Catatan Kuliah tentang Gerakan 30 September (G30S)
Pendahuluan
Monumen didirikan untuk memperingati 7 pahlawan revolusi yang menjadi korban gerakan G30S PKI.
Peristiwa Pendahuluan
13 Januari 1965: Serangan oleh PKI di Desa Kanigoro, Kediri, dengan pemukulan terhadap kiai dan penganiayaan sejumlah orang.
15 Januari 1965: Serangan terhadap petani Sudarno terkait sengketa tanah juga oleh PKI.
Peristiwa Bandar Betsy: Aksi sepihak PKI di Sumatera Utara.
Dokumen Palsu: PKI menuduh dokumen rencana kudeta sebagai fitnah dari lawan politik.
Rencana Kekuatan PKI
Pembentukan biro khusus untuk infiltrasi ke dalam tubuh ABRI, dipimpin oleh Sam Kamaruzaman.
Tuntutan PKI: Pembentukan angkatan kelima untuk buruh tani dipersenjatai, ditolak oleh Panglima Angkatan Darat.
Isu Dewan Jenderal dihembuskan oleh PKI sebagai langkah untuk mengalihkan perhatian dari kudeta yang direncanakan.
Rencana G30S
Persiapan gerakan G30S untuk menculik beberapa jenderal.
Sasarannya adalah para jenderal yang dianggap anti-PKI, dan angkatan bersenjata lainnya.
Tindakan penculikan terencana dilakukan pada 30 September 1965.
Penangkapan Jenderal
Jenderal yang menjadi sasaran adalah:
Jenderal Nasution
Jenderal Yani
Jenderal Suprapto
Jenderal Haryono
Jenderal Panjaitan
Jenderal Sutoyo
Respon Terhadap G30S
Soeharto: Mengambil alih komando dan melawan gerakan G30S.
Pengumuman bahwa Presiden Soekarno masih dalam keadaan aman dan sehat, tidak ada yang diculik.
Pemberian perintah untuk menguasai lokasi-lokasi strategis seperti Halim.
Akhir Peristiwa
G30S diakhiri dengan penangkapan para pelaku dan pengembalian kekuasaan kepada pemerintah yang sah.
Penemuan mayat para jenderal di Lubang Buaya sebagai bukti dari tindakan brutal G30S.
Kesimpulan
Gerakan 30 September merupakan contoh dari peristiwa sejarah politik di Indonesia yang berujung pada perubahan besar dalam struktur pemerintahan dan militer.
Pentingnya mengenang dan memahami peristiwa ini untuk mencegah terulangnya tindakan serupa di masa depan.