Saat ini, angka pengangguran di kalangan usia muda di Indonesia relatif masih tinggi. Di lain pihak, dunia industri mengalami kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja terampil yang memiliki kompetensi dan etos kerja yang baik. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan industri. Untuk memperkecil kesenjangan tersebut dibutuhkan perubahan secara sistematis dalam model pembelajaran di institusi pendidikan kejuruan atau vokasi seperti SMK dan Politeknik, sehingga institusi pendidikan kejuruan semakin relevan secara teknis dan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan karakter sesuai dengan budaya industri.
Teaching Factory sebagai inovasi model pembelajaran di institusi pendidikan kejuruan terbukti mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Teaching Factory yang mengintegrasikan nilai-nilai dan suasana industri seperti kedisiplinan, kejujuran, efisiensi, kualitas, dan inovasi pada proses belajar mengajar akan memberikan dasar yang kuat bagi peserta didik untuk menjadi entrepreneur dan intrapreneur. TEFA memberikan manfaat pada pengembangan kompetensi peserta didik dan penyelenggara pendidikan. Hard skill dan soft skill dihantarkan secara sistematis dengan job seat berbasis produk yang berguna melalui pengaturan jadwal belajar blok sehingga peserta didik mampu menuntaskan pembelajaran sesuai kompetensinya.
Sistem rotasi pemakaian alat per grup peserta didik dalam jadwal blok mengoptimalkan pemakaian alat, sehingga memungkinkan terjadinya penghematan biaya investasi peralatan dan bahan praktik, sekaligus mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. TEFA menciptakan situasi belajar yang menyenangkan sehingga peserta didik termotivasi untuk menuntaskan kompetensi yang dipelajari. Pada prinsipnya, Teaching Factory itu efisien, meningkatkan optimalisasi dan efisien Ketepaduan Ketepaduan Model pembelajaran TEFA menggunakan sistem penilaian berdasarkan pembobotan, di mana aspek yang lebih penting diberi bobot lebih tinggi dibandingkan aspek yang kurang penting.
Di samping itu, waktu penyelesaian pekerjaan juga termasuk. ...terus masuk pada poin penilaian sehingga peserta didik dilatih untuk selalu bekerja secara efisien. Komponen Teaching Factory terdiri dari produk sebagai pengantar kompetensi, job seat, dan...
dan jadwal blok serta keterkaitan antara ketiganya. Produk ditetapkan sesuai dengan kompetensi yang dipelajari. Selanjutnya produk tersebut menjadi dasar untuk penyusunan jobsit dan jadwal blok.
Penggunaan alat praktik diatur melalui jadwal blok berotasi agar peralatan praktik dapat dipakai secara bergiliran satu orang peserta didik memegang satu mesin atau fungsi sehingga memungkinkan setiap peserta didik mendapatkan kesempatan praktik sesuai kebutuhan untuk mencapai kompetensi. Dengan demikian, tidak diperlukan investasi peralatan praktik yang sangat besar. Dengan jadwal blok itu bahwa kita lebih bisa efisien.
Dari siswa sejumlah 40, setengah alat yang dibutuhkan oleh satu kelas itu. Fasilitas yang ada di bengkel dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk siswa bisa one man, one machine. Teaching Factory menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, sehingga peserta didik termotivasi untuk menuntaskan kompetensi yang dipelajari melalui kesempatan menggunakan alat praktik yang intensif, sehingga peserta didik menjadi kompeten, percaya diri, dan merasa berpikir.
merasa bangga menjadi orang yang berguna. Penerapan pendekatan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills sehingga peserta didik tertantang mampu berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta mampu berkomunikasi dan bekerjasama untuk memecahkan masalah yang mana hal ini penting sebagai dasar jiwa kewirausahaan. Dengan sistem ini, saya merasa harus menyelesaikan tugas dengan waktu yang singkat, tetapi dengan hasil yang terbaik. Kalau di sistem blok 3 bulan-3 bulan, gak boyar konsentrasinya. Kalau disatuin gitu, ada tugas normatif, ada tugas produktif, jadi pusing.
Ukuran keberhasilan suatu institusi pendidikan vokasi seperti SMK dan Politeknik diukur melalui keberterimaan lulusannya, sehingga sudah selayaknya jika industri berperan langsung dalam proses kebijakan maupun belajar mengajar. Teaching Factory menjadi jembatan atau interface kerjasama dengan dunia industri yang terjalin secara sistematis dan berkelanjutan berdasarkan manfaat kedua belah pihak. Salah satu, pemicu industri untuk tertarik bekerjasama dengan institusi pendidikan fokasi dilandasi oleh kepercayaan industri setelah melihat hasil nyata dari kualitas suatu produk real yang dihasilkan dalam proses belajar-mengajar.
Dalam TEFA terjadi proses transfer of knowledge dan know-how dari industri ke institusi fokasi yang akan berdampak ke continuous improvement kualitas pembelajaran melalui penyelarasan kurikulum, peningkatan kompetensi pendidikan, atau instruktur melalui magang industri, guru tamu dari industri, update teknologi, penentuan standar produk yang diterima pasar, serta pengembangan produk dan penyelesaian masalah melalui project work inovatif. Dan pada waktunya nanti, industri akan mendapatkan calon tenaga kerja yang kompeten. Teaching Factory mengintegrasikan pengembangan karakter atau soft skill ke dalam kurikulum yang terdiri dari kemampuan penyelesaian masalah atau problem solving, kerja sistematis, orientasi pada kualitas, efisiensi, dan efisien. efektivitas, fokus sesuai prioritas, bertanggung jawab dan jujur. Teaching Factory mendorong terjadinya perubahan mendasar pada pendidikan kejuruan menjadi lebih berorientasi ke industri.
Untuk mewujudkannya dibutuhkan komitmen, paradigma baru, dan keberanian dari stakeholder untuk berubah. Mereka nanti masuk ke dunia industri itu akan sangat berbeda dengan dunia sekolah. Tapi dengan sistem blok ini, siswa sudah dipersiapkan melakukan serentetan pekerjaan sesuai apa yang ada di industri. Teaching Factory telah terbukti sebagai model pembelajaran.
belajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kompetensi dan karakter lulusan SMK dan Politeknik sesuai dengan standar yang dibutuhkan dunia kerja. Terapkan TEFA di institusi Anda demi masa depan yang lebih baik.