara atau sejajar dengan pandangan mata. Nah, untuk larutan ini apabila dilihat sejajar pandangan mata, maka sudah setara sesuai dengan batasnya. Lalu apabila sudah sesuai, maka kita langsung pindahkan ke dalam wadah kedua yang akan digunakan sebagai tempat penampungan dan tinggal tekan tombol E. Pastikan semua larutan sudah habis atau terpindah. Bisa kalian lihat di sini pada ujung bagian pipet ini masih terdapat sedikit larutan. Ini tidak perlu kita bagian pindahkan seutuhnya karena memang posisi 10 ml itu tanpa termasuk larutan yang ada di ujung ini. Jadi standarnya kecuali larutan ini. Demikian cara untuk menggunakan pipet volume. Alat berikutnya ini disebut dengan buret. Fungsi dari buret diantaranya adalah untuk mengukur volume larutan dengan ketelitian yang tinggi. Khususnya pada saat... saat proses titrasi. Buret ini umumnya dipasang dengan bantuan klem dan penjepit. Pada buret ini terdapat beberapa bagian, yaitu yang pertama adalah batang dari buret itu sendiri, yang kedua yaitu adalah kerannya. Cara untuk memasangkan keran ini, yang pertama keran ini harus kita oleskan vaselin terlebih dahulu. Fungsinya adalah agar pada saat digunakan, Keran ini dapat berputar secara lancar. Mengoleskan paslin tidak cukup sedikit saja. Anda oleskan di bagian permukaan keran-nya secara merata. Kemudian keran ini dimasukkan ke dalam bagian dari bawah guret. Ini yang terpenting ya, kebanyakan siswa keliru ketika memasangkan bagian karet penutupnya. Jadi yang pertama adalah kita pasangkan terlebih dahulu bagian ujungnya menghadap ke depan. Setelah ujungnya terpasang, yang kedua yaitu adalah karetnya di bagian tengah, lalu terakhir adalah penutupnya. Maka buretnya sudah siap untuk digunakan. Pastikan posisi buretnya adalah, posisi kerannya adalah horizontal. Selanjutnya, teknis atau cara menggunakan buret ini ketika titrasi, kita memerlukan bantuan yang namanya statif serta penjepit. Nah, di sini sudah saya rangkai statif dan penjepitnya. Kemudian, buret yang sudah kita siapkan tadi, kita jepitkan di bagian penjepit ini. Dengan posisi skala menghadap ke arah kita. Setelah gudatnya tersepit dengan baik, maka kita akan isikan larutan ke dalam gudat ini dengan menggunakan bantuan carong belakang. Kemudian setelah larutan terisikan ke dalam buret ini, saya akan mensimulasikan cara untuk menggunakan buret ini, yaitu dengan bantuan alat alimeyar. Alimeyar kita posisikan berada di bawah. seperti ini, kemudian kerannya dibuka dan pastikan lalutan yang keluar posisinya adalah tetes per tetes. Selanjutnya saya akan mensimulasikan bagaimana. bagaimana cara untuk menggunakan alat buret ini yaitu adalah dengan menggunakan bengkuam Erlenmeyer seperti yang sudah dijelaskan pada awal video tadi. Erlenmeyer kita letakkan pada bagian bawah buret dengan posisi skala menghadap ke badan kita kemudian Kerannya kita buka dengan menggunakan tangan sebelah kiri dengan posisi melingkar seperti ini. Kita atur lajunya hingga cairan yang keluar dalam jumlah yang kecil atau tetes per tetes seperti yang bisa dilihat berikut ini. Selanjutnya tangan kanan akan memegang bagian elimeyer serta melakukan pengadukan secara perlahan-lahan. berikut ini demikian untuk cara penggunaan goret mengenai proses titrasi akan dibahas lebih mendetail pada video yang tercantum di link berikut ini yang terakhir yaitu adalah alat non-belas Kedua alat berikut ini merupakan alat porselen yang berada pada peralatan dasar di laboratorium kimia dan sering sekali digunakan pada saat praktikum. Yang pertama ada pelan. dan yang kedua ada cawan manual akan saya jelaskan satu persatu yang pertama yaitu adalah platetes platetes ini biasanya digunakan untuk pengujian dalam jumlah kecil misalnya untuk menguji pH cara untuk menggunakan platetes ini adalah Akan saya contohkan, di sini ada larutan yang bersifat basah. Kita teteskan ke dalam sebuah plat tetes. Kemudian kita akan uji dengan menggunakan bantuan indikator universal. Indikator universal ini adalah sebuah alat untuk mengecek pH dari suatu bahan. Cara untuk mengambil indikator universal tidak boleh disentuh secara langsung ya, tetapi harus menggunakan bantuan pincet. Kita ambil sedikit saja, kemudian dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat basah lagi. Bisa diperhatikan ya, tadi warnanya kuning, setelah dimasukkan ke dalam lampu basah, akan berubah warna menjadi warna tertentu. Nah, untuk mengetahui berapa pH-nya, kita gunakan bantuan indikator universalnya. Nah, bisa dilihat warna yang sesuai dengan. Indikator universal ini, di sini skalanya 10, artinya larutan yang saya teteskan tadi adalah larutan yang bersifat basah dengan pH sama dengan 10. Contoh yang kedua, saya mempunyai larutan yang bersifat basah dengan pH sama dengan 10. larutan yang kedua disini akan kita cek pingganya caranya adalah kita teteskan larutan ini pada plat tetes di bagian yang masih kosong kemudian sama seperti tadi akan saya tambahkan indikator universal disini bisa diamati sebelum ditambahkan berwarna kuning setelah ditambahkan Maka indikator ini akan berubah warna. Ketika mengalami perubahan warna, kita akan paskan posisi warnanya di sini hampir sama dengan skala yang berwarna 6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan yang kedua yang saya teteskan ini bersifat asam dengan pH sebesar 6. Begitulah cara menggunakan alat platetes. Plat non-glas selanjutnya yaitu adalah cawan penguap. Cawan ini umumnya digunakan untuk proses penguapan ataupun proses pembakaran. cawan ini biasanya memerlukan bantuan alat pemanas berupa lampu spiritus ataupun alat oven. Mengapa pada saat penguapan memerlukan bantuan cawan ini? Karena alat ini merupakan alat yang terbuat dari bahan porselen, di mana tahan terhadap suhu yang sangat tinggi, sehingga dapat digunakan untuk proses pemanasan secara langsung. Demikian pembahasan mengenai alat non-glas. Jadi tadi Anda sudah mempelajari ya mengenai peralatan dasar yang sering digunakan di laboratorium kimia. Semoga dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi Anda. Terima kasih atas perhatiannya.