Transcript for:
Menjaga Hati dan Lisan dalam Kehidupan

Apabila kita pernah ngatain orang tapi cuma di dalam hati, lu namanya gak ngatain dong. Dan kita sudah beristighfar Apakah kita tetap harus meminta maaf Kepada orang itu Ada hadith yang mengatakan Allah itu memaafkan Sesuatu yang masih sifatnya Bisikan-bisikan hati Yang dilakukan oleh umatku Selagi lagi dia tidak menyatakannya secara lisan atau menampakannya berubah perbuatan ya jadi masih bisikan-bisikan itu masih dimaafkan enggak ada hukumnya apa-apa Nabi SAW pernah dikeluhkan oleh sejumlah sahabatnya Abu Hurairah meriwetkan Ja'anasun Yashkuna ila Rasulullah SAW Ya Rasulullah Inna najidu Fi anfusina Ma yata' Ya Rasulullah Dalam hati itu kami Memendam sesuatu Yang kami ini berat sekali Untuk mengatakannya kalian merasakan hal tersebut kalau naam iya ya Rasulullah itu bukti nyata kalian masih beriman ketika ada sesuatu yang kalian tidak sampai hati ya sudah sampai hati sebetulnya ya kalian tidak sampai lisannya untuk mengucapkan karena wah ini gak layak untuk saya ucapkan tentang Allah misalnya atau tentang Rasulullah atau tentang yang lain-lain masih hanya bisikan-bisikan dan kalian masih berusaha Usaha untuk menahan itu menunjukkan kalian masih beriman. Segeralah ditepis. Minta pelindungan kepada Allah. Karena itu adalah termasuk was-was-wasatushaitan. Jadi kalau belum diucapkan belum ada hukumnya. Apalagi dia mengikuti dengan istighfar, bagus. Tetap minta maaf kepada orang itu, ya enggak perlu. Ya enggak perlu, karena Anda belum mengatakan apa-apa. Tapi kalau itu sifatnya dugaan-dugaan, ada baiknya Anda klarifikasikan. Gitu lho. Supaya... yang menggelitik itu segera hilang mungkin orang punya dugaan-dugaan karena lihat tingkah lakunya orang ini kok kayak begini ya jangan-jangan dia begini coba ditanya apa maksudnya dia oh ternyata maksudnya gak seperti itu, selesai