Transcript for:
Eksplorasi dan Keunikan Antartika

Intro Ada satu tempat paling kering di bumi yang bahkan hampir tidak ada satu makhluk pun yang bisa bertahan hidup diatasnya. Tapi justru tempat ini jadi rebutan banyak negara di dunia. Tempat itu adalah Antartika, sebuah benua beku yang tidak berpenghuni.

Benua yang menjadi tujuan menarik bagi para ilmuwan, penjelajah, bahkan mungkin pencinta. teori konspirasi yang percaya dengan keberadaan alien hingga dunia lain di balik tembok es Antartika. Jika dieksplorasi, barangkali kita memang benar-benar akan menemukan banyak rahasia yang tersembunyi di balik bongkaan es dan hamparan pemanangan putih tak berujung. Memang sejauh mata memandang yang bisa dilihat dari wilayah Antartika mungkin hanya gunung-gunung es dan dataran berwarna putih.

Namun jangan salah mengira kalau benua ini hanya terdiri dari es yang mengapung di lautan luas di bagian selatan bumi. Sebab sebenarnya, di balik lapisan es super tebalnya itu, ada dataran pulau seluas 14 juta kilometer persegi yang menjadi Antartika sebagai benua terbesar kelima di dunia, setelah Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika. Hanya saja benua ini tertutup es selama ribuan tahun.

hingga lapisan esnya menjadi super tebal, bahkan bisa mencapai kedalaman 4 km dengan rata-rata km. Kedalaman itu jika disandingkan dengan Gunung Semeru, gunung tertinggi di Jawa, bahkan puncak Semeru pun masih belum mampu mencapai lapisan permukaan esnya. Dengan ketebalan es sedalam itu, akhirnya Antartika menjadi wilayah yang terisolasi dari sumber air, sehingga tidak perlu heran.

Jika benua ini tidak hanya disebut-sebut sebagai tempat paling kering, tetapi juga sebagai satu-satunya benua yang tidak bisa menjadi tempat tinggal permanen untuk manusia. Bahkan, hewan dan tumbuhan pun sebenarnya tidak ada yang mampu bertahan di Antartika, lantaran kondisi lingkungannya yang ekstrim. Tapi tercatat, bahwa sejauh ini masih ada tumbuhan laut dan gang-gang yang bisa tumbuh di tepian Antartika, dan berbagai spesies hewan laut berhasil membangun habitat di bagian pinggiran benua.

Hanya saja, hanya di bagian tepi dan pinggiran, jadi bagian tengah benua Antartika itu kosong, tidak berpenghuni. Tentu saja, jika dibandingkan dengan Kutub Utara, yang masih memiliki suku Eskimo sebagai penduduk tetapnya, kita sekarang mungkin bisa membayangkan se-ekstrim apa Kutub Selatan hingga tidak ada yang sanggup meninggali wilayah Antartika secara permanen. National Geographic dalam artikel pengamatannya menyebut, bahwa suhu di Antartika rata-ratanya bisa mencapai minus 10 derajat Celcius hingga minus 30 derajat celcius di dataran rendah. Itu belum ada apa-apanya jika kita pergi ke puncak-puncak esnya yang bisa mencapai suhu hingga minus 60 derajat celcius.

Suhu yang bukan lagi menusuk kulit, tapi mungkin sanggup membekukan manusia dalam hitungan menit. Namun meski dengan kondisi ekstrim dan dinyatakan sebagai wilayah yang tidak bisa ditinggali secara permanen, tapi wilayah ini masih tidak sepi dari aktivitas manusia sejak penjelajahan pertama yang dilakukan pada tahun 1820-an. oleh beberapa penjelajah dari berbagai negara.

Memang awalnya hanya untuk ajang adu gengsi para penjelajah dan ilmuwan yang ingin mendapatkan predikat lebih unggul di bidang sains dan ekspedisi. Tapi ambisi ini berkembang untuk menaklukkan atau bahkan mengklaim Antartika. Hingga saat ini, Antartika masih menjadi tempat penting untuk melakukan riset ilmiah hingga menemukan rahasia-rahasia di balik lapisan es berusia ribuan tahun tersebut. Apalagi konon Antartika juga disebut-sebut sebagai wilayah yang paling berpengaruh dan penting untuk mengamati iklim bumi. Beberapa informasi dan artikel ilmiah menyebutkan, bahwa dampak pemanasan global pun bisa dilihat dari pencairan es di Antartika, sehingga banyak ahli bumi akhirnya melakukan riset di sini.

Selain itu, para oseanografi, astronom, dan astrobiologi pun melihat Antartika sebagai surga bagi riset mereka, lantaran kondisi laut dan langit di Antartika memang sangat baik untuk menjadi tempat penelitian. Barangkali hal-hal ini yang menjadi salah satu alasan mengapa Antartika sejak dulu Bahkan mungkin hingga kini menjadi rebutan banyak negara yang ingin mengklaim benua di bagian paling selatan bumi. Perebutan yang memicu insiden dan konflik internasional yang cukup panjang.

Awalnya konflik itu dipicu oleh negara-negara yang berusaha mengklaim wilayah teritorial di Antartika. Bahkan dulu hampir terjadi perang di atas benua ini. sampai akhirnya berhasil didamaikan dengan terbitnya deklarasi Angkatan Laut Tripartit yang mengatur supaya negara-negara lain yang melakukan penelitian dan penjelajahan di Antartika tidak mengirim kapal perang ke benua ini.

Lalu ketika dunia mengadakan event sains internasional yang dinamai dengan International Geofficial Year atau berikutnya akan disebut dengan IGY, dua negara yang juga aktif melakukan penelitian di atas Antartika yaitu Argentina dan Chile akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa penelitian yang dilakukan di Antartika oleh 12 negara yang berpartisipasi bukan berarti memberikan hak teritorial kepada negara-negara tersebut, sehingga ketika event AGY berakhir, maka mereka harus membongkar fasilitas yang telah diadakan. didirikan. Namun karena penelitian yang dilakukan oleh beberapa negara termasuk AS dan Uni Soviet saat itu masih belum tuntas ketika IGY berakhir di tahun 1958. Akhirnya AS dan Uni Soviet memberi pernyataan bahwa mereka tidak akan membongkar fasilitas mereka sampai penelitian yang sedang berlangsung berhasil dituntaskan dan mencapai tujuan.

Namun karena perbedaan pendapat, akhirnya ketegangan internasional semakin menjadi-jadi sampai timbul kekhawatiran bahwa akan terjadi perang dingin di Antartika. Untuk menyiasati situasi tersebut, Presiden AS Dwight Eisenhower akhirnya mengadakan konferensi Antartika yang diikuti oleh 12 negara yang aktif di Antartika sejak diadakannya IGY. Konferensi itu bertujuan untuk menandatangani sebuah perjanjian damai antar negara.

Masalahnya, karena kepentingan geopolitik negara-negara tersebut sulit untuk mencapai keputusan final yang menyebabkan negosiasi perjanjian menjadi berlarut-larut. Setidaknya, ada 60 lebih sesi negosiasi dan 2 tahap konferensi sampai terciptanya Perjanjian Antartika atau dikenal juga dengan Antarctic Treaty System yang mengatur dan menetapkan bahwa wilayah Antartika hanya boleh digunakan untuk tujuan damai. Penelitian ilmiah diatasnya pun harus bersifat bebas, terbuka, dan segala hal yang dihasilkan bisa diakses dan dipertukarkan secara gratis. Ditambah, adanya larangan pengeksplotasian hasil bumi dan aktivitas militer di Antartika. Perjanjian tersebut ditandatangani di Washington pada tanggal 1 Desember di tahun 1959 oleh perwakilan 12 negara yang terlibat, yaitu Argentina, Australia, Belgia, Chile, Perancis, Jepang, Selandia Baru, Norwegia, Afrika Selatan, Uni Soviet, atau Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat.

Perjanjian ini ditetapkan sebagai perjanjian berkala yang harus diperbarui atau ditetapkan ulang setiap 30 tahun sekali. Namun, Perjanjian Antartika baru mulai berlaku di tahun 1961 dan mulai disetujui oleh banyak negara lain. Dampak dari lahirnya perjanjian ini memang sangat terasa untuk membantu menjaga perdamaian di Antartika dan menghindari konflik. Terhitung bahwa jumlah total pihak dalam perjanjian ini sekarang adalah 56 negara yang memiliki hak bersuara atas klaim negara-negara yang melakukan penelitian di Antartika.

Sejak tahun 2004 juga, didirikan kantor pusat sekretariat perjanjian Antartika di Buenos Aires, Argentina. Sekarang, 12 negara yang terlibat tersebut telah mendirikan lebih dari 55 stasiun penelitian Antartika untuk IGY. Terkait perjanjian yang ditanda tangani, masa berlakunya akan habis di tahun 2048 nanti. Dan jika tidak diperbarui kembali, maka akan ada kemungkinan pecah perang di Antartika untuk memperebutkan klaim teritori wilayah atas benua tersebut.

Sekarang, kita menjauh sedikit dari permasalahan politik dan kembali ke Antartika, benua yang berada di selatan bumi ini. Benua ini punya keunikan tersendiri, terutama soal waktu terbenam dan terbitnya matahari. Jika umumnya kita bisa menyaksikan matahari terbit terbenam setiap hari, justru di Antartika, momen terbit terbenam itu jadi pemanangan langka yang hanya bisa terjadi 6 bulan sekali.

Kondisi iklim di Antartika juga benar-benar ekstrim. Curah hujan yang datang sangat sedikit dan bahkan tercatat dalam beberapa jurnal ilmiah bahwa rata-rata hujan di Antartika hanya terjadi selama 4 hari dalam setahun. Sehingga tidak heran jika iklim tersebut membuat Antartika menjadi salah satu tempat paling kering di muka bumi. Selain itu, Antartika adalah ladang batuan meteorit.

Dinyatakan begitu karena memang dalam hamparan es yang luas, hampir selalu ada bebatuan meteorit yang bisa ditemukan. Dan kebanyakan bebatuan itu berasal dari Mars. Beberapa ilmuwan yang telah melakukan penelitian terhadap bebatuan yang ditemukan berusaha untuk mengetahui asal-usul dan karakteristik unik dari meteorit yang ada.

Sejauh ini, penelitian meteorit di Antartika telah memberikan wawasan baru tentang sejarah awal tata surya dan evolusi planet di dalamnya. Bahkan dalam beberapa kasus ditemukan juga kemungkinan adanya kehidupan mikrobiologis dari bebatuan meteorit yang mungkin telah ada di Antartika sejak ribuan tahun yang lalu. Bunuh Antartika adalah surga bagi para ahli bumi yang ingin melakukan penelitian mendalam tentang evolusi bumi.

Sebab di Antartika, bisa ditemukan danau subglasial di kedalaman beberapa kilometer yang tertutup oleh lapisan es. Menariknya, danau-danau ini saling berhubungan dan air mengalir dari danau ke danau. Beberapa dari danau ini menurut para peneliti kemungkinan besar telah terisolasi dari dunia luar sejak 35 juta tahun karena ditutupi oleh es padat setinggi 4000 meter.

Danau-danau ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1970 dengan danau terbesar yang ditemukan dinamai dengan Danau Vostok. yang terletak di antartika timur hingga saat ini dari hasil penelitian terbaru berkat batuan satelit dan gelombang gemar radio sudah ditemukan sebanyak 379 danau subglasial di antartika dengan kemungkinan masih akan ada banyak danau tambahan para peneliti juga meyakini bahwa ada potensi besar kehidupan yang mungkin berlindung atau bersembunyi di danau-danau ini meskipun kondisinya sangat ekstrim. Ekosistem dan kehidupan tersembunyi di Antartika memang masih menjadi salah satu tujuan penelitian paling ambisius bagi para ilmuwan yang berbasis di Antartika.

Ada keyakinan bahwa mungkin mikroba atau kehidupan lainnya bisa beradaptasi dengan kondisi ekstrim di dalam danau subglasial atau di sekitar lapisan es. Dari beberapa laporan peneliti yang ada, memang para ilmuwan berhasil menunjukkan keberadaan ekosistem mikroba unik yang hidup di dalam es Antartika. Mikroba ini berupa bakteri, alga, dan organisme mikroskopis lainnya yang ditemukan tinggal di tengah kondisi yang sangat ekstrim dalam lapisan es.

Ada dugaan, bomikroba lainnya kemungkinan bisa bertahan hidup di dalam gua es atau bahkan di lingkungan geotermal yang masih tersembunyi dengan cara bergantung pada sumber energi alternatif, seperti nutrien dari bebatuan atau gas geotermal. Jika kehidupan ini berhasil dideteksi dan diteliti, kemungkinan para ilmuwan dapat menyelidiki lebih lanjut tentang evolusi kehidupan. adaptasi organisme, dan kemungkinan evolusi di masa depan.

Di tahun ini, dari informasi terbaru yang bisa diakses di website resmi Antarctic Glaciers, diketahui bahwa sejumlah negara masih melaksanakan proyek pengemboran berbagai danau subglacial aktif, termasuk Danau Vostok, Danau Wilans, dan Danau Ezelworth, untuk penelitian lebih lanjut dan untuk memahami sejarah iklim global. Meskipun proyek ini benar-benar menghadapi tantangan, dan kesulitan besar karena para ilmuwan harus menghindari kontaminasi danau dari pengaruh luar. Bagaimanapun, proyek ini bernilai sangat penting, terutama untuk mengetahui sejarah iklim bumi yang terkubur selama ribuan tahun.

Proses pengeburan ini sendiri memakan waktu dan biaya yang tidak murah, sebab para ilmuwan harus bekerja teliti dalam melakukan pengeburan untuk mengambil inti es yang berbentuk potongan silindris dari lapisan es yang berada dalam jarak terdalam. Inti es tersebut memungkinkan para ilmuwan untuk menganalisis berbagai parameter iklim termasuk komposisi atmosfer, suhu, dan pola curah hujan yang terperangkap dalam es selama ribuan tahun. Proses analisisnya sendiri terbilang sangat panjang dan sulit. Ilmuwan melakukan analisis kimia dan isotop untuk mengekstrak informasi tentang kondisi iklim masa lalu dan selama prosesnya harus berhati-hati agar inti es tidak terkontaminasi. Data dari penelitian ini akan digunakan untuk membuat rekaman iklim masa lalu yang disebut kronologi inti es.

Rekaman ini yang memungkinkan para ilmuwan untuk melihat fluktuasi atau pergerakan iklim yang terjadi selama ribuan tahun terakhir, termasuk periode glasiasi dan interglasiasi, serta perubahan suhu dan pola curah hujan yang signifikan. Hasilnya adalah para ilmuwan akan mengetahui bagaimana iklim bumi bisa berubah selama ribuan tahun dengan kondisi geologis yang berbeda-beda, dan puncaknya adalah para ilmuwan mampu meramalkan tren iklim di masa depan. Salah satu penelitian dari proyek pengemburan ini diketahui telah membuat ilmuwan menemukan gelembung udara yang berusia 800 ribu tahun.

Penemuan ini konon dapat memberi tahu bagaimana iklim bumi saat itu dan memperkirakan iklim bumi di masa depan dengan mempelajari komposisi kimia dan isotop yang berada di gelembung-gelembung tersebut. Jika penelitian berhasil dituntaskan, ini akan menjadi kabar yang sangat baik bagi masyarakat umum untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang terjadi dalam perubahan iklim nantinya. Saat ini memang dunia sedang dikhawatirkan pada pemanasan global dan perubahan iklim yang berdampak pada pencairan es dikutuk. Jika dibiarkan terus-menerus tanpa antisipasi berarti, maka dunia akan mengalami perubahan sistem iklim global yang bisa menyebabkan kerusakan ekstrim pada ekosistem pesisir dan bahkan peningkatan permukaan air laut yang dapat menenggelamkan daerah pesisir di seluruh dunia.

Bayangan Jakarta tenggelam mungkin bisa terjadi juga di masa mendatang jika es di Antartika makin banyak yang mencair. Namun, jauh sebelum hal itu terjadi, dampaknya mungkin akan lebih dulu terlihat dan dirasakan oleh ekosistem di Antartika. Pencairan es akan menyebabkan hewan-hewan yang bergantung pada es akan kehilangan habitatnya dan kemungkinan juga ketersediaan makanan di lautan Antartika akan berkurang karena banyak hewan yang bermigrasi dari Antartika akibat dari perubahan iklim.

Untungnya, meski tidak bisa menolak bahwa pencairan es akan terjadi juga nantinya, tapi dengan adanya perjanjian Antartika, sebenarnya bisa memperlambat pencairan tersebut dan menahan laju pemanasan global. Setidaknya dalam perjanjian Antartika, seluruh negara akan tunduk pada aturan untuk tidak mengeksploitasi hasil bumi di Antartika yang di kedalaman lapisan esnya sebenarnya menyimpan ladang minyak tersembunyi yang jumlahnya super fantastis hingga bisa menyaingi negara-negara berjuluk Raja Minyak seperti misalnya Abu Dhabi. Penemuan, penelitian, dan penjelajahan di Antartika sejauh ini telah melahirkan banyak teori dan spekulasi yang menarik bagi banyak orang.

Meskipun kebanyakan yang timbul adalah teori-teori konspirasi yang melibatkan alien dan dunia tersembunyi di balik lapisan es. Topik yang paling sering dibahas adalah tentang keberadaan alien di Antartika. Meskipun teori alien ini tidak di...

didukung dengan bukti-bukti ilmiah yang kuat, tetapi banyak spekulasi bermunculan di dunia maya dan bahkan dalam komunitas konspirasi. Teori ini berpendapat bahwa pemerintah dunia, yang diwakilkan oleh 12 negara yang membangun fasilitas penelitian di Antartika lengkap dengan pangkalan militer, sebenarnya sedang menyembunyikan keberadaan alien atau teknologi canggih peninggalan makhluk asing tersebut di Antartika. Teori tersebut didasarkan pada klaim yang dibuktikan dengan gambar satelit atau citra udara yang menunjukkan struktur atau objek yang dianggap tidak biasa di wilayah antartika beberapa klaim tersebut mencakup bangunan-bangunan aneh atau objek menyerupai piramid yang publik yakini sebagai situs penelitian rahasia atau bentuk entitas kehidupan yang tidak dapat diidentifikasi dan jika menghubungkan dengan pembahasan sebelumnya terkait proyek pengemboran lapisan es untuk mengambil inti es proyek ini seringkali dihubung-hubungkan dengan salah satu teori konspirasi yang menyatakan bahwa proyek pengemboran tersebut sebenarnya dilakukan untuk menyembunyikan bukti keberadaan alien atau teknologi asing.

Beberapa pihak percaya bahwa inti es yang diambil dari lapisan es di Antartika mungkin berisi bukti-bukti yang mengejutkan tentang kehidupan di luar angkasa. Dan pemerintah dunia berusaha untuk menyembunyikan informasi ini dari publik. Selain klaim ini, sebenarnya sebagian besar klaim tentang keberadaan alien di Antartika juga didasarkan pada kesimpulan ACAC yang didasarkan pada data dan gambar dari satelit yang tersedia untuk publik. Dimana beberapa orang yang melihat pola-pola atau struktur tertentu di permukaan es yang justru dicocok logikan sebagai bangunan alien atau jejak pesawat luar angkasa.

Namun untuk klaim yang satu ini banyak dibantu oleh ilmuwan dan para ahli yang mengatakan bahwa kesimpulan dan cocok logi itu tidak didukung oleh bukti yang kuat. Memang banyak perdebatan terkait teori ini. Sikap skeptis dari komunitas ilmiah juga telah melahirkan kritik yang serius karena para penggemar teori konspirasi sering mendasarkan klaim mereka hanya berdasarkan cocok logi. tanpa memberi bukti-bukti yang jelas atau konsisten. Padahal bagi para ilmuwan dan komunitas ilmiah, hingga saat ini masih tidak ada bukti konkret yang mendukung keberadaan alien di Antartika atau di belahan bumi manapun.

Selain masalah alien, ada juga teori konspirasi terkait dunia tersembunyi di balik tembok es Antartika. Teori ini juga kemudian makin populer ketika seorang penulis kelahiran Buenos Aires, Argentina menuliskan sebuah novel fiksi yang mengisahkan tentang kehidupan di balik tembok es ini dan membuat peta fiksi. yang dikenal dengan peta Terra Infinita. Siapa sangka kalau peta fiksi ini kemudian dijadikan semacam acuan untuk memperkuat teori konspirasi tentang dunia dibalik tembok es Antartika. Teori yang satu ini meyakini bahwa di luar lapisan es yang tebal di Antartika, ada dunia tersembunyi atau kerajaan rahasia yang dijaga ketat oleh elit global atau pemerintah dunia yang dirahasiakan.

Jika merunut pada teori ini, diakini ada tembok atau dinding raksasa yang mengelilingi benua Antartika untuk menyembunyikan keberadaan dunia tersembunyi. Bagi para penggemar One Piece, mungkin ini sama artinya dengan tembok besar penghalang menuju Grand Line, bagian dunia dan perairan lain yang jauh lebih besar. Di dunia nyata, pendukung teori konspirasi ini meyakini bahwa dunia tersembunyi di Antartika itu merupakan rumah bagi peradaban kuno yang super canggih atau mungkin juga dunia bagi makhluk supernatural semacam Dewa Dewi.

Di dalam keyakinan akan teori tersebut juga, ada klaim bahwa hanya segelintir elit global yang mampu atau memiliki akses untuk masuk ke dalam dunia rahasia yang dipenuhi misteri tersebut. Beberapa teori lainnya beredar bahwa alasan dunia ini ditutup dan dirahasiakan adalah karena mereka ingin melindungi penemuan teknologi canggih hingga menyembunyikan pengetahuan terlarang yang tidak boleh diketahui oleh masyarakat umum. Sayangnya, meski teori yang satu ini tampaknya jauh lebih menarik daripada teori alien, tapi teori tentang dunia rahasia juga tidak memiliki klaim dan bukti yang kuat untuk meyakinkan banyak pihak.

Sejauh ini juga penelitian ilmiah yang dilakukan di Antartika Tidak mendukung keberadaan tembok raksasa atau dunia tersembunyi di balik lapisan es antartika karena memang penelitian lebih terfokus pada pemahaman tentang lingkungan benua tersebut, sejarah iklim, dan pengaruh terhadap iklim global. Banyak ilmuwan lebih meyakini bahwa tidak mungkin ada dunia tersembunyi di balik lapisan es super tebal tersebut. Kalaupun tembok raksasa itu memang ada dan disembunyikan serta dijaga, rasanya akan menjadi tugas yang sangat sulit untuk bisa tetap merahasiakannya selama puluhan tahun tanpa terdeteksi oleh para peneliti atau pengamat independen yang telah mengeksplorasi Antartika.

Itulah sebabnya teori ini sama seperti peta terra infinita akhirnya hanya dianggap sebagai fiksi semata yang mungkin menarik tapi tidak punya bukti pendukung untuk menunjukkan kebenarannya.