Nah, ini mungkin perlu dijelasin sedikit, Mas Edgo, tentang menghuni tubuhmu dari dalam atau periferal tubuh. Jadi ini, memang awalnya mungkin itu terkesan menghuni tubuh. Padahal enggak.
Ketika sama yang praktekan, itu pelan-pelan, ibaratnya kayak gini. Misalnya, ini kan gelasnya kosong, misalnya. Terus sama ini gelasnya. Otomatis kan sampen adalah kekosongan, nggak?
Otomatis kan? Kalian nggak tanya, kekosongan di dalam gelas itu beda nggak dengan kekosongan yang di sini? Nggak. Kekosongan di kamar ini beda nggak dengan kekosongan yang di sekitarnya? Nggak, kan?
Nggak, nggak. Makanya begitu kalian benar, tepat, artinya jadi ini soal ketangkasan. Jadi ketika kalian benar-benar tepat, kalian akan menyadari bahwa kalian...
bukan tubuh. Kalian adalah nomena yang melatar belakangi fenomena tubuh. Itu bagian pentingnya. Nomena yang melatar belakangi fenomena tubuh. Jadi tubuh kan cuma kumpulan sensasi kan aslinya.
Iya, iya, iya. Kosong. Ya. berarti kalau dalam praktik sehari-hari mas Riko sendiri juga udah membuang semua keinginan apa gitu udah ga bergabungnya nah sekarang tanya gini mas Riko lagi mikiran apa?
mikirin aja abis ini tanya apa ke mas Riko pikiran itu samainnya akan muncul atau muncul sendiri? muncul sendiri jadi samain ada kendali ga disitu? engga maksudnya Sampai lagi ingin apa, Wis?
Oke. Dalam satu tahun ini. Oke, dalam satu tahun ini.
Pengen apa, Mas Aguyo? Bingung, pengen apa? Pengen rumah. Pengen apa, Wis?
Saya, saya, saya. Apa ya? Apa ya?
Apa ya? Apa ya? Pokoknya pengen beli sesuatu gitu, misalnya.
Beli sesuatu, ya. Nah, apakah Sampen meniatkan keinginan itu muncul? Iya, tak niatkan lah. Ya, sampai yang meniatkan keinginan itu muncul. Iya, mau tadi mikir kok, pengen apa gitu kan.
Misal, saya pengen mobil. Apakah sampai yang meniatkan keinginan pengen mobil itu muncul? Iya.
Kita ke belakang lagi. Apakah sampean yang berniat memunculkan niat untuk memunculkan keinginan punya mobil? Enggak.
Enggak kan? Enggak. Artinya, keinginan itu dari mana? Freewheel nggak ada dong berarti ya?
Ya, aslinya nggak ada. Nggak ada freewheel ya? Kalau kita benar-benar sudah mengalami kesadaran, aslinya nggak ada. Freewheel nggak ada ya?
Nggak ada. Karena dirinya nggak ada, terus yang punya freewheel siapa? Iya, bener juga ya. Iya-iya mas, freewheel tahu aslinya ya. karena apapun yang sampai lakukan dari sampai kecil sampai dewasa itu kayak udah arahan termasuk reaksi kita itu kan otomatis kan aslinya jadi semuanya ya memang adalah gerakan dari ketuanan semuanya nggak bisa ngeklaim apapun contoh lah sampean apa namanya ada ide buat ngaji rosso Itu munculnya sama niakan nggak?
Nggak kan? Munculnya nggak niakan, terus sama ngikutin ide itu juga nggak sama niakan. Tiba-tiba sama ngikutin kan?
Dan meledak. Tak tanya jujur, sama bisa ngeklaim nggak itu gara-gara hentera? Nggak kan? Ya memang terjadi. Ya pokoknya itu, gitu kan?
Nah, kayak gitu. Kalau kita memang benar-benar jujur, kita nggak bisa ngeklaim apapun di kehidupan kita. Nggak bisa apa-apa ya.
Karena bahkan kita nggak ada lah. Kita pun nggak ada aslinya gitu ya. Makanya di semua agama kan pasti tiada daya upaya selain daya ketuanan kan.
Aslinya itu. Nah tapi kalau misalnya kesadaran ini atau pemahaman ini, terus kemudian kita edukasikan misalnya kepada orang yang hidupnya dia males-malesan, sementara dia berantakan. berada pada kondisi yang serba kekurangan apakah kemudian rilis mas untuk kemajuan hidupnya gitu nah sekarang tanya kalau di dunia ini enggak ada orang males orang rajin ada nggak nggak ada kontrasnya iya kan kalau misal di dunia ini enggak ada orang miskin orang kaya ada nggak enggak ada kontrasnya sama nggak bisa bilang dia kaya karena orang miskin enggak ada misal di dunia ini enggak ada orang buruk Saya bisa ngomong, oh orang ini baik. Nggak bisa, nggak ada kontrasnya.
Jadi kontras itu adalah sandiwara ketuhanan. Karena dengan kontras, dunia jadi ada. Berarti yaudah, biarin, biarin miskin, biarin males gitu aja. Nggak ada masalah. Nggak perlu ada menteri, nggak perlu ada presiden gitu ya sebenarnya ya.
Buat apa? Buat negara gitu misalnya. Jadi negara itu kan aslinya kan wilayahnya cuma di peta.
Contohlah Singapura dan Malaysia Jelas, batasnya jelas Sama kesana ada batasnya Di tanahnya, gak ada Kalau untuk membantu Keperluan struktur fungsionalitas untuk memudahkan pengelolaan mungkin bisa tapi karena tayangannya ego-nya muncul ya agaknya ya jadi perang kompetisi ya yes tayangan oke-oke ini pertanyaannya Mas Putu Arta Mas Putu Arta itu penontonnya ngaji rosa dari Bali sering nonton Mas Riko juga dia berada pada satu titik ketika kemudian dia menginginkan sesuatu dia saya utuh terus kemudian ya dia selalu berbicara positif bahwa itu pasti akan terjadi dan kenyataannya berulang kali itu sering terjadi gitu nah terus dia mau nyoba nerapin yang dengan tekniknya mas Rico yang yang kemudian melepas semuanya, petrena penuh kepada semesta dan seterusnya, dia itu belum berani nanti jangan-jangan malah nggak terjadi. Nah kalau casenya seperti itu, dengan dia membuat set goal gitu ya, membuat apa, impian itu terjadi, tapi dengan nanti ketika kemudian dia justru melepas semua keinginan, malah sebaliknya. Nah kalau kondisinya teman-teman sedang di fase itu menurut Mas Riko apa yang dilakukan?
Oke jadi gini, Jadi bedakan antara keinginan dengan gendak. Oke, kalau keinginan itu pasti sumbernya dari kekurangan. Sampai ada kekurangan sehingga yang muncul keinginan.
Karena sampai merasa miskin atau merasa nggak pede, akhirnya semakin percaya diri, ya kan? Ingin kan? Ingin artinya sampai merasa kurang di dalam. Tapi mungkin Pak Butuh Arta, dia merasa udah kaya.
karena dia merasa udah kaya dia kehendaknya kaya makanya yang kaya makin kaya itu jalan jalan udah berbasis kesadaran gitu di posisi itu jadi semuanya kan adalah kesadaran ini gak perlu dipilah-pilah oh ya wissok ya terus biarin aja simple ya enak ya temen-temen Oh semuanya berat keren banget keren banget gitu ya yang ingin praktik langsung nanti kita ketemu di Bandung ya teman-teman ya dia simpel banget di Mas Riko sangat simpel banget nggak usah ngotot nggak usah ngoyo Mas Riko ya nggak usah kemerungsung nggak usah melawan sesuatu gitu ya kita di dalam rel kereta tadi gitu ya sama mas Inisnya percaya aja sama mas Inis gitu ya Intinya nih, karena ketika kita melawan perasaan kita sendiri, kita terlibat sama perasaan, kita nggak mungkin sadar. Jadi kesadaran itu sebetulnya adalah efek pintu belakang dari kalian nggak terlibat dengan perasaan kalian, atau kalian menerima. Ketika kalian menerima, kalian nggak terlibat kan? Kalian biarin kan?
Akhirnya kalian mundur secara otomatis. Itu cara alusnya. Makanya di tahap pertama letting in, tahap kedua berferal. Tahap pertama kalian secara alus, tahap kedua kalian dijemplungin. Jadi pelan-pelan aja, nggak apa-apa.
di penerimaan biasanya selalu berakhir dengan kebahagiaan bahwa ternyata penerimaan, nerimo itu ternyata energinya dasar ya orang Jawa kan selalu mengajarkan itu ya kelihatannya sih kayak apa sih gitu ya tapi ternyata itu justru menjadi intinya kutisari gitu ya Mas Riko ya? Biasa kayak orang ini, misalnya dia udah mentok nih ada masalah, terus dia yaudahlah. Tapi yaudahnya itu dia nggak manipulasi, kayak yaudahlah.
Bener-bener yaudah gitu ya? Nggak ingin mengendalikan, dia selesai sendiri, nggak lama. Oke oke yaudahlah. Tapi ketika dia berusaha-berusaha yaudahlah, bertahan lah. Kan ada usaha, yaudahlah.
Jangan berusaha, tapi ya bener-bener yaudahlah. Mereka perlu disadari sensasinya, perasaannya. Apa aja mas, nanti untuk kemudian supaya teman-teman bener-bener bisa mengalami yaudahlah itu tadi dan sejenisnya, yang terkadang susah dipraktekan sendiri, butuh kemudian untuk ada yang mentoring, di Bandung itu nanti tahapan-tahapan yang akan diajarkan teman-teman tanpa pintu, mulai jam 8 pagi sama jam 5 sore itu apasajek Kan sebelumnya kan udah disuruh mirroring di rumahnya masing-masing gitu kan Temen-temen yang mau ikut disarankan untuk mirroring terlebih dahulu Nah itu tahapan-tahapan di kelasnya itu nanti apa aja mas yang mau diajarkan ya temen-temen Oke, jadi pertama ya kita akan ini Menyamakan definisi pikiran dan perasaan Pikiran itu apa, perasaan itu apa Karena biasanya definisi yang asli itu melenceng dari pemahaman masyarakat Dari pemahaman orang pada umumnya lah Jadi kan kita perlu definisi real dari perasaan itu apa, terus pikiran itu apa. Kalau kita nggak tahu definisinya, perasaan itu yang mana, akhirnya ketika aku bilang sadari perasaannya, kalian bingung.
Sadari pikirannya, ya kalian bingung juga. Nah, jadi di sesi pertama kita belajar tentang apa itu perasaan, apa itu pikiran. Ketika udah tahu, akhirnya kita belajar untuk menyadari pikiran.
Ketika udah sadar, kalian akan dibantu untuk menyadari keterpisahan kalian masing-masing yang menimbulkan rasa tidak aman dan perlindungan diri. Setelah itu, belajar untuk memperbaiki menolak secara sengaja apa itu menolak? selama ini kalian kan nolaknya gak sadar kan?
nah sekarang kalian secara sadar kalian nolak sesuatu akhirnya kalian tau kalau nolak itu gak enak, nerima itu enak itu, jadi itu yang perlu kalian lakukan nah itu diajarkan di workshop ya kemudian setelah itu ada sesi abundance ya ada sesi abundance kemudian terakhir ya peripheral jadi teman-teman nanti bisa praktik langsung bagi yang rumahnya di Bandung dan sekitarnya nanti teman-teman bisa belajar langsung sama mas Rico selama satu hari ya bersama dengan mas Rico sesi abundance nya itu gimana om ada yang tanya gitu mas Rico sesi abundance nya itu kita lebih ke yin yang manifestation yin yang manifestation oke itu ada kaitannya sama sex tadi enggak ada kaitannya sama pola suami istri berarti yang belum punya pasangan gimana dong kalau yang belum punya pasangan pasangan itu kayak siwa sakti siwanya kan feminim, saktinya kan yang jadi kesadaran itu ruangnya, dunia itu adalah tariannya kesadaran adalah ruangnya, dunia adalah tariannya Ya ya ya ya ya ya Aku tuh Pernah Kan mas, suatu hari itu WA sama Salah satu guru spiritual Yang bahkan Dikenakan kasus gitu ya Itu udah rame tuh beramai banget itu terus mudah aku ya kan jawabannya tuh Sudahlah mas Hendra kita ikuti aja tarian semesta ini maunya gimana gitu ya kata-kata itu eh gitu ya dan ternyata ya selesai nggak ada apa-apa gitu ya jadi itu mungkin bisa jadi opsi, ketika teman-teman dalam kondisi yang sangat sulit justru kemudian dengan kesadaran seperti itu udah terima aja, maunya semesta ini gimana, justru malah cepat selesai, selesai kalau kalian berpura-pura menyerah kan nggak selesai-selesai rekinya di pura-pura menyerahkan kan kita masih berpura-pura itu tandanya apa mas? kalian tanya menunggu keajaiban, itu berarti pura-pura ada lagi? kita tanya gitu, kok nggak?
eh, kok nggak? pertanyaan-pertanyaan dalam diri kalian sendiri tapi kalau kalian benar-benar sudah lepas artinya, atau sudah menerima kalian kerasanya itu udah selesai masalahnya walaupun realitanya belum itu terasa udah selesai naturalnya terasa udah selesai enteng gitu ya, Mas? enteng, gak saman pikir oke,