selamat pagi semuanya meskinya bajunya yang rapi-rapi gitu ya karena mau disuting ya Semua yang bekas murid saya tunjuk jari, yang belum pernah jadi murid saya. Kalau kemarin saya berbicara masalah mekanika teknik, saya sekarang mencoba untuk bicara masalah beton bertulang. Kita tahu bahwa beton bertulang merupakan bahan material struktur yang banyak digunakan di Indonesia. Selain materialnya mudah didapat dan juga pembuatannya. Relatif mudah, tetapi kita juga harus berhati-hati walaupun materialnya itu tersebar di Indonesia, tidak setiap daerah mempunyai material penyusun beton yang baik.
Kemudian cara membuatnya pun juga material beton tersebut tidak saja Mudah begitu saja, harus ada takaran-takaran, harus ada aturan-aturannya sehingga kita bisa mendapatkan material beton yang berkualitas cukup tinggi. Pada kesempatan ini saya ingin berbagi pengetahuan, berbagi pengalaman mengenai peraturan beton yang berlaku di Indonesia. Kita mulai dengan... Permulaan Indonesia mempunyai peraturan beton, standarisasi beton, yaitu pada tahun 1970 ke bawah, itu belum ada peraturan beton yang ada di Indonesia. Kemudian, Peraturan yang ada di Indonesia dimulai pada tahun 1971 yang dinamakan Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
Kemudian peraturan yang baru itu peraturan SNI 2847 tahun 2002. Saya kira semua sudah pernah. membaca dan mempunyai. Nah, kemudian yang paling baru, terbaru adalah peraturan beton dengan nomor SNI 2847 tahun 2013. Baru 2 minggu yang lalu atau 3 minggu yang lalu kami mendapatkan email dari Badan Standarisasi Nasional bahwa peraturan ini sudah mulai. Diberlakukan Tetapi Kita fahami bersama Siapa yang dari Kalimantan Ada yang dari Kalimantan Ada yang dari Papua Papua Aceh Ada yang dari Aceh Ternyata di daerah-daerah di luar Jawa, terutama Aceh, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, kemudian Maluku, Nusa Tenggara, sampai dengan Papua, khususnya Indonesia Timur.
yang masih berlaku adalah peraturan yang masih digunakan mereka adalah peraturan beton bertulang tahun 1971 Anda beruntung bisa kuliah di IPS, Anda beruntung bisa kuliah di Pulau Jawa sehingga bisa mengikuti peraturan yang terbaru tetapi saudara-saudara kita di luar pulau Jawa masih mengenal PBI atau peraturan beton bertulang Indonesia tahun 1971 Hai eh saya lanjutkan disini saya akan menceritakan perbedaan-perbedaannya antara PBI 71 Dan SNI yang kita buat kita gunakan sekarang. Anda belum tahu, Anda belum lahir mungkin ya. Saat dibuatnya peraturan betul-betulang 1971. Suatu capaian yang...
Luar biasa bagi bangsa Indonesia. Kita tahu siapa yang sudah mengenal nama Profesor Ruseno? Ruseno? Tidak ada.
Bapak Beton Bertulang Indonesia, itu Profesor Ruseno. Siapa yang sudah kenal dengan Profesor Wiratman? Belum, Profesor Wiratman adalah orang yang melakukan studi pertama kali untuk jembatan Selat Sunda Masih hidup sekarang, kalau Profesor Huseno sudah meninggal Nah, itu yang membuat, yang menyusun PBI 71, luar biasa Tetapi PBI 71 yang sudah begitu lengkap Itu diadopt dari peraturan CIB, dari peraturan Eropa, peraturan Perancis, terutama peraturan Perancis. Nah, itu CIB. Sedangkan SNI, kita mencoba lagi memperbarui tahun 1989, kalau nggak salah mulai tahun 1985 baru muncul draftnya ke 1989. Maaf, tidak 1989, 1998. Sehingga orang mengenal PBI-1989.
98, PBI 98. Tetapi SNI ini diadopt dari ACA. Kalau yang PBI 71 itu diadopt dari Eropa, sekarang SNI mengadopsi Dari Amerika, ACI. Nah, ACI yang diadopt itu tahun 1983 yang pertama kali.
1983. Yang dikenal dengan SNI 2847-1991. Nah, kalau 1991 saja, kita sudah terpaut berapa? Dengan 1983. Berapa tahun?
8 tahun 8 tahun di SNI 1991 tidak selengkap PBI Bayangkan PBI tahun 1971 sudah lengkap Mulai dari materialnya Mulai dari pelaksanaan Mulai dari pengawasan sampai dengan ketentuan elemen struktur, sampai ketentuan gempanya, semuanya ada. Di SNI yang terbaru 1991 untuk pembuatan material betonnya ketinggalan, belum ada, belum lengkap. yang ada hanya untuk elemen struktur. Untuk perhitungan gempanya juga masih belum disupport, didukung dengan peraturan gempa yang baru, masih menggunakan peraturan gempa yang lama.
Disempurnakan lagi dengan SNI 2847 tahun 2002. Tetapi 2002 masih mengadopsi SCE tahun 1995. Terpautnya masih berapa tahun? 7 tahun, 7 tahun kita ketinggalan. ACA bergerak terus, tahun 2008 mempunyai ACA yang terbaru.
Indonesia masih menggunakan tahun 2002. 2011 diperbarui lagi Indonesia masih menggunakan 2002 ECE diperbarui lagi tahun 2014 Indonesia sebelum bulan yang lalu masih menggunakan 2002 Makanya kemudian 3 minggu yang lalu Mendapatkan soft copy mengenai SNI 2847 tahun 2013 Saya akan, ini tadi sudah ada isinya Saya akan langsung ke 2847 2013 Kita lihat disini bersama Mohon maaf ya, saya ini tidak... Baik, kita ulangi untuk SNI 2847-2013. SNI 2847-2013 ini merupakan penyempurnaan dari SNI 2002. Namanya kalau yang 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Nah sekarang SNI 2847 2013, Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Ini diadopsi dari ACA 2011. Padahal kita tahu ACA sekarang 2014. Kita ketinggalan dari ACA berapa?
3 tahun, tidak apa-apa lah kita memperkecil gap nya barangnya seperti apa? S&I, sudah punya semua ya? sudah copy?
yang baru? belum? kalau belum saya mempunyai soft copy nya silahkan nanti siapa yang mau punya soft copy yang terbaru bisa mendapatkan nah Di sini, di SNI 2013, lebih komprehensif SNI-nya, lebih komprehensif ya. Artinya apa? Di dalam SNI 2847 2013, sudah ada mulai dari persyaratan material penyusun beton.
Persyaratan material penyusun beton apa? Satu, agregat. kasar apa?
kerikil, pasir, kemudian semen dan air masing-masing mempunyai tingkat variabilitas yang tinggi betul? betul di Papua membuat beton dengan di Jawa standar deviasinya Bidang, itu juga sudah diatur di SNI 2013. Bagaimana cara membuat beton yang lebih baik? Satu, materialnya sudah diatur. Kemudian pelaksanaan di lapangan, sudah ada aturannya, dimuat di dalam SNI 2847-2013. Kemudian persyaratan mengenai penulangan, persyaratan untuk elemen struktur, elemen struktur beton bertulang, sudah mengambil semuanya?
Belum. Nanti Anda akan mendapatkan dengan menggunakan peraturan yang terbaru Kemudian ada persyaratan setelah elemen struktur, struktur secara keseluruhan Setelah struktur secara keseluruhan, ada juga peraturan mengenai persyaratan ketahanan bangunan gempanya Beton, peracetak yang dulunya belum ada sekarang sudah ada Peraturannya dibuat unified untuk beton pracetak maupun beton peratekan. Itu bedanya, jadi kita sudah mempunyai peraturan yang lebih lengkap.
Nah kalau kita lihat babaknya dari 2002 SNI 2847. Mulai dari material, kualitas pencampuran beton, cetakan, sampai dengan beton ringan. Nanti ada materi khusus mengenai bagaimana mendapatkan atau membuat beton yang berkualitas baik. Kekakuan efektif, lentur keaksial, perbesaran momen, itu juga sudah diatur.
Sampai ini untuk elemen struktur. Mulai geser puntir, fondasi telapak, beton peracetak, beton perategang, ada struktur tahan gempa. Struktur tahan gempa, di bab 21 Anda sudah harus menyesuaikan dengan peraturan gempa yang terbaru.
SNI-nya berapa? SNI yang 2000? Ini di struktur tahan kemah di bab 21 sudah harus menyesuaikan dengan SNI 2012. Baik, kalau dulu belum mengatur masalah beton pracetak, Anda sudah tahu kan beton pracetak?
Belum, beton peraceta itu beton yang tidak dicor setempat, dicornya bisa di pabrik, dicornya bisa di site, tetapi dicor dulu dibentuk menjadi elemen struktural, kemudian baru dibawa ke lokasi tempat strukturnya, kemudian dipasang, disambung satu dengan yang lain. Anda suka bermain lego? Nah lego itu salah satu. Komponen pracetak digabung-gabungkan gitu. Nah itu ada juga di sini.
Sudah diatur di 2013. Yang di 2002 kita belum mempunyai peraturan khusus untuk beton pracetak padahal kita sudah banyaknya. Gedung yang sudah menggunakan elemen struktur beton pracetak. Tetapi selama ini kita belum mempunyai aturan baku. mengenai beton perakita sekarang sudah ada nah anda lebih bisa menggunakan peraturan tersebut nih saya akan memberikan contoh perbedaan pasal demi pasal antara PBI 71 dengan yang contohnya dengan yang di SCE atau SNI SNI nya saya belum mengambil di SNI 2013 tetapi saya baca perbedaan khusus untuk ini hanya saya hanya mengutip memberikan contoh hanya saya ulangi saya hanya memberikan contoh mengenai masalah evaluasi kualitas beton antara SNI 2847 2002 dengan 2847 2013 yang perbedaannya nanti kita sama-sama melihat di sana Terutama benda uji, benda ujinya kalau di SNI sebelumnya itu PBI 71 menggunakan benda uji apa?
Kubus, boleh, kubus. Tapi di SCE yang terbaru dan SNI yang terbaru 2002, mulai 2002 sampai 2002 sudah tidak menyebut kubus. Anda praktikkan bikin kubus atau bikin silinder? Silinder. Bagus, berarti Anda sudah mengikuti peraturan yang baru.
Kemudian, di 2013, di 2013, saya... Sudah disebutkan, boleh menggunakan silinder ukurannya diameter 10, tingginya 20. Kalau di SNI 2002, hanya silinder diameter 15, ketinggian 30. Sekarang boleh membuat benda uji diameter 10, tingginya 20. Paham? Itu.
Tapi kita lihat. Masing-masing, contohnya saya akan memberikan contoh frekuensi, jumlah benda uji. Kalau kita benda uji PBI 71, Anda boleh menggunakan kubus jumlahnya 20. Kalau SNI 2847 benda ujinya selalu apa? Si linder. Jumlahnya berapa untuk dievaluasi?
Untuk mendapatkan gaussian normal berapa? Anda bikin praktikum? Minimum berapa? 30 untuk mendapatkan gaussian yang normal bagus, minimum 30 tetapi bisa kurang dari 30 tetapi ada faktor koreksi.
Kemudian ini frekuensi pengambilan benda ujinya pun juga berbeda dengan PBI 71. Jadi anda nanti kalau misalkan lulus, kalau anda lulus. Dari ITS, Anda ditugaskan di Sulawesi Utara, di Palu, di Menado, atau di Papua, Merauke, atau yang paling dekat dengan di sini, Balikpapan. Ayo, yang kedua, Balikpapan.
Anda pasti menghadapi pembuatan perencanaan atau pembuatan beton dengan standar... mereka masih menggunakan standar PBI 71. Jangan heran, jangan heran. Anda jangan mentang-mentang, saya lulusan ITS, saya tidak mau menggunakan PBI 71. Tapi kenyataannya di lapangan masih... Menggunakan PBI 71, Anda harus memberitahu dengan pelan-pelan, diajari gitu. Sekarang sudah PBI 71 ini ditinggalkan.
Sekarang menggunakan SNI yang terbaru. Tetapi saya ingatkan Anda kan mahasiswa, Anda harus tahu bagaimana mengevaluasi kalau misalkan mereka sudah terlanjur membuat standar dengan PBI 71. Nanti dikonversikan ke SNI Yang dulunya kubus dikonversikan ke silinder Bang, itu pembuatan benda uji Contohnya Kemudian ini saya ingatkan Pada umumnya pengambilan sampel dan pembuatan benda uji di lapangan Masih mengikuti PBI Ini di lapangan, kenyataan yang ada di lapangan Dari Sabang sampai Merauke Jumlah benda uji sedikit dibuat dan dianalisa Masih sangat sedikit Anda harus bisa membenarkan Dalam SCNI masih terdapat ketidak konsistenan Karena ada persyaratan pasangan benda uji Kadang-kadang kalau membuat benda uji di lapangan mereka hanya ngambil dari satu batch begitu ngambilnya hanya satu benda uji. Nggak boleh.
Sekarang harus mengambilnya berpasangan. Kalau PBI 71 boleh. Satu batch, satu sampel, satu kubus. PBI 71. Anda manusia modern ya kan?
Sekarang. Harus dengan silinder. Berapa? Harus minimal berpasangan dua. Paham?
Ini. Kemudian, ini perencanaan campuran adukan beton. Evaluasinya, penerimaannya, Anda harus menggunakan sekarang SNI yang terbaru.
2013 dengan 2002 persyaratannya sama. Bedanya tadi bahwa di 2013 Anda boleh menggunakan silinder diameter 10 tingginya 20. Yang lainnya masih sama dengan SMI yang tahun 2002. Oke, itu saja perbedaannya. Baik, saya mengingatkan bahwa di SMI Itu mengambil benda ujinya harus berpasangan.
Kemudian istilah kekuatan beton. Kalau di PBI 71 nanti Anda di lapangan, Anda diterjunkan ke berau. Berau, tahu berau? Sudah pernah ke berau? Belum.
Raja 4? Belum. Ya, nanti ke Raja 4. Di Raja 4 nanti mungkin masih menggunakan apa?
PBI 71, pasti Anda, Pak ini betonnya butuh beton karakteristik istilahnya. Apa? Beton karakteristiknya, kalau sudah SNI istilahnya bukan tegangan tekan karakteristik, istilahnya tegangan kuat tekan hancur beton ya.
Kalau PBI 71 notasinya apa? Sigma BK. Ingat, Sigma BK, nanti kalau Anda ke Raja IV, ke Berau, ke Batam, ke Aceh begitu, mereka masih menggunakan istilah Pak membuat beton K250, K300. Itu artinya tegangan karakteristik beton.
Berarti mereka masih menggunakan PBI 71. Kemudian, kalau dengan SNI Anda menggunakan apa? FC'ya FC'notasinya FC'kuat tekan beton tegangan tekan hancur beton FC'itu lain dengan tegangan karakteristik beton ya itu ada konversinya Anda harus tahu kemudian ada pertanyaan, kalau menguji beton itu Anda menguji Di umur berapa? 3 hari?
7 hari? 14 hari? 21, kalau di PBI 71 itu ada konversinya 3 hari, 7 hari, 14 hari, 28 hari. Tetapi di SNI kalau kita mengevaluasi harus ke 28 hari.
Anda boleh nguji yang usia 3 hari, 7 hari, tetapi itu hanya untuk memprediksi. Tetapi untuk yang diterima adalah selalu yang kekuatan beton usia 28 hari. Pertanyaannya, Pak apakah di SNI itu ada konversi dari 3 hari, 7 hari, 14 hari ke 28? Cari, Anda pernah baca? Di SNI ada nggak?
Tidak. Yang menyebutkan itu, di PBI lengkap. Jadi ini suatu capaian yang luar biasa di tahun 1971. Di SNI pokoknya tegangan kuat tekan betonnya pada usia 28 hari.
Yang 3 hari boleh dilakukan tetapi hanya untuk memprediksi. Evaluasi penerimaan mutubeton, nah perbedaan lagi, tolong dikasih tahu kepada saudara-saudara kita, terutama yang masih menggunakan PBI 71. Di PBI 71 itu persyaratannya, ini ada empat, tidak boleh lebih dari satu benda uji dari 20 nilai pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi kurang dari tegangan karakteristiknya. Target tegangan karakteristiknya ada 4 1, 2, 3, 4 Tetapi di SNI lebih simple Lebih simple SNI Di SNI lebih simple Hanya ada 2 syarat Untuk target penerimaan kualitas betul Satu Tidak ada nilai hasil pengujian dengan beton, inti kurang, misalkan ini ya Kalau memunis ini, apa, maaf, untuk penerimaan mutu beton itu ini yang tidak memunis, tindakan evaluasi Nah, saya ulangi, terlalu cepat saya Tadi untuk syarat penerimaan beton di PBI ada 4 syarat Untuk SNI hanya 2 syarat Rata-rata dari 3 nilai kuat tekan beda uji yang berurutan tidak boleh ada yang kurang dari FC Prime Target rencana kuat tekan beton Kemudian rata-rata dari 2 nilai kuat tekan uji yang berturutan tidak boleh kurang dari Selisihnya 3,5 MPa, tidak boleh kurang selisihnya.
Makanya itu, hanya ada 2. Kemudian, Anda punya benda uji yang dirawat di laboratorium dan ada benda uji yang dirawat di lapangan. Ada perbedaan ya, kalau di lapangan Anda masih diperbolehkan, mempunyai kelunggaran, yaitu bahwa ketentuan mutu beton dari benda uji yang dirawat di lapangan. Tidak boleh kurang dari 85% kuat tekan mutu beton yang dirawat di laboratorium. Jadi, kalau Anda mempunyai benda uji mengambil di lapangan, kemudian dirawat di lapangan, tidak di laboratorium, Anda mempunyai kelunggaran berapa?
15%. Selama kekuatan tekan betonnya, 85% dari kuat tekan beton rencana masih bisa diterima. Anda sudah?
mendapatkan ini sudah ya udah berarti kamu nah kemudian ini tindakan beton jika tidak memenuhi syarat saya langsung saja kita paham bahwa beton yang di laboratorium pada saat kita mix design trial mix percobaan di laboratorium akan berbeda dengan kenyataan pengecoran di lapangan nah faktornya macam-macam faktor karena cuaca Faktor karena temperatur, faktor karena pengerjaan, faktor manusia, kemudian faktor masalah jarak jangkauannya, kemudian faktor kesulitan pada saat pengecoran. Sehingga mutu beton yang kita peroleh, mutu beton yang kita dapatkan di lapang. kadang-kadang di bawah standar tadi. Nah, kalau sudah di bawah standar, di bawah berapa tadi?
Kita di lapangan boleh mendapatkan 85 persen kan? Kalau diragukan, diragukan kualitas beton, caranya ya, diragukan, saya ulangi lagi, diragukan kualitas betonnya di bawah 85 persen dari kuat tekan rencana, Maka harus dilakukan coring. Nah, coring di, Anda tahu? Coring itu apa? Cordril.
Coring. Bendanya, mesin coringnya ada? Lihat?
Benda ujinya mungkin Pak Muji bawa. Nah, ini. Beton yang sudah jadi, kalau diragukan, kalau diragukan kualitas betonnya maka dibor.
Dibornya, ini jadi bornya. Paham? Ini contoh boring.
Istilahnya di SNI, coring, di cor. Di cor. Jadi bentuknya seperti ini. Nah, coring ini setelah diambil.
Cor, kemudian... Ukurannya koring, ukurannya adalah diameter minimal yang sesuai dengan SNI adalah diameter 100 mili atau 10 cm, ketinggiannya 20 cm. Tetapi kadang-kadang kita sulit mendapatkan ketinggian yang 20 cm, maka harus ada koreksi nantinya. Koreksinya karena ketinggian silinder, itu pertama.
Koreksi karena apa? Karena agregat. Agregatnya kalau melebih 30% dari diameter, maka harus ada koreksi juga.
Otomatis kalau agregatnya ini melebih sepertiga dari diameter, sudah betonnya akan kualitasnya rendah. Kuat tekan betonnya rendah. Kemudian koreksi lagi.
Pada saat coring, kita kadang-kadang tidak bisa menghindari tulangan. Tulangannya ikut juga, kalau tulangannya ikut juga itu harus ada koreksi nanti. Ya, Anda sudah diajarkan? Belum ya? Nanti kalau Anda terjun di lapangan Anda pasti berputar dengan beton yang tidak diterima, diragukan kualitasnya.
Anda harus melakukan pengujian. Salah satu, salah satu. Metode untuk mengetahui kekuatan beton yang ada di lapangan adalah dengan cara core drill, core ring. Core ring, ini contohnya, benda ujinya.
Paham ya? Untung, terima kasih Pak Muji, telah membawa contoh core ring ini. Nah, kemudian, kalau ini pengujian beton inti core ring tadi, Setelah di core, tidak masuk lagi. Masih tidak masuk lagi.
Anda pun kadang-kadang nanti akan bekerja sebagai suppliernya. Anda mempunyai perusahaan ready mix. Bisa disalahkan perusahaan ready mixnya. Anda bisa protes, pak kualitas saya di laboratorium cukup, tapi kok ini hasil core drillnya jelek.
Anda bisa minta... Uji beban, pengujian langsung di lapangan. Selain sebagai yang mempunyai atau pensuplai betonnya, atau yang mempunyai ready mix, Anda jadi apa? Kontraktor.
Kontraktor disalahkan kan? Membuat beton tidak betul. Anda kuliah di mana?
Tanya. Anda betul mahasiswa sipil? Khususan dari mana?
Kok bikin beton tidak bagus? Anda protes. Saya mahasiswa sipil dari suatu perguruan tinggi terkenal, Wak. Mestinya kualitas betonnya bisa diterima. Tolong kalau hasil kornya tidak masuk, maka boleh dilakukan uji beban.
Selain sebagai kontraktor, Anda sebagai apa? perencana atau yang mempunyai proyek tersebut Anda kalau meragukan dari hasil coring tersebut tidak masuk maka bisa dilakukan uji beban nah ini yang perlu saya sampaikan sebagai contoh perbedaan antara SNI SMI terutama yang 2013 dimana perbedaannya tadi dengan 2002 dan yang lebih jauh lagi dengan PBI 71. Anda jangan heran kalau nanti terjun ke lapangan bahwa Saudara-saudara kita, insinyur kita yang di luar Pulau Jawa terutama itu masih menggunakan PBI 71. Jangan heran. Kemudian karena SNI 2847-2013 baru di apa? Dibagikan dalam bulan ini dan belum ada sosialisasinya, Anda termasuk mahasiswa yang beruntung pertama kali memperoleh informasi bahwa ada Baik, saya kira demikian penjelasan saya tentang perbedaan peraturan mulai dari tahun 1971. contohnya tadi ya, sampai perjalanan peraturan ke SNI tahun 2013. Nah sekarang tinggal kita menantikan satu, sosialisasi. Yang kedua, aplikasi di lapangan.
Yang ketiga tentunya evaluasi dari peraturan tersebut. Karena sudah ada peraturan yang lebih maju lagi. Yaitu peraturan yang terbaru 2014 Baik, ada yang bertanya sampai dengan sekarang Ada pertanyaan? Jelas? Baik, saya kira demikian urean saya Mengenai perkulian peraturan tentang beton bertulang di Indonesia sejak awal sampai dengan tahun 2013 penjelasannya seperti itu dan semoga bermanfaat bagi anda semuanya yang akan terjun ke lapangan sekian kuliah saya dan nanti akan dilanjutkan dengan kuliah berikutnya dari Pak Muji sekian terima kasih oke selamat pagi semuanya di kuliah Seperti biasa, kita akan membahas mengenai masalah beton, di mana saya akan menjelaskan apa itu beton, dan bagaimana beton itu dibuat, kemudian kenapa kita harus memilih beton, dan kapan kita harus bisa memanfaatkan beton itu untuk bangunan struktur.
Jadi mungkin... Ada yang tahu bahasa Inggrisnya beton? Concrete. Biasa orang menyebut bahasa Inggris beton adalah concrete.
Bahasa Indonesia betonnya apa? Bahasa Indonesia beton itu adalah membatu. Beton itu adalah bahasa Perancis, des beton. Jadi mungkin kita karena sudah terbiasa dan ini dibawa oleh... Ahli-ahli kita zaman kemerdekaan dahulu, dimana mereka disekolahkan di Eropa, di Belanda, di Perancis, dan mereka membawa pulang ilmunya ke Indonesia, mereka memperkenalkan di Indonesia disebut dengan beton.
Beton itu artinya proses membatu. Jadi dimana beton itu pembuatannya adalah dari bahan material yang terpecah-pecah. di kumpulkan dari satu menjadi ketiga.
Kenapa kita harus memilih betul? Kenapa kita kok tiba-tiba terpikir kita harus membuat betul? Jadi sejarahnya beton itu sudah ada sejak zaman dahulu kala, khususnya di daerah Mesir.
Di mana Mesir itu sangat luas sekali sepanjang sungai Aswan itu untuk membuat adanya bahan-bahan untuk masak, yaitu dari lempung. Jadi sebagian besar di sungai yang ada di Mesir yang besar sekali itu, kiri kanannya adalah bahannya lempung, kli. Kemudian sama orang Mesir, kli ini dibakar.
Dadinya kli yang lembut tadi campur air dipadatkan dan dibentuk menjadi suatu yang kita kenal beraba itu untuk alat-alat memasak dibakar tiba-tiba jadi batu. Itulah orang sebetulnya pertama kali mengenal sebagai beton. Cuman dulu bahasanya bukan beton tapi pokoknya proses tanah liat yang dibakar itu adalah menjadi batu.
Itu bermanfaat sekali, karena sangat luasnya lahan di sungai Aswan Mesir itu mengandung kli, maka mereka terus mengembangkan pembuatan alat gerabah tadi, kli tadi itu menjadi bahan-bahan untuk selain masak menjadi tempat-tempat lain, bahkan akhirnya menjadi rumah. Itu berkembang terus setelah hanya kli ditambah batu, kemudian ditambah kapur, sehingga ditambah macam-macam. Itu yang mestinya dipahami. Sehingga dengan pertambahannya ilmu pengetahuan manusia dikembangkan lagi menjadi suatu ilmu pengetahuan yang mudah diaplikasikan, maka dia jadilah beton. Nah, unsur utama beton, mungkin ada yang tahu, nomor satu adalah, sekarang ini zaman modern adalah simen.
Dua adalah pasir. Tiga adalah kerikil, empat adalah air. Bahan ini semuanya dapat diperoleh dengan mudah.
Jadi kenapa berkembang terus ilmu pengetahuan mengenai beton? Alasan utama paling besar, paling mendasar adalah dia murah. Kenapa kita membuat bangunan gedung ini dengan beton?
Karena biayanya murah. Semua tersedia di alam. Semen ini adalah pertama kali orang Mesir, tanah liat begitu dibakar menjadi batu, itu adalah ilmu semen.
Dan semen ini berfungsi sebagai pengikat bahan-bahan agregat atau pengisi filler yang terdiri dari pasir, kerikil, dan air. Jadi saking murahnya, karena murahnya, maka penggunaan beton itu sangat luas sekali di dalam pembangunan infrastruktur. Baik itu gedung, jembatan, dem, dan pelabuhan.
Jadi sangat luas. Kita akan bahas satu persatu, jadi sebetulnya apa itu beton, apa itu proses membantu adalah semua bahan yang kita kumpulkan, kita campurkan menjadi satu yang terdiri dari semen, yang kita kenal sebagai semen potlan, kemudian dicampur agregat halus yaitu pasir, dicampur agregat kasar yaitu krikil, dan air dengan komposisi tertentu. Dan dengan atau tanpa bahan, ini definisi yang ada di SNI 281. Nah, memang kok semudah itu kita bisa mencampurnya menjadi beton.
Jadi prosesnya, awalnya kita hanya mencampur tanah liat dan air, maka akan menjadi bahan yang keras. Tapi sekarang kita ubah menjadi semen ditambah air. Semen ini bahannya yang tanah liatah lagi, tadi, nanti saya akan jelaskan di belakang.
Akhirnya menjadi pasta. Campuran semen dengan air. Air disebut dengan pasta Dan kalau dicampur dengan baik Hasilnya mulus dan kuat sekali Kuat sekali Ya Tapi semen itu Relatif mahal Kemudian dipikirkan bagaimana Kalau saya tambahin pengisi Awalnya diisi Campur antara Air, semen, dan pasir Kalau tadi semen air saja disebut pasta, maka semen air dan pasir disebut sebagai mortal.
Ya, mortal. Dan ini kekuatannya lebih turun daripada pasta. Tapi juga cukup kuat. Nah. Karena kebutuhan akan beton sangat luas, karena memang dia murah sehingga kebutuhan luas.
Maka kalau kita hanya mencampur pasir, semen-semen dengan air, maka ini masih relatif mahal. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka dicampurlah semen, pasir, air tadi ditambah dengan agregat kasar, yaitu batu pecah. Batu pecah. Sehingga akan dicampur menjadi satu kesatuan dan komposisi tertentu, ini menjadi kita kenal sebagai beton.
Yaitu campuran antara semen dengan air, diisi oleh pasir dan kerikil, menjadi sesuatu-satunya kuat dan kokoh dan membatu seperti batu. Ini kita sebut sebagai beton, desbeton, batu. Dan apakah kita mudah membuat beton?
Jawabnya mudah. Apakah setiap orang bisa membuat beton? Siapapun bisa membuat beton. Karena tinggal mencampur semen, air, pasir, kerikil, biarkan begitu saja akan menjadi beton. Tapi pertanyaannya adalah apakah kita bisa membuat beton dengan standar mutu tertentu?
Tidak semua orang bisa. Jadi kalau dicampur pasir, semen, air, kerikil, biarkan saja ya, tinggal seonggok betul. Tapi kalau kita mencampur dengan proporsi tertentu yang baik dan benar, kemudian semuanya dikerjakan dengan baik, maka kita bisa membuat beton dengan mutu tertentu. FC25 itu adalah suatu beton dengan kekuatan 25 MPa. FC35, kekuatan beton dengan mutu beton dengan 35 MPa.
Itu tidak mudah. Tidak semua orang bisa membuat beton FC25. Tidak semua orang bisa membuat beton. dan FC3D karena ini mempunyai rumus tertentu analisa tertentu kontrol kualitas tertentu Nah, ini kesempatan kalian untuk unjuk gigi Mampu membuat beton dengan kualitas yang tertentu, baik dan benar Kalian bisa mempelajari keilmuannya, kalian bisa mempelajari detailnya Sehingga kalau kalian bisa menguasai cara pembuatan beton yang baik dan benar Saya yakin anda akan sangat bermanfaat Anda akan sangat berperan bagaimana membuat beton yang baik Dan ini kalau dibiarkan 25 tahun, 50 tahun, dia tidak akan mengalami penurunan kualitas.
Selama kita bisa membuat beton dengan baik-baik. Ada pertanyaan? Jadi saya sampaikan, membuat beton gampang. Campur saja semen, air, berikil, pasir jadi satu. Campur, selesai.
Semua bisa nyebut itu sebagai beton. Tapi apakah Anda bisa membuat beton dengan FC50? Orang akan mundur teratur, tidak berani. Kayak apa?
Detilnya kayak apa? Berapa komposisinya? Teorinya bagaimana?
Perawatannya bagaimana? Kontrol kualitasnya tidak gampang. Sampai hari ini sudah mulai banyak dikembangkan untuk mencapai FC 100 MPa.
Kalau besi... Kekuatannya FC 240 sampai 400, beton sudah menyusul sampai FC 100. Bahkan dengan metode tertentu, dengan komposisi tertentu, dengan menambah editif, menambah obat-obat tertentu, bisa mencapai 120 MPa. Dan kalau kita compare dengan harga baja, harga besi. Satu kilo beton cuma Rp500, satu kilo besi Rp9.200, Rp500 ke Rp920, Rp9.200 berapa kali? 16 kali, 18 kali.
Tapi mutunya, kita ambil mutu fair saja 35 menuju 400, mutunya cuma perbedaannya 10 kali. Sehingga kalau kita compare lagi, kita perbesar lagi, maka kalau kita membangun suatu struktur bajak, membangun struktur beton, maka kita bisa mendapatkan harga yang murah konsumsi beton. Karena harganya kecil, mutunya bisa dikejar sampai 10 kali.
Sehingga kalau kita compare, maka dia bisa menang setengah kali dari beton. Cuman saya ingatkan lagi, tidak gampang membuat beton dengan mutu tertentu. SC35 saja, kalau kita tidak benar pencampurannya, kalau kita tidak benar komposisinya, kita akan mendapatkan mutu beton yang drop, kurang dari 3. Kira-kira itu penjelasan awalnya. Nah, aplikasinya luar biasa.
Dan ini menjadi satu kegiatan yang cukup bagus di dunia pembangunan, khususnya di Indonesia. Kenapa begitu? Kalau kita ingat di Indonesia ini dikenal sebagai Ring of Fire, betul nggak?
Nah, apa sebetulnya yang terjadi di daerah Ring of Fire? Kita akan dapatkan suatu material yang melimpah, paling utama adalah pasir, kedua kerikil, ketiga silika, dan yang berikutnya adalah kalsium. Semua ini adalah bahan baku utama untuk pembuatan ketol. Jadi kalau kita ini melihat Indonesia mulai dari Aceh ada beberapa pegunungan, turun ke Padang ada gunung, turun ke Jandi ada gunung, menyebrang ke Pulau Jawa mulai...
Gunung Selamat sampai gunung yang ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, sampai ke Merapi, Jawa Timur, sampai Gunung Ijen dan Gunung Rau. Itu semua material utama untuk pemutaran. Ini yang harus Anda pikirkan.
Nah unsur utama yang mesti kita pikirkan untuk pembuatan beton pertama-tama adalah semen. Anda bisa bayangkan apa itu semen. Fungsi semen di sini adalah sebagai binder. Ini adalah filler. Ini adalah reaktan Apa itu semen?
Semen itu adalah Sama dengan pasir dan kerikil Dalam kondisi masih mentah Komposisi utama semen itu adalah Kalsium, silika, ferro, dan aluminium. Apa itu kalsium? Kita sebut sebagai di pasar katung adalah kapur. Apa itu silika? Kita kenal sebagai tanah liang.
Apa yang kita lihat tanah di depan ini semua adalah silika. Dominasinya silika. Apa itu vero?
Itulah besi. Apa itu al? Itulah aluminium.
Semuanya ini dikumpulkan jadi satu, kalsium dihaluskan, silika dihaluskan, dibakar jadi satu. Dengan suhu sampai 4500 derajat Celcius. Kemudian kita campur dengan serbu besi, kemudian kita campur dengan serbu aluminium, di blending jadi satu, maka kita akan dapatkan powder. Powder yang terdiri insurnya kalsium, silika, aluminium, dan ferum.
Di mana powder ini dibakar sampai 4000 derajat Celcius. untuk menghilangkan H2O sehingga ini tidak ada unsur sama sekali H2O tidak ada hidrogen, tidak ada oksigen nah kalau kita sudah campur dari satu kalsium, silika, peridal, aluminium menjadi satu menjadi bubuk semen Kalau kita campur dengan air yang berfungsi sebagai reaktor, dia akan bereaksi secara hidrolis, karena ada H2O menjadi satu kesatuan yang kita sebut sebagai kongkrit, sebagai sesuatu yang membatu. Dan kalau campurannya cuma semen dengan air, kita sebut sebagai pasta. Kemudian dicampur lagi, semen, air, dan kerikil kita sebut sebagai mortal.
Kemudian kita campur semuanya, ada semen, ada air, ada pasir, ada kerikil, maka itu menjadi beton yang sebenarnya. Kira-kira itu, saya kira mudah-mudahan informasi mengenai pelajaran beton bisa diperdi mengerti dengan baik. Dan kami ingatkan sekali kenapa kita harus beton, kita harus menggunakan beton dalam dunia pembangunan Indonesia, karena dia produksinya. Murah sekali Saya kira itu informasi dari saya Kuliah dari saya Ini sangat penting Kalau Anda pelajari dengan benar Maka Anda akan mempunyai peran yang cukup baik Di dalam pembuatan beton di Indonesia Saya kira itu pelajaran dari saya Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh