Meluku mempunyai hasana budaya yang kaya, salah satunya adalah mitos tentang orang batik. Dan di tengah-tengah kita saya akan berdialog bersama kita, seorang peneliti buku eserum orang batik. yang juga ada di tengah-tengah kita, Bapak Dr. Peter Pelupesi.
Halo, apa pagi apa Pak? Baik, baik Pak. Sehat?
Sehat saja. Apa aktivitasnya Pak? Ya, keseharian ya.
Sebagai dosen saya terus melaksanakan tugas mengajar dan juga melakukan riset-riset ilmiah yang berhubungan dengan masyarakat yang ada di wilayah perkotaan, pedesan. Tapi saya lebih hobi meneliti masyarakat yang ada di daerah pedalaman dan daerah terpencil. Pak ini sekarang kan lagi panas-panasnya terkait dengan orang Bat.
batik masyarakat di luar sana ingin tahu sih apa sih orang batik ada yang ada isu-isu orang batik itu ya bisa terbang dan sebagaimana menurut Pak Bapak sebagai selain sebagai dosen Bapak juga pernah meneliti seperti apa sih orang batik itu Pak Oh iya begini Pak Rizny mengenai nama batik itu kan satu nama yang memang Hai sangat fenomenal di Ambon, Maluku. Saya sendiri mempelajari itu sebenarnya sudah ratusan tahun. Fenomena orang batin ini berkembang di Maluku dan semenjak tahun 1985 yang lalu sampai dengan tahun 2008 itu saya berusaha untuk Membuka misteri tentang batin ini yang sebenarnya sudah sangat paradoks di masyarakat Maluku. Artinya... Di masyarakat-masyarakat adat kita di daerah Maluku, di Ambon, Seram, Lease, sampai ke Pulau Ankei, juga Pulau Buru dan beberapa pulau-pulau lainnya itu memang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang orang batik.
Ada yang menganggap mereka itu adalah orang baik, tetapi juga ada yang menganggap mereka itu orang yang... Kurang baik, padahal sebenarnya itu adalah pandangan orang luar saja, karena mereka tidak mengenal, tidak mengetahui tentang orang batik. Nah itu yang menurut saya tadi itu, itu isu itu sangat paradoks. Dan yang paling tajam lagi adalah...
Orang Batu di stigma gitu, orang Batu di stigmatisasi sebagai orang ilang-ilang dan orang Batu juga di stigma sebagai orang terbang-terbang. Menurut saya ini stigma yang memang keliru karena kita tidak punya fakta gitu. Nah saya berusaha menemukan fakta-fakta itu. Apakah memang kehidupan orang Batu itu seperti yang di stigmatisasi oleh orang Hambun Maluku.
Dari hasil penelitian saya ternyata orang batu itu kan tidak seperti itu Mereka itu hidup sama seperti kita juga Mereka tidak hilang-hilang dan orang batu juga bukan manusia terbang-terbang Tapi stigma itu secara langsung masih ada sampai saat ini Pak? Ya kalau kita menelusuri di berbagai negeri adat di Ambon, Maluku itu masih ada Dan hal itu ya itu berkaitan juga dengan mitos dan legenda Maluku masa lalu ya. Kita tidak bisa mengkiri di Maluku masa lalu itu isu itu memang kuat gitu.
Dan mungkin sampai sekarang berdasarkan cerita turun-temurun itu tetap terpelihara gitu. Karena itu lalu banyak di antara sebagian besar warga Ambon Maluku berpemikiran terhadap orang Batik seperti gitu. Tapi kenyataan yang saya jumpai orang Batik tidak seperti yang di... stigmasisasi tadi yang saya katakan ini persepsi dari stigma dari masyarakat Pak ya seharusnya ini diklarifikasi Bapak sudah berpuluh-puluh tahun ya Pak di kampung Bati ini ya Bapak pernah hidup di di sana dan seperti apa Pak yang Bapak lihat seperti mereka itu apa seperti kita masyarakat juga perlu tahu di luar sana terkait orang batin Ipa baik Makasih Paris ini sebenarnya ini pengalaman hidup saya merintis untuk mengetahui secara benar keberadaan orang batin yang saya mulai dari tahun ke-3 Sampai tahun 2008 itu adalah butuh waktu cukup lama. Karena memang saya sangat hati-hati gitu.
Karena ini isu sangat fenomenal. Selain memang ada persepsi di kalangan masyarakat Maluku seperti gitu, lalu ada stigma terhadap orang batik seperti... Tadi saya sampaikan, itu di luar sana juga orang di seluruh dunia ini lalu beranggapan orang batis seperti gitu. Dulu tahun 2007 itu ada satu tulisan yang ditulis oleh seorang ahli.
Kriptologi, dia dari Jerman itu kalau saya tidak salah itu namanya Karl Zucker. Jadi entah dari mana dia memperoleh informasi tentang orang batik, tapi kemudian lalu berita itu muncul gitu, muncul di Google gitu. Saya sempat melawan tulisan itu.
Saya tulis dalam bahasa Inggris, saya tulis dalam bahasa Indonesia, dan bahasa Batik. Saya bilang, ternyata orang Batik tidak seperti itu. Jadi itulah yang mengakibatkan saya prihatin.
Ini kan orang Batik, ini kan suku bangsa Alifuru ini. Penghuni Pulau Siram. Mereka sama dengan kita di Ambon, sama dengan saudara-saudara kita di Leasi.
di kei dimana-mana sama mereka hidup punya wilayah adat mereka punya kebudayaan mereka punya adat istiadat punya pemimpin dan juga adalah penganut agama gitu ya kalau kita menyebutkan mereka orang hilang-hilang atau kita orang menyebutkan mereka orang terbentang itu berbeda dengan fakta yang saya sampaikan selama enam tahun saya berada di Tanabati itu hai hai Waktu yang paling lama di sana itu saya menjelajahi semua perkampungan wilayah Batik. Kurang lebih ada 27 dusun yang ada di tanah Batik itu saya jelajahi satu demi satu. Dan ternyata orang Batik itu tidak seperti yang dipersifikan orang luar gitu.
Mereka itu baik dan memang ramah, seperti kita juga hidupnya. Hanya memang mereka termasuk kelompok masyarakat di Maluku yang mengalami perkembangan yang sangat lambat. Karena memang wilayah Seram Timur pada beberapa waktu lalu itu kan sangat terisolasi.
Komunikasi tidak lancar, transportasi tidak lancar, baik darat maupun laut. Nah itu mengakibatkan orang batik tidak banyak mengalami perkembangan. Berbeda dengan beberapa tahun terakhir ini, dua tahun belakangan ini yang perkembangan sudah berubah.
sudah sangat maju setelah saya mulai memperkenalkan hasil penelitian saya tentang orang batik itu oke saat Bapak berada di suku batik itu di kampung batik itu kira-kira pada tahun 80-an itu gimana kondisinya Pak Pak termarginal atau atau dikucilkan oleh masyarakat-masyarakat sekitarnya seperti apa hai hai Nah sebenarnya orang batik tidak dikucilkan, hanya kita di luar ini berpegang kepada stigma itu. Jadi orang batik juga sebenarnya sudah ada di daerah kita ini sudah lama, hanya orang batik... sangat hati-hati untuk bergaul karena mereka karena itu mereka menyembunyikan identitas mereka gitu supaya jangan sampai ketika dibilang orang batik orang lain merasa takut kelebaran mereka gitu itu kan mereka lakukan itu kan Hai baik tapi kalau bilang mereka berinteraksi dengan dunia luar sudah lama kira-kira berapa kampung ke disana di Bati itu ada 27 perkampungan yang 27 perkampungan itu terbagi atas empat wilayah kediaman orang Bati yang disebut dengan Bati Pantai atau Bati Pesisir ada Bati dalam ada batai Tengah dan Bati Awal Oke Pak sebelum kita apa melanjutkan itu kita komersial break dulu ya kita akan lanjutkan sesaat lagi hai hai Saya sangka atas nama M sudah berdapat kita amankan. Sajian informasi kriminal tidak hanya berita terhangat, namun mendalam dari sebuah kasus kriminal.
Belumnya pihak keluarga sudah melakukan berbagai upaya. Kabar Pagi, gelanggang dari berbagai belahan dunia, selalu melahirkan cerita suka dan duga. Semua ada di sini, Kabar Arena Pagi, di TV One.
Selamat pagi Pemirsa, saya Tisano Feni akan bersama Anda selama 30 menit ke depan dalam Kabar Pasar. Berbagai aktivitas ekonomi yang terjadi diulas dan dibahas di sini. Dan menjadi barometer untuk setiap pelaku usaha.
Kabar Pasar. Bazaar di TV One memang beda. Baik pemerintah, saya akan melanjutkan diskusi saya, dialog saya bersama penulis buku Esyurum Orang Batiba, Pak Dr. Peter Pelupesi.
Baik Pak, kita lanjutkan di dialognya. Tadi telah disinggung, tadi terkait dengan kampung-kampung Pak. Kira-kira tadi itu kampung-kampung mana Pak yang Bapak singgahi untuk melakukan penelitian itu Pak?
Ya dari perjalanan saya pertama kali untuk menemukan bukan orang batik yang kemudian saya tulis dalam buku esirium orang batik ini kan sebenarnya ini bahasa lokal orang batik saya kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia itu kan cara-cara bertahan Atau bahasa Inggrisnya itu survival. Jadi dalam buku ini sebenarnya ini mengisahkan tentang bagaimana di daerah yang terisolasi itu orang batik bisa bertahan hidup sampai dengan sekarang ini. Yang saya jumpai mereka.
Nah sedangkan satu buku ini adalah buku yang menyangkut. metode penelitian yang saya bangun untuk menulis buku Isirion ini jadi saya menciptakan metode ini sendiri untuk menghasilkan buku ini nah ini adalah Memuat semua cara-cara kerja saya dari pertama kali memperoleh isu tentang orang batik. Kemudian saya membangun cara pendekatan-pendekatan menuju ke berbagai negeri adat. Dan akhirnya juga sampai ke tanah batik yang sakral itu. Ini terkait dengan buku ya Pak?
Iya. Kiranya sangat menarik pemirsa melihat buku ini. Seperti di depan, saya melihat di depan itu, ada gambar-gambar, foto-foto.
Iya. di depan sini ada gambar orang batil inilah sebenarnya ini adalah profil asli orang batil ya saya kira profil asli orang batil ini tidak berbeda jauh dengan suku-suku lain siapa yang ditaruh di depan itu pak? ini sebenarnya dia ini adalah kepala adat di Tanah Batil namanya adalah ya saya biasa panggil CTCU lemarganya Siasaun dia kepala adat dan dia mendiami desa atau meniami kampung rumbau dan kampung rumbau itu adalah pusat adat dari orang batik itu ada burung-burungnya itu ya sedangkan ada burung ini burung ini melambangkan tentang spesies yang memang mendiami Gunung Batik Nah ada buaya juga disini buaya ini sebenarnya dipahami sebagai penjaga atas wilayah orang batik ini saya sengaja menempatkan buaya ini dengan sungai Masiwa Ini merupakan batas Orang Batik dengan batas wilayah adat Kelbarin di Seram Timur. Di sini juga ada corak asli rumah Orang Batik dan ada pohon sagu.
Kemudian tiga pohon sagu ini melambangkan bahwa di wilayah Pulau Seram bagian timur itu ada tiga wilayah adat. Wilayah adat Kelbarin berpusat di Desa Waru. Kemudian wilayah adat Weur Arta Pela berpusat di Kian Darat. Dan wilayah adat Kuai Rumah Ratu itu berpusat di Kian Darat.
di Kelmuri di tiga wilayah adat saja yang terdapat di Pulau Seram bagian timur itu sedangkan wilayah wilayah adat yang lain tuh kan ada di pulau-pulau yang lain seperti digeser di Gorong sampai kepada pulau-pulau yang lain tapi kalau di daratan Seram Timur itu di pulau-daratan Pulau Seram itu hanya tiga wilayah adat nah ini seperti ginilah bagian depan daripada buku ini dan di belakang ini adalah gambar tentang Gunung Batik nah Gunung Batik ini adalah merupakan tempat kediaman pertama Maliluhur Orang Batik Ini tempat di gunung ini Ada dua lokasi tempat kediaman orang Batik Yaitu satu Tempat Samos Tempat kediaman orang Patasiwa Sedangkan Sobarita itu adalah tempat kediaman orang Patalima Nah dari dua Tempat berbeda ini kemudian mereka sepakat Menyatukan kelompok Patasiwa dan Patalima menjadi satu Lalu mereka melakukan melakukan esirium orang batik. Esirium berasal dari kata esu. Esu artinya hutan dan riun ini adalah ribuan.
Jadi sebetulnya esirium ini mengisahkan tentang kisah turunnya Alipur Batik dari gunung. menduduki wilayah kekuasaan mereka atau watasna kuasa mereka di Pulau Seram bagian timur. Nah, Gunung Batik inilah menunjukkan bahwa sejak dahulu kala orang Batik itu adalah manusia gunung.
Manusia mendiami Gunung Batik. Nah, kemudian baru mereka menyebar, turun sampai ke daerah pesir pantai. Lalu di sini, Patasiwa dan Patalima berlebur menjadi Batik.
Itu jadi satu. Yang sebenarnya Batik itu menunjukkan satu konsep adalah manusia... berhati-hati bersih saya tulis di sini ada batu yang 1T dan batu 2T batu 1T ini kan sama dengan kita saja orang Meluku sama kita yang orang Ambon nah batu 2T itu sebetulnya orang yang sudah meninggal leluhur daripada orang batik atau kalau dalam bahasa batik itu disebut dengan tata nususi itu adalah leluhur mereka dan kita semua ini punya leluhur tidak ada yang mau bilang dia punya leluhur jadi batis 1T ini adalah penerus Adat dan kebudayaan batik, sedangkan batik 2T itu adalah leluhur atau tata nususi. Nah karena itu konsep orang batik ini diambil dari nama batik itu.
Nah batik itu adalah manusia berhati bersih atau dalam. Bahasa Batik disebut dengan Manciak Lamino Digavin. Jadi manusia berhati bersih.
Sebenarnya dalam tradisi Seram, Batik itu adalah ideologi. Semua orang sebelum mengenal agama di Seram. itu semua percaya pada dunia orang batik jadi ideologi batik itu menjadi kuat gitu dalam kepercayaan asli orang-orang alifurusyiram nah esirium ini menunjukkan bahwa bagaimana orang batik bisa bertahan hidup dan mereka turun dari gunung kalau saya tulis disini kan dimulai dengan kisah bagaimana leluhur orang batik itu turun dari gunung menyebar ke daerah kekuasaan mereka watasna kuasa mereka yang menempati tempat-tempat kejaman mereka yang disebut dengan etar. Di sini kisah turun gunung ini yang saya tulis dalam buku ini, Madudu Atamai Yeisa Tuaukara.
Itu kisah turunnya orang batin dari gunung. Nah, mereka manusia. Mereka sama dengan kita. Bagaimana orang terbang-terbang. Bagaimana orang hilang-hilang.
Nah, itu salah itu. Nah, buku ini mengungkap kisah itu. Dan kebenaran sesuai dengan apa yang saya jumpai selama hidup di gunung batin.
Saya kira itu jawabannya. Sebelum kita melanjutkan lagi, kita komersial break dulu. Pemirsa, kita akan lanjutkan sesaat lagi. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan pertemuan membahas berbagai ancaman dari Korea Utara, yaitu melakukan uji coba rudal antarabenoa. Ribuan warga muslim kembali mendatangi Masjid Al-Aqsa di Yerusalem untuk melakukan ibadah, setelah polisi Israel menghentikan aksi blokade Masjid Al-Aqsa.
Buka mata lihat dunia, kabar dunia di TV One memang beda. Saksikan live streaming dan highlights Gojek Traveloka Liga 1 dan Liga 2 di TV One Connect. Tonton terus dimanapun dan kapanpun Saksikan live streaming dan highlights One Pride MMA di TV1.com Tonton terus dimanapun dan kapanpun Dari Pusat Berita Ingat Tabir Di TV One Memang Beda Dari Pusat Berita Bisa jika secara mendalam Menyingkap tabir Di kawasan pembaharan Hotel Indonesia Masih selamat pagi, apa kabar Anda hari ini? Mudah-mudahan baik-baik saja Kita masuk ke top kita pagi-pagi ini Ya selamat pagi di Apa Kabar Indonesia Tadi sudah melihat sedikit cuplikan-cuplikan Terima kasih pemirsa, Anda masih setia bersama kami.
Sekarang saya masih bersama dengan penulis buku, Eseum Orambati, Bapak Dr. Peter Pelopesi. Ya Bapak, kita lanjutkan lagi terkait dengan Bati Duat. dan batis 1T. Ini masyarakat sangat penasaran. Kalau kalangan di luar, beberapa orang sudah mengerti tentang 2T.
Tetapi sebagian masyarakat yang di luar sana tidak mengerti. Bahkan beberapa waktu lalu Terjadi polemik terhadap batin 2T dan, Bapak bisa jelaskan terkait ini? Ya, baik. Terima kasih Pak Riz.
Nah, kalau saya jelaskan dalam buku ini, tadi saya bilang bahwa batin 1T ini adalah manusia maluku. Artinya orangnya itu nyata, orang itu bisa kita lihat, bisa kita bertanya, bisa kita berdiskusi. Tapi kalau batiduatia ini kan sebenarnya kan leluhur orang batiduatia. Artinya orang yang sudah meninggal.
Orang yang sudah meninggal. Nah kan orang yang sudah meninggal kan tidak mungkin kita bisa lihat. Mungkin saja kita bisa merasakan bahwa memang mereka ada dengan kita, tapi kita tidak bisa melihat mereka. Nah, yang dua T ini sebenarnya yang saya maksud itu adalah leluhur. Nah, di dalam konsep orang Batu.
disebut dengan tata nususi Hai itu itu jadi masukkan yang seperti 2t itu yang seperti yang saya ketahui sampai saat ini menjadi polemik yang 2t itu masalah berpikir itu mereka bisa terbang seperti apa Pak? saya kira tidak seperti begitu karena yang saya bilang 2T ini adalah ini kan diambil dari makna manusia berhati bersih manusia Cia Lamino di Gavin. Nah, orang yang sudah meninggal, itu dalam tradisi batik, dalam kepercayaan alifuru siram, itu adalah orang-orang yang berhati bersih, orang yang suci. Nah, orang-orang yang suci itu adalah leluhur.
Nah, siapa kita yang tidak punya leluhur? Siapa yang tidak punya orang tua? Semua kita yang hidup pada saat ini punya orang tua.
Dan orang tua itu punya orang tua. Nah itu yang dikonsepkan sebagai orang bati dua T. Manusia yang sudah mendahului kita.
Dua T apa ya? Dua T, bati. Karena itu adalah arti yang sesungguhnya itu. Manusia berhati bersih.
Kalau yang biasa itu? Satu T. Satu T. Nah, satu T itu seperti kita. Jadi kalau orang Batik satu T ini menyebut dirinya orang Batik, ya karena memang itu nama yang diambil dari pendahulu mereka yang sudah meninggal.
Jadi tidak ada permasalahan sebenarnya. Dan mereka itu bukan orang hilang gila, bukan mereka orang teruang terbang, tapi itu leluhur yang sudah mendahului kita. Saya kira semua orang Batik tahu kalau saya bilang mereka itu adalah tata nususi. Itu berarti leluhur. yang mendahului kita dan itu kita percaya sampai sekarang mereka masih berada dan mengendiami Gunung Batik ini juga persepsi batik 2t ini mempunyai wacana yang berbeda-beda ya pada jalan masyarakat termasuk kita sampai saat ini Iya bagaimana mitos ini dari dulu kala sampai saat ini masih ada sampai beberapa waktu lalu saya dengan beberapa teman itu kan ke beberapa tempur lokasi dari Seram Barat sampai dengan lokasinya Seram Timur semua hampir menyatakan stigma yang sama terkait dengan orang batin ini mereka tidak berpikir tidak tahu batin 2t dan 1t seperti apa Pak yang untuk Anda mengklarifikasi hingga saat ini bahwa memang mereka menyatakan memang itu ada dan sampai saat ini masih masih ada dan mereka bisa menculik anak-anak sampai saat ini ya ya saya kira ini kan sebuah sebuah persepsi umum yang sudah terkonstruksi secara sosial cukup lama ya cukup lama dan stigma semacam ini kan menurut saya tidak gampang dalam waktu yang singkat itu bisa kita hapus gitu karena orang tidak memahami tentang konsep batik yang saya bilang ada batik 1T dan batik 2T jadi ketiga batik 1T dan 2T ini kemudian mereka kaitkan lagi dengan konsep manusia hilang-hilang kemudian manusia terbang-terbang Lalu kalau terjadi fenomena orang hilang, lalu orang lalu berkesimpulan itu orang batik yang ambil gitu.
Tapi sudah ada pernah orang yang hilang gitu Pak dari penelitian Bapak di Kulau Seram? Di dalam... Temuan saya itu sebenarnya saya belum menemukan ada orang yang hilang langsung, tapi kalau cerita dari urut ke mulut yang saya jumpa di berbagai negeri adat, itu sering terjadi di Ambon, di Saparua, di Aruku, di Pulau Seram Selatan, di Pulau Buru juga. Jadi kalau terjadi fenomena seperti itu karena sudah terbentuk stigma, lalu dituduh bahwa itu orang batik. Nah saya sampai di batik juga ada orang batik yang hilang.
Kalau di Ambon orang Maluku bilang... anak kecil hilang orang batinya pencuri lah kalau dibati orangnya hilang sampai yang pencuri akan itu masalah gitu Iya orang batinya sama dengan kita gini Jadi kalau kita menduduk bahwa mereka yang menculik anak kecil menu itu menurut saya salah Hai yang kedua orang meluku tidak memiliki pengetahuan yang utuh tentang di alam kosmos melukuni berdiam banyak sekali makhluk-makhluk misterius gitu banyak sekali satunya di bayas salah satunya salah satunya itu yang mereka pakai sebagai tuduhan itu ya itu orang batik itu karena memang dari sejak lama mitos itu terbentuk gitu padahal kenyataan tidak seperti gitu yang tadi saya bilang kalau di Ambon di Saparua di Haruku Nusa Laut dan tempat-tempat lain ke orang hilang langsung mereka tuduh orang batik Saya sampai di Batik juga saya cerita dengan orang tua-tua di tanah Batik dan bilang di sini juga ada orang hilang. Nah kalau di sini orang yang hilang itu dan bilang orang Batik yang ambil, nah orang Batik yang hilang di siren siapa yang ambil gitu. Nah gitu.
Tapi menurut orang di sana kasih tahu saya. Kalau itu terjadi mereka bilang itu berhubungan dengan leluhur mereka. Dan itu mereka ikhlas, itu ikhlas gitu. Karena memang itu fenomena yang memang tidak bisa lepas. Tapi kalau di luar sini terbalik.
Ketika terjadi fenomena itu langsung orang menuduh. itu perilaku orang batik pada sesungguhnya tidak demikian Oke oke bercerita tentang orang batik Pak tentu ini merupakan perjalanan Bapak selama puluhan tahun sejak 80-an 85 ya Pak ya ini untuk menulis disertasi dan juga menulis buku ini tidak gampang ya Pak untuk ini berapa lama Pak untuk Bapak mulai mengumpulkan data dari kampung ke kampung bahkan untuk untuk menulis buku ini Pak sampai terbentuk dari buku buku ini sebanyak 423 ya 27 alam 27 alaman ya Saya karena melihat isu orang batik ini kan sangat fenomenal. Hanya saya punya satu prinsip saja bahwa kalau kita berbicara tentang orang, itu berarti kita berbicara tentang manusia.
Itu pikiran saya yang pada saat itu saya konstruksi gitu. Nah karena itu terdapat pikiran-pikiran masyarakat yang paradoksi tentang orang batik, maka saya telusuri itu setahap demi setahap. Hampir setiap tahun itu saya ada masuk ke...
masuk keluar pulau tertentu dan desa-desa ada tertentu untuk menyelusuri karena itu tidak bisa dilakukan serempak kira-kira untuk menuju ke kampung itu bagaimana Pak untuk itu pada saat itu ya tahun 80-an itu Pak ya kondisi di tahun-tahun itu kan transportasi masih cukup sulit ya Oke tapi kalau perjalanan saya di berbagai tempat terutama di Pulau Silang saya berjalan kaki Oke sebelum Bapak menceritakan perjalanan Bapak sampai ke kampung Bati kita Komersial break dulu, pemeriksa kita akan lanjutkan Sesaat lagi Indonesia Zamrut Katolik Setiwa Tradisi, seni dan kreasi bernilai tinggi Alam dan lingkungan penuh persona. Saksikan Indonesia Plus di TV One. Memang beda.
Tanpa rekayasa. Bersandar fakta, menggali inti berita, mencari solusi. Nantikan program baru saya di TV One.
Bagaikan dua sisi mata uang. Kami hadirkan informasi untuk Anda. Tidak ada yang bisa dipercaya. Baik pemirsa, kita lanjut dengan dialog kita bersama sosiolog dan guru dosen pada...
Ilmu sosial dan politik di Universitas Patimura, tepat fakultas. visip-visip itu empati ya Pak kita lanjut lagi dengan dengan diskusi kita tadi Pak dialog kita atau dengan apa dengan perjalanan Bapak ya ke sampai ke Gunung Bati apa ya itu seperti apa Pak kira-kira dengan dengan suasana seperti itu dengan kondisi seperti tahun 80-an Bapak kondisi kendaraan yang belum ada dan itu bagaimana sampai ke sana ya jadi memang perjalanan ke wilayah wilayah Seram Timur waktu itu memang baru terbayangkan ketika tahun 2006 tapi saya menelusuri fenomena ini dari menjelajahi berbagai negeri ada dulu jadi saya kesana di mana saya belajar saya belajar dari pengetahuan masyarakat tentang isu orang batik itu nah saya belajar paling terakhir itu ketika saya datang di kampung kecil di Jalan Selatan namanya Yalatan Tamilo kecil ya Tapi pertama saya datang dulu ke Tamilo Besar Untuk minta restu daripada orang tua-tua di situ Kemudian saya datang ke satu tempat yang namanya Hatumari di sana Di sana saya dapat petunjuk untuk bertemu dengan kepala dusun Yalatan Namanya Bapak Siatau Di tahun 1985 tanggal 15 Oktober waktu itu Dari situ saya belajar dari beliau Dan beliau menjelaskan mempunyai pengetahuan berjumpa dengan orang batik setelah beliau menceritakan beberapa pengalaman bertemu dengan orang batik saya makin yakin kalau dari sekian ratus informan yang saya jumpai mungkin beliau itu punya informasi bisa saya pegang karena waktu itu beliau merekomendasikan kepada saya nanti kalau saya mau meneruskan perjalanan ini lebih lanjut saya harus mencari... temannya yang baik gitu yang ada di wilayah Banggoi kedalaman beliau sudah meninggal sekarang almarhum Tetehaya tapi waktu itu beliau tidak menyebut nama Tetehaya beliau menyebut orang itu bernama Suriti saya cari Suriti itu yang lama itu yang mengakibatkan perjalanan menuju ke Batik itu lama saya baru berjumpa dengan yang Suriti itu tanggal 5 Mei tahun 2006 Nah disitu saya belajar selama dua tahun di dia.
Karena apa dia bilang? Kalau saya mau ke atas itu tidak boleh pergi begitu saja. Sebab banyak hal yang harus saya pahami tentang wilayah-wilayah sakral. Kemudian juga adat istiadat dan juga bahasa. Kalau itu saya tidak bisa lakukan.
Jangan harap bisa sampai di atas. Nah disitu saya belajar dua tahun Paris. Dari tahun 2006 itu sampai dengan tanggal 30. Juni tahun 2000 dari mulai saya jumpa beliau tahun 2006 sampai dengan Juli tahun 2008 itu Apakah sudah langsung masuk ke kampung belum belum belum itu baru saya berada di Bangboi pedalaman itu di tempat yang bernama Telagemaut karena disitu yang suriti itu punya rumah-rumah ritual khusus disitu saya tinggal dengan dia selama dua tahun disitu jadi saya belajar betul itu dia situ itu pada saat saya belajar dia bilang nanti ada waktu yang tepat baru saya akan diberikan jawaban untuk berangkat menuju Tanabati kalau saya belum siap itu jangan dulu saya pergi gitu Nah karena itu dari 2006-2008 saya belajar di Telaga Maut itu jadi itu memerlukan waktu dua tahun lagi tahun karena saya harus belajar arti siadatnya saya belajar juga bahasanya budayanya baru mengenal wilayah-wilayah sakraldi Pulau Seram gitu jadi dua dua tahun saya butuh dua tahun itu sambil saya menunggu keputusan dia ini sudah sudah boleh atau tidak saya menuju ke Tanah Pati kalau dia bilang boleh saya pergi tapi kalau dia bilang tidak boleh ya sudah saya berhenti di situ pada tanggal 30 Juni tahun 2008 dia langsung bilang saya nampaknya kamu sudah bisa mempersiapkan diri yang baik kamu bisa sebelum masuk itu ada ada ada ritual khusus khusus ritual khusus itu yang memang saya jalani dengan dengan beliau di Telaga Maut dan setelah ritual itu dia bilang ya silakan pula nanti pamitkan dulu di ke Ambon itu nanti kalau memang di Ambon sudah pamit tanggal 1 Agustus tahun 2008 saya akan tunggu kamu di sini di Banggoi dan keluar dari rumah sini kamu berangkat menuju tanah batik itu tepat tanggal 15 harus sampai di Gunung Batik kalau tidak sampai di Gunung Batik berarti Tidak boleh pergi untuk kedua kali.
Nah itu perjanjiannya itu. Nah sekarang saya tanya kenapa begitu yang ini perjalanan rahasia antara pertarungan hidup dan mati gitu. Kalau kamu sampai tanggal 15 berarti itulah kamu ditunggu.
Tapi kalau kamu tidak sampai berarti jangan pernah bermimpi mencari orang batik kedua kali. Pak ini makin mengerucut pemeriksa semakin penasaran perjalanan Bapak ke Gunung Bati. Bapak diantar oleh yang melakukan ritual tadi atau bagaimana sendiri ke Gunung Bati?
Saya secara fisik beliau tidak mengantarkan saya. Tapi ketika saya berjalan menuju Tanah Bati karena... Pada saat itu kan kondisi perhubungan jalan kan tidak ada gitu. Saya pergi itu daerah sana belum ada jalan itu.
Baru jalan setapak gitu. Jadi saya butuh perjalanan. Karena dia janji saja. Kamu berangkat tanggal berapa pun, tapi tanggal 15 itu harus tepat.
Sehingga harus sampai di Gunung Batik. Kalau tidak sampai di Gunung Batik, berarti sampai di situ lah perjalanan kamu mencari orang Batik. Tidak boleh balik kedua kali. Dan saya pegang itu.
Karena itu janji yang memang saya lakukan dengan beliau. Dan saya melakukan perjalanan itu dia tidak ikut sama-sama saya. Tapi dia melakukan ritual.
Nah ada mahasiswa anak bimbing saya dari Serantimur yang saya ajak. saya ajak ikut waktu itu sekarang dia jadi dosen di sekolah tinggi agama Islam Sarantimur namanya Abu Hansar Andi Saleh saya panggil dia Abu Hansar kamu temani ayah kita pergi ke Sarantimur dia bilang oke ayah Bagaimana perjalanannya kita berjalan saja itu tidak ada jalan-jalan saja kamu ikut enggak dia bilang saya ikut nah dia yang dia yang berjalan yang saya pertama kali dan saya bilang dia sesuai janji dengan Oyang Haya Oyang Suriti maka tanggal 15 kita harus sampai di Gunung Batik Nah kita berjalan dari mulai Banggoi sampai ke Tanah Batik itu itu mulai pada tanggal 13 saya sudah masuk di perbatasan wilayah Orang Batik tanggal 13 itu saya ingat betul 13 berjalan kaki kesana dengan berjalan kaki jalan kaki jalan kaki tanpa kenteran ya Pak kita dengan kenteran dulu habis mula langsung sudah tidak ada jalan lagi kita sudah tinggalkan kerajaan ojek yang kita tumpangi sebelum masuk warung lagi kita sudah tinggalkan itu karena itu sudah masuk itu daerah lumpur hidup semua tidak ada lagi kenteraan yang bisa lewat Nah kita berjalan lewat Semak Belukar dan Maklubar hutan belantara dengan apa dengan jalan yang penuh dengan lumpur hidup hidup ya itu saya dengan anak bimbing saya itu Abu Hansar Andi Salih telah sampai ke sana sampai ditiba di kampung bat itu pertama Bapak yang Bapak singgahi kampung apa Pak saya pertama saya harus pamit karena disitu ada tempat sakral yang memang saya harus minta restu gitu di beberapa lokasi tapi yang Yang paling penting itu adalah di pinggir Sungai Masiwang. Karena di situ ada penjaga batas wilayah Orang Batik. Yang namanya Teteh Madak.
Dulu kan pernah kita datang ke situ, beliau masih hidup. Tapi sekarang beliau sudah meninggal juga. Nah dengan perantaran beliau itu, lalu saya dituntun. Saya waktu itu juga, Sungai Masiwang ini masih banjir bandan betul.
Tapi dengan rakit bambu dia kasih menyeberang saya itu. Dan saya bisa selamat lewat sungai itu. Kemudian saya berjalan.
berjalan secara perlahan-lahan sebelum Bapak menceritakan lebih lanjut terkait dengan perjalanan Bapak sampai Kampung Bati, lalu sambutan masyarakat setempat untuk Bapak sampai ke sana kita jeda komersial berikut dan kita akan kembali sesaat lagi Sempurnanya mengenal Allah adalah mencintai Allah Mengkhianati amanah yang diberikan oleh Allah berupa anak Kita tidak ajarkan dengan ilmu agama Itu sama saja kita membiarkan anak-anak kita akan sengsara selama-lamanya di akhirat nanti Orang tua yang durhaka kepada anaknya Yaitu orang tua yang gak mau mendidik anak-anaknya ke jalan Allah SWT Tihuan Lemon Beda Di operasi gabungan Direkturat Tindak Bidana Narkoba Mabes Polri yang berhasil mengendus keberadaan 15 tersangka, barang bukti yang kita cita 890 kilo, hampir 1 ton. Dua tempat hiburan malam yang menjadi sarang peredaran narkoba. Tersangka atas nama M sudah berdapat kita amankan.
Sajian informasi kriminal tidak hanya berita-berita terhangat namun mendalam dari sebuah kasus kriminal. Ready? Oh!
Oh! Dan wasit, makasih kan wasit. Ustaz, makasih.
Memberikan kekuatan dan......penang, kebersatuan. Adalah bom bunuh diri. Dan yang kedua hanya beda 5 menit.
Belumnya pihak keluarga sudah melakukan berbagai upaya. Kabar Pagi Gelanggang dari berbagai belahan dunia selalu melahirkan cerita suka dan duga. Semua ada di sini. Kabar Arena Pagi Di TV One Hai pemeriksa baik kita lanjut lagi dengan dialog kita bersama Bapak dr.p lu PSI pitar pelu PSI tentang bukunya berjudul esiorum urobatik baik Pak kita lanjut lagi Pak terkait dengan sambutan tadi Pak ya tadi saya tadi menceritakan sampai ke sana lalu bagaimana pasang buta masyarakat di tempat apakah mereka sudah tahu Bapak datang ke tempat mereka ya dari pertanyaan ini mengingatkan saya lagi kepada perjalanan saya waktu itu Jadi ketika saya akan masuk lembah sungai Masiwang itu disitu penjaga batas wilayah orang batik yang namanya Teteh Madak itu dia sudah tahu saya datang.
Dia sudah tahu saya datang. Dia sudah tunggu. Tanpa alat komunikasi Pak ya?
Zaman itu tidak ada HP. Zaman itu tidak ada HP. HP kan baru masuk di wilayah Serantimur, ini baru sekitar 2010, 2009, akhir 2010 itu. berhapus masuk tapi zaman saya datang tahun 2008 tuh HP belum ada di wilayah sana sinyal-sinyalnya belum ada sekali HP cuma berpusat di bulas saja tapi kalau wilayah lepas gula lewat sitik itu apa namanya perusahaan minyak itu sudah tidak ada lagi jadi daerah itu masih apa sama sekali tidak kita ketahui gitu Hai Nah jadi ketika saya sampai di lembah sungai Madaget tetemadak itu sudah tahu dan dia menjemput saya gitu dia bilang saya sudah dikasih tahu tapi saya tidak tanya kata sampai yang kasih tahu tapi saya tak tahu pasti itu adalah abah saudara saya di Gunung Batik yang beritahu beliau nah beliau bilang Mari kita masuk dulu duduk Nah disitu saya merasa senang. Kenapa?
Karena orang batik yang saya cari-cari sekian puluh tahun ternyata ada. dipastikan ada karena TT Madag itu adalah orang batik gitu jadi disitulah saya lega saya bilang ternyata orang batik ini ada tidak mudah juga ya tidak mudah 20 tahun lebih saya mencari itu ternyata orang batik itu ternyata ada dalam kenyataan mereka tidak hilang-hilang kampung mereka juga ada itu saya diterima baik di persilakan masuk ke rumah kita makan siripinang kemudian makan papida juga lalu hai hai Setelah itu baru dia menyeberangkan saya menyeberang Sungai Masiwang untuk melakukan perjalanan terus menuju wilayah Kian Darat. Kenapa Kian Darat? Karena Kian Darat itu adalah pusat pemerintahan dusun-dusun di Tanah Bati gitu. Jadi orang di Gunung Semua itu punya raja itu ada di Kian Darat gitu.
Jadi saya berjalan... Malam itu banyak sekali, istilahnya daerah hutan belantara ya, banyak sekali suara-suara. Memang menakutkan juga, tapi prinsip saya itu cuma satu, saya harus sampai di Tanah Batik. Nah jam 10 malam saya...
tiba di satu dusun yang namanya Waras-Waras. Semua orang sudah tidur, cuma ada satu pintu rumah yang terbuka. Nah maksud saya itu saya mau tanya ini jalan menuju ke Kian Darat ini dari mana lagi?
Soalnya waktu itu jalan belum ada gitu. Nah dari Bapak Ahmad itu beliau bilang, Bapak masuk dulu. Nah saya diminta tinggal di beliau malam itu. Jadi saya disihalkan makanan, kemudian saya makan dan saya tidur.
Saya bilang, Pak pagi jam 3 saya sudah harus berjalan. Karena dari situ kalau sampai ke Gendara itu sampai siang bahkan sore juga baru sampai. Nah setelah saya tidur istirahat sebentar.
Jam 4 saya berangkat dari desa Waras-Waras itu menuju ke Kian Darat. Itu setengah 12 siang, pas saya sampai di rumah sekretaris desa Kian Darat, Bapak Rumadan itu. Ada anak-anak kecil yang panggil beliau, ada orang dari Hambon datang, lalu beliau... Saya lapor ke datangan saya, kemudian dia menyediakan makan, lalu dia juga menyarankan saya untuk bermalam dulu nanti besok baru kita berbicara. kita atur perjalanan ke Tanah Bati gitu Oke tapi ketika saya makan siang itu setengah dua itu langsung orang batik dari gunung sudah turun itu artinya mereka sudah tahu ya udah tahu ada empat orang waktu itu empat orang tua saya tanya siapa kalian kami orang batik dari gunung kami diperintahkan oleh Kepala Adat untuk menjemput Bapak dari Ambon saya langsung bilang sekretaris desa Pak saya batal bermalam di Kiandarat karena Pak Sudara saya dari gunung sudah datang ambil saya dan saya akan berangkat saya berangkat dari dari rumah Bapak Sekretaris Desa setengah 2 siang saya tiba di kampung rombowi itu Pak itu pas setengah tujuh sore tuh jauh waktu itu jalan itu belum ada kita menelusuri gunung dan Jalan Setapak setengah tujuh sore saya pas Injak rumah Bapak Samad rombow nah disitu saya karena dia yang turun ambil saya dari situlah Bapak punya perjalanan 23 23 tahun ya menulis disitu semua disitu ya Apa saya yang bisa kau lakukan di ya di situ saya belajar banyak tentang orang batik disitu kemudian kehidupan mereka ya pergi pukul sagu juga dengan mereka berpikir bikin kebun juga aktivitas kesel ya pergi berburu di hutan-hutan di tanah batik dengan mereka jadi bagaimana saya melihat mereka hidup keseharian itu memang sengaja saya lakukan untuk melihat ternyata orang batik tidak berbeda dengan kita disana gitu tidak berbeda juga dengan suku-suku lain yang ada di pulau Seram disitulah saya saya merasa lega pada tanggal 13 itu saya sampai 14 malam kita bikin rapat adat dan mereka semua setuju tanggal 15 itu saya diantar menuju Gunung Batik ya ada Udun batik itu adalah batik awal yang namanya dusun batik ilusi itu batik ilusi itu adalah batik Garuda gitu orang tidak bisa datang sembarang di tempat itu Pak kalau tidak dapat restu dari sini enggak boleh masuk ke tempat berlaku aktivitas di Kampung Bati dan bersama-sama Dengan masyarakat sendempat melakukan pekerjaan Dan sudah menganggap Kampung itu sebagai Kampung milik Bapak sendiri Tentunya itu memiliki hal yang tersendiri Yang Bapak selama-selama ini Mimpikan untuk sampai ke sana Juga selain itu Ada hal lain Bapak disitu berpuluh-puluh tahun Di Kampung Bati Meninggalkan pekerjaan Meninggalkan juga Isi istri meninggalkan anak bahkan meninggalkan aktivitas di perkotaan kira-kira bagaimana Pak Iya karena saya memilih sekolah gitu Jadi kalau kita dosen sekolah itu kan berarti fokusnya hanya studi tanpa alat komunikasi dan sebagainya kira-kira bagaimana saya sudah terbiasa hidup dengan orang pedalaman karena jauh sebelum saya penelitian orang batik ini saya pernah tinggal di hutan Almaira tuh satu tahun tiga hari dengan orang Tugutil juga Menulis tentang tesis saya dulu di Halmahera Timur Laut itu saya tinggal dengan orang Tugutil satu tahun tiga hari di hutan.
Tugutil juga Pak? Tugutil, itu Tugutil di Halmahera Timur Laut. Dan tesis saya di Gajah Mada dulu itu saya tulis tentang orang Tugutil itu. Jadi saya sudah melatih terbiasa hidup di hutan gitu. Selain itu juga ada penelitian saya di orang Naulu, di orang Huahulu, di Seram, dan juga banyak sekali suku-suku.
Saya punya ikatan antara orang Naulu. Nahulu orang batin dan orang Huaulu sendiri bagaimana kalau sejarah penyebaran alifurusiram dulu orang Nahulu dengan orang batin itu tinggal berselamatan dan saya sudah sampai di tempat mereka itu saya sudah sampai di tempat kediaman mereka jadi waktu proses pembagian wilayah untuk mereka turun orang Huaulu turun ke arah barat menempati wilayah sungai Salawai dan di gunung Salawai nah di gunung Salawai itu di sebelah barat orang Huaulu Di sebelah timurnya orang Naulu Nah dari kepala sungai Noah Itulah orang Naulu turun Nah makanya mereka menyebut diri adalah Noahulu Sedangkan yang sebelah utara ini Ditempati oleh orang Huahulu Nah mereka turun ke sebelah kaki gunung Salawai dan menyebut dirinya itu Hua Hulu jadi semua itu adalah bangsa Alifur terakhir Pak ya untuk kira-kira sampai dari penyelidikan Bapak sampai saat ini kira-kira masyarakat sana dalam pandangan Bapak selaku penulis peneliti di sana kira-kira mereka masih terisolasi untuk pertanyaan ini menurut saya wilayah itu masih masih terabaikan gitu seperti apa Ya misalnya saja kita lihat di daerah perkampungan Orang Bat itu kan rumah-rumah mereka masih rumah-rumah yang sederhana. Anak-anak juga kan bersekolah pada sekolah tiga kelas gitu.
Sekolah kelas 4, 5, 6. Mungkin mereka kegeser. Walaupun memang daerah itu sudah terbuka, tapi akses mereka untuk pendidikan, akses mereka untuk kesehatan itu masih jauh dari harapan. Tapi ya orang Batu punya kearifan berobat juga.
Jadi memang menurut saya kalau tidak punya kearifan itu, orang Batu sudah punah. Karena wilayah itu terisolasi cukup lama. Ada mimpi Bapak atau harapan Bapak untuk hal ini? Ya harapan saya semoga masih.
Masyarakat yang mendiami wilayah Kepulauan Maluku dan juga Hambun, kita harus menerima orang batik itu bagian dari orang Maluku. Bagian dari orang Indonesia. Pada 17 Agustus saja, hari-hari nasional, orang batik itu menjadi bandera, merah putih. Bagaimana kita mau bilang mereka orang hilang-hilang?
Ini kan aneh. Kita harus terima mereka sebagai bagian dari masyarakat Maluku. Intinya mereka itu sama seperti kita.
Sama seperti kita. Mereka dengan kita sama. Aktivitas yang sama ya Pak ya?
Iya. Oke Pak, terima kasih Pak. Baik, terima kasih.
Sudah menjelaskan kepada masyarakat di luar sana seperti apa itu orang batin dan seperti apa itu batin 1T, batin 2T. Dan mereka juga melakukan aktivitas sama seperti kita. Baik, Pak Mursa, saya sudah berbincang bersama Bapak Dr. Fit Pelopesi dan sudah hampir satu jam saya berbincang mengulas tentang apa itu orang batin. Dan seperti apa orang batin. rombati itu hidup rupanya rombat itu seperti yang saat ini masih bersama kami saat ini baik pemirsa kita akan akhiri dialog kali ini bersama dengan bapak Peter pelu Pesi penulis buku esor rombati ya Pak Terima kasih Pak kesempatan kita akan ketemu lagi berkait dengan masih ada mitos yang menarik di di Maluku Pak Terima kasih baik-baik saja saya akhiri dulu kita akan kembali lagi